Makalah Agama Islam
Makalah Agama Islam
Makalah Agama Islam
tentang
Pendidikan Seksual
Oleh :
Febrina Rahmadani
Ulfah Talitha
Zieta Sakinah Emdi
Putri Dwi Amalia
Yanetry Adriani
Alvinny Ganeshaputri
(1311411015)
(1311411008)
(1311411022)
(1311412005)
(1311419012)
(1311419022)
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Agama Islam ini yang
berjudul Pendidikan Seksual. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Agama Islam.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar .....................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................................. 1-2
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................................
C. Rumusan Masalah............................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Seks, Tujuaan, dan Hikmahnya................................................... 4 - 10
B. Perilaku Seksual yang Diharamkan dalam Islam ............................................................. 11-13
C. Pengaruh Perilaku Seksual yang Diharamkan terhadap Individu, Keluarga, dan
Masyarakat .. 14-15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran...........................................................................................................
16
17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam perkembangan remaja selalu disertai dengan keinginan untuk mengetahui lebih
lanjut tentang seks. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan seks bagi remaja merupakan bagian
integral dari pertumbuhan dan perkembangan jasmani secara menyeluruh. Akan tetapi, banyak
remaja yang menyalahgunakan perkembangan tersebut ke jalan yang tidak semestinya, sehingga
banyak kasus free sex dalam pergaulan bebas remaja yang terkadang timbul perkelahian, bunuh
diri, dan sebagainya terhadap hal tersebut. Apa lagi hal ini didukung dengan adanya kemajuan
teknologi informasi yang membuat orang bisa berkomunikasi dari mana saja dan informasi dapat
tersebar secara cepat.
Selain itu, teknologi informasi juga membawa dampak negative pada jenis informasi
yang berisi pornografi yang mendorong banyak pihak untuk melakukan kemaksiatan, melalui
situs internet atau VCD porno yang dengan mudah dapat mengakses hal-hal yang dulu sulit
didapat, termasuk pada para remaja yang belum memiliki nilai agama dan moralitas yang kokoh
sehingga mereka cendrung ingin mencoba apa yang dilihatnya.
Pada masa sekarang akibat kurangnya anggota masyarakat mendapat pendidikan seks,
mengakibatkan mereka melakukan seks bebas (Free Sex) yang akibatnya banyak penyakit yang
tidak ada obatnya. Cukup banyak factor yang mendorong para remaja melakukan hal itu yang
jelas bertentangan dengan etika dan norma-norma terlebih agama. Maka salah satu faktornya
ialah telah banyak masuknya budaya asing dan budaya timur yang selama ini sangat menjunjung
tinggi nilai adab dan kesopanan serta menghormati nilai-nilai dan norma-norma adat dan agama.
Pendidikan seks bagi remaja sering kali dianggap sebagai sesuatu yang tabu, terutama
dinegara dengan budaya timur seperti Indonesia. Pengetahuan mengenai masalah seks yang
seharusnya bersumber dari orang tua, tidak tersampaikan dengan baik. Akibatnya, banyak remaja
yang sedang mengalami baik perubahan fisik maupun hormone berusaha mencari tahu sendiri
melalui berbagai sumber.
1
Sayangnya, sebagian besar remaja memilih sumber informasi yang salah dan kurang bias
dipertanggungjawabkan, seperti internet dan media-media porno yang saat ini mudah diakses.
Hal tersebut menyebabkan informasi serta interpretasi yang didapat seringkali salah, tidak tepat
sasaran, bahkan berakibat buruk. Ketidaktahuan remaja mengenai seks akan menggiring mereka
kepada perasaan ingin mencoba-coba hal baru. Oleh karena itu, pendidikan seks sangat penting
diberikan, mengingat pada saat remaja terjadi proses pubertas sehingga mereka memiliki
dorongan seks yang dipengaruhi hormon yang sedang meledak-ledak. Jika pendidikan seks tidak
diberikan saat anak menginjak masa remaja, maka akan berdampak negative, tidak hanya kurang
pahamnya mereka mengenai dampak dari perilaku seks yang mereka lakukan, namun juga tidak
siapnya mereka menanggung akibat dari kegiatan seks tersebut.
Akhir-akhir ini masyarakat merasakan perlu diperluasnya pengetahuan tentang sex
education dengan latar belakang yang bermacam-macam, guna memelihara tegaknya nilai
moral, mengatasi gangguan-gangguan psikis dikalangan remaja, serta memberi pengetahuan
orangtua dalam menghadapi perkembangan anak-anak mereka.
Kesadaran orang tua dan pendidik akan pendidikan seks kepada para remaja masih sangat
minim dan kurang jelas. Salah satunya adalah menyembunyikan urutan seksual dari anak-anak
pada saat mereka membutuhkan bimbingan yang murni, yaitu umur tujuh hingga empat belas
tahun (7-14 tahun) sehingga mereka tidak mengetahui apa-apa tentang masalah seksual sampai
mereka beranjak usia puber (dewasa). Padahal dalam Islam, seorang anak mumayiz harus
dikenalkan pada kaidah-kaidah yang berkaitan dengan pendidikan seksual untuk mempersiapkan
anak menghadapi perubahan dalam pertumbuhannya.
Sebagai agama, yang memberikan pedoman hidup kepada umat manusia dalam segala
aspeknya, Islam mengatur dan member arah juga kepada umat manusia dalam melaksanakn
fungsi seksualnya kearah tujuan yang benar dan baik, sesuai dengan kedudukan manusia sebagai
mahkluk yang beradap dan terhormat.
1.3 RumusanMasalah
1. Apa itu pengertian dari Pendidikan Seks, Tujuan Dan hikmahnya?
2. Apa saja perilaku seksual yang diharamkan dalam Islam ?
3. Apa saja pengaruh perilaku seksual yang diharamkan terhadap individu, keluarga, dan
masyarakat ?
1.4 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah dimaksudkan untuk memberikan informasi serta penjelasan
mengenai dampak positif dari pendidikan seks tersebut, dan dapat mengetahui akibat dan
bahaya dari seks ini, serta dapat mengetahui tindakan yang menyimpang dan dapat
menghindarinya.
Bab II
Pembahasan
A. Pengertian Pendidikan Seks, Tujuan, dan Hikmahnya
sehingga jika anak telah dewasa dan dapat memahami unsur-unsur kehidupan ia telah
mengetahui masalah-masalah yang dihalalkan dan diharamkan bahkan mampu menerap
kan tingkah laku islami sebagai akhlaq, kebiasaan, dan tidak mengikuti syahwat maupun
cara-cara hedonistic.
3. Menurut Dr. J. L. Ch. Abineno (1980) pendidikan seks merupakan pendidikan yang
diberikan kepada anak tentang pengetahuan seks dan bagaimana menggunakan seks
dalam hidupnya.
4. Menurut Syamsudin, (1985:14), Pendidikan seks adalah sebagai usaha untuk
membimbing seseorang agar dapat mengerti benar-benar tentang arti dan fungsi
kehidupan seksnya, sehingga dapat mempergunakannya dengan baik selama hidupnya.
5. Menurut Sarlito dalam bukunya Psikologi Remaja (1994) secara umum pendidikan
seksual adalah suatu informasi mengenai persoalan seksualitas manusia jelas dan benar
yang meliputi proses terjadinya pembuahan, kehamilan sampai kelahiran, tingkah laku
seksual, dan aspek-aspek kesehatan, kejiwaan dan kemasyarakatan. Pendidikan seks
adalah membimbing serta mengasuh seseorang agar mengerti tentang arti, fungsi dan
tujuan seks sehingga ia dapat menyalurkan secara baik, benar dan illegal. Pendidikan seks
dapat dibedakan antra lain :
a) Sex instrtuction ialah penerangan mengenai anatomi seperti pertumbuhan rambut
pada ketiak dan mengenai biologi dan reproduksi, yaitu proses berkebang tidak
melalui hubungan untuk mempertahankan jenisnya.
b) Education in sexuality meliputi bidang etika, moral, fisiologi, ekonomi dan
pengetahuan lainnya yang dibutuhkan agar seseorang dapat memahami dirinya
sendiri sebagai individual sexual serta mengadakan interpersonal yang baik.
,menurut Sarlito Wirawan Surwono ( dalam Suraji, 2008), pendidikan seks
dilakukan secara formal atau non formal melalui pusat konsultasi dan pelayanan
terpadu mempunyai tujuan sebagai berikut :
5
1) Membentuk pengertian tentang perbedaan seks antara pria dan wanita dalam
keluarga dan pekerjaan.
2) Membentuk pengertian tentang peranan seks didalam kehidupan masyarakat dan
keluarga, hubungan seks dan cinta serta peranan seks dalam perkawinan.
kepribadiannnya
agar
mampu
mengambil
6
Adapun kesimpulan dari beberapa definisi di atas, bahwa yang dimaksud dengan
pendidikan seks adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan dan membentuk manusiamanusia dewasa yang dapat menjalankan kehidupan yang bahagia, dapat mempergunakan
fungsi seksnya serta bertanggung jawab baik dari segi individu, sosial maupun agama.
Kebahagiaan yang dimaksud adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan dirinya
dengan partnernya, dengan masyarakatnya, dan dengan lingkungannya. Tanggung jawab
diartikan sebagai hubungan yang tidak mempunyai efek yang merugikan bagi dirinya,
partnernya, masyarakatnya serta kesadaran mengatur dorongan seksualnya dengan nilai-nilai
moralitas yang berlaku.
Pendidikan Seks pada anak mencakup pengajaran pengetahuan-pengetahuan yang
berguna dan keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan masalah-masalah penting yang
berhubungan dengan seksualitas, seperti mengenali identitas diri berkaitan erat dengan organ
biologis mereka serta perbedaan antara laki-laki dan perempuan, memperkenalkan anatomi
tubuh, proses reproduksi, pubertas dan perubahan perubahan fisik yang terjadi, termasuk
keintiman, hubungan manusia, identitas seksual dan peran gender, anatomi reproduksi dan
citra tubuh, aspek emosional dari pendewasaan, cara-cara pencegahan kehamilan dan
pencegahan HIV/PHS (Penyakit akibat Hubungan Seksual).
Pendidikan seks juga harus disertai dengan pendekatan religion, psikhis, higienis,
sosial, moral dan sebagainya. Bila pendidikan seks meliputi hal-hal tersebut, tidak akan ada
lagi yang menolak pendidikan seks diberikan pada anak. Pendidikan seks yang diberikan
secara kompleks dan utuh serta disesuaikan dengan tingkat usia sangat diperlukan oleh setiap
anak tanpa memandang dulu latar belakang anak tersebut apakah anak itu normal atau
memiliki keterbelakangan, karena pada dasarnya semua pengetahuan tersebut akan membantu
mereka dalam bersosialisasi di masyarakat. Sehingga tidak akan timbul masalah
penyimpangan-penyimpangan seksual.
7
Tujuan Pendidikan Seksual
Tujuan pendidikan seks menurut The Sex Information and Education Council The United
States (SIECUS) (dalam Subivanto 1996:79) sebagai berikut :
Memberi pengetahuan yang memadai kepada siswa sehubungan dengan kematangan
keputusan
Memberikan cukup pengetahuan tentang penyimpangan dan penyalahgunaan seks
agar terhindar dari hal-hal yang membahayakan fisik dan mental
Kirby, Alter dan Scales (dalam Bruess, 1981:207), tujuan pendidikan seks antara lain :
keluarga
Meningkatkan pemahaman diri mengenai seksualitas sehingga menjadi percaya diri
Meningkatkan pemahaman mengenai seks yang berlawanan jenis sehingga dapat
meningkatkan hubungan yang positif
) (6
)(7
Artinya : "Maka hendaklah manusia memperhatikan dan apa ia diciptakan. Dia diciptakan
dari air yang terpancar, yang keluar diantara bagian seksual daripada laki-laki dan
perempuan.
Artinya : "Dihalalkan bagi kamu pada malam hari puasa bercampur dengan istri-istri
kamu; mereka itu pakaian bagimu dan kamupun pakaian bagi mereka. Allah mengetahui
bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu
dan memberi keringanan bagimu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa
yang ditetapkan Allah untukmu."
10
Prostitusi/pelacuran
Menurut Dra. Kartini Kartono pelacuran merupakan bentuk penyimpangan seksual,
Promiscuity
Suatu pola hubungan seks bebas yang ekstrim, dengan banyak pasangan dan siapa
saja. Wanita yang melakukan promiscous disebut amatrice, sedangkan untuk pria
disebut amateur.
Perzinahan (Adultery)
Merupakan hubungan seks yang dilakukan seorang yang telah terikat pernikahan
terjadi dengan alasan pembuktian cinta. Sedangkan pada peristiwa perkosaan, sang
pemerkosa selalu didorong oleh nafsu-nafsu seks sangat kuat, dibarengi oleh emosiemosi yang tidak dewasa dan tidak mapan. Biasanya dimuati oleh unsur-unsur
kekejaman dan sifat sadistis.
11
Nimfomania
Merupakan kondisi wanita dengan nafsu seks yang luar biasa (hyperseks), dan selalu
berkeinginan melampiaskan nafsu seksnya berulang kali. Seks bagi wanita ini telah
menjadi candu. Sedangkan istilah yang dipakai bagi kaum laki-laki yang mempunyai
hasrat seks yang terlalu menggebu-gebu atau hiperseksualitas disebut satyriasis.
Frigiditas
Adalah wanita yang tidak atau kurang berkeinginan seks. Wanita tersebut tidak
mampu menghayati proses cumbu rayu dalam bersenggama dan pada akhirnya sulit
mencapai orgasme.
Pemecahannya adalah disesuaikan dengan penyebab timbulnya gangguan. Jika karena
gangguan organis, maka pengobatan merupakan jalan keluarnya. Jika karena
gangguan psikologis , merubah pola hidup yang sehat , dengan menghindari tekanan
kehidupan atau menggali ketentraman jiwa lewat pendekatan kepada Allah SWT
adalah alternatif yang terbaik, bukankah Allah berfirman : ( yaitu) orang-orang
yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram ( Ar Rad:28).
Vaginismus
Ialah peritiwa kontraksi atau peregangan, pengerasan yang datang tiba-tiba ketika
penis melakukan penetrasi yaitu pada bagian distal vagina. Jika penegangan sangat
kuat, bisa terjadi penis yang masuk terjepit dengan kuat hingga tidak dapat keluar
dari vagina. Peristiwa ini distilahkan penis captivus.
Impotensi
Adalah pria yang tidak dapat melakukan senggama meskipun ada keinginan, akibat
penis tidak mampu ereksi atau tidak mampu mempertahankan ereksinya.Seorang pria
dikatakan mengalami impotensi jika telah mengalami dari tiga kali kegagalan dalam
usaha senggama
12
2.
Homoseksual
Homoseksualitas merupakan rasa tertarik dan mencintai pada kelamin sejenis. Untuk
kaum pria dikenal sebagai gay sadangkan pada wanita disebut lesbian. Dalam hal
ini Allah telah menggambarkan pada masyarakat Nabi Luth dan bukan tidak mungkin
sejarah akan terulang kembali.
Allah SWT berfirman: Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika dia berkata kepada
13
3) Terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan sehingga tindakan aborsi yang dapat
menyebabkan gangguan kesuburan, kanker rahim, cacat permanen bahkan berujung
kematian.
Dampak psikologis juga dapat berpengaruh terhadap individu antara lain akan selalu
mucul rasa bersalah, marah, sedih, menyesal, malu, kesepian, tidak punya bantuan,
bingung, stress, benci pada diri sendiri, benci kepada orang lain yang terlibat, takut tidak
jelas, insomnia (sulit tidur), kehilangan percaya diri, gangguan makan, kehilangan
konsentrasi, depresi, berduka, tidak bisa memaafkan diri sendiri, takut kepada Allah,
mimpi buruk, merasa hampa, halusinasi dll.
Kegiatan seks bebas itu juga berdampak terhadap keluarga, yaitu keluarga merasa malu
dengan keadaan individu tersebut. Keluarga akan merasa nama keluarganya tercoreng dan
akan menyebabkan masalah di internal keluarganya. Pengaruh di masyarakat yaitu
masyarakat akan mengucilkan keluarga tersebut sehingga hubungan keluarga dengan
masyarakat berjalan tidak baik.
14
Penyebab terjadinya perilaku seksual itu sendiri berasal dari keluarga, masyarakat dan
individu itu sendiri. Individu tidak memiliki pendidikan seksual yang baik atau juga dari
segi agamanya, tidak adanya nilai religious yang dimiliki individu. Selain itu, dari
keluarga, orang tua tidak mengajarkan pendidikan seksual secar jelas kepada anak dan rasa
ketidakpedulian orang tua terhadap anak, membuat aktivitas anak tidak terkontrol. Dari
masyarakat, kebebasan sosial dan seksual yang tinggi berkorelasi dengan seks yang tinggi
dan penyebaran informasi yang tidak terkontrol juga akan menyebabkan munculnya
perilaku seks yang diharamkan itu.
15
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Pendidikan seks diartikan sebagai usaha untuk membimbing seseorang agar dapat
mengerti benar tentang arti kehidupan seksnya, sehingga dapat mempergunakannya dengan baik
selama hidupnya. Islam sendiri memberikan pedoman-pedoman tentang kehidupan seksual,
meskipun belum terperinci seperti yang ada sekarang di dunia sexiologi. Masa remaja adalah
masa peralihan dimana seseorang berpindah dari kanak-kanak menjadi dewasa, dalam masa ini
berbagai perubahan jasmaniah, rohaniah, dan sosial terjadi dengan jelas. Perubahan itu biasanya
disertai oleh bernacam-macam problema yang timbul karena tidak dipersiapakannya jiwa remaja
untuk menghadapi perubahan tersebut ditambah lagi dengan tidak dimengertinya orang tua, guru
dan masyarakat tentang ciri pertumbuhan remaja itu sendiri.
Secara psikologis, jiwa seseorang yang baru tumbuh menjadi remaja masih sangat labil
dan rasa keingintahuannya sangat tinggi. Oleh sebab itu sangat dibutuhkan perhatian orang tua
dan masyarakat dalam menghadapi problema remaja agar tidak menjurus pada hal-hal yang tidak
diinginkan seperti freesex. Maka dari itu, pendidikan seks perlu adanya untuk menghindari rasa
ingin tahu seseorang yang lebih baik mereka dapatkan dari lingkungan tetdekat mereka seperti
keluarga dan secara formal disekolah dari pada mencari tahu sendiri.
Saran
Fokus utama dari Pendidikan Seks adalah pendidikan dan pengetahuan daripasa seks.
Pendidikan seks mampu menyelamatkan kaum remaja dari keadaan yang tidak sehat atau
berbahaya untuk kesehatannya. Seharusnya, pendidikan seks tidak dianggap tabu dan tidak
ditutup-tutupi lagi. Dan ruang sekolah seharusnya mengambil peran utama untuk memberi
Pendidikan Seks ini, Serta pemerintah bertindak mengembangkan program Pendidikan Seks
dengan bahan resmi untuk disediakan di setiap sekolah. Lebih banyak dana yang diberikan
kepada bidang pendidikan, untuk meyakinkan setiap siswa mengalami kesempatan untuk
mengakses informasi yang dibutuhkan. Program pendidikan seks seharusnya mencapai
keseimbangan antara pengetahuan lengkap dan norma-norma kebudayaan dan agama islam
16
Daftar Pustaka
Nasikh ulwan, Pendidikan Seks, 1996. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Abineno, Seksualitas dan Pendidikan Seksual, 1980. Jakarta: Gunung Mulia.
Http://tintaputihlisna.blogspot.com/2012/12/makalah-pendidikan-seks-padaanak.html?m=1
Http://ipanideamgs.blogspot.com/2013/08/dampak-seks-bebas-pada-remaja.html?
m=1
17