Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Evidance Based Practice 2024

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN: EVIDENCE BASED PRACTICE


DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Reproduksi
Dosen Pengampu: Ruri Yuni Astari, S.Si.T., M.Keb

Disusun Oleh:
Kelompok 12
1. Arliant Zalfa Zahirah 22142011147
2. Ina Herlina 22142011166
3. Irma Rahmawati 22142011168
4. Risna Sri Dwi D 22142011178

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS YPIB MAJALENGKA
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta Karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Evidenced Based Practice
Dalam Keperawatan Maternitas” dengan baik tanpa ada halangan.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Keperawatan Maternitas. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Terselesaikannya makalah ini tentu tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Ruri Yuni Astari, S.Si.T., M.Keb selaku Dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan Reproduksi

2. Serta teman-teman yang sudah banyak membantu dalam proses pembuatan


makalah ini.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Majalengka, 8 Juni 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................2
C. Tujuan ................................................................................................................ 2-3
BAB II TINJAUAN TEORI ...........................................................................................4
A. Pengertian Evidance-Based Practice (EBP)..........................................................4
B. Tujuan dan Manfaat EBP ......................................................................................5
C. Ruang Lingkup EBP Dalam Keperawatan Maternitas ..........................................6
D. Model Implementasi Evidence Based Practice .....................................................6
E. Komponen EBP .....................................................................................................8
F. Pelaksanaan EBP Pada Keperawatan ..................................................................8
G. Langkah-Langkah dalam Proses EBP ............................................................ 9-13
H. Hambatan Untuk Menggunakan EBP .......................................................... 13-14
I. Membangun dan Mempetahankan Budaya EBP ..................................................14
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN .......................................................15
A. Pengkajian ...........................................................................................................15
B. Analisa Data ........................................................................................................16
C. Diagnosa Keperawatan ........................................................................................16
D. Intervensi Keperawatan ................................................................................. 17-20
E. Implementasi Keperawatan .................................................................................20
F. Evaluasi ...............................................................................................................20
BAB IV PENUTUP........................................................................................................21
A. Kesimpulan ..........................................................................................................21
B. Saran ....................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Evidence Based Practice (EBP) adalah proses penggunaan bukti-bukti terbaik
yang jelas, tegas dan berkesinambungan guna pembuatan keputusan klinik dalam
merawat individu pasien. Evidence Based Practice (EBP) merupakan pendekatan
yang dapat di gunakan dalam praktik perawatan kesehatan, yang berdasarkan
evidence atau fakta.
Beberapa tahun terakhir ini, istilah evidence-based practice (EBP), evidence
based medicine (EBM), dan evidence-based nursing (EBN) telah banyak di dengar.
EBP mengkombinasikan informasi yang di peroleh dari hasil penelitian yang didesain
dengan baik, keahlian klinis, perhatian pasien, dan pilihan pasien (Hollomean G, et
al, 2006). Di lain pihak, setidaknya terdapat tiga perbedaan antara EBM dan EBN,
yaitu terkait fokus penelitian, desain penelitian yang digunakan, dan bahwa kedua
profesi, yaitu kedokteran dan keperawatan, menggunakan istilah diagnosis yang
berbeda.
Sejarah evidence di mulai pada tahun 1970 ketika Archie Cochrane menegaskan
perlunya mengevaluasi pelayanan kesehatan berdasarkan bukti-bukti ilmiah
(scientific evidence). sejak saat itu berbagai istilah di gunakan terkait dengan evidence
base, diantaranya evidence base medice (EBM), evidence base nursing (EBN), dan
evidence base practice (EBP) .
Evidence Based Practice (EBP) merupakan upaya untuk mengambil keputusan
klinis berdasarkan sumber yang paling relevan dan valid. Oleh karena itu, EBP
merupakan jalan untuk mentransformasikan hasil penelitian ke dalam praktek
sehingga perawat dapat meningkatkan “quality of care” terhadap pasien.
Selain itu, implementasi EBP juga akan menurunkan biaya perawatan yang
memberikan dampak positif tidak hanya bagi pasien, perawat, tapi juga bagi institusi
pelayanan kesehatan. Penggunaan evidence base dalam praktek akan menjadi dasar

1
scientific dalam pengambilan keputusan klinis sehingga intervensi yang diberikan
dapat dipertanggungjawabkan. Sayangnya penggunaan bukti-bukti riset sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan klinis seperti seorang bayi yang masih berada dalam
tahap pertumbuhan. Orang tidak akan bisa merubah adat orang lain, kecuali orang-
orang di dalamnya yang merubah diri mereka sendiri. Meningkatkan kesadaran, dan
masalah kesehatan di masyarakat, akan meningkatkan kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan. Tentu pelayanan yang paling efektif & efisien menjadi tuntutan
sekaligus tantangan besar yang harus di cari problem solving-nya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Evidence Based Practice (EBP)?
2. Apa tujuan dan manfaat dari Evidence Based Practice (EBP)?
3. Bagaimana ruang lingkup dari Evidence Based Practice (EBP) dalam
keperawatan maternitas?
4. Bagaimana model-model implementasi Evidence Based Practice (EBP)?
5. Bagaimana komponen-komponen yang pendukung Evidence Based Practice
(EBP)?
6. Bagaimana pelaksanaan Evidence Based Practice (EBP) dalam keperawatan
maternitas?
7. Apa aja langkah-langkah dalam Evidence Based Practice (EBP)?
8. Apa aja hambatan dalam menggunakan Evidence Based Practice (EBP)?
9. Bagaimana konsep asuhan keperawatan yang berkaitan dengan Evidance
Based Practice dalam Keperawatan Maternitas?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu konsep Evidence Based Practice (EBP)
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari Evidence Based Practice (EBP)
3. Untuk mengetahui Bagaimana ruang lingkup dari Evidence Based Practice
(EBP) dalam keperawatan maternitas

2
4. Untuk mengetahui Bagaimana model-model implementasi Evidence Based
Practice (EBP)
5. Untuk mengetahui Bagaimana komponen-komponen yang pendukung
Evidence Based Practice (EBP)
6. Untuk mengetahui Bagaimana pelaksanaan Evidence Based Practice (EBP)
dalam keperawatan maternitas
7. Untuk mengetahui Apa aja langkah-langkah dalam Evidence Based Practice
(EBP)
8. Untuk mengetahui Apa saja hambatan dalam menggunakan Evidence Based
Practice (EBP)
9. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan yang berkaitan dengan
Evidance Based Practice dalam Keperawatan Maternitas

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Evidance-Based Practice (EBP)


Evidance-Based Practice adalah pendekatan sistematis untuk meningkatkan
kualitas praktik keperawatan dengan mengumpulkan bukti terbaik, Almaskari (2017).
Evidence adalah kumpulan fakta yang di yaniki keberadaannya. Ada dua bukti yang
dihasilkan oleh evidence yaitu bukti eksternal dan internal.

Menurut (Ingersoll G, 2000), EBP adalah penggunaan teori dan informasi yang di
peroleh berdasarkan hasil penelitian secara teliti, jelas dan bijaksana dalam
pembuatan keputusan tentang pemberian asuhan keperawatan pada individu atau
sekelompok pasien dan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan pilihan dari pasien
tersebut. Sedangkan menurut (Mullhal, 1998), EBP merupakan penggabungan bukti
yang di peroleh dari hasil penelitian dan praktek klinis di tambah dengan pilihan dari
pasien ke dalam keputusan klinis.

Haynes et al (1996) membuat suatu model keputusan klinis berdasarkan bukti ilmiah.

1. Keahlian Klinis

Keahlian klinis merupakan elemen penting dalam mengaplikasikan aturan-aturan


dan panduan yang ada dalan memberikan asuhan keperawatan.

2. Bukti/Hasil Penelitian

Kunci penggunaan bukti/hasil penelitian adalah dengan memastikan bahwa desain


penelitian yang tepat digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Masing-
masing desain penelitian mempunyai tujuan, kekuatan dan kelemahan. Penelitian
kuantitatif (randomized trials dan review sistematik) merupakan desain penelitian
yang terbaik untuk mengevaluasi intervensi keperawatan. Di lain pihak, penelitian
kualitatif merupakan desain terbaik yang dapat digunakan untuk memahami
pengalaman, tingkah laku dan kepercayaan pasien.

4
3. Pilihan Pasien

Pilihan pasien terhadap asuhan keperawatan dapat meliputi proses memilih


perawatan alternatif dan mencari second opinions. Dewwasa ini pasien lebih
mempunyai akses yang luas terhadap informasi klinis dan menjadi lebih sadar
terhadap kondisi kesehatannya. Pada beberapa hal, pilhan pasien merupakan aspek
penting dalam proses pengambilan keputusan klinis.

4. Sumber-sumber

Yang di maksud dengan sumber-sumber disini adalah sumber-sumber terhadap


perawatan kesehatan. Hampir seluruh keputusan dalam perawatan kesehatan
mempunyai implikasi terhadap sumber-sumber, misalnya pada saat suatu intervensi
mempunyai potensi yang menguntungkan bagi pasien, namun tidak dapat segera
dilaksanakan karena keterbatasan biaya.

B. Tujuan dan Manfaat EBP

EBP memiliki tujuan untuk memberikan data pada perawat praktisi berdasarkan
bukti ilmiah agar dapat memberikan perawatan secara efektif dengan menggunakan
hasil penelitian yang terbaik. Menyelesaikan masalah yang ada di tempat pemberian
pelayanan terhadap pasien, mencapai kesempurnaan dalam pemberian asuhan
keperawatan dan jaminan standar kualitas dan memicu inovasi. Selain menjaga
praktik asuhan keperawatan tetap relevan dan terkini, praktik keperawatan berbasis
bukti menawarkan serangkaian manfaat lain bagi perawat dan pasien, yaitu:

1. Mengurangi biaya perawatan kesehatan dengan mencegah komplikasi


2. Berkontribusi terhadap tumbuhnya ilmu keperawatan
3. Memungkinkan penggabungan teknolongi baru ke dalam praktik keperawatan
Kesehatan
4. Meningkatkan kepercayaan diri perawat dalam pengambilan keputusan

5
5. Menumbuhkan pengambilan keputusan bersama dengan pasien dalam
perencanaan perawatan
6. Meningkatkan pemikiran kritis
7. Mendorong pembelajaran seumur hidup

C. Ruang Lingkup EBP Dalam Keperawatan Maternitas

Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan professional


keperawatan yang ditujukan kepada Wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan
dengan sistem reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan
bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya, berfokus pada pemenuhan
kebutuhan dasar dalam beradaptasi secara fisik dan psikososial untuk mencapai
kesejahteraan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

Asuhan keperawatan maternitas berbasis bukti menggunakan penelitian terbaik


mengenai keamanan dan efektivitas intervensi klinik yang spresifik untuk membantu
memandu Keputusan perawatan maternitas dan memfasilitasi hasil yang optimal bagi
ibu dan bayi baru lahir.

D. Model Implementasi Evidence Based Practice

1. Model Settler

Merupakan seperangkat perlengkapan atau media penelitian untuk


meningkatkan penerapan Evidence Based. 5 langkah Model Settler:

a. Fase 1 : Persiapan

b. Fase 2 : Validasi

c. Fase 3 : Perbandingan evaluasi dan pengambilan keputusan

d. Fase 4 : translasi dan aplikasi

6
e. Fase 5 : Evaluasi

2. Model IOWA Model of Evidence Based Practice to Promote Quality Care

Model EBP IOWA dikembangkan oleh Marita G. Titler, PhD, RN, FAAN,
Model IOWA diawali dari pemicu atau masalah. Pemicu / masalah ini sebagai
fokus masalah. Jika masalah mengenai prioritas dari suatu organisasi tim segera
dibentuk. Tim terdiri dari stakeholders, klinisian, staf perawat dan tenaga
kesehatan lain yang dirasakan penting untuk dilibatkan dalam EBP. Langkah
selanjutnya adalah mensistesis EBP. Perubahan terjadi dan dilakukan jika terdapat
cukup bukti yang mendukung untuk terjadinya perubahan, kemudian dilakukan
evaluasi dan diikuti dengan diseminasi (Jones dan Barlett, 2004 : Bernadette
Mazurek Melnyk, 2011).

3. Model Konseptual Rosswurm dan Larrabee

Model ini disebut juga dengan model Evidence Based Practice Change
yang terdiri dari 6 langkah yaitu:

1. Tahap 1 : mengkaji kebutuhan untuk perubahan praktis

2. Tahap 2 : tentukan evidence terbaik

3. Tahap 3: kritikal analisis evidence

4. Tahap 4 : design perubahan dalam praktek

5. Tahap 5 : implementasi dan evaluasi perubahan

6. Tahap 6 : integrasikan dan maintain perubahan dalam praktek

Model ini menjelaskan bahwa penerapan Evidence Based ke lahan praktek


harus memperhatikan latar belakang teori yang ada, kevalidan dan kestabilitasan
metode yang digunakan serta penggunaan nomenklatur yang standar.

7
E. Komponen EBP

Adapun komponen Evidence Based Practice menurut Melnyk & Fineout


Overholt (2011), antara lain:

1. Bukti Eksternal

Hasil penelitian, teori-teori yang lahir dari penelitian, pendapat dari ahli, hasil
dari diskusi panel para ahli.

2. Bukti Internal

a. Penilaian klinis
b. Hasil dari proyek peningkatan kualitas dalam rangka meningkatkan
kualitas pelayanan klinik
c. Hasil dari pengkajian dan evaluasi pasien
d. Alasan klinis
e. Evaluasi dan penggunaan sumber daya tenaga kesehatan yang diperlukan
untuk melakukan treatment yang dipilih
f. Mencapai hasil yang diharapkan

F. Pelaksanaan EBP Pada Keperawatan

1. Mengakui status atau arah praktek dan yakin bahwa pemberian perawatan
berdasarkan fakta terbaik akan meningkatkan hasil prawatan klien.
2. Implementasi hanya akan sukses bila perawat menggunakan dan mendukung
“pemberian perawatan berdasarkan fakta”
3. Evaluasi penampilan klinik senantiasa dilakukan perawat dalam penggunaan EBP.
4. Praktek berdasarkan fakta berperan penting dalam perawatan kesehatan
5. Praktek berdasarkan hasil temuan riset akan meningkatkan kualitas praktek,
penggunaan biaya yang efektif pada pelayanan kesehatan
6. Penggunaan EBP meningkatkan profesionalisme dan diikuti dengan evaluasi yang
berkelanjutan

8
7. Perawat membutuhkan peran dari fakta untuk meningkatkan instuisi, observasi
pada klien dan bagaimana respon terhadap intervensi yang diberikan. Dalam tindakan
diharapkan perawat memperhatikan etnik, sex, usia, kultur dan status kesehatan.

G. Langkah-Langkah dalam Proses EBP

1. Identifikasi Fenomena dan Pertanyaan Klinis dalam Keperawatan Maternitas

Sebelum memulai tahapan yang sebenenarnya didalam EBP, harus ditumbuhkan


semangat dalam penelitian. Pernahkah dalam praktik klinis Anda bertanya-tanya,
“Mengapa kami melakukannya dengan cara ini” dan, setelah bertanya kepada rekan
kerja, Anda menerima jawaban: “Karena itulah cara yang selalu kami lakukan”atau
“Karena itulah satu-satunya cara kerjanya”. Ketika Anda mendengar kata-kata ini,
mundurlah sejenak dan tanyakan pada diri Anda, “Apakah ini masuk akal?”.

Sebagai contoh: perawat melihat adanya fenomena tingginya tindakan sectio


secarea pada persalinan. Muncul pertanyaan “bagaimana ibu hamil mempersiapkan
persalinannya?”, “Apakah ada kaitannya dengan persiapan ibu di masa antenatal?”
Dapatkah menurunkan angka kejadian SC? Dengan adanya pertanyaan-pertanyaan
yang difikirkan oleh perawat, menimbulkan keinginan untuk meneliti lebih lanjut.

Langkah berikutnya, mengembangkan pertanyaan klinis yang disusun dengan


baik. Pertanyaan yang mungkin Anda pertimbangkan adalah pertanyaan yang
memberikan makna atau wawasan terhadap fenomena, dan pastikan pertanyaan
tersebut diungkapkan sedemikian rupa sehingga dapat dijawab.

Salah satu cara dengan menggunakan format PICOT (Populasi, Intervensi,


Compare/perbandingan, Outcome/hasil, Time/waktu) (Fineout-Overholt & Johnston,
2011). Format PICOT menyediakan kerangka kerja yang efisien untuk mencari
database elektronik, yang dirancang untuk mengambil hanya artikel- artikel yang
relevan dengan pertanyaan klinis.

9
Contoh pertanyaan klinik: Pada ibu hamil (P), program kelas antenatal (I)
dibandingkan dengan tidak ada program kelas antenatal (C) dapat melancarkan
proses persalinan secara normal (O) selama periode persalinan (T).

2. Menemukan Bukti yang Relevan untuk Menjawab Pertanyaan Klinis

Mencari bukti untuk menginromasikan praktek klinis adalah sangat efisien ketika
pertanyaan diminta dalam format PICOT. Menggunakan format PICOT membantu
untuk mengidentifikasi kata kunci atau frase yang ketika masuk berturut-turut dan
kemudian digabungkan, memperlancar lokasi artikel yang relevan dalam database,
seperti EBSCO (CINAHL), ProQuest, OVID, MEDLINE, Google, Yahoo,
Garuda, dll. Pencarian Jurnal/artikel dapat menggunakan operator penvarian
“Boolean” dengan menggunakan “and”, or “not”

Untuk mempersempit pencarian, saat menggunakan database atau mesin pencari,


tempatkan tanda kutip di sekitar istilah pencarian literatur. Pencarian kemudian
hanya akan menghasilkan hasil yang berisi semua kata dalam istilah atau frasa
pencarian Anda. Jika tanda kutip tidak digunakan, hasilnya akan menyertakan
referensi yang mengandung salah satu kata tersebut. Mempersempit pencarian pada
istilah yang tepat akan membuat pencarian lebih berhasil dalam menghasilkan artikel
yang mencerminkan topik penelitian Anda.

3. Critical Appraisal Evidence for Clinical Decision Making

Sekarang setelah menemukan bukti, bagaimana menilai apakah bukti tersebut


bagus atau cacat? Anda tidak ingin merokomendasikan perubahan praktik klinis
berdasarkan bukti yang tidak valid atau berdasarkan satu penelitian saja. Sangat
penting untuk menggunakan bukti yang dapat diandalkan.

Bukti memiliki tingkatan disebut juga dengan hierarchy evidence yang digunakan
untuk mengukur kekuatan suatu bukti dari rentang bukti terbaik sampai dengan bukti
yang paling rendah. Tingkatan bukti ini digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam EBP.

10
Hierarki dalam penelitian ilmiah terdapat hierarki dari tingkat kepercayaannya
yang paling rendah hingga yang paling tinggi. 1) Laporan fenomena atau kejadian-
kejadian yang kita temui sehari-hari, 2) Studi kasus, 3) Studi lapangan atau laporan
deskriptif, 4) Studi percobaan tanpa penggunaan teknik pengambilan sampel secara
acak (random), 5) Studi percobaan yang menggunakan setidaknya ada satu
kelompok pembanding, dan menggunakan setidaknya sampel acak (RCT), 6)
Systemic reviews untuk kelompok bijak bestari atau meta-analisa yaitu pengkajian
berbagai penelitian yang ada dengan tingkat kepercayaan yang tinggi.

Bukti-bukti yang telah dikumpulkan dengan berbagai tingkat kepercayaan


selanjutnya dilakukan penilaian kritis dengan menggunakan tiga pertanyaan penting
untuk mengevaluasi studi:

a. Apakah hasil penelitian valid? Ini pertanyaan validitas studi apakah metode
penelitian yang cukup ketat untuk menghasilkan temuan yang sedekat
mungkin dengan kebenaran.

b. Apakah hasilnya bisa dikonfirmasi? Untuk studi intervensi, pertanyaan ini


keandalan studi membahas apakah intervensi bekerja, dampaknya pada
hasil, dan kemungkinan memperoleh hasil yang sama dalam pengaturan
praktek dokter sendiri. Untuk studi kualitatif, ini meliputi penilaian apakah
pendekatan penelitian sesuai dengan tujuan penelitian, bersama dengan
mengevaluasi aspek-aspek lain dari penelitian ini seperti apakah hasilnya
bisa di konfirmasi.

c. Akankah hasil membantu saya merawat pasien saya? Ini pertanyaan


penelitian penerapan mencakup pertimbangan klinis seperti apakah subyek
dalam penelitian ini mirip dengan pasien sendiri, apakah manfaat lebih besar
daripada resiko, kelayakan dan efektivitas biaya, dan nilai-nilai dan
preferensi pasien. Setelah menilai studi masing-masing, langkah berikutnya
adalah untuk mensintesis studi untuk menentukan apakah mereka datang ke

11
kesimpulan yang sama, sehingga mendukung keputusan EBP atau
perubahan.

4. Mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis dan preferensi pasien/keluarga


untuk membuat keputusan klinis terbaik

EBP adalah mengintegrasikan bukti terbaik yang di temukan dari literatur


(pembuktian ekternal) dengan penyedia layanan kesehatan yang ahli, dan
keinginan pasien/keluarga serta nilai-nilai untuk menerapkan keputusan (yaitu,
memberikan bukti menjadi tindakan). keahlian klinis mencakup bagaimana
dokter memahami populasi tertentu yang mereka rawat dan gejala sisa yang
diketahui dari masalah klinis, sumber daya layanan kesehatan yang tersedia,
pengalaman pribadi mereka dalam pengambilan keputusan, dan kompetensi
mereka dalam penilaian kritis. Selain itu, konsumen layanan kesehatan ingin
berpatisipasi dalam proses pengambilan keputusan klinis, dan merupakan
tanggung jawab etis penyedia layanan kesehatan untuk melibatkan pasien dalam
keputusan pengobatan. Sekalipun bukti dari penelurusan yang cermat dan
penilaian kritis sangat mendukung bahwa pengobatan tertentu bermanfaat
(misalnya, terapi penggantian hormon (HRT) untuk mencegah osteoporosis pada
wanita beresiko sangat tinggi), diskusi dengan pasien dapat mengungkapkan
kecamasannya terhadap perkembangan kanker payudara saat menggunakan HRT
atau alasan lain mengapa pengobatan tidak dilakukan.Apalagi sebagai bagian
dari proses anamnesis atau pemeriksaan fisik, adanya penyakit penyerta atau
mungkin ditemukan kontraindikasi yang meningkatkan risiko HRT (misalnya,
riwayat stroke sebelumnya). Karena itu, meskipun ada bukti kuat yang
mendukung manfaat HRT dalam mencegah osteoporosis pada wanita beresiko
tinggi, keputusan untuk tidak menggunakannya dapat diambil setelah melakukan
penilaian menyeluruh terhadap masing-masing pasien dan diskusi mengenai
resiko dan manfaat pengobatan. Budaya organisasi, anggaran rumah sakit
merupakan pertimbangan penting lainnya ketika menerapkan bukti ke dalam
praktik.

12
5. Evaluasi hasil keputusan praktek atau perubahan berdasarkan bukti

Setelah menerapkan EBP, penting untuk memantau dan mengevaluasi setiap


perubahan hasil sehingga efek positif dapat didukung dan yang negatif diperbaiki.
Hanya karena intervensi efektif dalam uji ketat di kendalikan tidak berarti ia akan
bekerja dengan cara yang sama dalam pengaturan klinis. Pemantauan efek perubahan
EBP pada kualitas perawatan kesehatan dan hasil dapat membantu dokter melihat
kekurangan dalam pelaksanaan dan mengidentifikasi lebih tepat pasien mana yang
paling mungkin untuk mendapatkan keuntungan. Ketika hasil berbeda dari yang di
laporkan dalam literatur penelitian, pemantauan dapat membantu menentukan.

6. Menyebarluaskan hasil EBP

Pembuktian yang telah memberikan hasil yang baik, perlu di sebarluaskan hasilnya
berbagi pengalaman dengan rekan-rekan dan organisasi perawatan kesehatan mereka
sendiri atau lainnya. Desiminasi dapat dilakukan dengan cara mempresentasikan
informasi EBP dengan metoda oral presentasi, group diskusi; ataupun publikasi
profesional seperti jurnal nasional bereputasi dan jurnal international, presentasi di
konferensi lokal, regional, dan nasional, dan laporan dalam jurnal peer-review, news
letter profesional, dan publikasi untuk khalayak umum.

H. Hambatan Untuk Menggunakan EBP

Hambatan dari perawat unuk menggunakan EBP penelitian dalam praktik sehari-
hari sebagai berikut, dikutip dalam berbagai penelitian, diantaranya:

1. Kurangnya nilai untuk penelitian dalam praktek

2. Kesulitan dalam mengubah praktek

3. Kurangnya mentor berpengetahuan

4. Kurangnya dukungan administratif

13
5. Kurangnya pendidikan tentang proses penelitian

6. Kurangnya kesadaran tentang praktek penelitian atau berbasis bukti

7. Laporan penelitian/artikel tidak tersedia

8. Kesulitan mengakses laporan penelitian dan artikel

9. Tidak ada waktu dalam bekerja untuk membaca penelitian

10. Kurangnya waktu untuk melakukan penelitian

11. Kompleksitas laporan penelitian

12. Kurangnya pengetahuan tentang EBP dan kritik dari artikel

13. Merasa kewalahan

14. Lingkungan kerja tidak mendukung dalam usaha mencari informasi hasil
penelitian

I. Membangun dan Mempetahankan Budaya EBP

Penggunaan evidence base dalam praktek keperawatan maternitas akan menjadi


dasar ilmu dalam pengambilan keputusan klinis sehingga intervensi yang di berikan
dapat dipertanggungjawabkan. Sayangnya pendekatan evidence base di Indonesia
belum berkembang termasuk penggunaan hasil riset ke dalam praktek. Tidak dapat di
pungkiri bahwa riset di Indonesia cenderung di peruntukkan untuk penyelesaian studi.

Di perkuat dengan adanya hambatan yang dialami oleh perawat seperti


penggunaan waktu, akses terhadap jurnal dan artikel, keterampilan untuk mencari,
keterampilan dalam melakukan kritik riset, kurang paham atau kurang mengerti
tahapan/proses EBP, kurangnya kemampuan penguasaan bahasa dalam
penggunaan hasil-hasil riset (Godshall, 2016). kondisi ini perlu untuk dicermati dan
di cari penyelesaian masalah sehingga kualitas dalam pemberian asuhan
keperawatan maternitas dapat memberikan efek positif dalam meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan maternitas.

14
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. Kasus
Ny. S berusia 35 tahun (P2A1) di rawat di Ruang Arafah dengan riwayat post sectio
caesarea (SC) dengan oligohidramnion. Hari rawatan pertama Ny. S mengeluhkan
nyeri pada luka SC dengan skala 5 sakit memberat saat bergerak, luka SC masih
tertutup perban dan terkadang terasa nyeri ketika ditekan, darah nifas (lokea:rubra)
banyak (±150 cc/hari), pusing, mual, dan pasien tampak lemas. Berdasarkan hasil
pemeriksaan fisik didapatkan TD: 167/99 mmHg, RR: 22 ×/menit, N: 81 ×/menit, S:
36, 5˚C, dan Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat.

B. Pengkajian
a. Identitas Klien
a) Nama
b) Umur
c) Jenis kelamin
d) Alamat
e) Diagnosa medik
b. Identitas Penanggung Jawab
a) Nama
b) Umur
c) Jenis kelamin
d) Alamat
e) Hub. Dgn klien
c. Keluhan Utama
d. Riwayat Kesehatan Sekarang
e. Riwayat Kesehatan Dahulu
f. Riwayat Kesehatan Keluarga
g. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Yang Lalu
h. Riwayat Kehamilan Saat Ini
i. Riwayat Persalinan

15
C. Analisa Data
No Data Fokus Problem
1 DS: Pasien mengeluh nyeri pada luka SC
DO:
- Pasien tampak meringis Nyeri Akut (D.0077)
- Skala 5
- Sakit memberat saat bergerak
- TD: 167/99 mmHg, RR: 22 ×/menit, N:
81 ×/menit, S: 36, 5˚C
2 DS: Pasien mengatakan darah nifas banyak,
terasa pusing dan mual
DO: Risiko Perdarahan
- Di dapatkan darah nifas (lokea:rubra) (D. 0012)
- Darah nifas sekitar (±150 cc/hari)
- Pasien tampak lemas
- TD: 167/99 mmHg, RR: 22 ×/menit, N:
81 ×/menit, S: 36, 5˚C
3 DS: Pasien mengatakan nyeri tekan di bagian
luka SC (abdomen)
DO: Risiko Infeksi
- Luka SC tertutup perban (D. 0142)
- Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat
- Leukosit diatas normal yaitu 14, 25
10’3/mm’3
- Neutrofil batang: 0% (rendah)

D. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d Agen cedera fisik (D.0077)
b. Risiko perdarahan b.d Komplikasi pasca partum (D. 0012)
c. Risiko infeksi b.d adanya prosedur invasive/trauma jaringan (D. 0142)

16
E. Intervensi Keperawatan

No Data Fokus Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan


1 DS: Pasien mengeluh
nyeri pada luka SC Manajemen Nyeri (l.08238)
DO:
- Pasien tampak Tindakan
meringis
- Skala 5 Observasi
- Sakit memberat Nyeri akut b.d Agen ➢ Identifikasi lokasi, karakteristk,
saat bergerak cedera fisik (D.0077) durasi, frekuensi, kualitas,
- TD: 167/99
mmHg, RR: 22 intensitas nyeri
×/menit, N: 81 ➢ Identifikasi skala nyeri
×/menit, S: 36,
➢ Identifikasi faktor yang
5˚C
memperberat dan memperingan
nyeri
➢ Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
➢ Monitor efek samping penggunaan
analgetik

Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
Terapi musik, aromaterapi,
Kompres hangat/dingin)
- Fasilitasi istirahat dan tidur

Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri

17
- Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu

2 DS: Pasien mengatakan


darah nifas banyak, Manajemen Perdarahan (l. 02040)
terasa pusing dan mual Tindakan
DO:
- Di dapatkan Observasi
Risiko perdarahan b.d
darah nifas ➢ Identifikasi penyebab perdarahan
(lokea:rubra) Komplikasi pasca
- Darah nifas ➢ Periksa ukuran dan karakteristik
partum (D. 0012)
sekitar (±150 hematoma, jika ada
cc/hari)
➢ Monitor terjadinya perdarahan
- Pasien tampak
lemas (sifat dan jumlah)
- TD: 167/99 ➢ Monitor nilai hemoglobin dan
mmHg, RR: 22
×/menit, N: 81 hematokrit sebelum dan sesudah
×/menit, S: 36, kehilangan darah
5˚C ➢ Monitor intake dan output cairan

Terapeutik
- Istirahatkan area yang mengalami
perdarahan

Edukasi
- Jelaskan tanda-tanda perdarahan
- Anjurkan melapor jika menemukan
tanda-tanda perdarahan
- Anjurkan membatasi aktivitas

18
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan, jika
perlu

3 DS: Pasien mengatakan


nyeri tekan di bagian Pencegahan Infeksi (l. 14539)
luka SC (abdomen) Tindakan
DO: Risiko infeksi b.d
- Luka SC Observasi
adanya prosedur
tertutup perban ➢ Monitor tanda dan gejala infeksi
- Tinggi fundus invasive/trauma
uteri 2 jari lokal dan sistemik
jaringan
dibawah pusat
(D. 0142) Terapeutik
- Leukosit diatas
normal yaitu 14, - Berikan perawatan kulit pada area
25 10’3/mm’3 edema
- Neutrofil
batang: 0% - Cuci tangan sebelum dan sesudah
(rendah) kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
- Pertahankan teknik aseptik pada
pasien berisiko tinggi

Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan mencuci tangan dengan
benar
- Ajarkan cara memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
- Anjurkan meningkankan asupan
nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan
cairan

19
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian imunisasi,
jika perlu

F. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan suatu penerapan atau juga sebuah tindakan yang
dilakukan dengan berdasarkan suatu rencana yang telah atau sudah disusun atau
dibuat dengan cermat serta juga terperinci sebelumnya.
G. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses identifikasi untuk mengukur/menilai apakah suatu
kegiatan atau juga program yang dilaksanakan itu sesuai dengan perencanaan atau
tujuan yang ingin dicapai.

20
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
EBP sangat perlu di aplikasikan di dalam praktik keperawatan terutama dalam
pemberian asuhan keperawatan kepada klien. Dengan mengaplikasikan EBP di dalam
tindak keperawatan akan memberikan pelayanan yang terbaik dan berkualitas dalam
kondisi klinis pasien. Keadaan sehat pasien sangat berkaitan dengan tindakan
keperawatan yang di berikan oleh perawat. Dalam pemberian keperawatan yang di
dasarkan pada EBP menekankan pada bukti bukti yang ada sekaligus relevansi terhadap
kondisi klinis pasien.

Bukti-bukti yang dapat ditemukan dapat berasal dari sumber-sumber riset hasil
penelitian yang telah dilakukan. Selain itu, bukti-bukti juga dapat ditemukan melalui
internet dengan mencari jumal penelitian atau artikel ilmiah yang relevan dengan masalah
atau kondisi klinis dari paien. Perawat dalam mengaplikasikan atau
mengimplementasikan EBP dalam pelayanan kesehatan bergantung kepada pengetahuan,
keterampilan serta kompetensi nya. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap pemberian
pelayanan kesehatan berdasarkan EBP. Dengan adanya komponen-komponen pendukung
EBP dalam pelayanan kesehatan dapat di berikan secara professional serta meminimalisir
terjadinya insiden dalam praktik keperawatan sehingga pasien tidak mengalami kerugian
saat proses perawatan di rumah sakit.

Komponen komponen juga berpengaruh terhadap pengaplikasian EBP karena EBP


terbentuk dari adanya komponen-komponen tersebut yang mendukungnya untuk di
terapkan dalam praktik keperawatan. EBP di berlakukan pada praktik keperawatn
khususnya pada asuhan keperawatan. EBP mempunyai fungsi tersendiri selain di
tekankan pada praktik berbasis bukti. Fungsi-fungsinya yaitu sebagai metode untuk
mengevaluasi sistem kerja perawat dalam melakukan praktik keperawatan serta
mengintegrasikan komponen-komponen pendukung EBP dalam pelayanan kesehatan.

21
Disamping itu, saat melakukan proses penelitian berdasarkan EBP harus memperhatikan
5 tahapan penting yaitu merumuskan pertanyaan klinis, mengumpulkan bukti,
mengevaluasi bukti, menggabungkan unsur-unsur dalam penelitian, mengevaluasi
keputusan hasil praktek.

B. Saran

Penerapan EBP perlu di tingkatkan kembali dalam praktik keperawatan khususnya dalam
intervensi kepada pasien. Karena ketika EBP di lakukan dengan baik, maka pasien yang
di rawat akan menerima dampak yang baik pula. Maka dari itu, pengetahuan mengenai
EBP harus di perlu di perhatikan bagi para tenaga kesehatan khususnya perawat yang di
tuntut untuk profesionalitas tinggi dengan berbagai kompetensi dan skill.

22
DAFTAR PUSTAKA

Djuwitaningsih, S., Mulyanti, Y., Deswani, D., Syafdewiyani, S., Tambunan, E. S., &
Ismail, R. (2023). KETERAMPILAN KLINIS KEPERAWATAN
MATERNITAS BERBASIS EVIDENCE BASED PRACTICE. PT. Sonpedia
Publishing Indonesia.

Melzana, T., Fitri, A., & Kifita, M. (2022). Penerapan Asuhan Keperawatan Post Sectio
Caesarea dengan Oligohidramnion: Studi Kasus. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Fakultas Keperawatan, 1(4).

Nadaa I. EVIDENCE BASED PRACTICE KEPERAWATAN MATERNITAS.


Diakses Pada Tanggal 9 Juni 2024 Pukul 07.35 WIB.
(https://www.scribd.com/document/534742432/EVIDENCE-BASED-
PRACTICE-KEPERAWATAN-MATERNITAS)

Sihaloho, A. A. (2020, October 9). IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


KEPERAWATAN. https://doi.org/10.31219/osf.io/nujbe

Saputri E. EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM KEP. MATERNITAS. Diakses


Pada Tanggal 9 Juni 2024 Pukul 07.35 WIB.
(https://www.scribd.com/document/505901506/EVIDENCE-BASED-
PRACTICE-DALAM-KEP-MATERNITAS)

23

Anda mungkin juga menyukai