School Work">
Laporan Praktikum Pulse Amplitude Modulation
Laporan Praktikum Pulse Amplitude Modulation
Laporan Praktikum Pulse Amplitude Modulation
Disusun oleh :
(4.31.14.1.05)
2. Faishal Huda
(4.31.14.1.07)
3. Syarif Hidayat
(4.31.14.1.18)
(4.31.14.1.21)
TE-2B
LAPORAN
MODULASI AMPLITUDO PULSA ( PAM )
I.
TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengerti prinsip modulasi amplitudo pulsa.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi dari modulator amplitudo pulsa.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan penggunan PAM.
II.
DASAR TEORI
Konsep dasar PAM adalah mengubah amplitude pembawa yang berupa deretan pulsa
(diskrit) mengikuti bentuk amplitude dari signal informasi yang akan dikirimkan
Sinya linformasi yang dikirim tidak seluruhnya tapi hanya sampelnya saja (sampling
signal). Pembentukan sinyal PAM pada proses digitalisasi menggunakan pulsa merupakan
langkah pertama dengan cara membangkitkan sinyal pulse dari pulse generator dengan
mengatur lebar pulse (To) secara diskret. Namun selanjutnya perlu dipahami bahwa
ternyata bentuk sinyal PAM yang dihasilkan adalah:
1. Sinyal PAM adalah berbentuk diskrete pada kawasan waktu dan kontinue Levelnya.
2. Sinyal PAM bentuknya tidak murni sinyal analog dan juga tidak murni berbentuk sinyal
digital.
Dalam praktiknya pada komunikasi digital, sinyal PAM kurang disukai karena
bentuk karakteristik sinyalnya menyebabkan sinyal ini tidak tahan terhadap error karena
faktor kekontinuitasnya.
Gambar 1.1
Konversi sinyal analog menjadi sinyal digital dibagi menjadi 3 bagian penting yaitu:
1. Sampling
Merupakan proses pencuplikan dari sinyal informasi yang akan diproses. Frekuensi
sinyal sampling menurut aturan Nyquist adalah sebesar 2 fm, dengan fm adalah sinyal
informasi yang akan disampling.
2. Quantizing
Merupakan proses penghargaan suatu sinyal yang sudah disampling dengan membawa
sinyal tersebut pada penghargaan bit-bit biner yang dibutuhkan.
3. Encoding
Merupakan proses pengubahan kode-kode biner menjadi kode-kode tertentu sesuai
dengan aplikasi dari sinyal digital yang dimaksud
Pada sebuah proses sampling bisa dilakukan dengan menggunakan dua jenis sinyal
yaitu pulsa maupun impulse. Modulasi dengan sinyal PAM ini merupakan proses
pendigitalisasian sinyal dengan input sinyal berupa pulsa.
Pulsa yang beurutan secara periodik merupakan modulasi amplitude oleh frekuensi
suatu sinyal. Modulasi dilakukan oleh bagian penyampling ( switch elektronik ) yang
mengijinkan sinyal melewati keluaran untuk selang waktu setiap pulsa. Selain dari sinyal
ini, sampling menghasilkan spectrum frekuensi yang lebar. Jika frekuensi sampling
minimal dua kali dari frekuensi tertinggi dari sinyal, maka sinyal asli dapat diperoleh
kembali dengan menggunakan filter lolos rendah ( LPF/low pass filter ) .
Pada kanal suara memiliki lebar pita 3,1 kHz, dengan pembatas frekuensi 3,4 kHz
cukup baik untuk didengar. Filter sebenarnya memiliki tingkatan tertentu, biasanya
digunakan frekuensi sampling 8 kHz. Hal ini memungkinkan untuk menekan frekuensi
selain dari sinyal yang diinginkan. Pada pecobaan ini digunakan filter butterworth orde 4.
Selama pengiriman, sistem PAM memiliki sensitivitas terhadap interferensi seperti
pengiriman menggunakan sinyal analog. Pada pemakaian time multiplexing, cross-talk
dapat terjadi ketika pulsa sampling berada pada kanal yang berdekatan. Oleh karena itu
PAM biasanya hanya digunakan pada tingkat awal suatu sistem pengiriman digital. Bagian
sampling harus diubah termasuk bagian penahan untuk menjaga supaya sinyal tetap selama
proses konversi analog menjadi digital.
III.
IV.
GAMBAR RANGKAIAN
V.
LEMBAR KERJA
1.
2.
Generator fungsi diatur pada keluaran sinusoida, 200 Hz 2 Vpp. Trigger osiloskop
dari sinyal masukan. Atur clock generator dari PAM pada 2 kHz.
3.
4.
5.
6.
Aturlah osiloskop pada kondisi berikut : time base osiloskop pada 0,5msec / cm,
display clock 0,5 V/ cm, display sinyal keluaran 2 V/ cm. Modulator PAM dengan
frekuensi clock : 8 KHz, dan lebar pulsa 50 s.
VI.
No
7.
8.
Perbandingan antara
Hasil Osciloscope
Keterangan
Vinput = 2 Volt
1
Function Generator -
Finput = 200 Hz
Filter
Vinput = 2 Volt
2
Function Generator
Finput = 200 Hz
Sample / M1
Function Generator
Finput = 200 Hz
Clock Generator
Vinput = 2 Volt
4
Funtion Generator -
Finput = 200 Hz
Setelah M1/Sample
Vinput = 6 Volt
5
Clock Generator
Setelah M1/sample
Vinput = 6 Volt
6
Clock Generator
Vinput = 6 Volt
7
Clock Generator
Setelah Hold
VII.
ANALISA
Pada praktikum ini, diambil tujuh kali pengamatan hasil sinyal output dari berbagai
rangkaian dari PAM dan dibandingkan dengan sinyal input yang berasal dari fucntion
generator. Selain itu clock yang berasal dari generator rangkaian PAM juga
diperbandingkan.
Pada percobaan pertama, yaitu dengan rangkaian filter sebagai output yang
dibandingkan dengan sinyal input dari sinyal function generator. Filter ini hanya
melewatkan sinyal yang berada di bawah frekuensi 3,4 kHz. Dikarenakan filter ini
merupakan filter aktif maka bersifat menguatkan sinyal input. Berdasarkan pengamatan,
sinyal input sebesar 2 Volt dengan frekuensi 200 Hz menghasilkan output sebesar 4,2 Volt
dengan frekuensi 200 Hz. Penguatan amplitudonya mencapai dua kali lipat dari sinyal
input, namun sinyal outputnya menghasilkan sinyal dengan noise.
Pada percobaan kedua, yaitu dengan rangkaian sampling sebagai output yang
dibandingkan dengan sinyal input dari sinyal function generator. Sampling menghasilkan
sinyal output yang dikalikan antara sinyal dari filter dan sinyal input dan sinyal clock
generator PAM sebesar 2 kHz. Sehingga disebabkan sinyal yang tampak berbentuk sinyal
filter yang dipotong berdasarkan sinyal dari clock generator dengan besar amplitudo seperti
sinyal output filter.
Pada percobaan ketiga, yaitu dengan rangkaian clock generator PAM. Rangkaian
ini digunakan untuk mengalikan sinyal output filter sehingga menghasilkan sinyal output
sampling. Kualitas sinyal dari rangkaian PAM ditentukan oleh frekuensi clock generator
ini. Semakin tinggi nilai frekuensi clock generatornya maka kualitas sinyal akan semakin
baik. Dikarekanan sample yang diambil semakin banyak maka hasilnya akan semakin
akurat dan baik.
Pada percobaan keempat, yaitu
generator, bentuk sinyal dihasilkan tampak dari clock generator dan amplitudonya
berdasarkan output filter.
Pada percobaan keenam, yaitu dengan rangkaian pulse shapper yang dibandingkan
dengan sinyal clock generator. Rangkaian pulse shapper merupakan rangkaian akhir dari
rangkaian PAM. Bentuk sinyalnya sudah tidak lagi melengkung seperti bentuk sinyal pada
percobaan kelima dikarekana rangkaian percobaan ketujuh yaitu Hold akan meratakan
mempertahanakan bentuk dari amplitudo sesuai frekuensi clock generatornya.
VIII.
KESIMPULAN
1.
2.
Filter berfungsi meloloskan sinyal yang dibawah frekusi cut-off yaitu 3,4 kHz
3.
4.
5.
Semakin tinggi frekuensi sampling maka hasil sinyal output akan semakin baik