Isi Revisi SMD MMD
Isi Revisi SMD MMD
Isi Revisi SMD MMD
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sehat menurut Badan Kesehatan Dunia / World Health Organization
(WHO), adalah keadaan sejahtera secara fisik, mental, dan sosial bukan hanya
sekedar tidak adanya penyakit maupun cacat. Menurut UU Kesehatan No 23
tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dari
ketiga definisi sehat diatas dapat disimpulkan bahwa sehat adalah suatu
keadaan fisik, mental, dan sosial yang terbebas dari suatu penyakit sehingga
seseorang dapat melakukan aktivitas secara optimal.1
Konsep pembangunan kesehatan di Indonesia dimulai dengan
pemikiran tentang paradigma sehat. Paradigma sehat adalah suatu pola
pikir/cara pandang dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang
pelaksanaannya sepenuhnya menerapkan prinsip-prinsip pokok kesehatan.
Secara makro bahwa pembangunan semua sektor harus memperhatikan
dampak terhadap kesehatan. Secara mikro berarti bahwa pembangunan
kesehatan lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlidungan
kesehatan, bukan hanya penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan.
Secara umum konsep paradigma sehat dapat menghasilkan dua poin penting,
yaitu mencegah lebih baik daripada mengobati, dan pentingnya pemberdayaan
masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dan hidup dalam lingkungan yang
sehat.2,3
Menurut Bloem, tingkat derajat kesehatan manusia dipengaruhi oleh 4
faktor yaitu: faktor perilaku, genetik, lingkungan dan pelayanan kesehatan.
Dalam hal ini jelas bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap derajat
kesehatan manusia. Oleh karena itu perlu adanya perhatian yang serius dalam
menangani masalah-masalah kesehatan khususnya kesehatan lingkungan.2
Salah satu upaya dalam menciptakan keadaan sehat adalah dengan
meningkatkan kesehatan lingkungan untuk mendukung tercapainya kualitas
hidup yang sehat. Pembuangan kotoran baik sampah, air limbah dan tinja yang
tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menyebabkan rendahnya kualitas air,
serta dapat menimbulkan penyakit menular di masyarakat. Jamban, tempat
sampah, pengelolaan limbah dan persediaan air bersih merupakan sarana
Penataan Lingkungan Pemukiman (PLP). Masalah mengenai kesehatan
lingkungan pada pemukiman terutama tentang pembuangan tinja pada jamban
yang tidak sehat merupakan salah satu dari berbagai masalah kesehatan yang
perlu mendapatkan prioritas karena dapat mendatangkan masalah dalam
bidang kesehatan seperti seperti diare, typhus, muntaber, disentri, cacingan
dan gatal-gatal. Selain itu dapat menimbulkan pencemaran lingkungan pada
sumber air dan bau busuk serta estetika.2
Berdasarkan
deklarasi
Johannesburg
yang
dituangkan
dalam
data
SPM
dapat
diketahui
cakupan
penduduk
yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KESEHATAN LINGKUNGAN
Kesehatan Lingkungan menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan
Lingkungan Indonesia) adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu
menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang
sehat dan bahagia.4
Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup:
perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih,
pembuangan sampah, pembuangan air kotor (air limbah), pengawasan
makanan dan minuman, pembuatan SPAL, dan sebagainya. Kontribusi
lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang
essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan
faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap
timbulnya masalah kesehatan masyarakat.4
Usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki
atau mengoptimalkan lingkungan hidup manusia untuk terwujudnya kesehatan
yang optimum bagi manusia yang hidup di dalamnya. 4
Integrasi upaya kesehatan lingkungan dan upaya pemberantasan
penyakit berbasis lingkungan semakin relevan dengan diterapkannya
Paradigma Sehat. Dengan paradigma ini, maka pembangunan kesehatan lebih
ditekankan pada upaya promotif-preventif, dibanding upaya kuratifrehabilitatif. Melalui Klinik Sanitasi ketiga unsur pelayanan kesehatan yaitu
promotif,
Air seni, air pembersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah di
sekitarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat lantai jamban
dengan luas minimal 1x1 meter, dengan sudut kemiringan yang cukup
kearah lubang jamban.
Cukup penerangan.
3. JenisJenis Jamban
Jenis- jenis jamban keluarga yaitu5,7,8
a. Jamban Cemplung (pit latrine)
Cara
dan
beberapa
syarat
pembuatan
jamban
galian
(cemplungan) adalah9,10:
1. Jauh dari tempat kediaman/perumahan
2. Lubang digali sedalam 2-3 m dengan garis tengah 80 cm.
3. Dalamnya tergantung keadaan tanah, permukaan air tanah dan
lama penggunaan
4. Letaknya diusahakan pada tanah yang agak longgar tapi kokoh
hingga tidak memerlukan dinding penahan
5. Pada lubang bagian atas perlu diberi dinding dan pondasi penguat
6. Bila tanahnya terlalu longgar dan mudah runtuh, lubang bagian
dalam perlu diberi penahan atau penguat dari beton, batu-batu,
kaleng atau drum, anyaman bambu atau bahan lainnya.
7. Pondasi disekitar atas lubang dibuat dari beton, batu bata
bersemen, atau balokkayu.
8. Di sekitar lantai dan pondasi ditimbun tanah agar jamban tetap
kering.
9. Ditutup yang layak dan memenuhi syarat kesehatan.
b. Jamban Cemplung Berventilasi (Ventilation Improved Pit Latrine)
Jamban ini hampir sama dengan jamban cemplung, bedanya
lebih lengkap, yakni menggunakan ventilasi pipa. Untuk daerah
pedesaan pipa ventilasi ini dapat dibuat dengan bambu.
10
ke
bagian
yang
menurun
untuk
masuk
ke
tempat
11
12
adalah
juga mengurangi
volume
sludge sehingga
13
14
Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air
kotor dari lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.
15
setiap
minggu.
Hal
ini
penting
untuk
mencegah
16
Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding
lubang kotoran dengan pasangan bata atau selongsong anyaman atau
bahan penguat lain yang terdapat di daerah setempat
f. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya
17
18
besar
pengetahuan
manusia
diperoleh
melalui
definisi
pengetahuan
adalah
kepercayaan
yang
benar
kamus
filsafat,
dijelaskan
bahwa
pengetahuan
19
1. Memahami (Comprehension)
Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar.
2. Aplikasi (Application)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan
sebagai pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip-prinsip
dan sebagainya.
3. Analisis (Analysis)
Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek dalam
suatu komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat
dilihat
dari
penggunaan
kata
kerja
seperti
kata
kerja
b. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket yang berisi tentang materi yang akan diukur dari subjek
penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita
20
21
22
Tugas Pokok
unsur
fisik
dan
lingkungan
yang
mendukung
Sehat
di
24
Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebabsebab yang didukung oleh data atau konfirmasi dan pengamatan.
3. Menentukan Alternatif Pemecahan Masalah
Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari
penyebab yang sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat
salangsung pada alternatif pemecahan masalah.
4. Penetapan Pemecahan Masalah Terpilih
Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan
pemilihan pemecahan terpilih. Apabila ditemukan beberapa alternatif
maka digunakan Hanlon Kualitatif untuk menentukan/memilih pemecahan
terbaik.
5. Penyusunan Rencana Penerapan
Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk
POA (Plan of Action atau Rencana Kegiatan).
6. Monitoring dan evaluasi
Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan
pemecahan masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan
baik dan menyangkut masalah itu sendiri, apakah permasalahan sudah
dapat dipecahkan.
1. Identifikasi
Masalah
6. Monitoring &
Evaluasi
5. Penyusunan
rencana penerapan
2. Memilih Penyebab
yang paling mungkin
3. Menentukan
alternatif pemecahan
25
4. Penetapan
pemecahan masalah
Gambar 5. Kerangka Pikir Pemecahan Masalah
J. ANALISIS MASALAH
Dalam menganalisis masalah digunakan metode pendekatan sistem
untuk mencari kemungkinan penyebab dan menyusun pendekatan-pendekatan
masalah, dari pendekatan sistern ini dapat ditelusuri hal-hal yang mungkin
menyebabkan munculnya permasalahan Kesehatan lingkungan yang tidak
memenuhi syarat di wilayah Puskesmas Borobudur I, Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang. Adapun sistem yang diutarakan disini adalah sistern
terbuka pelayanan kesehatan yang dijabarkan sebagai berikut:
INPUT
INPUT
PROSES
PROSES
OUT
OUT PUT
PUT
Man,
Man, Money,
Money, Methode,
Methode,
Material,
Material, Machine
Machine
P1,P2,P3
P1,P2,P3
Cakupan
Cakupan
Program
Program
OUTCOME
OUTCOME
LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
Fisik,
Fisik, Kependudukan,
Kependudukan, Sosial
Sosial Budaya,
Budaya, Sosial
Sosial Ekonomi,
Ekonomi, Kebijakan
Kebijakan
Masalah yang timbul terdapat pada output dimana hasil kegiatan tidak
sesuai standar minimal. Hal yang penting pada upaya pemecahan masalah
adalah kegiatan dalam rangka pemecahan masalah harus sesuai dengan
penyebab masalah tersebut, berdasarkan pendekatan sistern masalah dapat
terjadi pada input, lingkungan maupun proses.
1. Analisis Penyebab Masalah
Penentuan penyebab masalah digali berdasarkan data atau
kepustakaan dengan curah pendapat. Untuk membantu menentukan
kemungkinan penyebab masalah dapat dipergunakan diagram fish bone.
Metode ini berdasarkan pada kerangka pendekatan sistem, seperti yang
tampak pada gambar di bawah ini:
26
INPUT
INPUT
MAN
MAN
MONEY
MONEY
METHOD
METHOD
E
E
MATERIAL
MATERIAL
MACHINE
MACHINE
MASALA
MASALA
H
H
P1
P1
P3
P3
P2
P2
LINGKUNGA
LINGKUNGA
N
N
PROSES
PROSES
Pemecahan
Masalah
Dengan
Kriteria
Matriks
menemukan
alternatif
pemecahan
masalah,
maka
27
2.
3.
4.
Importancy
Vulnerability
Cost
1 = Tidak magnitude
1 = Tidak penting
1 = Tidak sensitif
1 = Sangat murah
2 = Kurang magnitude
3 = Cukup magnitude
4 = Magnitude
5 = Sangat magnitude
2 = Kurang penting
3 = Cukup penting
4 = Penting
5 = Sangat penting
2 = Kurang sensitif
3 = Cukup sensitif
4 = Sensitif
5 = Sangat sensitif
2 = Murah
3 = Cukup murah
4 = Mahal
5 = Sangat mahal
28
Besar Cakupan =
x
100%
29
Besar Cakupan =
146
100
174
= 84 %
Dari data SPM Puskesmas Borobudur, besarnya cakupan penduduk yang
memanfaatkan jamban sehat di wilayah kerja Puskesmas Borobudur adalah 84%.
Hasil tersebut memenuhi target Dinkes 2014 yaitu sebesar 75%.
Jumlah pencapaian penduduk yang memanfaatkan jamban sehat di wilayah kerja
puskesmas Borobudur adalah
Besar Cakupan
Pencapaian =
x 100
Target
=
=
84%
x 100%
75 %
111,88 %
No
1
2
3
4
Desa
Giripurno
Giritengah
Tuksongo
Majaksingi
Jumlah
KK
626
956
874
776
Jumlah
RMH
617
906
836
717
Jumlah
Jiwa
2296
3282
3141
2763
Jumlah Sarana
Jamban Tidak
Sehat
143
172
105
123
Jumlah
cakupan
Jamban
Sehat
151
293
180
431
294
465
285
554
30
51%
63%
63%
78%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Kenalan
Bigaran
Sambeng
Candirejo
Ngargogondo
Wanurejo
Borobudur
Tanjungsari
Karanganyar
Karangrejo
Ngadiharjo
Kebonsari
Tegalarum
Kembanglimus
Ringinputih
Bumiharjo
Jumlah
417
314
370
1209
451
1172
2290
344
485
672
1362
503
640
512
1484
519
15976
395
314
332
1134
451
1036
2190
340
474
672
1296
501
577
512
1338
519
15157
1365
1312
1352
4188
1630
3826
8011
1165
1613
2541
4527
1880
2132
1859
5041
1931
55855
52
41
53
108
43
95
175
30
64
92
285
82
46
41
26
42
1818
174
66
175
467
118
705
694
137
189
334
427
239
429
237
297
441
6184
226
107
228
575
161
800
869
167
253
426
712
321
475
278
323
483
8002
Cakupan kepemilikan jamban desa Tuksongo adalah 63%, dimana target Dinkes
adalah 75%, sehingga hal ini menjadi masalah karena angka tersebut dibawah
terget.
C. Data keluarga dengan kepemilikan jamban dusun Tuksongo 1
Tabel 3 . Data keluarga dengan kepemilikan jamban dusun Tuksongo 1 tahun 2015
Ketersediaan
Jumlah KK
Jamban
ada
101 KK
Tidak ada
22 KK
Ada
dan 70 KK
persen
82%
18%
57%
memenuhi syarat
Jamban yang memenuhi syarat yang
dimanfaatkan
Jumlah jamban yang diawasi
Besar Cakupan =
Besar Cakupan =
70
x
100%
X 100 %
101
31
77%
62%
77%
81%
73%
88%
80%
82%
75%
78%
60%
74%
90%
85%
92%
91%
77%
= 69,3%
Dari hasil perhitungan, besarnya cakupan penduduk yang memanfaatkan
jamban sehat di Dusun Tuksongo 1, Desa Tuksongo adalah 69,3%. Hasil tersebut
dibawah dari target Dinkes 2014 yaitu sebesar 75%.
Jumlah pencapaian penduduk yang memanfaatkan jamban sehat di Dusun
Tuksongo 1, Desa Tuksongo adalah:
Besar Cakupan
Pencapaian =
x 100
Target
=
=
69,3%
x 100%
75 %
92,4 %
Ketersediaan Jamban
Jumlah
Persen (%)
Ada
30
30
Tidak Ada
32
Total
30
100
NO
1
2
3
4
5
Nilai
Apakah penampungan akhir kotoran /
jamban berjarak kurang dari 10 meter dari
sumer air?
Apakah penutup sumur resapan jamban
(penampungan akhir kotoran) tidak kedap
air?
Apakah konstruksi jamban
memungkinkan binatang penyebar
penyakit menjamah kotoran di dalam
jamban?
Apakah jamban menimbulkan bau?
Apakah jamban tidak selalu terjaga
kebersihannya?
Kriteria
A. Ya
B. Tidak
Nilai
A. 3
B. 0
A. Ya
B. Tidak
A. 3
B. 0
A. Ya
B. Tidak
A. 3
B. 0
A. Ya
B. Tidak
A. Ya
A. 1
B. 0
A. 2
B. Tidak
B. 0
Keterangan:
Tingkat Resiko untuk mencemari lingkungan
Nilai ya = 0-2 = R
: Ringan
Nilai ya = 3-4 = S
: Sedang
Nilai ya = 5-8 = T
: Tinggi
33
NO
KRITERIA
Jarak lubang
kotoran ke sumur
<10 meter
Penampung
kotoran tidak
kedap air
Konstruksi
jamban
memungkinkan
binatang
menjamah
kotoran
Menimbulkan
bau
Tidak terjaga
kebersihannya
SKOR
1
2
3
4
5
TINGKAT
PENCEMARAN
NO
KRITERIA
Jarak lubang
kotoran ke
sumur <10
1
meter
Penampung
kotoran tidak
2
kedap air
Konstruksi
jamban
memungkinka
n binatang
menjamah
3
kotoran
Menimbulkan
4
bau
Tidak terjaga
5
kebersihannya
SKOR
TINGKAT
PENCEMARAN
KK
10
11
12
20
21
22
23
24
13
14
15
16
17
KK
18 19
34
NO
KRITERIA
Jarak lubang
kotoran ke sumur
<10 meter
Penampung
kotoran tidak
kedap air
Konstruksi
jamban
memungkinkan
binatang
menjamah
kotoran
Menimbulkan
bau
Tidak terjaga
kebersihannya
SKOR
1
2
3
4
5
TINGKAT
PENCEMARAN
KK
25
26
27
28
29
30
Jumlah jamban
Persentase (%)
1
15
14
0
7,5%
57,5%
35%
NO
1
2
3
Nilai
Apakah penampungan akhir
kotoran / jamban berjarak kurang
dari 10 meter dari sumber air?
Apakah penutup sumur resapan
jamban (penampungan akhir
kotoran) tidak kedap air?
Apakah konstruksi jamban
memungkinkan binatang penyebar
penyakit menjamah kotoran di
dalam jamban?
Apakah jamban menimbulkan bau?
Kriteria
A. Ya
B. Tidak
Jumlah
A.17
B. 23
Persen
A. 42,52%
B. 57,48%
A. Ya
B. Tidak
A. 11
B. 29
A. 27,5%
B. 72,5%
A. Ya
B. Tidak
A. 10
B. 30
A. 25 %
B. 75 %
A. Ya
A. 7
A. 17,5 %
35
B. 33
A. 15
B. 25
B. 82,5%
A. 59,09%
B.62,5 %
Jumlah
Persentase
16
53,33%
14
46,67%
30
100%
B. Tidak
A. Ya
B. Tidak
Indikator
TOTAL
Besar Cakupan =
=
=
x 100
x 100%
46,67%
46,67%. Hasil
Pencapaian =
Besar Cakupan
x 100
Target
36
=
=
46,67%
x 100%
75 %
62,23 %
37
BAB IV
KERANGKA PENELITIAN
A.
KERANGKA TEORI
INPUT
Man:
Petugas
Kesehatan
Lingkungan Puskesmas Salaman I
dan Kader Kesehatan Lingkungan
Money: Dana Operasional
Methode: Inspeksi, wawancara,
pengisian
kuesioner,
dan
penyuluhan mengenai jamban sehat
Material: Kendaraan operasional
bagi Petugas Kesehatan Lingkungan
dan kamera
LINGKUNGAN
PROSES
P1 : Perencanaan dan
penjadwalan pengawasan serta
sosialisasi pemanfaatan jamban
sehat oleh petugas kesehatan
Cakupan
penduduk yang
memanfaatkan
jamban sehat
Machine:
Blanko inspeksi
dan masyarakat
Pengetahuan
P3 :mengenai
Evaluasi kegiatan yang telah
jamban
sehat
Blanko kuesioner
dilakukan
Perilaku masyarakat dalam
menggunakan jamban
Dana masyarakat untuk membuat
jamban sehat sendiri
Kondisi tanah yang tidak memungkinan
untuk
membuat
jamban
Gambar
9. Kerangka
Teorisehat
Penelitian Tentang Cakupan
Pemanfaatan Jamban Sehat
38
Gambar 8. Kerangka Teori Tentang Pemanfaatan Jamban Sehat
B.
KERANGKA KONSEP
Faktor Lingkungan:
Pengetahuan warga dusun
tentang jamban sehat dan
manfaat jamban sehat
Perilaku
warga
dusun
tentang jamban sehat
39
BAB V
METODE PENELITIAN
A. JENIS DATA YANG DIAMBIL
Pengumpulan data dilakukan di Dusun Tuksongo 1, Desa Tuksongo,
Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, pada tanggal 30 Januari 2015
dan 31 Januari 2014. Jenis data adalah data primer dan sekunder.
1. Data Primer, diperoleh dari daftar pertanyaan (kuesioner) yang
diberikan kepada responden sebanyak 40 rumah yang jambannya tidak
memenuhi syarat tentang pengetahuan dan perilaku jamban sehat
disusun sebelumnya sesuai tujuan survey yang dilakukan.
2. Data sekunder didapat dari data Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Puskesmas Borobudur dan laporan bulanan pemegang program bagian
kesehatan lingkungan Puskesmas Borobudur.
Data yang diperoleh dianalisis dilakukan analisis masalah secara
deskriptif dan mencari kemungkinan penyebabnya melalui pendekatan system
dengan metode cross sectional, meliputi input (man, money, methode,
machine, material), proses (Perencanaan/P1, Penggerak Pelaksanaan/P2,
Penilaian Pengawasan Pengendalian/P3), serta lingkungan dengan tujuan
mengetahui penyebab masalah melalui diagram Fish Bone. Kemudian
ditentukan prioritas pemecahan masalah dengan menggunakan kriteria
matriks dengan rumus M.I.V/C. Selanjutnya menyusun rencana kegiatan
berdasarkan masalah yang terpilih.
B. BATASAN JUDUL
Laporan kegiatan dengan judul Rencana Peningkatan Cakupan
Penduduk yang Memanfaatkan Jamban Sehat di Dusun Tuksongo 1, Desa
Tuksongo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Evaluasi Manajemen
40
5. Jamban Sehat
Adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher
angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya, serta memenuhi
syarat kesehatan dari Kementerian Kesehatan.
6. Dusun Tuksongo 1
Adalah salah satu dusun yang terletak di Desa Tuksongo
7. Desa
Desa Tuksongo merupakan salah satu desa dari 20 desa yang berada dalam
wilayah kerja Puskesmas Borobudur.
8. Kecamatan Borobudur
Kecamatan Borobudur adalah salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten
Magelang.
9. Kabupaten Magelang
Kabupaten Magelang adalah salah satu kabupaten di wilayah Provinsi
Jawa Tengah.
10. Evaluasi
41
Batasan Operasional
Adapun batasan operasional dalam hal ini adalah sebagai berikut :
Kepala Keluarga (KK) yang memanfaatkan jamban tidak sehat
dengan nilai tingkat pencemaran lingkungan yang tinggi dan amat tinggi.
2.
Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi secara aplikatif /
operasional dari variabel-variabel yang ada di dalam kerangka konsep.
Dalam definisi operasional ini disebutkan cara pengukuran masing-masing
variabel (bila memang bisa diukur).
Sasaran adalah warga (subjek) dan jamban (objek) di Dusun
42
melakukan
penginderaan
terhadap
suatu
objek
tertentu.
43
berlaku;
Melaksanakan
kegiatan
kesehatan
lingkungan;
lokasi:
Dusun Tuksongo1,
Desa Tuksongo,
Kecamatan
44
BAB VI
45
HASIL PENELITIAN
Data Umum Desa Tuksongo
A. Keadaan Geografis
1. Letak Wilayah
Desa Tuksongo secara administratif termasuk dalam wilayah kecamatan
Borobudur, Kabupaten Magelang, terletak di arah Selatan Kabupaten
Magelang, terdiri dari 7 dusun dan terdiri dari 20 RT dan 6 RW, nama-nama
dusun tersebut adalah Kesuman I , Kesuman II, Puton , Tuksongo I,
Tuksongo II, Ganjuran I, Ganjuran II.
2. Batas Wilayah
Wilayah Desa Tuksongo dibatasi oleh :
Sebelah Utara
: Desa Borobudur
Sebelah Selatan
: Desa Majaksingi
Sebelah Barat
: Desa Tanjungsari dan Desa GiriTengah
Sebelah Timur
: Desa Ngargogondo
3. Luas Wilayah
Luas Wilayah Desa Tuksongo adalah 228,44 Ha.
B. Keadaan Demografi
1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Desa Tuksongo tahun 2013 adalah 3.320 jiwa.
Laki-laki berjumlah 1.665 jiwa, sedangkan untuk Perempuan berjumlah
1.655. Jumlah KK miskin 535 KK.
2. Data Penduduk
Daftar tabel dibawah ini memberikan gambaran jumlah penduduk
Desa Tuksongo menurut jenis kelamin, usia, mata pencaharian, dan
pendidikan.
46
Penduduk
Kesuman I
Kesuman II
Puton
Tuksongo I
P
184
216
324
306
274
172
179
1655
191
224
331
279
Tuksongo II
Ganjuran I
Ganjuran II
Total
Kepala
375
440
655
585
549
351
365
3320
Keluarga
124
21
212
160
190
110
125
1042
275
179
186
1665
(Sumber : Data Statistik Kantor Desa Tuksongo , tahun 2013)
Nama
0-4
5-9
dusun
10-
15-
20-
25-
30-
40-
50-
14
19
24
29
39
49
59
>60
jumlah
Kesuman
I
27
34
27
25
56
27
35
42
42
60
375
Kesuman
II
32
54
28
32
36
47
55
61
56
39
440
Puton
40
30
43
70
93
115
80
80
50
27
628
Tuksongo
I
33
66
82
42
60
57
88
71
44
42
585
Tuksongo
II
30
20
54
46
76
120
79
82
43
29
379
Ganjuran
I
21
31
23
32
25
23
49
64
33
17
248
Ganjuran
II
32
34
39
23
43
44
37
35
30
48
365
Jumlah
215 269
296
270
389
433
423
435 298
292
3320
47
Jumlah KK
Jumlah KK Miskin
Kesuman I
124
99
Kesuman II
121
79
Puton
212
150
Tuksongo I
160
45
Tuksongo II
190
83
Ganjuran I
110
40
Ganjuran II
125
39
Jumlah
1042
535
3. Sarana Kesehatan
Puskesmas induk
: 1 buah
Polindes
: 1 buah
PKD
: 1 buah
Bidan desa
Posyandu
: 8 tempat
4. Fasilitas Umum
TPQ/ TPA
: 21 buah
48
TK PAUD
: 2 tempat
SD/ MI
: 2 tempat
SLTP/MTs
SLTA
: - tempat
: - tempat
49
50
2. Data Penduduk
Daftar tabel dibawah ini memberikan gambaran jumlah penduduk
Desa Tuksongo menurut jenis kelamin dan usia.
Tabel 11. Jumlah penduduk Dusun Tuksogo I menurut jenis kelamin
Jumlah
Total
Kepala
Penduduk
Keluarga
Tuksongo I
279
306
585
160
(Sumber : Data Statistik Kantor Desa Tuksongo , tahun 2013)
Tabel 12. Jumlah penduduk dusun Tuksongo I menurut umur
RANGE USIA
JUMLAH
0-4 tahun
33
5-9 tahun
66
10-14 tahun
82
15-19 tahun
42
20-24 tahun
60
25-29 tahun
57
30-39 tahun
88
40-49 tahun
71
>60 tahun
42
Total
585
A. HASIL WAWANCARA
Hasil Wawancara dengan Petugas Kesling
51
Man
Jawaban
1 Petugas Koordinator
Kesehatan Lingkungan
Tidak
terdapat
kader
kesehatan lingkungan
Tidak ada.
Tidak ada
Money
Dari pemerintah
bentuk APBD.
Method
Material
Machine
dalam
Di lapangan. Penyuluhan
dilakukan
bersamaan
kepada masyarakat saat
dilakukannya
inspeksi
jamban sehat
52
melakukan pencatatan
pemanfaatan jamban sehat?
Jawaban
Untuk pengawasan jamban
sehat?
P2
jamban sehat?
memberikan penyuluhan
tentang jamban sehat.
P3
Terdapatnya pencatatan
sehat?
B. HASIL SURVEI
1. Hasil Survei Penyebab Masalah
Kuesioner terdiri dari beberapa pertanyaan. Kuesioner penyebab masalah
yaitu mencari penyebab mengapa banyak rumah penduduk yang tidak memiliki
53
NO
1
PERTANYAAN
Apakah Anda tahu apa itu jamban sehat?
JAWABAN
NILAI
A. Ya
A. 1
B. Tidak
A. Ya
B. Tidak
A. Jamban
B. Sungai
C. Kolam
D. Kebun
E. Dimana
saja
B. 0
A. 1
B. 0
A. 1
B. 0
C. 0
D. 0
E. 0
54
5
6
7
8
9
A. Ya
A. 1
B. Tidak
B. 0
A. Ya
B. Tidak
A. Ya
A. 1
B. 0
A. 1
B. Tidak
B. 0
A. Ya
A. 1
B. Tidak
B. 0
A. Ya
B. Tidak
A. 1
B. 0
A. Ya
B. Tidak
A. 1
B. 0
JAWABAN
KK
3 4
7 8
Skor
Kriteria
Nuryanto
1 0
0 1
66.7%
Cukup
Muhadi
1 0
0 1
44.4%
Kurang
muryadi
1 0
0 1
44.4%
Kurang
Kominah
1 1
0 1
77.7%
Cukup
Samyudi
1 0
0 1
77.7%
Cukup
Budiatmo
1 0
0 1
44.4%
kurang
Muhrofik
1 0
0 0
33.3%
Kurang
Nursodiq
0 1
0 1
33.3%
Kurang
9 1 Sunadi
1 0
44.4%
Kurang
10
Sudarman
1 1
0 1
55.66%
Kurang
11
Nur
rohmah
1 1
0 1
88.9%
Baik
12
Badiyah
1 0
0 1
44,44
Kurang
55
13
Sarmono
1 1
0 0
66,67%
Cukup
14
Muhadi
1 0
0 1
44.4%
kurang
Keterangan:
P = Pertanyaan
Jumlah Responden
1
4
Persentase
7,14%
28,58%
< 65%
64,28
TOTAL
40
100,00%
Kriteria
Baik
Cukup
Kurang
NO
Perilaku Penghuni
1 Seperti apa bentuk jamban
Anda?
2
3
4
Kriteria
A. Leher
angsa
B. Bukan
leher angsa
A. Ya
Jumlah Persentase
A. 14
A. 100%
B. 0
B. 0%
A. 0
A. 0%
B. Tidak
B. 0
B. 0%
A. < 10 m
B. > 10 m
A. Ya
B. Tidak
A.11
B. 3
A. 10
B. 4
A. 78,5 %
B. 21,4 %
A. 71,43%
B. 28,57%
56
A. Setiap hari
B. Seminggu
sekali
C. Sebulan
sekali
D. Tidak
tentu
A. Jamban
B. Sungai
C. Kolam
D. Kebun
A. 2
B. 4
A. 14,28%
B. 28,57%
C. 0
C. 0%
D. 8
D. 57,14%
A. 14
B. 0
C. 0
D.0
A. 100%
B. 0%
C.0%
D.0%
NO
Pertanyaan
1 Mengapa belum memiliki
jamban sendiri?
Jawaban
Jumlah
A. 0
Persen
A. 0%
B. 0
B. 0%
C. 0
C. 0%
A. Ya
A. 2
A. 20%
B. Tidak
B. 12
B. 80%
A. Ya
A. 1
A. 7,14%
B. Tidak
B. 13
B. 92,8%
A. Setiap bulan
A. 0
A. 0%
A.
Keterbatasan
dana
B. Masih
merasa belum
perlu
C. Lokasi
57
58
BAB VII
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil inspeksi, kuesioner, dan wawancara yang telah dilakukaan
di Dusun Tuksongo 1, Desa Tuksongo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten
Magelang, didapatkan penyebab masalahnya adalah jamban yang tidak memenuhi
kriteria jamban sehat sebesar 46,67%. Beberapa warga di Dusun Tuksongo 1,
Desa Tuksongo juga memiliki perilaku dan kesadaran yang kurang tentang
jamban sehat dan penyebab lain yang paling tinggi adalah kurangnya biaya dan
kurangnya penyuluhan mengenai jamban sehat
A. ANALISIS PENYEBAB MASALAH
Tabel 20. Penyebab Masalah dari Faktor Input
INPUT
MAN
(Tenaga Kerja)
MONEY
(Pembiayaan)
METHOD
(Metode)
KELEBIHAN
Tersedia petugas promosi
kesehatan di Puskesmas
Borobudur
Tersedia petugas kesehatan
lingkungan di Puskesmas
Borobudur
KEKURANGAN
Pelaksanaan pembinaan
jamban sehat belum
optimal (1)
Terdapatnya dana
operasional di puskesmas
yang berasal dari APBD
yang dimanfaatkan untuk
kegiatan luar gedung
(pemantauan dan pendataan
jamban)
Melakukan pengamatan
(inspeksi) dan wawancara
dengan cara kunjungan ke
masyarakat untuk dilakukan
pendataan
Penyuluhan langsung
kepada pemilik rumah
mengenai jamban yang
memenuhi syarat kesehatan
Belum ada
penyuluhan secara
berkala mengenai
jamban sehat (3)
59
MATERIAL
(Perlengkapan
)
MACHINE
(peralatan)
Tidak tersedianya
pamflet, brosur dan
poster penyuluhan
tentang jamban yang
memenuhi syarat
sanitasi.(4)
60
diinspeksi.
Lingkungan
Tokoh masyarakat
sangat berperan dalam
mendorong masyarakat
untuk menggunakan
jamban sehat
Pemilik rumah cukup
kooperatif pada saat
petugas melakukan
pendataan.
Kurangnya informasi
dan kesadaran
masyarakat mengenai
jamban sehat.
Masyarakat selalu
menuntut untuk
meminta bantuan (9)
Kurangnya informasi
dan kesadaran
masyarakat mengenai
dampak yang dapat
ditimbulkan jika BAB
di jamban yang tidak
memenuhi syarat
sanitasi (10)
61
62
INPUT
Mone
y
Material
Man
Machine
Machine
Tidak
Tidak tersedianya
tersedianya pamflet,
pamflet, brosur
brosur dan
dan
poster
poster tentang
tentang jamban
jamban yang
yang memenuhi
memenuhi
syarat
syarat sanitasi.
sanitasi.
Tidak
Tidak terdapat
terdapat kader
kader khusus
khusus untuk
untuk
pemanfaatan
pemanfaatan jamban
jamban sehat
sehat
Method
Method
Belum
Belum ada
ada penyuluhan
penyuluhan secara
secara berkala
berkala mengenai
mengenai
jamban
jamban sehat
sehat
Hanya
terdapat
1
petugas
Hanya
terdapat
1
petugas
kesehatan
kesehatan lingkungan
lingkungan sehingga
sehingga
mengakibatkan
mengakibatkan belum
belum optimalnya
optimalnya
dalam
melakukan
penyuluhan
dalam
melakukan
penyuluhan
mengenai
mengenai jamban
jamban sehat
sehat
P3
Evaluasi
Evaluasi dari
dari kegiatan
kegiatan
yang
dilakukan
yang
dilakukan
(penyuluhan)
masih
(penyuluhan)
masih
kurang
kurang
P1
Jadwal
Jadwal tertulis
tertulis tentang
tentang
perencanaan
perencanaan
pelaksanaan
pelaksanaan
pengawasan
pengawasan jamban
jamban
sehat
sehat belum
belum ada.
ada.
Proses
akibat
akibat tenaga
tenaga petugas
petugas kesehatan
kesehatan yang
yang kurang
kurang
Pelaksanaan
Pelaksanaan penyuluhan
penyuluhan kurang
kurang berkelanjutan
berkelanjutan
dan
dan terpadu
terpadu
63
3. Pembentukan
kader
kesehatan
lingkungan
pemanfaatan jamban
5. Pembuatan
khusus
tentang
64
6. Pembuatan
jadwal
mengenai
pelaksanaan pengawasan jamban
dan penyuluhan pentingnya BAB di
jamban yang sehat dan pembuatan
target jumlah rumah yang harus
dikunjungi tiap bulannya
7. Mengoptimalisasi
petugas
kesehatan yang ada dengan
peningkatan
kerjasama
lintas
program
8. Perekrutan kader khusus kesehatan
lingkungan
Pelaksanaan
penyuluhan
kurang berkelanjutan dan
terpadu
10.
Masih
ada
beberapa
masyarakat yang belum
memahami
pentingnya
jamban sehat.
10
Masih
ada
beberapa
masyarakat yang belum
mengetahui
mengenai
dampak
yang
dapat
ditimbulkan jika BAB di
jamban
yang
tidak
memenuhi syarat sanitasi
Rapat
Evaluasi antara petugas sanitarian
dengan kader dan perangkat desa
65
Meningkatkan
kerjasama
lintas
program dengan promkes dan lintas
sektoral dengan kader serta tokoh
masyarakat
Perekrutan kader khusus kesehatan
lingkungan
kurang
jumlah
jamban
yang
diperiksa di inspeksi
Gambar 12. Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah
66
67
Nilai Kriteria
Hasil
Urutan
Akhir
M
(M.I.V)/
C
64
II
21
III
12
D.
18
IV
E.
50
68
Kegiatan
Tujuan
Penyuluhan
mengenai jamban
sehat
-Meningkatkan
pengetahuan warga
mengenai syarat-syarat
jamban sehat, manfaat,
cara membangun jamban
sehat yang sederhana,
dan dampak yang
ditimbulkan jika BAB
tidak di jamban yang
sehat.
Pelaksanaa
Waktu
n
Warga,
Balai Desa Petugas
Setiap
Dusun
Tuksongo 1 Promosi
3 bulan
Tuksongo 1,
kesehatan,
sekali
Desa
Petugas
Tuksongo
kesehatan
yang tidak
lingkungan
memanfaatk
& kader
an jamban
sehat
Sasaran
Lokasi
Dana
Bantuan
Operasio
nal
Kesehata
n
Metode
Penyuluhan
secara
langsung,
diskusi,
tanya jawab
dan
pembuatan
poster
mengenai
cara
membangun
jamban
sehat
Tolak ukur
Tolak ukur proses
-Terlaksananya
kegiatan penyuluhan
tersebut
Tolak ukur hasil :
-Meningkatnya
pengetahuan
masyarakat
mengenai
jamban
sehat
-Meningkatnya
jumlah
penduduk
yang BAB di jamban
sehat
-Meningkatnya
jumlah jamban sehat
di Dusun Tuksongo
1
69
II
Rapat
koordinasi
lintas program
dan
lintas
sektoral
III
Perekrutan
kader khusus
kesehatan
lingkungan
Meningkatkan
Warga dusun
pemanfaatan
jamban Tuksongo 1
sehat di masyarakat
Aula
puskesmas
Borobudur
Petugas
Setiap
promosi
3 bulan
kesehatan,
sekali
petugas
kesehatan
lingkungan,
kader, dan
tokoh
masyarakat
Petugas
promosi
kesehatan,
petugas
kesehatan
lingkungan
dan
masyarakat
dusun
Tuksongo 1
Disesua
ikan
Bantuan
operasio
nal
kesehata
n
Musyawarah
Tolak
ukur
Proses :
-Terlaksananya
rapat koordinasi
Tolak ukur hasil :
-Terbentuknya
koordinasi
yang
baik
untuk
meningkat kualitas
kerja
Pemilihan
kader yang
memiliki
kinerja yang
baik
Tolak
ukur
Proses :
-Terlaksananya
perekrutan kader
Tolak ukur hasil :
Meningkatnya
jumlah pemanfaatan
jamban sehat di
dusun Tuksongo 1
70
IV
Rapat Evaluasi
petugas Kesling,
Kader, dan
Perangkat Desa
Setiap
Dana
1 bulan operasio
sekali
nal
Puskesm
as
Diskusi,
Tanya jawab,
penilaian
hasil kegiatan
Pembuatan jadwal
pelaksanaan
pengawasan
jamban dan
penyuluhan serta
pembuatan target
jumlah rumah
yang harus
dikunjungi
Untuk mengetahui
sasaran penyuluhan,
Tersusun jadwal kegiatan
yang baik dan sistematis
Setiap
1 tahun
sekali
Diskusi,
Tanya jawab
Petugas
kesling,
kader
Puskesmas, Petugas
balai Desa kesling,
Tuksongo 1 kader
Dana
operasio
nal
puskesm
as
71
N
o
KEGIATAN
Penyuluhan
mengenai
jamban
sehat
Rapat
koordinasi
lintas
program
Perekrutan
kader
khusus
kesehatan
lingkungan
Rapat
evaluasi
Pembuatan
jadwal
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agust
Sep
Okt
Nov
Des
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4
72
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan analisis kemungkinan penyebab masalah rendahnya cakupan
penduduk yang menggunakan jamban sehat di Dusun Tukongo 1 Desa Tuksongo periode
Januari Desember 2014 dengan menggunakan metode pendekatan masalah dan juga
melakukan konfirmasi ke bagian Program Kesehatan Lingkungan, maka didapatkan
penyebab masalah yang paling mungkin, antara lain hanya terdapat 1 petugas kesehatan
lingkungan sehingga mengakibatkan belum optimalnya dalam melakukan penyuluhan
mengenai jamban sehat, pengetahuan masyarakat yang masih kurang mengenai jamban
sehat, cara membuat jamban, tidak mengetahui dampak yang timbul jika BAB di jamban
yang tidak memenuhi syarat. Selain itu tidak adanya penyuluhan yang berkelanjutan
mengenai jamban sehat. Jadwal tertulis tentang perencanaan pelaksanaan pengawasan
jamban sehat belum ada, maupun evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan masih
kurang.
Alternatif pemecahan penyebab masalah antara lain dengan melakukan
penyuluhan mengenai syarat-syarat jamban sehat, pentingnya BAB di jamban sehat, dan
dampak yang dapat ditimbulkan jika BAB di jamban yang tidak memenuhi syarat
sanitasi,penyuluhan mengenai cara membangun jamban sehat yang sederhana, Dapat
dilakukan peningkatan media promosi dengan membuat pamflet, brosur maupun poster
mengenai jamban sehat.
Melakukan pembinaan kader kesehatan lingkungan. Melakukan pendekatan tokoh
masyarakat tentang pentingnya BAB di jamban sehat sehingga tokoh masyarakat tersebut
dapat mensosialisasikannya kembali ke masyarakat. Juga dibuat jadwal pelaksanaan dan
pengawasan jamban, serta penyuluhan secara tertulis, sehingga data mengenai jamban
yang sehat maupun yang tidak sehat dapat diketahui dengan baik..
B. SARAN
1. Bagi Warga Dusun Tuksongo 1
- Hendaknya lebih mengerti tentang jamban sehat, memiliki kesadaran tentang
pentingnya memiliki jamban yang sehat serta mengetahui dampak akibat pengunaan
jamban yang tidak sehat
73
Memunculkan peran serta panitia atau badan khusus berbasis desa, misalnya Badan
Permusyawaratan Desa di desa Tuksongo umtuk terlibat dalam pemanfaatan jamban
sehat, berkoordinasi dengan puhak puskesmas..
DAFTAR PUSTAKA
74
1. Sarana
kesehatan
lingkungan.
Available
at
Kesehatan
Lingkungan.
Available
at:
jamban
dan
criteria
jamban
sehat.
Available
at:
http://inspeksisanitasi.blogspot.com/2012/08/kriteria-jamban-dan-jamban-sehat.html.
Accessed on Januari 30, 2015
7. Program
Pelayanan
Kesehatan
Lingkungan.
2010.
Available
at:
sehat.
2010.
Available
at:
A. Blanko Kuesioner
75
NO
1
4
5
NILAI
Apakah penampungan
akhir kotoran / jamban
berjarak kurang dari 10
meter dari sumber air?
Apakah penutup sumur
resapan jamban
(penampungan akhir
kotoran) tidak kedap air?
NAMA KK
NO
6
7
8
9
10
KRITERIA
NILAI
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Apakah konstruksi
Ya
jamban memungkinkan
binatang penyebar
penyakit menjamah
Tidak
kotoran di dalam
jamban?
Apakah jamban
Ya
menimbulkan bau?
Tidak
Apakah jamban tidak
Ya
selalu terjaga
Tidak
kebersihannya?
JUMLAH
Tingkat resiko untuk mencemari lingkungan
Nilai YA = 0 - 2 = R
Nilai YA = 3 - 4 = S
Nilai YA = 5 - 8 = T
Nilai YA = 9 - 11 = AT
HASIL PENELITIAN
1
4 5 6 7 8 9
3
0
1
0
2
0
:
76
1
0
77
NO
1
2
3
PERTANYAAN
Apakah Anda tahu apa
itu jamban sehat?
Apakah menurut Anda
jamban itu penting?
Dimanakah Anda
sebaiknya BAB?
JAWABA
N
NIL
AI
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Jamban
Sungai
Kolam
Kebun
Dimana
saja
0
1
0
0
0
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
HASIL PENELITIAN
1 2 3 4 5
PERTANYAAN
KRITERIA
HASIL PENELITIAN
78
10
O
1
1 2 3 4
Apakah di rumah
Anda terdapat
jamban? (jika YA
lanjut no.2, jika
TIDAK lanjut ke
no.7)
Seperti apa bentuk
jamban Anda?
5 6 7 8 9 10
Ya
Tidak
Leher angsa
Bukan leher
angsa
Ya
Tidak
< 10 m
> 10 m
Ya
Tidak
Setiap hari
Seminggu sekali
Sebulan sekali
Tidak tentu
Dimana Anda
biasanya BAB?
Jamban
Sungai
Kolam
Kebun
Perilaku :
81% - 100% = Baik
65% - 80%
< 65%
= Cukup
= Kurang
79
HASIL PENELITIAN
PERTANYAAN
JAWABAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
A.
Keterbatasan
dana
B. Masih
merasa belum
perlu
C. Lokasi
A. Ya
B. Tidak
A. Ya
B. Tidak
A. Setiap bulan
B. sekali
C. Dua kali
80
1
0
81