Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 2.1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 2

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN

MODUL 2.1

Nurul Mustaqima
CGP Angkatan 10 Kab. Serdang Bedagai

Jurnal dwi mingguan yang saya buat ini adalah lanjutan dari proses belajar yang saya lalui
pada Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 10 Kab.Serdang Bedagai. Penulisan jurnal
ini menggunakan model refleksi 4F yaitu : Fact (Peristiwa), Felling (Perasaan), Findings
(Pembelajaran), Future (Penerapan). Hasil refleksi dwi mingguan saya selama mengikuti
Pendidikan guru penggerak modul 2.1.

Fact (Peristiwa)

Kegiatan pada Modul 2.1 dimulai pada tanggal 06 Juni 2024. Pada modul 2 dimulai dari
mengerjakan Pretest terlebih dahulu unutk menguji pemahaman awal tentang modul 2 ini.
Pembelajaran menggunakan alur MERDEKA (Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang
kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi). Pada
mulai dari diri merupakan awal untuk mempersiapkan diri dalam menerima pengetahuan baru
pada modul 2.1, kami diminta untuk melakukan refleksi individu mengenai cara mengelola
kelad dan memenuhi kebutuhan belajar murid yang beragam. Kemudian dilanjutkan pada
eksplorasi konsep pemikiran kita dari modul yang sudah dipelajari dan diskusi dengan rekan
CGP. Pada ruang kolaborasi melakukan diskusi kelompok pada sesi 1 untuk menemukan
kesamaan persepsi serta memberikan masukan konstruktif dalam Menyusun rencana
pemberlajaran berdiferensiasi dan mempersentasekannya pada ruang kolaborasi sesi 2.
Kemudian Menyusun rencana pembelajaran berdiferensiasi secara mandiri dan diunggah ke
LMS untuk mendapatkan umpan balik dari sesama CGP dan fasilitator, dilanjutkan dengan
mendapatkan penguatan dari narasumber dalam elaborasi pemahaman . Membuat keterkaitan
antar materi sebelumnya yang sudah dipelajari dan diakhiri dengan aksi nyata, praktik
pembelajaran berdiferensiasi di kelas sesuai dengan RPP yang sudah dibuat.

Feeling (Perasaan)
Setelah mempelajari modul 2.1 ini saya merasa menjadi sangat senang dan semakin antusias
untuk menerpakan pembelajaran berdiferensiasi di lingkungan sekolah dan kelas.
Pembelajaran berdiferensiasi ini membuat saya tertantang untuk benar-benar menerapkannya
di kelas dengan memperhatikan kebutuhan murid terlebih dahulu dan menyediakan sumber
belajar yang sesuai dengan kebutuhan para murid. Karena selama ini saya hanya berfokus
pada keterampilan materi kurikulum sehingga yang saya capai hanyalah ketuntasan materi.
Dampaknya mengakibatkan ada banyak kebutuhan belajar murid yang tidak tercapai.
Seharusnya sebagai guru saya harus melakukan pembelajaran yang sesuai dengan nilai- nilai
filosifi dari KHD yang menuntun murid sesuai dengan kodrat alamnya untuk mencapai tujuan
belajar yang sesungguhnya dan mejadikan pembelajran yang berpihak pada murid..
Findings (Pembelajaran)
Pembelajaran bermakna yang saya peroleh setelah mempelajari model 2.1 adalah murid
memiliki keunikannya masing-masing mulai dari pengetahuannya, cara belajar, gaya belajar,
sikap keinginan dan dan sebagainya. Pembelajaran berdiferensiasi didesain agar guru bisa
melaksanakan pembelajaran yang mampu mengakomodir berbagai macam kebutuhan belajar
murid. Guru harus memiliki kepekaan dalam merespon semua kebutuhan belajar murid. Hal
ini dapat dilakukan dengan memperhatikan: Bagaimana kesiapan belajar murid, Bagaimana
menurut murid terhadap materi pembelajaran kita, serta apa profil belajar murid. Kemudian
dalam kegiatan pembelajaran guru perlu juga memperhatikan strategi yaitu diferensiasi
konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk, dan dalam proses penilaian guru
menggunakan penilaian berjenjang yang berkelanjutan, harapannya semua murid bisa
memperoleh kesempatan yang sama dalam mengikuti pembelajaran. Sehingga lingkungan
yang aman dan nyaman pun akan didapatkan oleh murid.

Future (Penerapan)
Setelah mempelajari modul 2.1 ini yaitu tentang pembelajaran berdiferensiasi maka saya akan
berusaha menerapkannya di kelas, agar Pembelajaran berdiferensiasi dapat disegerakan
secara efektif maka perlu pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan kesiapan, minat,
dan profil belajar murid agar guru dapat menentukan perbedaan konten, proses, serta produk
dalam kegiatan pembelajaran yaitu dengan melakukan asesmen diagnostik non kognitif, data
pemetaan bisa diperoleh dari data murid pada tahun atau semester sebelumnya, melalui
angket, melalui pengamatan atau wawancara langsung dengan murid. Kemudian guru
membuat rancangan pembelajaran sesuai dengan pemetakan yang sudah dilakukan.
Guru Penggerak
Tergerak Bergerak Menggerakkan

Anda mungkin juga menyukai