Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Revisi Proposal TA Vidya - 6 Jan 2024 - 202401061043 - 32561

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Judul

“Pemanfaatan Campuran Biomassa Ampas Teh dan Kulit singkong dengan Metode Pirolisis”

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat menyebabkan permintaan
energi semakin meningkat pula. Sektor energi memiliki peran penting dalam rangka
mendukung kelangsungan proses pembangunan nasional. Hal ini menyebabkan timbulnya
kehawatiran akan terjadinya kelangkaan bahan bakar di masa yang akan datang. Dengan
demikian perlu diupayakan sumber energi alternatif lain yang berasal dari bahan baku yang
bersifat kontinyu dan dapat diperbaharui seperti energi biomassa (Hendra, 2007). Biomassa
merupakan bahan alami yang biasanya dianggap sebagai sampah dan sering dimusnahkan
dengan cara dibakar. Biomassa tersebut dapat diolah menjadi biobriket, yang merupakan
bahan bakar dengan tingkat nilai kalor yang cukup tinggi dan dapat digunakan dalam
kehidupan sehari-hari (Yusuf,2010).
Biobriket merupakan energi alternatif bahan bakar yang terbuat dari limbah organik
biomassa seperti kulit singkong (Moeksin dkk., 2015). Biobriket dibentuk dari material
yang berbentuk serbuk arang dihaluskan menjadi material yang lebih besar. Proses
biobriket menjadi material lebih besar melalui tahapan penambahan bahan perekat,
penggumpalan dan penekanan. SNI 01-6235-2000 mendefinisikan biobriket merupakan
hasil cetakan serbuk arang dan bahan perekat dengan bentuk dan ukuran tertentu melalui
proses pengepresan. Untuk memenuhi standar kualitas, standar minimal nilai kalor
biobriket adalah 5000 kal/g, kadar air maksimal 8%, kadar abu maksimal 8% dan kadar zat
mudah menguap maksimal 15%.
Singkong merupakan tanaman yang menjadi salah satu bahan makanan utama
sebagian masyarakat Indonesia (Moeksin dkk., 2015). Produksi singkong yang dihasilkan
di Indonesia merupakan terbesar ketiga di dunia. Umumnya, singkong diolah menjadi
makanan ringan, namun kulit singkong seringkali diabaikan dan dianggap tak punya nilai
guna bagi masyarakat. Pemanfaatannya hanya sebatas untuk pakan ternak (Hasrianti,
2013). Kulit singkong juga menjadi salah satu limbah padat yang dihasilkan dalam proses
pembuatan keripik singkong dan produk olahan lainnya pada industri rumah tangga.
Limbah ini memiliki kandungan karbon yang cukup tinggi yang berpengaruh terhadap nilai
kalor, mencapai 59,31% (Maulinda dkk., 2015). Oleh karena itu kulit singkong merupakan
salah satu bahan baku yang baik untuk digunakan dalam pembuatan arang biobriket.
Selain kulit singkong ampas teh juga dapat dijadikan bahan baku pembuatan
biobriket karena mengandung karbon sebesar 43,3% (Ines dikutip oleh Fernianti, 2018).
Ampas teh merupakan hasil sisa setelah digunakan untuk membuat minuman yang hanya
dibuang tanpa dilakukan daur ulang, sehingga menghasilkan limbah yang dimana ampas
teh berpotensi dimanfaatkan sebagai bahan baku briket karena mengandung serat kasar
yang cukup tinggi terutama lignin mencapai 29%. Serat yang tertinggal dalam ampas teh
lebih dominan berupa serat yang tidak larut yaitu lignin. Lignin sulit didegradasi karena
strukturnya yang kompleks dan heterogen yang berikatan dengan selulosa dan
hemiselulosa menjadi lignoselulosa dalam jaringan tanaman (Hidayah, 2012).
Penelitian biobriket dari ampas teh telah dilakukan oleh Indrawan (2019) dengan
nilai kadar air dan kadar abu yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) No 01-
6235-2000. Akan tetapi untuk nilai kalor biobriket yang dihasilkan paling tinggi sebesar
3.960,69 cal/gr yang menunjukkan nilai kalor biobriket tersebut belum memenuhi SNI No
01-6235-2000. Pada penelitian tersebut tidak menggunakan mesin untuk proses pencetakan
biobriket.
Metode pirolisis adalah suatu proses untuk penguraian senyawa organik yang
dilakukan dengan proses pemanasan dan tanpa ada masuknya udara dari luar. Proses
pirolisis ini digunakan untuk mengubah biomassa menjadi arang. Proses pirolisis
menghasilkan beberapa produk yaitu padatan (arang), cairan (bio-oil), dan gas (fuel gas).
Kelebihan dari proses pirolisis yaitu nilai kalor briket lebih tinggi dari pada proses
karbonisasi (Ridhuan dkk., 2016).
Pada pembuatan briket, terdapat dua jenis perekat yang biasanya digunakan yaitu
perekat organik dan anorganik. Contoh perekat alami yang sering digunakan dalam
pembuatan briket adalah perekat tepung tapioka dan perekat tepung sagu (Wang dkk.,
2017). Fungsi dari perekat yaitu agar komposisi yang ada pada biobriket bisa menyatu dan
tidak mudah rapuh dan hancur. Menurut (Hanandito dkk dalam Masthura, 2019)
melaporkan bahwa pemilihan jenis perekat dalam penggunaan briket sangat berpengaruh
dalam stabilitas, nilai kalor, dan ketahanan brike tersebut. Pemilihan jenis perekat bisa
memperhatikan nilai kalor dari bahan yang akan digunakan.
Berdasarkan permasalahan diatas maka limbah kulit singkong dan ampas teh dapat
dimanfaatkan sebagai biobriket, sehingga perlu penelitian lebih lanjut mengenai komposisi
optimum. Tujuan penelitian ini agar memperoleh sumber bahan bakar alternatif dengan
menggunakan limbah biomassa sehingga kedepannya berpotensi meningkatkan inovasi
karena briket ini juga dapat dijual ke pasaran. Uji karakteristik yang dihasilkan dari
biobriket campuran kulit singkong dan amapas teh untuk mengetahui biobriket yang
memiliki kualitas dan mutu yang baik.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana pengaruh variasi komposisi Limbah kulit singkong dan ampas teh pada
nilai kalor briket ?
2. Bagaimana pengaruh suhu optimum pembuatan biobriket menggunakan campuran
kulit singkong dan ampas teh dengan metode pirolisis ?

1.3 Batasan Masalah


Beberapa batasan yang diterapkan untuk memudahkan analisa penelitian ini antara lain: 1.
1. Variasi komposisi kulit singkong dan ampas teh
2. Variasi suhu pirolisis
3. Bentuk briket berupa kubus
4. Perekat yang digunakan adalah tepung tapioka

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh variasi komposisi Limbah kulit singkong dan ampas teh untuk
uji kualitas Briket
2. Menganalisis pengaruh variasi suhu dengan campuran Limbah kulit singkong dan
ampas teh dengan metode pirolisis
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui efektifitas pembuatan briket untuk pengganti bahan bakar
alternative selain minyak
2. Dapat mengetahui efektifita briket Limbah Ampas kulit singkong dan ampas teh dapat
mengurangi pencemaran lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai