Peran Bioteknologi Bioremediasi Limbah Plastik Dan Styrofoam - Jurnal Online Biosains Volume 1 2012 H 58-70 Agus Krisno
Peran Bioteknologi Bioremediasi Limbah Plastik Dan Styrofoam - Jurnal Online Biosains Volume 1 2012 H 58-70 Agus Krisno
Peran Bioteknologi Bioremediasi Limbah Plastik Dan Styrofoam - Jurnal Online Biosains Volume 1 2012 H 58-70 Agus Krisno
58
59
engineering). Definisi bioteknologi yang lebih luas yaitu penerapan prinsipprinsip ilmiah dan rekayasa pengolahan bahan oleh agen biologi seperti
mikroorganisme, sel tumbuhan, sel hewan, manusia, dan enzim untuk
menghasilkan barang dan jasa (Buthelezi, et al. 2009).
Bioremediasi
Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk
mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim
yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan
mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut
biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada
biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi
tidak kompleks, dan akhirnya menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan
tidak beracun. (Aguskrisnoblog. 2012).
Ada dua jenis bioremediasi, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ
(atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi.
Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan,
venting (injeksi), dan bioremediasi. Sementara pada bioremediasi ex-situ
atau pembersihan off-side dilakukan dengan cara tanah yang tercemar digali
dan dipindahkan ke dalam penampungan yang lebih terkontrol, kemudian
diberi perlakuan khusus dengan menggunakan mikroba. Bioremediasi ex-situ
dapat berlangsung lebih cepat, mampu meremediasi jenis kontaminan dan
jenis tanah yang lebih beragam, dan lebih mudah dikontrol dibanding dengan
bioremediasi in-situ (anonymous. 2012).
60
1. Kehadiran
mikroorganisme
dengan kemampuan untuk mendegradasi senyawa target.
2. Keberadaan
substrat
yang
dikenali dan dapat digunakan
sebagai sumber energi dan
karbon.
3. Adanya
pengumpanan
yang
menyebabkan terjadinya sintesa
spesifik untuk senyawa target.
4. Keberadaan sistem penerima
donor elektron yang sesuai.
5. Kondisi lingkungan yang sesuai
untuk reaksi terkatalisis enzim
dengan kelembaban dan pH yang
mendukung.
6. Ketersediaan
nutrien
untuk
mendukung pertumbuhan sel
mikroba dan produksi enzim.
7. Suhu yang mendukung aktivitas
mikrobial dan reaksi terkatalisis.
8. Ketersediaan
bahan
atau
substansi
beracun
terhadap
mikroorganisme tersebut.
9. Kehadiran
organisme
untuk
mendegradasi produk metabolit.
10. Kehadiran
organisme
untuk
mencegah
timbulnya
racun
antara.
11. Kondisi
lingkungan
yang
meminimumkan
organisme
kompetitif bagi mikroorganisme
pendegradasi.
Tanpa
adanya
enzim
yang
mengkatalis reaksi degradasi, waktu
yang dibutuhkan untuk mencapai
keseimbangan
lama.
Enzim
mempercepat
proses
tersebut
dengan cara menurunkan energi
aktivasi,
yaitu
energi
yang
dibutuhkan untuk memulai suatu
reaksi.
Tanpa adanya mikroba,
proses penguraian di lingkungan
tidak akan berlangsung. Kotoran,
sampah, hewan, dan tumbuhan yang
61
62
Kota
Medan
2005
2.068.400
2006
2.068.400
2007
2.067.288
Rata-Tara
Timbunan
Sampah Per Hari
2005
2006
2007
4382,0
4985,0
Jakarta Barat
1.565.406
1573.619
1565947
5500,0
Jakarta
Pusat
Jakarta
Timur
Jakarta Utara
897.789
893.195
888.419
4651,0
2.385.121
2.434.163
2.413.875
5442,0
1.176.307
1.182.749
1.257.952
4180,0
5500,0
5500,0
5280,0
5272,8
6592,7
5161,0
63
Jakarta
Selatan
Palembang
1.708.269
1.709.024
1.728.248
5223,0
5663,0
1.500.872
1.520.199
1.369.239
4698,0
5100,0*
Makasar
1.160.011
1.179.024
1.223.540
3580,0
3661,8
Depok
1.335.734
1.369.461
1.420.480
Bandung
2.141.837
2.453.302
2.520.812
6.473,7
Tanggerang
1.700.000
1.914.316
1.537.558
4.225,0
1.914.316
2.066.913
Bekasi
3.764,0
7.500,0
5.000,0
2.790,0
Surabaya
2.599.796
2.740.490
2.809.679
6.700,0
6.234,0
Semarang
1.424.000
1.406.999
1.445.334
4.274,0
3.805,0
3.367,0
9.560,0*
*
4.500,0
64
65
Artinya :
Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi, silih bergantinya
malam dan siang, bahtera yang
berlayar di laut membawa apa yang
berguna bagi manusia, dan apa yang
Allah turunkan dari langit berupa air,
lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi
sesudah mati (kering)-nya dan Dia
sebarkan di bumi itu segala jenis
hewan, dan pengisaran angin dan
awan yang dikendalikan antara langit
dan bumi; sungguh (terdapat) tandatanda (keesaan dan kebesaran Allah)
bagi kaum yang memikirkan.
Surat An-Nur 45:
66
3.
4.
5.
6.
Proses
Bioremediasi
Pseudomonas aeruginosa
pada
67
Enzim
laccase
secara
luas
didistribusikan
pada
tumbuhan
tingkat tinggi dan jamur, seperti
golongan
Ascomycetes
dan
Deuteromycetes juga telah ditemukan di serangga dan bakteri.
Selain itu enzim laccase juga dapat
diperoleh dari screening pada jamur
yang dapat diperoleh dari tanaman
seperti kubis, lobak, bit, apel,
asparagus,
kentang,
pir,
dan
berbagai sayuran lainnya. (Gaara,
2011).
Optimalisasi
Kondisi
Dalam
Bioremediasi
Keberhasilan proses biodegradasi
banyak ditentukan oleh aktivitas
enzim. Dengan demikian mikroorganisme yang berpotensi menghasilkan enzim pendegradasi hidrokarbon, perlu dioptimalkan aktivitasnya dengan pengaturan kondisi
dan penambahan suplemen yang
sesuai. Dalam hal ini perlu diperhatikan faktor-faktor lingkungan yang
meliputi
kondisi
lingkungan,
temperatur, oksigen, dan nutrient
yang
tersedia.
1.
Lingkungan
Proses biodegradasi memerlukan
tipe tanah yang dapat mendukung
kelancaran aliran nutrient, enzmenzim mikrobial dan air. Terhentinya
aliran tersebut akan mengakibatkan
terbentuknya kondisi anaerob sehingga proses biodegradasi aerobik
menjadi tidak efektif. Karakteristik
tanah yang cocok untuk bioremediasi
in situ adalah mengandung butiran
pasir ataupun kerikil kasar sehingga
dispersi oksigen dan nutrient dapat
berlangsung dengan baik. Kelembaban tanah juga penting untuk
menjamin
kelancaran
sirkulasi
nutrien dan substrat di dalam tanah.
68
69
011/12/enzim-lakase-laccase-danaplikasinya.html.
Koswara, S., 2006. Bahaya di Balik
Kemasan Plastik. e-book pangan.
Pablo, Julian. 2012. Bioremediasi.
http://julian-pablo. Blogspot.Com
Ratnaningsih, desi. 2012. Peran
bioteknologi dalam bioremediasi
limbah plastic dan Styrofoam.
http://desi-ratnaningsih.
Blogspot.
Com/
Siregar, Amelia. 2010. Enzim dan
Peranannya.
http://www.chemistry
.org/
Sulchan M. dan Endang Nur W. 2007
Keamanan Pangan Kemasan Plastik
dan Styrofoam. Maj Kedokt Indon,
Volum: 57, Nomor: 2 Program Pasca
Sarjana, Prodi Gizi Biomedik FK
UNDIP, Semarang, Indonesia.
70
71