Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

63bb9 Makalah Ilmu Pengetahuan Dalam Al

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ILMU PENGETAHUAN DALAM AL-QUR’AN

Dosen Pengampu : Mujiburrohman, M.Hum

Disusun oleh :

Nur Hanifah Ramadhani 21.01.01.0071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


STAI NIDA EL-ADABI

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah Subhanahu Wa Ta’ala
berkat ridhoNya kami mampu merampungkan makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa
juga kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarganya, para sahabatnya, dan semua ummatnya yang selalu istiqomah sampai akhir
zaman.

Penulisan makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Tafsir
Tarbawi dengan materi “ ILMU PENGETAHUAN DALAM AL-QUR’AN “ sebagai bahan
penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat.

Makalah ini saya susun dengan segala kemampuan dan semaksimal mungkin. Namun,
saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu saya sebagai penyusun makalah ini mohon
kritik, saran, dan pesan dari semua yang membaca makalah ini sebagai bahan koreksi untuk
saya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bogor, Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................. i

Daftar Isi ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah .........................................................

1.2. Rumusan Masalah ...................................................................

1.3. Tujuan Penulisan.....................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................

2.1. Ilmu Pengetahuan dalam Al-Qur’an .......................................

2.2. Pandangan Al-Qur’an tentang Ilmu Pengetahuan...................

2.3. Objek Ilmu Pengetahuan dalam Pandangan Al-Qur’an ..........

2.4. Konsepsi Al-Qur’an Mengenai Ilmu Pengetahuan .................

BAB III PENUTUP ......................................................................................

3.1. Kesimpulan .............................................................................

3.2. Saran .......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’anul Karim adalah mukjizat Islam yang kekal dan mukjizatnya selalu diperkuat
oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Al-Qur’an diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad
SAW untuk mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap menuju yang terang, serta
membimbing mereka ke jalan yang lurus. Rasulullah menyampaikan Al-Qur’an itu kepada
para sahabatnya sehingga mereka dapat memahaminya berdasarkan naluri mereka. Apabila
mereka mengalami ketidakjelasan dalam memahami suatu ayat, maka mereka langsung
menanyakannya kepada Rasulullah SAW.
Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan
dan mengingatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Ilmu bukan sekedar pengetahua, tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan
teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode
yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk
karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.
Pada dasarnya, secara tidak langsung Allah SWT telah menunjukkan bahwa Al-Qur’an
merupakan sumber ilmu pengetahuan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud ilmu pengetahuan dalam Al-Qur’an?


2. Apa pandangan Al-Qur’an tentang ilmu pengetahuan?
3. Apa saja objek ilmu pengetahuan dalam pandangan Al-Qur’an?
4. Apa saja konsep Al-Qur’an mengenai ilmu pengetahuan?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan
dalam Al-Qur’an.
2. Untuk mengetahui pandangan Al-Qur’an tetang ilmu pengetahuan.

1
2

3. Untuk mengetahui objek ilmu pengetahuan dalam pandangan Al-Qur’an.


4. Untuk mengetahui konsep-konsep Al-Qur’an mengenai ilmu pengetahuan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Ilmu Pengetahuan Dalam Al-Qur’an


Ilmu pengetahuan merupakan salah satu isi pokok kandungan kitab suci Al-Qur’an.
Bahkan kata ‘ilmu itu sendiri disebut dalam Al-Qur’an sebanyak 105 kali. Yang memang
merupakan salah satu kebutuhan agama Islam, betapa tidak setiap kali umat Islam ingin
melaksanakan ibadah selalu memerlukan penentuan waktu dan tempat yang tepat,
umpamanya melaksanakan sholat menentukan awal bulan Ramadhan, pelaksanaan haji,
semuanya punya waktu-waktu tertentu. Dalam menentukan waktu yang tepat diperlukan
ilmu astronomi. Maka dalam Islam pada abad pertengahan dikenal istilah sains mengenai
waktu-waktu tertentu. Banyak lagi ajaran agama yang pelaksanaannya sangat terkait erat
dengan sains dan teknologi, seperti menunaikan ibadah haji, berdakwah, semua itu
membutuhkan kendaraan sebagai alat transportasi. Allah telah meletakkan garis-garis besar
sains dan ilmu pengetahuan dalam Al-Qur’an, manusia hanya tinggal menggali,
mengembangkan konsep dan teori yang sudah ada.

Sains dan teknologi, baik itu yang ditemukan oleh ilmuwan muslim maupun oleh
ilmuwan barat pada masa dulu, sekarang dan yang akan datang, semua itu bukti kebenaran
informasi yang terkandung di dalam Al-Qur’an, karena jauh sebelum peristiwa penemuan-
penemuan itu terjadi, Al-Qur’an telah memberikan isyarat-isyarat tentang hal itu dan ini
termasuk bagian dari kemukjizatan Al-Qur’an. Dimana kebenaran yang terkandung di
dalamnya selalu terbuka untuk dikaji, didiskusikan, diteliti, diuji dan dibuktikan secara
ilmiah oleh siapapun.

Berikut ini contoh ayat terkait dengan kata ‘ilm dalam kajian ilmu komunikasi.

(5)‫سانَ َما لَ ام يَ اعلَ ام‬


َ ‫اْلنا‬ َ (4)‫علَّ َم بِا القَلَ ِم‬
ِ ‫علَّ َم ا‬ ‫( الَّذ ا‬3)‫( اِ اق َرأا َو َربُّكَ ااْلَ اك َرم‬2)‫علَق‬
َ ‫ِي‬ َ ‫اْلنا‬
َ ‫سانَ ِم ان‬ ِ‫ق ا‬ ‫اِ اق َرأ ا بِا ا‬
َ َ‫( َخل‬1) ‫س ِم‬
َ َ‫ِي َخل‬
‫ق‬ ‫َربِكَ الَّذ ا‬

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha
Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS. Al-‘Alaq/96: 1-5).

3
4

Menurut Ibnu Katsir, ayat Al-Qur’an yang pertama turun adalah ayat-ayat yang mulia
lagi penuh berkah ini. Ayat-ayat tersebut merupakan rahmat pertama yang dengannya
Allah menyayangi hamba-hambaNya sekaligus nikmat pertama yang diberikan kepada
mereka. Di ayat-ayat juga termuat peringatan mengenai permulaan penciptaan manusia
dari segumpal darah. Dan bahwasannya dari kemurahan Allah SWT adalah Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Dengan demikian, Dia telah
memuliakannya dengan ilmu. Dan itulah hal yang menjadikan bapak umat manusia ini,
Adam mempunyai kelebihan atas malaikat. Terkadang, ilmu berada di dalam akal fikiran
dan terkadang juga berada dalam lisan. Juga terkadang berada dalam tulisan.

Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di menjelaskan kandungan surat Al-‘Alaq ayat 1-5
sebegai berikut:

1. Ini adalah surat pertama yang turun kepada Rasulullah SAW. Surat ini turun kepada
Rasulullah sebagai prinsip-prinsip kenabian pada saat beliau belum mengetahui Al-
Qur’an dan apa itu iman. Jibril mendatangi beliau dengan membawa risalah dan
memerintahkan beliau untuk membaca. Lalu Allah menurunkan padanya
ْ ‫اِ ْق َرأْ بِاس ِْم َربِ َك الَّ ِذ‬
َ‫ي َخلَق‬

“Bacalah dengan menyebut nama Rabbmu yang menciptakan”, yakni menciptakan


makhluk secara umum.

2. Kemudian Allah SWT mengkhususkan manusia dan menyebutkan awal


penciptaannya, yaitu (‫) ِم ْن َعلَق‬, “dari segumpal darah”, karena itu Dzat yang
menciptakan manusia dan mengaturnya pasti dengan perintah dan larangan dengan di
utusnya para rasul dan diturunkannya kitab suci. Karena itu Allah menyebutkan
penciptaan manusia setelah memerintahkan untuk membaca.
َ ْ ‫) اِ ْق َرأْ َو َرب َُّك‬, “Bacalah dan Rabbmulah yang paling Pemurah”, yakni
3. Firman Allah (‫اْل ْك َرم‬
yang banyak dan luas sifatNya, sangat pemurah dan baik, luas dermaNya yang
diantaranya adalah mengajarkan berbagai macam ilmu.
4. Dan firman Allah (‫ِي َعلَّ َم بِ ْالقَ َل ِم‬
ْ ‫اْل ْن َسانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم( ) لَّذ‬
ِ ْ ‫) َعلَّ َم‬, “Mengajar manusia dengan
perantara pena. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. Allah
mengeluarkan manusia dari perut ibunya dalam keadaan tidak mengetahui apapun dan
Allah membuatkan pendengaran, penglihatan, dan hati serta mempermudah baginya
sebab-sebab ilmu. Allah mengajarkan Al-Qur’an dan hadits dengan perantara pena
5

yang dengannya berbagai ilmu terpelihara, hak-hak terjaga, dan menjadi utusan-
utusan untuk manusia sebagai pengganti bahasa lisan mereka.

Dari beberapa penjelasan ulama tafsir di atas dalam surat al-‘alaq ayat 1-5, terdapat
makna bahwa pesan yang disampaikan malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW
mengajarkan manusia untuk belajar, sehingga dengan belajar maka manusia akan
memperoleh ilmu pengetahuan. Allah memerintahkan agar membaca terlebih dahulu
daripada menulis. Karena dengan membaca maka akan lahirlah ilmu pengetahuan.
Contohnya, jika seorang mahasiswa ingin membuat makalah tentulah dia akan membaca
terlebih dahulu daripada menulis. Surat al-‘alaq ini juga mengingatkan, bahwa Allah
memuliakan atau menjunjung martabat manusia melalui qalam (pena).
Hal ini dipertegas pendapat al-maraghi yang mengatakan, bahwa Allah menjadikan
pena ini sebagai sarana berkomunikasi antar sesama manusia, walaupun letaknya saling
berjauhan. Ia tak ubahnya seperti lisan yang berbicara, qalam adalah benda mati yang
tidak dapat memberikan pengertian. Oleh sebab itu, Allah SWT menciptakan benda mati
dapat menjadi alat komunikasi, sehingga tidak ada kesulitan bagi Nabi Muhammad dapat
membaca dan memberikan penjelasan serta pengajaran, karena jika tidak ada qalam
maka manusia tidak akan dapat memahami berbagai ilmu pengetahuan.

2.2. Pandangan Al-Qur’an tentang Ilmu Pengetahuan

Dalam Al-Qur’an, ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan manusia dipandang lebih
unggul ketimbang makhluk lain, guna menjalankan fungsi kekhalifahannya. Ini
tercerminkan dari kisah kejadian manusia pertama yang dijelaskan Al-Qur’an pada surat al-
Baqoroh ayat 31-32, yang artinya:

“Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhnya, kemudian mengemukakan


kepada para malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepadaKu nama benda-benda itu jika
kamu memang benar orang-orang yang benar!”. Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau,
tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami”.
Seseungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.

Yang dimaksud dengan nama-nama pada ayat di atas adalah sifat, ciri dan hukum
sesuatu. Ini berarti manusia berpotensi mengetahui rahasia alam raya. Manusia menurut Al-
Qur’an, memiliki potensi untuk menyiduk ilmu dan mengembangkannya dengan seizin
6

Allah. Karena itu, bertebaran ayat yang memerintahkan manusia menempuh berbagai cara
untuk mewujudkan hal tersebut. Berkali-kali pula Al-Qur’an menunjukkan betapa tinggi
kedudukan orang yang berpengetahuan.

2.3. Objek Ilmu Pengetahuan dalam Pandangan Al-Qur’an

Dalam pandangan Al-Qur’an, objek ilmu adalah segala ciptaan Allah, sekaligus
ayat-ayatNya. Ciptaan Allah ini meliputi alam materi dan non materi. Dengan
demikian, onjek ilmu meliputi yang materi dan non materi, fenomena dan non
fenomena, bahkan ada wujud yang jangankan dilihat, diketahui oleh manusia pun
tidak.

Al-Qur’an memberikan bermacam-macam nama kepada alam yang menjadi objek


kajian ilmu, diantaranya adalah:

1. ‘Alamin, yang berarti alam semesta. Bentuk ini diungkapkan sebanyak 73 kali
tersebar di berbagai ayat, antara lain pada (QS.1: 2), (QS. 2: 47,122, 131, 251), (QS.
3: 33, 42, 92, 97, 108), dan seterusnya.
2. As-Samawat wa Al Ardl, yang artinya langit dan bumi. Bentuk as samawat di
ungkapkan sebanyak 99 kali, sedangkan al ardl diungkapkan sebanyak 450 kali.
3. Kull syai’in, yang artinya segala sesuatu, diungkapkan sebanyak 202 kali yang
tersebar di berbagai ayat, antara lain dalam (QS. 2: 20, 29, 106, 109, 113, 148, 155,
178, 231, 255), dan seterusnya.
4. Makhluk (Kholq), yang artinya yang diciptakan atau ciptaan, antara lain (QS. 23:
14), (QS. 37: 125).
Sedangkan mengenai adanya alam non materi sebagaimana ditegaskan dalam QS.
Al-Haqqah ayat 38-39: “Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat. Dan
dengan apa yang tidak kamu lihat”.
Dengan demikian, objek kajian ilmu menurut pandangan Al-Qur’an luas sekali,
tidak sempit seperti pandangan sains modern yang cenderung berkutat pada alam
materi yang bisa diuji oleh panca indera manusia. Objek ilmu menurut mereka hanya
mencakup sains kealaman dan terapannya yang dapat berkembang secara kualitatif dan
penggandaan, variasi terbatas, dan pengalihan antar budaya. Inilah yang membedakan
pandangan antara sains modern dan Al-Qur’an mengenai objek ilmu.
7

2.4. Konsepsi Al-Qur’an Mengenai Ilmu Pengetahuan


Berikut konsep Al-Qur’an mengenai ilmu pengetahuan:

1. Konsep Islam mengenai kesehatan.


Syariat Islam datang membawa semua prinsip-prinsip kedokteran. Dalam Al-Qur’an
dan hadits terdapat penjelasan mengenai banyak penyakit kejiwaan dan badan
sekaligus menjelaskan terapinya yang bersifat material dan moral. Allah ta’ala
berfirman:
ّٰ ‫َونن َِزل ِمنَ ْالق ْر ٰا ِن َما ه َو ِشف َۤا ٌء َّو َرحْ َمةٌ ِل ْلمؤْ ِمنِيْنَ َو َْل يَ ِزيْد ال‬
ً ‫ظ ِل ِميْنَ ا َِّْل َخ َس‬
‫ارا‬
Artinya: “Dan kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Al-Isra’: 82).
2. Konsep Islam mengenai interkasi antar manusia.
Allah memerintahkan seorang muslim untuk menjadi manusia yang sholeh dan
berupaya untuk menyelamatkan umat manusia dari kegelapan menuju cahaya Islam.
Ia memerintahkan supaya ikatan yang menyambungkan antara seorang muslim dan
yang lainnya hanyalah ikatan iman kepadaNya. Sehingga ia akan mencintai hamba-
hamba Allah yang sholeh lagi taat kepada Tuhan dan Rasul sekalipun mereka itu
orang terjauh, kafir dan orang-orang yang membangkang. Dalam kaitan dengan hal
ini Allah berfirman:
‫ّٰللا َو َرس ْولَهٗ َولَ ْو كَان ْْٓوا ٰابَ ۤا َءه ْم ا َ ْو ا َ ْبن َۤا َءه ْم ا َ ْو اِ ْخ َوانَه ْم ا َ ْو‬
َ ّٰ َّ‫اْل ِخ ِر ي َو ۤاد ُّْونَ َم ْن َح ۤاد‬
ٰ ْ ‫اّٰلل َو ْاليَ ْو ِم‬
ِ ّٰ ِ‫َْل ت َِجد قَ ْو ًما يُّؤْ ِمن ْونَ ب‬
ٰۤ
‫ي ِم ْن ت َ ْْتِ َها ْاْلَ ْنهٰ ر ٰخ ِل ِديْنَ فِيْ َها‬ ْ ‫اْليْ َمانَ َواَيَّدَه ْم ِبر ْوح ِم ْنه َويد ِْخله ْم َجنّٰت ت َ ْج ِر‬ ِ ْ ‫َب فِ ْي قل ْو ِب ِهم‬ َ ‫ول ِٕى َك َكت‬ ‫َع ِشي َْرت َه ْم ا‬
ٰۤ
َ‫ّٰللا هم ْالم ْف ِلْ ْون‬ َ ‫ْل ا َِّن ِح ْز‬
ِ ّٰ ‫ب‬ ِ ّٰ ‫ول ِٕى َك ِح ْزب‬
ْٓ َ َ ‫ّٰللا ا‬ ‫ّٰللا َع ْنه ْم َو َرض ْوا َع ْنه ا‬ ّٰ ‫ي‬ َ ‫ض‬ ِ ‫َر‬
Artinya: “kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan
hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan
RasulNya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-
saudara ataupun keluarga mereka”. (QS. Al-Mujadalah: 22).
3. Konsep Islam mengenai kerjasama dan gotong royong sosial.
Allah memerintahkan kepada kaum muslimin untuk kerjasama dan saling tolong-
menolong, baik dalam hal moral ataupun material. Ia mengharamkan seorang
muslim menyakiti sesama manusia sekecil apapun.
Allah mewajibkan orang mukmin mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai
dirinya sendiri dan membenci bagi saudaranya apa yang dia benci untuk dirinya.
Allah ta’ala berfirman:
ِ ‫ّٰللا َش ِديْد ْال ِعقَا‬
‫ب‬ ِ ‫اْلثْ ِم َو ْالعد َْو‬
َ ّٰ ‫ان َۖواتَّقوا‬
َ ّٰ ‫ّٰللا ا َِّن‬ ِ ْ ‫َوت َ َع َاون ْوا َعلَى ْال ِب ِر َوالت َّ ْق ٰو ۖى َو َْل ت َ َع َاون ْوا َعلَى‬
8

Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa


dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”. (QS. Al-Maidah:
2).
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Al-Qur’an bukanlah buku ilmu pengetahuan, tetapi isyarat-isyarat tentang ilmu
pengetahuan banyak ditemukan dalam ayat-ayat Al-Qur’an, baik mengenai term-term
yang menunjukkan kata ilmu, objek-objek yang menjadikan kajian ilmu, metode-metode
yang digunakan dalam perolehan ilmu dan bagaimana pemanfaatan dan
pengembangannya. Dalam pandangan Al-Qur’an, objek ilmu pengetahuan ialah segala
ciptaan Allah, yang sekaligus merupakan ayat-ayatNya.

3.2. Saran
Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis
menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis membutuhkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Dan apabila terdapat kesalahan mohon
untuk dapat memaafkan dan memakluminya.

9
10

DAFTAR PUSTAKA

Abqary, R. 2010. 101 Info tentang Ilmuwan Muslim. Dar! Mizan: Bandung.

Departemen Agama RI. 2002. Mushaf Al-Qur’an Terjemah. Al-Huda: Jakarta.

Maraghi Al, Ahmad Mustafa. Tafsir Al-Maraghi. Mustafa Bab al-halabi, t.t: Mesir.

Sheikh Al, Abdullah bin Muhammad bin Abdur Rahman bin Ishaq. 2004. Tafsir Ibnu Katsir
terj. M. Abdul Ghaffar, jilid 2 dan 8. Pustaka Imam Syafii: Bogor.

Syafi’ie, Imam. 2000. Konsep Ilmu Pengetahuan dalam Al-Qur’an. UII Press: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai