Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Kelompok 2 Makalah Manajemen Radio & TV

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 16

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Manajemen Radio& Tv Edison,S.Sos.,M.I.Kom

MANAJEMEN RADIO & TV

KELOMPOK 2

Amar Reskina Putra : 11940311871


Atif Saputra : 11940313939
Riski Fahrul Rozi : 11940314141

BROADCASTING 6C
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 definisi Radio .............................................................................................................
2.2 Apa saja Jenis jenis Radio..........................................................................................
2.3 Apa saja fungsi Radio Sebagai Media Komunikasi Massa .......................................
2.4 Apa saja Kelebihan dan Kekurangan Radio sebagai Media Komunikasi ..................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ................................................................................................................
3.2 Saran ..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dengan judul “Manajemen Radio”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Pekanbaru,15 Mei 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Radio merupakan salah satu media komunikasi massa yang dipandang sebagai the
fifth estate (kekuatan kelima) setelah lembaga eksekutif (pemerintah), legislatif
(parlemen), yudikatif (lembaga peradilan), dan pers atau surat kabar. Hal itu antara lain
karena radio memiliki kekuatan langsung, tidak mengenal jarak dan rintangan, dan
memiliki daya tarik sendiri, seperti kekuatan suara, musik, dan efek suara (Romli, 2009 :
17). Radio merupakan media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Radio telah
beradaptasi dengan perubahan dunia dengan mengembangkan hubungan saling
menguntungkan dan melengkapi dengan media lain (Ardianto, 2007 : 123). Sebagai
unsur dari proses komunikasi massa, radio siaran mempunyai ciri dan sifat yang berbeda
dengan media massa lainnya yaitu bersifat audial (Ardianto, 2007 : 18). Selain itu
keunggulan radio siaran adalah murah, merakyat, dan bisa dibawa atau didengarkan
dimana-mana. Seiring dengan perkembangan zaman, radio bukan hanya media hiburan
dan informasi, namun radio sudah menjadi media activation. Karena itulah, setiap stasiun
radio memiliki idealisme tersendiri untuk menarik pendengarnya (Fanani, 2013 : 133)

Radio adalah salah satu media massa yang memiliki usia yang tua. Media radio
memiliki kekuatan yang besar, hal ini karena radio memiliki sifat-sifat yang berbeda
dengan media massa lain. Pertama, radio bersifat langsung, sehingga untuk mencapai
pendengar tidak memerlukan tekhnik penyampaian yang berbelit. Kedua, tidak mengenal
jarak dan waktu. Sehingga seberapa jauh pendengar masih dapat terjangkau sesuai
dengan batas penyiaran yang diizinkan oleh pemerintah, dan radio dapat didengarkan
kapanpun. Ketiga, radio memiliki daya tarik dan imajinasi yang tinggi. Hal ini
disebabkan oleh sifat siaran yang serba hidup. Suasana hidup ini diciptakan oleh musik,
komentar dari penyiar, serta efek-efek suara yang digunakan (Effendi, 1981). Sama
seperti organisasi media massa lainnya, radio juga memiliki manajemen media yang
bertugas dan bertanggung jawab atas suksesnya sebuah radio swasta. Manajemen sendiri
memiliki arti suatu proses untuk mencapai tujuan organisasi melalui pihak-pihak lain
(Morissan, 2011). Manajemen media disini memiliki fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Setiap media massa memiliki strategi
sebagai upaya untuk mencapai target perusahaan. Strategi sendiri adalah suatu peranan
aktif dan rasional untuk pencapaian tujuan-tujuan organisasi (Morissan, 2011).

1.2 Rumusan Masalah

1.Apa definisi Radio?.


2.Apa saja Jenis jenis Radio?
3.Bagaimana fungsi Radio sebagai Komunikasi Massa?
4.Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan Radio sebagai Media Komunikasi?

1.3 Tujuan

1.Untuk mengetahui definisi Radio


2.Untuk mengetahui Jenis-Jenis Radio
3.Untuk mengtehaui fungsi sebagai Komunikasi Massa
4.Untuk mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Radio sebagai Media Komunikasi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Radio sebagai Media Komunikasi

A. Pengertian Radio

Radio is the birth of broadcasting (radio adalah anak pertama dunia penyiaran).
Radio adalah suara. Suara merupakan modal utama terpaan radio ke khalayak dan
stimulasi yang dikorelasikan oleh khalayak kedepannya. Secara psikologis suara adalah
sensasi yang terpersepsikan kedalam kemasan auditif. Menurut Stanley R. Alten, suara
adalah efek gesekan dari sejumlah molekul yang ditransformasikan melalui medium
elastis dalam suatu interaksi dinamis antara molekul itu dengan lingkungannya. Suara
dari penyiar memiliki komponen visual yang bisa menciptakan gambar dalam benak
pendengar.1

Radio merupakan media auditif (hanya bisa didengar), tetapi murah, merakyat dan
bisa dibawa atau didengar dimana-mana. Radio berfungsi sebagai media ekspresi,
komunikasi, informasi, pendidikan dan hiburan. Radio memiliki kekuatan terbesar
sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu
banyak suara, dan berupaya memvisualisasikan suara penyiarnya.2

Radio menciptakan imajinasi (theatre of mind) dan mudah akrab dengan audiens.
Karakteristik radio siaran, antara lain: auditori (untuk didengar), isi siaran sepintas lalu
dan tidak bisa diulang, identik dengan musik, mengandung gangguan timbul-tenggelam
(fading) dan teknis, akrab dan hangat, suara penyiar hadir di rumah atau didekat
pendengar. Sifat radio antara lain: heterogen, pribadi, aktif, berpikir, interpretasi, menilai
dan selektif dalam memilih gelombang siaran sesuai selera.3

1
Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta: Pustaka Populer LKis, 2004),
2
John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2005), hlm. 9
3
Asep Syamsul M. Romli, Kamus Jurnalistik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008)
Menurut Max Well, radio adalah suatu gelombang magnetis yang dapat
mengarungi ruang angkasa secara gelombang dengan kecepatan tertentu yang
diperkirakan sama dengan kecepatan cahaya yaitu 186.000 mil/detik.4

Radio sebagai alat untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi
elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat
lewat udara dan juga bisa merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena
gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).
Gelombang radio adalah suatu bentuk dari radiasi elektromagnetik, dan terbentuk ketika
objek bermuatan listrik dimodulasi (dinaikkan frekuesinya) pada frekuensi yang terdapat
dalam frekuensi gelombang radio dalam suatu spektrum elektromagnetik.5

Gelombang radio ini berada pada jangkauan frekuensi 10 hertz (Hz) sampai
berada pada gigahertz (GHz), dan radiasi elektromagnetiknya bergerak dengan cara
osilasi elektrik maupun magnetik. Gelombang elektromagnetik lainnya yang memiliki
frekuensi diatas gelombang radio meliputi sinar gamma, sinar-x, inframerah, ultraviolet,
dan cahaya terlihat. Ketika gelombang radio dipancarkan melalui kabel, osilasi dari
medan listrik dan magnetik tersebut dinyatakan dalam bentuk arus bolak balik dan
voltase didalam kabel. Hal ini kemudian dapat diubah menhadioltase didalam kabel.
Kemudian diubah menjadi signal radio atau lainnya yang membawa informasi6.Meskipun
kata ”Radio” digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan alat menerima gelombang
suara, namun transmisi gelombangnya dipakai sebagai dasar gelombang pada televisi,
radio, radar dan telepon genggam pada umumnya

4
Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran dan Praktek, (Bandung: Alumni, 1990), hlm. 15
5
Muhammad Mufid, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm 38.
6
Effendi Gazali, Penyiaran Alternatif Tapi Mutlak, (Jakarta: Ilmu Komunikasi FISIP UI, 2002), hlm. 24
2.2 Jenis- Jenis Radio

1. Radio AM

Radio AM (modulasi amplitudo) bekerja dengan prinsip memodulasikan gelombang


radio dan gelombang audio. Kedua gelombangg ini sama-sama memiliki amplitudo yang
konstan. Namun proses modulasi ini kemudian mengubah amplitudo gelombang
penghantar (radio) sesuai dengan amplitudo gelombang audio.

Awalnya penggunanaan radio AM hanya untuk keperluan telegram nirkabel. Orang


pertama yang melakukan siaran radio dengan suara manusia adalah Reginald Aubrey
Fessenden. Ia melakukan siaran radio pertama dengan suara manusia pada 23 Desember
1900 pada jarak 50 mil (dari Cobb Island ke Arlington, Virginia) Saat ini radio AM tidak
terlalu banyak digunakan untuk siaran radio komersial karena kualitas suara yang buruk.

2. Radio FM

Radio FM (modulasi frekuensi) bekerja dengan prinsip yang serupa dengan radio AM,
yaitu dengan memodulasi gelombang radio (penghantar) dengan gelombang audio.
Hanya saja, pada radio FM proses modulasi ini menyebabkan perubahan pada frekuensi.
Ketika radio AM umum digunakan, Armstrong menemukan bahwa masalah lain radio
terletak pada jenis sinyal yang ditransmisikan. Pada saat itu gelombang audio
ditransmisikan bersama gelombang radio dengan menggunakan modulasi amplitudo
(AM). Modulasi ini sangat rentan akan gangguan cuaca. Pada akhir 1920-an Armstrong
mulai mencoba menggunakan modulasi dimana amplitudo gelombang penghantar (radio)
dibuat konstan. Pada tahun 1933 ia akhirnya menemukan sistem modulasi frekuensi (FM)
yang menghasilkan suara jauh lebih jernih, serta tidak terganggu oleh cuaca buruk.

Sayangnya teknologi ini tidak serta merta digunakan secara massal. Depresi ekonomi
pada tahun 1930-an menyebabkan industri radio enggan mengadopsi sistem baru ini
karena mengharuskan penggantian transmiter dan receiver yang memakan banyak biaya.
Baru pada tahun 1940 Armstrong bisa mendirikan stasiun radio FM pertama dengan
biayanya sendiri. Dua tahun kemudian Federal Communication Comission (FCC)
mengalokasikan beberapa frekuensi untuk stasiun radio FM yang dibangun Armstrong.
Perlu waktu lama bagi modulasi frekuensi untuk menjadi sistem yang digunakan secara
luas. Selain itu hak paten juga tidak kunjung didapatkan oleh Armstrong.

Frustasi akan segala kesulitan dalam memperjuangkan sistem FM, Armstrong mengakhiri
hidupnya secara tragis dengan cara bunuh diri. Beruntung istrinya kemudian berhasil
memperjuangkan hak-hak Armstrong atas penemuannya. Barulah pada akhir 1960-an FM
menjadi sistem yang benar-benar mapan. Hampir 2000 stasiun radio FM tersebar di
Amerika, FM menjadi penyokong gelombang mikro (microwave), pada akhirnya FM
benar-benar diakui sebagai sistem unggulan di berbagai bidang komunikasi.

3. Radio internet

Penemuan internet mulai mengubah transmisi sinyal analog yang digunakan oleh radio
konvensional. Radio internet (dikenal juga sebagai web radio, radio streaming dan e-
radio) bekerja dengan cara mentransmisikan gelombang suara lewat internet. Prinsip
kerjanya hampir sama dengan radio konvensional yang gelombang pendek (short wave),
yaitu dengan menggunakan medium streaming berupa gelombang yang kontinyu. Sistem
kerja ini memungkinkan siaran radio terdengar ke seluruh dunia asalkan pendengar
memiliki perangkat internet. Itulah sebabnya banyak kaum ekspatriat yang menggunakan
radio internet untuk mengobanti rasa kangen pada negara asalnya. Di Indonesia,
umumnya radio internet dikolaborasikan dengan sistem radio analog oleh stasiun radio
teresterial untuk memperluas jangkauan siarannya.

4. Radio Satelit

Radio satelit mentransmisikan gelombang audio menggunakan sinyal digital. Berbeda


dengan sinyal analog yang menggunakan gelombang kontinyu, gelombang suara
ditransmisikan melalui sinyal digital yang terdiri atas kode-kode biner 0 dan 1. Sinyal ini
ditransmisikan ke daerah jangkauan yang jauh lebih luas karena menggunakan satelit.
Hanya saja siaran radio hanya dapat diterima oleh perangkat khusus yang bisa
menerjemahkan sinyal terenkripsi. Siaran radio satelit juga hanya bisa diterima di tempat
terbuka dimana antena pada pesawat radio memiliki garis pandang dengan satelit
pemancar. Radio satelit hanya bisa bekerja yang tidak memiliki penghalang besar seperti
terowongan atau gedung. Oleh karena itu perangkat radio satelit banyak dipromosikan
untuk radio mobil. Untuk mendapat transmisi siaran yang baik, perlu dibuat stasiun
repeater seperti di Amerika agar kualitas layanan prima.

Perangkat yang mahal (karena menggunakan satelit) membuat sistem ini komersil.
Pendengar harus berlangganan untuk dapat mendengarkan siaran radio. Meskipun begitu
kualitas suara yang dihasilkan sangat jernih, tidak lagi terdapat noise seperti siaran radio
konvensional. Selain itu sebagian besar isi siaran juga bebas iklan dan pendengar
memiliki jauh lebih banyak pilihan kanal siaran (lebih dari 120 kanal).

Perusahaan penyedia satelit radio dunia adalah Worldspace yang melayani siaran radio
satelit di Amerika, Eropa, Asia, Australia, dan Afrika. Worldspace memiliki tiga satelit
yang melayani wilayah berbeda. Di Indonesia, sampai tahun 2002 Worldspace telah
bekerja sama dengan RRI, Radio trijaya, Borneo Wave Channel (Masima Group),
goindo.com dan Kompas Cyber Media sebagai pengisi konten layanan radio satelit
dengan menggunakan satelit Asia Star.

5. Radio berdefinisi tinggi (HD Radio)

Radio yang dikenal juga sebagai radio digital ini bekerja dengan menggabungkan sistem
analog dan digital sekaligus. Dengan begitu memungkinkan dua stasiun digital dan
analog berbagi frekuensi yang sama. Efisiensi ini membuat banyak konten bisa disiarkan
pada posisi yang sama. Kualitas suara yang dihasilkan HD radio sama jernihnya dengan
radio satelit, tetapi layanan yang ditawarkan gratis. Namun untuk dapat menerima siaran
radio digital pendengar harus memiliki perangkat khusus yang dapat menangkap sinyal
digital.
2.3 Radio Sebagai Media Komunikasi Massa

Media penyiaran sebagai salah satu bentuk media massa memiliki ciri dan sifat yang
berbeda dengan media massa lainnya, bahkan sesama media penyiaran. Misalnya, radio
dan televisi terdapat berbagai perbedaan sifat. Media massa televisi meskipun sama
dengan radio dan film sebagai media elektronik, 10 Santi Indra Astuti, Jurnalisme Radio,
tetapi mempunyai ciri-ciri dan sifat yang berbeda terlebih lagi dengan media massa cetak
seperti koran, surat kabar, dan majalah. Media cetak dapat dibaca kapan saja tetapi
televisi dan radio hanya dapat dilihat sekilas dan tidak dapat diulang. Upaya
penyampaian informasi melalui media massa cetak maupun elektronik masing-masing
mempunyai kelebihan dan kekurangan.7

Penyiaran radio menurut Undang – Undang Republik Indonesia nomor 32 tahun 2002
adalah media komunikasi massa dengar, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam
bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan
berkesinambungan. Radio hadir dari kebutuhan sosial manusia akan informasi dan
komunikasi. Radio menjadi salah satu institusi masyarakat, kehadiran radio sebagai
institusi masyarakat, membawa kewajiban sebagai medium penyebar informasi yang
diperlukan oleh masyarakat dalam berkomunikasi. Oleh karena itu, kehadiran radio siaran
ditengah masyarakat adalah dalam rangka pelayanan informasi.

Radio siaran sebagai media massa, mengemban kewajiban menjadikan msyarakat


well – informed akan lingkungan sosialnya. Itulah sebabnya radio sebagai institusi
masyarakat harus seimbang menjalankan fungsinya. Meskipun sebagai medium, radio
siaran juga menyiarkan dan persuasi komersial, namun tetap saja memiliki kewajiban
sebagai pengemban informasi bagi masyarakat. Radio sebagai media penyiaran memiliki
kemampuan untuk menyampaikan informasi secara cepat dan mendorong terjadinya
penyebarluasan berbagai hal, termasuk pengetahuan. Radio sebagai media penyiaran
memiliki fungsi sebagaimana media cetak yaitu menyebarkan informasi, tetapi memiliki

7
Op. Cit, hlm. 25.
kecepatan yang tak tertandingi. Di balik muatan informasi, pendidikan dan hiburan.
Radio sebagai media penyiaran juga memiliki substansi yang sangat bermakna yaitu
menjadikan kehidupan manusia lebih insani dalam konteks

kesatuan dan keserasian dengan seluruh alam lingkunganya. Radio sebagai media
penyiaran juga tidak mematikan media massa lainnya, justru kehadirannya melengkapi
kekurangan-kekurangan dan kelemahan media penyiaran massaa yang lain. Kehadiran
Radio sebagai media penyiaran juga sangat membantu manusia dalam hal perubahan
budaya. Pesan – pesan yang disampaikan walau dalam bentuk audio, mampu diserap
secara cepat dan pendengar dapat terpengaruh secara kuat oleh pesan suara yang
disampaikan melalui radio siaran. Efektifitas radio sebagai medium penyiaran,
mengalahkan surat kabar, terutama kecepatanya, jika dahulu radio hanya menjadi
medium surat kabar untuk pengiriman berita, kini radio siaran sudah dapat menyiarkan
informasinya sendiri dan menjadikan radio sebagai medium massa sendiri.
Perkembangan lebih jauh lagi saat radio siaran juga menyiarkan musik, drama dan lain –
lain yang dapat diikuti oleh ribuan orang mendengarkan siaran tersebut.

Fungsi Radio Sama halnya dengan media massa lainnya, radio juga pada dasarnya
mempunyai fungsi. Seperti yang diungkapkan oleh Effendy (1993:137-138), bahwa radio
siaran mempunyai 4 fungsi sebagai berikut:

1. Fungsi Penerangan
2. Fungsi Pendidikan
3. Fungsi Hiburan
4. Sarana Propaganda

Sekalipun radio siaran bersifat auditif, yang hanya bisa didengarkan, tapi bukan berarti
radio siaran tidak bisa menjalankan fungsinya sebagai media penerangan. Radio dianggap
sebagai media yang mampu menyiarkan informasi yang memuaskan walau hanya
dilengkapi dengan unsur audio. Radio siaran dapat menjalankannya dalam bentuk siaran
berita, wawancara, editorial udara, reportase langsung, talk show dan lain-lain-lain.
Sebagai media pendidikan, radio siaran merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan
acara pendidikan 11 Op. Cit, hlm. 25. khalayak secara meluas dan serempak. Sebagian
alokasi waktu siaran juga di isi oleh acara-acara hiburan bisa berupa musik maupun
drama radio. Radio siaran merupakan sarana propaganda, bisa terlihat dengan banyaknya
pemasang iklan yang memilih radio siaran sebagai sarana pemasangan iklannya.12
Penyampaian pesan melalui radio siaranm berbeda dengan penyampaian pesan melalui
media massa lainnya. Komunikator yang menyampaikan pesan kepada komunikan
melalui radio siaran harus dapat mengkombinasikan unsur-unsur penting dalam
meningkatkan efektivitas pada siaran radio, yaitu sound effect, musik, dan kata-kata
sehingga dapat diterima dengan baik oleh komunikan yang bersifat heterogen aktif, dan
selektif, agar komunikasi yang dilakukan oleh komunikator berjalan efektif dan efesien

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Radio

Radio sebagai salah satu bentuk media komunikasi massa yang memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan antara lain sebagai berikut:

a. Keunggulan Radio

1. Dalam hal penyampaian informasi atau berita lebih cepat bahkan bisa saat itu juga.

2. Biasanya media ini bisa dinikmati sambil melakukan aktifitas yang lainnya. Jadi
pendengar tidak harus memantau di depan radio, tetapi bisa menemani aktifitas
pendengarnya dimana pun.

3. Biaya produksi ataupun biasa yang diperlukan khalayak untuk mendengarkan radio
relatif murah, bahkan bisa didengar tanpa menggunakan baterai. Hal inilah mengapa
sampai sekarang radio masih digemari oleh khalayak apalagi yang ada di pedesaan.

4. Pendengar yang buta huruf pun bisa memahami apa yang disampaikan oleh siaran
radio. Jadi khalayak yang tidak berpendidikan pun bisa menikmati media ini, berbeda
dengan koran yang memang khalayaknya harus bisa membaca.
5. Bahasa yang digunakan bersifat bahasa tutur, jadi mudah dimengerti oleh
pendengarnya.

6. Pendengar tidak terbatas baik dari segi umur, pendidikan, wilayah dan sebagainya.
Meskipun sekarang sudah banyak radio yang tersegmentasi.

b. Keterbasan Radio

1. Informasi yang disampaikan hanya sekilas dan tidak bisa diulang, jadi pendengar tidak
bisa mengerti secara detail tentang berita yang disampaikan, karena memang bahasanya
sederhana dan tidak didukung oleh visualisasi. Pendengarnya hanya bisa membayangkan
saja.

2. Jumlah berita yang disampaikan oleh radio terbatas tidak sebanyak media cetak
(koran). Dalam waktu satu jam mungkin hanya tersaji 2 atau 3 berita, itu pun berita yang
paling penting dan sensasi.

3. Radio penyebarannya melalui alat pemancar, maka khalayak pun juga hanya bisa
menikmati radio selama terjangkau oleh daya pancar radio tersebut. Apalagi kalau cuaca
yang kurang baik biasanya radio agak melemah daya pancarnya. Sehingga khalayak yang
jauh pun bisa menikmati siaran radio.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Radio merupakan salah satu media komunikasi massa yang dipandang sebagai the fifth
estate (kekuatan kelima) setelah lembaga eksekutif (pemerintah), legislatif (parlemen), yudikatif
(lembaga peradilan), dan pers atau surat kabar. Hal itu antara lain karena radio memiliki
kekuatan langsung, tidak mengenal jarak dan rintangan, dan memiliki daya tarik sendiri, seperti
kekuatan suara, musik, dan efek suara (Romli, 2009 : 17). Radio merupakan media massa
elektronik tertua dan sangat luwes. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia dengan
mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lain (Ardianto,
2007 : 123). Sebagai unsur dari proses komunikasi massa, radio siaran mempunyai ciri dan sifat
yang berbeda dengan media massa lainnya yaitu bersifat audial (Ardianto, 2007 : 18). Selain itu
keunggulan radio siaran adalah murah, merakyat, dan bisa dibawa atau didengarkan dimana-
mana

3.2 Saran

Radio sebagai media penyiaran juga tidak mematikan media massa lainnya, justru
kehadirannya melengkapi kekurangan-kekurangan dan kelemahan media penyiaran massaa yang
lain. Kehadiran Radio sebagai media penyiaran juga sangat membantu manusia dalam hal
perubahan budaya. Pesan – pesan yang disampaikan walau dalam bentuk audio, mampu diserap
secara cepat dan pendengar dapat terpengaruh secara kuat oleh pesan suara yang disampaikan
melalui radio siaran. Efektifitas radio sebagai medium penyiaran, mengalahkan surat kabar,
terutama kecepatanya, jika dahulu radio hanya menjadi medium surat kabar untuk pengiriman
berita, kini radio siaran sudah dapat menyiarkan informasinya sendiri dan menjadikan radio
sebagai medium massa sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Aditiya, W. R. (2017). Strategi Komunikasi pemasaran (Studi Pada Event Tuppeware Home
Party Dalam Menjaga Loyalitas Konsumen PT. Cahaya Utami Dikota Pekan Baru) . Jom
Fisip Vol,4 No, 1.

Ahmad, N. (2015). Radio Sebagai Sarana Media Massa Elektronik. Jurnal Komunikasi

Penyiaran Islam, Vol 3 No 2.

Alfian, M. T. (2015). Analisis Segmentasi Pasar Produk Rokok Mild Berdasarkan Atribut

Produk Di kabupaten Jember. Jurnal Bisnis dan Menejemen.

Al-Salaymeh, A. M. (2017). The Effect of Brand Awareness on Brand Loyality: Mediating Role of

Brand Commitment. Journal of Bisnis and Manajemen, Vol. 9 No.36.

Amsari, D & Mudjiran. (2018). Implikasi Teori Belajar Thorndike (Behavioristik) Dalam

Pembelajaran Matematika. Vol 2 No 2

. Cahyono, H. B. (2011). Strategi Komunikasi Radio Prosalina Jember Dalam Upaya Meraih

Pendengar. Jurnal Ilmu Sosial; Vol.XI, No.1, 123-134.

Citra, A. (2013). Strategi Reputation Marketing Untuk Mendapatkan Awareness Khalayak

Radio. Humaniora, 632-639.

Dewi, S. I., & Aminulloh, A. (2016). Pemberdayaan Perempuan Melalui Siaran Radio yang

Berperspektif Gender. Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 14, Nomor 2.

Hartono, Y. A. (2015). Perkembangan Radio Sebagai Pers Elektronik Di Madiun Tahun 1998-
2013. Jurnal Agastya, Vol 5 No 2.

Anda mungkin juga menyukai