Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

11404-Article Text-40465-2-10-20240109

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Common | Volume 7 Nomor 2 | Desember 2023

Website: https://ojs.unikom.ac.id/index.php/common
DOI Jurnal: https://doi.org/10.344010/common
DOI Artikel: https://doi.org/10.34010/common.v7i2.11404

UPAYA PENINGKATAN ENGAGEMENT MEDIA SOSIAL INSTAGRAM


OLEH MEDIA PARAPUAN

Tsany Lathifa Nizarisda1, Feliza Zubair2, Ahmad Taufiq Maulana Ramdan3


1,2
Ilmu Hubungan Masyarakat, Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung Sumedang KM 21,
Jatinangor, 45363, Indonesia
3
Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Indonesia Membangun, Jalan Soekarno Hatta
No.448, Batununggal, 40266, Indonesia
E-mail:
tsany.lathifa21n@gmail.com1, feliza.zubair@unpad.ac.id2, ahmad.taufiq@inaba.ac.id3

Abstract
The limited interaction on Parapuan's Instagram, in terms of likes and comments, poses a pressing issue requiring further
investigation. Parapuan needs to prompt audience participation in discussions and opinion-sharing, as evident in their
content and captions. This study uncovers Parapuan's use of social media to establish brand awareness as a new online
platform for women, showcasing the intriguing potential of social media's expansive reach in information dissemination.
Focused on the management of @cerita_parapuan Instagram account, this research employs a descriptive method,
gathering data through interviews, observations, and literature reviews, validated through triangulation of data sources.
The target audience, predetermined by management, is engaged through giveaways and content uploaded during prime
time. Research findings encompass: (1) Parapuan's effective use of Instagram in the Share stage, aligning with the target
audience to build public trust; (2) Manual trending searches during the Optimize stage, actively featuring trending news
as content; (3) Keyhole-based media monitoring in the Manage stage, with real-time responses still suboptimal; (4)
Engagement of professionals in Instagram Live during the Engage stage, despite suboptimal audience interaction related
to speaker involvement. This study offers insights and practical guidance for optimizing social media use in achieving
more effective engagement goals.

Keywords: Instagram Social Media, Social Media Management, Parapuan Engagement

Abstrak
Minimnya interaksi dalam bentuk likes dan komentar terhadap postingan Parapuan di akun Instagram mereka menjadi
permasalahan yang perlu diungkap lebih lanjut, Parapuan harus bisa mendorong audiens berpartisipasi dalam diskusi dan
menyampaikan pendapat terlihat dari konten dan caption yang dihasilkan. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa Parapuan
mengunakan media sosial untuk membangun brand awareness sebagai platform online perempuan baru, hal ini sangat
menarik karena sifat media sosial yang luas dalam menyebarkan informasi. Tujuan penelitian dilakukan untuk
menggambarkan pengelolaan media sosial Instagram @cerita_parapuan oleh Parapuan. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi pustaka. Validasi data
melalui teknik triangulasi sumber data. Target audiens sudah ditentukan dari manajemen, dan upaya meraih audiens
dengan mengadakan giveaway serta mengunggah konten sesuai jam prime time. Hasil penelitian ini mencakup: (1)
Penggunaan Instagram oleh Parapuan pada Tahap Share, sebagai platform yang efektif dan sesuai dengan target audiens,
dengan fokus membangun kepercayaan publik; (2) Pencarian trending manual di Tahap Optimize, di mana Parapuan aktif
dalam mengangkat berita trending sebagai konten; (3) Media monitoring menggunakan Keyhole pada Tahap Manage,
namun respons real-time masih belum optimal; (4) Pemanfaatan profesional dalam kegiatan Instagram Live pada Tahap
Engage, meskipun interaksi audiens belum maksimal terkait keterlibatan narasumber. Penelitian ini dapat memberikan

138
Jurnal Common | Volume 7 Nomor 2 | Desember 2023

Website: https://ojs.unikom.ac.id/index.php/common
DOI Jurnal: https://doi.org/10.344010/common
DOI Artikel: https://doi.org/10.34010/common.v7i2.11404

wawasan dan panduan praktis bagi peneliti dan praktisi dalam memahami dan mengoptimalkan penggunaan media sosial
untuk mencapai tujuan engagement yang lebih efektif.

Kata Kunci: Media Sosial Instagram, Pengelolaan Media Sosial, Engagement Parapuan

1. Pendahuluan media sosial Instagram sebagai wadah promosi


dan membangun citra positif di tengah publik
Media online menjadi media yang dinamis juga diterapkan oleh Parapuan. Parapuan
dan terus berkembang. Beberapa media online merupakan sebuah media online baru yang
mempunyai strategi untuk fokus pada topik berfokus pada pembahasan seputar
yang spesifik guna memudahkan konsumen perempuan.
mencari infor-masi yang mereka butuhkan Sebagai media baru, Parapuan memiliki
dengan lebih mudah dan lengkap. Salah target yang cukup besar karena diharapkan
satunya adalah media online seputar sejak awal untuk bisa berkembang menjadi
perempuan. Keha-diran media ini didorong media besar seperti media-media KG yang
dengan situasi pergeseran media konvensional lain. Target yang ditetapkan manajemen ini
ke digital. standarnya merupakan target yang biasa
Banyaknya media online perempuan saat dicapai oleh media-media yang sudah berusia
ini juga menunjukan bahwa terjadi persaingan 3 - 4 tahun. Dalam penggunaan media sosial
antara media-media perem-puan yang ada. Parapuan terdapat indikator keberhasilan
Salah satu cara perusa-haan bersaing dan (KPI) yang hendak dicapai.
mencoba masuk ke dalam kehidupan Jika dilihat dari tools atau situs analisis
audiensnya adalah dengan aktif memanfaatkan engagement rate, Phlanx.com, Instagram
media sosial. Parapuan (@cerita_parapuan) mendapatkan
Berdasarkan hasil penelitian yang rate sebesar 0,57% (per 5 Januari 2022).
dilakukan oleh situs We Are Social dan Dimana secara nilai rata-rata dari tools Phlanx
Hootsuite dalam laporan berjudul Digital ini, untuk ukuran akun dengan followers
2021: The Latest Insights Into The State of sebesar 1k-5k seperti Parapuan, idealnya
Digital, di Indonesia pengguna media sosial mendapatkan rate sebesar 5,60%. Dan merujuk
aktif ini sebanyak 170 juta (61,8% dari jumlah dari data rata-rata engagement rate bagi
populasi di Indonesia). Lebih dari 50% industri di bidang media berdasarkan survei
populasi dunia dan di Indonesia menjadi Kicksta adalah sebesar 2,10% (Kicksta, 2021).
pengguna aktif media sosial. Dilihat dari Diulik dari tiap foto atau video yang
presentase jenis kelamin, pengguna Instagram diunggah pada akun Instagram Parapuan,
di Indonesia ternyata didominasi oleh masih banyak postingan yang tidak
perempuan dengan nilai sebesar 52,4%, mendapatkan cukup likes dan comment
dimana pengguna laki- laki sebanyak 47,6% walaupun dari postingan atau caption tersebut
(Kemp, 2021). terlihat bahwa Parapuan berusaha untuk
Data tersebut menunjukkan bahwa mengajak audiens atau followers-nya untuk
penggunaan media sosial Instagram sebagai berdiskusi dan menyampaikan pendapat.
salah satu upaya media perempuan hadir dan Selama hampir mencapai satu tahun hadir
menarik perhatian nyatanya hal yang tepat. sebagai media perempuan, masih adanya
Media sosial menjadi salah satu media kesenjangan antara target yang diharapkan
yang cukup efektif untuk membangun brand dengan yang dicapai dari
awareness dan citra, baik secara personal, Parapuan. Berdasarkan hasil observasi
kelompok, hingga perusahaan. Pemanfaatan peneliti, terdapat keunikan untuk diteliti
139
Jurnal Common | Volume 7 Nomor 2 | Desember 2023

Website: https://ojs.unikom.ac.id/index.php/common
DOI Jurnal: https://doi.org/10.344010/common
DOI Artikel: https://doi.org/10.34010/common.v7i2.11404

melalui empat tahap konsep SOME dalam yaitu Relasi, proses komunikasi dengan target
penggunaan media sosial menurut Regina audiens untuk membangun dan menjaga
Luttrell yaitu: Share, Optimize, Manage, dan hubungan perusahaan dengan targetnya;
Engage. Reputasi, menjadi hal yang penting yang
diperhatikan, E-PR dapat membangun reputasi
2. Kajian Pustaka dan Kerangka secara online dan berkesinambungan;
Pemikiran Relevansi, melalui kegiatan inisiatif PR secara
online yang dapat relevan dengan target
perusahaan (Onggo, 2004). Kegiatan E-PR
2.1 E-Public Relations
sendiri sama seperti kegiatan PR pada
Public Relations menjadi salah satu
umumnya namun dengan penambahan
bidang yang berkaitan erat dengan teknologi
kompenen di dalamnya yaitu penggunaan
sebagai media pendukung dalam
teknologi elektronik seperti internet (Anshar,
berkomunikasi dengan publik mewakili
2019).
perusahaannya. Sehingga pada prakteknya
bidang PR akan terpengaruh terhadap
2.2 Instagram Sebagai Media Sosial
perubahan-perubahan yang terjadi dalam
Didirikan pada tahun 2010, Instagram
teknologi komunikasi. Model komunikasi
menjadi aplikasi mobile untuk smartphone
yang terjadi saat teknologi komunikasi lama
yang tersedia secara bebas di Application Store
bersifat satu arah dengan adanya
dan Google Play (Bergström & Bäckman,
kecenderungan organisasi/perusahaan untuk
2013). Instag-ram sebagai aplikasi berbagi foto
mengontrol informasi yang disebarkan kepada
telah unggul menjadi alat komunikasi dan
publik (Putra, 2020). Namun, seiring berkem-
pemasaran yang efektif untuk menampil-kan
bangnya zaman, teknologi komunikasi pun
produk dengan deskripsi visual. Adanya
berkembang dengan adanya media baru
akuisisi dari Facebook membuat Instagram
dimana komunikasi menjadi bersifat dua arah.
berpotensi menjadi aplikasi yang semakin
Teknologi media baru ditandai salah
menarik dan diminati jutaan pengguna.
satunya dengan kehadiran media sosial yang
Umumnya Instagram dikenal sebagai
memungkinkan publik untuk memberikan
sebuah platform jejaring sosial berbagi foto
inspirasi, informasi, dan pendapatnya.
(Karimkhani, Connett, Boyers, Quest, &
Informasi yang menyebar dari publik itu
Dellavalle, 2014). Di mana pada dasarnya
sendiri tentunya ber-pengaruh pada
Instagram merupakan aplikasi berbasis seluler
perusahaan karena dapat mempengaruhi opini
dengan mem-berikan kemungkinan bagi
publik yang terben-tuk. Kehadiran teknologi
penggunanya untuk mengambil foto atau
media baru dan media sosial ini menunjang
gambar, menerapkan berbagai alat manipulasi
kegiatan public relations (PR) ke arah yang
untuk mengubahk penampilan (filter), dan
lebih luas dan melahirkan konsep baru yaitu
membagikan secara instant dengan teman-
Electronic Public Relations (E-PR), Online
teman di berbagai situs jejarin sosial
Public Relations (Online PR), atau Cyber
(Hochman & Schwartz, 2012).
Public Relations (CPR).
Di tahun 2013, Instagram memiliki 100
Menurut Onggo (2004) dalam bukunya
juta pengguna dan sekitar empat milikiar foto
“Cyber Public Relations”, E-PR adalah
yang diunggah dan ditampilkan (Abbott,
inisiatif PR yang menggunakan teknologi
Donaghey, Hare, & Hopkins, 2013).
internet sebagai sarana publisitasnya. E-PR atu
Kemampuan untuk membuat, memanipulasi,
Cyber Public Relations ini dapat digolongkan
dan berbagi foto menjadi daya pikat yang
berdasar-kan outputnya bagi suatu perusahaan,
140
Jurnal Common | Volume 7 Nomor 2 | Desember 2023

Website: https://ojs.unikom.ac.id/index.php/common
DOI Jurnal: https://doi.org/10.344010/common
DOI Artikel: https://doi.org/10.34010/common.v7i2.11404

Instagram miliki. Pada akhir Maret 2016, perusahaan dan opini publik terhadap konten-
Instagram meluncurkan kemampuan bagi konten mengenai perusahaan yang tersebar.
pengguna untuk mengunggah video berdurasi 3. Ekslusivitas
enak puluh detik. Hal ini memberikan jalan Ekslusivitas dapat berupa keterli-batan
bagi individu hingga perusahaan untuk influencer pada akun media sosial perusahaan.
mempromosikan konten, produk dan layanan Di mana perusahaan atau brand dapat
yang mereka punya, membangun budaya membuat kampanye dengan melibatkan
perusahaan, dan berinteraksi dengan audiens influencer. Langkah ini dapat menguntungkan
secara lebih nyata, interaktif, dan efektif. perusahaan karena keterlibatan influencer
Dengan daya tarik yang Instagram miliki, dalam sebuah akun media sosial perusahaan
penggunaan yang belum pernah terjadi dapat membentuk sebuah pernyataan persetu-
sebelumnya, popularitas, perusa-haan telah juan atas brand tertentu dari influencer
memposisikan dirinya sebagai jejaring sosial tersebut. Hal ini pada akhirnya dapat
dalam dirinya. Bukan hanya sebagai aplikasi membentuk persepsi audiens dan ber-pengaruh
berbagi foto. Perhatian dari banyak brand atau pada pilihan pembelian mereka.
perusa-haan populer yang telah memasukkan Luttrell (2019) menjelaskan bahwa lebih
platform Instagram ke dalam strategi sosial banyak perusahaan atau brand juga bekerja
mereka menjadi salah satu faktor keberhasilan sama dan berkolaborasi dengan ‘micro-
dan daya tarik dari Instagram. Dengan influencer’. Micro-influencer sen-diri
beragam kelebihan menarik yang dimiliki, memiliki pengikut yang lebih sedikit namun
Instagram menjadi platform jejaring sosial tingkat keterlibatan audiens yang tinggi pada
yang berguna bagi individu dan perusahaan. postingan mereka.
Regina Luttrell (2019) menjelaskan
bahwa terdapat tiga fitur utama yang menarik 2.3 The Circular Model of SoMe
pengguna ke Instagram, yaitu personalisasi, The Circular Model of SoMe adalah
gaya hidup, dan ekslusivitas. sebuah model perencanaan media sosial yang
1. Personalisasi dikemukakan oleh Regina Luttrell dalam
Instagram telah menjadi platform bukunya “Social Media: How to Engage,
storytelling visual lebih dari sekedar untuk Share, and Connect” (2019). Sesuai dengan
berbagi foto. Perusahaan atau brand berbagi pendekatan yang lebih sederhana untuk
konten ekspresif yang menghibur dan memahami penerapan perencanaan media
menyampaikan kisah terbaik mereka. Fitur sosial, model ini didasarkan pada dasar-dasar
Instagram Story menjadi salah satu fitur yang yang mendukung model komunikasi secara
efektif dan menarik pengguna. Melalui fitur dua arah simetris (two-way symmetrical model
ini, perusahaan dalam bercerita dan memba- of communication) dari James Grunig.
gikan informasi secara singkat, cepat, dan Penerapan model SoMe secara umum untuk
tepat. beberapa media sosial terbagi menjadi empat
2. Gaya Hidup bagian, yaitu: Share, Optimize, Manage,
Mempromosikan brand sebagai bagian Engage;
dari pilihan gaya hidup dan dapat dinikmati Share merupakan tahapan pertama di
bersama menjadi salah satu tujuan perusahaan. mana perusahaan terjun langsung untuk
Dengan menggunakan Instagram, audiens berinteraksi dengan para stakeholder dan
dapat dengan mudah bercerita dan audiens mereka melalui media sosial untuk
menyebarkan bagaimana gaya hidup mereka. membangun kepercayaan dengan
Hal ini kemudian akan berdampak bagi citra berkomunikasi secara terbuka. Dalam hal ini
141
Jurnal Common | Volume 7 Nomor 2 | Desember 2023

Website: https://ojs.unikom.ac.id/index.php/common
DOI Jurnal: https://doi.org/10.344010/common
DOI Artikel: https://doi.org/10.34010/common.v7i2.11404

perusahaan harus dapat mengetahui dan aktivitas lain yang berkaitan dengan
memahami bagaimana dan di mana target pemasaran, periklanan, dan komunikasi untuk
audiens mereka sering berinteraksi. Sehingga penyebaran konten.
perusahaan dapat dengan mudah memutuskan Model SoMe berkaitan erat dengan
menggunakan platform media dengan tepat konsep jenis media yang diperkenalkan juga
dan sesuai. oleh Luttrell dengan PESO (paid media,
Di tahap ini, perusahaan bisa earned media, shared media, dan owned
memaksimalkan upayanya dengan media). Perusahaan bisa turut memaksimalkan
mempublikasi konten yang sesuai dan distribusinya dengan memanfaatkan beberapa
bermanfaat bagi audiens, menyebarkan key bentuk media tersebut dalam pembuatan
message atau pesan yang dibawa oleh konten. Seperti kerjasama dengan media lain
perusahaan pada platform yang dipilih. secara berbayar,berkolaborasi dengan
Kekuatan storytelling di sini menjadi salah influencer atau key opinion leader melalui
satu kunci yang Luttrell tekankan dalam akun sosial mereka, hingga mengikutsertakan
membentuk sebuah konten. Dengan audiens internal ekster-nal secara langsung
storytelling dalam berbagi pesan, perusahaan pada akun media sosial perusahaan.
dapat membangun hubungan yang lebih kuat Mengembangkan strategi konten yang baik
dan menemukan tren baru. Storytelling dapat mem-bantu dalam penentuan prioritas
menjadi cara paling efektif untuk proyek, identifikasi kebutuhan, dan alokasi
berkomunikasi karena perusahaan dapat sumber daya (termasuk manusia, keuangan,
terhubung kepada audiensnya dengan dan waktu) dengan cara yang paling efisien.
merangsang perasaan, ide, dan sikap. Menurut Luttrell, strategi konten yang hebat
Optimize adalah tahap di mana adalah dengan mengenali setiap jenis media
penggunaan media sosial perusahaan sebagai peluang untuk menggabungkan
menekankan aspek ‘listen and learn’. Dengan manfaat dari semua saluran media yang
mengedarkan apa yang sedang diperbicangkan berkontribusi.
oleh para konsumen atau audiens di media Manage adalah tahap ketiga yang
sosial dan mempelajari bagaimana untuk ikut dilakukan yaitu mengelola media sosial
dalam perbicangan tersebut, perusahaan dapat perusahaan secara keseluruhan dengan
mengoptimal-kan konten atau pesan yang akan melakukan media monitoring untuk
dibawa dan disebarkan kepada audiensnya. mengamati di mana dan bagaimana
Perusahaan perlu menyesuaikan dan perusahaan diperbicangkan baik dalam hal
pembentukan konten dengan apa yang positif atau negatif di ranah media sosial,
dibutuhkan konsumen atau audiens untuk perusahaan juga harus mem-berikan respon
mengoptimalkan penggunaan media sosial. yang cepat tanggap dalam berinteraksi dengan
Perusahaan harus lebih peka dengan isu atau konsumen secara real time.
topik yang saat ini sedang ramai Selain aktif menyebarkan konten di media
diperbicangkan oleh publik. Konten yang sosial, perusahan harus bisa mengamati dan
dibuat oleh perusahaan akan secara efektif mengelola hasil dari penyebaran konten
menarik perhatian publik khususnya audiens tersebut. Seperti dampak yang terjadi kepada
jika perusahaan mengetahui dan memahami publik atau masyarakat dari adanya konten
apa yang dibutuhkan publik atau audiens, serta tersebut hingga perkiraan respon yang akan
topik apa yang sedang menjadi pemba-hasan. diberikan masyarakat terhadap konten
Luttrell menjelaskan bahwa dalam tahap ini, tersebut. Perusahaan harus teliti dalam
perusahaan dapat mengupaya-kan inisiatif atau mengawasi penyebaran konten yang ada di
142
Jurnal Common | Volume 7 Nomor 2 | Desember 2023

Website: https://ojs.unikom.ac.id/index.php/common
DOI Jurnal: https://doi.org/10.344010/common
DOI Artikel: https://doi.org/10.34010/common.v7i2.11404

media sosial karena respon publik dapat pengumpul data.


berpengaruh pada pembentukan opini publik Penulis juga menggunakan metode
dan citra perusahaan. deskriptif karena ingin menggambarkan
Perusahaan dapat memanfaatkan social fenomena dalam bentuk aktivitas atau proses
media monitoring tools yang dapat membantu yang berlangsung. Aktivitas atau proses yang
melihat seberapa efektif konten yang tersebar ingin didesripsikan dalam penelitian ini adalah
ke audiens dan bagaimana audiens melihat pengelolaan media sosial Instagram
perusahaan melalui akun media sosial tersebut. @cerita_parapuan.
Alat bantu untuk mengukur secara real time ini Pengumpulan data dilaksanakan melalui
dicontohkan oleh Luttrell seperti Hootsuite, wawancara mendalam,observasi,
Zignal Labs, IZEAx, Meltwater, Cyfe. dokumentasi. Peneliti menggunakan satu
penentuan key informant yaitu teknik
3. Objek dan Metode Penelitian purposive sampling. Teknik purposive
sampling adalah teknik pengambilan sampel
Penelitian ini dilakukan dengan metode dari sumber data dengan pertimbangan
kualitatif deskriptif yang mana merupakan tertentu (Sugiyono, 2018). Sebagaimana yang
prosedur penelitian yang menghasilkan data dijelaskan oleh Patton (Ahmadi, 2014) bahwa
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan purposive digunakan sebagai sebuah strategi
dari orang-orang dan perilaku yang dapat dalam mempelajari sesuatu dan datang untuk
diamati. Penelitian kualitatif deskriptif memahami sesuatu mengenai kasus-kasus
menurut Moleong dilakukan dengan pilihan tertentu yang tidak perlu dilakukan
membentuk kata-kata dan bahasa pada suatu generalisasi pada semua kasus.
konteks khusus yang alamiah dengan Pada penelitian ini, informan yang
memanfaat-kan berbagai metode alamiah didapat adalah orang-orang pilihan peneliti
(Moleong, 2018). yang dianggap terbaik dalam memberikan
Penelitian ini menggunakan metode informasi yang dibutuhkan peneliti dengan
kualitatif deskriptif untuk menjelaskan dan kriteria yaitu terlibat langsung dan memiliki
mendeskripsikan berbagai upaya yang kewajiban dalam pengelolaan akun media
dilakukan oleh media Parapuan dalam sosial Instagram @cerita_parapuan, bersedia
meningkatkan engagement di platform serta mem-punyai waktu untuk diwawancarai
Instagram. Data kualitatif yang terkumpul dan memberikan informasi mengenai objek
kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi penelitian, informan adalah orang yang
pola, tema, dan tren terkait upaya peningkatan memahami keseluruhan proses penge-lolaan
engagement. Metode ini bertujuan untuk dan konten dari akun media sosial Intagram
memberikan pemahaman mendalam terhadap @cerita_parapuan.
strategi yang digunakan oleh media Parapuan
dalam memperoleh respons positif dari 4. Hasil dan Pembahasan
pengguna Instagram.
Penelitian ini tidak mencari atau Peneliti akan menjabarkan terkait
menjelaskan hubungan, tidak menguji pengelolaan media sosial yang dilakukan oleh
hipotesis atau membuat prediksi, namun Parapuan sesuai dengan konsep The Circular
memaparkan secara sitematis pengelola-an Model of SOME dari Regina Lutrell. Terdapat
media sosial Instagram yang dilaku-kan oleh empat komponen yaitu share, optimize,
Media Parapuan. Dalam metode kualitatif, manage, dan engage yang bisa dijadikan
peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus paduan dalam mengelola media sosial.
143
Jurnal Common | Volume 7 Nomor 2 | Desember 2023

Website: https://ojs.unikom.ac.id/index.php/common
DOI Jurnal: https://doi.org/10.344010/common
DOI Artikel: https://doi.org/10.34010/common.v7i2.11404

Menurut Regina Luttrell (2019), aktivitas yaitu melalui situs pencarian di Google dan
media sosial perusahaan adalah berbagai media sosial lainnya serta juga
tindakan yang dirancang untuk mencapai hasil memanfaatkan grup komunitas yang mereka
tertentu. miliki.
Dalam melibatkan diri dengan publiknya
Dalam tahap Share, Parapuan menyadari pada sebuah percakapan, Parapuan
bahwa audiens saat ini tidak hanya melakukannya serta dengan membalas
membuka portal berita online untuk mencari komentar-komentar dari para followers
informasi tapi juga memanfaatkan media sehingga membentuk sebuah percakapan
sosial. Instagram dianggap menjadi salah satu baru. Keterlibatan Parapuan juga dilakukan
hal yang tepat untuk branding, denganmengangkat kembali topik-topik yang
memperkenalkan media Parapuan ke menjadi pembicaraan ke dalam sebuah
khalayak yang lebih luas. konten.
Parapuan berusaha untuk terhubung Pada tahap Manage, kegiatan media
dengan audiensnya melalui konten-konten monitoring dilakukan Parapuan dengan dua
yang disajikan di Instagram cara yaitu secara manual dan menggunakan
@cerita_parapuan. Parapuan memiliki monitoring tools. Secara manual, parapuan
sebuah panduan terkait beberapa hal dasar memanfaatkan fitur insight di Instagram
yang perlu diperhatikan baik dalampenulisan, untuk mendapatkan hasil yang lebih cepat
desain, hingga isi konten yang tidak dengan melihat seperti apa impression, reach,
menyudutkan pihak tertentu. Sebagai sebuah engagement (like, comment, dan share),
media sosial, Parapuan hadir untuk saved pada konten yang diunggah. Parapuan
memberikan infor-masi yang dibutuhkan juga memanfaatkan aplikasi monitoring
oleh perempuan dan diharapkan dapat tools, Keyhole untuk membantu menganalisa
menjadi wadah support system bagi para pengelolaan media sosial Instagramnya lebih
perempuan untuk saling bertukar informasi menyeluruh di luar dari hasil yang didapatkan
dan cerita. dari fitur Insight. Kegiatan monitoring sendiri
Dalam membangun kepercayaan publik, terbagi ke dalam beberapa periode waktu.
Parapuan berusaha sedekat mungkin dengan Terdapat monitoring secara mingguan,
audiensnya. Sesuai dengan prinsipnya bulanan dan tahunan. Pembagian monitoring
sebagai support system perempuan, Parapuan dan evaluasi ini dilakukan dengan fungsi
membuat akun Instagramnya menjadi yang berbeda.
layaknya seorang sahabat bagi para Dalam melakukan respon cepat,
audiensnya, seperti membentuk sebuah nama Parapuan berusaha membalas komentar atau
pang-gilan yaitu “Kawan Puan”. Parapuan feedback yang didapatkan dari audiens
berusaha untuk memaksimalkan komu-nikasi sesegera mungkin. Namun,memang tidak ada
dua arah dengan tidak hanya memberikan jangka waktu yang ditentukan dalam
informasi berupa pernya-taan tapi merespon feedback dari audiens. Jika dilihat
menggunakan kalimat-kalimat pertanyaan dari konten-konten yang ada di Instagram
pada kontennya. Parapuan, terlihat bahwa nyatanya masih
Dalam tahap Optimize, proses listen and terdapat jeda waktu dari komentar audiens
learn di Instagram oleh Parapuan tidak dengan respon admin yang cukup lama
menggunakan social listening tools untuk hingga lebih dari 24 jam.
mencari topik atau informasi yang sedang Interaksi secara real-time yang
tren. Mereka melakukannya secara manual dilakukan Parapuan adalah dengan
144
Jurnal Common | Volume 7 Nomor 2 | Desember 2023

Website: https://ojs.unikom.ac.id/index.php/common
DOI Jurnal: https://doi.org/10.344010/common
DOI Artikel: https://doi.org/10.34010/common.v7i2.11404

memanfaatkan fitur Instagram yang ada yaitu Parapuan juga sering mengadakan kegiatan
Instagram Live. Parapuan mengadakan seperti giveaway atau challenge dengan
kegiatan live streaming dengan mengangkat topik tertentu yang sesuai
mendatangkan narasumber profesional. Hal campaign dari Parapuan itu sendiri.
ini menjadi salah satu cara Parapuan untuk Dalam menggunakan media sosial,
membangun interaksi real time dengan membuat rancangan rencana media sosial
audiensnya. dapat membantu perusahaan untuk mencapai
Kegiatan lain yang dilakukan Parapuan tujuannya. Menurut Regina Luttrell (2019),
untuk mendapat interaksi secara real time aktivitas media sosial perusahaan adalah
adalah dengan melakukan kuis atau trivia. berbagai tindakan yang dirancang untuk
Kegiatan ini dilakukan melalui Instagram mencapai hasil tertentu.
Story dengan tujuan mendapat respon Tahap pertama dalam konsep SOME dari
langsung dari para audiens. Kuis atau trivia Regina Luttrell adalah tahap Share. Pada
yang dilakukan biasanya seperti pertanyaan tahap ini dijelaskan bahwa menjelaskan
cepat dan singkat, atau mini games yang bahwa dalam menggunakan media sosial
dapat menarik perhatian audiensnya untuk penting bagi perusahaan untuk memahami
ikut serta. dimana dan bagaimana publik atau target
Pada tahap Engage, Parapuan sudah audiens mereka berinteraksi.
beberapa kali menjalin relasi dengan Parapuan memanfaatkan media sosial
beberapa pihak seperti profesional dan karena Parapuan menyadari bahwa saat ini
influencer. Bentuk keterlibatan profesional semua aktivitas masyarakat tidak terlepas
ini lebih sebagai narasumber pada event atau dari teknologi digital dan jumlah pengguna
proyek besar, seperti Webinar atau media sosial semakin meningkat dan tidak
pembuatan konten seperti ‘Arisan Parapuan’ terbatas pada usia tertentu. Hal ini sesuai
dan ‘Podcast Parapuan’. Pada pengelolaan dengan pernyataan Luttrell (2019), bahwa di
media sosial Instagram, menjalin relasi era digital saat ini frekuensi individu yang
dengan influncer (KOL) dilakukan untuk menggunakan situs jejaring sosial untuk
kegiatan Instagram Live saja. terhubung dengan brand yang mereka sukai
Sebagai media online baru yang berada meningkat setiap hari.
dalam naungan Kompas Gramedia Grup, Parapuan menentukan media sosial
target audiens dari Parapuan telah ditentukan digunakan sesuai karakteristik dari media
oleh manajemendari awal pembentukannya. sosial itu sendiri dan disesuaikan dengan
Namun, Parapuan akan menganalisa dan audiens yang ada sesuai masing-masing
menentukan kembali secara detail target media sosial tersebut. Hal ini juga sesuai
audiens yang ingin dicapai berdasarkan dengan apa yang Luttrell jelaskan dalam
masing-masing media sosial yang Parapuan bukunya bahwa perusahaan harus
miliki. menggunakan media sosial yang sesuai
Dalam meraih target audiensnya ini, dengan target audiensnya berada.
Parapuan berusaha membentuk konten-koten Untuk membangun kepercayaan publik,
yang dapat mengundang komentar dari para Parapuan juga berupaya dengan memberikan
audiens. Selain itu, Parapuan berusaha konten-konten yang positif dan dibutuhkan
melibatkan audiens pada konten-konten yang oleh audiensnya di Instagram
Parapuan miliki untuk bercerita dan @cerita_parapuan. Hal ini sejalan dengan
memberikan feedback, seperti menggunakan yang disampaikan oleh Luttrell(2019), bahwa
kalimat ajakan atau CTA (call to action). perusahaan harus fokus akan kepentingan
145
Jurnal Common | Volume 7 Nomor 2 | Desember 2023

Website: https://ojs.unikom.ac.id/index.php/common
DOI Jurnal: https://doi.org/10.344010/common
DOI Artikel: https://doi.org/10.34010/common.v7i2.11404

audiens dan apa yang sedang diperhatikan unsur CTA (call to action) untuk mengajak
oleh audiensnya. Mendengarkan dan berbi- audiens turut berkomentar atau memberi
cara dari waktu ke waktu dengan audiens feedback. Namun jika dilihat dari akun
adalah bagaimana hubungan yang bermakna Instagram @cerita_parapuan, tidak sedikit
dibangun dan keper-cayaan diperoleh. unggahan konten yang kurang mendapatkan
Upaya membangun kepercayaan publik respon dari audiens. Beberapa konten yang
terhadap akun Instagram @cerita_parapuan kurang mendapat respon ini jika dianalisa
sudah dilakukan Parapuan, namun Parapuan bersifat segmented sehingga hanya orang-
belum ada melakukan survei dan mengetahui orang tertentu yang merasa cocok dengan
seperti apa kepercayaan yang terbentuk dari kontennya yang merespon.
audiensnya. Menurut Fitra selaku Keterlibatan Parapuan dalam
Triangulator, Pengukurankepercayaan publik pembicaraan dengan publik juga dilihat
menjadi salah satu hal penting untuk ketika Parapuan mengunggah kembali
mengevaluasi dan mengatur pengelolaan postingan milik audiens yangmenandai atau
media sosial kedepannya. menyebutkan akun Instagram
Pada tahap Optimize, perusahaan harus @cerita_parapuan. Hal ini sesuai dengan apa
bisa mengoptimalkan media sosial yang yang disampaikan Luttrell (2019) bahwa
dimiliki melalui penyampaian pesan dan berkontribusi pada suatu percakapan adalah
konten secara efektif (Luttrell, 2019). tentang bagaimana perusahaan menjadi
Perusahaan perlu mendengarkan dan bagian dari komunitas atau audiensnya.
mempelajari apa yang sedang menjadi bahan Di tahap Manage, perusahaan perlu
pembicaraan publik dan ikut serta dalam melakukan pengawasan dan pengaturan
percakapan tersebut. dalam mengelolaan media sosial. Parapuan
Parapuan melakukan upaya dengan sudah melakukan monitoring media sosial
mencari berita-berita yang sedang tren secara @cerita_parapuandengan baik menggunakan
manual baik dari Google dan beragam media dua cara yaitu manual dan memanfaatkan
sosial, khususnya fitur trending di Twitter. tools. Hal ini seperti apa yang Luttrell (2019)
Penggunaan tagar sendiri lebih baik sampaikan bahwa subjek juga harus
digunakan untuk memposting konten yang menggunakan tools untuk melakukan media
ada dan belum dimanfaatkan secara monitoring dan memantau perkembangan
maksimal untuk pencarian. Selain itu, media sosialnya. Fitra selaku Triangulator
Parapuan jugamemanfaatkan grup WhatsApp jugamenambahkan bahwa penggunaan media
dari komunitas Kawan Puan. Hal ini masih monitoring tools diperlukan karena fitur yang
belum sesuai dengan pernyataan Luttrell di Instagram kurang memenuhi kebutuhan
(2019) dimana perlunya dukungan teknologi dalam mengelola media sosial.
untuk mempelajari audiens dengan Masih dalam tahap yang sama, langkah
menggunakan social listening tools tertentu, respon cepat yang dilakukan Parapuan adalah
seperti Social Mention, dan Sprout Social dengan membalas komentar atau feedback
untuk optimalisasi konten. dari audiens, atau setidaknya memberikan
Langkah Parapuan untuk ikut likes kembali. Namun Parapuan tidak
berpartisipasi dalam percakapan yang sedang memiliki SOP khusus yang mengatur waktu
dibahas publiknya adalah dengan dalam melakukan respon cepat. Jika dilihat
memberikan konten-konten yang sedang berdasarkan akun Instagram
viral tersebut. Konten tersebut didukung @cerita_parapuan, masih terdapat beberapa
dengan penulisan caption yang mengandung konten yang tidak semua komentarnya
146
Jurnal Common | Volume 7 Nomor 2 | Desember 2023

Website: https://ojs.unikom.ac.id/index.php/common
DOI Jurnal: https://doi.org/10.344010/common
DOI Artikel: https://doi.org/10.34010/common.v7i2.11404

dibalas dan disukai, serta adanya jeda waktu Sesuai dengan survei yang dilakukan
lebih dari 24 jam antara komentar dan respon oleh livestream.com dan New York
dari admin. Magazine bahwa sebanyak 82% dari 1.000
Luttrell (2019), menjelaskan bahwa audiens lebih memilih untuk menonton
dalam penggunaan media sosial, percakapan livestream dibandingkan melihat postingan di
terjadi dengan begitu cepat sehingga media sosial (Golum, 2017). Hal ini
konsumen atau audiens mengharapkan menunjukan bahwa aktivitas live streaming
adanya respon yang cepat dari praktisi dan menarik perhatian cukup besar bagi publik
perusahaan. Sayangnya masih banyak dikarenakan dapat memberikan kesempatan
perusahaan yang tidak siap dengan respon bagi pengikut untuk berinteraksi secara real
cepat yang biasa dilakukan konsumen. time dengan sebuah akun.
Respon cepat yang dilakukan perusahaan Pada tahap Engage, menjalin hubungan
mendukung juga poin interaksi real-time dengan pihak-pihak yang berpengaruh
yang perlu diperhatikan dalam tahap (influencer relations), mencari tau lebih
Manage. Selain berusaha memberikan respon dalam mengenai target audiens (where is my
secepatnya pada feedback dan komen dari audience), serta mencari cara bagaimana
audiens, Parapuan membentuk konten meraih target audiens (how do I reach them)
interaktif di Instagram Storyseperti kuis atau adalah poin-poin yang perlu diperhatikan
trivia secara singkat yang mengundang (Luttrell, 2019).
interkasi langsung audiens. Dalam mengelola akun
Fitra sebagai Triangulator mendu-kung @cerita_parapuan, Parapuan cukup sering
apa yangdilakukan Parapuan karena interaksi melibatkan beberapa ahli di bidang dan
secara real time lebih sering terjadi setiap profesi tertentu untuk berkolaborasi sebagai
harinya melalui Instagram Story. narasumber di Instagram dan untuk program
Parapuan juga memanfaatkan fitur Parapuan lainnya di Podcast dan di Youtube.
Instagram Live dengan mengadakan mini Parapuan masih kurang dalam melibatkan
talkshow bersama narasumber untuk influencer atau public figure yang cukup
mendapatkan interaksi real-time dengan ternama di kalangan masyarakat.
audiensnya. Hal ini sejalan dengan apa yang Keterlibatan influencer atau public figure
disampaikan Luttrell (2019) bahwa kegiatan sendiri saat ini memiliki pengaruh bagi
livestreaming memungkinkan pengguna pembentukan opini publik, dapat
untuk melakukan streaming video langsung meningkatkan engagement serta
hanya menggunakan kamera handphone memungkinkan adanya pertambahan
sehingga lebihefektif dan memudahkan bagi pengikut di akun Instagram
perusahaanmelakukan interaksi real-time. @cerita_parapuan.
Namun intensitas kegiatan Instagram Dalam menjalin hubungan dengan
Live di akun Instagram @cerita_parapuan ini influencer, Luttrell menjelaskan bahwa
masih belum menjadi kegiatan yang stabil perusahaan dapat menggunakan tools atau
dan rutin karena kegiatan Live ini masih aplikasi khusus untuk mencari opsi influencer
terbagi pada media sosial lain yang Parapuan seperti SocialBlade. Aplikasi ini dapat
miliki. Seperti yang disampaikan Indy selaku membantu perusahaan untuk menentukan
Triangulator bahwa idealnya aktivitas live influencer apa yang ingin dilibatkan
bisa diadakan seminggu sekali untuk menjaga berdasarkan beberapa faktor.
engagement parapuan dan meningkatkan Parapuan telah melibatkan pihak
audiensnya. berpengaruh seperti profesional dengan baik,
147
Jurnal Common | Volume 7 Nomor 2 | Desember 2023

Website: https://ojs.unikom.ac.id/index.php/common
DOI Jurnal: https://doi.org/10.344010/common
DOI Artikel: https://doi.org/10.34010/common.v7i2.11404

namun masih kurang optimal memanfaatkan Adanya perbedaan pada penentuan target
peran influencer dalam pengelolaan media dari Parapuan dengan manajemen
sosial. Keterlibataninfluencer pun masih bisa menyebabkan adanya perbedaan interaksi
dimaksimalkan lagi dengan membentuk antara konten-konten yang bersifat general
konten atau kegiatan kolaborasi lain selain dengan konten yang segmented. Oleh karena
Instagram Live. itu, penentuan target audiens merupakan
Menjalin hubungan dengan influencer proses yang perlu diperhatikan untuk
atau tokoh publik juga bisa dilakukan dengan keberlanjutan pengelolaan media sosial agar
memanfaatkan beragam fitur yang ada di lebih maksimal.
Instagram. Tidak hanya menjadikannya Pembentukan konten dapat sesuai dengan
sebagai narasumber, tapi bisa juga target audiensnya adalah dengan banyak
berkolaborasi pada campaign atau program observasi dan riset pada konten-konten yang
yang dimiliki perusahaan serta mengajak audiens sukai, hal ini seperti yang dikatakan
influencer untuk mengunggah konten yang oleh Fitra selaku Triangulator, bahwa
terkait dengan Parapuan. pembuatan kontenberdasarkan riset dan sesuai
Fitra selaku Triangulator mengatakan tujuan menjadi salah satu cara yang tepat untuk
bahwa kolaborasi dengan influencer dapat meraih audiens.
dilakukan dengan memanfaatkan fitur Seperti yang dijelaskan Luttrell (2019)
Instagram reels dan konten-konten video dalam bukunya bahwa pada dasarnya di balik
karena memiliki dampak yang cukup tinggi media sosial terdapat orang-orang yang nyata,
untuk menarik audiens. Hal ini selaras dengan sehingga perlu memperhatikan pemikiran,
pernyataan Luttrell (2019) bahwa video pandangan, dan opini dari orang-orang yang
menjadi cara yang efektif dalam pengelolaan menjadi target agar dapat lebih mudah
media sosial ketika perusahaan ingin dijangkau dan merasa diikutsertakan.
melibatkan influencer. Kekuatan Instagram Selain membentuk konten, Parapuan
sendiri adalah memungkinkan perusahaan mengadakan kegiatan seperti giveaway,
untuk menggunakan fitur video dengan cara challenge, atau kompetisi untuk menarik
kreatif yang tak terbatas. audiens mereka berpartisipasi dan
Poin terakhir tahap engage, subjek harus berinteraksi dengan akun Instagram
dapat mengetahui seperti apa audiensnya dan @cerita_parapuan. Menurut Luttrell (2019)
bagaimana cara untuk dapat meraih audiens dalam membentuk sebuah acara perlu
dan membangun relasi. Sebagai media online mempertimbangkan hal yang terikat dengan
baru Parapuan sudah memiliki target audiens audiens dan tentang perusahaan itu sendiri.
dari manajemen. Target audiens yang Menurut Fitra selaku Triangulator, selain
ditetapkan saat Parapuan didirikan adalah mengadakan kegiatan, Parapuan dapat meraih
menyasar pada audiens perempuan seluruh audiensnya dengan terlibat langsung ke luar
usia khususnya audiens dari media-media dari interaksi yang ada di akun Instagram
milik KG Media. @cerita_parapuan. Selaras dengan Fitra, Indy
Parapuan sendiri memiliki fokus target selaku Triangulator juga mengatakan bahwa
audiens pada perempuan dengan usia 18-24 bermain ditempat audiens banyak bermain dan
tahun dan 25- 34 tahun. Adanya kebijakan ikut komentar pada konten yang lagi ramai
manajemen terhadap penentuan target audiens menarik perhatian audiens dapat membantu
membuat Parapuan tetap membentuk konten- Parapuan meraih target audiens mereka.
konten yang universal dari kalangan tertentu Upaya Parapuan melalui penyediaan
di luar target utama Instagram Parapuan. konten yang positif dan merangkul, serta
148
Jurnal Common | Volume 7 Nomor 2 | Desember 2023

Website: https://ojs.unikom.ac.id/index.php/common
DOI Jurnal: https://doi.org/10.344010/common
DOI Artikel: https://doi.org/10.34010/common.v7i2.11404

mengadakan kegiatan seperti giveaway, dan kurang sesuai oleh Parapuan. Kegiatan
challenge, atau kuis sudah tepat dilakukan. real-time yang dilakukan Parapuan pun belum
Namun berdasarkan pendapat Luttrell dan optimal karena hanya sesekali dilakukan. Pada
Triangulator masih adaupaya lain yang dapat tahap Engage, Parapuan sudah cukup tepat
dikembangkan lagi oleh Parapuan agar bisa melibatkan para ahli professional dalam
meraih audiensnya lebih optimal, seperti kegiatan media sosialnya namun masih lemah
menggunakan fitur kolaborasi dalam dalam menjalin hubungan dengan influencer
memposting konten yang berkaitan dengan atau tokoh publik yang dikenal oleh khalayak
influencer, hingga berinteraksi di postingan luas dan dapat menarik perhatian audiens.
atauakun media sosial lain, baik itu influencer Parapuan belum cukup mengeksplor interaksi
atau brand-brand terkait yang sesuai dengan atau kegiatan lain yang bisa dilakukan dengan
prinsip danpembahasan Parapuan. melibatkan ahli atau influencer tersebut.
Upaya yang dilakukan parapuan untuk meraih
5. Kesimpulan dan Rekomendasi audiensnya sudah tepat dengan membentuk
konten yang menyisipkanunsur CTA (call to
Perencanaan media sosial dilakukan untuk action), dan mengadakan kegiatan seperti
membantu perusahaan mencapai tujuannya giveaway, challenge (kompetisi), dll.
dalam penggunaan media sosial. Pada tahap Dalam penelitian ini, upaya peningkatan
Share, Parapuan memilih menggunakan engagement media sosial Instagram oleh
Instagram untuk memperkenal diri kepada Parapuan telah memberikan kontribusi
audiensnya, hal ini sudah cukup baik karena terhadap penera-pan strategi berbasis media
Parapuan sudah mengerti seperti apa dan sosial. Penelitian ini memberikan wawasan
dimana audiens mereka berada. Namun dalam berharga bagi peneliti dan praktisi dalam
penggunaannya, konten yang ada di Instagram mengoptimalkan penggunaan media sosial.
@cerita_parapuan masih belum optimal Hasil dari penelitian ini membuka jalan bagi
karena beberapa konten yang tidak sesuai perbaikan strategi engagement di Instagram
dengan audiens mereka dan dibentuk terlalu dan memberikan panduan praktis untuk
segmented sehingga banyak konten yang mencapai tujuan yang lebih efektif dalam
kurang mendapatkan interaksi dan feedback. membangun komunitas yang aktif dan
Pada tahap Optimize, langkah Parapuan dalam responsif.
tahap listen and learn masih kurang optimal
dikarenakan Parapuan masih mencari berita-
berita trending dan informasi yang Daftar Pustaka
diperbicangkan publik secara manual tanpa
memanfaatkan aplikasi social listening tools Abbott, W., Donaghey, J., Hare, J., & Hopkins,
untuk mendapatkan informasi secara lebih P. 2013. An Instagram is worth a
efektif dan efisien seperti yang dijelaskan thousand words: an industry panel
Regina Luttrell dalam konsep SOME. Pada and audience Q&A.
tahap Manage, kegiatan monitoring yang doi:10.1108/LHTN-08-2013-0047
dilakukan Parapuan sudah tepat karena Ahmadi, R. 2014. Metodologi Penelitian
dilakukan dengan dua cara yaitu secara Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz
manual dan menggunakan aplikasi social Media.
media monitoring. Namun secara respon, Anshar, M. 2019. Electronic Public Relation
masih banyak komentar atau feedback yang (E-PR): Strategi Mengelola
direspon dengan jeda waktu yang cukup lama
149
Jurnal Common | Volume 7 Nomor 2 | Desember 2023

Website: https://ojs.unikom.ac.id/index.php/common
DOI Jurnal: https://doi.org/10.344010/common
DOI Artikel: https://doi.org/10.34010/common.v7i2.11404

Organisasi di Era Digital. Jurnal Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kualitatif.


Komodifikasi, 8. Bandung: Alfabeta.
Bergström, T., & Bäckman, L. 2013.
Marketing and PR in Social Media:
How the utilization of Instagram
builds and maintains customer
relationships. Media and
Communication.
Hochman, N., & Schwartz, R. 2012.
Visualizing instagram: Tracing
cultural visual rhythms. AAAI
Workshop - Technical Report.
Karimkhani, C., Connett, J., Boyers, L., Quest,
T., & Dellavalle, R. P. 2014.
Dermatology on instagram.
Dermatology Online Journal, 20(7).
doi:10.5070/d3207023129
Kemp, Simon. 2021. “Digital 2021: The Latest
Insights Into The ‘State Of Digital”,
dalam
https://wearesocial.com/uk/blog/202
1/01/digital-2021-the-latest-insights-
into-the-state-of-digital/ diakses 8
Agustus 2022.
Kicksta. 2021. “We Analyzed The
Engagement Rate of 1,000+
Instagram Accounts From Different
Industries Here’s What We Learned”,
dalam
https://blog.kicksta.co/instagram-
engagement-rate-data/#media diakses
8 Agustus 2022
Luttrell, R. 2019. Social Media: How to
Engage, Share, and Connect .
London: Rowman & Littlefield .
Moleong, L. J. 2018. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Onggo, B. J. 2004. Cyber Public Relations.
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Putra, I. G. N. 2020. Media Sosial Dan
Interaktivitas Dalam Dunia Public
Relations. Jurnal Bisnis Terapan,
4(1), 1-12.

150

Anda mungkin juga menyukai