Jurnal Dwi Mingguan Modul 2.1
Jurnal Dwi Mingguan Modul 2.1
Jurnal Dwi Mingguan Modul 2.1
Mega Perbawati
Calon Guru Penggerak Angkatan 10 – Kabupaten Bekasi
Jurnal Dwi Mingguan yang saya buat ini adalah tulisan dari lanjutan proses belajar yang saya lalui
pada Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 10 Kabupaten Bekasi. Penulisan jurnal ini
menggunakan Model Driscoll. Model yang dikenal dengan Model “What?” Ini merpakan hasil
Refleksi Dwi Mingguan saya selama pengikuti Pendidikan Guru Penggerak Modul 2.1.
Kegiatan pada modul 2.1 dimulai dari tanggal 6 Juni 2024. Pada modul 2 dimulai dari mengerjakan
Pretest untuk menguji pemahaman awal tentang modul ini. Pembelajaran menggunakan alur
MERDEKA (Mulai dari diri sendiri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual,
Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi, dan Aksi nyata). Mulai dari diri merupakan awal untuk
mempersiapkan diri dalam menerima pengetahuan baru pada modul 2.1, kemudian dilanjutkan
dengan eksplorasi konsep pemikiran kita dari modul yang sudah dipelajari, diskusi dengan rekan CGP
dalam ruang kolaborasi untuk menemukan kesamaan persepsi serta saling memberi masukan
konstruktif dalam menyusun rencana pembelajaran berdiferensiasi, secara mandiri menyusun RPP
berdiferensiasi diunggah di LMS untuk mendapat umpan balik dari sesama CGP dan fasilitator,
mendapat penguatan dari narasumber dalam elaborasi pemahaman, membuat keterkaitan dengan
materi sebelumnya yang sudah dipelajari, dan diakhiri dengan aksi nyata praktik pembelajaran
berdiferensiasi di kelas sesuai dengan RPP yang sudah dibuat.
2) So What? (Analisis dari peristiwa yang terjadi)
Setelah mempelajari modul 2.1perasaan saya menjadi sangat senang dan semakin antusias untuk
bisa menerapkan dilingkungan sekolah dan kelas. Pembelajaran berdiferensiasi membuat penasaran
karena sebagai guru harus memberlakukan siswa sesuai dengan karakteristiknya. Selama ini hanya
berfokus pada ketercapaian materi kurikulum, sehingga yang saya kejar adalah ketuntasan materi.
Efek/ dampak yang ada mengabaikan bahwa ada banyak keragaman kebutuhan belajar murid dalam
satu kelas. Hal ini sesuai dengan nilai-nilai filosofi dari KHD tentang belajar adalah menuntun murid
mencapai tujuan, dan tentunya guru tidak bisa memaksa masing-masing murid untuk melewati jalan
yang sama dalam mencapai tujuannya, namun guru dituntut bisa memfasilitasi murid dengan
berbagai jalan alternatif yang sesuai dengan kebutuhan murid.
Pembelajaran bermakna yang saya peroleh setelah mempelajari modul 2.1 adalah murid memiliki
keunikan masing-masing. Mulai dari pengetahuaannya, cara belajar, gaya belajar, sikap keinginan
dan sebagainya. Pembelajaran berdiferensiasi didesain agar guru bisa melaksanakan pembelajaran
yang mampu mengakomodir berbagai macam kebutuhan belajar murid. Guru harus memiliki
kepekaan dalam merespon semua kebutuhan belajar murid, hal ini dapat dilakukan dengan
memperhatikan : bagaimana kesiapan belajar murid; bagaimana minat murid terhadap materi
pembelajaran kita; dan seperti apa profil belajar murid. Kemudian dalam kegiatan pembelajaran, guru
perlu juga memperhatikan strategi : diferensiasi konten; diferensiasi proses; dan diferensiasi produk.
Dan dalam proses penilaian, guru menggunakan penilaian berjenjang. Harapannya, semua murid
bisa memperoleh kesempatan yang sama dalam mengikuti pembelajaran, sehingga lingkungan yang
aman dan nyaman pun akan didapatkan murid.