Qurratul A'Yun Nailufarh: Fe-Umsurabaya
Qurratul A'Yun Nailufarh: Fe-Umsurabaya
Qurratul A'Yun Nailufarh: Fe-Umsurabaya
ABSTRACS
Capital Asset Pricing Model (CAPM) and Markowitz Efficient Portfolio (MEP) is a
model developed to describe a state of balance between risk and return
relationship each asset in portfolio investment when capital markets are in a state
of balance, which is illustrated by a graph or curve method Security Market Line
(SML), and the Efficient Frontier by using the Beta () and standard deviation () as
a measure of risk in both models. By using two models of this analysis, the
investor can estimate the expected return on securities in the JII and LQ45, stock
portfolios can be identified by both, has a value of more investment, as a concept
could also be a good investment election by the shariah and the investor can
eliminate doubts in investing , because when buying and selling activity of these
shares misused and become a tool for the pursuit of speculative profits at the
expense of others, it is haraam because it turned into a gambling stock (maysir)
and contain gharar. This can be used as consideration in the analysis of images
of the two models in this research, both in the analytical model Capital Asset
Pricing Model (CAPM) and Markowitz Efficient Portfolio (MEP).
Balance Economics, Bussiness, Management and Accounting Journal Th. V No. 8 Jan 2008.
Published by Faculty of Economic Muhammadiyah Surabaya ISSN 1693-9352
Keyword: CAPM, MEP, SML, Efficient Frontier, Analisis Gharar, Return, Risk
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kegiatan investasi (Investment) berbeda dengan kegiatan menabung
(saving), pada kegiatan menabung, fungsi proteksi atau perlindungan untuk
memperoleh rasa aman dengan mencadangkan sejumlah dana untuk berjaga-
jaga. Pada kegiatan investasi, investor akan dihadapkan pada dua hal yaitu
tingkat pengembalian (return) dan juga risiko yang mungkin timbul akibat adanya
ketidakpastian (uncertainty).
Konsep mengenai portofolio dimulai tahun 1956 oleh Harry Markowitz dengan
mempelajari expected return, variansi setiap saham, dan kovariansi antar saham
secara objektif untuk kemudian menentukan portofolio optimalnya. Pendekatan
model Markowitz dimaksudkan untuk mengukur tingkat risiko investasi dengan
Penelitian ini memfokuskan pada return dan risk yang dibentuk dari
saham-saham LQ-45 maupun dari JII dengan menggunakan pendekatan Capital
Asset Pricing Model (CAPM) dan model Markowitz Efficient Portofolio (MEP)
serta memasukkan unsur-unsur shariah dan prinsip-prinsip Islam di dalamnya,
yaitu memberikan gambaran yang jelas mengenai keraguan dalam berinvestasi
secara islam di pasar modal dari hasil penelitian nantinya.
Rumusan masalah
Permasalahan yang dapat dirumuskan berdasarkan latar belakang masalah di
atas secara rinci dapat di uraikan sebagai berikut:
1. Apakah return dari portofolio yang dibentuk dari saham-saham LQ-45 yang
diterapkan dalam CAPM dan MEP, memiliki hasil yang lebih tinggi daripada
return portofolio dari saham-saham yang dibentuk dari saham-saham di JII?
2. Apakah tingkat risiko yang akan dihadapi oleh para investor lebih tinggi jika
berinvestasi di saham LQ-45 daripada berinvestasi di saham JII yang sesuai
prinsip shariah?
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui return dari portofolio yang dibentuk dari saham-saham LQ-
45 yang diterapkan dalam CAPM dan MEP, memiliki hasil yang lebih tinggi
daripada return portofolio dari saham-saham yang dibentuk dari saham-
saham di JII.
Balance Economics, Bussiness, Management and Accounting Journal Th. V No. 8 Jan 2008.
Published by Faculty of Economic Muhammadiyah Surabaya ISSN 1693-9352
2. Untuk mengetahui tingkat risiko yang akan dihadapi oleh para investor jika
berinvestasi di saham LQ-45 daripada berinvestasi di saham JII yang sesuai
prinsip shariah.
Metode penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian
berdasarkan tingkat eksplanasi yaitu jenis penelitian komparatif (Sugiyono, 2002;
13) yang meliputi:
a. Data kualitatif, yaitu data yang berupa gambaran umum perusahaan, serta
analisis fundamental perusahaan, yang datanya diperoleh dari PT. Bursa
Efek Indonesia, dan data pustaka dengan pendekatan secara shariah.
b. Data kuantitatif, yaitu meliputi Indeks LQ-45 dan Jakarta Islamic Indeks (JII),
dengan saham perusahaan yang dipilih dari sampel penelitian selama
periode 5 tahun, dari tahun 2004 sampai tahun 2008, yang datanya juga
diperoleh dari PT. Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Tekhnik analisis data
Penelitian ini dilakukan pada indeks saham LQ-45 dan JII sebagai populasi,
dengan mengambil sampel 10 saham yang ada pada kedua indeks tersebut.
Data yang digunakan merupakan data sekunder. Data bersumber dari IDX
Monthly Statistic tahun 2003-2008. Data yang dibutuhkan berupa, harga
saham saat IPO atau harga saham perdana, data harga saham tiap periode
pada masing-masing perusahaan, nilai deviden, dan summary market trading
dari JII dan LQ-45 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.
Teknik perhitungan data dalam penelitian ini menggunakan MS Excell,
dengan menggunakan data dan rumus-rumus untuk memudahkan
perhitungan return portfolio, dengan perhitungan risk and return dalam
analisis CAPM menggunakan analisis beta dan Markowitz Efficient Portfolio
(MEP) mengunakan standart deviasi melalui urutan langkah perhitungan
return sebagai berikut:
∑ Rij
i =1
b. E (Ri) = ………………………….(2)
N
Di mana:
E (Ri) = Tingkat expected rate of return dari investasi I
Balance Economics, Bussiness, Management and Accounting Journal Th. V No. 8 Jan 2008.
Published by Faculty of Economic Muhammadiyah Surabaya ISSN 1693-9352
N
∑ Rij
i =1
= Total tingkat keuntungan yang diharapkan
N
∑ Rij
c. E (Ri) = i=1 − Z …………………(2.1)
N
Di mana:
E (Ri) = Tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi I, untuk
nilai zakat
N
∑ Rij
i =1
= Total tingkat keuntungan yang diharapkan
Di mana:
N = Jumlah N Tahun
∑ X = Total Indeks Harga Saham Individual Pada Indeks Saham
∑Y = Total Nilai Perdagangan pada bursa saham
β menunjukkan kepekaan perubahan kelebihan keuntungan suatu saham di
atas tingkat risk free asset atau asset keuntungan bebas risiko seperti obligasi
[( ) ]
dan surat utang negara E Ri − R f karena perubahan kelebihan tingkat
keuntungan portofolio pasar di atas tingkat keuntungan bebas risiko
[E (R ) − R ].
m f
Balance Economics, Bussiness, Management and Accounting Journal Th. V No. 8 Jan 2008.
Published by Faculty of Economic Muhammadiyah Surabaya ISSN 1693-9352
risiko (yaitu [R m ]
− R f β j ). Semakin besar risiko saham tersebut yaitu betanya,
maka semakin tinggi premi risiko yang diharapkan dari saham tersebut.
N
h. E (Rp) = ∑ Xi . E(Ri) ……………………(7)
i =1
Di mana:
E (Rp) = Tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio
Xi = Proporsi dana yang diinvestasikan pada saham i, (1= 1, …n)
E (Ri) = Tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i
I. KAJIAN TEORI
Investasi merupakan salah satu ajaran dari konsep Islam yang memenuhi
proses tadrij dan trichotomy pengetahuan. Hal tersebut juga dapat dibuktikan
bahwa konsep investasi selain sebagai pengetahuan juga bernuansa spiritual
karena menggunakan norma shariah, sekaligus merupakan sebuah hakikat dari
suatu ilmu dan amal. Hal tersebut dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-Hasr ayat
18 sebagai berikut:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan”. (QS; al-Hasr, 18).
ditafsirkan dengan: ”Hitung dan intropeksilah diri kalian sebelum
diinstropeksi, dan lihatlah apa yang telah kalian simpan (invest) untuk diri kalian
dari amal shaleh (after here investment) sebagai bekal kalian menuju hari
perhitungan amal pada hari kiamat untuk keselamatan diri di depan Allah S.W.T”.
Demikian Allah S.W.T memerintahkan kepada seluruh hamba-Nya yang beriman
untuk melakukan investasi akhirat dengan melakukan amal shaleh sejak dini
sebagai bekal untuk menghadapi hari perhitungan (Mochammad Nadjib, 2008:
20).
Investasi merupakan bentuk aktif dari ekonomi shariah. Sebab setiap
harta yang diinvestasikan ada zakatnya, jika harta tersebut didiamkan maka
lambat laun akan termakan oleh zakatnya. Salah satu hikmah dari zakat ini
Balance Economics, Bussiness, Management and Accounting Journal Th. V No. 8 Jan 2008.
Published by Faculty of Economic Muhammadiyah Surabaya ISSN 1693-9352
adalah mendorong untuk setiap muslim untuk menginvestasikan hartanya. Harta
yang diinvestasikan tidak akan termakan oleh zakat, kecuali keuntungannya saja.
Risiko Investasi
Pada prinsipnya semua keputusan yang diambil oleh manajer keuangan
baik yang menyangkut keputusan investasi, keputusan pembelanjaan, dan
kebijakan dividen, memiliki tujuan yang sama. Semua itu mensyaratkan pada
suatu estimasi hasil yang diharapkan maupun risiko yang tidak diharapkan.
Menurut Achsien (Iggie H Achsien, 2003: 5), gharar berdasarkan fiqih sudah
sangat jelas legalitas pelarangannya dalam Islam, akan tetapi ruang lingkup
pelarangannya belum dapat di definisikan secara pasti. Gharar dalam sistem
ekonomi tidak dapat diartikan sebagai ketidakpastian (uncertainty), karena pada
hakikatnya ketidakpastian merupakan suatu risiko usaha, setiap aktivitas
ekonomi hakikatnya senantiasa mengandung risiko, sebagaimana prinsip dasar
bisnis yaitu high risk high return.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui juga sejauhmana tingkat risiko
akan adanya ketidakjelasan atau gharar dalam pasar modal yang dimaksudkan
dalam bertransaksi sehingga sebagian ulama berpendapat bahwa bertransaksi
pada objek yang tidak jelas maka haram hukumnya.
Model Perhitungan
Capital Assets Pricing Model (CAPM)
Capital Assets Pricing Model (CAPM) adalah suatu model yang
dikembangkan untuk menjelaskan suatu keadaan keseimbangan hubungan
antara risiko setiap asset apabila pasar modal berada dalam seimbang.
Perhatian mengenai model keseimbangan ini secara menerus dikembangkan.
Beberapa diantaranya adalah William Sharpe (1964) dan Jack Treynor (1961)
yang mengembangkan formulasi mean-variance. Formulasi ini kemudian
dikembangkan lebih lanjut dan diklarifikasi oleh John Lintner (1965), Jan Mossin
(1966), Fama (1968) dan Long (1972). Sebagai tambahan, Treynor (1965),
Sharpe (1966), dan Jensen (1968-1969) telah mengembangkan evaluasi portfolio
yang mendasarkan pada Assets Pricing Model ini (Agus Sartono, 1997: 190).
Balance Economics, Bussiness, Management and Accounting Journal Th. V No. 8 Jan 2008.
Published by Faculty of Economic Muhammadiyah Surabaya ISSN 1693-9352
Capital Aset Pricing Model (CAPM) merupakan Model yang
menggambarkan hubungan risiko dan pengembalian yang diharapkan, dalam
model ini pengembalian surat berharga yang diharapkan adalah tingkat bebas
risiko di tambah premium yang di dasarkan pada risiko sistimatis surat berharga.
Dalam keadaan ekuilibrium, required rate of return investor untuk suatu saham
akan dipengaruhi oleh risiko saham tersebut. Dalam hal ini risiko yang
diperhitungkan hanyalah risiko sistimatis atau risiko pasar. Sedangkan risiko
yang tidak sistimatis dianggap tidak relevan karena risiko ini dapat dihilangkan
melalui diversifikasi.
Balance Economics, Bussiness, Management and Accounting Journal Th. V No. 8 Jan 2008.
Published by Faculty of Economic Muhammadiyah Surabaya ISSN 1693-9352
E (Ri)
M
Asset dengan risiko
lebih besar dari pasar
E(Rm)
Asset dengan risiko
lebihkecil dari pasar
βM=1 β
Dengan demikian, maka tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu saham
(= Ri) sama dengan tingkat bunga bebas risiko (= Rf) plus premi risiko
[{( ) } ]
= E RM − R f β . Semakin besar risiko (yang ditunjukkan oleh beta),
semakin tinggi tingkat keuntungan yang diinginkan. Oleh karena itu, semakin
besar koefisien beta (β), maka akan semakin peka excess return suatu saham
terhadap perubahan excess return portofolio pasar, sehingga saham tersebut
akan semakin berisiko. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat
pengembalian portofolio ataupun investasi ditentukan oleh risiko sistimatis atau
risiko pasar yang diukur dengan beta (β) dan tingkat pengembalian pasar yang
ditunjukkan dalam Security Market Line.
Berdasarkan hubungan tingkat return dengan beta yang sudah dijelaskan
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa return yang diharapkan dari sekuritas i
terdiri dari dua komponen utama penyusun tingkat return yang disyaratkan
investor (required rate of return), yaitu: tingkat return bebas risiko dan premi
risiko.
Tingkat return yang disyaratkan adalah jumlah minimum return yang disyaratkan
investor untuk berinvestasi pada suatu sekuritas tertentu. Secara sistematis,
hubungan tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
E(Ri) = Rf+βi [E(Rm)-Rf]
Balance Economics, Bussiness, Management and Accounting Journal Th. V No. 8 Jan 2008.
Published by Faculty of Economic Muhammadiyah Surabaya ISSN 1693-9352
Pendekatan model Markowitz menekankan aspek diversifikasi untuk
mengoptimalkan keuntungan investasi dengan cara yang disebut pembentukan
portofolio yang efisien, yang memenuhi kriteria, (1) Portofolio yang menawarkan
tingkat keuntungan yang lebih besar dengan tingkat keuntungan yang sama, (2)
Portofolio yang menawarkan risiko lebih kecil dengan tingkat keuntungan sama.
Data yang akan dihitung dalam Markowitz Efficient Portfolio (MEP) adalah nilai
standart deviasinya sebagai cerminan risiko menurut penjabaran teori portofolio
Markowitz, hasil yang ingin dicapai pada pembahasan pendekatan model
Markowitz adalah menciptakan metode grafik yang diperlukan untuk
mengidintifikasi saham-saham yang memiliki nilai secara absolut dan secara
relatif lebih kecil (saham-saham berisiko rendah), yang mana secara karakteristik
memungkinkan model CAPM untuk mendukung proses secara selektif dan
menghasilkan model peramalan kuantitatif yang diharapkan.
Balance Economics, Bussiness, Management and Accounting Journal Th. V No. 8 Jan 2008.
Published by Faculty of Economic Muhammadiyah Surabaya ISSN 1693-9352
Pendekatan Markowitz dalam memilih portofolio harus mengevaluasi
portofolio berdasarkan return yang diharapkan dan risiko yang diukur dari standar
deviasi. Markowitz menurunkan konsep yang disebut efficient portfolio, yang
didefinisikan sebagai portofolio yang mempunyai risiko terkecil untuk expected
return yang sama, atau expected return terbesar untuk tingkat risiko yang sama.
Gambar 2-6 menggambarkan sejumlah kemungkinan portofolio yang ada untuk
sejumlah saham. Kemungkinan kombinasi tersebut sangat banyak mengingat
jumlah alokasi untuk tiap saham bisa sangat bervariasi. Semua kombinasi tidak
perlu dicoba karena yang perlu diperhatikan hanyalah portoflio yang berada
dalam “efficient set”.
Dengan demikian hubungan antara risiko yang diukur dengan beta dan
standart deviasi pada model markowitz dapat ditunjukkan oleh Capital Market
Line (CML), yang juga terhubung dengan garis SML (security market line), di
mana keduanya merupakan pengukur tingkat return, dengan tingkat keuntungan
yang diharapkan pada pengukuran beta dan deviasi standart masing-masing
saham. Sebagaimana yang dapat disajikan pada gambar berikut:
Expected Return
. . .
.
. . Individual Asset
. .
Gambar di atas menunujukkan bahwa setiap individu atau investor yang memilih
saham yang berada dalam titik efficient portfolio merupakan kombinasi portofolio
yang memberikan tingkat keuntungan optimal, yang terletak berada di bawah
garis indifference curve.
ALUR ANALISIS
Alur analisis data diperlukan untuk memudahkan tahapan dan langkah
perhitungan pada bab pembahasan, yang tersaji
Balance Economics, Bussiness, Management and Accounting Journal Th. V No. 8 Jan 2008.
Published by Faculty of Economic Muhammadiyah Surabaya ISSN 1693-9352
Identifikasi Portofolio
JII LQ45
Return Risk
JII LQ45
Dibandingkan
Pendekatan syar’i
Balance Economics, Bussiness, Management and Accounting Journal Th. V No. 8 Jan 2008.
Published by Faculty Gambar 3.1:
of Economic Alur Analisis
Muhammadiyah Data ISSN 1693-9352
Surabaya
J. PEMBAHASAN
Sebagai contoh, harga saham pada PT. Astra Agro Lestari (AALI) tahun 2003
adalah sebesar 1725. Sedangkan tahun 2004 adalah sebesar 3100 dan
besarnya deviden yang di bayarkan pada tahun 2004 adalah sebesar 150 (tersaji
dalam Lampiran 1), maka return saham PT. Astra Agro Lestari (AALI) pada tahun
2004 dapat dihitung sebagai berikut:
D1 + P1 − P0
Tingkat Pengembalian, Rt = x 100%
P0
Rt2004 = (150+3100-1725)/1725
= 0.884058
Dengan cara perhitungan yang sama, maka hasil return untuk saham-saham
yang lain, tampak pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.1
Return Atas Saham (Rt) Pada Indeks saham pilihan di JII
Rt=(D1+P1-P0)/P0
Kode Efek
No Pada indeks 2004 2005 2006 2007 2008
saham di JII
1 AALI 0.884 0.685 1.618 -0.744 2.848
2 LSIP 0.357 1.123 1.237 0.598 -0.723
3 BUMI 0.600 -0.050 0.244 5.671 -0.847
4 ANTM 0.300 1.159 1.329 -0.441 -0.708
5 TINS -0.123 -0.074 2.534 5.887 -0.931
6 LPKR 8.286 0.083 -0.389 -0.355 0.428
7 KIJA 1.091 -0.209 0.722 0.542 -0.709
8 INTP 0.447 0.171 0.628 0.433 -0.434
9 TLKM -0.284 0.223 0.712 0.036 -0.320
10 GJTL 0.182 -0.131 0.036 -0.147 -0.582
Balance Economics, Bussiness, Management and Accounting Journal Th. V No. 8 Jan 2008.
Published by Faculty of Economic Muhammadiyah Surabaya ISSN 1693-9352
Tabel 4.2
Return Atas Saham (Rt) Pada Indeks saham pilihan di LQ-45
Rt=(D1+P1-P0)/P0
Kode Efek
Pada indeks
No 2004 2005 2006 2007 2008
saham di LQ
45
1 UNSP -0.461 0.368 1.373 1.363 -0.878
2 BLTA -0.285 0.514 0.712 0.552 -0.764
3 PTBA 0.841 0.247 1.017 2.434 -0.411
4 INCO -0.568 -0.018 -0.419 30.116 -0.978
5 MEDC 0.608 0.680 0.053 0.473 -0.637
6 CTRS 1.143 -0.695 0.810 0.171 -0.821
7 SMRA 0.122 0.200 0.577 0.009 -0.765
8 MDLN 4.455 -0.411 0.485 1.000 -0.898
9 ISAT -0.606 -0.035 0.240 0.293 -0.310
10 ASII 0.994 0.108 0.568 0.775 -0.578
∑ Rij
i =1
E (Ri) = ………………………….(2)
N
Sebagai contoh, dari tabel 4.1 telah diketahui bahwa tingkat pengembalian (Rt)
atas saham PT. Astra Agro Lestari (AALI) pada tahun 2004 adalah sebesar 0,
untuk tahun 2005 sebesar 0.4286, tahun 2006 sebesar 5.0869, tahun 2007
sebesar 1.1428, dan Rt saham AALI untuk tahun 2008 adalah sebesar -0.8983.
Maka langkah untuk menghitung tingkat pengembalian yang diharapkan (ERi)
untuk saham tersebut adalah sebagai berikut:
N
∑ Rij
i =1
E (Ri) =
N
Balance Economics, Bussiness, Management and Accounting Journal Th. V No. 8 Jan 2008.
Published by Faculty of Economic Muhammadiyah Surabaya ISSN 1693-9352
E (Ri) = (0.884058+0.685484+1.618367+(-0.74444)+ 2.848214)
= 1.06
5
Dengan menggunakan cara perhitungan yang sama untuk saham-saham yang
lain, maka tingkat pengembalian yang diharapkan untuk saham-saham yang lain
yang terdaftar di JII dan LQ-45 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan E (Ri)
Pada Indeks saham pilihan di JII
Nama Emiten Pada saham di Kode
E(Ri)=Rij/N
No JII Efek
1 Astra Agro Lestari AALI 1.06
2 PP London Sumatera LSIP 0.52
3 Bumi Resources BUMI 1.12
4 Aneka Tambang ANTM 0.33
5 Timah TINS 1.46
6 Lippo Karawaci LPKR 1.61
7 Kawasan Industri Jababeka KIJA 0.29
8 Indocement Tunggal Perkasa INTP 0.25
9 Telekomunikasi Indonesia TLKM 0.07
10 Gajah Tunggal GJTL -0.12
Tabel 4.4
Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan E (Ri)
Pada Indeks saham pilihan di LQ-45
N
E (Ri) = ∑
Rij
i =1 − Z …………………(2.1)
N
Di mana:
N
Tabel 4.5
Tingkat Pengembalian Saham(E(Ri)) Dalam Indeks Saham JII
E(Ri)=
No Nama Emiten Pada saham di JII Kode Efek E(Ri)=(Rij/N)-Z
(Rij/N)
1 Astra Agro Lestari AALI 1.06 103%
2 PP London Sumatera LSIP 0.52 49%
3 Bumi Resources BUMI 1.12 110%
4 Aneka Tambang ANTM 0.33 30%
5 Timah TINS 1.46 143%
6 Lippo Karawaci LPKR 1.61 159%
7 Kawasan Industri Jababeka KIJA 0.29 26%
8 Indocement Tunggal Perkasa INTP 0.25 22%
9 Telekomunikasi Indonesia TLKM 0.07 5%
Balance Economics, Bussiness, Management and Accounting Journal Th. V No. 8 Jan 2008.
Published by Faculty of Economic Muhammadiyah Surabaya ISSN 1693-9352
10 Gajah Tunggal GJTL -0.12 -15%
Tabel 4.6
Tingkat Pengembalian Saham (E(Ri)) Dalam Indeks Saham LQ-45
3. Tingkat Risiko Saham [Beta (β β)] dan Besarnya Indeks Harga Saham
Individual (IHSI).
Untuk menentukan besarnya risiko, maka perlu dilakukan beberapa langkah
untuk menentukan berapa besarnya beta yang merupakan pengukur risiko suatu
saham, yakni menghitung indeks harga saham individual dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Balance Economics, Bussiness, Management and Accounting Journal Th. V No. 8 Jan 2008.
Published by Faculty of Economic Muhammadiyah Surabaya ISSN 1693-9352
Bila harga saham perdana PT. Astra Agro Lestari tbk (AALI) diketahui sebesar
1550, dan harga saham PT. AALI pada tahun 2004 adalah sebesar 3100, maka
indeks harga saham individual pada tahun 2004 dapat dihitung sebagai berikut:
3100
IHS Individual PT. AALI tahun 2004 = x100 % =2
1550
Dengan perhitungan menggunakan Microsoft excel, maka untuk hasil
perhitungan Indeks harga saham individual pada saham yang lain, dapat
diketahui dalam tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7
Perhitungan Indeks Harga Saham Individual (IHSI) Pada Saham di JII
Tabel 4.8
Perhitungan Indeks Harga Saham Individual (IHSI) Pada Saham di LQ-45
N (∑ XY ) − (∑ X )(∑ Y )
β= ………………………….(4)
( )
N ∑ X 2 − (∑ X )
2
Di mana:
N = Jumlah N Tahun
∑ X = Total Indeks Harga Saham Individual Pada Indeks Saham
∑Y = Total Nilai Perdagangan pada bursa saham
∑ Y atau Total Nilai Perdagangan pada bursa saham didapat dari summary
trading tiap indeks saham pada bursa yang datanya bisa dilihat pada lampiran
10.
Dengan rumus pada persamaan 4 di atas, maka perhitungan besarnya beta dari
masing-masing saham tampak pada lampiran I, yang di rangkum pada tabel 4.9
berikut :
Tabel 4.9
Beta Yang Merupakan Pengukur Risiko Saham
Dari hasil running data, dapat dilihat bahwa cukup banyak saham
memiliki beta positif dan signifikan secara statistik. Hal lain yang menarik dari
Balance Economics, Bussiness, Management and Accounting Journal Th. V No. 8 Jan 2008.
Published by Faculty of Economic Muhammadiyah Surabaya ISSN 1693-9352
hasil hasil beta ini adalah munculnya 2 saham yang memiliki angka beta negatif
dan beberapa diantaranya cukup signifikan secara statistic, dan hasil perhitungan
juga menunjukkan adanya beta negative yang dimiliki oleh saham PT. Astra Agro
Lestari (AALI) sebesar -0,0007, dan saham PT. Tambang Batu Barat Bukit Asam
(PTBA) sebesar -0.00412. Beta negatif ini tentunya bertentangan dengan asumsi
dari Standard CAPM bahwa seharusnya angka beta bernilai positif. Secara
umum saham-saham yang memiliki beta negatif tersebut adalah saham-saham
yang pergerakan harga saham bulanannya cenderung “melawan” pergerakan
indeks pada indeks LQ 45 dan JII, walaupun saham-saham yang lainnya juga
mengalami penurunan, akan tetapi tidak begitu berpengaruh pada perolehan
return.
Saham PT. Astra Agro Lestari (AALI) merupakan perusahaan yang
bergerak disektor perkebunan memiliki prospek kenaikan harga saham yang
cukup bagus, pada tahun 2004 hingga tahun 2006 mencapai Rp.12600 per
lembar saham, akan tetapi pada tahun 2007, harga saham mengalami tekanan
yang cukup jauh sebesar 80% yakni sebesar Rp.2800 sehingga untuk
perhitungan nilai risiko yang digambarkan oleh beta menjadi negatif. Saham PT.
Tambang Batu Bara (PTBA) juga mengalami penurunan harga saham yang
cukup signifikan sehingga mempengaruhi nilai beta dan bernilai negatif, harga
saham untuk PTBA pada tahun 2007 sebesar Rp.2650 perlembar saham akan
tetapi pada tahun 2008 menjadi Rp.580 perlembar sahamnya sebingga pada
kedua saham tersebut tidak dapat dijadikan alternatif pilihan investasi bagi para
investor dalam jangka panjang. Karena nilai beta atau risiko saham juga
memberikan pengaruh pada tingkat return saham.
Balance Economics, Bussiness, Management and Accounting Journal Th. V No. 8 Jan 2008.
Published by Faculty of Economic Muhammadiyah Surabaya ISSN 1693-9352
Di mana:
E (Rm ) = Tingkat pengembalian harga saham
JII t = Nilai trading dalam JII pada tahun t
JII t −1 = Nilai trading dalam JII pada tahun t-1
LQ 45 (t ) − LQ 45 (t −1)
E (Rm) = ……………(6.1)
LQ 45 (t −1)
Tabel 4.10
Summary Trading JII dan Hasil Return Market pada JII
Tabel 4.11
Summary Trading LQ-45 dan Hasil Return Market pada Indeks LQ-45
Setelah besarnya Return market (lampiran 10) dan besarnya beta masing-
masing saham telah diketahui, kita bisa menentukan tingkat return yang
diharapkan berdasarkan perhitungan dalam Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Balance Economics, Bussiness, Management and Accounting Journal Th. V No. 8 Jan 2008.
Published by Faculty of Economic Muhammadiyah Surabaya ISSN 1693-9352
menggunakan persamaan rumus 5, dan bisa kita hitung melalui Microsoft excel
untuk memudahkan perhitungan, dengan hasil dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.12
Tingkat Return Dalam Indeks Saham JII Yang di Syaratkan dalam CAPM
Tahun AALI LSIP BUMI ANTM TINS LPKR KIJA INTP TLKM GJTL
2004 7.71% 7.67% 7.69% 7.55% 7.59% 7.70% 7.70% 7.69% 7.67% 7.70%
2005 7.46% 8.25% 7.86% 10.09% 9.52% 7.76% 7.71% 7.79% 8.27% 7.74%
2006 7.67% 7.78% 7.72% 8.04% 7.96% 0.01% 7.70% 7.71% 7.78% 7.71%
2007 7.73% 7.62% 7.68% 7.35% 7.43% 7.69% 7.70% 7.69% 7.62% 7.69%
2008 7.88% 7.28% 7.58% 5.85% 6.29% 7.66% 7.69% 7.63% 7.26% 7.67%
Tabel 4.13
Tingkat Return Dalam Indeks Saham LQ-45 Yang di Syaratkan dalam CAPM
Tahun UNSP BLTA PTBA INCO MEDC CTRS SMRA MDLN ISAT ASII
2004 7.70% 7.70% 7.70% 7.70% 7.70% 7.70% 7.70% 7.70% 7.70% 7.70%
2005 7.73% 7.75% 6.54% 8.44% 7.86% 7.73% 7.74% 7.72% 7.75% 7.85%
2006 7.71% 7.71% 7.51% 7.82% 7.73% 7.70% 7.71% 7.70% 7.71% 7.72%
2007 7.69% 7.69% 7.93% 7.56% 7.67% 7.69% 7.69% 7.70% 7.69% 7.67%
2008 7.67% 7.65% 8.80% 7.00% 7.54% 7.67% 7.66% 7.69% 7.65% 7.56%
Dari tabel 4.12 dan tabel 4.13 kita bisa melihat bahwa tingkat return masing-
masing saham tidak jauh berbeda. Bila tingkat pengembalian saham
digambarkan secara grafik dalam Security Market Line (SML), antara E(Ri)
(persamaan rumus 2) dan Beta (persamaan rumus 4) sebagai pengukur risiko
dalam CAPM, dengan perincian gambar security market line terbagi pada 2
grafik, akan tampak pada gambar 1 dan gambar 2, sehingga dapat dibedakan
tingkat return dalam Security Market Line(SML)pada indeks saham LQ-45 dan
JII.
Berdasarkan hasil analisis perhitungan return dalam indeks JII dari tabel 4.3 dan
hasil nilai beta dalam tabel 4.9, maka tingkat return dalam indeks saham JII akan
tergambar dalam kurva Security Market Line 1 sebagai berikut
Balance Economics, Bussiness, Management and Accounting Journal Th. V No. 8 Jan 2008.
Published by Faculty of Economic Muhammadiyah Surabaya ISSN 1693-9352
E(
: 1.6 . . LPK SM
1.4 . . TI
1.1. . BU
. 1.0.
0.5. . LSI
0.3. .
0.2.
0.2. .
. R
0.0 .. .
- . 0.000 . 0.000
0.000 . .
0.000 .
0.000 0.001 .
. 0.001 .
0.00 .
0.00 β
- . .
Gambar 4.2:
Balance Economics, Bussiness, Management and Accounting Journal Th. V No. 8 Jan 2008.
Published by Faculty of Economic Muhammadiyah Surabaya ISSN 1693-9352
E(Ri) SML
INCO
5.63 . .
MDLN
0.93 . .
0.83
ASII
0.37 . .
UNSP
0.35 . .
0.24 . .
β
0.15 . .
0.12 . .
Rf
0.07.
0.03 .
. . . . . . . .
0.0000 0.0001 0.0001 0.0001 0.0026 0.0005 0.0005
0.0001 0.0001
Gambar 4.3:
Security Market Line pada Indeks Saham di LQ45
Dalam kurva SML 2 pada gambar 4.3, menggambarkan return dalam portofolio
saham yang tergabung dalam indeks saham LQ-45 memberikan alternatif
investasi pada 3 sampai 4 saham yang memiliki tingkat return dan beta yang
seimbang, dan memberikan pemilihan pada investor yang risk averse, dan
berada pada titik di atas garis SML dan di atas tingkat Rf, diantaranya adalah
saham:
1). PT. International Nickel Ind, Tbk (INCO) dengan tingkat return sebesar 5.63
memberikan tingkat return tertinggi pada nilai retrun saham lainnya, dengan
nilai beta sebesar 0.025 memberikan pengharapan tersendiri bagi investor
Balance Economics, Bussiness, Management and Accounting Journal Th. V No. 8 Jan 2008.
Published by Faculty of Economic Muhammadiyah Surabaya ISSN 1693-9352
untuk menilai saham perusahaan in sebagai pemilihan investasi yang optimal,
yang menunjukkan tingkat risk return yang seimbang
2). PT. Bakrie Sumatera Plantation (UNSP) dengan return sebesar 0.35 dan beta
0.00012, volume penjualan serta kenaikan harga jual CPO (21%) dan karet
(40%), selain itu dengan gambaran bahwa UNSP memiliki tingkat obligasi
yang besar dapat dijadikan pemilihan tersendiri bagi para investor, UNSP
memang mempunyai obligasi cukup besar, obligasi senilai US$110 juta
dengan tingkat bunga 10.75% yang baru akan jatuh tempo pada tahun 2011,
UNSP memberikat tingkat ekspektasi return tersendiri karena dalam kurva
SML tersebut UNSP memberikan tingkat return yang tinggi namun beta
rendah, hal ini cenderung pada risk seeker yaitu apabila investor lebih
menginginkan tingkat return saham pada posisi tinggi namun beta rendah
yang juga dihadapkan pada posisi tidak seimbang.
3). PT. Astra International Tbk, (ASII), dengan nilai return sebesar 0.37 dan beta
sebesar 0.52, invetor juga perlu mengetahui bahwa dengan return yang
seimbang seperti yang tergambar pada kurva SML, PT. Astra International
mengalami penurunan net profit margin pada tahun 2009 sebesar 10.92%
dari pada tahun 2008 yakni sebesar 11.64%, namun sebagai investor
tentunya memiliki tingkat excpected return yang sama dalam hal pemilihan
saham di bursa.
4). PT.MDLN dengan nilai return yang tinggi sebesar 0.95 dan beta yang rendah
sebesar 0.00005 memiliki tingkat ekspektasi return yang rendah Karena
dalam kurva security market line (SML), MDLN menggambarkan tingkat return
yang tinggi sekali namun memiliki beta yang sangat rendah. Investor tentu
sangat menyukai tingkat return yang tinggi akan tetapi mereka tentunya juga
mempertanyakan apabila tingkat risiko tersebut sangatlah kecil, sangat
berbeda sekali dengan teori portofolio optimal bahwa tingkat kelayakan
saham akan berada pada tingkat high risk dan high return yang tepat
sehingga memberikan tingkat kepuasan bagi investor untuk menanamkan
modalnya di pasar modal.
Sesuai dengan konsep CAPM, jika kita melakukan suatu pengujian empiris
terhadap CAPM, terdapat asumsi yang digunakan, beberapa diantaranya yakni:
a) Pemodal mempunyai pengharapan yang homogen, Semakin tinggi resiko,
maka semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang diharapkan yang bisa
diperoleh.
b) Dari gambaran Kurva Security Market Line (SML) 1 dan 2 di atas, tergambar
secara jelas tingkat risk return masing-masing saham, baik yang berada
pada indeks LQ-45 maupun JII, hal ini dapat memberikan gambaran pada
investor yang akan melakukan investasi pada saham-saham yang tingkat
return nya optimal, dan secara shariah, model CAPM yang digambarkan
melalui Security Market Line dapat dikatakan sebagai penganalisa return
yang optimal dan memberikan gambaran secara eksplisit saham-saham
Balance Economics, Bussiness, Management and Accounting Journal Th. V No. 8 Jan 2008.
Published by Faculty of Economic Muhammadiyah Surabaya ISSN 1693-9352
yang beresiko minimum, sehingga para investor tidak perlu ragu untuk
menginvestasikan modalnya, yang secara fundamental juga memberikan
gambaran secara objektif, seperti yang telah dijelaskan pada bab 3.
c) Para pemodal tidak bisa mempengaruhi harga saham dengan tindakan
membeli atau menjual saham, tingkat keuntungan memiliki hubungan yang
linier dengan resiko
d) Penyimpangan tingkat keuntungan sekuritas atau portfolio dari equilibrium
dalam hal ini tingkat risiko yang dihitung dengan beta, haruslah bersifat acak
dan tidak bisa diketemukan cara untuk memanfaatkan penyimpangan guna
memperoleh excess profit. Karena perolehan nilai keuntungan telah
diperhitungkan dari awal, baik dari analisa saham, tingkat expected return
saham, sehingga nilai return yang bisa diketahui. Dalam hal ini perolehan
return yang dimanipulasi tergolong unsur penipuan.
Di mana:
σ p2 : Expected return on portofolio
Xi : Proporsi dana yang diinvestasikan pada aktiva i
Ki : Expected return saham i
α i2 : Varians saham atau aktiva i
αi,j : Kovarian keuntungan aktiva i dan j
Balance Economics, Bussiness, Management and Accounting Journal Th. V No. 8 Jan 2008.
Published by Faculty of Economic Muhammadiyah Surabaya ISSN 1693-9352
Setelah kita mengetahui proporsi masing-masing portofolio, kita dapat
memasukkan dalam Gambar 4-4 untuk serangkaian portofolio yang mungkin, dari
data proporsi portofolio (Lampiran 11) dinyatakan sebagai kombinasi saham di JII
dan LQ-45 dengan E(Rp) dan SD (Rp) ditunjukkan pada Tabel 4-5 dan
ditunjukkan oleh kurva Efficient Frontier berikut:
E(Rp)
6
114 .
9
106 .
105 . 10
100
90
80
75.26 .3
74.90
. 2
SD ( σp )
70.18
. 1
70
68.01 .5
60.75
.4
60.71
.8
60.49 .7
60
24.5 30.18
10 13.08 18.8
20 24.6
30 32.94 33.52
33.56 40 41.3 50 53.46
Gambar 4-4:
Serangkaian Portofolio yang Mungkin dan yang Efisien dalam Efficient Frontier
Portofolio efisien Markowitz adalah portofolio yang memberikan tingkat
pengembalian tertinggi di antara portofolio yang ada dengan tingkat risiko yang
sama. Portofolio efisien Markowitz disebut juga mean-variance efficient
Markowitz. Jadi untuk setiap tingkat risiko terdapat portofolio efisien Markowitz.
Kumpulan dari seluruh portofolio efisien disebut kumpulan Markowitz Efficient
Portfolio.
Jika investor ingin berinvestasi dalam portofolio dengan tingkat risko rendah,
maka dia tidak mempedulikan tentang expected return, dia hanya ingin
menginvestasikan seluruh uangnya dengan kemungkinan nilai risiko yang
rendah. Karena dia akan berinvestasi pada portofolio yang efisien. Dia akan
Balance Economics, Bussiness, Management and Accounting Journal Th. V No. 8 Jan 2008.
Published by Faculty of Economic Muhammadiyah Surabaya ISSN 1693-9352
memilih portofolio dalam efficient frontier dengan standart deviasi minimum. Pada
poin ini, bisa dikatakan juga varian yang minimal. Portofolio ini bisa disebut
dengan minimum variance portfolio. Minimum varian portfolio ini bisa
dikalkulasikan dengan meminimalkan subjek varian untuk kebutuhan yang
mendesak dari investor yang hanya bisa menginvestasikan jumlah modal yang
dia punya yang disebut batas anggaran (Marnix Engels, 2004; 1-4).
Di mana:
E (Rp) = Tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio
Xi = Proporsi dana yang diinvestasikan pada saham i , (1 = 1, …n)
E (Ri) = Tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i.
Balance Economics, Bussiness, Management and Accounting Journal Th. V No. 8 Jan 2008.
Published by Faculty of Economic Muhammadiyah Surabaya ISSN 1693-9352
Sebagai contoh, jika diketahui tingkat Expected Return E(Ri) pada PT. AALI
sebesar 1.06, E(Ri) pada PT. LSIP sebesar 0.52, …..n, dengan membagikan
proporsi portofolio menjadi 10 portofolio, maka perhitungan expected return
portofolionya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
N 5
E (Rp) = ∑ Xi . E(Ri)
i =1
= ∑ X i ri 1.06
i =1
= X1r1 + X2r2 = (X1. 1.06 %) + (X2.
0.52%)+(X3....n) = 70.4
Ekspektasi return untuk portofolio 1 sampai 10, perhitungan ini adalah hal yang
mudah karena investor hanya membeli saham dari satu perusahaan. Jadi hasil
perhitungan ekspektasi return untuk portofolio 1 sampai 10 adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.14
Expected return portfolio
Menghitung Ekspektasi
Return Portofolio
r1 70.4
r2 76.7
r3 74.7
r4 55.0
r5 61.8
r6 110.9
r7 54.8
r8 53.9
r9 103.1
r10 82.1
Tabel 4.15
Saham Pilihan investasi portofolio
Kode E(Ri) Besarnya E(Rp) Besarnya
No Nama Emiten Efek Return Beta (β ) Return Standart
dalam dalam Deviasi
CAPM MEP
PT.London Sumatera 0.52 0.0016 76.7 33.52
1 Plantatin Tbk LSIP
PT. Bumi Resources 1.12 0.00047 74.7 33.56
2 Tbk BUMI
Balance Economics, Bussiness, Management and Accounting Journal Th. V No. 8 Jan 2008.
Published by Faculty of Economic Muhammadiyah Surabaya ISSN 1693-9352
PT. Bakrie Sumatera 0.35 0.00012 110.9 41.35
3 Plantation Tbk UNSP
Dari tabel 4.15 di atas, kita dapat mengetahui bahwa besarnya return
dengan menggunakan antara analisis pada Capital Asset Pricing Model (CAPM)
dengan Markowitz Efficient Portfolio (MEP) tidak jauh berbeda dalam hal
perolehan tingkat keuntungan dalam tiap sahamnya, karena baik dari
perhitungan melalui CAPM dan MEP, ketiga saham tersebut (tabel 4.13)
menunjukkan tingkat expected return yang sama. dan investor hanya perlu
memilih tingkat risiko saham dan posisi return yang lebih disukai oleh masing-
masing individu atau investor.
2. Gharar dalam Bai’ataini fi ba’iah, yaitu suatu transaksi jual beli di mana dalam
satu akad terdapat dua harga yang dalam praktiknya tidak ada kejelasan akad
(jahalah) atau harga mana yang akan diputuskan. Bai’ataini fi ba’iah juga
berlaku jika dalam satu transaksi ada dua akad yang bercampur tanpa adanya
pemisahan terlebih dahulu.
Dalam hal ini, gambaran tingkat return yang tergambar dalam setiap kurva
pada kedua model telah memberikan konsepsi tingkat return dan risk secara
jelas, dan memiliki nilai beta yang rata-rata dibawah angka 1, dan nilai
nominal beta yang tetap terkendali, yaitu sesuai dengan besarnya return, dan
dapat dilihat seperti pada gambar Security Market Line (SML) 1, pada saham
PT. Lippo Karawaci (LPKR) yang menggambarkan bahwa dengan nilai return
sebesar 1.61 maka risk yang akan diperoleh oleh investor adalah sebesar
0.0016 dan berada pada posisi kurva indifference yang seimbang atau
proporsional dalam tingkat risk and return, maka investor memiliki gambaran
yang jelas dan tidak ragu akan hal ini, dan mengenai harga mana yang akan
diputuskan, atau return mana yang akan dipilih, maka hal tersebut kembali
pada tingkat preferensi masing-masing investor.
Balance Economics, Bussiness, Management and Accounting Journal Th. V No. 8 Jan 2008.
Published by Faculty of Economic Muhammadiyah Surabaya ISSN 1693-9352
3. Gharar dalam Akad Mu’alaq, yaitu sebuah transaksi jual beli di mana jadi
tidaknya transaksi tergantung pada transaksi lainnya, mekanisme transaksi
terjadi dengan instrumen-instrumen pernyataan (ta’liq).
Transaksi lain dan ta’liq dalam hal ini bisa dikatakan sebagai insider trading,
namun hal tersebut dilarang. Investor yang akan melakukan transaksi atau
melakukan investasi pada portofolio saham, memerlukan informasi dan perlu
melakukan analisa melalui berbagai macam analisis portofolio sebelum
mereka memastikan akan berinvestasi di saham yang prospek investasinya
bagus, informasi akan gambaran tingkat keuntungan yang digambarkan
melalui model analisis Markowitz efficient portfolio (MEP) memberikan
informasi tambahan, sebagai pertimbangan atau alternatif investasi yang tepat
bagi investor.
4. Ketidaktahuan (Jahl) dalam ukuran dan takaran objek. Yaitu, jika objek akad
terlihat, baik itu barang ataupun uang, maka tidak diperlukan lagi untuk
mengetahui takaran atau kadarnya, hal ini juga didasarkan pada mazhab
hanafi yang mengatakan tidak perlunya untuk mengetahui kadar barang untuk
sahnya jual beli, sebagaimana pula tidak disyaratkan untuk mengetahu sifat
dan karakter dari barang. Adapun jika objek akad tidak terlihat, maka
mengetahui takaran dan kadarnya menjadi syarat sah jual beli sesuatu yang
kadarnya Majhul (tidak jelas).
Nilai investasi portofolio saham yang dilakukan dalam dua indeks saham pada
penelitian ini, yakni pada indeks saham LQ-45 dan Jakarta Islamic Index (JII),
memberikan karakteristik nilai yang sangat bagus, mengenai kadar Majhul, tidak
terlalu memberikan nilai yang berarti, karena dalam indeks LQ-45 jelas
memberikan nilai liquiditas yang tinggi, namun tidak terlepas dari syarat adanya
unsur bunga dan tingkat hutang pada setiap emiten yang terdapat di LQ-45, dan
berdasarkan analisis yang telah dilakukan LQ-45, return yang dimiliki lebih
rendah dibandingkan dengan return yang terdapat pada Jakarta Islamic Index
(JII), hal ini sudah jelas bahwa dalam proses pemilihan, saham yang terdaftar di
JII harus memiliki total ekuitas tidak lebih dari 82% (hutang yang berbasis bunga
dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 45% : 55%), dan total
pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total
pendapatan (revenue) tidak lebih dari 10%.
Balance Economics, Bussiness, Management and Accounting Journal Th. V No. 8 Jan 2008.
Published by Faculty of Economic Muhammadiyah Surabaya ISSN 1693-9352
keuntungan di atas kerugian pihak lain, maka hukumnya haram karena berubah
menjadi perjudian saham (maysir) dan mengandung gharar.
Meskipun aspek legal dalam fiqih islam mengenai gharar telah jelas, tetapi masih
terdapat dilemma untuk mendefinisikan dan menjelaskan secara jelas. Investasi
adalah pengambilan risiko, karena risiko selalu terdapat dalam aktivitas ekonomi,
sepertihalnya berinvestasi dalam saham, yang memiliki karakteristik high risk
high return.
Dari beberapa penjelasan di atas, maka dapat ditarik pengertian bahwa sebuah
transaksi yang gharar dapat timbul karena dua sebab utama, pertama, karena
kurangnya pengetahuan atau informasi (jahala ignorance) pada pihak yang
melakukan kontrak (‘aqd). Jahala ini menyebabkan tidak dimilikinya kemampuan
keterampilan (skill) manajemen pada pihak yang melakukan transaksi(Iggie H
Achsien, 2003; 45). Kedua, karena tidak adanya objek, namun dalam hal ini ada
pula yang membolehkan transaksi dengan objek yang secara aktual belum ada,
dengan diiringi syarat bahwa pihak yang melakukan transaksi memiliki
kemampuan manajemen untuk mampu memastikannya dimasa depan.
Simpulan
1. Dari penelitian ini telah diketahui tingkat portofolio optimal dan return yang
diperoleh lebih besar pada indeks saham dalam Jakarta Islamic Index (JII),
karena memiliki minimum risk dengan tingkat liquidasi yang tinggi dan
berkualitas shariah, dan hal ini juga dikarenakan aktivitas nilai perdagangan
saham memiliki karakteristik dalam keikutsertaan emiten bagi sahamnya yang
tercantum dalam indeks JII. Sedangkan Indeks LQ-45 memiliki nilai return
yang diikuti oleh nilai ekspektasi beta yang besar karena saham yang tercatat
dalam indeks LQ-45 memliki nilai saham yang berfluktuasi sehingga lebih
disarankan untuk melakukan investasi dalam saham LQ-45 dalam jangka
waktu yang pendek, karena liquiditas saham-saham yang dimiliki.
2. Berdasarkan analisis dengan menggunakan dua model analisis portofolio,
saham yang memiliki tingkat expected return yang optimal yaitu pada saham
sektor perkebunan, seperti PT. London Sumatera Plantatin Tbk, dan PT.
Bakrie Sumatera Plantation Tbk, sedangkan saham PT. Bumi Resources Tbk,
bisa dijadikan sebagai pemilihan investasi pada sektor pertambangan. Hal ini
jelas terlihat pada analisis sektoral yang telah dijelaskan pada bab 3, bahwa
untuk saat ini kedua sektor memiliki prospek dan peluang investasi yang tepat
pada pasar modal Indonesia.
3. Jual beli saham dengan niat dan tujuan memperoleh penambahan modal,
memperoleh aset likuid, maupun mengharap deviden dengan memilikinya
sampai jatuh tempo untuk efek shariah (hold to maturity) di samping dapat
difungsikan sewaktu-waktu dapat dijual (available for sale) keuntungan berupa
capital gains dengan kenaikan nilai saham seiring kenaikan nilai dan kinerja
perusahaan penerbit (emiten) dalam rangka menghidupkan investasi yang
akan mengembangkan kinerja perusahaan, adalah sesuatu yang halal
sepanjang usahanya tidak dalam hal yang haram. Namun ketika aktivitas jual
Balance Economics, Bussiness, Management and Accounting Journal Th. V No. 8 Jan 2008.
Published by Faculty of Economic Muhammadiyah Surabaya ISSN 1693-9352
beli saham tersebut disalah gunakan dan menjadi alat spekulasi mengejar
keuntungan di atas kerugian pihak lain, maka hukumnya haram karena
berubah menjadi perjudian saham.
Saran
Setiap penelitian selalu memiliki kekurangan, maka saran yang bisa penulis
sampaikan bagi pembaca maupun pada peneliti selanjutnya adalah sebagai
berikut:
1. Para pemegang saham hendaknya dapat melakukan kebijaksanan dalam
memegang asset yang ada dalam perusahaan dan melakukan pilihan yang
menguntungkan bagi investor dan perusahaan setelah diketahui ukuran risk
dan return tiap perusahaan.
2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk lebih menerapkan pada kondisi
riil di pasar, dan membuktikan lebih lanjut apakah CAPM tetap lebih optimal
dalam menganalisis tingkat risk return portofolio dibandingkan model
analisis portofolio lainnya seperti model-model pasar dalam portofolio,
melalui pengembangan analisis dari CAPM dan tetap memakai prinsip
shariah sebagai pedoman dalam berinvestasi serta pengembangan
penelitian untuk sektor-sektor industri lainnya.
3. Terdapat beta dengan nilai yang negatif, maka pergerakan harga dari
saham-saham ini akan melawan pergerakan pasar. Pada saat pasar naik,
saham-saham jenis ini justru bergerak turun, dan sebaliknya pada saat
pasar bergerak turun, saham-saham ini justru bergerak naik. Dalam konsep
pasar modal yang sempurna, seharusnya tidak ditemui saham dengan beta
negatif. Fenomena saham dengan beta negatif ini tentu merupakan obyek
yang menarik untuk dipelajari lebih lanjut.
4. Ada beberapa prinsip dasar untuk membangun sistem pasar modal yang
sesuai dengan ajaran Islam. Sedangkan untuk implementasinya, memang
dibutuhkan proses diskursus yang panjang. Untuk itu diperlukan analisa
lebih lanjut dan secara spesifik bagi peneliti selanjutnya dalam menganalisa
Model Investasi Portofolio dengan pendekatan secara shariah.
Daftar Pustaka
Balance Economics, Bussiness, Management and Accounting Journal Th. V No. 8 Jan 2008.
Published by Faculty of Economic Muhammadiyah Surabaya ISSN 1693-9352