Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

3 +ega+revisited

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

JEMBA: Jurnal Ekonomi Pembangunan, Manajemen dan Bisnis, Akuntansi

Volume 3. No. 1 (Maret 2023) / e-journal.upr.ac.id

Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Jam Kerja Dan Lama Usaha Terhadap Pendapatan Konter
Pulsa di Kota Palangka Raya

Ega Dwi Maharani1, Ahmad Rizani2


Universitas Palangka Raya (UPR), Palangka Raya1, Universitas Palangka Raya (UPR),
Palangka Raya2
Corresponding: egadwimaharani@gmail.com

CHRONICLE ABSTRACT
Article History: The Effect Of Capital, Labor, Working Hours, And Duration Of Business On Income
Received : Des 22th, 2022 Of Counter Pulsa In Palangka Raya City. This research aims to determine: (1) The
Revised: Jan 13th, 2023 effect of capital on income of counter pulsa in Palangka Raya City, (2) The effect of
Accepted:Mar 23th, 2023 labor on income of counter pulsa in Palangka Raya City, (3) The effect of working
hours on income of counter pulsa in Palangka Raya City, (4) The effect of duration of
Keywords : Capital, business on income of counter pulsa in Palangka Raya City, (5) The effect of capital,
Labor, Working Hours, labor, working hours, and duration business on income of counter pulsa in Palangka
Duration of Business, Raya City. The method of research used in research is quantitative method. The data
Income used is the primary data. The data collection technique is an angket (questionnaire)
used purposive sampling with a sample taken of 50 respondents. The data analysis
methods are multiple linear regression analysis and hypothesis testing using the IBM
SPSS 25 program. The results showed: (1) Capital has a partial effect on income of
counter pulsa in Palangka Raya City, (2) Labor has no partial effect on income of
counter pulsa in Palangka Raya City, (3) Working hours has a partial effect on income
of counter pulsa in Palangka Raya City, (4) Duration of business has a partial effect
on income of counter pulsa in Palangka Raya City, (5) Capital, Labor, Working Hours,
and Duration of Business have a simultaneous effect on income of counter pulsa in
Palangka Raya City.

1. Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, sektor industri telah terbukti mampu tumbuh dan berkembang secara
mandiri dengan memberikan andil besar dan memiliki peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi.
Salah satunya yang memberi konstribusi besar adalah industri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.UMKM
memiliki peranan penting dalam laju perekonomian masyarakat yaitu membantu pemerintah dalam hal
penciptaan lapangan pekerjaan. Dari UMKM banyak tercipta lapangan kerja baru sehingga dapat
mendukung laba ekonomi rumah tangga, kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil secara mayoritas
merupakan suatu usaha untuk mencegah adanya persaingan usaha yang tidak sehat (Djamhari, 2006).
Kota Palangka Raya sebagai daerah sentra industri, berpeluang untuk bisa mengembangkan
industri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lebih baik dan lebih maju, sehingga akan
berpengaruh pada tingkat penghasilan daerah yang tinggi. Keberadaan industri UMKM dapat menjadi
ujung tombak pemasaran yang potensial sehingga akan menciptakan pembangunan ekonomi yang
berkembang dan merata. Pengembangan industri ini merupakan suatu cara yang cukup baik untuk dapat
mengatasi permasalahan ketimpangan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi antar wilayah di suatu
daerah.
Berikut ini adalah data pertumbuhan industri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kota
Palangka Raya:

24
JEMBA: Jurnal Ekonomi Pembangunan, Manajemen dan Bisnis, Akuntansi
Volume 3. No. 1 (Maret 2023) / e-journal.upr.ac.id

Tabel 1.1
Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kota Palangka Raya
Tahun 2017-2020
No Sektor Usaha 2017 2018 2019 2020
1 Hotel/Dagang/Kuliner 4,697 4,743 5,102 5,105
2 Industri Pengolahan 241 243 290 292
3 Pertanian/Perkebunan/Perikanan 390 392 448 448
4 Pertambangan 8 8 11 11
5 Angkutan 100 100 114 114
6 Bangunan/Konstruksi 14 14 16 16
7 Persewaan 150 151 161 161
8 Jasa 1,050 1,059 1,148 1,149
Jumlah UMKM 6,650 6,710 7,290 7,296
Sumber: Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Tengah

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) di Kota Palangka Raya mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sektor usaha
Hotel/Dagang/Kuliner dan Sektor Jasa menjadi sektor usaha dengan pertumbuhan terbanyak di Kota
Palangka Raya.
Sejak ditemukan alat telekomunikasi, gerak hidup manusia menjadi lebih mudah dan terasa
dekat. Alat telekomunikasi pun juga mengalami perkembangan. Konsumen yang dulunya hanya
menggunakan alat telekomunikasi yang disebut telepon, kini mulai beralih menggunakan telepon
seluler. Sehingga perusahaan penyedia jasa telekomunikasi dapat mengambil peluang baru dari
keinginan-keinginan dan kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi.
Banyaknya pengguna telepon seluler di kalangan masyarakat membuat kebutuhan pulsa terus
meningkat dari hari ke hari. Peluang inilah yang dilihat oleh pelaku usaha. Kondisi ini menjadi pasar
bagi masyarakat menjual produk pulsa untuk telepon seluler dengan berbagai alternatif pilihan kartu
seluler yang disebut simcard, misalnya yang dewasa ini marak berkembang yaitu Telkomsel, XL,
Axis, IM3, Three, dan lain sebagainya.
Pulsa telah menjadi kebutuhan khusus bagi masyarakat. Saat ini untuk mendapatkan pulsa
bisa didapatkan dengan cara membeli langsung dari seorang penjual pulsa eceran, dimana setiap
penjual terlebih dahulu membeli deposit pulsa dari sebuah agen pulsa. Selanjutnya, setiap ada
permintaan pengisian pulsa oleh konsumen, penjual harus menulis sebuah pesan singkat atau Short
Message Service (SMS) di telepon genggamnya yang berisi kode tertentu yang kemudian dikirim ke
nomor seluler milik server agen pulsa.
Berdirinya sebuah usaha memiliki tujuan yang jelas, tujuan utamanya adalah untuk mencapai
keuntungan atau pendapatan yang maksimal. Oleh karena itu dibutuhkan suatu faktor-faktor produksi.
Modal merupakan salah satu faktor produksi dalam suatu kegiatan usaha. Tanpa modal, usaha
tidak akan dapat berjalan (Asri, 2002). Untuk dapat memenuhi kewajiban terhadap tenaga kerja,
pengusaha harus memberikan upah yang diperoleh dari modal untuk membayarnya. Sumber dari
modal usaha itu dapat bersumber dari modal sendiri dan modal dari luar, dimana modal harus
dimaksimalkan dengan baik kegunaannya (Zhou Gideon, 2013).

25
JEMBA: Jurnal Ekonomi Pembangunan, Manajemen dan Bisnis, Akuntansi
Volume 3. No. 1 (Maret 2023) / e-journal.upr.ac.id

Modal yang merupakan salah satu faktor produksi akan menentukan produktivitas perusahaan
yang berdampak terhadap pendapatan perusahaan. Teori Cobb-Douglas yang menyatakan bahwa
modal mempengaruhi output produksi. Kondisi ini menunjukkan semakin tinggi modal akan dapat
meningkatkan hasil produksi, karena dalam proses produksi membutuhkan biaya yang digunakan
untuk tenaga kerja dan pembelian bahan baku serta peralatan (Rosyidi, 2004). Modal dan tenaga kerja
meningkat maka produktivitas dan pendapatan juga akan meningkat (Frabdorf, 2008).
Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat penting dalam produksi, karena tenaga kerja
merupakan faktor penggerak dari faktor input yang lain, tanpa adanya tenaga kerja maka faktor
produksi lain tidak akan berarti. Dengan meningkatnya produktifitas tenaga kerja akan mendorong
peningkatan produksi sehingga pendapatan pun akan ikut meningkat. Menurut Sumarsono (2013)
apabila banyak produk yang terjual dengan demikian pengusaha akan meningkatkan jumlah
produksinya. Meningkatnya jumlah produksi akan mengakibatkan meningkatnya tenaga kerja yang
dibutuhkan, sehingga dengan demikian pendapatan juga akan meningkat.
Selain itu, faktor penting lain dalam mengelola suatu usaha adalah jam kerja. Jam kerja
merupakan bagian paling umum yang harus ada pada suatu usaha. Semakin tinggi jam kerja yang
diluangkan untuk membuka usaha maka probabilitas pendapatan bersih yang diterima pengusaha
akan semakin tinggi. Begitu juga sebaliknya semakin pendek jam kerja yang digunakan maka
pendapatan bersih yang diperoleh semakin rendah. Satuan variabel jam kerja adalah jam per hari. Jika
ingin memperoleh pendapatan yang tinggi maka diperlukan jam kerja yang tinggi pula. Semakin lama
jam kerja atau operasional di pasar maka semakin tinggi pula kesempatan untuk memperoleh
pendapatan yang tinggi (Suroto, 2005).
Faktor lain yang penting dalam menjalani usaha adalah lama usaha. Lama usaha adalah lama
waktu yang sudah dijalani pedagang dalam menjalankan usahanya. Satuan variabel lama usaha
adalah tahun. Semakin lama pedagang menjalani usahanya, maka semakin banyak pengalaman yang
didapatkannya untuk memperoleh pendapatan (Suroto, 2005)
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Modal, Tenaga Kerja,
Jam Kerja dan Lama Usaha Terhadap Pendapatan Konter Pulsa di Kota Palangka Raya.
Tujuan pada penelitian ini adalah : (1) Bagaimana pengaruh modal secara parsial terhadap
pendapatan konter pulsa di Kota Palangka Raya; (2) Bagaimana pengaruh tenaga kerja secara parsial
terhadap pendapatan konter pulsa di Kota Palangka Raya; (3) Bagaimana pengaruh jam kerja secara
parsial terhadap pendapatan konter pulsa di Kota Palangka Raya; (4) Bagaimana pengaruh lama usaha
secara parsial terhadap pendapatan konter pulsa di Kota Palangka Raya; (5) Bagaimana pengaruh
modal, tenaga kerja, jam kerja, dan lama usaha secara simultan terhadap pendapatan konter pulsa di
Kota Palangka Raya?
2. Tinjauan Pustaka
2.1. Teori Produksi
Teori produksi adalah teori yang mempelajari tentang proses dimana barang dan jasa
yang disebut input diubah menjadi barang-barang dan jasa-jasa yang disebut output. Proses
perubahan bentuk faktor-faktor produksi tersebut disebut dengan proses produksi (Boediono,
2006). Sasaran dari teori produksi adalah untuk menentukan tingkat produksi yang optimal.
Ditinjau dari pengertian secara teknis, produksi merupakan proses pendayagunaan sumber-

26
JEMBA: Jurnal Ekonomi Pembangunan, Manajemen dan Bisnis, Akuntansi
Volume 3. No. 1 (Maret 2023) / e-journal.upr.ac.id

sumber yang telah tersedia guna memperoleh hasil yang lebih dari segala pengorbanan yang
telah diberikan. Sedangkan bila ditinjau dari pengertian secara ekonomis, produksi
merupakan suatu proses pendayagunaan segala sumber yang tersedia untuk memperoleh
hasil yang terjamin kualitas maupun kuantitasnya, terkelola dengan baik sehingga merupakan
komoditi yang dapat diperdagangkan. Adanya hubungan antara faktor-faktor produksi yang
digunakan dengan output yang dihasilkan dinyatakan dalam suatu fungsi produksi (Sukirno,
2009).
2.2. Teori Pendapatan

Teori pendapatan disebut juga dengan ekonomi makro yakni teori yang mempelajari
hal-hal besar seperti perilaku jutaan rupiah pengeluaran konsumen, investasi dunia usaha,
dan pembelian-pembelian yang dilakukan oleh pemerintah. Menurut Sadono Sukirno (2009),
pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya
selama satu periode tertentu baik harian, mingguan atau tahunan. Tujuan dalam perdagangan
dalam arti sederhana adalah memperoleh laba atau pendapatan, secara ilmu ekonomi murni
asumsi yang sederhana menyatakan bahwa sebuah industri dalam menjalankan produksinya
adalah bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan. Kuswadi (2008;40) menjelaskan bahwa
pendapatan adalah hasil penjualan barang dagang. Penjualan timbul karena terjadi transaksi
jual-beli barang antara penjual dan pembeli. Tidak peduli apakah transaksi tersebut dilakukan
dengan pembayaran secara tunai, kredit, atau sebagian tunai atau sebagian kredit. Selama
barang sudah diserahkan oleh pihak penjual kepada pihak pembeli, hasil penjualan tersebut
sudah termasuk sebagai pendapatan.

2.3. Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Menurut Undang-Undang No. 20 Pasal 1 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah, maka pengertian dari UKM adalah sebagai berikut:
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang
memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini.

27
JEMBA: Jurnal Ekonomi Pembangunan, Manajemen dan Bisnis, Akuntansi
Volume 3. No. 1 (Maret 2023) / e-journal.upr.ac.id

2.4. Usaha Konter Pulsa

Usaha konter pulsa merupakan usaha UMKM yang menjanjikan pada zaman
sekarang ini dikarenakan dalam kurun waktu lima tahun belakangan, jumlah penjual pulsa
seluler terus bertambah. Hampir di setiap kios, ruko, pasar, perumahan, perkantoran, dan
persimpangan jalan dapat kita temui selalu ada orang-orang yang membuka gerai penjualan
pulsa seluler. Pulsa adalah satuan perhitungan biaya telepon yang kita bayar untuk dapat
menggunakan layanan dari suatu provider, provider akan memotong kredit kita sesuai dengan
pemakaian biaya layanan. Pulsa bisa didapatkan dengan cara membeli langsung berupa pulsa
kartu (voucher) atau berupa pulsa elektrik.
Pengisian pulsa elektrik yang digunakan oleh usaha konter pulsa disediakan oleh
provider yang mendistribusikannya melalui authorized dealer yang mempunyai banyak agen
pulsa elektrik, dari agen inilah produk pulsa elektrik diperjualbelikan secara bebas kepada
siapapun hingga sampai ke tangan konsumen. Distributor mengembangkan bisnis pulsa
elektrik ini dengan cara menjalin kemitraan dagang dengan siapapun yang memiliki modal.
Seseorang yang telah bekerja sama menjadi mitra/agen pulsa elektrik secara periodik akan
menyetorkan sejumlah modal untuk dijadikan sebuah deposit yang dapat digunakan untuk
bertransaksi jual beli pulsa.
Seiring berkembangnya usaha konter pulsa yang dimiliki, penjual konter tidak hanya
menjual pulsa saja, melainkan diiringi menjual beberapa fasilitas perlengkapan yang dapat
memaksimalkan keuntungan, yaitu seperti menjual kartu perdana all operator, paket kuota
internet, paket sms dan telepon, voucher games, pembayaran BPJS, PDAM, tagihan listrik,
serta aksesoris lainnya.

2.5. Modal

Menurut Sukirno (2009), modal dapat diartikan sebagai pengeluaran untuk membeli
barang-barang modal dan perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan
memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Modal juga
dapat diartikan pengeluaran sektor perusahaan untuk membeli atau memperoleh barang-
barang modal yang baru yang lebih modern atau untuk menggantikan barang-barang modal
lama yang sudah tidak digunakan lagi atau yang sudah usang. Modal merupakan faktor
produksi yang mempunyai pengaruh kuat dalam mendapatkan produktivitas atau output,
secara makro modal merupakan pendorong besar untuk meningkatkan investasi baik secara
langsung pada proses produksi maupun dalam prasarana produksi, sehingga mampu
mendorong kenaikan produktivitas dan output.
Modal merupakan hal yang utama dalam menjalankan suatu usaha, termasuk
berdagang. Modal yang digunakan dapat bersumber dari modal sendiri, namun bila ternyata
modal sendiri tidak mencukupi dapat ditambah dengan modal pinjaman. Jadi, secara umum
jenis modal yang dapat diperoleh untuk memenuhi kebutuhan modalnya terdiri atas modal
sendiri dan modal pinjaman (Prawirosentono, 2001).

28
JEMBA: Jurnal Ekonomi Pembangunan, Manajemen dan Bisnis, Akuntansi
Volume 3. No. 1 (Maret 2023) / e-journal.upr.ac.id

2.6. Tenaga Kerja

Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pengertian tenaga kerja


adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Adam Smith
merupakan tokoh utama dalam aliran ekonomi yang dikenal sebagai aliran klasik. Ia
mengganggap bahwa manusia sebagai faktor produksi utama yang melakukan kemakmuran
bangsa. Alasannya, menurut Smith alam (tanah) tidak ada artinya kalau tidak ada sumber
daya manusia yang pandai mengolahnya sehingga bermanfaat bagi kehidupan.
Menurut Mulyadi (2003), tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja (berusia
15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi
barang dan jasa. Sukirno (2009) menyatakan bahwa permintaan atas tenaga kerja merupakan
permintaan tidak langsung, maksudnya tenaga kerja dipekerjakan oleh perusahaan dengan
tujuan untuk digunakan dalam menghasilkan barang-barang yang mereka jual.

2.7. Jam Kerja

Jam kerja merupakan lama waktu yang digunakan untuk menjalankan usaha, yang
dimulai sejak persiapan sampai usaha tutup. Alokasi waktu usaha dan jam kerja adalah total
waktu usaha atau jam kerja usaha yang digunakan seorang pedagang dalam berdagang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jam kerja adalah waktu yang dijalankan
untuk perangkat peralatan yang dioperasikan atau waktu yang dijadwalkan bagi pegawai
untuk bekerja. Jam kerja bagi seseorang sangat menentukan efisiensi dan produktivitas kerja.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jam kerja adalah lamanya waktu dalam jam
yang digunakan untuk bekerja dari seluruh pekerjaan, tidak termasuk jam kerja istirahat
resmi dan jam kerja yang digunakan untuk hal-hal di luar pekerjaan selama seminggu.
Semakin tinggi jam kerja atau alokasi waktu yang kita berikan untuk membuka usaha maka
probabilitas omset yang diterima pedagang akan semakin tinggi maka kesejahteraan akan
pedagang akan semakin terpelihara dan dapat memenuhi kebutuhan keluarga pedagang
tersebut.

2.8. Lama Usaha

Lama usaha yaitu semakin lama seseorang dalam pekerjaannya maka ia akan
semakin berpengalaman, matang dan mahir dalam pekerjaan yang dipertanggungjawabkan
kepadanya (Moenir, 2005). Lama usaha sangat berpengaruh terhadap tingkat pendapatan
yaitu lamanya seseorang dalam menggeluti usaha yang dijalaninnya. Asumsinya bahwa
semakin lama seseorang menjalankan usahanya maka akan semakin berpengalaman dalam
mengelola suatu usaha yang dijalankannya. Sedangkan pengalaman kerja merupakan
proses pembentukan pengetahuan atau keterampilan tentang metode suatu pekerjaan
karena keterlibatan dalam pelaksanaan tugas pekerjaan. Banyaknya pengalaman seseorang
akan memperluas wawasannya, dengan demikian hal tersebut juga akan meningkatkan
daya serap terhadap hal-hal yang baru. Lama usaha dengan sendirinya juga akan
meningkatkan pengetahuan, kecerdasan dan keterampilan seseorang. Semakin lama dan

29
JEMBA: Jurnal Ekonomi Pembangunan, Manajemen dan Bisnis, Akuntansi
Volume 3. No. 1 (Maret 2023) / e-journal.upr.ac.id

semakin insentif lama usaha maka semakin besar peningkatan tersebut. Inilah yang
memungkinkan orang menghasilkan barang dan jasa yang semakin lama semakin banyak,
beragam dan bermutu (Suroto, 2005).

3. Metode Penelitian
3.1. Kerangka Pikiran
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh variabel modal (X1), tenaga kerja (X2),
jam kerja (X3) dan lama usaha (X4) terhadap pendapatan usaha (Y) konter pulsa di Kota
Palangka Raya. Secara skematis kerangka pemikiran penelitian ini digambarkan berikut ini.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena
itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan
(Sugiyono, 2017). Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka penelitian, maka hipotesis
penelitian adalah:
a. H1 : Diduga Modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan Konter Pulsa
di Kota Palangka Raya
b. H2 : Diduga Tenaga Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan
Konter Pulsa di Kota Palangka Raya
c. H3 : Diduga Jam Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan Konter
Pulsa di Kota Palangka raya
d. H4 : Diduga Lama Usaha berpengaruh positif dan signikan terhadap Pendapatan Konter
Pulsa di Kota Palangka Raya
e. H5 : Diduga Modal, Tenaga Kerja, Jam Kerja, dan Lama Usaha berpengaruh positif dan
signifikan secara simultan terhadap Pendapatan Konter Pulsa di Kota Palangka Raya.
3.2. Teknik Pengumpulan Data
Populasi dalam penelitian ini adalah pemilik usaha konter pulsa yang ada di Kota
Palangka Raya. Berdasarkan teori Roscoe, penelitian ini termasuk ke dalam penelitian
multivariate (analisis regresi berganda) dimana dalam penelitian ini terdapat 4 variabel
independen (bebas) dan 1 variabel dependen (terikat) sehingga terdapat 5 variabel, maka
jumlah anggota sampel: 5 x 10 = 50. Jadi, berdasarkan perhitungan sampel menurut teori
Roscoe, maka peneliti memutuskan untuk mengambil sampel sebanyak 50 responden.
Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan teknik non-probability sampling dengan jenis Purposive Sampling.
Teknik ini tidak memberi kesempatan atau peluang yang sama untuk setiap anggota populasi
yang bisa dipilih menjadi sampel. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa
pertimbangan seperti pengambilan sampel didasarkan atas ciri-ciri, kriteria dan karakteristik
tertentu yang merupakan ciri-ciri pokok dari populasi. Kriteria sampel yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah khusus konter pulsa yang menjual pulsa saja tidak termasuk
konter yang menjual handphone.
Instrumen pada penelitian ini adalah kuesioner, observasi dan dokumentasi. Pada
lembar kuesioner, terdapat sejumlah daftar pertanyaan yang menyangkut seputar topik
penelitian yaitu tentang Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Jam Kerja, dan Lama Usaha
terhadap Pendapatan Konter Pulsa. Selain itu, proses observasi dilakukan dengan turun ke

30
JEMBA: Jurnal Ekonomi Pembangunan, Manajemen dan Bisnis, Akuntansi
Volume 3. No. 1 (Maret 2023) / e-journal.upr.ac.id

lapangan untuk memperhatikan bagaimana kondisi suatu usaha sehingga hasil observasi
dapat digunakan sebagai penguat data hasil angket atau kuesioner. Sedangkan dilakukan juga
proses dokumentasi untuk memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis
atau dokumen yang ada seperti dari laporan perusahaan, penelitian terdahulu, kajian pustaka,
jurnal dan website perusahaan bersangkutan.

4. Hasil penelitian
4.1. Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui apakah model
regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini memenuhi
asumsi klasik atau tidak. Uji asumsi klasik merupakan persyaratan statistik yang harus
dipenuhi pada analisis regresi linier berganda.
a) Uji Normalitas
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 50
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 865718.21496363
Most Extreme Differences Absolute .112
Positive .066
Negative -.112
Test Statistic .112
Asymp. Sig. (2-tailed) .154c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Hasil Perhitungan SPSS 25

Berdasarkan tabel 4.14 diatas, hasil uji normalitas dengan uji one sample kolmogrov-
smirnov menunjukkan bahwa nilai residual dari variabel dependen dan variabel independen pada
jumlah sampel (n) sebanyak 50 adalah 0,154. Dengan demikian, data dari penelitian ini
terdistribusi secara normal karena nilai residual lebih besar dari pada nilai signifikansi yang
sudah ditetapkan yaitu 0.05 atau 0.154 > 0.05 sehingga model regresi dapat digunakan untuk
pengujian hipotesis.

b) Uji Multikolinearitas
Berdasarkan tabel 4.15 uji multikolinieritas diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
gejala multikolinieritas antara masing-masing variabel independen dalam model regresi yaitu
dengan melihat VIF dan nilai tolerance. Hasil perhitungan tolerance menunjukkan tidak ada
variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 demikian dengan VIF tidak
ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10 sehingga dengan demikian

31
JEMBA: Jurnal Ekonomi Pembangunan, Manajemen dan Bisnis, Akuntansi
Volume 3. No. 1 (Maret 2023) / e-journal.upr.ac.id

dapat disimpulkan tidak ada korelasi antara variabel independen atau tidak terjadi gejala
multikolinieritas.

Tabel 4.15 Hasil Uji Multikolinearitas


Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -704180.055 984562.251 -.715 .478
X1 .948 .099 .772 9.536 .000 .556 1.800
X2 -146453.035 282162.421 -.034 -.519 .606 .854 1.171
X3 141832.223 66742.058 .138 2.125 .039 .869 1.151
X4 227814.422 111373.968 .156 2.045 .047 .626 1.598

a. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil Perhitungan SPSS 25

c) Uji Hetorokedastisitas
Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas dengan menggunakan uji gletser, output nilai
signifikansi variabel Modal (X1), Tenaga Kerja (X2), Jam Kerja (X3), dan Lama Usaha (X4) lebih
besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa sesuai dengan aturan pengambilan keputusan
yaitu tidak terjadi gejala heterokedastisitas dalam model regresi.

Tabel 4.16 Hasil Uji Hetorokedastisitas


Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -.643 .549 -1.171 .248
LN_X1 .066 .039 .289 1.708 .095
LN_X2 -.064 .036 -.275 -1.788 .081
LN_X3 -.097 .079 -.185 -1.220 .229
LN_X4 .016 .024 .104 .655 .516
a. Dependent Variable: Abs_RES
Sumber: Hasil Perhitungan SPSS 25

32
JEMBA: Jurnal Ekonomi Pembangunan, Manajemen dan Bisnis, Akuntansi
Volume 3. No. 1 (Maret 2023) / e-journal.upr.ac.id

d) Uji Autokorelasi
Tabel 4.17 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .914a .836 .822 .563 1.784
a. Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil Perhitungan SPSS 25

Berdasarkan uji autokorelasi diatas menunjukkan bahwa nilai DW sebesar 1.784 nilai ini akan
dibandingkan dengan nilai menggunakan nilai signifikan 5%, jumlah sampel 50 (n) dan jumlah
variabel independen 4 (K = 4), maka nilai di tabel DW sebagai berikut:

Tabel 4.18
Nilai Durbin Watson
DW Du 4 – du
1.784 1.721 2.279
Sumber: Tabel Durbin-Watson
Berdasarkan tabel 4.18 diperoleh nilai dU 1.721 dimana nilai dW > dU yakni 1.784 dan kurang
dari (4-du) 4 – 1.721 = 2.279 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala autokorelasi.

4.2. Analisis Regresi Linear Berganda


Tabel 4.19 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -704180.055 984562.251 -.715 .478
X1 .948 .099 .772 9.536 .000 .556 1.800
X2 -146453.035 282162.421 -.034 -.519 .606 .854 1.171
X3 141832.223 66742.058 .138 2.125 .039 .869 1.151
X4 227814.422 111373.968 .156 2.045 .047 .626 1.598

a. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil Perhitungan SPSS 25

33
JEMBA: Jurnal Ekonomi Pembangunan, Manajemen dan Bisnis, Akuntansi
Volume 3. No. 1 (Maret 2023) / e-journal.upr.ac.id

Dari tabel 4.19, persamaan regresi linear berganda dapat dijelaskan sebagai berikut:
Y = 0.772 – 0.034 + 0.138 + 0.156
Pada penelitian ini menggunakan standardized beta, keuntungannya adalah mengeliminasi
perbedaan unit ukuran pada variabel independen. Jika ukuran variabel independen tidak sama,
maka sebaiknya interpretasi persamaan regresi menggunakan standarized beta.
Berdasarkan persamaan regresi linear berganda diatas maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Nilai koefisien regresi modal pada persamaan diatas diperoleh sebesar 0.772 (positif). Hal ini
berarti jika variabel independen lain tetap dan Modal mengalami kenaikan 1%, maka
pendapatan akan mengalami peningkatan sebesar 0.772%.
b. Nilai koefisien regresi tenaga kerja pada persamaan diatas diperoleh sebesar -0.034 (negatif).
Hal ini berarti jika variabel independen lain tetap dan tenaga kerja mengalami kenaikan 1%,
maka pendapatan akan mengalami penurunan sebesar 0.034%.
c. Nilai koefisien regresi jam kerja pada persamaan diatas diperoleh sebesar 0.138 (positif). Hal
ini berarti jika variabel independen lain tetap dan jam kerja mengalami kenaikan 1%, maka
pendapatan akan mengalami peningkatan sebesar 0.138%.
d. Nilai koefisien regresi lama usaha pada persamaan diatas diperoleh sebesar 0.156 (positif).
Hal ini berarti jika variabel independen lain tetap dan lama usaha mengalami kenaikan 1%,
maka pendapatan akan mengalami peningkatan sebesar 0.156%.
4.3. Uji Hipotesis
a) Uji t (Parsial)
Tabel 4.20 Hasil Uji t (Parsial)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -704180.055 984562.251 -.715 .478
X1 .948 .099 .772 9.536 .000 .556 1.800
X2 -146453.035 282162.421 -.034 -.519 .606 .854 1.171
X3 141832.223 66742.058 .138 2.125 .039 .869 1.151
X4 227814.422 111373.968 .156 2.045 .047 .626 1.598

a. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil Perhitungan SPSS 25

Berdasarkan hasil pada tabel 4.20, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel Modal (X1) memiliki nilai thitung yaitu sebesar 9.536 lebih besar dari ttabel yaitu
sebesar 2.014, dan nilai signifikansinya sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.05. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel Modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Pendapatan Usaha. Dengan demikian hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa
Modal berpengaruh positif dan siginifikan terhadap Pendapatan dapat diterima.
2. Variabel Tenaga Kerja (X2) memiliki nilai thitung yaitu sebesar -0.519 lebih kecil dari ttabel
yaitu sebesar 2.014, dan nilai signifikansinya sebesar 0.606 lebih besar dari 0.05. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel Tenaga kerja berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap Pendapatan Usaha. Dengan demikian hipotesis kedua (H2) yang menyatakan
bahwa Tenaga Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan ditolak.
3. Variabel Jam Kerja (X3) memiliki nilai thitung yaitu sebesar 2.125 lebih besar dari ttabel yaitu
sebesar 2.014, dan nilai signifikansinya sebesar 0.039 lebih kecil dari 0.05. Hal ini
34
JEMBA: Jurnal Ekonomi Pembangunan, Manajemen dan Bisnis, Akuntansi
Volume 3. No. 1 (Maret 2023) / e-journal.upr.ac.id

4. menunjukkan bahwa variabel Jam Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Pendapatan Usaha. Dengan demikian hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan bahwa Jam
Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan dapat diterima.
5. Variabel Lama Usaha (X4) memiliki nilai thitung yaitu sebesar 2.045 lebih besar dari ttabel
yaitu sebesar 2.014, dan nilai signifikansinya sebesar 0.047 lebih kecil dari 0.05. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel Lama Usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Pendapatan Usaha. Dengan demikian hipotesis keempat (H4) yang menyatakan bahwa
Lama Usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan diterima.
b) Uji f (Simultan)
Tabel 4.21 Hasil Uji f (Simultan)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 187536066641729.200 4 46884016660432.300 57.450 .000b
Residual 36723933358270.805 45 816087407961.574
Total 224260000000000.000 49
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1
Sumber: Hasil Perhitungan SPSS 25

Berdasarkan tabel 4.21 dapat dijelaskan bahwa pengujian simultan memiliki nilai f hitung yaitu
sebesar 57.450 lebih besar dari ftabel yaitu sebesar 2.574 dan nilai signifikansi 0.000 lebih kecil
dari 0.005. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen yaitu Modal, Tenaga Kerja, Jam
Kerja, dan Lama Usaha berpengaruh positif secara simultan terhadap variabel dependen yaitu
Pendapatan. Dengan demikian hipotesis kelima (H5) yang menyatakan bahwa Modal, Tenaga
Kerja, Jam Kerja, dan Lama Usaha berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap
Pendapatan dapat diterima.

c) Uji Koefisien Determinasi (R2)


Tabel 4.22 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
a
1 .914 .836 .822 .563 1.784
a. Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil Perhitungan SPSS 20

Berdasarkan tabel 4.22 diperoleh nilai R Square atau koefisien determinasi sebesar
0.836 atau 83.6%. Hal ini berarti 83.6% Pendapatan Usaha dapat dijelaskan oleh variabel
Modal, Tenaga Kerja, Jam Kerja, dan Lama Usaha. Sedangkan sisanya sebesar 16.4%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, maka pada bab ini dapat ditarik kesimpulan mengenai
pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Jam Kerja, dan Lama Usaha terhadap Pendapatan Konter Pulsa di
Kota Palangka Raya adalah sebagai berikut:

35
JEMBA: Jurnal Ekonomi Pembangunan, Manajemen dan Bisnis, Akuntansi
Volume 3. No. 1 (Maret 2023) / e-journal.upr.ac.id

a. Modal secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan konter pulsa di
Kota Palangka Raya. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistik t dimana hasil nilai thitung yaitu
sebesar 9.536 lebih besar dari ttabel yaitu sebesar 2.014, dan nilai signifikansinya sebesar 0.000
lebih kecil dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa modal secara parsial berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pendapatan konter pulsa di Kota Palangka Raya. Hal ini
mengartikan bahwa dengan modal yang tinggi maka jumlah dan jenis barang yang dijual akan
semakin banyak sehingga pendapatan pun juga akan meningkat.
b. Tenaga Kerja secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pendapatan
konter pulsa di Kota Palangka Raya. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistik t dimana hasil
nilai thitung yaitu sebesar -0.519 lebih kecil dari ttabel yaitu sebesar 2.014 dan nilai signifikansinya
sebesar 0.606 lebih besar dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja secara
parsial tidak berpengaruh terhadap pendapatan konter pulsa di Kota Palangka Raya. Hal ini
mengartikan bahwa penambahan tenaga kerja pengusaha konter pulsa tidak akan sekaligus
meningkatkan pendapatan demikian sebaliknya pengurangan jumlah tenaga kerja tidak serta
merta menurunkan pendapatan usaha.
c. Jam Kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan konter pulsa
di Kota Palangka Raya. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistik t dimana hasil nilai t hitung
yaitu sebesar 2.125 lebih besar dari ttabel yaitu sebesar 2.014, dan nilai signifikansinya sebesar
0.039 lebih kecil dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa jam kerja secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan konter pulsa di Kota Palangka Raya.
Hal ini mengartikan bahwa semakin banyak jam kerja yang dipergunakan maka akan semakin
produktif, mengindikasikan semakin tinggi jam kerja yang dijalani maka semakin tinggi
pendapatan yang diperoleh. Apabila pengusaha konter pulsa menambah waktu jam kerjanya,
maka akan menambah jumlah pendapatan.
d. Lama Usaha secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan konter
pulsa di Kota Palangka Raya. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistik t dimana hasil nilai
thitung yaitu sebesar 2.045 lebih besar dari ttabel yaitu sebesar 2.014, dan nilai signifikansinya
sebesar 0.047 lebih kecil dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa lama usaha secara
parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan konter pulsa di Kota Palangka
Raya. Hal ini mengartikan bahwa semakin lama usaha pelaku bisnis menekuni bidang
usahanya maka akan meningkatkan pengetahuan tentang selera konsumen, dengan demikian
lama usaha yang dimiliki pengusaha konter pulsa dapat meningkatkan jumlah pendapatan.
e. Modal, Tenaga Kerja, Jam Kerja, dan Lama Usaha secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan usaha konter pulsa di Kota Palangka
Raya. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistik f dimana hasil nilai fhitung yaitu sebesar 57.450
lebih besar dari ftabel yaitu sebesar 2.574 dan nilai signifikansi 0.000 lebih kecil dari 0.05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa Modal, Tenaga Kerja, Jam Kerja, dan Lama Usaha
berpengaruh positif secara simultan terhadap Pendapatan Usaha Konter Pulsa di Kota Palangka
Raya.

36
JEMBA: Jurnal Ekonomi Pembangunan, Manajemen dan Bisnis, Akuntansi
Volume 3. No. 1 (Maret 2023) / e-journal.upr.ac.id

REFERENSI
Ardiansyah. (2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi Pendapatan Usaha Sektor Informal.
Makassar: UNHAS.
Arifin, M. H. (2004). Ilmu Pendidikan Agama Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis
Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: Bumi Aksar.
Asri, Marwan. (2002). Manajemen Perusahaan, Pendekatan Operasional. Yogyakarta: BPFE.
Aziz, N. (2003). Pengantar Mikro Ekonomi, Aplikasi dan Manajemen, Banyumedia
Publising, Malang.
Badan Pusat Statistik. (2020). Statistik Indonesia: Jakarta.
Basu, Swastha. (2008). Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty.
Boediono. (2006). Mikro Ekonomi: Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi, No.1, Edisi
Kedua, Cetakan Kedua, BPFE, Yogyakarta.
Dinas Koperasi dan UKM Provinsi. (2020). Kalimantan Tengah
Djamhari, C. (2006). Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Sentra UKM Menjadi
Klaster Dinamis.
Efriza Etika Nengsi, & Mintargo. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Usaha Counter HP di Kecamatan Lebong Tengah Kabupaten Lebong. Jurnal Ilmiah
Ekonomi Pembangunan.
Frabdorf. (2008). Dampak Penghasilan Modal Rumah Tangga terhadap Ketimpangan
Pendapatan, Suatu Analisis Faktor Dekomposisi untuk Inggris Raya, Jerman, dan
Amerika Serikat. Jurnal Internasional Ekonomi.
Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS.
Yogyakarta: Universitas Diponegoro
Gilarso. (2004). Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Yogyakarta: PT. Kanisius.
Gunawan Sumodiningrat, Dr., M.Ec. (1997). Ekonometrika Pengantar, Edisi Pertama,
Cetakan Kelima, BPFE: Yogyakarta.
Hartono, Jugiyanto. (2017). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Jakarta: Rajawali Pers.
Hijri Juliansyah, & Saraturrahmi. (2018). Pengaruh Modal dan Permintaan terhadap
Pendapatan Pedagang Ikan Tongkol Lingsol di Kota Lhoksemawe. Jurnal Ekonomi.
Khasan Setiaji, & Ana Listia Fatuniah. (2018). Pengaruh Modal, Lama Usaha, dan Lokasi
terhadap Pendapatan Pedagang Pasar Pasca Relokasi. Jurnal Ekonomi.
Komang Widya Nayaka, & I Nengah Kartika. (2018). Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, dan
Bahan Baku terhadap Pendapatan Pengusaha Industri Sanggah di Kecamatan Mengwi.
Jurnal Ekonomi.
Kusnandi. (2000). Akar Kemiskinan Nelayan Lkis: Yogyakarta Manroe.
Kuswadi. (2008). Pencatatan Keuangan Usaha Dagang untuk Orang-Orang Awam. Hlm:40.
Jakarta: PT. Alex Media Komputindo.
Lincolin Arsyad, & Adiningsih S. (2003). Ekonomi Pembangunan, Edisi Ketiga, STIE
YKPN: Yogyakarta.
Masyhuri. (2007). Ekonomi Mikro. Malang: UIN MALANG PRESS
Mc.Eachern, William A. (2001). Ekonomi Makro, Pendekatan Kontemporer, diterjemahkan
oleh Sigit Triandaru, SE., Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2000.
Moenir. (2005). Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyadi, S. (2003). Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Pembangunan.
Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.
Ni Putu Sudarsani. (2020). Pengaruh Modal Kerja dan Lama Usaha terhadap Pendapatan
Usaha Tanaman Hias di Desa Petiga Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan. Jurnal
Ekonomi.
Prathama Rahardja, & Mandala Manurung. (2008). Teori Ekonomi Mikro: Suatu Pengantar.
FEUI: Jakarta, 199

37
JEMBA: Jurnal Ekonomi Pembangunan, Manajemen dan Bisnis, Akuntansi
Volume 3. No. 1 (Maret 2023) / e-journal.upr.ac.id

Prawirosentono, Suyadi. (2001). Manajemen Operasi, Analisis Dan Studi Kasus. Edisi ketiga,
Jakarta:Bumi Aksara.
Roscoe. (2017). Research Methods For Business. Dalam Sugiyono. 2017. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Rosyidi, Suherman. (2004). Pengantar Teori Ekonomi. Pt Raja Grafindo Persada
Rozalinda. (2017). Ekonomi Islam.Rajawali Pers: Depok.
Sisno. (2002). Efisiensi Usaha Tani Tembakau Berdasarkan Perbedaan Luas Lahan Garapan.
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Soekartawi. (1990). Teori Ekonomi Produksi, Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-
Douglass, Cetakan Pertama, CV. Rajawali, Jakarta.
Soekartawi. (2003). Teori Ekonomi Produksi: Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-
Douglas. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Soeratno, dkk. (2000). Ekonomi Mikro Pengantar, STIE YKPN, Yogyakarta.
Sudarman, Ari. (2002). Teori Ekonomi Mikro. Buku 1 Edisi 3, BPFE UGM, Yogyakarta.
Sugiarto, dkk. (2002). Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Komprehensif, Gramedia Pustaka.
Sugiarto. (2002). Pengantar Akuntansi. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharjo, Bambang. (2008). Analisis Regresi Terapan dengan SPSS, Graha. Ilmu, Yogyakarta.
Sukirno, Sadono. (2009). Ekonomi Mikro. Jakarta: PT. Rajawali.
Sulistiana Septi Dwi, & Soesatyo Yoyok. (2013). Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja dan Modal
Terhadap Hasil Produksi Industri Kecil Sepatu dan Sandal Di Desa Sambrito
Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto. Jurnal Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Surabaya. Vol 1, No 3, Hal:1-18
Sumarsono, Sony. (2013). Fungsi dan Pengertian Tenaga Kerja, BPFE, Jakarta.
Suroto. (2005). Strategi Pembangunan dan Perencanaan Kesempatan Kerja. Yogyakarta:
UGM Press
Undang-Undang RI No. 13 Pasal Tahun 2003 Ketenagakerjaan.
Undang-Undang RI No. 20 Pasal 1 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Widodo. (2005). Peran Sektor Informal di Indonesia. Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan
Publik (PSEKP). Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.
Zhou Gideon, & Madhikeni Alouis. (2013). Systems, Processes and Challenges of Public
Revenue Collection in Zimbabwe. American International Journal of Contemporary
Research.

38

Anda mungkin juga menyukai