Resensi Buku
Resensi Buku
Resensi Buku
DITULIS OLEH :
SAMSINAR
(A1C112026)
DOSEN PENGAMPU :
Prof. Dr. rer. nat. Rayandra Asyhar, M.Si.
PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2015
Judul Buku
Penulis
Editor
Layout Isi
Desain Cover
Penerbit
Cetakan
Tebal Buku
Ukuran
Harga buku
BAB
Ringkasan Buku
BAB I PENDAHULUAN
Menurut Midun (2009), media pembelajaran sebagai bagian dari teknologi pembelajaran
memiliki enam manfaat potensial dalam memecahkan masalah pembelajaran. (1) Meningkatkan
produktifitas pendidikan. Produktifitas itu antara lain dengan jalan mempercepat laju belajar
peserta didik, membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik. (2) Memberikan
kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual. (3) Memberikan dasar lebih ilmiah
pada pembelajaran. (4) Pembelajaran menjadi lebih mantap. (5) Proses pendidikan menjadi lebih
langsung, karena media memberikan pengalaman nyata dan langsung bagi pebelajar. (6) Akses
pendidikan menjadi lebih sama bagi semua peserta didik.
BAB II PERAN DAN FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN
Penggunaan media dalam pembelajaran tidak hanya berperan sebagai alat bantu akan
tetapi juga merupakan strategi pembelajaran. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa
media memiliki beberapa fungsi dalam pembelajaran, yaitu:
Sebagai sumber belajar, yaitu sebagai penyalur,
penyampai,
penghubung,
1. Sesuai dengan tujuan pembelajaran. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang
telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua
atau tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
2. Dapat mendukung isi pelajaran. Media harus sesuai dengan karakteristik isi berupa fakta,
konsep, prinsip, procedural atau generalisasi. Agar dapat membantu proses pembelajaran
secara efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan
kemampuan mental siswa.
3. Praktis, luwes, dan tahan. Criteria ini menuntun para guru untuk memilih media yang
ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru.
4. Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu criteria utama. Apa pun media
itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran.
5. Cocok dengan sasaran. Media yang efektif untuk mkelompok besar belum tentu sama
efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan.
6. Berkualitas baik. Kriteria media secara teknis harus berkualitas baik. Misalnya,
pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis
tertentu, seperti visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ingin
disampaikan tidak boleh terganggu oleh eleme lain yang berupa latar belakang (Arsyad,
2003).
BAB V PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
Untuk menghasilkan suatu media pembelajaran yang baik dalam artian efektif
meningkatkan mutu pembelajaran, dalam proses pengembangannya diperlukan suatu
perencanaan yang baik. Media pembelajaran yang baik tidak bisa dibuat secara spontanitas dan
asal jadi. Dalam menyusun rancangan, berbagai hal harus diperhatikan, baik menyangkut aspek
materi, media pedagogig dan sasaran serta tujuan yang hendak dicapai dengan media tersebut.
Menurut Sudiman, dkk. (2007), perancangan media pembelajaran melalui 6 tahap
kegiatan yaitu: (1) Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa. (2) Merumuskan tujuan
pembelajaran. (3) Merumuskan butir-butir materi. (4) Menyusun instrument evaluasi. (5)
Menulis naskah media. (6) Melakukan tes evaluasi. Di samping enam langkah tersebut, tahap
validasi ahli sebaiknya dilakukan terhadap naskah media/prototipe yang sudah disusun, yaitu
sebelum dilakukan uji coba lapangan.
Format sajian media audio bisa berupa dialog, drama, magazin dan naratif. Sedangkan
media audio-visual bisa ditampilkan dalam format drama, animasi, film documenter, dan dialog.
Media berbasis cetakan banyak jenisnya, antara lain modul atau buku ajar, buku test, bahan
presentasi dan lain-lain.
Peran media audio
dan
audio-visual,
naskah
merupakan
pedoman
dalam
pembuatan/produksi program media. Sedangkan pada berbasis cetakan, naskah adalah bentuk
prototipe media itu sendiri. Apapun jenis dan format media pembelajaran yang dikembangkan,
memerlukan perancangan yang baik dan sesuai dengan prosedur pengembangan. Tanpa
perancangan yang baik, maka media yang baik dalam arti efektif meningkatkan mutu
pembelajaran akan sulit diwujudkan. Dalam proses pengembangan, pengembang naskah media
perlu memahami beebagai istilah teknis yang sering digunakan, terutama untuk media audio,
audiovisual dan multimedia.
BAB VI PEMBUATAN MEDIA AUDIO-VISUAL
Tahap praproduksi merupakan tahap perancangan/perencanaan yang akan menjadi kunci
keberhasilan
tahap
selanjutnya.
Di
dalam
tahap
praproduksi
khusus
untuk
media
sasaran/penonton dan daya serap materi yang tertuang di dalam media. Apabila sasaran
memahami materi yang dijelaskan dan senang pada waktu menonton, maka media tersebut
dikatakan berhasil, baik sebagai tuntunan dan sekaligus tontonan.
BAB VII PEMBUATAN MEDIA AUDIO
Proses produksi media audio terdiri dari tiga tahapan yaitu praproduksi, produksi dan
pasca produksi. Tahap praproduksi merupakan tahap perancangan/perencanaan yang akan
menjadi kunci keberhasilan tahap selanjutnya. Media pembelajaran audio harus mengacu
kurikulum agar tepat sasaran dan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Luaran yang
dihasilkan pada tahap pra produksi adalah naskah audio. Naskah media pembelajaran harus
dikaji oleh ahli materi, ahli media, dan ahli bahasa.
Tahap produksi adalah mencakup kegiatan rembuk naskah, penyusunan scenario,
penentuan pemain, perhitungan biaya,dan proses perekaman suara.
Tahapan pasca produksi merupakan tahap akhir dari pembuatan media audio. Tahap pasca
produksi mencakup proses editing, mixing, dan pembuatan master media audio. Setiap tahap
memerlukan ketelitian dan orang-orang yang memahami audio. Setelah selesai pada tahap ini
harus dikembalikan lagi ke tahap erencanaan yaitu ide/gagasan yang tertuang dalam naskah.
Selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap dampak atau manfaat dari media audio tersebut bagi
sasaran/penonton dan daya serap materi yang tertuang di dalam media.
BAB VIII PENGEMBANGAN MEDIA VISUAL
Untuk menghasilkan modul yang baik, maka penyusunannya harus sesuai dengan criteria
yang ditetapkan oleh DEPDIKNAS (2008) sebagai berikut:
1. Self Instructional, yaitu mampu membelajarkan peserta didik secara mandiri.
2. Self contained, yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kmpetensi atau sub
kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu mdul secara utuh.
3. Stand Alone, yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau
tidak harus digunakan bersama-sama dengan media pembelajaran lain.
4. Adaptive, modul hendaknya memiliki daya adoptif yang tinggi terhadap perkembangan
ilmu dan teknologi.
5. User Friendly, modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya.
karakteristik media
presentasi ini.
Saat ini, berbagai program aplikasi telah tersedia untuk mendukung pembuatan materi
bahan ajar berbasis multimedia terutama bahan ajar multimedia interaktif seperti Microsoft
Power Point, Microsoft Flash, Camtasia Recorder, Ulead, Pinnacle, Goldwave dll. Sebagian
diantaranya dapat diunduh dari internet secara bebas tanpa biaya.
Macromedia Flash merupakan salah satu program aplikasi yang digunakan untuk
mendesain animasi yang banyak digunakan saat ini. Saat membuka situs atau halaman internet
tertentu, biasanya terdapat animasi objek grafis yang bergerak dari besar menjadi kecil, dari
terang menjadi redup, dari bentuk satu menjadi bentuk lain, dan masih banyak lagi yang lain.
Camtasia adalah sebuah software yang dirilis oleh TechSmith Corporation. Camtasia
Recorder adalah bagian dari Camtasia Studio yang berguna untuk membuat record atau rekaman
mengenai tampilan pada desktop.
beberapa halaman yang terkesan tidak rapi dan pemborosan kertas. Selain itu pencetakan buku
ini kurang memuaskan dimana antara cover dan isi buku mudah lepas karena hal ini bisa
dikarenakan lem yang digunakan kurang baik, dll.
Secara keseluruhan buku ini sangat bermanfaat bagi semua pihak yang hendak
mengembangkan media pembelajaran baik bagi mahasiswa, dosen, guru, instruktur dan lain-lain
sehingga pembelajaran tidak terkesan monoton. Dengan pemilihan media pembelajaran yang
sesui maka dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu penulis sarankan
untuk membaca buku Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran yang disajikan secara step
by step sehingga lebih mudah untuk menerapkan dalam pembuatan atau pun pengembangan
media pembelajaran yang baik.