Komponen JTM
Komponen JTM
Komponen JTM
11.
MATERIAL DISTRIBUSI
Dalam perencanaan dan pemasangan material distribusi pada jaringan distribusi tenaga listri perlu untuk diperhatikan dengan seksama karena hal ini akan berdapak sangat luas terhadap kinerja perusahaan dimana keadaan material material distribusi dapat menentukan kwalitas dan kwantitas pelayanan tenaga listrik. Hal lain yang perlu diperhatikan bahan-bahan untuk material distribusi tenaga listrik memiliki ke khususan tersendiri tergantung kepada fungsi dan spesifikasinya dengan demikian penting halnya untu mempelajari karakteristik mekanis dan karakteristik elektrisnya untuk mendapatkan kesesuaian dengan yang diperlukan. Perlu kita cermati dilapangan pada dewasa ini banyak dihasilkan oleh pabrik pabrik yang kurang bertanggung jawab yang menghasilkan material material yang spesifikasinya jauh dari standar namum demikian bentuk rupanya dan fungsinya serupa dan hal inilah yang dapat menimbulkan kerugian tidak sedikit bagi penggunanya. Adapun material material distribusi tenaga listrik itu adalah :
1. TIANG LISTRIK.
Tiang listrik merupakan material yang terbuat dari besi, beton dan kayu agar jaringan tidak mengenai bangunan, pohon dan manusia atau binatan . 1.1. Fungsi Tiang Listrik
Tiang listrik adalah salah satu komponen utama dari jaringan listrik yang fungsinya untuk menyangga hantaran listrik serta perlengkapannya tergantung dari keadaan lapangan. 1.1.1. Tiang Awal / Tiang Akhir. Tiang Awal/Tiang Akhir adalah tiang yang dipasang pada Permulaan dan akhir penarikan kawat hantaran, yang gaya tarikan kawat bekerja terhadap tiang dari satu
arah. saluran listrik yang lurus dan hanya berfungsi sebagai penyangga kawat penghantar serta perlengkapannya. 1.1.2. Tiang Penyangga. Tiang penyangga adalah tiang yang dipasang pada saluran listrik,yang lurus dan hanya berfungsi sebagai penyangga kawat penghantar. Gaya yang diderita oleh tiang tersebut adalah gaya karena berat kawat. 1.1.3. Tiang Sudut. Sudut adalah tiang yang dipasang pada saluran listrik, dimana pada tiang tersebut arah penghantar membelok dan arah gaya tarikan kawat adalah berlawanan atau horizontal. 1.1.4. Tiang Penegang/Tiang Tarik. Tiang penegang/Tiang tarik adalah yang dipasang pada saluran listrik yang lurus, dimana gaya tarik kawat bekerja terhadap tiang dari dua arah yang berlawanan. 1.1.5. Tiang Penopang. Tiang penopang adalah tiang yang digunakan untuk menyangga tiang awal/akhir, tiang sudut dan tiang penegang agar kemungkinan tiang menjadi miring akibat gaya tarik kawat penghantar dapat terhindar. 1.2. Kekuatan Puncak Tiang.
Kekuatan pada puncak tiang ditentukan oleh beberapa factor antara lain adalah berat kawat penghantar, dan tarikkan penghantar. Kawat penghantar sepanjang jarak dari 2 buah tiang merupakan gaya tarik yang harus dipikul oleh puncak tiang. Disamping berat penghantar yang ditentukan instalasinya. Gaya yang diakibatkan oleh berat kawat penghantar, bergantung dari jenis dan ukuran bahan penghantar. Sedangkan gaya tarik kawat penghantar dan tiang ditentukan pada dasar tiang yang mempunyai momen terbesar. Kekuatan puncak tiang ditentukan oleh konstruksi dan ukuran tiang sedang gaya yang bekerja pada tiang ditentukan oleh : A. Berat kawat hantar (jenis, ukuran, dan bahan hantaran) B. 1.3. Gaya tarik kawat hantaran. Jenis Tiang Listrik Berdasarkan Bahannya
PT PLN (Persero) Jasa Pendidikan dan Pelatihan 1. Tiang Baja 2. Tiang Beton 3. Tiang Kayu (tidak dibahas)
1.3.1. TIANG BAJA A. Bahan Tiang. Bahan tiang tidak boleh dari pipa keras dan harus memenuhi persyaratan serta komposisi kimia dan sifat-sifat mekanis sebagaimana tercantum pada tabel. Tabel. : C (zat arang) Maks. 0,25 Si Komposisi Kimia Komposisi Kimia Jenis Baja Mn (air raksa) P (Fosfor) Maks. 0,04 S (belerang) Maks. 0,04
Tiang
BJ. 41
B.
Keterangan Penopang JTR (Strut pole) JTR (Berlaku untuk kelistrikan desa dengan beban kerja 100 daN) JTR double sircuit u.b. TM. JTM kV Sirkuit Tunggal. Dengan penjang gawang 40 m
Catatan :
Yang dimaksud panjang adalah panjang dasar, tidak termasuk panjang tambahan untuk kawat tanah. 1. 2. Bagian panjang tiang untuk panjang kawat tanah adalah 1,5 m diatas penghantar JTM yang tertinggi. Panjang ukuran khusus untuk memenuhi ruang bebas (clearance minimum 7 m) pada bentangan 60 m keatas. C. Spesifikasi Tiang Besi. Panjang : 8 m
Beban Kerja (da N) Diameter bagian-bagian C Tiang (mm) Tabel pipa (mm) B A C B 100 -
Tabel
200 114,3 165,2 190,7 4,5 4,5 5 2000 2000 4000 108 5 600 180 350 500 800 1200 -
A Diameter bagian-bagian C Tiang B A Lenturan pada beban kerja (mm) Tebal selongsong (mm) Panjang selongsong (mm) Berat tiang (kg)
Panjang : 9 m
Tabel 4
Beban Kerja (da N) Diameter bagian-bagian C Tiang (mm) Tabel pipa (mm) B A C B
100 89,1 114,3 139,8 4 4,5 6 2000 2000 5000 168 6 600 162
200 114,3 139,8 190,7 4,5 6 6 2000 2000 5000 131 6 600 233
350 139,7 190,7 216,3 6 6 8 2000 2000 5000 110 8 600 348
Panjang : 10 m
Beban Kerja (da N) Diameter bagian-bagian C Tiang (mm) B A C Tabel pipa (mm) B A Diameter bagian-bagian C Tiang B A
Lenturan pada beban kerja (mm)
Tabel
100 200 114,3 139,8 190,7 4,5 6 7 2000 2000 6000 148 7 600 289 350 139,7 190,7 267,4 6 6 6 2000 2000 6000 104 6 600 373 500 165,2 216,3 267,4 5 6 8 2000 2000 6000 111 8 600 465 800 190,7 267,4 318,5 6 6 9 2000 2000 6000 92 9 600 618 1200 216.3 267,4 355,6 7 9 12 2000 2000 6000 81 12 600 907
Cocok untuk kota yang membutuhkan keindahan Ringan Ukuran lebih kecil dari tiang kayu maupun dari tiang beton Kerugian Tiang Besi
a. Mudah berkarat, oleh karenya pemeliharaannya mahal, umpamanya harus di sikat dan dicat tiap tahun. b. Harganya mahal 1.3.2. Tiang Beton A . Jenis Tiang Beton 1.Tiang Beton Berpenampang Bulat Tiang Beton Berpenampang Bulat adalah tiang beton praktekan dan bertulang berpenampang bulat konis berongga ditengahnya dengan peruncingan (taper) nominal 1/75. 2. Tiang Beton Penampang H Tiang beton penampang H adalah tiang beton praktekan berpenampang H di sepanjang kira-kira 5/6 panjang tiang bagian bawah dan berpenampang segi empat dibagian atasnya dengan peruncinga (taper) 1/75. Tiang beton bertulang (steel reinforced concrete poles) dapat diklasifikasikan menurut cara pembuatannya dan manurut cara menghimpunnya (assembling). Titik beban kerja 25 cm dari ujung atas tiang Catatan : (daN = deca Newton). *) **) Panjang tiang adalah panjang dasar, tidak termasuk panjang tambahan (tebal tutup) 1 daN 0, 98065 kgf ; secara praktis dapat diambil 1 daN 1 kgf
Panjang *) (m) 7 9
(Beban Kerja **) (daN) 100 100 20 350 500 800 1200 200 350 500 800 1200
11
1,9
19 19 19 22 22
Catatan : (daN = deca Newton). *) **) Panjang tiang adalah panjang dasar, tidak termasuk panjang tambahan (tebal tutup) 1 daN 0, 98065 kgf ; secara praktis dapat diambil 1 daN 1 kgf
PT PLN (Persero) Jasa Pendidikan dan Pelatihan Tabel : Panjang Tinggi titik Tumpu (m) 7 9 (batas tanam) (m) 1,2 1,5
Matrial Jaringan Distribusi Dimensi tiang beton penampang H Ukuran penampang A (cm) 8,5 8,5 11 11 15 17 B (cm) 9,5 9,5 16 16 20 20 16 16 20 20 Beban Kerja *) Arah X (daN) 100 100 20 350 500 800 1200 200 350 500 800 1200 Arah Y (daN) 40 40 80 125 175 240 480 80 125 175 240 480
11
1,9
11 11 15 17 -
Titik beban kerja 25 cm dari ujung atas ring Catatan : *) 1 N = 1 kg : 9,8065; secara praktis dapat diambil 1 daN = 1 kg Tabel Toleransi Dimensi Toleransi (mm) + 4 - 2 + 30 Panjang - 20
Tiang Beton harus dilengkapi dengan tanda sebagai berikut : 1. Tanda pengenal : merek peniagaan (logo). jenis tiang. tanggal dan nomor produksi. 2. Tanda titik angkat tiang, berupa garis lurus tebal melingkar setengah lingkaran. 3. Tanda batas tanam tiang, berupa garis lurus tebal melingkar tiang. 4. Tanda pembumian (bila tiang dilengkapi dengan pembumian) berupa lambing pembumian yang ditempatkan dibawah huruf terakhir tanggal dan nomor produksi. Letak tanda pengenal 1,5 meter diatas batas tanam (garis tanah), terhadap merek perniagaan. Cara penandaan sesuai dengan Lampiran B. Jenis tiang harus dibedakan dengan kode warna pada semua huruf tanda pengenal kecuali merek perniagaan, sebagai berikut : a. Beban kerja 100 daN warna Hitam. b. Beban kerja 200 daN warna Biru. c. Beban kerja 350 daN warna Merah. d. Beban kerja 500 daN warna Hijau. e. Beban kerja 800 daN warna Kuning. f. Beban kerja 1200 daN warna Putih. Penandaan harus jelas dengan warna mencolok dan tidak mudah terhapus.
11
12
PT PLN (Persero) Jasa Pendidikan dan Pelatihan A. Keuntungan Tiang BeTON Keuntungan tiang beton ialah : a. b. c. B. Pemeliharaan praktis nol Kekuatan puncak sangat besar Umur praktis tidak terbatas
Kerugian Tiang Beton Kerugian tiang beton ialah : a. Rapuh (gampang pecah dan patah). b. Berat. Karenanya untuk daerah yang sukar / berbukit sulit dipasang. c. Mengangkut dan memindahkan sukar. d. Mendirikan dan menanam memerlukan keahlian serta memerlukan alat-alat khusus.
2. KONDUKTOR
2.1. FUNGSI KONDUKTOR Konduktor berfungsi untuk memindahkan energi listrik dari suatu tempat yang lain. 2.2. JENIS BAHAN KONDUKTOR Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut : - Konduktifitasnya cukup baik. - Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi. - Koefisien muai panjangnya kecil. - Modulus kenyalnya (modulus elastisitet)cukup besar. Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai konduktor, antara lain : - Logam biasa seperti tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya - Logam campuran (alloy) adalah tembaga atau aluminium yang diberi campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain yang gunanya untuk menaikkan kekuatan mekanisnya. - Logam paduan (composite) yaitu dua jenis logam atau lebih yang dipadukan dengan cara kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan (welding). 13
2.3. KLASIFIKASI KONDUKTOR. 2.3.1. Klasifikasi Konduktor Menurut Bahannya : a. Kawat Logam Biasa Contoh : 1. BBC (Bare Copper Conduktor)
2. AAC (All Aluminium Alloy Conduktor) b. Kawat Logam Campuran (Alloy) Contoh 1. 2. Contoh : 1. Copper Clad Steel (Kawat baja berlapis tembaga) 2. Aluminum Clad Steel (Kawat baja berlapis Aluminium) c. Kawat Lilit Campuran Yaitu kawat yang lilitannya terdiri dari dua jenis logam atau lebih. Contoh : 1. ASCR (Aluminium Cable Steel Reinforced) Klasifikasi Konduktor Menurut Konstruktsinya : 1. Kawat padat (solid wire) berpenampang bulat. 2. Kawat berlilit (standart wire) terdiri 7 sampai dengan 61 kawat padat yang dililit menjadi satu, biasanya berlapis dan konsentris. 3. Kawat berongga (hollow conductor) adalah kawat berongga yang dibuat untuk mendapatkan garis tengah luar yang besar. Klasifikasi Menurut Bentuk Fisiknya. 1. 2. Konduktor telanjang. Konduktor berisolasi. 14 AAAC (All Aluminium Alloy Conduktor) Kawat Logam Paduan (composite)
Konduktor berisolasi adalah konduktor telanjang yang pada bagian luarnya diisolasi sesuai dengan peruntukan tegangan kerja. Contoh : 1. Kabel twisted. 2. Kabel NYY. 3. Kabel NYCY. 4. Kabel NYFGBY.
Karakteristik Konduktor
Ada 2 (dua) jenis karateristik konduktor, yaitu : 1. Karakteristik Mekanik 2. Karakteristik Listrik. Karakteristik Mekanik. Karakteristik mekanik menunjukkan keadaan fisik dari konduktor yang menyatakan kekuatan tarik dari pada konduktor. Dari SPLN 41-8:1981 untuk konduktor 70 mm 2 berselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30 C, maka kemampuan maksimal dari konduktor untuk menghantar arus adalah 275 A. Karakteristik Listrik Karakteristik listrik menunjukkan kemampuan dari konduktor terhadap arus listrik yang melewatinya. Dari SPLN 41-10 : 1991 untuk knduktor 70 mm 2 berselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30o C, maka kemampuan maksimum dari konduktor untuk menghantar arus adalah 275 A.
15
Karakteristik Hantaran a. Karakteristik Mekanik Karakteristik mekanik hantaran udara aluminium (A2C) Jumlah Kawat Diameter Kawat Aluminium Nominal (mm) 4 1,7 2,1 2,5 ,30 1,8 2,1 2,5 2,8 2,25 2,5 2,25 2,5 2,89 3,23 2,96 3,35 3,74 Diameter Hantaran Nominal (mm) 5 5,1 6,3 7,5 9,0 9,0 10,5 12,5 14,0 15,7 17,5 20,2 22,5 26,0 29,1 32,6 36,8 41,1 Berat Hantaran Kira-kira (kg/km) 6 44 67 94 135 133 181 256 322 406 501 670 827 1105 1381 1733 2219 2766 Kuat tarik Putus Hantaran (secara hitungan) (kp) *) 7 290 425 585 810 860 1150 1595 1910 2570 3105 4015 4850 6190 7600 9690 12055 14845 Tabel. Luas Luas Penampang Penampang Nominal Sebenarnya (mm2) 1 16 25 35 50 50 70 95 120 150 185 240 300 400 500 625 800 1000 (mm2) 2 15,89 24,25 34,36 49,48 48,36 65,82 93,27 117,0 147,1 181,6 242,5 299,4 400,1 499,8 626,2 802,1 499,7 3 7 7 7 7 19 19 19 19 37 37 61 61 61 61 91 91 91
16
Karakteristik mekanik hantaran udara aluminium campuran (A3C) Tabel Konstruksi Penghantar Udara Campuran Aluminium Telanjang (AAAC) Luas Luas Jumlah Diameter Penampang Penampang Kawat Kawat Nominal Sebenarnya Aluminium Nominal (mm2) (mm2) (mm)
1 2 3 4
16 25 35 50 50 70 95 120 150 185 240 300 400 500 630 800 1000
16,84 27,83 34,36 49,48 45,7 75,55 93,27 112,85 147,11 181,62 242,54 299,43 431,18 506,04 643,24 754,91 1005,06
7 7 7 7 19 19 19 19 37 37 61 61 61 61 91 91 91
1,75 2,25 2,5 3,0 1,75 2,25 2,5 2,75 2,25 2,5 2,25 2,5 3,0 3,25 3,0 3,25 3,75
5,25 6,75 7,5 9,0 8,75 11,25 12,5 13,75 15,75 17,5 20,25 22,5 27,0 29,25 33,0 35,75 41,25
46 76 94 135 126 208 256 310 406 501 670 827 1195 1402 1782 2092 2785
4,700 7,750 9,600 13,850 12,750 21,100 26,100 31,550 41,100 50,750 67,750 83,700 120,550 141,400 179,750 211,000 280,85 17
PT PLN (Persero) Jasa Pendidikan dan Pelatihan Karakteristik mekanis hantaran udara tembaga (BCC) Luas Luas Penampang Penampang Nominal Sebenarnya (mm2) 1 6 10 16 25 35 50 50 70 95 120 150 185 240 300 400 500 (mm2) 2 6,16 10,02 15,89 24,25 34,36 49,48 48,36 65,82 93,27 117,0 147,1 181,6 242,5 299,4 400,1 499,8 3 1 7 7 7 7 7 19 19 19 19 37 37 61 61 61 61 Jumlah Kawat Diameter Kawat Tembaga Nominal (mm) 4 2,8 1,35 1,7 2,1 2,5 3,0 1,8 2,1 2,5 2,8 2,25 2,5 2,25 2,5 2,89 3,23
Diameter Hantaran Nominal (mm) 5 2,8 4,05 5,1 6,3 7,5 9,0 9,0 10,5 12,5 14,0 15,7 17,5 20,2 22,5 26,0 29,1
Berat Hantaran Kira-kira (kg/km) 6 54,8 90 143 219 310 447 438 597 846 1061 1337 1651 2208 2726 3643 4551
Kuat tarik Putus Hantaran (secara hitungan) (kp) *) 7 246 410 650 990 1405 2020 1980 2690 3810 6010 7420 7420 9910 12235 16345 20420
18
Karakteristik mekanik kabel Twisted TR TABEL Fasa (mm2) 3 x 25 3 x 35 3 x 50 3 x 70 3 x 35 3 x 30 3 x 70 Penampang nominal Netral Penerangan (mm2) (mm2) 54,6 54 54 54 54 2 x 16 54 2 x 16 54 2 x 16 Diameter kabel (mm) 30,8 33,8 36,2 40,6 33,8 36,2 40,6 Berat kabel Per kg (kg) 550 670 780 1010 810 910 1230
b.
Karakteristik Listrik - Karakteristik listrik hantaran tembaga (CU) Luas Penampang (mm2) 10 16 25 35 50 70 95 120 150 185 240 300 400 500 KHA terus menerus A 90 125 160 200 250 310 380 440 510 585 700 800 960 1.110
19
PT PLN (Persero) Jasa Pendidikan dan Pelatihan Karakteristik listrik hantaran aluminium (AAC) Luas Penampang (mm2) 16 25 35 50 70 95 120 150 185 240 300 400 500 625 800 1000 -
KHA terus menerus A 110 145 180 225 270 340 390 455 520 625 710 855 990 1.140 1.340 1.540
Karakteristik listrik hantaran udara aluminium campuran (A3C) Luas Penampang Nominal (mm2) 16 25 35 50 50 70 95 120 150 185 240 300 400 500 625 800 1.000 KHA terus menerus) A 105 135 170 210 210 255 320 365 425 490 855 670 810 930 1.075 1.255 1.450
20
PT PLN (Persero) Jasa Pendidikan dan Pelatihan Karakteristik listrik kabel Twisted TR Tabel Penampang nominal
(mm2)
Penahan Ohm
Ohm / Km
Arus yang diizinkan 20C Amper 85 110 135 160 200 30C Amper 80 100 125 145 185 40C Amper 70 95 110 135 170
16 25 35 50 70
Konsruksi
Jumlah Kawat
Diameter Kawat
Kuat hantar arus diudara pada suhu sekitar mak30C A 167 200 275 315 356 423 423 484 586 40C A 150 180 246 282 319 378 378 423 523
penghantar nominal
Buah 7 19 19 19 19 19 37 37 61
21
3. ISOLATOR
3.1. Fungsi Isolator Fungsi isolator dapat ditinjau dari 2 (segi), yaitu : a. Fungsi dari segi listrik - Untuk menyekat / mengisolasi antara kawat phasa dengan tagangan. - Untuk menyekat / mengisolasi antara kawat phasa dengan kawat phasa. b. Fungsi dari segi mekanik : - Menahan berat dari penghantar / kawat. - Mengatur jarak dan sudut antar penghantar / kawat dan kawat. - Menahan adanya perubahan kawat akibat perbedaan temperatur dan angin. 3.2. Bahan Isolator Bahan yang digunakan untuk membuat isolator yang paling banyak digunakan pada system distribusi antara lain : Isolator gelas Isolator keramik
Cara Penggunaanya Menurut cara penggunaannya, isolator TR dibedakan menjadi tiga, yaitu : 1. Isolator Penopang / tumpu (Type RM, dan Type N). Adalah jenis isolator berfungsi sebagai tiang penopang, dimana bebannya hanya merupakan berat penghantar saja, sedangkan beban tarikan hamper sama dengan nol (= 0). 2. Ioslator Penegang (Type Afspan, Champignon dan Type B). Adalah jenis isolator yang dipasang pada tiang yang mempunyai beban tarikan, baik dari satu arah maupun dari 2 (dua) arah. 3. Isolator Penarik (Type Tefer) Adalah jenis isolator yang dipergunakan pada kawat shcor.
22
Tabel. Type
RM I RM II RM III N 95 N 80 N 60 Tabel.
50,70 16,26,35 6,10 95 s/d 150 16 s/d 70 6 s/d 10 Jenis Isolator TR dan Ukurannya
23
Berat Kg
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
86 70 60 95 80 60 120
59 51 40 66 54 40 32
21 17 11,5 22 19 17 23
49,5 32 30 38 31 25
4 3,5 3 9 6 6 4
12 8,5 7 9 6
8.
Type penegang yang dinormalisir (afspan isolator) DIN 8002 81 102 91 23 7,5 0,55
SPESIFIKASI DIMENSI, TEGANGAN LONCAT DAN KUAT MEKANIK ISOLATOR KERAMIK JENIS PENEGANG B1 60 B1 85 B1 115
24
Kecuali : yang berada () bertoleransi + saja TEGANGAN LONCAT DAN KUAT MEKANIK PENGUJIAN LISTRIK DAN MEKANIK Teg. Loncat kering kV Teg. Lonc. basah .. kV B1-60 18 10 JENIS ISOLATOR B1-15 25 12 1200 B1-115 25 15 1400
SPESIFIKASI DIMENSI, TEGANGAN LONCAT DAN KUAT MEKANIK ISOLATOR KERAMIK JENIS PENEGANG B2 54 B2 76 B2 81
25
DIMENSI (dalam mm) Toleransi : (0,004 d + 1,5) mm ; d = dimensi dalam mm Kecuali : yang berada () bertoleransi + saja
TEGANGAN LONCAT DAN KUAT MEKANIK PENGUJIAN LISTRIK DAN MEKANIK Teg. Loncat kering kV Teg. Lonc. Basah Kedudukan kendur . kV Keudukan tegak . kV Minimum kuat lintang . Kg 10 8 900 15 12 2000 15 12 1400 Baik 15 12 1800 Baik B2-54 20 JENIS ISOLATOR B2-76 B3-76 25 25 B2-81 25
Ketahanan kejut suhu Baik Baik Keporian 1400 atmosfir-jam tidak tembus
SPESIFIKASI, DIMENSI, TEGANGAN LONCAT DAN KUAT MEKANIK ISOLATOR KERAMIK JENIS PENEGANG 26
l 60 80 120
Dimensi (mm) R t 6 45 9 13 55 65
D 50 65 105
TEGANGAN LONCAT DAN KUAT MEKANIK PENGUJIAN LISTRIK DAN MEKANIK Teg. Loncat kering kV Teg. Lonc. Basah .. kV Minimum kuat lintang . Kg C1 60 10 3 3000 JENIS ISOLATOR C1 80 12 4 3000 Baik
4. PERALATAN PELENGKAP
4.1. Fungsi Alat Pelengkap Yang dimaksud alat pelengkap adalah : suatu peralatan bukan utama yang sifatnya menggenapi, sehingga jaringan tersebut akan lebih sempurna. 27
PT PLN (Persero) Jasa Pendidikan dan Pelatihan 4.2. Jenis Alat Pelengkap Termasuk peralatan pelengkap adalah : Konektor dan peralatan sambungan Travers / cross arm Peralatan acssesories kabel twisted Sekor
Konektor
Konektor Alur adalah konektor yang mempunyai alur-alur paralel yang berfungsi memudahkan dan memantapkan dalam penyambungan atau percabangan penghantar telanjang sehingga instalasi dapat bekerja sesuai dengan tujuan. Jenis Jenis konektor dapat diklasifikasikan berdasarkan cara penekanan badan konektor Jenis mur baut Adalah jenis penekanan badan konektor yang mempergunakan mur-baut. Jenis H Penekanan badan konektor dengan mempergunakan perkakas tekan (mesin press) Klasisfikasi Konektor dapat diklasifikasikan berdasarkan ukuran luas penampang nominal penghantar sebagai berikut : No. 1 2 3 4 5 Jenis penghantar yang disambung Al-Al Al-Cu Cu-Cu 10-35/10-35 35-70/35-70 70-150/35/70 70-150/70-150 150-240/150240 10-35/6-25 35-70/16-50 70-150/70-150 150-240/150240 25-50/25-50 Jumlah baut min. 1 2 2 2 3
bagian kontak atau badan konektor yang terbuat dari tembaga, kadar tembaga minimum 99,9%. 2. Bagian gemuk / Kompon Gemuk/kompon harus terbuat dari bahan berkarakteristik sebagai berikut : Tidak bereaksi dengan aluminium dan seng; Tidak leleh (droping point) tidak kurang dari 100oC Kestabilannya tidakberubah oleh pengaruh udara dan tidak teroksidasi. Jika gemuk mengandung bahan yang mudah menguap, penguapannya tidak menyebabkan terjadinya retak pada lapisan permukaan logam pelindung (protective film). Pada uji daur panas, berkurangnya berat contoh uji tidak boleh lebih dari 5% Kelekatan (daya lekat) lapisan gemuk harus baik, sehingga permukaan aluminium tidak kusam atau buram. 3. Bagian penekan Bagian penekan yang terbuat dari baja atau besi harus dilapisi bahan anti karat. 4. Sifat Tampak Bagian-bagian konektor harus tidak berkarat dan tidak cacat, seperti permukaan tidak retak dan cacat lain yang mempengaruhi fungsi konektor dalam pemakainnya. Pada konektor harus terbaca jelas tanda-tanda pengenal atau penandaan sesuai dengan persyaratan ayat 13 pada standar ini. Penandaan harus huruf timbul (embossing) untuk jenis konektor yang dibuat dengan cara pengecoran, dan cetak tempa untuk yang dibuat dengan cara ekstrusi. 5. .Sifat Mekanik Mur dan baut harus mudah dipasang atau dilepas dengan tangan sebelum dikencangkan. Baut harus cukup panjang agar pada waktu pemasangan bagian atas dan bawah konektor tidak terlepas satu dengan lainnya sehingga penghantar dapat masuk dengan normal (dari samping). Kepala baut dobel atau topi baut/mur konektor jenis mur-baut harus patah pada kekencangan sesuai tabel. Dengan toleransi 10%.
29
Daya jepit konektor terhadap penghantar pada kekencangan tidak boleh kurang dari 35 % beban putus perhitungan penghantar terpasang. 6.. Sifat Listrik Konduktans kunduktor sekurang-kurangnya sama dengan konduktan penghantar. Konektor pada uji daur panas harus memnuhi persyaratan. 7. Penandaan Pada konektor harus dilengkapi penandaan sebagai berikut : - merek perniagaan / logo pabrik pembuat. - tipe / nomor catalog pabrik pembuat. - ukuran nominal dan jenis penghantar yang akan disambungkan, baik untuk saluran utama maupun saluran cabang. - telah lulus uji PLN LMK.
Penyambungan Penghantar dengan klem Jepit. Beberapa jenis jenis Klem Jepit.
30
31
Cross Section mm
Diameter
Sleeve Lenght Before After drawing drawing L mm 240 260 270 290 320 320 320 320 370 450 I Mm
Sleeve Lenght Before After drawing L mm 350 390 450 450 480 500 500 570 630 680 730 780 1.940 2.280
Mm
Drawing drawing I D mm 11 12 14 14 14 16 18 19 21 24 mm 200 220 260 260 280 300 300 325 360 400 525 260 1.240 1.870
22 27,8 34,4 43,1 54,5 69,3 75,5 93,3 117 148,1 228 288 475 604
150 155 160 170 190 190 195 210 230 280
Repair Splice : Digunakan untuk Penghantar aluminium yang rantas sebagian, sehingga memulihkan kembali kuat arus hantar arusnya. Cross Arm
32
Digunakan pada JTR udara (Over hoad) sebagai perenggangan jarak antar penghantar sastu dengan penghantar lainnya, dengan peralatan Bantu isolator. Bahan : Dibuat dari besi L st 41, type 65 dan besi 4 st 41, type NP 6,5 Penggunaannya : Apabila kita akan mempergunakan isolator RM I, panjang cros arm = 850 mm, sedangkan apabila kita pergunakan isolator RM II, kita pergunakan panjang = 500 mm.
500 mm
850 mm Arming Bolt : Fungsinya sebagai klem pengikat cross arm pada tiang yang berfungsi sebagai penyangga. Assesories Fungsinya sebagai pelengkap utama pada JTR yang mempergunakan penghantar kabel pilin (twisted cable). 33
PT PLN (Persero) Jasa Pendidikan dan Pelatihan Klem Penegang Tipe Baji
Klem type ini sesuai untuk digunakan pada jarungan tegangan rendah yang menggunakan konduktor berisolasi dipilin sebagai klem penegang Kawat netral pendukung berisolasi oleh plastic insert dari kelm.
Brecket Penggantung Baracket ini di desain sesuai untuk menyangga clamp penggantung diri kabel berisolasi dipilin. Bracket ini dipasang pada tiang besi atau tiang beton menggunakan sirip baja tahan karat atau baut tembus. Cat No. Min. Breaking Strenght Vertikal F1 Horinzontal F 2
BSC. 3570
700 Kgs
500 Kgs
34
Bracket Penegang Bracket ii didesain untuk menyangga klem penegang type baja, single atau double klem untuk rangkaian ujunga sudut kecil atau sudut besat menggunakan strip baja tahan karat atau baut tembus. Cat No. BSC. 3570 Klem Gantung Chain Link Klem gantung ini dilengkapi dengan chain link sesuai untuk konduktor berisolasi dipilin. Kawat netral yang berisolasi sebagai salah satu bundle konduktor berisolasi dipasang pada suspension clam dan akan mendukung semua konduktor berisolasi lainnya. Min. Breaking Strenght Vertikal F1 500 Kgs Horinzontal F 2 1500 Kgs
Cat No.
35
SCT Shoer
35
to
70 sqmm
700 Kgs
Fungsinya sebagai penyambung beban tarikan, sehingga kondisi tiang tegak lurus. Karena itu, shoer pada umumnya dipasang pada tiang akhir/awal, tiang Macam macam Konstruksi Shoer 1. Track Shoer Track Shoer ialah tumpang tarik, dengan bagian utamanya kawat aja, stay Roda dan Block Cor. 2. Drug Shoer Drug Shoer, ialah shoer tumpang tekan dengan peralatan utama tiang yang dipasang sebagai penopang tiang jaringan. 3. Kontra Mask Shoer Kontrak mask shoer, ialah terdiri dari shoer tumpang tarik dan tupang tekan. Hal ini terjadi apabila dilokasi tersebut tidak bisa dipasang salah satu shoer.
5.
PERALATAN HUBUNG
5.1. FUNGSI PERALATAN HUBUNG
Peralatan hubung TR selanjutnya disebut saklar TR (saklar). Saklar digunakan untuk menghubungkan sekaligus memisahkan dari suatu rangkaian listrik, baik pada kondisi oeprasi, maupun tidak beroperasi. 5.2. MACAM ALAT HUBUNG a. Saklar phasa tiga, 4 kotak Saklar phasa tiga, 3 kotak b. Saklar phasa satu, 2 kotak Saklar phasa satu, 1 kotak
36
PT PLN (Persero) Jasa Pendidikan dan Pelatihan c. Saklar dengan penguatan magnet (kontaktor) d. Saklar dengan pelengkap sekring pengaman 5.3. PRINSIP KERJA ALAT HUBUNG 1.a.
Saklar phasa tiga, 4 kontak adalah saklar buka/tutup yang cara operasional melalui 4 titik kontak yang bekerja serentak (bersama-sama), yaitu terdiri dari kontak ke tiga phasanya, serta kontak netralnya.
b.
Saklar phasa tiga, 3 kontak adalah saklar buka/tutup yang cara operasionalnya melalui ketiga kontak phasanya, secara serentak, sedang kawat netralnya tetap tersambung.
2.a.
Saklar phasa satu, 2 kontak adalah saklar mellaui kontak phasa dan kontak netral yang bekerja serentak.
b. Saklar phasa satu, 2 kontak adalah saklar buka/tutup yang cara operasionalnya hanya melalui kontak phasa saja, sedang kawat netralnya tetap tersambung. 3. Saklar dengan penguatan magnet adalah dengan melalui masukan tegangan listrik ABB yang dialirkan pada suatu rangkaian belitan sehingga didapat magnet untuk menghubungkan antar kontak-kontaknya. 4. Saklar dengan perlengkapan sekring, adalah saklar yang dilengkapi dengan sekring pengaman, sehingga bila terjadi arus gangguan akan segera terjadi pemutusan aliran arus listrik.
37
Saklar jenis ini hanya hanya boleh dioperasikan tanpa beban sama sekali (beban nol) apabila dipaksakan, maka akan timbul surja hubung yang sangat panas (2500oC) yang mengakibatkan kerusakan pada kontak-kontaknya. Akibat panas tersebut, tahanan ( R ) kontak menjadi lebih besar sehingga akan droup (kehilangan) tegangannya sebesar V = R.I, atau akibat perubahan R, maka daya dan Energi yang diserap menjadi panas sebesar. Daya = Arus x droup Teg P P = I. V (Watt) = I.I.R = I2.R (Watt)
Dan Energi yang diserap dengan waktu tertentu adalah : E = P x t (Wh) Energi yang dirubah menjadi panas tersebut merupakan losses (kerugian) teknis.
38