Naskah Pidato B.Indo
Naskah Pidato B.Indo
Naskah Pidato B.Indo
Kepada Yth. bapak Faizin, S. Pd., M. Hum. Selaku dosen mata kuliah B. Indonesia
Serta kepada hadirin para penonton sekalian saintis-saintis muda penerus bangsa yang berbahagia.
Ketika kita melihat alam raya terhampar didepan mata kita dan ketika kita mendongakkan wajah kita
di langit, bagaimana matahari secara teratur muncul di ufuk timur dan ketika sore hari tenggelam
dalam cakrawala barat. Mengapa semua ini begitu teratur? Memang dalam ilmu pengetahuan
kemudian menjelaskan tentang gaya tarik menarik bumi, pergerakan bumi mengelilingi matahari
dan perputaran bumi pada porosnya, sehingga menyebabkan matahari seolah dari sudut pandang
demikian,selalu terbit pagi hari di ufuk timur dan tenggelam pada sore hari di horison barat. Tapi,
bukankah keterangan ilmu pengetahuan hanya sebuah logika berpikir manusia untuk menjelaskan
aturan alam itu? Lalu pertannyaan besarnya adalah, apa yang membuat semua itu teratur,atau siapa
yang menciptakan keteraturan itu? kita harus sadar dan dapat merasakan ada sesuatu yang besar di
luar sana yaitu Allah tuhan sang pencipta semesta alam ini. Terlebih dalam agama islam seperti pada
surah ali imran ayat 190 yang artinya :
“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal “
Pada kesempatan kali ini saya akan membawakan pidato yang berjudul Al-quran sebagai landasan
Sains.
Albert Einstein, seorang ilmuan terbesar abad ke-20 menyatakan, “Religion without science is lame
and science without relegion is blind”, agama tanpa ilmu adalah pincang dan ilmu tanpa agama
adalah buta. Kalimat ini menunjukkan bahwa, agama tidak hanya mendorong studi ilmiah, tapi juga
menjadikan riset ilmiah yang konklusif dan tepat guna, karena didukung oleh kebenaran yang
diungkapkan melalui agama. Alasannya adalah, karena agama merupakan sumber tunggal yang
menjadikan jawaban pasti dan akurat.
Setiap agama di dunia ini memiliki kitab suci, orang hindu memiliki kitab yang namanya Weda ,
orang budha punya yang namanya tripitaka agama,konhucu mempunya kitab taotehking dan orang
majus memiliki kitab zenafesta. Sementara kita orang islam mempunyai kitab Alquran. Satu
setengah abad tahun yang lalu Alquran telahh mnyuruh kita untuk membaca
iqra` (Al-Alaq)
Iqra’ atau perintah membaca adalah kata pertama dari wahyu pertama yang diterima Rasulullah.
Kata ini sedemikian pentingnya sehinggga diulang dua kali dalam rangkaian wahyu pertama. Bacalah
al-Qur’an supaya hidup teratur, bacalah alam supaya lahir karya-karya luhur, dan baca diri kita agar
hidup tidak takabur, sebab membaca dalam Islam harus dibarengi dengan serta diimbangi dengan :
Akan tetapi untuk dapat memahami dengan jelas dan benar terhadap interpretasi dari firman-
firman Allah di dalam al-Qur’an, yang menjelaskan tentang korelasi antara al-Qur’an dan ilmu
pengetahuan, serta mengambil manfaat darinya untuk menjadikannya sebagai sumber ilmu
pengetahuan, maka salah satu yang harus dilakukan adalah dengan dapat memahami al-Qur’an
secara tekstual terlebih dahulu, yakni memahami al-Qur’an dari segi kebahasaan, dan bahasa al-
Qur’an adalah bahasa Arab. Sebagaimana Allah berfirman di dalam al-Qur’an surat Thaha ayat 113 :
Jika kita perhatikan secara sekasama, maka kita dapatkan bahwa ayat di atas menjadikan kehadiran
al-Qur’an bagi umat manusia mengandung salah satu dari tujuan pokok :
1. Agar manusia bertakwa kepada Allah atau agar kitab suci tersebut menimbulkan niali-nilai ilmiah
bagi mereka, sehingga mereka dapat terhindar dari siksa duniawi dan ukhrawi.
2. Menimbulkan pengajaran atau pendidikan bagi mereka yakni mengundang mereka untuk berpikir
dan ingat sehingga pada akhirnya mengantar mereka bertkawa. Demikianlah menurut Prof. Dr.
Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah.
Sekian yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat, segala kekurangan datang dari saya sendiri
dan kebenaran serta kesempurnaan hanya datang dari Allah Subhanahu wataala.
Wassalamu’alaikum wr wb
(Lalu bagaimanakah dinamika keilmuan umat Islam saat ini? Data Badan Penelitian International
menyebutkan, Israel yang notabene Yahudi dalam 1 juta penduduk memiliki 1600 pakar
pengetahuan, Amerika yang notabene Nasrani dalam 1 juta penduduk memiliki 160 pakar
pengetahuan. Sedangkan Indonesia yang notabene mayoritas muslim terbesar di dunia, dalam 1 juta
penduduk hanya memilki 65 pakar yang muslimnya hanya 6 orang. Oleh karenanya,)