Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Pemikiran Dan Pembaharuan Muhammad Abduh Dan Rasyid Ridha Di Mesir Serta Muhammad Abdul Wahab Di Jazirah Arab

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Pemikiran dan Pembaharuan

Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha


di Mesir serta Muhammad Abdul
Wahab di Jazirah Arab

Kelompok 2
Naufal Ridhotul Irfan
Femi Indria Novanti
Rizani Adawiyah
Biografi tokoh
1. Muhammad Abduh
Nama asli adalah Syekh Muhammad Abduh adalah Muhammad bin Hasan bin
Hasan Khairullah. Ia lahir tahun 1849 M. Di desa Mahallat Nasr Kabupaten al-Buhairah,
Mesir. Muhammad Abduh lahir dari pasangan Abduh bin Khairullah, seorang petani miskin
dari Mashallat Nasr dan Junainah binti Uthman al-kabir seorang janda dari keturunan
terpandang di Tanta.
Perjalanana Muhammad Abduh dari tahun ketahun;
Pada tahun 1866 Abduh meninggalkan keluarganya dan istrinya untuk belajar di al Azhar.
Pada tahun 1869, ia datang ke Mesir menemui Jamal al-Din al-Afghani yang terkenal dalam
dunia Islam sebagai seorang mujahid, mujaddid dan ulama’ yang sangat alim. Melalui al-
Afghani, Abduh mendalami pengetahuan-filsaiat, matematika, teologi, politik dan jurnalistik.
Pada tahun 1878, Abduh mendapat tugas mengajar di perguruan tinggi Dar al-Ulum yang
baru saja didirikan juga menjadi pengajar pada Universitas al - Azhar. Dia memanfaatkan ini
sebagai peluang untuk berbicara dan menulis soal politik dan sosial, khususnya soal
pendidikan.
Pada tahun 1882 Ketika di Beirut, ia mendapat undangan al-Afghani untuk bergabung
dengannya di Paris.
Pada tahun 1888 ia diperbolehkan pulang ke mesir tapi tidak diperbolehkan mengajar.
Pada tahun 1895 dia menjadi anggota dewan administratif di al-azhar.
2. Rashid Ridha
• Muhammad Rasyid Ridha adalah murid Muhammad ‘Abduh
yang terdekat. Ia lahir pada tahun 1865 di al-Qalamun, suatu
desa di Lebanon yang letaknya tidak jauh dari kota Tripoli
(Suria).

• Pada tahun 1882, ia meneruskan pelajaran di al-Madrasah al-


Wataniah al-Islamiyyah (Sekolah Nasional Islam) di Tripoli. Ia
belajar bahasa arab diajarkan pula bahasa turki dan prancis.

• Pada tahun 1899 ia selalu didesak oleh abduh untuk memberikan


kuliah mengenai tafsir al-Qur’an di al-Azhar.

• Ia meninggal dunia di bulan Agustus tahun 1935, sekembalinya


dari mengantarkan Pangeran Su’ud ke kapal di Suez.
3. Muhammad Abdul Wahab
• Muhammad bin Abdul wahab, dilahirkan di
Uyainah, Najd pada tahun 1115H/1703H. Nama
lengkapnya adalah Abdullah Muhammad bin abdul
wahab bin sulaiman bin Ali bin Muhammad bin
Ahmad bin Rasyid At-Tamimi. Ia berasal dari
keturunan yang memiliki basis pengetahuan agama
yang kuat
• Sebelum usianya mencapai 10 tahun, Muhammad
bin Abdul wahab telah menghafal Al-Qur’an dan
hadits-hadits yang terdapat dalam kitab Kutubus
Sittah
• Memasuki usia yang ke-20 tahun ia sudah mulai
bersikap kritis terhadap kondisi sosial dan
keagamaan pada masyarakatnya.
• Pada tahun 1726 M Muhammad bin Abdul wahab
dan keluarganya pergi hijrah ke Huraimila.
Ide-ide pemikiran/gerakan dari setiap tokoh

1. Ide-ide pemikiran dan pembaharuan Muhammad Abduh


a. Pemikiran tentang Pendidikan.
Baginya pendidikan itu penting sekali, sedangkan ilmu pengetahuan itu wajib dipelajari,
bahkan hal itu juga menjadi tujuan hidupnya. Dalam sistem Abduh, siswa sekolah
menengah haruslah mereka-mereka yang ingin mempelajari syariat, militer, kedokteran atau
ingin bekerja pada pemerintah. Kurikulumnya harus meliputi antara lain : buku yang
memberi pengantar pengetahuan, seni logika, prinsip penalaran dan protokol berdebat;
menentukan posisi tengah dalam upaya menghindarkan konflik, pembahasan lebih rinci
mengenai perbedaan antara Islam dan Kristen
b. Pemikiran tentang Teologi.
Untuk memajukan umat Islam, faham-faham bid’ah harus dikeluarkan dari tubuh umat
Islam. Umat harus kembali kepada ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Untuk mengikuti
perkembangan zaman, umat Islam harus mempergunakan akalnya. Menurut Abduh, jalan
untuk mengetahui Tuhan bukanlah wahyu saja tetapi juga akal.
c. Pembaharuan di Bidang Pendidikan Politik
Ketertarikan Muhammad Abduh pada dunia politik semenjak perkenalannya dengan seseorang
pembaharu yaitu Jamaludon al-Afghani pada ia masih mahasiswa di al-Azhar. Abduh juga ikut
dalam revolusi Urabi Pasya, yaitu golongan tentara nasional mesir yang ingin mengontrol dan
menguasai tentara mesir dan perwira Turki dan sarkas Inggris. Muhammad Abduh membuat
organisasi dan majalah al-urwat al-wusqa dan al-manar. Melalui majalah ini menyusun gerakan
kesadaran umat islam sedunia.

d. Pembaharuan di Bidang Sosial Keagamaan


pokok-pokok pikiran abduh dalam bidang sosial keagamaan adalah
1. Kemajuan agama islam itu tertutup oleh umat islam itu sendiri, dimana umat islam beku
dalam memahami ajaran islam, dihafalkan lafaznya tapi tidak berusaha mengamalkan
isinya.
2. Akal mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dalam islam, menurutnya “agama islam
sejlan dengan akal dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menggunakan akal.
3. Ajaran islam sesuai dengan pengetahuan modern begitu pula ilmu pengetahuna modern juga
sesuai dengan ajaran islam.
Ide-ide pemikiran dan pembaharuan Rasyid
Ridha
a. Pembaharuan di Bidang Keagamaan
Rasyid Ridha banyak menyoroti masalah Akidah Islam yang hubungannya dengan praktik di tengah umat Islam saat itu.
Umumnya, umat Islam mempunyai pengalaman agama berdasarkan taklid. Umat Islam pada saat itu lebih meminati
sesuatu hukum atau fatwa yang sudah baku, karena dianggap sebagai kebenaran mutlak. Sedangkan soal muamalah, hanya
dasar-dasar yang diberikan, seperti keadilan, persamaan, pemerintahan syura.
Rasyid Ridha juga menganjurkan supaya bertoleransi bermazhab untuk dihidupkan. Selanjutnya ia menganjurkan
pembaharuan dalam bidang hukum dan penyatuan mazhab hukum. Menurut Rasyid Ridha akal dapat dipakai terhadap
ajaran-ajaran mengenai hidup kemasyarakatan, tetapi tidak terhadap ibadah.
b. Pembaharuan di Bidang Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
Peradaban Barat modern menurut Rasyid Ridha didasarkan atas kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam
lapangan ini Rasyid Ridha sangat antusias mendukung program Muhammad Abduh untuk melakukan pemasukan ilmu-
ilmu umum ke dalam lembaga pendidikan milik umat Islam (sekolah atau madrasah Islam tradisional). Hal itu karena ilmu
pengetahuan dan teknologi tidak bertentangan dengan Islam.
aktivitas Rasyid Ridha dalam bidang pendidikan selain memasukkan ilmu-ilmu umum ke dalam lembaga pendidikan milik
umat Islam, ia juga membentuk lembaga pendididkan yang bernama “al-Dakwah Wal Irsyad” pada tahun 1912 M di kairo,
diharapkan para lulusan dan sekolah ini akan dikirim ke negara mana saja yang memerlukan bantuan mereka dalam hal
pengajaran atau pendidikan dan kenegaraan
c. Pembaharuan di Bidang Politik dan Sosial Kemasyarakatan
Menurut Rasyid Ridha calon khalifah tidak hanya terdiri dari ulama atau ahli agama yang sudah
mencapai tingkat mujtahid, tetapi juga dari pemuka-pemuka masyarakat dari berbagai bidang termasuk
bidang perdagangan, perindustrian dan sebagainya. Syarat bagi calon khalifah yaitu harus berilmu dan
mampu berijtihad. Syarat untuk dapat menduduki jabatan khalifah adalah berilmu dalam arti
menguasai pengetahuan agama dan bahasa Arab, sehingga mampu memahami secara tepat maksud-
maksud Alquran dan sunnah Nabi dan teladan-teladan yang diwariskan oleh para pendahulu (salaf)
yang saleh, dan yang sudah mencapai tingkat mampu berijtihad secara betul.
Untuk mempersiapkan calon-calon khalifah yang memenuhi syarat-syarat tersebut, Rasyid Ridha
mengusulkan pendirian suatu lembaga pendidikan tinggi keagamaan untuk mendidik dan mencetak
calon-calon khalifah
Ide-ide pemikiran dan pembaharuan Muhammad Abdul Wahab.
a. Pembaharuan di Bidang Keagamaan
Menurut Muhammad bin Abdul Wahhab, pemurnian akidah merupakan pondasi utama dalam
pendikan Islam. dasar dakwah Muhammad bin Abd al-Wahhab. Dia mengikuti ajaran Ibn
Taimiyah. Atas dasar itu pula dibangunlah hal-hal yang parsial. Menurutnya, manusia bebas
berpikir tentang batas-batas yang telah ditetapkan oleh al-qur’an dan sunah.
Menurutnya, kita harus kembali pada islam pada zaman awal, yang suci dan bersih. Dia
berkeyakinan bahwa kelemahan kaum Muslim hari ini terletak pada akidah mereka yang tidak
benar.
Pokok pikiran lain Muhammad Ibnu Abdul Wahhab meliputi. Pertama, mengajak orang Islam
untuk bertauhid (monoteisme Islam). Kedua, memberi bimbingan Al Qur’an dan Sunah pada
umat. Ketiga, menentang penindasan terhadap orang miskin, janda, anak-anak yatim, kerusakan
moral dan paham keberhalaan. Keempat, memerangi penguasa-penguasa kekaisaran Turki
Usmani, karena tidak adil, bermegah-megahan, tidak memperdulikan rakyat dan menganggap
orang Turki lebih pantas memimpin umat Islam daripada bangsa Arab.
b. Pembaharuan di Bidang Pendidikan
Ulama Wahhabi juga mengatur penuh kurikulum pendidikan, sehingga pengaruh
pemikiran teologi dalam kurikulum itu menyebabkan terjadinya diskriminasi
terhadap kelompok syiah, karena dalam kurikulum Saudi Arabia, ulama Wahabi
menganggap Syiah sebagai kelompok ahlu bid’ah, baik di bidang peribadatan
maupun di bidang Aqidah.
c. Pembaharuan Bidang Politik dan Kemasyarakatan
Muhammad bin Abdul Wahhab serta pengikutnya menyampaikan ajaran-ajarannya
dengan kekerasan, jika tidak dipatuhi maka akan diperangi, seperti prinsip “amar
ma‟ruf nahi munkar”.82 Gerakan Wahabi sendiri pada awalnya adalah sebuah
gerakan permurnian Islam, namun setelah adanya kesepakatan antara Muhammad
bin Abdul Wahhab dengan Muhammad bin Saud pada tahun 1744 M, maka gerakan
Wahabi pun berubah menjadi sebuah gerakan politik, tetapi dalam bidang
keagamaan

Anda mungkin juga menyukai