Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

I'jaz Al Qur'an

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 20

I’jaz Al Qur’an

Makalah
Disusun oleh:
Lela Musdalifa
80100221108

Pascasarjana
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Tahun 2022
Kata Pengantar

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayahNya, sehinggah makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Shalawat
serta salam senantiasa kita haturkan kepada baginda Rasulullah SAW sebagai
penghulu dan pemimpin umat manusia.

Makalah ini berjudul “I’jaz Al Qur’an “ memuat tentang pengertian I’jaz,


macam-macam serta aspek-aspeknya, Yang akan dipresentasikan dan menjadi bahan
diskusi pada mata kuliah ulumul Qur’an program studi pasca sarjana uin alauddin
Makassar.

Akhirnya, penulis berharap makalah ini, dapat menjadi bahan bacaan untuk
menambah wawasan secara pribadi dan untuk khalayak umum.

Bulukumba, 2 juni 2022

Penulis

II
Daftar isi

Kata pengantar ........................................................................................................ ii

Daftar isi ................................................................................................................... iii

Bab I Pendahuluan .................................................................................................. 1

A. Latar belakang ............................................................................................ 1


B. Rumusan masalah ....................................................................................... 2
C. Sistematika pembahasan ............................................................................ 2

Bab II pembahasan ................................................................................................. 3

A. Definisi I’jaz Al Qur’an ............................................................................... 3


B. Macam-macam mukjizat Al Qur’an ......................................................... 7
C. Aspek-aspek mukjizat Al Qur’an .............................................................. 8

Bab III Penutup ....................................................................................................... 15

A. Kesimpulan .................................................................................................. 15
B. Implikasi ...................................................................................................... 15

Daftar pustaka ......................................................................................................... 16

III
Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Berangkat dari paradigma umum, bahwa Al Qur’an merupakan bacaan yang
sempurna yang telah dipilih Allah dengan nama yang sangat tepat, karena tidak
ada satupun bacaan sejak manusia mengenal baca tulis lima belas abad yang lalu
dapat menandingi Al Qur’an sebagai bacaan yang sempurna lagi mulia.
Allah sama sekali tidak menelantarkan manusia, tanpa memberikan
kepadanya bekal berupa wahyu, dari waktu ke waktu, yang akan membimbingnya
ke jalan petunjuk sehingga mereka dapat menempuh kehidupan ini atas dasar
keterangan dan pengetahuan. Namun watak manusia yang sombong dan angkuh
terkadang menolak untuk tunduk kepada manusia lain yang serupa dengannya
selama manusia lain itu tidak membawa kepadanya sesuatau yang berada di luar
batas kemampuannya hingga ia mengakui, tunduk dan percaya akan kemapuan
manusia lain. Oleh karena itu rasul-rasul Allah di samping diberu wahyu, juga
mereka dibekali kekuatan dengan hal-hal luar biasa yang dapat menegakkan suatu
argumentasi yang lebih unggul dari milik manusia biasa, sehingga manusia biasa
itu mengakui kelemahannya di hadapan hal-hal luat biasa tesebut, kemudian
tunduk dan taat kepadanya. Namun akal manusia pada fase awal
perkembangannya masih lemah sehingga tidak mampu melihat sesuatu yang dapat
menariik hati selain mukjizat-mukjizat alamiah yang hissi (indrawi). Itu
disebabkan akal manusia yang belum mencapai puncak ketinggian dalam bidang
pengetahuan dan pemikiran, maka yang paling relevan ialah jika setiap rasul itu
hanya diutus kepada kaumnya secara khusus dan mukjizatnya pun hanya berupa
sesuatu hal luar biasa yang sejenis dengan apa yang mereka kenal selama itu.

1
Ketidakberdayaan mereka di hadapan mukjizat alamiah itu, segera mengantarkan
mereka percaya bahwa hal luar biasa itu datang dari “kekuatan langit”.
Ketika perkembangan akal manusia itu telah mencapai taraf sempurna maka
Allah mendatangkan risalah nabi Muhammad yang abadi kepada seluruh umat
manusia. Sasaran mukjizatnya adalah akal manusia yang telah berada dalam
tingkat kematangan dan perkembangannya yang paling tinggi.
Al Qur’an adalah pedoman kaum muslimin yang menjadi sumber ajaran islam
yang pertama dan utama yang harus kita imani serta aplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari agar memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu,
melalui makalah ini, kami mencoba menyingkap beberapa fakta terkait I’jaz
AlQur’an.
B. Rumusan Masalah
adapun rumusan masalah sebagai berikut:
1. apa pengertian I’jaz ?
2. apa saja macam-macam I’jaz Al Qur’an?
3. Apa aspek-aspek I’jaz Al-Qur’an?
C. Sistematika Pembahasan
Berikut ini adalah sistematika pembahasan dalam makalah ini, yaitu:
1. Bab pertama pendahuluan terdiri atas tiga sub tema yaitu, latar belakang,
rumusan masalah dan sistematika pembahasan.
2. Bab kedua pembahasan terdiri atas tiga sub tema yaitu, definisi I’jaz al
qur’an, macam-macam I’jaz Al Qur’an dan aspek-aspek I’jaz Al Qur’an.
3. Bab ketiga penutup terdiri atas kesimpulan dan implikasi

2
Bab II
Pembahasan

A. Definisi I’jaz Al-Qur’an


Secara etimologis kata ‫’( اﻋﺠﺎز‬jaz) berasal dari akar kata ‫( اﻋﺠﺰ‬ajun)
artinya tidak mampu/kuasa. Kata ‫ ﻋﺠﺰ‬adalah jenis kata yang tidak memiliki
muatan aktifitas (pasif). Kemudian kata ini dapat berkembang menjadi kata
kerja aktif supaya dengan wajan (af’ala) ‫( اﻋﺠﺰﯾﻌﺠﺰ‬a`jaza-yu’jizu) berarti
melemahkan, dengan demikian, Al-Qur`an sebagai mukjizat bermakna bahwa
AI-Qur`an merupakan sesuatu yang mampu melemahkan tentang menciptakan
karya yang serupa dengannya. 1 0F

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, “kata mukjizat” diartikan sebagai


kejadian yang luar biasa yang sukar dijangkau oleh akal pikiran manusia.
Pengertian ini punya muatan yang berbeda dengan pengertian i`jaz dalam
perspektif islam. 2
Dalam kamus al wasith, mukjizat diartikan sebagai suatu hal yang
menyalahi adat kebiasaan yang ditampakkan oleh allah diatas kekuasaan nabi
untuk memperkuat kenabiaanya. 3 Jalaluddin al Suyuti menjelaskan, bahwa
mukjizat itu adalah suatau hal atau peristiwa luar biasa yang disertai tantangan
dan selamat, yanag pada akhirnya tidak ada satupun yang sanggup menjawab
tantangan dan menandingi kekuatan tesebut.
Masih dalam makna mukjizat, dengan redaksi yang berbeda mukjizat
didefinisikan pula sebagai sesuatu yang luar biasa yang diperlihatkan allah

1
Quraish syihab dkk, sejarah & ulum al-qur’an (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999), h.106.
2
Quraish syihab, mukjizat al-qur’an dan aspek kebahasaan, isyarat ilmiah dan pemberitaan
yang ghaib ( bandung: mizan 1998),cet.IV, h.23.
3
Ibrahim Anis, (et al.) Al Mu’jam Al Wasith, (Surabaya: T.Th.), Juz. 2, h. 585.

3
melalui para nabi dan rasulNya sebagai bukti atas kebenaran pengakuan
kenabian dan kerasulannya. 4
Sedang yang di maksud dengan i`jaz secara terminologi ilmu AI-Qur`an
sebagaimana yang dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
1. Menurut manna al Qathan, Yang dimaksud dengan I’jaz ialah
menampakkan kebenaran nabi Muhammad dalam pengakuannya
sebagai seorang rasul, dengan menampakkan kelemahan orang arab
untyk menghadapi mukjizatnya yang abadi, yaitu Al-Qur’an , dan
kelemahan generasi-generasi sesudah mereka. Al qur’an menentang
orang-orang arab, mereka tidak kuasa meskipun mereka orang-orang
yang fasih, hal ini tiada lain karena Al Qur’an adalah mukjizat. 5
2. Menurut Ali Al-Shabuni, I`jaz ialah menetapkan kelemahan manusia
baik secara kelompok maupun bersama-sama untuk menandingi hal
yang serupa dengannya, maka mukjizat merupakan buktiyang
datangnya dari Allah SWT yang di berikan kepada hamba-Nya.
3. Yusuf al qardhawi, kemukjizatan Al Qur’an didefinisikan sebagai
suatu gejala Qur’ano yang membuat manusia tidak mampu meniru al
Qur’an atau bagian-bagiannya dari segi isi maupun dari segi
bentuknya. 6
Dari beberapa definisi di atas dapat di pahami antara i’jaz dan
mukjizat itu dapat di katakan melemakan. Hanya saja pengertian I’jaz di
atas mengesankan Batasan yang lebih spesifik, yaitu Al-Qur’an.
Sedangkan pengertin mukjizat itu dapat, menegaskan Batasan yang lebih
luas, yakni bukan hanya berupa Al-Qur’an, tetapi juga perkara-perkara

4
Said Aqil Husain Munawwar, I’jaz AlQur’an dan Metodologi Tafsir, (semarang: Dimas,
1994),h.1.
5
Manna’ Al- Qathan, pengantar studi ilmu Al Qur’an terj. Aunur Rafiq,(Jakarta: Pustaka Al
Kautsar, 2015). h. 322.
6
Adik hermawan, I’jaz Al Qur’an dalam perspektif yusuf al qardhawi, jurnal madaniyyah 2.
No.11 2016, h. 215

4
lain yang tidak mampu di jangkau manusia secara keseluruhan. Dengan
demikian dalam konteks ini antara pengertian I’jaz dan mukjizat itu saling
melengkapi, sehingga nampak jelas keistimewaan dari ketetapan-
ketetapan Allah yang khusus di berikan kapada Rasul-rasul pilihan-nya
sebagai salah satu bukti kebenaran misi kerasulan yang di bawanya.
Dengan demikian, maka dapat dikemukakan tiga unsur pokok mukjizat,
yaitu:
(1) mukjizat harus menyalahi tradisi atau adat kebiasaan, seperti
mukjizat Nabi Ibrahim a.s. mapu keluar dari kobaran api dengan
selamat dan aman. Begitu juga mukjizat yang terjadi kepada Nabi
Nuh a.s. yang diperintahkan untuk membuat perahu di atas
gunung. Hal tesebut keluar dari adat dan kebiasaan manusia,
karena biasanya kalau membuat perahu logisnya dekat dengan air
atau laut, namun Nabi Nuh a.s. justru diperintahkan membuat
perahu di atas gunung (QS. Al Mu’minun [23]:27).

ۙ ‫ﱡﻮر‬ ِ ِ ِ ِ َ ‫ﻓَﺄَوﺣﻴـﻨَﺎٓ إِﻟَﻴ ِﻪ أ َِن ٱﺻﻨَ ِﻊ ٱﻟْ ُﻔ ْﻠ‬


ُ ‫ﻚ ﺄﺑ َْﻋﻴُﻨﻨَﺎ َوَو ْﺣﻴﻨَﺎ ﻓَﺈذَا َﺟﺎٓءَ أ َْﻣ ُﺮَ� َوﻓَ َﺎر ٱﻟﺘﱠـﻨ‬ ْ ْ َْ ْ
‫ﻚ إِﱠﻻ َﻣﻦ َﺳﺒَ َﻖ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ ٱﻟْ َﻘ ْﻮ ُل‬ َ َ‫ﲔ َوأ َْﻫﻠ‬ ِ ْ ‫ﲔ ٱﺛْـﻨَـ‬ِ ْ ‫ﻚ ﻓِ َﻴﻬﺎ ِﻣﻦ ُﻛ ٍﻞ َزْو َﺟ‬
ْ ُ‫ﭑﺳﻠ‬ْ َ‫ﻓ‬
ّ
۟ ِ‫ِ ِ ﱠ‬ ِ
‫ﻳﻦ ﻇَﻠَ ُﻤٓﻮا ۖ إِﻧـﱠ ُﻬﻢ ﱡﻣ ْﻐَﺮﻗُﻮ َن‬ َ ‫ﻣْﻨـ ُﻬ ْﻢ ۖ َوَﻻ ُ ٰﲣَﻄْﺒ ِﲎ ﰱ ٱﻟﺬ‬
Artinya:” lalu kai wahyukan kepadanya,” buatlah kapal dibawah
pengawasan dan petunjuk kami, maka apabila perintah kami
datang da tanur (dapur) memancarkan, maka masuklah kedalam
(kapal) itu sepasang-sepasang dari setiap jenis, juga keluargamu,
kecuali orang yang lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa siksaan)
diantara mereka. Dan janganlah engkau bicarakan dengan-Ku
tentang orang-orang ynag zalim, sesungguhnya mereka itu akan
ditenggelamkan.

5
(2) mukjizat harus dibarengi dengan perlawanan, mukjizat harus
dibarengi dengan perlawanan, sebagaimana yang tejadi di zaman
Nabi Musa a.s., ketika beliau dilawan oleh tukang sihir yang
dikumpulkan oleh Fir’aun untuk melawan mukjizat Nabi Musa
a.s. berupa tongkat yang bias berubah menjadi ular yang besar,
(QS.al-A’raaf [7] 111).

‫ﻳﻦ‬
‫ﺮ‬ِ ِ ‫ﻗَﺎﻟُ ۟ﻮا أَرِﺟﻪ وأَﺧﺎﻩ وأَرِﺳﻞ ِﰱ ٱﻟْﻤ َﺪآﺋِ ِﻦ ٰﺣ‬
‫ﺸ‬
َ َ َ ْ َُْ َ َْ ْ ٓ
Artinya: “ (pemuka-pemuka) itu menjawab, “tahanlah (untuk
semntara) dia dan saudaranya dan utuslah ke kota-kota beberapa
orang unruk mengumpulkan (para pesihir)
(3) mukjizat tidak terkalahkan, seperti mukjizat yang diberikan
kepada nabi Muhammad SAW berupa Al Qur’an yang diturunkan
sejak berabad-abad lamanya namun tidak ada yang dapat
menandingi kehebatan Al Qur’an (QS. Yunus [10] 15). 7

‫ﺖ‬ ِ ْ‫ٰﺖ ۙ◌ ﻗَﺎ َل اﻟﱠ ِﺬﻳﻦ َﻻ ﻳـﺮﺟﻮ َن ﻟَِﻘﺎٓء َ� اﺋ‬ ٍ ‫وا ذَا ﺗـُْﺘـ ٰﻠﻰ ﻋﻠَﻴ ِﻬﻢ اٰ� ﺗـُﻨَﺎ ﺑـﻴِﻨ‬
َ ْ ُ َْ َ ْ َّ َ ْ ْ َ َ
ۤ ۤ
‫ﺑِ ُﻘ ْﺮاٰ ٍن َﻏ ِْﲑ ٰﻫ َﺬا اَْو ﺑَ ِّﺪﻟْﻪُ ۗ◌ ﻗُ ْﻞ َﻣﺎ ﻳَ ُﻜ ْﻮ ُن ِ ْﱄ اَ ْن اُﺑَ ِّﺪﻟَﻪ ٗ◌ ِﻣ ْﻦ ﺗِْﻠ َﻘﺎٓ ِئ‬

‫ﺖ َرِّْﰊ َﻋ َﺬا‬ ‫ﻴ‬ ‫ﺼ‬ ‫ﻋ‬ ‫ن‬ْ ِ‫ﻧـ ْﻔ ِﺴﻲ ۚ◌ اِ ْن اَﺗﱠﺒِﻊ اِﱠﻻ ﻣﺎ ﻳـﻮ ٰۤﺣﻰ اِ َﱄ ۚ◌ اِِ ۤﱐ اَﺧﺎ ف ا‬
ُ ْ َ َ ُ َ ّْ ‫ﱠ‬ ُْ َ ُ ْ َ
‫ب ﻳَـ ْﻮٍم َﻋ ِﻈْﻴ ٍﻢ‬
َ
Artinya: “ dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat kai
dengan jelas, orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan
dengan kai, berkata” datangkanlah kitab selain Al-Qur’an ini atau
gantilah.” Katakanlah (Muhammad), “tidaklah pantas bagiku

7
Muhammad Amin Suma, Studi ilmu- ilmu Al Qur’an 3, (Jakarta: Pustaka Firdaus), 2004),
h. 38-40).

6
menggantinya atas kemauanku sendiri, aku hanya pengikut apa
yang diwahyukan kepadaku. Aku benar-benar takut azab hari yang
besar (kiamat) jika mendurhakai tuhanku.”

Menurut Quraish Shihab, ada empat unsur yang harus menyertai sesuatu
sehingga ia dinamakan mukjizat. Pertamai, hal atau peristiwa yang luar biasa
yang beraa diluar jangkauan dan kemapuan manusia. Kedua, terjadi atau
dipaparkan oleh seorang yang mengaku Nabi, karena hal-hal yang luar biasa
tejadi bukan dari seseorang Nabi, ia tidak dinamai mukjizat. Ketiga,
mengandung tantangan terhadap yang meragukan kenabian. Keempat,
tantangan tersebut tidak mapu mengalahkannya.
B. Macam-macam Mukjizat Al Qur’an
Secara garis besar mukjizat dapat dibagi menjadi dua bagian pokok, yaiyu
yang bersifat hissiyah (material indrawi) dan mukjizat yang besifat
aqliya(rasional).
1. Mu’jizat material inderawi
Mukjizat para nabi terdahulu sebelum Nabi Muhammad saw. semuanya
merupakan jenis ”Mukjizat material inderawi”. Mukjizat yang dimiliki oleh
para nabi tersebut, dapat langsung disaksikan oleh mata telanjang atau dapat
ditangkap oleh indera mata, tanpa perlu dianalisa. Namun peristiwa tersebut
hanya ada dan terbatas pada kaum (masyarakat) di mana seorang nabi tersebut
diutus.
2. Mu’jizat immaterial logis dan kekal
Adapun mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad Saw yaitu
mu’jizat yang bersifat immaterial logis dan kekal, yaitu berupa al-Qur’an. Hal
ini dimaksudkan bahwa Nabi Muhammad diutus kepada seluruh umat
manusia hingga akhir zaman. Al-Qur’an sebagai bukti kebenaran ajarannya, ia

7
harus siap untuk disajikan kepada semua orang, kapanpun, tanpa mengenal
batas waktu, situasi, dan kondisi apapun
Mukjizat nabi-nabi terdahulu semuanya merupakan mukjizat hissiyah
yang bersifat material dan indrawi dalam arti keluarbiasaan tesebut dapat
disaksikan atau dijangkau langsung lewat indra oleh masyarakat tempat nabi
tersebut menyampaikan risalahnya, sedangkan mukjizat Al Qur’an dapat
dijangkau oleh setiap orang yang menggunakan akalnya, kapan dan
dimanapun berada. Perbedaan ini diesebabkan oleh dua hal pokok.
Pertama, para nabi sebelum Nabi Muhammad SAW ditugaskan untuk
masyarakat dan masa tertentu. Karena itu, mukjizat mereka hanya berlaku
untuk masa dan masyarakat tersebut, tidak untuk sesudah mereka. Ini berbeda
dengan Nabi Muhamad SAW yang diuutus untuk seluruh umat manusia
hingga akhir zaman, sehingga bukti kebenaran ajarannya harusselalu siap
dipaparkan kepada setiap orang yang ragu kapan pun dan dimanapun mereka
berada.
Kedua, manusia mengalami perkembangan dalam pemikirannya. Umat
para nabi sebelum Nabi Muhamad SAW sangat membutuhkan bukti
kebenaran yang harus sesuai dengan tingkat pemikirian mereka, bukti tersebut
harus jelas dan tejangkau oleh indra mereka. Tetapi setelah manusia menanjak
ke tahap kedewasaan berfikir, maka bukti yang bersifat indrawi tidak
dibutuhkan lagi. Naun demikian dapat disimpulkan bahwa mukjizat itu luar
biasa dalam mengatasi segala persoalan manusia, tiada yang kuasa
membuatnya kecuali yang telah ditentukan oleh Allah SWT, fungsi mukjizat
para Nabi intinya adalah sama, mengatasi problematika umatnya disamping
membuktikan kekuasaan Allah diatas segalanya.
C. Aspek-aspek kemukjizatan Al Qur’an
1. Segi Kebahasaan
Kendatipun Al-Qur’an,hadits qudsi dan hadits nabawi sama-sama
keluar dari mulut Nabi tetapi uslub atau susunan bahasanya sangat jauh

8
berbeda. Al-Qur’an muncul dengan uslub yang begitu indah. Uslub
bahasa Al-Qur’an jauh lebih tinggi kualitasnya bila di bandingkan dengan
lainnya. Dalam Al- Qur’an, banyak ayat yang mengandung tasybih
(penyerupaan ) yang di susun dalam bentuk bahasa yang sangat indah lagi
mempesona, jauh lebih indah dari pada apa yang di buat oleh penyair dan
sastrawan. Contoh dalam surat Al-Qori’ah (101) ayat 5, Allah berfirman :
Kemukjizatannya Al-Qur’an dari segi bahasanya bisa kita liat dari
tiga hal yaitu :
a). Nada dan langgamnya, Ayat-ayat Al-Qur’an bukanlah syair atau
puisi tetapi kalau kita denger akan nampak keunikan dalam irama dan
ritmenya. Hal ini di sebabkan oleh huruf dari kata-kata yang di pilih
melahirkan keserasianya bunyi dan kemudian kumpulan kata-kata itu
melahirkan pula keserasianya irama dalam rangkaian kalimat ayat-
ayatnya. 8
b) Singkat dan padat, Dalam Al-Qur’an banyak kita jumpai ayat-
ayatnya singkat tetapi padat artinya,sehingga menyebabkan berbagai
macam pemahaman dari setiap mereka yang membacanya.
c). Memuaskan para pemikir kebanyakan orang, Bagi orang awam,
ayat Al-Qur’an mungkin terasa biasa, tetapi bagi para filosof dengan
ayat yang sama akan melahirkan pemahaman yang luar biasa.
2. hukum ilahi yang sempurna
Al-Qur’an menjelaskan pokok akidah, norma-norma keutamaan,
sopan-santun undang-undang, ekonomi, politik, sosial, dan
kemasyarakatan, serta hukum-hukum ibadah. Apabilah kita
memperhatikan pokok-okok ibadah, kita akan memperoleh kenyataan
bahwa islam telah memperluasnya dan menganekaragamkan serta
meramunya menjadi ibadah amaliyah, seperti zakat dan sedekah. Ada

8
Mawardi Abdullah, ulumul Qur’an(Yogyakarta pustaka pelajar 2014), h.129.

9
juga yang berupa ibadah amaliyah sekaligus ibadah badaniyah, seperti
berjuang di jalan Allah.
Tentang akidah Al-Qur’an mengajak umat manusia pada akidah yang
suci dan tinggi, yakni beriman kepada Allah yang maha Agung,
menyatakan adanya nabi dan rasul serta mempercayai kitab samawi.
Dalam bidang undang-undang ,Al-Qur’an telah menetapkan kaidah-
kaidah mengenai perdata, pidana, politik, dan ekonomi.Adapun mengenai
hubungan internasional, Al-Qur’an telah menetapkan dasar-dasar yang
paling sempurna dan adil, baik dalam keadaan damai maupun perang. Al-
Qur’an menggunakan dua acara tatkala menetapkan sebuah ketentuan
hukum.
a). Secara global, persoalan ibadah umumnya di terangkan secara global,
sedangkan perinciannya di serahkan kepada para ulama melalui ijtihad.
b). Hukum yang di jelaskan secara terperinci adalah yang berkaitan
dengan utang-piutang, makanan yang halal dan yang haram, memelihara
kehormatan wanita, dan masalah perkawinan.
3. berita tentang hal-hal ghaib
Sebagian ulama mengatakan bahwa mukjizat Al-Qur’an itu adalah berita-
berita ghaib. Firaun, yang mengejar-ngejar musa, di ceritakan dalam surat
Yunus (10) ayat 92 Allah berfirman yang artinya :
“ Maka pada hari ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat
menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahnya dan
sesunggunya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuatan
kami.”
Cerita peperangan Romawi dengan Persia yang di jelaskan dalam surat
Ar-rum (30) ayat 1-5 merupakan satu berita ghaib lainnya yang di
sampaikan Al-Qur’an, Allah berfirman yang artinya:
“ Alif Laam Miim. Telah di kalahkan bangsa Romawi, di negeri yang
terdekat dan mereka sesudah di kalahkan itu akan menang, dalam

10
beberapa tahun lagi. Bagi Allah lah urusan sebelum dan sesudah mereka
menang. Dan di hari kemenangan bangsa Romawi itu bergembiralah
orang-orang yang beriman, karena pertolongan Allah. Dia menolong
siapa saja yang di kehendaki-Nya.”
4. Isyarat-isyarat ilmiah
Cahaya matahari bersumber dari dirinya dan cahaya bulan merupakan
pantulan sebagaimana yang di jelaskan firman Allah berikut yang
artinya:
“ Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
di tetapkan-Nya munzilah-munzilah (tempat-tempat) bagi perjalan
bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan
(Waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu, melainkan
dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran Nya) kepada
orang-orang yang mengetahui.” (QS.Yunus (10):5).
b. Aroma/bau manusia berbeda-beda ,sebagaimana diisyaratkan firman
Allah berikut:
“takalah kafiyah itu keluar [dari negri mesir], ayah mereka berkata
“sesungguhnya aku mencium bau yusuf, sekiranya kamu tidak
menuduhku lemah akal [tentu kamu membenarkan aku],[QS. Al-
baqarah [2];23]
c. Adanya Nurani [super ego] dan bawah sadar manusia,sebagaimana
diisyaratkan firman allah berikut:
“ bahkan manusia menjadi saksi atas dirinya sendiri meskipun dia
mengemukakan alasan-alasanya. [QS.al-Qiyamah [75];14]
d. Masa penyusuan yang tepat dan masa kehamilan minimal sebagai
wara diisyaratkan firman Allah berikut” para ibu hendaklah
menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang
ingin menyempurnakan penyusuhan dan kewajiban ayah memberi

11
pakaian kepada ibu dengan cara yang makruf.” (QS. Al- baqoroh (2)
:233)
e. Kurangnya oksigen pada ketinggian dapat menyesakkan napas, hal
ini di isyaratkan oleh firman Allah berikut:
“ Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya
petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama
islam ) dan barang siapa yang di kehendaki Allah kesesatannya,
niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia
sedang mendekati langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada
orang-orang yang tidak beriman.” (QS.al-An’am (6) :125). 9
5. Ketelitian redaksinya
▪ Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya
Beberapa contoh, di antaranya :
1) Al-hayah (hidup) dan al-maut (mati), masing-masing sebanyak 145
kali;
2) An-naf (manfaat) dan Al-madharah (mudarat), masing-masing
sebanyak 50 kali;
3) Al-har (panas) al-bard (dingin) masing-masing 4 kali
4) Ash-shalihat (kebajikan) dan as-sayyi’at (keburukan), Masing-
masing 167 kali;
5) Ath-thuma’ninah (kelapangan/ketenangan) dan adh-dhiq
(kesempitan/kekesalan), masing-masing 13 kali;
6) Ar-rabah (cemas/takut) dan ar-raghbah (harap/ingin),masing-
masing 8 kali;
7) Al-Kufr (kekufuran)dan al-iman (iman) dalam bentuk definite,
masing-masing 17 kali;

9
Esiklopedi Islam, Jilid IV h. 199.

12
8) Ash-shayt (musim panas) dan asy-syita (musim dingin), masing-
masing 1 kali;
▪ Keseimbangan jumlah bilangan kata engan sinonimnya/makna yang
di kandungnya
a) Al-harts dan az-zira’ah (membajak/Bertani), masing-masing 14 kali;
b) Al-‘usb dan adh-dhurur (membanggakan diri/angkuh), masing-
masing sebanyak 27 kali;
c) Adh-dhallun dan al-mawta (orang sesat/mati jiwanya),masing-
masing 17 kali.
Berikut uraian singkat mengenai aspek-aspek kemukjizatan Al Qur’an:
1. Susunan bahasnya yang indah, dalam Al Qur’an tidak bias disamakan
oleh apapun, karena Al Qur’an bukan susunan syair dan bukan pula
susunan prosa. Namun ketika Al Qur’an dibaca, maka ketika itu terasa
dan terdengar mempunyai keunikan dala irama dan ritmenya.
2. Uslubnya yang menakjubkan, Al Qur’an muncul dengan uslub yang
sangat baik dan indah, mengagumkan orang-orang arab karena
keserasian dan keindahanny, keharmonisan susunannya. Didalamnya
terkandung nilai-nilai istimewa yang tidak akan tedapat dalam ucapan
manusia.
3. Keaguungannya, AlQur’an mempunyai kemegahan ucapan yang luar
biasa yang berada di luar kemampuan manusia untuk menguasainya
atau mendatangkan persamaanya. Kandungan Al Qur’an dapat
memengaruhi jiwa-jiwa pendengarannya dan dapat melembutkan hati-
hati yang keras.
4. Syariat yang sangat perinci dan sempurna, Al Qur’an menjelaskan
pokok-pokok akidah, hokum-hukum inbadah, norma-norma
keutamaan dan sopan santun, udang-undang hokum ekonomi, politik,
sosial, dan kemasyarakatan. Al Qur’an juga mengatur kehidupan

13
keluaga, menjunjung ilia-nilai kebebasan, keadilan(demokrasi), dan
kemasyarakatan.
5. Berita tentang hal-hal yang ghaib, Al Qur’an mengungkap sekian
banyak hal ghaib. Al Qur’an mengungkap kejadian masa lampau yang
tdidak diketahui lagi oleh manusia, kerena masanya telah demikian
lama, dan mengungkap juga peristiwa masa datang atau masa kini
yang belum diketahui manusi.
6. Sejalan denga pengatahuan modern, Al Qur’an memuat petunjuk yang
detail sebagai ilmu pengetahuan umun yang telah ditemuakn terlebih
dahulu dalam Al Qur’an sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan
modern. Teori Al Qur’an sama sekali tidak bertentanngan dengan
teori-teori ilmu pengetahuan modern, baik itu ilmu alam, arsitek dan
fisika, goegrafi dan kedokteran.
7. Menepati janji, AlQur’an senantiasa menepati janji dalam setiap apa
yang telah dikabarkannya serta dalam setiap janji Allah kepada
hambaNya, baik janji mutlak seperti janji Allah untuk menolong
rasulNya maupun janji terbatas yaitu janji yang bersyarat seperti harus
memenuhi syarat takwa, sabar, menolong agama Allah, dan
sebagainya.
8. Terkandung ilmu pengetahuan yang luas, Al Qur’an datang dengan
membawa berbagai ilmu pwngwtahuan tentang akidah, hukum
(undang-undang), etika, muamalat, dan berbagai lapangan lain dalam
pendidikan dan pengajaran, polotik dan ekonomi, filsafat dan sosial.
9. Memenuhi segala kebutuhan manusia, AlQur’an datang dengan
membawa petunjuk-[etunjuk yang sempurna, fleksibel lagi luwes, dan
dapat memenuhi segala kebutuhan manusia pada setiap tempat dan
masa.
10. Berkesan dalam hati, Al Qur’an dapat menggetarkan hati pengikut dan
penentangnya. Seseorang yang sangat memusuhi Al Qur’an bias

14
berbalik di bawah lindungannya. Umar bin khattab, sa’ad bin mu’az,
dan usai bin hudair misalnya, mereka adalah orang-orang yang paling
kejam terhadap kaum muslimin tetapi disebabkan mendengarkan
beberapa ayat Al Qur’an maka hatinya luluh dan masuk islam.

15
Bab III
Penutup

A. Kesimpulan
Setiap nabi telah diberikan bekal berupa mukjizat untuk membuktikan
kekuasaan Allah dihadapan manusia-manusia yang sombong lagi angkuh.
Al Qur’an datang menjadi pelengkap wahyu-wahyu terdahulu yang
dibawa para rasul-rasulNya. Sebagai pedoman hidup seluruh umat
manusia, segala aspek kehidupan dunia dan akhirat telah terangkum dan
tercakup dalam Al Qur’an, Karena la qur’an adalah mukjizat.
B. Implikasi
Makalah ini di diharapkan menjadi bacaan untuk menambah wawasan
terkait I’jaz Al Qur’an , tidak diragukan lagi terdapat kesalahan dan
kekeliruan, olehnya itu penulis mengharapkkan saran dan masukan.

16
Daftar pustaka

Al Qur’an Al Karim

Anis Ibrahim, (et al.) Al Mu’jam Al Wasith, Surabaya: T.Th., Juz. 2.

Al- Qathan Manna’, pengantar studi ilmu Al Qur’an terj. Aunur Rafiq, Jakarta:
Pustaka Al Kautsar, 2015

Abdullah Mawardi, ulumul Qur’an, Yogyakarta pustaka pelajar 2014

Hermawan Adik, I’jaz Al Qur’an dalam perspektif yusuf al qardhawi, jurnal


madaniyyah 2. No.11 2016

Said Aqil Husain Munawwar, I’jaz AlQur’an dan Metodologi Tafsir, semarang:
Dimas, 1994

Muhammad Amin Suma, Studi ilmu- ilmu Al Qur’an 3, Jakarta: Pustaka Firdaus),

Abdul wahab khallaf, ilmu ushul fiqh, terj., Kairo: Dar al ‘Ilm, 1978

Esiklopedi Islam, Jilid IV

17

Anda mungkin juga menyukai