Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Pemboran Dan Peledakan

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

 Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam tahap

perencanaan pemboran dan peledakan :


1. Kondisi batuan
a. Karakteristik struktur batuan
b. Sifat-sifat geoteknik batuan atau rock blastability
2. Pola peledakan
didasarkan pada diameter lubang ledak
3. Pengisian dan penembakan
a. pola peledakan
b. ciri-ciri teknis bahan peledak
c. fragmentasi batuan yang diinginkan
Dasar pemilihan bor untuk tambang terbuka
1. Jenis batuan
Kekerasan dan komposisi mineral mempengaruhi keausan mata bor dan
batang bor
2. Tinggi jenjang
Diusahakan ditentukan dulu. Jika diameter lubang besar, tinggi jejang
ditentukan oleh FK
3. Diameter lubang ledak :
Dipengaruhi oleh produksi, fragmentasi dan getaran yang timbul
4. Kondisi lapangan
Tergantung proyek dan keadaan lapangan
5. Peraturan
Batas getaran yang diijinkan
6. Fragmentasi
Lubang ledak berdiameter besar, fragmentasi besar
1. PRODUCTION (Bcm)
2. PATTERN DESIGN (m)
3. BENCH HEIHGT (m)
4. DRILLING RATE (m/hours)
5. SCHEDULE HOURS PER DAY DRILLING
MACHINE REQ’D
PERFORMANCE :
1. EFECTIVENESS
2. UTILISATION
3. PHYSICAL AVAILABILITY
Pemboran pada tambang terbuka dan proyek kontruksi
Metode pemboran :
- peledakan jenjang dengan lubang bor vertikal atau miring

POOR
FRAGMENTATION

USEFUL ENERGY

WASTED ENERGY

POOR FRAGMENTATION
Keuntungan dan kerugian pemboran miring
Keuntungan
>> distribusi energi yang lebih baik
>> mengurangi over break
>> kontrol floor yang baik
>> meningkatkan kestabilan lereng yang tinggi
Kerugian
>> membutuhkan perhatian lebih terhadap posisi alat
>> umur bit lebih pendek
>> deviasi lubang bor
>> biaya drilling lebih besar
>> membutuhkan operator yang berpengalaman
>> membutuhkan jenjang yang lebih lebar
 Pola pemboran pada tambang terbuka dapat
diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu :
1. Square
a. Square drill pattern
b. Rectangular drill pattern
2. Staggered
 Hal-hal yang perlu diamati di daerah yang akan diledakkan
adalah :
1. jenis batuan
2. struktur batuan/ kondisi geologi batuan  mempengaruhi
blastability batuan.
3. kondisi lapangan kerja
Kaitan tiap-tiap operasi terhadap kelancaran kegiatan selanjutnya (Sumber
: Dyno Nobel/Blast Dynamics Inc, 1998)
Penentuan Geometri Peledakan
 R.L Ash (1968)
 Langefors (1978)
 Anderson, Konya (1990)
 ICI Explosive
Cara-cara tersebut menyajikan batasan konstanta untuk
menentukan dan menghitung geometri peledakan, terutama
menentukan ukuran burden berdasarkan diameter lubang
tembak, kondisi batuan setempat dan jenis bahan peledak.
Terdapat beberapa perbedaan formula untuk menghitung
burden, tetapi semua memiliki prinsip yang sama bahwa
kondisi batuan, diameter lubang tembak dan jenis bahan
peledak merupakan faktor penting yang harus diperhitungkan
ke dalam formula.
SURFACE BLASTING GEOMETRY
Burden ratio
 "Burden" adalah dimensi yang terpenting dalam menentukan
keberhasilan suatu pekerjaan peledakan.
 Perlu diketahui harga dari "burden ratio" (KB).

 Batuan standar = batuan yang mempunyai "density" 160


pound per cuft (average rock).
 Bahan peledak standar = bahan peledak yang mempunyai
berat jenis (SG) =1.2 dan kecepatan detonasi (Ve) = 12.000
fps.
 KB yang dihasilkan dari percobaan disebut KB standar, KBgtd =
30
KB = KBstd x AFi x AF2
Burden
 Burden merupakan dimensi yang terpenting dalam peledakan.

 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan "burden" adalah :

- Burden harus merupakan jarak dari muatan (charges) tegak lurus


terhadap free face terdekat, dan arah dimana pemindahan akan terjadi.
- Besamya burden tergantung dari karakteristik batuan, karakteristik bahan
peledak dan lain sebagainya.
 Density bahan peledak jarang sekali bernilai 1,6 atau < 0,8 gram/cc

 Density batuan yang diledakkan jarang sekali > 3,2 atau < 2,2 gram/cc.

 Dalam penentuan KB ada pendekatan yang biasa digunakan di lapangan


berdasarkan pengalaman yaitu:
a. Light explosives in dense rocks KB = 20
b. Heavy explosives in light rocks KB = 40
c. Light explosives in average rocks KB = 25
d. Heavy explosives in average rocks KB = 35
1. Burden (B) KB = nisbah burden
B = (De . KB) /12 B = burden (feet)
2. Kedalaman lubang bor (H) De = diameter bahan peledak
(inci)
H = KH . B
KH= nisbah kedalaman lubang
3. Subdrilling (J) H = kedalaman lubang bor
J = KJ . B (feet)
KJ = nisbah subdrilling
4. Stemming (T)
J = subdrilling (feet)
T = KT . B KT = nisbah stemming
5. Spacing (S) T = stemming(feet ly'
S = KS . B KS = nisbah "spacing"
S = "spacing", dalam feet
Kedalaman lubang bor
 Kedalaman lubang bor tidak boleh lebih kecil daripada "burden".

 Hal ini untuk menghindari terjadinya overbreaks atau cratering.

 Di samping itu letak primer dan KV = menentukan juga kedalaman lubang


bor.
 Dalam prakteknya harga KH = 1,5 - 4,0

Subdrilling
 Tujuannya agar batuan meledak secara full face

 Kj tidak boleh lebih kecil daripada 0,2 ; 0,3 untuk batuan masif.

 Kj tergantung dari struktur, jenis batuan, arah lubang bor

Stemming
 Disebut juga collar, fungsinya untuk menurung gas yang timbul, stemming
sangat menentukan stress balance (T=B)
 Pada batuan yang kompak jika Kt < 1  cratering/back breaks terutama
pada collar priming
 KT standar 0,7
Spacing
 Jarak antar lubang bor yang dirangkai dalam satu baris dan di
ukur sejajar terhadap pit wall
 Spacing tergantung kepada burden, kedalaman lubang bor,
letak primer, waktu tunda dan arah struktur batuan
 Yang perlu diperhatikan adalah ada atau tidaknya interaksi
antara charges yang berdekatan.
 Besarnya KS menurut waktu delay yang dipergunakan adalah :

- long interval delay KS = 1


- short period delay KS = 1 – 2
- Normal KS = 1,2 – 1,8
 Prinsip dasar penentuan spacing :
- Apabila lubang-lubang bor dalam satu baris
diledakkan secara sequence delay maka KS = 1, S=B
- Apabila lubang-lubang bor dalam satu baris
diledakkan secara simultan, maka KS = 2, S = 2B
- Apabila dalam multiple row lubang-lubang bor dalam
satu baris diledakkan secara simultan tetapi antara
baris yang satu dengan yang lainnya beruntun maka
harus digunakan staggered.
Powder factor
 Merupakan suatu bilangan untuk menyatakan jumlah material
yang diledakkan atau dibongkar oleh sejumlah tertentu bahan
peledak, dapat dinyatakan dalam ton/lb atau lb/ton.
 Untuk menghitung PF harus diketahui luas daerah yang
diledakkan (A), tinggi jenjang (L), panjang muatan dari sebuah
lubang tembak (PC), loading density (de).
 Dalam kenyataan di lapangan, berat batuan yang diledakkan
(W) didapat dari pengukuran sebelum peledakan dan
pengukuran setelah hasil ledakan habis terangkut  Wrata-
rata
 Harga E didapat dari jumlah bahan peledak yang dimasukkan
ke dalam lubang-lubang tembak setiap kali peledakan.
 Pf merupakan hasil bagi antara Wrata-rata dengan Erata-rata.

Anda mungkin juga menyukai