TUGAS 2 Makalah PLL
TUGAS 2 Makalah PLL
TUGAS 2 Makalah PLL
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Phase Locked Loop & Penerapannya” yang merupakan salah satu tugas
dan persyaratan untuk memenuhi tugas mata kuliah elektronika telekomunikasi.
Dalam penulisan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dan tidak lupa juga penulis mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Arni Litha, S.T, M.T yang telah membimbing saya.
Dalam penyusunan makalah ini saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan maupun kepada semua pembaca.
Penulis
Dunia Elektronika dan Telekomunikasi saat ini terus berkembang dari waktu
ke waktu. Segi kreatif masing masing individu menghasilkan sebuah ide untuk
memajukan Ilmu Pengetahuan contohnya pada Bidang Elektronika . Segala
kemajuan itu tidak terlepas dari kemajuan dunia teknologi terkhusus teknologi
telekomunikasi. Tentunya segala kemajuan yang ada juga tidak dapat terlaksana
tanpa kemajuan dari komponen – komponen penyusun teknologi itu.
PLL atau phase locked loop adalah salah satu komponen elektronika dalam
bidang telekomunikasi yang sangat banyak digunakan. Phase Lock Loop (PLL)
merupakan sistem kontrol loop tertutup yang memanfaatkan sesitifitas deteksi
fasa antara dua buah sinyal input (frekuensi). Pemakaian serta penerapan PLL
lebih meluas lagi untuk aplikasi-aplikasi pada bidang telekomunikasi seperti
Demodulasi Amplitudo yang akan dituangkan dan dibahas pada makalah ini.
……………………………….(2.1)
Jika Voltage Control Oscilator mengalami pergeseran frekuensi maka Phase
Detektor menghasilkan perubahan tegangan DC selanjutnya menghasilkan
frekuensi Voltage Control Oscilator dan mengunci pada frekuensi acuan kembali.
Sistem yang rangkaiannya terdiri atas bagian-bagian pokok sebagai berikut :Oscill
ator Referensi, Phase Detector, Loop Filter, Voltage Controlled Oscillator (VCO)
dan devider yang masing-masing memiliki fungsi tersendiri, Antara lain sebagai
berikut:
1. Oscilator Referensi
Oscilator referensi ini menghasilkan frekuensi input bagian PLL.
Untuk menjaga agar system Phase Loop tetap akurat, maka oscillator
referensi harus tetap dalam keadaan stabil. Untuk itu dapat digunakan
rangkaian yang dikontrol sebuah kristal. Frekuensi oscillator referensi ini
besarnya harus dibuat sama dengan besar frekuensi umpan balik f(a) bila
dalam keadaan lock, sehingga bila kedua sinyal tersebut menjadi input
Phase Detektor maka Phase Detektor dapat membandingkan Phase kedua
dari sinyal tersebut. Dari rangkaian Oscilator yang menggunakan sebuah
kristal, yang mempunyai frekuensi outputnya sebesar 5KHz. Maka
Capasitor Variabel fungsinya untuk menjaga keseimbangan agar output
rangkaian sama dengan frekuensi kristal.
2. Phase Detector
Peran utama dalam PLL dipegang oleh phase detector yang
bertugas membandingkan phase input signal dari VCO dengan suatu
sinyal reference dan sebagai outputnya adalah beda phase. Adanya beda
phase akan memberikan perbedaan voltage yang selanjutnya perbedaan
voltage tersebut difilter oleh loop filter dan di terapkan ke VCO
3. Loop Filter
Loop FIlter digunakan untuk menghilangkan komponen ac dari
detector phase yang mana mengandung komponen ac dan dc. Filter loop
adalah lowpass filter, biasanya orde pertama, tetapi orde yang lebih tinggi
digunakan jika diinginkan penekanan terhadap komponen-komponen ac
dari output detector phase. darilowpass filter, berfungsi untuk meredam
sinyal frekuensi tinggi keluaran dari PD sehingga memberikan tegangan
control dc yang bagus ke bagian VCO. LF bias saja tidak dipakai dalam
suatu PLL, ini akan menghasilkan yang disebut PLL orde 1, namun secara
konsep LF biasanya LF akan dimasukkan karena PLL akan bekerja
dimana:
Vd = Tegangan pengendali pada input Vco (Volt).
Kv = Faktor penguatan VCO (rad/det/volt)
𝜔0= Frekuensi keluaran (rad/det).
Control voltage pada VCO mengubah frekuensi ke arah
memperkecil perbedaan antara signal reference dengan signal
feedback dari VCO. Bila loop menjadi locked, maka control
voltage berada pada posisi dimana frekuensi rata-rata signal feedback tepat
sama dengan frekuensi reference. Rangkaian VCO akan terus berosilasi
menghasilkan frekuensi f2 sampai f2 = f1. Ketika f2 = f1, maka tegangan
Vdc keluaran rangkaian phase detector = 0 dan ini menyebabkan
rangkaian VCO berhenti berosilasi (locked). Karena rangkaian loop ini
akan mengunci (Locked) saat frekuensi dan fasa dari kedua sinyal sama,
maka rangkaian ini disebut dengan Phase-Locked Loop.
Ketika berdiri sendiri, frekuensi output VCO sangat tidak stabil.
Hal ini disebabkan karena kapasitansi varaktor dan kapasitansi intrinsik di
dalam transistor yang digunakan, sangat dipengaruhi oleh suhu
5. Devider (Pembagi)
Peranan rangakaian divider ini sangat penting, jika ingin mengeser
frekuensi output phase locked loop adalah dengan cara mengubah-ubah
harga divider ini. Frekuensi yang diumpan kembali (feed back loop) dibagi
dahulu oleh divider agar besarnya frekuensi yang diumpan sebanding
dengan besarnya frekuensi referensi. Untuk lebih mudahnya rangkaian
divider ini dibuat programe-able, yang mana untuk pemprogramannya
cukup dimasukkan bit-bit berupa bit BCD.
A. Detektor Selubung
B. Detektor Sinkron
Selain detector selubung dan product detector, dapat juga dilakukan
dengan detector sinkron. Seperti gambar berikut :
Persamaan sinyal :
A = Vc ( 1 + cos ωm t) cos ωc t
B = Vc cos ωc t
C = [ Vc ( 1 + cos ωm t) cos ωc t ] x Vc cos ωc t
D= [Vm . Vc /2 ] cos ωm t
b. Selektivitas modulasi
Selektivitas merupakan parameter kemampuan penerima untuk menolak
interferensi antar kanal yang berdekatan, atau kemampuan untuk menolak
interferensi dari sinyal yang memiliki frekuensi yang berdekatan frekuensi
sinyal yang diinginkan.
Seperti yang diperlihatkan oleh gambar 2.10a dan 2.10b. Jika syarat di
persamaan (2.15) terpenuhi, maka amplop (pembungkus) dari sinyal termodulasi
sama dengan sinyal informasi yang ingin kita dapatkan.
1. Antena
2. Penguat Tala RF
Sinyal listrik frekuensi tinggi yang dihasilkan oleh antena masih sangat kecil
dalam taraf mikrovolt, sehingga harus diperkuat terlebih dahulu agar mencapai
level hingga dapat diperkuat oleh tahap selanjutnya yaitu pencampur. Selain itu
sinyal dari antena masih mengandung berbagai macam frekuensi dengan spektrum
luas sehingga untuk mengoptimalkan penangkapan dan pemilihan frekuensi
gelombang yang akan diteruskan ke tahap penguat RF digunakan sebuah sistem
penguat tala RF.
fIF = fOL – fC
dimana :
4. Osilator Lokal
Bagian ini menguatkan sinyal selisih fIF dari tahap pencampur. Menggunakan
sistem penguat tertala IF pada frekuensi 455 kHz sekaligus mampu meredam
frekuensi bayangan yang masih lolos dari tahap pencampur. Lebar bidang dari
penguat IF AM berkisar 9 kHz untuk menjamin selektivitas penerimaan. Pada
6. Detektor
8. Penguat Audio
Penguat audio menguatkan sinyal audio level rendah dari detektor. Lebar bidang
dari penguat audio tidak se ideal pada sistem radio FM karena terbatasnya
spektrum sinyal informasi audio yang dapat direproduksi pada sistem radio AM.
Blok diagram radio AM. Hal tersebut juga akibat bandwidth yang sangat terbatas
pada penguat IF yang menyebabkan komponen frekuensi tinggi pada sinyal
informasi audio mengalami peredaman dalam reproduksinya. Dengan demikian
jangan berharap kualitas hi-fi dari reproduksi sinyal pesan pada sistem penerima
radio AM.
9. Pengeras Suara
Merupakan tahap akhir dari sistem blok diagram radio penerima AM. Pengeras
suara mengubah sinyal listrik audio menjadi getaran mekanik suara yang
Kesimpulan
PLL adalah suatu sistem umpan balik dimana sinyal umpan balik
digunakan untuk mengunci frekuensi dan phase output pada suatu frekuensi dan
phase sinyal input. Rangkaian Phase Locked Loop memiliki bagian-bagian yaitu
Oscillator Referensi, Phase Detector, Low Pass Filter, Voltage Control Oscillator
dan Divider, yang memiliki fungsi masing-masing. Aplikasi penerapan sebuah
PLL yaitu untuk filter, sintesa frekuensi, control kecepatan motor, demodulasi
frekuensi maupun amplitudo dan beragam aplikasi lain.
Demodulasi amplitudo merupakan proses pemulihan sinyal pemodulasi
dari sinyal termodulasi sehingga diperoleh kembali sinyal informasi dari sinyal
AM yang dapat dilakukan dengan beberapa macam teknik demodulasi amplitudo
yaitu detektor selubung, detektor sinkron dan detektor amplop. Contoh penerapan
demodulasi amplitudo seperti pada proses penerimaan suara atau musik oleh
sebuah pesawat penerima radio AM dimana gelombang datang dari ruang bebas
ditangkap oleh antena yang selanjutnya diproses pada penerima radio AM untuk
mengembalikan pesan asli yang awalnya memodulasi sinyal pembawa.
Saran
Demikian makalah ini dibuat, penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan dapat mengimplementasikan ilmu yang didapatkan
dari makalah ini. Apabila terdapat kesalahan mohon dapat dimaafkan dan
memakluminya.