Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Pengukuran Beban Kerja Pada Managerial

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Pengukuran Beban Kerja Pada Managerial Level Dan

Supervisory Level Dengan Menggunakan Metode


Defence Research Agency Workload Scale (DRAWS)
(Studi Kasus Di Departemen UHT PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading
Co, TBk )

M. Yani Syafei1, Burhan Primanintyo2, Syaefuddin3


1,2)
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Industri, Universitas Presiden
Jl. Ki Hajar Dewantara, Kota Jababeka, Cikarang Baru, Bekasi 17550
Email: yanisyafei@president.ac.id, burhanp@president.ac.id
3)
Pegawai PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Co, TBk
Jl. Raya Cimareme No.131, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat
Email: syaefuddin@gmail.com

Abstract

Measurement of workload is a technique to get information about the efficiency and


effectiveness of an organizational unit, or office holders through a process of research and assessment.
It is conducted by using job analysis, workload analysis or other management techniques. PT. Ultrajaya
Milk Industry & Trading Co., Tbk is manufacturer of the food and beverage. The company is always
trying to meet the needs of consumers by creating products with high quality and competitive price. The
high stress level perceived by Managerial Level and Supervisory Level become an important reason for
the Department of Ultra High Temperature (UHT) to conduct workload analysis. By measuring the
employees workload, it will be known whether the workload of an employee is optimal load or overload.
This situation will affect the human-performance (employee). Based on calculations by the DRAWS
method is yielded the average workload score for Managerial Level of 67.37% (in the overload
category), while the dominant workload variable in Central Demand (CD) is 41.60%, the distribution of
the mental workload is 72.60% and physical workload is 27.40%. While for Supervisory Level is yielded
the average workload score of 64.59% (in the overload category) ), where the dominant workload
variable in Central Demand (CD) is 33.63%, the distribution of the mental workload is 55.10% and
physical workload is 44.90%. Therefore the perceived mental workload of Supervisory Level is still
relatively comparable compared to physical workload, and in contrast to the perceived Managerial
Level which is dominated by mental workload.

Abstrak

Pengukuran beban kerja merupakan suatu teknik untuk mendapatkan informasi tentang
efisiensi dan efektifitas kerja suatu unit organisasi, atau pemegang jabatan melalui proses penelitian
dan pengkajian yang dilakukan dengan menggunakan teknik analisis jabatan, teknik analisis beban
kerja atau teknik manajemen lainnya. PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Co, TBk merupakan
perusahaan yang bergerak dibidang makanan & minuman yang selalu berupaya memenuhi kebutuhan
konsumen dengan membuat produk yang berkualitas tinggi dan harga yang kompetitif. Tingginya stress
yang dirasakan Managerial Level dan Supervisory Level menjadi alasan penting bagi Departemen Ultra
High Temperature (UHT) untuk melakukan analisis beban kerja. Melalui pengukuran beban kerja
pegawai, maka akan diketahui apakah beban kerja seorang pegawai sudah optimal atau sudah
berlebihan, dimana akan berpengaruh terhadap hasil kinerja pegawai yang dihasilkan. Berdasarkan
hasil perhitungan dengan metode DRAWS diketahui rata-rata skor beban kerja yang diperoleh untuk
Managerial Level sebesar 67,37% (pada kategori beban kerja over-load), dimana variabel beban kerja
yang dominan adalah Central Demand (CD) sebesar 41,60%, dengan sebaran beban kerja mental
sebesar 72,60% dan beban kerja fisik sebesar 27,40%. Sementara untuk Supervisory Level diperoleh
rata-rata skor beban kerja sebesar 64,59% (pada kategori beban kerja over-load), dimana variabel
beban kerja yang dominan adalah Central Demand (CD) sebesar 33,63%, dengan sebaran beban kerja
mental sebesar 55,10% dan beban kerja fisik sebesar 44,90%. Dengan demikian, beban kerja mental
yang dirasakan oleh Supervisory Level masih relatif sebanding dibandingkan beban kerja fisiknya, dan
berbeda yang dirasakan oleh Managerial Level dimana lebih didominasi oleh beban kerja mental.
Kata kunci: beban kerja mental, beban kerja fisik, Metode DRAWS
69
Pendahuluan kesehatan pegawai yang harus bekerja diatas
Latar Belakang Masalah jam normal atau karena disebabkan faktor
psikologis pegawai karena pegawai merasa
PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Co
stres dan depresi dengan target-target
TBk adalah sebuah perusahaan susu yang
produksi yang telah ditetapkan. Dibawah ini
berdiri sejak tahun 1950-an, dan terus
merupakan grafik absensi pegawai untuk
berkembang dengan sangat pesat hingga
Managerial Level dan Supervisory Level
mampu meraih posisi saat ini sebagai salah
selama periode Juli 2015 sampai dengan
satu perusahaan terkemuka di Indonesia untuk
Desember 2015, yang disajikan pada gambar
produk-produk susu dan jus buah. Saat ini
1 dan gambar 2.
90% dari keseluruhan hasil produksi
perusahaan ini dipasarkan di seluruh Tabel 1. Tingkat pencapaian produksi di departe-
Indonesia, sementara sisanya diekspor ke men UHT pada tahun 2015
negara-negara di Asia, Eropa, Timur Tengah, Bulan Perencanaan Produksi Aktual
Pencapaian
(achievement)
Australia dan Amerika Serikat. (Ultrajaya Milk
Januari 36.751.938,00 31.151.373,00 84,76%
Industry & Trading Co. TBk, 2015) Februari 29.471.556,00 25.783.218,00 87,49%
Perusahaan Ultrajaya menerapkan maret 29.119.000,00 25.655.008,00 88,10%
April 36.175.000,00 29.162.606,00 80,62%
perencanaan produksi yang baik dan handal, Mei 30.157.000,00 27.822.458,00 92,26%
sehingga para pegawai harus bekerja lebih Juni 31.090.620,00 27.849.721,00 89,58%
Juli 41.810.040,00 34.719.170,00 83,04%
keras dan disiplin. Hal ini disebabkan Agustus 28.082.600,00 22.806.488,00 81,21%
perusahaan memiliki target produksi yang September 30.979.120,00 25.094.136,00 81,00%
Oktober 39.028.000,00 32.070.509,00 82,17%
harus dicapai setiap hari untuk memenuhi November 31.448.400,00 26.015.561,00 82,72%
kapasitas produksinya dan apabila target tidak Desember 29.907.640,00 24.994.983,00 83,57%
Total 394.020.914,00 333.125.231,00 84,55%
tercapai, maka perusahaan harus melakukan
Rata-Rata 32.835.076,17 27.760.435,92 84,55%
lembur untuk memenuhi kekurangan produksi. (Sumber : Ultrajaya Milk Industry & Trading Co.
Departemen Ultra High Temperature (UHT) TBk, 2015)
merupakan departemen terbesar yang
memproduksi semua produk minuman
kemasan Aseptic Brick, seperti: Tea, Milk,
Juice dan Healthy. Departemen UHT pada
periode tahun 2015 menargetkan jumlah
produksinya sebanyak 394 Ton liter per tahun
dan menargetkan kapasitas produksinya
sebanyak 32,8 Ton liter setiap bulannya.
(Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. TBk,
2015)
Dengan tuntutan produksi ini menyebabkan
tingkat masalah selama proses produksi ikut
Gambar 1. Absensi managerial level
bertambah / naik. Tingginya tingkat masalah
yang terjadi di Departemen UHT selama
Oleh karena itu dalam upaya meningkatkan
proses produksi menjadi penyebab tidak
produktivitas Departemen UHT, maka
tercapainya target produksi di departemen ini.
sangatlah penting bagi perusahaan untuk
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 1,
melakukan analisis terhadap beban kerja
diketahui tingkat pencapaian (achievement)
setiap pegawai sehingga diharapkan nantinya
produksi setiap bulannya tidak pernah
dapat mengetahui faktor penyebab naik-
tercapai, dimana rata-rata pencapaiannya
turunnya kinerja pegawai. Untuk mengetahui
sebesar 84,55%.
beban kerja pegawai tersebut, maka dilakukan
Pengaruh dari ditentukannya target
pengukuran beban kerja. Adapun salah satu
produksi yang ketat, maka menyebabkan
metode pengukuran beban kerja subjektif yang
tingkat stress yang tinggi bagi pegawai
dapat diterapkan adalah metode DRAWS
sehingga sedemikian rupa produktivitas
(Defence Research Agency Workload Scale).
pegawai menjadi menurun, yang ditandai
Metode ini termasuk kategori yang cukup
dengan banyaknya pegawai yang sering tidak
sederhana dan mudah dalam proses
masuk kerja (sakit atau cuti) disebabkan faktor
perhitungannya (Salmon et al., 2004 : 348).
70
sederhana dan sangat mudah & cepat untuk
diaplikasikan jika dibandingkan dengan
metode SWAT dan NASA-TLX (Salmon et al.,
2004 : 348). Metoda ini hanya melibatkan
empat variabel skala pengukuran, dimana
lebih mudah dan cepat dalam pengumpulan
datanya dibandingkan dengan metode NASA-
TLX yang melibatkan enam variabel skala
pengukuran. Sedangkan metode SWAT
adalah sangat rumit dan subjektivitas
Gambar 2. Absensi supervisory level responden yang tinggi dalam pengumpulan
data, dimana harus menilai pekerjaaannya dan
Perumusan Masalah mengurutnya melalui kartu penilaian sebanyak
Berdasarkan latar belakang masalah, maka
27 buah.
beberapa masalah yang dirumuskan pada
Model pemecahan masalah yang
penelitian ini adalah sebagai berikut:
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
1. Seberapa besar beban kerja yang
menggunakan metode DRAWS (Defence
dirasakan oleh Managerial Level dan
Supervisory Level melalui proses Research Agency Workload Scale). Metode ini
pengukuran beban kerja subjektif? merupakan teknik untuk mengukur mental
2. Variabel beban kerja DRAWS apa saja workload secara subjektif dengan tujuan untuk
yang paling dominan dirasakan oleh mengetahui beban kerja yang didasarkan pada
Managerial Level dan Supervisory Level? dimensi yang terbentuk. Metode DRAWS ini
merupakan teknik penilaian beban kerja
Tujuan dan Manfaat Penelitian
mutidimensional yang mirip dengan metode
Berdasarkan rumusan masalah di atas,
NASA-TLX (Jordan, Farmer & Belyavin, 1995
maka tujuan yang ingin dicapai dalam
dalam Stanton et al., 2005) yang melibatkan
melakukan penelitian ini adalah sebagai
responden untuk dilakukan penilaian secara
berikut :
subjektif melalui pertanyaan dari empat
1. Untuk mengetahui nilai beban kerja yang
dialami Managerial Level dan Supervisory variabel yang berbeda untuk memperoleh skor
Level di Departemen Ultra High beban kerja secara keseluruhan (Stanton et
Temperature PT. Ultrajaya Milk Industry & al., 2005:335).
Trading Co, TBk dalam melaksanakan Empat variabel beban kerja pada
pekerjaanya dengan menggunakan metode pengamatan dengan metode DRAWS tersebut
DRAWS. diantaranya yaitu: (Stanton et al., 2005:336;
2. Untuk mengetahui variabel beban kerja
Salmon et al., 2004 : 346; IOE, 2005 : 6)
DRAWS yang paling dominan dirasakan
oleh Managerial Level dan Supervisory 1. Input Demand (merupakan beban yang
Level. terkait dengan perolehan informasi dari
Adapun manfaat yang diharapkan pada sumber eksternal yang diamati).
2. Central Demand (merupakan beban yang
penelitian ini adalah sebagai berikut :
terkait dalam penafsiran informasi, mental
1. Memberikan rekomendasi untuk dan proses dalam memutuskan tindakan
menigkatkan kinerja Managerial Level dan terhadap tugas).
Supervisory Level di Departemen Ultra High 3. Output Demand (merupakan beban yang
Temperature PT. Ultrajaya Milk Industry & terkait dengan tindakan fisik atau lisan
Trading Co, TBk. dalam suatu tugas).
2. Sebagai pengembangan ilmu bidang 4. Time Pressure (merupakan beban yang
ergonomi dalam kajian beban kerja. terkait dengan kendala yang berhubungan
dengan tekanan waktu terhadap karyawan
Metode Penelitian dalam bertindak cepat).
Keempat variabel ini merupakan rangkaian
Metode yang Digunakan yang dirasakan oleh pekerja yang
Metode DRAWS merupakan salah satu dari menimbulkan beban kerja mental pada
metode pengukuran beban kerja subjektif, pekerjaan yang mereka kerjakan, dimana
dimana metode lain yang sering digunakan keterkaitan variabelnya seperti paradigma
adalah metode SWAT dan NASA-TLX. Metode proses manufaktur, yaitu terdapat Input
DRAWS merupakan metode yang cukup (material, manusia, mesin, modal, metode),

71
kemudian Process (proses manufaktur yang Penentuan Skor Beban Kerja
mentransformasi bahan baku menjadi produk Total skor beban kerja diperoleh dari hasil
jadi), dan menghasilkan Output (produk jadi perkalian antara hasil penilaian beban kerja
dengan hasil pembobotan tingkat kepentingan
yang siap dikirim ke pelangggan). Secara
variabel beban kerja. Adapun Penentuan skor
umum paradigma model yang digunakan untuk beban kerja terhadap variabel DRAWS
dalam pemecahan masalah ini dapat dilihat terdiri dari tiga kategori beban kerja dimulai
pada gambar 3. dari skor ≤ 40% yaitu termasuk kedalam
kategori beban kerja underload, selanjutnya
40% < skor ≤ 60% yaitu termasuk kedalam
INPUT PROCESS OUTPUT
kategori beban kerja optimal load, dan yang
terakhir adalah skor > 60% yaitu termasuk
INPUT
DEMAND
CENTRAL
DEMAND
OUTPUT
DEMAND kedalam kategori beban kerja overload.

Hasil Pembahasan

TIME
Penilaian Beban Kerja terhadap Variabel
PRESSURE
DRAWS untuk Managerial Level
Pemberian nilai beban kerja terhadap
WORKLOAD Managerial Level untuk setiap variabel
DRAWS disajikan pada tabel 2. Sedangkan
Gambar 3. Konsep beban kerja metode DRAWS
hasil rekapitulasi dari keseluruhan penilaian
beban kerja terhadap variabel DRAWS
Penyebaran Kuesioner
disajikan pada tabel 3.
Kuesioner disebarkan secara langsung dan
bertahap terhadap 56 responden yang ada di Penilaian Beban Kerja terhadap Variabel
Departemen Ultra High Temperature. Kategori DRAWS untuk Supervisory Level
responden terdiri dari 5 responden untuk Pemberian nilai beban kerja terhadap
Managerial Level terdiri dari 2 Manager dan 3 Supervisory Level untuk setiap variabel
Assistant Manager (Shift Manager), dan 51 DRAWS disajikan pada tabel 4. Sedangkan
responden untuk Supervisory Level yang terdiri hasil rekapitulasi dari keseluruhan penilaian
dari : 17 Supervisor dan 34 Assistant beban kerja terhadap variabel DRAWS untuk
Supervisor (Foremen). Kuesioner penelitian Supervisory Level yang terdiri dari Asisstant
beban kerja ini terdiri dari: Supervisor dan Supervisor dapat disajikan
1. Deskripsi pekerjaan tehadap variabel pada tabel 5 dan tabel 6.
beban kerja DRAWS.
2. Penilaian beban kerja terhadap variabel Pembobotan terhadap Tingkat Kepentingan
DRAWS. pada Variabel Beban Kerja DRAWS untuk
3. Pembobotan terhadap tingkat kepentingan Managerial Level
pada variabel beban kerja DRAWS. Dalam pembobotan keempat variabel
beban kerja DRAWS ini dilakukan penilaian
Penilaian Beban Kerja terhadap Variabel berdasarkan tingkat kepentingan beban kerja
DRAWS pada Managerial Level dan Supervisory Level.
Pemberian nilai beban kerja terhadap Dari pembobotan tersebut, kemudian dapat
Managerial Level dan Supervisory Level untuk diperoleh nilai yang paling tinggi diantara
setiap variabel DRAWS dimulai dari nilai 0 keempat variabel beban kerja DRAWS yang
sampai dengan 100 dalam satuan persen (%). dirasakan paling penting dan berpengaruh
Tingkatan untuk penilaian beban kerja dibagi dalam melakukan pekerjaan di Departemen
menjadi lima kategori, yaitu sebagai berikut: UHT. Adapun pembobotan terhadap tingkat
1. Sangat Rendah : 0% s/d 20% kepentingan pada variabel beban kerja
2. Rendah : 20.1% s/d 40% DRAWS untuk Managerial Level dapat
3. Sedang : 40.1% s/d 60% disajikan pada tabel 7.
4. Tinggi : 60.1% s/d 80%
5. Sangat Tinggi : 80.1% s/d 100%

72
Tabel 2. Penilaian beban kerja variabel DRAWS Tabel 3. Hasil rekapitulasi penilaian beban kerja
untuk managerial level DRAWS untuk managerial level
Input Demand Penilaian Variabel Beban Kerja DRAWS
1. Sejauh mana beban kerja yang Rendah Tinggi
dirasakan dalam membaca Input demand Central Demand Output Demand Time Pressure
0 100
No NAMA
ketepatan Planning Produksi? (ID) (CD) (OD) (TP)
60 1 Manager 1 61.67 75.00 72.00 72.50
Input Demand 2 Manager 2 61.33 68.75 63.60 65.75
2. Sejauh mana beban kerja yang 3 Shift Manager 1 65.00 73.75 60.00 73.33
dirasakan dalam membaca Rendah Tinggi
ketepatan Laporan Process, 4 Shift Manager 2 61.67 62.25 63.33 65.67
Sterilizer, Filling, Packing, 0 100
5 Shift Manager 3 70.00 65.00 61.67 61.67
Robotic, General admin?
65
Tabel 4. Penilaian beban kerja variabel DRAWS
Input Demand
3. Sejauh manabeban kerja yang untuk supervisory level
dirasakan dalam membaca Input Demand
ketepatan target target produksi Rendah Tinggi 1. Sejauh mana beban kerja yang
Rendah Tinggi
Process, Sterilizer, Filling, dirasakan dalam membaca
0 100
Packing, Robotic, General ketepatan Laporan harian Packing 0 100

admin? dan Supervisor Packing?

70 60
Input Demand
Central Demand
2. Sejauh mana beban kerja yang
1. Bagaimana beban kerja yang Rendah Tinggi
dirasakan dalam membaca
dirasakan dalam mengarahkan Rendah Tinggi
ketepatan target Packing dari suatu 0 100
Supervisor dan Assistant produk?
0 100
Supervisor? 50

80 Central Demand
1. Bagaimana beban kerja yang
Central Demand dirasakan menghitung jumlah SKU Rendah Tinggi

2. Bagaimana beban kerja yang dan Batch untuk tiap Packing 0 100
dirasakan dalam menghitung Rendah Tinggi mesin?
kapasitas mesin dan manpower 0 100
55
yang bekerja? Central Demand
2. Bagaimana beban kerja yang Rendah Tinggi
70 dirasakan dalam mengatur operator
Central Demand yang bekerja pada mesin Packing? 0 100

1. Bagaimana beban kerja yang


dirasakan dalam mengidentifikasi Rendah Tinggi 75
kerusakan pada Raw Material, Output Demand
Mesin, WIP dan Finish Goods? 0 100 1. Bagaimana beban kerja yang
Rendah Tinggi
dirasakan dalam
75 merekomendasikan Ink Mesin, 0 100

Straw Mesin dan Cardboard


Packer?
Central Demand
45
2. Bagaimana beban kerja yang
Output Demand
dirasakn dalam membuat Rendah Tinggi
2. Bagaimana beban kerja yang
keputusan kualitas mesin, WIP
0 100 dirasakan dalam Rendah Tinggi
dan Finish Goods? merekomendasikan QC Online
0 100
Checker dan Engineer layak pakai
70 carton packaging?
Output Demand 50
1. Bagaimana beban kerja yang Time Pressure
dirasakn dalam Rendah Tinggi 1. Bagaimana beban kerja yang Lambat Cepat
merekomendasikan perbaikan dirasakan dalam menyelesaikan
0 100 0 100
mesin ke Maintenance dan lama waktu Packing?
Utility? 50
Time Pressure
60 1. Bagaimana beban kerja yang
Lambat Cepat
Output Demand dirasakan dalam menyelesaikan
2. Bagaimana beban kerja yang lama waktu laporan Packing? 0 100

dirasakan dalam Rendah Tinggi


70
merekomendasikan kualitas WIP
0 100 Time Pressure
dan Finish Goods ke QC? 2. Bagaimana beban kerja yang
Lambat Cepat
dirasakan dalam menyelesaikan
60 lama waktu pergantian coding? 0 100
Output Demand
3. Bagaimana beban kerja yang 65
dirasakan dalam merekomendasi Rendah Tinggi Time Pressure
hasil roduksi Finish Goods ke 3. Bagaimana beban kerja yang Lambat Cepat
0 100
Warehouse? dirasakan dalam mengurangi lama
0 100
waktu downtime filling
55 berlangsung?
Time Pressure 65
1. Bagaimana beban kerja yang
Lambat Cepat
dirasakn dalam menyelesaikan
lama waktu Produksi sesuai shift? 0 100

80
Time Pressure
1. Bagaimana beban kerja yang
dirasakan menyelesaikan lama Lambat Cepat

waktu Performance Assistant 0 100


Supervisor dan staff?

70 73
Tabel 5. Hasil rekapitulasi penilaian beban kerja Tabel 7. Pembobotan variabel beban kerja DRAWS
DRAWS untuk assistant supervisor untuk managerial level
Penilaian Variabel Beban Kerja DRAWS Jabatan Variable Indikator Pembobotan
-Membaca ketepatan planning produksi
Input demand Central Demand Output Demand Time Pressure
No NAMA -Membaca ketepatan Laporan Process, Sterilizer,
(ID) (CD) (OD) (TP) Input Demand (ID) Filling, Packing, Robotic, General admin. 5
1 Deden Cahyadi 60.00 62.50 58.33 60.67 -Membaca ketepatan target target produksi Process,
2 Nana Supriatna 47.50 57.50 60.00 60.00 Sterilizer, Filling, Packing, Robotic, General admin.
-Mengarahkan Supervisor dan Assistant Supervisor.
3 Endang M 60.00 62.50 63.33 60.00 -
4 Slamet Wijaya 52.50 70.00 58.33 56.67 -Mengidentifikasi kerusakan pada Raw Material, Mesin,
Central Demand (CD) 50
5 Bambang Supriyanto 60.00 80.00 55.00 68.33 WIP dan Finish Goods.
-Membuat keputusan kualitas mesin, WIP dan Finish
6 Deni S 62.50 70.00 63.33 63.33 Shift Manager
Goods.
7 Wahyu 64.50 70.00 55.00 66.67 -Rekomendasi perbaikan mesin ke Maintenance dan
8 Ari Andriyanus 37.50 45.00 55.00 50.00 Utility.
9 Yanyan S 50.00 40.00 59.00 60.00 Output Demand (OD) -Rekomendasi kualitas WIP dan Finish Goods ke QC. 15
-Rekomendasi hasil produksi Finish Goods ke
10 Ridho Hidayatullah 70.00 55.00 71.50 75.00 Warehouse.
11 Pegi Rustandi 67.50 78.00 72.50 65.67 -Penyelesaikan lama waktu Produksi sesuai shift.
12 Zayus H 67.50 70.00 65.00 70.00 Time Pressure (TP)
-Penyelesaikan lama waktu Performance Assistant
30
13 Casnata 55.00 60.00 60.00 58.33 Supervisor dan staff.
-Penyelesaian lama waktu Improvent Project
14 Eko Pasharela 75.00 72.50 80.00 70.00 Jumlah 100%
15 Hasan 65.00 71.50 66.50 71.00
16 Marno 60.00 65.00 65.00 58.33
17 Iwan K 50.00 61.00 61.50 63.33 Adapun hasil rekapitulasi dari keseluruhan
18 Deden F 72.50 75.00 72.50 71.67 pembobotan terhadap tingkat kepentingan
19 Andri P 80.00 82.50 77.50 71.67
20 Yanto 57.50 60.00 65.00 61.25
pada variabel beban kerja DRAWS untuk
21 Yayat Hidayat 55.00 65.00 47.50 62.50 Managerial Level disajikan pada tabel 8.
22 Mamat Rahmat 50.00 55.00 40.00 44.00
23 Supriyatna 62.00 72.50 62.50 63.00
Tabel 8. Hasil rekapitulasi pembobotan variabel
24 Endang S 37.50 55.00 65.00 61.25
25 Yayan S 60.00 67.50 57.50 61.00 beban kerja DRAWS untuk managerial level
26 Komar S 40.00 55.00 57.50 58.75 Pembobotan Variabel Beban Kerja DRAWS
27 Jajang Saepul H 67.50 70.35 55.00 65.00 Input demand Central Demand Output Demand Time Pressure
28 Dadang H 65.00 70.00 67.50 68.75 No NAMA Jumlah (%)
(ID) (CD) (OD) (TP)
29 Heri H 57.00 57.50 62.50 53.75
1 Manager 1 10 40 20 30 100
30 Aep Cahyana 70.50 63.50 62.50 70.50
2 Manager 2 15 40 15 30 100
31 Usep Rodita 63.50 73.00 55.50 75.00
3 Shift Manager 1 5 50 15 30 100
32 Trisno S 35.00 48.33 38.50 46.50
33 Dandung P 60.00 69.00 68.00 71.00
4 Shift Manager 2 7 37 25 31 100
34 Asep Jaenudin 64.00 71.50 62.50 73.50 5 Shift Manager 3 10 40 20 30 100

Tabel 6. Hasil rekapitulasi penilaian beban kerja Pembobotan terhadap Tingkat Kepentingan
DRAWS untuk supervisor pada Variabel Beban Kerja DRAWS untuk
Penilaian Variabel Beban Kerja DRAWS Supervisory Level
Input demand Central Demand Output Demand Time Pressure Pembobotan terhadap tingkat kepentingan
No NAMA
(ID) (CD) (OD) (TP) pada variabel beban kerja DRAWS untuk
1 R. Usman 63.33 70.00 73.33 70.00 Supervisory Level disajikan pada tabel 9.
2 Dian Suyud 71.67 67.25 66.33 73.00
3 Yayan Sugiharjo 59.33 57.00 57.00 60.00
Tabel 9. Pembobotan variabel beban kerja DRAWS
4 Dedi Ruswendi 61.00 52.50 65.00 71.50
untuk assistant supervisor
5 Kohar Fahrudin 59.33 43.75 60.50 57.50 Pembobotan
Jabatan Variabel Indikator
6 Budi Rahmat S.A.S 83.33 83.75 75.00 87.50 (%)
-Membaca ketepatan Laporan harian
7 Suhardi 65.00 73.75 65.00 60.00 Input Packing dan Supervisor Packing.
5
8 Agung Wahyu S 53.67 56.25 42.50 61.00 Demand -Membaca ketepatan target produksi
Packing.
9 Fajar Fatahillah 80.00 90.00 92.50 80.00 -Menghitung jumlah SKU dan Batch untuk
10 Yunar Wahyudi 66.67 75.00 67.50 75.00 Central tiap Packing.
15
Demand -Mengatur mesin dan operator yang
11 Dadan Mardiana 69.67 67.50 67.50 67.50 bekerja.
12 Iwa Wardani 70.00 50.00 80.00 67.50 Assistant -Rekomendasi Ink Mesin, Straw Mesin
Supervisor Output dan Cardboard Packer siap produksi.
13 Tito Gitaraharja 66.67 41.25 70.00 70.00 Packing Demand -Rekomendasi QC online Checker dan
30

14 Satrio 71.67 51.25 65.00 72.50 Engineer layak pakai carton packaging.
-Penyelesaikan lama waktu Packing.
15 Lies Purwaty 66.67 50.00 75.00 70.00 -Penyelesaikan lama waktu laporan
16 Ayep Sanusi 71.67 56.25 75.00 70.00 Time
Packing.
-Penyelesaian pergantian coding secara 50
17 Syaefuddin 76.67 66.00 82.00 81.67 Pressure
benar dan tepat waktu.
-Mengurangi lama waktu downtime filling
berlangsung.
Jumlah 100

74
Sedangkan hasil rekapitulasi dari Tabel 11. Hasil rekapitulasi pembobotan tingkat
keseluruhan pembobotan terhadap tingkat kepentingan variabel beban kerja DRAWS untuk
kepentingan pada variabel beban kerja supervisor
Pembobotan Variabel Beban Kerja DRAWS
DRAWS untuk Supervisory Level yang terdiri
Input demand Central Demand Output Demand Time Pressure
dari Assistant Supervisor dan Supervisor dapat No NAMA Jumlah (%)
(ID) (CD) (OD) (TP)
pada tabel 10 dan tabel 11. 1 R. Usman 30 30 20 20 100
2 Dian Suyud 10 40 30 20 100
3 Yayan Sugiharjo 23 27 26 24 100
Tabel 10. Hasil rekapitulasi pembobotan tingkat
4 Dedi Ruswendi 13 42 28 17 100
kepentingan variabel beban kerja DRAWS untuk 5 Kohar Fahrudin 30 20 25 25 100
assistant supervisor 6 Budi Rahmat S.A.S 20 35 20 25 100
Pembobotan Variabel Beban Kerja DRAWS 7 Suhardi 30 40 15 15 100
Input demand Central Demand Output Demand Time Pressure 37 30 16 17 100
No NAMA Jumlah (%) 8 Agung Wahyu S
(ID) (CD) (OD) (TP)
9 Fajar Fatahillah 10 60 15 15 100
1 Deden Cahyadi 40 30 20 10 100
10 Yunar Wahyudi 20 35 20 25 100
2 Nana Supriatna 20 35 30 15 100
3 Endang M 10 30 30 30 100 11 Dadan Mardiana 30 30 20 20 100
4 Slamet Wijaya 20 43 27 10 100 12 Iwa Wardani 20 40 25 15 100
5 Bambang Supriyanto 10 40 30 20 100 13 Tito Gitaraharja 10 50 20 20 100
6 Deni S 10 35 25 30 100 14 Satrio 40 20 20 20 100
7 Wahyu 10 30 35 25 100 15 Lies Purwaty 30 30 20 20 100
8 Ari Andriyanus 30 50 10 10 100 16 Ayep Sanusi 35 35 10 20 100
9 Yanyan S 15 40 30 15 100 5 15 40 40 100
17 Syaefuddin
10 Ridho Hidayatullah 20 60 10 10 100
11 Pegi Rustandi 30 15 25 30 100
12 Zayus H 20 35 25 20 100 Hasil pengolahan data dan rekapitulasi skor
13 Casnata 25 20 40 15 100
14 Eko Pasharela 10 40 20 30 100 beban kerja pegawai dengan menggunakan
15 Hasan 20 35 25 20 100 metode DRAWS pada Managerial Level
16 Marno 20 35 30 15 100
17 Iwan K 15 35 35 15 100
disajikan pada tabel 12.
18 Deden F 10 45 35 10 100
19 Andri P 20 25 40 15 100 Tabel 12. Hasil rekapitulasi skor beban kerja
20 Yanto 25 35 20 20 100
menggunakan metode DRAWS untuk managerial
21 Yayat Hidayat 30 25 20 25 100
22 Mamat Rahmat 20 35 20 25 100 level
23 Supriyatna 20 25 20 35 100
Penilaian Variabel Beban DRAWS Pembobotan Variabel Beban DRAWS Kategori Beban
24 Endang S 15 30 25 30 100 No NAMA Skor (%)
25 Yayan S 30 30 20 20 100 (ID) (CD) (OD) (TP) (ID) (CD) (OD) (TP) Kerja
26 Komar S 30 20 20 30 100 1 Manager 1 61.67 75.00 72.00 72.50 10 40 20 30 Over Load 72.32
27 Jajang Saepul H 20 35 30 15 100 2 Manager 2 61.33 68.75 63.60 65.75 15 40 15 30 Over Load 65.96
28 Dadang H 23 31 17 29 100
29 Heri H 30 10 15 45 100
3 Shift Manager 1 65.00 73.75 60.00 73.33 5 50 15 30 Over Load 71.12
30 Aep Cahyana 15 35 20 30 100 4 Shift Manager 2 61.67 62.25 63.33 65.67 7 37 25 31 Over Load 63.54
31 Usep Rodita 10 45 30 15 100 5 Shift Manager 3 70.00 65.00 61.67 61.67 10 40 20 30 Over Load 63.84
32 Trisno S 10 30 20 40 100
Rata-Rata 63.93 68.95 64.12 67.78 9.40 41.40 19.00 30.20 67.36 Over Load
33 Dandung P 15 40 30 15 100
34 Asep Jaenudin 25 25 25 25 100
Sedangkan untuk hasil rekapitulasi
Penentuan Skor Beban Kerja Pegawai Supervisory Level disajikaan pada tabel 13
dengan Menggunakan Metode DRAWS dan tabel 14.
untuk Penilaian Managerial Level dan
Supervisory Level Analisis Beban Kerja yang Dirasakan
Penentuan skor beban kerja pegawai Managerial Level dan Supervisory Level
Berdasarkan tabel 12 hasil rekapitulasi
diperoleh dari hasil perkalian antara hasil
perhitungan beban kerja pada Managerial
penilaian beban kerja dengan hasil
Level, diperoleh rata-rata skor beban kerja
pembobotan tingkat kepentingan variabel
sebesar 67,36%, maka kategori beban kerja
beban kerja DRAWS. Penentuan skor untuk
untuk Managerial Level di Departemen UHT
beban kerja terhadap variabel DRAWS terdiri
PT. Ultrajaya termasuk kedalam kategori
dari tiga kategori beban kerja dimulai dari skor
beban kerja overload, dimana seluruh
≤ 40% yaitu termasuk kedalam kategori beban
manager berada pada kategori beban kerja
kerja under load, selanjutnya 40% < skor ≤
overload. Sedangkan berdasarkan tabel 13
60% yaitu termasuk kedalam kategori beban
dan 14 hasil rekapitulasi perhitungan beban
kerja optimal load, dan yang terakhir adalah
kerja pada Supervisory Level, diperoleh rata-
skor > 60% yaitu termasuk kedalam kategori
rata skor beban kerja masing-masing sebesar
beban kerja over load.
62,14% dan 67,03%, maka kategori beban

75
kerja untuk Supervisory Level di Departemen Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja
UHT PT. Ultrajaya termasuk kedalam kategori terhadap Managerial Level di Departemen
beban kerja over load, dimana dari 51 UHT, kemudian selanjutnya dihitung rata-rata
supervisor terdapat 15 pegawai termasuk dari setiap variabel beban kerja fisik dan
beban kerja optimal (sekitar 29,41 %). mental sebagaimana disajikan pada tabel 15.

Tabel 13. Hasil rekapitulasi skor beban kerja Tabel 15. Kategori beban kerja untuk managerial
dengan menggunakan metode DRAWS untuk level
assistant supervisor Kategori Beban Kerja
Skoring Kategori
No NAMA Total (%) Beban Kerja Fisik Beban Kerja Mental
Input Demand Central Demand Output Demand Time Pressure Beban Kerja
1 Deden Cahyadi 60.00 X 40 62.50 X 30 58.33 X 20 60.67 X 10 60.48 Over Load Rata-Rata Rata-Rata Rata-Rata Rata-Rata
Jabatan Jumlah (%)
2 Nana Supriatna 47.50 X 20 57.50 X 35 60.00 X 30 60.00 X 15 56.63 Optimal Load Input Demand Output Demand Central Demand Time Pressure
3 Endang M 60.00 X 10 62.50 X 30 63.33 X 30 60.00 X 30 61.75 Over Load
(ID) (OD) (CD) (TP)
4 Slamet Wijaya 52.50 X 20 70.00 X 43 58.33 X 27 56.67 X 10 62.02 Over Load
5 Bambang Supriyanto 60.00 X 10 80.00 X 40 55.00 X 30 68.33 X 20 68.17 Over Load Managerial Level 9.40 19.00 41.40 30.20 100.00
6 Deni S 62.50 X 10 70.00 X 35 63.33 X 25 63.33 X 30 65.58 Over Load Rata-Rata Beban Kerja 28.40 71.60 100
7 Wahyu 64.50 X 10 70.00 X 30 55.00 X 35 66.67 X 25 63.37 Over Load
8 Ari Andriyanus 37.50 X 30 45.00 X 50 55.00 X 10 50.00 X 10 44.25 Optimal Load
9 Yanyan S 50.00 X 15 40.00 X 40 59.00 X 30 60.00 X 15 50.20 Optimal Load Berdasarkan tabel 15, menunjukkan bahwa
10 Ridho Hidayatullah 70.00 X 20 55.00 X 60 71.50 X 10 75.00 X 10 61.65 Over Load beban kerja yang paling dominan dirasakan
11 Pegi Rustandi 67.50 X 30 78.00 X 15 72.50 X 25 65.67 X 30 69.78 Over Load
12 Zayus H 67.50 X 20 70.00 X 35 65.00 X 25 70.00 X 20 68.25 Over Load
Managerial Level adalah variabel Central
13 Casnata 55.00 X 25 60.00 X 20 60.00 X 40 58.33 X 15 58.50 Optimal Load Demand sebesar 41,40% dengan sebaran
14 Eko Pasharela 75.00 X 10 72.50 X 40 80.00 X 20 70.00 X 30 73.50 Over Load beban kerja fisik sebesar 28,40% dan beban
15 Hasan 65.00 X 20 71.50 X 35 66.50 X 25 71.00 X 20 68.85 Over Load
16 Marno 60.00 X 20 65.00 X 35 65.00 X 30 58.33 X 15 63.00 Over Load kerja mental sebesar 71,60%. Jadi beban kerja
17 Iwan K 50.00 X 15 61.00 X 35 61.50 X 35 63.33 X 15 59.88 Optimal Load yang dirasakan lebih banyak oleh Managerial
18 Deden F 72.50 X 10 75.00 X 45 72.50 X 35 71.67 X 10 73.54 Over Load
Level dalam melakukan pekerjaanya termasuk
19 Andri P 80.00 X 20 82.50 X 25 77.50 X 40 71.67 X 15 78.38 Over Load
20 Yanto 57.50 X 25 60.00 X 35 65.00 X 20 61.25 X 20 60.63 Over Load kedalam beban kerja mental dengan rata-rata
21 Yayat Hidayat 55.00 X 30 65.00 X 25 47.50 X 20 62.50 X 25 57.88 Optimal Load beban kerja sebesar 71,60%. Artinya jenis
22 Mamat Rahmat 50.00 X 20 55.00 X 35 40.00 X 20 44.00 X 25 48.25 Optimal Load
23 Supriyatna 62.00 X 20 72.50 X 25 62.50 X 20 63.00 X 35 65.08 Over Load pekerjaan yang dilakukan oleh Managerial
24 Endang S 37.50 X 15 55.00 X 30 65.00 X 25 61.25 X 30 56.75 Optimal Load Level di Departemen UHT didominasi oleh
25 Yayan S 60.00 X 30 67.50 X 30 57.50 X 20 61.00 X 20 61.95 Over Load
pekerjaan mental. Seorang manajer sebagai
26 Komar S 40.00 X 30 55.00 X 20 57.50 X 20 58.75 X 30 52.13 Optimal Load
27 Jajang Saepul H 67.50 X 20 70.35 X 35 55.00 X 30 65.00 X 15 64.37 Over Load garda terakhir pengambil keputusan di suatu
28 Dadang H 65.00 X 23 70.00 X 31 67.50 X 17 68.75 X 29 68.06 Over Load perusahaan, meskipun memungkinkan
29 Heri H 57.00 X 30 57.50 X 10 62.50 X 15 53.75 X 45 56.41 Optimal Load
30 Aep Cahyana 70.50 X 15 63.50 X 35 62.50 X 20 70.50 X 30 66.45 Over Load
terjadinya human error dalam pengambilan
31 Usep Rodita 63.50 X 10 73.00 X 45 55.50 X 30 75.00 X 15 67.10 Over Load keputusan tersebut maka untuk seorang
32 Trisno S 35.00 X 10 48.33 X 30 38.50 X 20 46.50 X 40 44.30 Optimal Load manajer tidak boleh terjadi sama sekali.
33 Dandung P 60.00 X 15 69.00 X 40 68.00 X 30 71.00 X 15 67.65 Over Load
34 Asep Jaenudin 64.00 X 25 71.50 X 25 62.50 X 25 73.50 X 25 67.88 Over Load Seorang manajer harus berani mengambil
Rata-Rata 11.53 21.38 15.51 13.72 62.14 Over Load resiko dalam mengambil keputusan (Griffin,
2013 : 259)
Tabel 14. Hasil rekapitulasi skor beban kerja
dengan menggunakan metode DRAWS untuk Tabel 16. Kategori beban kerja untuk supervisory
supervisor level
Skoring Kategori Beban Kategori Beban Kerja
No NAMA Total (%)
Input Demand Central Demand Output Demand Time Pressure Kerja
Beban Kerja Fisik Beban Kerja Mental
1 R. Usman 63.33 X 30 70.00 X 30 73.33 X 20 70.00 X 20 68.67 Over Load
2 Dian Suyud 71.67 X 10 67.25 X 40 66.33 X 30 73.00 X 20 68.57 Over Load Rata-Rata Rata-Rata Rata-Rata Rata-Rata
Jabatan Jumlah (%)
3 Yayan Sugiharjo 59.33 X 23 57.00 X 27 57.00 X 26 60.00 X 24 58.26 Optimal Load Input Demand Output Demand Central Demand Time Pressure
4 Dedi Ruswendi 61.00 X 13 52.50 X 42 65.00 X 28 71.50 X 17 60.34 Over Load (ID) (OD) (CD) (TP)
5 Kohar Fahrudin 59.33 X 30 43.75 X 20 60.50 X 25 57.50 X 25 56.05 Optimal Load
6 Budi Rahmat S.A.S 83.33 X 20 83.75 X 35 75.00 X 20 87.50 X 25 82.85 Over Load
Assistant Supervisor 19.79 25.12 33.21 21.88 -
7 Suhardi 65.00 X 30 73.75 X 40 65.00 X 15 60.00 X 15 67.75 Over Load Supervisor 23.12 21.76 34.06 21.06 -
8 Agung Wahyu S 53.67 X 37 56.25 X 30 42.50 X 16 61.00 X 17 53.90 Optimal Load Rata-Rata 21.46 23.44 33.63 21.47 100
9 Fajar Fatahillah 80.00 X 10 90.00 X 60 92.50 X 15 80.00 X 15 87.88 Over Load Rata-Rata Beban Kerja 44.90 55.10 100
10 Yunar Wahyudi 66.67 X 20 75.00 X 35 67.50 X 20 75.00 X 25 71.83 Over Load
11 Dadan Mardiana 69.67 X 30 67.50 X 30 67.50 X 20 67.50 X 20 68.15 Over Load
12 Iwa Wardani 70.00 X 20 50.00 X 40 80.00 X 25 67.50 X 15 64.13 Over Load Berdasarkan tabel 16, menunjukkan bahwa
13 Tito Gitaraharja 66.67 X 10 41.25 X 50 70.00 X 20 70.00 X 20 55.29 Optimal Load
beban kerja yang paling dominan dirasakan
14 Satrio 71.67 X 40 51.25 X 20 65.00 X 20 72.50 X 20 66.42 Over Load
15 Lies Purwaty 66.67 X 30 50.00 X 30 75.00 X 20 70.00 X 20 64.00 Over Load Supervisory Level adalah variabel Central
16 Ayep Sanusi 71.67 X 35 56.25 X 35 75.00 X 10 70.00 X 20 66.27 Over Load Demand sebesar 33,63% dengan sebaran
17 Syaefuddin 76.67 X 5 66.00 X 15 82.00 X 40 81.67 X 40 79.20 Over Load
Rata-Rata 15.41 21.51 15.14 14.96 67.03 Over Load
beban kerja fisik sebesar 44,90% dan beban
kerja mental sebesar 55,10%. Jadi beban kerja
76
mental yang dirasakan oleh Supervisory Level perusahaan. Skor ini juga dapat diaplikasikan
masih relatif sebanding dibandingkan beban dalam perekutan pegawai untuk managerial &
kerja fisiknya, dan berbeda yang dirasakan supervisory level di departemen UHT PT.
oleh Managerial Level dimana lebih didominasi Ultrajaya.
oleh beban kerja mental. Dengan demikian,
Supervisory Level harus meningkatkan Simpulan
ketrampilan dan pengetahuan dalam ruang Berdasarkan hasil pengolahan dan
lingkup kerjanya, sehingga dapat memberikan pembahasan hasil penelitian di lapangan,
kontribusi yang lebih baik terhadap maka dapat ditarik kesimpulan:
perusahaan (Gilley & Maycunich, 2000 : 241). 1. Besarnya beban kerja yang dirasakan oleh
Managerial Level dan Supervisory Level
Implementasi Hasil Penelitian melalui proses pengukuran beban kerja
Sebagai upaya untuk meningkatkan DRAWS adalah sebagai berikut:
produktivitas pegawai, maka hasil pengukuran a) Managerial Level di Departemen UHT
beban kerja pegawai yang telah dilakukan oleh PT. Ultrajaya menilai bahwa beban kerja
yang dirasakan adalah over load dengan
perusahaan dapat dijadikan acuan dalam
rata-rata skor beban kerja sebesar
penetapan standar beban kerja maksimum. 67,36%, dimana kompetensi seorang
Untuk Managerial Level, yang terdiri dari 2 manager pasti memiliki beban kerja
orang manajer dan 3 orang shift manager, yang sangat tinggi dan dituntut untuk
dimana keseluruhannya berada dalam kategori memiliki daya fikir yang kreatif, dinamis
beban kerja yang tinggi (overload) dan skor dan visioner yang dapat membawa
tertinggi beban kerja adalah sebesar 72,32%. kesinambungan perusahaan ke arah
yang lebih baik.
Skor ini sebagai skor standar beban kerja
b) Supervisory Level di Departemen UHT
untuk Managerial Level di Departemen UHT PT. Ultrajaya menilai bahwa beban kerja
PT. Ultrajaya. Sudah sepantasnyalah kalau yang dirasakan adalah termasuk
level manajer berada pada kategori beban overload dengan rata-rata skor beban
kerja overload, tetapi skornya tidak berlebihan kerja sebesar 64,59%, dimana
(kategori sangat tinggi). Dengan skor beban Supervisory Level dituntut untuk
kerja untuk manajer sebesar 72,32% adalah meningkatkan ketrampilan dan
pengetahuan dalam ruang lingkup
sudah cukup baik, karena seorang manajer
kerjanya, sehingga dapat memberikan
harus dapat mengendalikan tingkat stress kontribusi yang lebih baik terhadap
pekerjaan dan mengendalikan konflik yang perusahaan dan memberikan informasi
terjadi di perusahaan, sehingga sedemikian yang benar terhadap manager
rupa perkembangan organisasi bisa diciptakan perusahaan sebagai bahan
dengan baik dan dapat mewujudkan apa yang pengambilan keputusan.
2. Variabel beban kerja DRAWS yang paling
menjadi visi dan misi dalam organisasinya
dominan dirasakan oleh Managerial Level
(Reis & Geller, 2010 : 6). dan Supervisory Level adalah sebagai
Untuk Supervisory Level dimana rata-rata berikut:
skor beban kerja berada dalam kategori a) Managerial Level dari keempat variabel
overload, yakni sebanyak 37 orang dari 51 beban kerja DRAWS adalah variabel
pegawai yang overload, dan 6 orang yang Central Demand (CD) sebesar 41.40%
skornya melebihi skor manajer. Dengan dengan sebaran beban kerja beban
kerja mental sebesar 71,60% dan beban
demikian, kita dapat menetapkan skor standar
kerja fisik sebesar 28,40%, dimana
beban kerja maksimal adalah sebesar 72,32%, Mangerial Level Management dalam
dimana untuk pegawai yang skornya di atas bekerja lebih banyak aktivitas berpikir
nilai standar maksimum ini, maka pegawai menggunakan otaknya, dibandingkan
tersebut dilakukan pembinaan dan pelatihan tenaga fisik yang dikeluarkan.
sehingga sedemikian rupa pada satu tahun ke b) Supervisory Level dari keempat variabel
depan dapat memenuhi nilai standar beban beban kerja DRAWS adalah variabel
Central Demand (CD) sebesar 33,63%
kerja tersebut.
dengan sebaran beban kerja fisik
Dengan ditetapkannya nilai standar beban sebesar 44,90% dan beban kerja mental
kerja maksimum, maka para pegawai sebesar 55,10%, dimana relatif terdapat
diharapkan dapat meningkatkan kedisplinan keseimbangan beban kerja mental dan
dan kemampuan & keterampilan kerja beban kerja fisik, sehingga diperlukan
sehingga dapat meningkatkan produktivitas
77
tenaga fisik yang sebanding dalam Lampiran
menunjang pekerjaanya.
Deskripsi Dimensi DRAWS Manager Produksi
Jabatan Variabel Aktivitas
Membaca laporan Planning Produksi.
Daftar Pustaka
Input Demand Membaca laporan harian Process, Sterilizer, Filling, Packing, Robotic, General admin.
Membaca target produksi Process, Filling dan Finish Goods.
Gilley, Jerry, and Maycunich, Ann. (2000). Mengarahkan Assistant Manager, Supervisor, Assistant Supervisor.
Beyond The Organization Enhancing Your Menghitung kapasitas mesin dan manpower yang bekerja .
Central Demand
Mengidentifikasi kerusakan pada Raw Material, Mesin, WIP dan Finish Goods.
Company’s Capability. New York : Perseus Membuat keputusan kualitas mesin, WIP dan Finish Goods.
Books. Rekomendasi ke PPIC untuk Planning Produksi.
st Manager Produksi
Griffin, W. Ricky. (2012). Management (11 Rekomendasi ke Maintenance dan Utility untuk perbaikan mesin.
Output Demand Rekomendasi ke QC untuk kualitas WIP dan Finish Goods.
Ed.). USA : Cengage Learning.
Rekomendasi ke MVP untuk Sugar Syrup.
Institute for Occupational Ergonomics (IOE). Rekomendasi ke Warehouse untuk Hasil Produksi Finish Goods.
(2005). Train Driver Mental Workload : The Menyelesaikan Produksi sesuai target waktu.
Menyelesaikan Planning Prdouksi harian sesuai target waktu.
Train Driver DRAWS Tool Guidance Note. Time Pressure
Menyelesaiakn Performance Appraisal Supervisor, Assistant Supervisor dan Staff tepat waktu.
Research Programme. Rail Safety & Menyelesaikan Improvement Project dengan baik dan tepat waktu.
Standard Board. Diakses dari :
http://p.sparkrail.org/record.asp?q=PB0094 Deskripsi Dimensi DRAWS Supervisor Process
02. [20 Februari 2015]. Jabatan Variabel Aktivitas
Reis, Matthew, and Geller, Judith. (2010). A Membaca laporan Planning Produksi.
Input Demand Membaca laporan harian Process.
manager’s Guide to Human Behavior. USA Membaca target produksi Mixing.
: American Management Association. Mengatur mesin dan operator yang bekerja.
Menghitung jumlah recipe dan raw material untuk tiap Mixing.
Salmon, Paul, Stanton, Neville, Baber,Chris, Central Demand
Mengidentifikasi kerusakan pada mesin dan recipe.
Supervisor Process
Walker, Guy, and Green, Damian. (2004). Membuat keputusan kualitas recipe yang dimixing.
Human Factors Design & Evaluation Rekomendasi ke Warehouse untuk Raw Material.
Output Demand Rekomendasi ke Sterilizer untuk transfer WIP Produk.
Methods Review. Human Factors Rekomendasi ke MVP untuk Sugar Syrup.
Integration Defence Technology Centre. Time Pressure
Menyelesaikan Mixing sesuai target waktu.
Menyelesaikan laporan dengan baik dan tepat waktu.
Diakses dari :
https://www.defencehumancapability.com/P
ortals/0/HFIDTC/HFI%20Methods%20and%
20Models/Phase%201/hf-design-
evaluation-methods.pdf. [20 Februari 2015].
Stanton, Neville, Salmon, Paul M., and
Rafferty, Laura A. (2005). Human Factors
Methods: A Practical Guide for Engineering
and Design. England : Ashgate Publishing
Company.
Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. TBk, PT.
Ultrajaya at Glance, Bandung, [On Line],
Diakses dari:
http://www.ultrajaya.co.id/corporatehall/ultra
jayaataglance/. [20 Februari 2015].
Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. TBk.
(2015). Usaha & Kinerja Terkini untuk 9
Bulan 2015. Bandung : PT. UJMI.

78

You might also like