Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Makalah Euglenophyta Dan Pyrrophyta

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

Nama fitoplankton diambil dari istilah Yunani, phyton atau "tanaman" dan
("planktos"), berarti "pengembara" atau "penghanyut". Sebagian besar fitoplankton berukuran
terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Akan tetapi, ketika berada dalam
jumlah yang besar, mereka dapat tampak sebagai warna hijau di air karena mereka
mengandung klorofil dalam sel-selnya (walaupun warna sebenarnya dapat bervariasi untuk
setiap spesies fitoplankton karena kandungan klorofil yang berbeda beda atau memiliki
tambahan pigmen seperti phycobiliprotein). (Thurman, H. V., 1997)
Euglenophyta selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi
dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies
Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa
ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya strain mutan alga genus
Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus
Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara
alga dan protozoa.
Secara umum mempunyai cara hidup yang lengkap, yaitu dapat bersifat saprofit,
holozoik, dan fototrofik. Oleh karena itu, dapat hidup secara heterotrof dan autotrof.Tetapi
yang lebih sering dilakukan adalah secara heterotrof, autotrof dilakukan apabila lingkungan
kurang terdapat bahan organik. Oleh karena itu, Euglenophyceae sering disebut bersifat
miksotrof.
Pyrrophyta adalah alga uniselular (bersel satu) dengan dua flagel yang berlainan,
berbentuk pita, keluar dari sisi perut dalam suatu saluran. Mengandung pigmen (klorofil A,C2
dan piridinin,sementara yang lain memiliki klorofil A,C1,C2 dan fucosantin) yang dapat
berfotosintesis. Hanya dinoflagellata yang memiliki kemampuan untuk berfotosintesis.
Berwarna kuning coklat.
Alga yang termasuk Pyrrophyta ini disebut Dino Flagellata, tubuh tersusun atas satu
sel memiliki dinding sel dan dapat bergerak aktif. Ciri yang utama bahwa di sebelah luar
terdapat celah dan alur, masing-masing mengandung satu flagel.

BAB II
ISI
2.1 Filum Euglenophyta
2.1.1 Sistematika Filum Euglenophyta
Euglenophyta merupakan yang biasanya hidup diar tawar dan laut.Euglenophyta ini
berwarna hijau karena mengandung klorofil dan dapat berfotosintesis sehingga di masukan
kedalam kelompok makhluk hidup yang menyerupai tumbuhan.Akan tetapi Euglenophyta
juga mempunyai ciri-ciri yang menyerupai hewan seperti bergerak aktif, serta mempunyai
bintik mata sehingga Euglenophyta merupakan makhluk hidup yang menyerupai tumbuhan
sekaligus menyerupai hewan

A. Struktur sel Euglenophyta


Euglenophyta merupakan algae bersel satu, mempunyai bintik mata tang berada di
dekat mulut sel yang berfungsi untuk membedakan antara gelap dan terang
1. Dinding Sel
Dinding sel bukan terdiri dari selulosa melainkan suatu membran tipis
tersusun atas lapisan lapisan protein berbentuk spiral, yang disebut pellicle
yang dapat mengikuti gerakan sel euglenoid yang sewaktu-waktu dapat berubah
bentuk.
2. Kloroplas
Kloroplas pada Euglenophyta tersusun dari klorofil a dan b, Beta karoten dan
beberapa xanthofil yaitu astaxanthin (pigmen merah yang menyerupai bintik mata)
3. Ribosom
Ribosom Euglenophyta terdapat pada permukaan luar CER.
4. Vakuola Kontraktil
Vakuola kontraktil berupa suatu kantung, dan dua flagella muncul dari dinding
tersebut. Sebuah pigmen berupa suatu bintik atau berupa stigma dan bertempat di
area

dasar

flagella

yang

panjang
2

yang

berfungsi

untuk

fotoreseptif.

Pada Peranema yang tidak berwarna, kedua flagella panjang yang muncul dari
suatu alur berupa jalan kecil ke arah belakang. Tubuh tertutup oleh pelicle dan
bersifat fleksibel dan punggung yang longitudinal akan tampak dengan mikroskop
elektron. Vakuola kontraktil yanng terdapat pada alga yanng berflagel fungsinya
sebagai osmoregulator.
5. Badan Golgi
Badan golgi terletak diantara inti dan vakoula kontraktil. Strukturnya terdiri
dari tumpukan vesikel berbentuk cakram atau kantung.
6. Nukleus
Nukleus dan kloroplas dihubungkan oleh membran kloroplas ER yang
berhubungan dengan pembunngkus inti.

B. Bentuk Tubuh Euglenophyta


Euglenophyta adalah sejenis alga bersel tunggal yang berbentuk lonjong dengan
ujung anterior (depan) tumpul dan meruncing pada ujung posterior (belakang). Setiap
sel Euglenophyta dilengkapi dengan sebuah bulu cambuk (flagel) yang tumbuh pada
ujung anterior sebagai alat gerak. Pada ujung anterior ini juga terdapat celah sempit
yang memanjang ke arah posterior. Pada bagian posterior, celah ini melebar dan
membentuk kantong cadangan atau reservoir. Flagel terbentuk di sisi reservoir. Di sisi
lain dari flagel terdapat bintik mata yang sangat peka terhadap rangsangan sinar
matahari.
C. Alat Gerak Euglenophyta

Euglenophyta dilengkapi dengan sebuah bulu cambuk (flagel) yang tumbuh pada
ujung anterior sebagai alat gerak. Pada ujung anterior ini juga terdapat celah sempit
yang memanjang ke arah posterior. Pada bagian posterior, celah ini melebar dan
membentuk kantong cadangan atau reservoir. Flagel terbentuk di sisi reservoir. Di sisi
lain dari flagel terdapat bintik mata yang sangat peka terhadap rangsangan sinar
matahari.
D. Habitat
Habitan Euglenophyta biasanya berada di perairan tawar dan laut, Euglenophyta
dapat tumbuh dengan baik dengan bantuan sinar matahari, air, karbondioksida dan
pupuk. Euglenophyta dapat bertahan dan tetap tumbuh pada konsentrasi karbondioksida
yang tinggi, bahkan dalam konsentrasi 1000 kali dari udara normal.
2.1.2 Klasifikasi
Euglenophyta dikelompokkan menjadi tiga ordo, yaitu :
1. Ordo Eutreptiales/Peranemales
Memiliki dua flagel yang penting dengan panjang yang sama dan termasuk
kedalam Euglenoid yang sangat aktif berpindah. Eutreptia Perti Eutreptia flagelfalgel. Selnya nyata bervariasi disebabkan dari pergerakannya sendiri.berdasarkan
spesies, kloroplasnya tidak menyerupai pita, dan berakhir di pusat paramilon
(Fig.5.1). Eutreptia sering muncul dilautan dan di air payau

2. Euglenales
Memiliki satu famili, Euglenaceae. Ordo Euglenales memiliki 3 genus, yaitu :
Euglena
Phacus
Hyalophacus
3. Rhabdomonadales
Terdiri atas 1 famili dan 1 genus yaitu Rhabdomonadacea dan Petalomonas
2.1.3 Reproduksi
Aseksual
Dengan pembelahan sel, baik waktu sedang aktif bergerak atau dalam keadaan
istirahat. Pada genera yang mempunyai lorika (pembungkus sel) protoplast
membelah di dalam lorika, kemudian salah satu anak protoplast keluar dari lorikanya
dan membentuk lorika baru, sedang yang satu tetap di dalam lorika lamanya dan
tumbuh menjadi sel baru. Pada sel yang bergerak aktif, pembelahan memanjang sel
(longitudinal) dan dimulai dari ujung anterior.
Pada genera yang mempunyai satu flagella, mula-mula blepharoplast
membelah menjadi dua, satu membawa flagelanya dan satu lagi akan menghasilkan
flagella baru. Pada yang mempunyai dua flagella, dapat terjadi salah satu sel anakan
membawa dua flagel lamanya dan sel anakan yang lain akan menghasilkan dua
flagella baru atau dapat terjadi masing-masing sel anakan membawa satu flagella
dan kemudian masing-masing menghasilkan satu flagella lagi.
Pembelahan sel pada yang tidak bergerak aktif dapat berlangsung dalam
keadaan dibungkus oleh selaput lendir. Kadang-kadang protoplast anakan tidak
keluar dari selaput pembungkusnya sebelum membelah lagi. Dalam kasus seperti ini
akan terbentuk koloni yang tidak permanen, yang pada waktu tertentu selnya akan

bergerak aktif kembali. Pada banyak genera dijumpai bentuk berupa siste berdinding
tebal. Bentuk siste ada yang menyerupai sel vegetatifnya, tetapi kebanyakan
bentuknya berbeda, bulat atau polygonal. Protoplast dapat menghasilkan sangat
banyak euglenarhodone, sehingga berwarna sangat merah. Biasanya siste
berkecambah dengan keluarnya protoplast dari dalam dinding yang tebal dan
tumbuh manjadi sel baru yang bergerak aktif.

Seksual
Adanya konjugasi/penggabungan sel vegetatif pernah dijumpai pada beberapa
euglenoid, tetapi kasus ini masih sangat kabur. Autogami (penggabungan dua inti
anakan dalam sel), pernah dijumpai pada Phacus.
Contoh :
o genera Euglena (berwarna hijau)
o Astasia (tidak berwarna)
o Cryptomonas ( hijau )

2.1.4. Peranan
Kegunaannya :
o Dalam bidang perikanan
Ganggang merupakan fitoplankton yang berfungsi sebagai makanan
ikan.
o Ekosistem perairan
Dalam ekosistem perairan, ganggang merupakan produsen primer,
yaitu sebagai penyedia bahan organik dan oksigen bagi hewan-hewan air
seperti ikan, udang dan serangga air.
o Dunia Sains
Euglena sering digunakan menjadi objek karena ganggang ini mudah

di dapat dan biakkan dan sebagai indikator adanya pencemaran organik.


Kerugian :
o Penimbun endapan tanah pada kolam atau laut
o Mencemari sumber air

2.2 Filum Pyrrophyta


2.2.1. Sistematika
Pyrrophyta atau yang dikenal sebagai Dinophyceae atau Dinoflagelata
merupakan protista yang hidup dilaut atau air tawar, dikelompokan sebagai protista
autotrofoleh adanya klorofil a dan c, Terdapat butir-butir kromatin yang berupa untaian
6

(hal ini merupakan ciri khas dari alga api), Pigmen ; Klorofil a, b Karoten, Xantofil:
Berupa Peridinin, Dinoxantin, Diadinoxandn dan Neodinoxantin.

A. Struktur sel
Pembagian Pyrrophyta dalam 2 golongan berdasarkan pada ada tidaknyanya
penutup sel (ampiesma) yaitu yang telanjang (unarmored) dan mempunyai penutup sel
(theca). Pada theca terdapat pelat-pelat seperti baja dengan komponen utama sellulosa.
Jumlah dan letak pelat digunakan sebagai dasar dalam pemberian nama Peridinium.
Mempunyai bintik mata (stigma), berupa kumpulan butir lipid yang mengandung
pigmen karetinoid. Tubuh dinoflagellata primitif pada umumnya berbentuk ovoid tapi
asimetri, mempunyai dua flagella, satu terletak di lekukan longitudinal dekat tubuh
bagian tengah yang disebut sulcus dan memanjang ke bagian posterior. Sedangkan
flagella yang lain ke arah transversal dan ditempatkan dalam suatu lekukan (cingulum)
yang melingkari tubuh atau bentuk spiral pada beberapa belokan. Lekukan tranversal
disebut girdle, merupakan cincin yang simpel dan jika berbentuk spiral disebut
annulus. Flagellum transversal menyebabkan pergerakan rotasi dan pergerakan
kedepan, sedangkan flagellum longitudinal mengendalikan air ke arah posterior. Sel
Dinoflagellata terbagai secara transversal oleh cingulum menjadi epiteka dan hipoteka.
Pada Peridinium, epiteka tersusun atas 2 seri: apical dan precingular. Pada beberpara
genus terdapat seri pelat yang tidak sempurna pada permukaan dorsal dengan 1-3 pelat
interkalar anterior (a). Hipoteka tersusun atas 2 seri transversal: cingular dan antapikal
1.

juga sering terdapat seri yang tidak sempurna yaitu interkalar posterior.
Dinding sel
Dinding sel pada umumnya mengandung selulose, hal ini akan memberikan
struktur karakteristik dari teka amfisema adalah nama yang digunakan untuk
7

lapisan terluar khusus dari sel Dinophyceae. Semua tipe mempunyai membran
plasa yang berkesinambungan dengan membran flagel pada bagian luar. Pada
umumnya terdapat sejumlah pori dalam amfisema dengan trikosit dalam tipe
pori.
2. Neukleus
Nukleus dilingkupi dengan pembungkus, sebagaimana pada sel eukariot,
tetapi didalam mikrograph elekron, kromosom terlihat sebagai struktur yang
berbentuk batang. Berbeda dengan kondisi yang biasa pada nucleus eukariotik,
kromosom

mengikat

nuclear

pembungkus.

Dinoflagelata

nukleus

mempertimbangkan mewakili kondisi primitif diantara organisme eukariotik


dan kadang-kadang disebut dengan mesokaryotic atau dinokaryotic untuk
membedakan itu dengan kondisi-kondisi eukaryotic yang lain.

B. Bentuk Tubuh
Bentuk umum Pyrrophyta adalah ovoid tapi asimetri, mempunyai dua flagella, datu
terletak di lekungan longitudinal dekat tubuh bagian tengah yang disebut sulcus dan
yang lain ke arah transversal dan ditempatkan dalam suatu lekukan (cingulum) yang
melingkari tubuh atau bentuk spiral pada beberapa belokan.

C. Alat Gerak Pyrrophyta


Pyrrophyta Berupa flagel, sebanya 2 (dua) buah, satu buah melingkar sedangkan
satu bagian lainnya berada di posterio Ada juga flagel yang terletak di bagian lateral.
Bila flagel yang melingkar bergerak, maka sel akan berputar dan bila flagel bagian
posterior yang bergerak maka sel akan maju.

D. Habitan Pyrrophyta
Habitat Pyrrophyta berasal dari lautan (dominan) tetapi ada beberapa ratus spesies
yang lain yang berada di air segar. Pyrrophyta memiliki variasi nutrisi yang besar dari
autototropik ke bentuk heterotropik yang mana terdapat vertebrata parasit dan ikan
atau alga phagocytiza yang lain.
2.2.2

Klasifikasi
1. Kelas Dinophyceae
Dinephyceae adalah kelas dari Dinoflagellata bentik dan ditemukan dalam
sedimen. Contoh spesiesnya : Peridinium cinctum

2. Kelas Noctiluciphyceae
Pada kelas ini sel dewasa berupa diploid dan inti tidak menunjukan bahwa
kelas ini adalah dinokaryotic. Contoh spesiesnya adalah Noctiluca scintillans.

3. Kelas Syndiniophyceae
Sel-selnya parasit tanpa seluler piring yang meliputi, inti dengan sedikit
kromosom yang benbentuk V, mitosis berhubungan dengan sentriol.
2.2.3. Reproduksi
Vegetatif
Dengan pembelahan sel yang bergerak, jika sel memiliki panser, maka
selubung akan pecah.
Protoplas
Membelah membujur, lalu keluarlah dua sel telanjang yang dapat mengembara
yang kemudian masing masing membuat panser lagi. Setelah mengalami waktu
istirahat zigot yang mempunyai dinding mengadakan pembelahan reduksi,
mengeluarkan sel kembar yang telanjang Sexual, dalam sel terbentuk 4 isogamet
10

yang masing-masing dapat mengadakan perkawinan dengan isogamet dari


individu lain Sporik, yaitu dengan zoospora (contohnya Gloeonidium) dan
aplanospora

(contohnya

Glenodinium)

pada

alexandrium

sp,

cara

perkembangbiakannya yaitu: Kista-kista tidur dalam dasar laut, tertimbun oleh


sedimen. Jika tak terganggu oleh kekuatan fisik atau alam, mereka dapat berada
di dasar laut dalam kondisi tertidur untuk waktu bertahun-tahun. Jika terdapat
kandungan oksigen dan kondisi memungkinkan, mereka dapatt melakukan proses
perkecambahan. Jika suhu hangat dan banyak cahaya yang merangsang
perkecambahan ini, kista akan pecah dan mengeluarkan sel yang dapat berenang.
Sel ini direproduksi oleh pembelahan sederhana dalam beberapa hari
pengeraman. Jika kondisi tetap optimal, sel akan terus membelah diri secara
berlipat, dari dua menjadi empat, empat menjadi delapan, dan seterusnya. Setiap
satu sel dapat menghasilkan beberapa ratus sel dalam se minggu. Pada saat
nutrisi telah habis, pertumbuhan sel berhenti dan terbentuklah sel-sel gamet.
Setiap dua sel gamet yang berbeda bersatu membentuk satu sel baru yang
berkembang menjadi sebuah zigot dan akhirnya menjadi kista. Kista ini lalu jatuh
ke dasar laut dan dapat berbiak pada tahun berikutnya.

2.2.4. Peranan Pyrrophyta


a. Kegunaan
Sebagian produsen diperairan
Bersimbiosis dengan koral
b. Kerugian
Menyebabkan red tide yaitu blooming Pyrrophyta dengan1-20 juta sel perliter.
Pada kondisi demikian ganggang api dapat mengeluarkan toksin (racun).
Toksin tersebut dapat terakumulasi di dalam tubuh hewan penyaring makanan

(filter feeder), misalnya tiram dan kerang.


Kematian ikan dan invertebrata, jika yang blooming adalah Ptychodicus

brevis, Prorocentrum, dan Gymnodinium breve


Kematian invertebrata jika yang blooming adalah Gonyaulax, Ceratium,

Cocholodinium.
Kematian organisme laut, yang dikenal sebagai paralytic shellfish poisoning,
jika yang blooming adalah Gonyaulax

11

BAB III
PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi poko bahasan
dalam

makalah

ini,

yaitu

golongan

fitoplankton

dari

filum

Euglenophyta

dan

Pyrrophyta/Dinoflagellata. Pasti banyak kekurangan atau kekeliruan dari apa yang kami buat
ini, karena terbatasnya pengetahuan yang dimiliki dan referensi yang terbatas ataupun yang
kurang dapat dipercaya kebenarannya dari informasi tentang filum Euglenophyta dan
Pyrrophyta.
Kami disini sebagai penyusun sangat mengharapkan kritik-kritik dan saran yang
membangun, agar kami kedepannya dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dan lebih baik
lagi dari sebelumnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita para penulis dan tentu
juga kepada para pembaca

12

DAFTAR PUSTAKA
Ferdinand, Fictor dan Moekti Ariebowo.2007.Praktis Belajar Biologi.Jakarta: Visindo
http://translate.google.com/translate?
depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.
org/wiki/Noctilucales (Diakses pada 28 Maret 2015)
http://translate.google.com/translate?
depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.
org/wiki/Syndiniales (Diakses pada 28 Maret 2015)
http://translate.google.com/translate?
depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.
org/wiki/Dinoflagellate#Classification (Diakses pada 28 Maret 2015)

13

Anda mungkin juga menyukai