63bb9 Makalah Ilmu Pengetahuan Dalam Al
63bb9 Makalah Ilmu Pengetahuan Dalam Al
63bb9 Makalah Ilmu Pengetahuan Dalam Al
Disusun oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah Subhanahu Wa Ta’ala
berkat ridhoNya kami mampu merampungkan makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa
juga kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarganya, para sahabatnya, dan semua ummatnya yang selalu istiqomah sampai akhir
zaman.
Penulisan makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Tafsir
Tarbawi dengan materi “ ILMU PENGETAHUAN DALAM AL-QUR’AN “ sebagai bahan
penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat.
Makalah ini saya susun dengan segala kemampuan dan semaksimal mungkin. Namun,
saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu saya sebagai penyusun makalah ini mohon
kritik, saran, dan pesan dari semua yang membaca makalah ini sebagai bahan koreksi untuk
saya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Al-Qur’anul Karim adalah mukjizat Islam yang kekal dan mukjizatnya selalu diperkuat
oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Al-Qur’an diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad
SAW untuk mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap menuju yang terang, serta
membimbing mereka ke jalan yang lurus. Rasulullah menyampaikan Al-Qur’an itu kepada
para sahabatnya sehingga mereka dapat memahaminya berdasarkan naluri mereka. Apabila
mereka mengalami ketidakjelasan dalam memahami suatu ayat, maka mereka langsung
menanyakannya kepada Rasulullah SAW.
Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan
dan mengingatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Ilmu bukan sekedar pengetahua, tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan
teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode
yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk
karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.
Pada dasarnya, secara tidak langsung Allah SWT telah menunjukkan bahwa Al-Qur’an
merupakan sumber ilmu pengetahuan.
1. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan
dalam Al-Qur’an.
2. Untuk mengetahui pandangan Al-Qur’an tetang ilmu pengetahuan.
1
2
PEMBAHASAN
Sains dan teknologi, baik itu yang ditemukan oleh ilmuwan muslim maupun oleh
ilmuwan barat pada masa dulu, sekarang dan yang akan datang, semua itu bukti kebenaran
informasi yang terkandung di dalam Al-Qur’an, karena jauh sebelum peristiwa penemuan-
penemuan itu terjadi, Al-Qur’an telah memberikan isyarat-isyarat tentang hal itu dan ini
termasuk bagian dari kemukjizatan Al-Qur’an. Dimana kebenaran yang terkandung di
dalamnya selalu terbuka untuk dikaji, didiskusikan, diteliti, diuji dan dibuktikan secara
ilmiah oleh siapapun.
Berikut ini contoh ayat terkait dengan kata ‘ilm dalam kajian ilmu komunikasi.
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha
Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS. Al-‘Alaq/96: 1-5).
3
4
Menurut Ibnu Katsir, ayat Al-Qur’an yang pertama turun adalah ayat-ayat yang mulia
lagi penuh berkah ini. Ayat-ayat tersebut merupakan rahmat pertama yang dengannya
Allah menyayangi hamba-hambaNya sekaligus nikmat pertama yang diberikan kepada
mereka. Di ayat-ayat juga termuat peringatan mengenai permulaan penciptaan manusia
dari segumpal darah. Dan bahwasannya dari kemurahan Allah SWT adalah Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Dengan demikian, Dia telah
memuliakannya dengan ilmu. Dan itulah hal yang menjadikan bapak umat manusia ini,
Adam mempunyai kelebihan atas malaikat. Terkadang, ilmu berada di dalam akal fikiran
dan terkadang juga berada dalam lisan. Juga terkadang berada dalam tulisan.
Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di menjelaskan kandungan surat Al-‘Alaq ayat 1-5
sebegai berikut:
1. Ini adalah surat pertama yang turun kepada Rasulullah SAW. Surat ini turun kepada
Rasulullah sebagai prinsip-prinsip kenabian pada saat beliau belum mengetahui Al-
Qur’an dan apa itu iman. Jibril mendatangi beliau dengan membawa risalah dan
memerintahkan beliau untuk membaca. Lalu Allah menurunkan padanya
ْ اِ ْق َرأْ بِاس ِْم َربِ َك الَّ ِذ
َي َخلَق
yang dengannya berbagai ilmu terpelihara, hak-hak terjaga, dan menjadi utusan-
utusan untuk manusia sebagai pengganti bahasa lisan mereka.
Dari beberapa penjelasan ulama tafsir di atas dalam surat al-‘alaq ayat 1-5, terdapat
makna bahwa pesan yang disampaikan malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW
mengajarkan manusia untuk belajar, sehingga dengan belajar maka manusia akan
memperoleh ilmu pengetahuan. Allah memerintahkan agar membaca terlebih dahulu
daripada menulis. Karena dengan membaca maka akan lahirlah ilmu pengetahuan.
Contohnya, jika seorang mahasiswa ingin membuat makalah tentulah dia akan membaca
terlebih dahulu daripada menulis. Surat al-‘alaq ini juga mengingatkan, bahwa Allah
memuliakan atau menjunjung martabat manusia melalui qalam (pena).
Hal ini dipertegas pendapat al-maraghi yang mengatakan, bahwa Allah menjadikan
pena ini sebagai sarana berkomunikasi antar sesama manusia, walaupun letaknya saling
berjauhan. Ia tak ubahnya seperti lisan yang berbicara, qalam adalah benda mati yang
tidak dapat memberikan pengertian. Oleh sebab itu, Allah SWT menciptakan benda mati
dapat menjadi alat komunikasi, sehingga tidak ada kesulitan bagi Nabi Muhammad dapat
membaca dan memberikan penjelasan serta pengajaran, karena jika tidak ada qalam
maka manusia tidak akan dapat memahami berbagai ilmu pengetahuan.
Dalam Al-Qur’an, ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan manusia dipandang lebih
unggul ketimbang makhluk lain, guna menjalankan fungsi kekhalifahannya. Ini
tercerminkan dari kisah kejadian manusia pertama yang dijelaskan Al-Qur’an pada surat al-
Baqoroh ayat 31-32, yang artinya:
Yang dimaksud dengan nama-nama pada ayat di atas adalah sifat, ciri dan hukum
sesuatu. Ini berarti manusia berpotensi mengetahui rahasia alam raya. Manusia menurut Al-
Qur’an, memiliki potensi untuk menyiduk ilmu dan mengembangkannya dengan seizin
6
Allah. Karena itu, bertebaran ayat yang memerintahkan manusia menempuh berbagai cara
untuk mewujudkan hal tersebut. Berkali-kali pula Al-Qur’an menunjukkan betapa tinggi
kedudukan orang yang berpengetahuan.
Dalam pandangan Al-Qur’an, objek ilmu adalah segala ciptaan Allah, sekaligus
ayat-ayatNya. Ciptaan Allah ini meliputi alam materi dan non materi. Dengan
demikian, onjek ilmu meliputi yang materi dan non materi, fenomena dan non
fenomena, bahkan ada wujud yang jangankan dilihat, diketahui oleh manusia pun
tidak.
1. ‘Alamin, yang berarti alam semesta. Bentuk ini diungkapkan sebanyak 73 kali
tersebar di berbagai ayat, antara lain pada (QS.1: 2), (QS. 2: 47,122, 131, 251), (QS.
3: 33, 42, 92, 97, 108), dan seterusnya.
2. As-Samawat wa Al Ardl, yang artinya langit dan bumi. Bentuk as samawat di
ungkapkan sebanyak 99 kali, sedangkan al ardl diungkapkan sebanyak 450 kali.
3. Kull syai’in, yang artinya segala sesuatu, diungkapkan sebanyak 202 kali yang
tersebar di berbagai ayat, antara lain dalam (QS. 2: 20, 29, 106, 109, 113, 148, 155,
178, 231, 255), dan seterusnya.
4. Makhluk (Kholq), yang artinya yang diciptakan atau ciptaan, antara lain (QS. 23:
14), (QS. 37: 125).
Sedangkan mengenai adanya alam non materi sebagaimana ditegaskan dalam QS.
Al-Haqqah ayat 38-39: “Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat. Dan
dengan apa yang tidak kamu lihat”.
Dengan demikian, objek kajian ilmu menurut pandangan Al-Qur’an luas sekali,
tidak sempit seperti pandangan sains modern yang cenderung berkutat pada alam
materi yang bisa diuji oleh panca indera manusia. Objek ilmu menurut mereka hanya
mencakup sains kealaman dan terapannya yang dapat berkembang secara kualitatif dan
penggandaan, variasi terbatas, dan pengalihan antar budaya. Inilah yang membedakan
pandangan antara sains modern dan Al-Qur’an mengenai objek ilmu.
7
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Al-Qur’an bukanlah buku ilmu pengetahuan, tetapi isyarat-isyarat tentang ilmu
pengetahuan banyak ditemukan dalam ayat-ayat Al-Qur’an, baik mengenai term-term
yang menunjukkan kata ilmu, objek-objek yang menjadikan kajian ilmu, metode-metode
yang digunakan dalam perolehan ilmu dan bagaimana pemanfaatan dan
pengembangannya. Dalam pandangan Al-Qur’an, objek ilmu pengetahuan ialah segala
ciptaan Allah, yang sekaligus merupakan ayat-ayatNya.
3.2. Saran
Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis
menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis membutuhkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Dan apabila terdapat kesalahan mohon
untuk dapat memaafkan dan memakluminya.
9
10
DAFTAR PUSTAKA
Abqary, R. 2010. 101 Info tentang Ilmuwan Muslim. Dar! Mizan: Bandung.
Maraghi Al, Ahmad Mustafa. Tafsir Al-Maraghi. Mustafa Bab al-halabi, t.t: Mesir.
Sheikh Al, Abdullah bin Muhammad bin Abdur Rahman bin Ishaq. 2004. Tafsir Ibnu Katsir
terj. M. Abdul Ghaffar, jilid 2 dan 8. Pustaka Imam Syafii: Bogor.
Syafi’ie, Imam. 2000. Konsep Ilmu Pengetahuan dalam Al-Qur’an. UII Press: Yogyakarta.