Laporan Bioteknolgi - Pembuatan Media Kultur Jaringan PDF
Laporan Bioteknolgi - Pembuatan Media Kultur Jaringan PDF
Laporan Bioteknolgi - Pembuatan Media Kultur Jaringan PDF
Disusun Oleh :
Nama
: Frelyta A. Z.
NIM
: 115040201111290
Kelompok
Asisten
: Dita Pahlevi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kultur jaringan tanaman merupakan bagian suatu
teknik perbanyakan vegetatif nonkonvensional. Perbedaan
teknik ini dibandingkan dengan teknik perbanyakan
vegetative konvensional biasanya terletak dalam situasi dan
lokasi yang berbeda. Penerapan teknikkultur jaringan
tanaman mensyaratkan kondisi di dalam ruangan
(laboratorium) dan sifatnya aseptik (steril dari patogen).
Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan
dengan kultur jaringan. Keberhasilan perbanyakan dan
perkembangbiakan tanaman dengan metode kultur jaringan
secara umum sangat tergantung pada jenis media. Media
tumbuh pada kultur jaringan sangat besar pengaruhnya
terhadap pertumbuhan dan perkembangan eksplan serta bibit
yang dihasilkannya. Oleh karena itu, berbagai komposisi
media kultur telah diformulasikan untuk mengoptimalkan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dikulturkan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui jenis jenis media kultur jaringan dan
aplikasi penggunannya
Untuk mengetahui komposisi dan unsur dalam media
MS
Untuk mengetahui teknik teknik aseptic pembuatan
media
Untuk mengetahui dan memahami rumus perhitungan
larutan stok
1.3 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai
berikut :
Agar memahami jenis-jenis media pada kultur jaringan.
Agar memahami Komposisi dan Fungsi Unsur Dalam
media MS
Agar mengetahui teknik-teknik aseptik dalam pembuatan
mediaRumus perhitungan larutan stok
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jenis-jenis Media Kutur Jaringan serta Aplikasi
Kegunaannya
Formulasi media kultur jaringan pertama kali dibuat
berdasarkan komposisi larutan yang digunakan untuk
hidroponik, khususnya komposisi unsur-unsur makronya.
Unsur-unsur hara diberikan dalam bentuk garam-garam
anorganik.
Beberapa media dasar yang banyak digunakan antara lain:
a) Media Knop
Dapat juga digunakan untuk menumbuhkan kalus wortel. Kultur
kalus, biasanya ditumbuhkan pada media dengan kosentrasi
garam-garam yang rendah seperti dalam kultur akar dengan
penambahan suplemen seperti glucosa, gelatine, thiamine,
cysteine-HCl dan IAA.
b) Media White
Dikembangkan oleh Hildebrant untuk keperluan kultur jaringan
tumor bunga matahari, ditemukan bahwa unsur makro yang
dibutuhkan kultur tersebut, lebih tinggi dari pada yang
dibutuhkan oleh kultur tembakau. Unsur F, Ca, Hg dan S pada
media untuk tumor bunga matahari ini, sama dengan media
untuk jaringan normal yang dikembangkan kemudian.
Konsentrasi NO3- dan K+ yang digunakan Hildebrant ini lebih
tinggi dari media white, tetapi masih lebih rendah dari pada
media-media lain yang umum digunakan sekarang.
pengendapannya
belum
diketahui.
Untuk
mengatasi
pengendapan Fe, Dalton dan grupnya menganjurkan supaya
konsentrasi Fe dikurangi sampai 1/3 dengan EDTA yang tetap.
5.Media Gamborg B5 (media B5)
Pertama kali dikembangkan untuk kultur kalus kedelai dengan
konsentrasi nitrat dan amonium lebih rendah dibandingkan
media MS. Untuk selanjutnya media B5 dikembangkan untuk
kultur kalus dan suspensi, serta sangat baik sebagai media dasar
untuk meregenerasi seluruh bagian tanaman.. Pada masa ini
media B5 juga digunakan untuk kultur-kultur lain. Media ini
dikembangkan dari komposisi PRL-4, media ini menggunakan
konsentrasi NH4+ yang rendah, karena konsentrasi yang lebih
tinggi dari 2 mM menghambat pertumbuhan sel kedelai. Fosfat
yang diberikan setelah 1 mM, Ca2+ antara 1-4 mM, sedangkan
Mg2+ antara 0.5-3 mM (Gamborg et al, 1968).
6.Media Schenk & Hildebrant (media SH)
Merupakan media yang juga cukup terkenal, untuk kultur kalus
tanaman monokotil dan dikotil. Konsentrasi ion-ion dalam
komposisi media SH sangat mirip dengan komposisi pada media
Gamborg dengan perbedaan kecil yaitu level Ca2+, Mg2+, dan
PO4-3 yang lebih tinggi. Schenk & Hildebrant mempelajari
pertumbuhan jaringan dari 37 jenis tanaman dalam media SH
dan mendapatkan bahwa: 32 % dari spesies yang dicobakan,
tumbuh dengan sangat baik, 19% baik, 30% sedang, 14%
kurang baik, dan 5% buruk pertumbuhannya. Tetapi karena zat
tumbuh yang diberikan pada tiap jenis tanaman tersebut
berbeda. Media SH ini cukup luas penggunaannya, terutama
untuk tanaman legume.
: 14,85 g
: 17,1 g
: 3,33 g
: 1,53 g
: 3,96 g
2. UnsurMikro A
H3BO3
: 0,038 g
MnSO44H2O : 0,2007 g
ZnSO47H2O : 0,0774 g
3. UnsurMikro B
KI
Sebagaipembuat 300 ml
media kulturlarutanmakro
Untukmedaikultur (3 ml)
Untukpembuatan 300 ml
media kulturdiambil 3 ml
: 0,083 g
Na2MoO47H2O : 0,025 g
CuSO45H2O : 0,0025 g
CoCl6H2O
: 0,0025 g
4. FeEDTA
FeSO47H2O
Na2EDTA
: 2,503 g
: 3,357 g
5. Vitamin
TiaminHCl
: 0,001 g
PeridoksinHCl : 0,005 g
AsamNikotinat : 0,005 g
Olycine
: 0,02 g
Untukpembuatan 300 ml
diambillarutan 0,3 ml
Untukpembuatan 300 ml
diambillarutan 3 ml
Untukpembuatan 300ml
diambil 0,3 larutan vitamin
(Anonymousa, 2012)
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat, Bahan dan Fungsi
3.1.1 Alat
1. 4 botol kultur
: berfungsi sebagai tempat
media kultur
2. 1 pak karet gelang
: berfungsi untuk penutup
atau tali penutup plastik dan alumunium
3. Plastik tahan tanas (untuk 8 botol, dengan ukuran pxl;
12 x 13 cm)
: sebagai penutup botol
kultur (perlakuan a)
4. Gelas ukur
: untuk mengukur cairan
yang di butuhkan
5. Mikro pipet
: untuk mengambil larutan
stok dengan ukuran terkecil mikro meter
6. Beaker glass
: untuk tempat pembuatan
larutan stok
7. pH universal (indikator pH) : untuk mengukur pH
larutan
8. sitter
: megaduk larutan
9. microwave
: untuk memasak larutan
hingga larutan mengental
10. alumanium foil (unutk 6 botol, dengan ukuran pxl; 24 x
15, kertas di lipat/rangkap) : sebagai penutup botol
kultur (perlakuan b)
11. autoclave
: sterilisasi botol kultur
sebelum di masukkan ke ruangan pengamatan
12. Timbangan analitik
: untuk menimbang berat
bahan yang diperlukan
13. Oven
kultur
3.1.2 Bahan
Aquades
Makro
: 30 ml
Mikro A
: 3 ml
Mikro B
FeEDTA
Vitamin
: 0,3 ml
CaCl2
: 3 ml
Sukrosa
: untuk 300 ml. Larutan media digunakan 9 gram
gula. (untuk membuat larutan menjadi tercampur rata)
Agar-agar
: unutk 300 ml. Larutan media digunakan 2,1 gram
agar-agar (untuk mengentalkan larutan)
Timbang
sukrosa
9 gram
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Hasil
a. Tabel Media Kultur Dengan Penutup Plastik
Hari
Jenis
No
Pengamatan
Botol KeKontaminan
Ke1
Hari ke-2 (16
1
Tidak ada
Oktober 2012)
2
Tidak ada
3
Tidak ada
4
Tidak ada
5
Tidak ada
6
Tidak ada
7
Tidak ada
8
Tidak ada
Ket
Tidak
terjadi
kontamina
n dengan
warna
yang
masih
putih dan
sudah
mengental
Hari ke 4 (22
Oktober 2012)
1
2
3
4
5
6
7
8
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak
terjadi
kontamina
n dengan
warna
yang
masih
putih dan
sudah
mengental
Hari ke 6 (24
Oktober 2012)
1
2
3
4
5
6
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak
terjadi
kontamina
n dengan
warna
yang
7
8
Tidak ada
Tidak ada
masih
putih dan
sudah
mengental
Hari ke 8 (25
Oktober 2012)
1
2
3
4
5
6
7
8
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak
terjadi
kontamina
n dengan
warna
yang
masih
putih dan
sudah
mengental
Hari ke 10
*(29 Oktober
2012)
1
2
3
4
5
6
7
8
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak
terjadi
kontamina
n dengan
warna
yang
masih
putih dan
sudah
mengental
Hari ke 12
(31Oktober
2012)
1
2
3
4
5
6
7
8
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak
terjadi
kontamina
n dengan
warna
yang
masih
putih dan
sudah
mengental
Hari ke 14 (2
November
2012)
1
2
3
4
5
6
7
8
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak
terjadi
kontamina
n dengan
warna
yang
masih
putih dan
sudah
mengental
Hari ke 4 (22
Oktober 2012)
1
2
3
4
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak
terjadi
kontamina
n dengan
5
6
Tidak ada
Tidak ada
warna
yang
masih
putih dan
sudah
mengental
Hari ke 6 (24
Oktober 2012)
1
2
3
4
5
6
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak
terjadi
kontamina
n dengan
warna
yang
masih
putih dan
sudah
mengental
Hari ke 8 (25
Oktober 2012)
1
2
3
4
5
6
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak
terjadi
kontamina
n dengan
warna
yang
masih
putih dan
sudah
mengental
Hari ke 10 *(29
Oktober 2012)
1
2
3
4
5
6
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak
terjadi
kontamina
n dengan
warna
yang
masih
putih dan
sudah
mengental
6
Hari ke 12
(31Oktober
2012)
1
2
3
4
5
6
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak
terjadi
kontamina
n dengan
warna
yang
masih
putih dan
sudah
mengental
Hari ke 14 (2
November
2012)
1
2
3
4
5
6
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak
terjadi
kontamina
n dengan
warna
yang
masih
putih dan
sudah
mengental
kelihatan stabil dengan kata lain tidak terlihat danya jamur pathogen
yang masuk.
Kemudian pada hari kamis tanggal 25 oktober kita mengamati lagi
dan ternyata tidak jauh berbeda dengan yang pengamatan pertama
jadi semua media baik 8 sample yang ditutpi plastic dan 6 sample
yang ditutupi alumunium tidak ada tanda-tanda terkontaminasi, tetapi
disini ada satu media yang tertutupi alumunium yang kelihatan
warnanya agak kekuningan tetapi menurut saya masih dalam
keadaan tidak terkontaminasi karena ketika begitu sample didekatkan
warnanya masih putih sebenarnya cuma memang dari jauh kelihatan
agar sedikit kekuningan, seandainya itu termasuk dalam tanda
kontaminasi tidak mungkin sebab saya melihat sample praktikan lain
ada yang kuning tetapi disitu ada jamur yang menggelembung
(membentuk bundaran) yang berwarna hitam ke abu-abuan,
sedangkan pada sample kami tidak sedemikian itu.
Begitupun pada pengamatan ke-3 pada hari selasa tanggal 29 oktober
2012 kami menyimpulkan tidak ada yang terkontaminasi, begitu juga
pada saat pengamatan ke-4 hari rabu, tanggal 31 oct 2012. Hingga
pada pengamatan yang terakhir pada hari jumat tanggal 02 nop
2012, ke 8 sample media kultur jaringan yang ditutupi plastic tidak
terlihat adanya kontainasi begitupun ke 6 sample yang ditutupi
alumunium.
Seperti apa yang dikemukakan oleh Andria bin Muhayat bahwa
eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti
berwarna putih sampai biru (disebabkanjamur) atau busuk
(disebabkan bakteri) (Sriyanti, Daisy P. 1994.)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan
kultur jaringan. Keberhasilan perbanyakan dan perkembangbiakan
tanaman dengan metode kultur jaringan secara umum sangat
tergantung pada jenis media. Media MS mengandung 40 mM N
dalam bentuk NO3 dan 29 mM N dalam bentuk NH4+. Dan Media
MS inilah yang paling banyak digunakan untuk berbagai tujuan
kultur pada tahun-tahun sesudah penemuan media MS.
Pada praktikum kali ini kita mencoba membuat media tanam
kultur jaringan dengan jenis media MS tersebut, dan akhirnya dapat
ditarik kesimpulan ketika kita sudah melakukan beberapa kali
pengamatan, media kultur jaringan yang ditutup dengan plastic biasa
tepatnya ada 8 sampel dan 6 sampel yang ditutupi alumunium foil
semuanya tidak terkontaminasi, masih putih normal
Dari data hasil praktikum yang telah didapatkan, diketahui
bahwa pembuatan media kultur yang telah dilakukan dapat dikatakan
berhasil. Hal ini diketahui dari pengamatan yang telah dilaksanakan
selama 2 minggu pengamatan (dengan selang waktu 2 hari sekali),
yaitu warna dari larutan yang berada di dalam botol kultur tutup
plastik maupun tutup alumunium berwarna putih dan sudah
mengental.
5.2 Saran
Untuk praktikum saran saya agar mahasiswanya
dikurangi lagi sebab terlalu kebanyakan jadi kaya ga
efektif
Untuk Asisten Good Job.. saya suka gaya mbak mega
mengajar..enak mudah dipahami namun ada 1 yang saya
nilai pas praktikum yaitu yang lebih teliti dalam
melakukan praktikum dan mengajari praktikannya..
DAFTAR PUSTAKA
Anonymousa,2012.http://www.blog.ub.ac.id/fitafitriya/2012/10/06/la
poran-bioteknologi-pembuatan-media-kultur-jaringan/.
Diaksestanggal 30 Oktober 2012.
Gamborg et al, 1968. Molekuler Biotechnology, Principles and
applications of Recombinan DNA. ASM Press. Washinton D.C.
Hendaryono.D.P.S., dan Wijayani 1994.Teknik Kultur Jaringan,
Pengenalan dan
Petunjuk Perbanyakan Secara Vegetatif
Modern. Kansius:Yogyakarta.
Herawan, T dan M. Naiem. 2006. Pengaruh Jenis Media dan
Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Perakaran pada
Kultur Jaringan Cendana (Santalum album Linn.). Jurnal
Agrosains 19(2) : 103-109.
Indra.2008. Media Pengembangan dan media Tanam dan
Pertumbuhan.http://ekmonsaurus.com/data/media.PDF.Diakses
pada tanggal 30 Oktober 2010
Machmud,M,2008. Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan
Mikroba. Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman
Pangan,Bogor. http://anekaplanta.wordpress.com/2008
/03/02/teknik-penyimpanan-dan-pemeliharaan-mikroba/. Diakses
pada tanggal 30 Oktober 2012
Madigan, M.T.2003.Brock Biology Of Microorganism. Pearson
Education, Inc: Amerika
Sriyanti, Daisy P. 1994. Teknik Kultur Jaringan. Kanisius.
Yogyakarta.
LAMPIRAN
Dokumentasi hari ke-2 (16 Oktober 2012)
Plastik
Alumunium
Alumunium
Alumunium
Alumunium
Alumunium
Alumunium
Plastik
Alumunium