Makalah Faktual Pendidikan Di Indonesia
Makalah Faktual Pendidikan Di Indonesia
Makalah Faktual Pendidikan Di Indonesia
PENDAHULUAN
Bagi murid guru merupakan sosok yang sangat mulia, kehadirannya selalu
menjadi penerang bagi semua anak didiknya. Dulu, profesi guru tidak banyak
diminati oleh masyarakat, mereka lebih tertarik menjadi dokter, tentara maupun
pengusaha.
Tapi sekarang, dengan adanya global crisis yang melanda semua Negara di
dunia termasuk di Negara kita Indonesia, profesi ini menjadi salah satu profesi
yang cukup menjanjikan. Namun dengan perkembangan yang pesat ini seharusnya
kualitas guru pun jadi meningkat bersamaan dengan naiknya permintaan pasar.
Peran guru beberapa tahun yang lalu bukan hanya sekedar mengajarkan
pengetahuan yang telah dimiliki sebagai sebuah keahlian tetapi juga turut
mendidik murid menjadi seorang yang cerdas, sopan santun dan berakhlak mulia.
Akhir-akhir ini sering terdengar banyak keluhan dari beberapa orangtua murid
mengenai peran guru sekolah yang kurang berkualitas.
Kata mendidik, mempunyai makna yang lebih dalam karena selain guru
mempunyai tugas untuk mengajar tapi mereka juga memiliki tanggung jawab
untuk mengarahkan anak muridnya menjadi seorang manusia yang lebih berbudi
luhur. Menurut saya hal itu adalah nilai tambah yang sangat mulia untuk profesi
guru.
1
Beberapa survey mengatakan bahwa banyak orang memilih profesi guru
hanya sebagai pelampiasan atau jalan alternative mencari nafkah saja. Hal ini juga
lebih menyedihkan bagi kita sebagai orangtua murid. Guru semacam inilah yang
berbahaya, karena mereka tidak mampu membentuk karakter dan mencerdaskan
anak didiknya, tetapi mereka malah cenderung menguras harta negara.
Disamping itu, demi terisinya mata pelajaran, sekarang ini dari pihak
sekolah sering kali salah kamar dalam menempatkan posisi guru sebagai
pemegang mata pelajaran. Hal itu menjadi sebab utama rapuhnya pendidikan
bangsa ini, karena kurangnya profesionalitas tenaga pengajar.
Berbagai hal fakta yang terjadi pada Realita Pendidikan di Indonesia ini lah
yang menjadi landasan kami untuk mengkaji permasalah yang tertuang dalam
sebuah Karya Tulis yang berjudul “ Faktual Pendidikan di Indonesia “ ini.
2
BAB II
LANDASAN TEORITIS
3
Wikipedia, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
4
BAB III
PEMBAHASAN
5
favorit akan menghabiskan 100 juta lebih. Wow! Apalagi dengan adanya
kampus BHMN seperti UI, IPB, UGM, Unair dan lain-lain.
Sekolah memang harus mahal, itulah stigma yang tertanam di benak
sebagian orang, dari orang awam dan bahkan sampai beberapa pejabat
Depdiknas. benarkah demikian??? Itu adalah opini yang salah tempat,
mereka yang bicara ngelantur begitu sudah pasti tidak pernah lihat kondisi
luar. Malaysia, Jerman, bahkan Kuba sekalipun bisa membuat
pendidikannya sangat murah dan dapat diakses oleh sebagian besar lapisan
masyarakatnya. Dalam sistem pendidikan Indonesia yang baru, pemerintah
akan membagi jalur pendidikan menjadi dua jalur besar, yaitu jalur formal
standar/ reguler dan jalur formal mandiri/ Non reguler. Jalur formal mandiri
diperuntukkan bagi siswa yang mapan secara akademik maupun finansial.
Sedangkan jalur formal standar diperuntukkan bagi siswa yang secara
finansial bisa dikatakan kurang bahkan tidak mampu.
Diakui atau tidak, sistem pendidikan yang berjalan di Indonesia saat ini
memang adalah sistem pendidikan yang sekular-materialistik.
Bila disebut bahwa sistem pendidikan nasional masih mewarisi
sistem pendidikan kolonial, maka watak sekular-materialistik inilah yang
paling utama, yang tampak jelas pada hilangnya nilai-nilai islam pada
semua proses pendidikan. Pendidikan materialistik memberikan kepada
siswa suatu basis pemikiran yang serba terukur secara material serta
memungkiri hal-hal yang bersifat non-materi. Disadari atau tidak,
berkembang penilaian bahwa hasil pendidikan haruslah dapat
mengembalikan investasi yang telah ditanam. Pengembalian itu dapat
berupa gelar kesarjanaan, jabatan, kekayaan, atau apapun yang setara
dengan nilai materi yang telah dikeluarkan. Agama ditempatkan pada posisi
yang sangat individual. Hukum syara’ islam dirasa tidak patut atau tidak
perlu dijadikan sebagai standar penilaian sikap dan perbuatan.
Sistem pendidikan yang material-sekuleristik tersebut sebenarnya
hanyalah merupakan bagian belaka dari sistem kehidupan bermasyarakat
dan bernegara yang juga sekuler. Dalam sistem sekuler, aturan-aturan,
pandangan dan nilai-nilai Islam memang tidak pernah secara sengaja
6
digunakan untuk menata berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan.
Agama Islam, sebagaimana agama dalam pengertian Barat, hanya
ditempatkan dalam urusan individu dengan tuhannya saja. Maka, di tengah-
tengah sistem sekuleristik tadi lahirlah berbagai bentuk tatanan yang jauh
dari nilai-nilai agama. Yakni tatanan ekonomi yang kapitalistik, perilaku
politik yang oportunistik, budaya hedonistik, kehidupan sosial yang egoistik
dan individualistik, sikap beragama yang sinkretistik, serta paradigma
pendidikan yang materialistic
Lantas bagaimana dengan visi dan misi pendidikan di Indonesia?
Mau dibawa ke mana pendidikan di Negara kita? Apakah pendidikan sudah
menjadi barang dagangan yang nantinya menghasilkan output berupa
selembar sertifikat dan ijazah bukannya keahlian dan daya analisis? Dan
apakah pendidikan hanya menjadi milik dan hak orang kaya saja? Atau
Apakah memang orang miskin dilarang sekolah? Lalu bagaimana caranya
agar pendidikan bisa murah??
7
3.3 Solusi Permasalahan Melalui Peningkatan Kualitas Anak didik dan
Pendidik
8
Buruknya pendidikan anak di rumah memberi beban berat kepada
sekolah/kampus dan menambah keruwetan persoalan di tengah-tengah
masyarakat seperti terjadinya tawuran pelajar, seks bebas, narkoba, dan
sebagainya. Pada saat yang sama, situasi masyarakat yang buruk jelas
membuat nilai-nilai yang mungkin sudah berhasil ditanamkan di tengah
keluarga dan sekolah/kampus menjadi kurang optimum.
Kedua, kurikulum yang terstruktur dan terprogram mulai dari tingkat
TK hingga Perguruan Tinggi. Kurikulum sebagaimana tersebut di atas dapat
menjadi jaminan bagi ketersambungan pendidikan setiap anak didik pada
setiap jenjangnya. Selain muatan penunjang proses pembentukan
kepribadian Islam yang secara terus-menerus diberikan mulai dari tingkat
TK hingga PT, muatan tsaqâfah Islam dan Ilmu Kehidupan (IPTEK,
keahlian, dan keterampilan) diberikan secara bertingkat sesuai dengan daya
serap dan tingkat kemampuan anak didik berdasarkan jenjang
pendidikannya masing-masing.
Pada tingkat dasar atau menjelang usia balig (TK dan SD), penyusunan
struktur kurikulum sedapat mungkin bersifat mendasar, umum, terpadu, dan
merata bagi semua anak didik yang mengikutinya.
Di tingkat Perguruan Tinggi (PT), kebudayaan asing dapat
disampaikan secara utuh. Ideologi sosialisme-komunisme atau kapitalisme-
sekularisme, misalnya, dapat diperkenalkan kepada kaum Muslim setelah
mereka memahami Islam secara utuh. Pelajaran ideologi selain Islam dan
konsepsi-konsepsi lainnya disampaikan bukan bertujuan untuk
dilaksanakan, melainkan untuk dijelaskan dan dipahami cacat-celanya serta
ketidaksesuaiannya dengan fitrah manusia.
Ketiga, berorientasi pada pembentukan tsaqâfah Islam, kepribadian
Islam, penguasaan terhadap ilmu pengetahuan, dan memiliki keterampilan
yang memadai. Penguasaan ilmu-ilmu teknik dan praktis serta latihan-
latihan keterampilan dan keahlian merupakan salah satu tujuan pendidikan
Islam, yang harus dimiliki umat Islam dalam rangka melaksanakan
tugasnya sebagai khalifah Allah SWT. Ketiga hal di atas merupakan target
9
yang harus dicapai. Dalam implementasinya, ketiga hal di atas menjadi
orientasi dan panduan bagi pelaksanaan pendidikan
10
BAB IV
SIMPULAN
Perlu pengorbanan dan kesediaan dari semua pihak yang terkait, seperti
pemerintah, instansi pendidikan, kementrian pendidikan dan pelaksana pendidikan
Indonesia. Reformasi pendidikan juga harus memberikan peluang bagi siapapun
untuk mengembangkan langkah atau cara baru dalam meningkatkan kualitas
pendidikan.
11
Pemerintah dan masyarakat harus mau bekerjasama demi tercapainya
kualitas pemberdayaan manusia yang diinginkan. Agar sesuai dengan
perkembangan jaman, system pendidikan harus disesuai pula dengan tuntutan
yang paling terkini.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abu dan Tri Prasetyo Joko. (1997). Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
Balai Pustaka Setia.
http://www.anneahira.com/artikel-pendidikan/pendidikan-indonesia.htm
Materi B.Indo : Definisi & Pengertian Arti Kata D - F ( Glosarium Mini ) - Sentra
Edukasi.Com
13
“ TUGAS MAKALAH INDONESIA ”
BAHASA INDONESIA
Disusun Oleh :
NANDA NUGRAHA
ABDUL LATIEF
HAMDI YASSAR WIDDI
M. RIZKI
JUNAIDI
CHANDRA KIRANA RUKMANA
KELAS XI IPA
14
KATA PENGANTAR
15
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………… i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………….. 1
1.2 Tujuan Penulisan Ilmiah ……………………………………… 2
BAB II LANDASAN TEORITIS …………………………………………... 3
2.1 Faktual ……………….. ……………………………………… 3
2.2 Pendidikan …………… ……………………………………… 3
2.3 Faktual Pendidikan di Indonesia ……………………………... 4
BAB III PEMBAHASAN ………….. ……..………………………………….. 5
3.1 Sistem Pendidikan di Indonesia saat ini .…………………….. 5
3.2 Solusi Permasalahan Melalui Pendekatan Agama …………… 7
3.3 Solusi Permasalahan Melalui Peningkatan Kualitas Anak 8
didik dan Pendidik……………………………………………..
3.4 Solusi Permasalahan Melalui Program Terpadu ……………... 8
BAB IV SIMPULAN ……..…………. ……………………………………… 11
ii
16