Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Laporan Karya Tulis Studi Wisata

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KARYA TULIS

STUDI WISATA LOKAL MENARA SIGER DAN


MONUMEN MAKAM RADIN INTEN II
Laporan karya wisata ini ditulis untuk memenuhi salah satu
syarat mengikuti Ujian Akhir Sekolah SMP Negeri 1 Ketapang
Tahun pelajaran 2019/2020

DI SUSUN OLEH :
 Indra Afandi IX.F
 RUDI SAPUTRA IX.F
 FITO IX.D
 IKBAL IX.G
 RISKI RAMADHAN IX.B
 ANDRE TRI IX.G
 WAYAN PANENDE IX.D
 MUHAMMAD RAVEL IX.G
 ALEXIUS IX.F
 AGUNG MANYUN IX.A
 CARIYONO IX.D
 DIAN NOVITA IX.F
 FAJRI NURHIDAYAH IX.F

SMP NEGERI 1 KETAPANG


KECAMATAN KETAPANG
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

v
PERSEMBAHAN

Allhamdulillahirabbil alamin segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam
yang slalu melimpahkan rahmat ,taufik ,serta hidayah-Nya.sehingga kami dapat
menyelesaikan karya tulis ini .Namun kami sadar bahwa kami mempunyai
keterbatasan kemampuan ,keilmuan yang dimiliki, maka mungkin terjadi addanya
kekurangan serta kehilafan dalam menyelesaikan karya tulis ini, oleh karena itu
dengan terselesaikanya karya tulis ini ,kami persembahkan kepada

1. Kedua orang tua kami yang telah memberikan dorongan serta doa
sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan .
2. Bapak Sude, S.Pd. Kepala SMP Negeri 1 Ketapang yang telah
memberikan izin kepada hingga terselesaikannya karya tulis ini .
3. Ibu Dwi Purwanti,S.pd selaku wali kelas serta pembimbing karya yang
dengan sabar,tekun,dan ulet memberikan maskan –masukan dalam
penyusunan karya tulis ini
4. Bapak/ibu dewan guru beserta staf karyawan SMP Negeri 1 Ketapang
yang telah memberikan rangsangan berfikir kepada kami sehingga kami
menjadi dewasa dalam berfikir kritis akademis .
5. Semua pihak yang berperan bagi terselesaikannya karya tulis ini .

v
MOTTO

1. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya karena Allah


Swt.
2. SesungguhnyaAllah Swt sangat mencintai orang yang jika melakukan
pekerjaan ,dilaksanakan dengan iklas /sempurna (tepat, terarah, jelas, dan
professional) HR,Abrari
3. Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu ,orang-
orang yang masih terus belajar akan menjadi pemilik masa depan . (Mario
Teguh)
4. Belajar untuk masa depan
5. Hidup adalah usaha ,hidup untuk beribadah
6. Belajar dari kesalahan adalah guru yang paling baik
7. Tuntutlah ilmu sampai ke liang lahat
8. Kagagalan adalah kunci dari keberhasilan

v
v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya,
sehingga Kami dapat menyelesaikan Hasil laporan Study karya Lokal di Menara
Siger dan Makam Raden Intan II .

Dengan tersusunya laporan ini semua berkat kerjasama antar teman teman serta
tak lepas dari bimbingan bapak ibu guru dan semua pihak yang telah membantu
terlaksananya pembuatan laporan ini .

Kami menyadari bahwa meskipun kami telah berkerja secara maksimal ,namun
masih banyak yang perlu diperbaiki ,untuk itu kami mengharapkan saran dan
kritik bapak/ ibu guru. Serta semua pembaca demi perbaikan laporan ini sangat
kami butuhkan .

Kemudian kepada semua pihak yang telah membantu di dalam penyusunan


laporan ini kami mengucapkan banyak terima kasih .

Ketapang, April 2020

v
DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................... i
Halaman Persembahan........................................................................................ ii
Halaman Motto.................................................................................................... iii
Kata Pengantar.................................................................................................... iv
Daftar Isi.............................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1


B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................... 1
D. Metode Penulisan.................................................................................... 1
E. Sistematika Penulisan.............................................................................. 2
F. Tempat kunjugan wisata......................................................................... 2
G. Alasan Memilih Tempat Wisata.............................................................. 2
H. Peserta..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

1. Menara Siger........................................................................................... 3
2. Makam Raden Intan II ........................................................................... 5

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan............................................................................................. 13
2. Saran........................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Study tour / karya wisata adalah salah satu kegiatan suatu sekolah yang tidak
wajib. Dengan adanya karya wisata kita dapat mengerti perkembangan wisata
secara nyata, dan dapat pula mengembangkan daya piker / imajinasi kita. Kegiatan
tersebut merupakan program yang telah dibimbing dan dapat digolongkan dalam
ekstrakulikuler sekolah. Kegiatan ini juga dilakukan agar dapat menyusun karya
tulis . Sehingga dengan adanya wisata selain akan menambah wawasan ,juga
dapat dijadikan kegiatan refreshing / penyegaran.

B. RUMUSAN MASALAH

Sehubungan untuk merujuk karya tulis ini kami banyak berbenah diri dengan
mengambil data yang akurat melalui cerita langsung dari pemandu kunjungan ke
objek wisata Menara Siger dan Makam Raden Intan II, wabside / internet melalui
data-data pengunjung lainnya.

C. TUJUAN PENULISAN

Karya tulis ini disusun sebagai salah satu syarat mengikuti Penilaian Akhir
Semester (PAS) ganjil tahun pelajaran 2019/2020
1) Memperkaya wawasan para siswa terhadap lingkungan.
2) Peserta dapat mengetahui Pengetahuan tentang sejarah suatu tempat.
3) Peserta dapat mengetahui manfaat telah dibangunya suatu tempat .
4) Memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengadakan pengamatan.

D. METODE PENULISAN

Dalam mengumpulkan data karya tulis ini menggunakan


1) Metode literature
2) Metode observasi

v
E. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika karya tulis ini memuat 3 bab yaitu


Bab I pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II membahas yang berisi profil, letak, fasilitas.
Bab III penutup yang memberi kesimpulan dan saran

F. TEMPAT KUNJUNGAN STUDY WISATA

1) Menara Siger
2) Makam Raden Intan II

G. ALASAN MEMILIH TEMPAT KUNJUNGAN

1) Daerah yang strategis, sehingga mudah dijangkau


2) Untuk mengetahui informasi secara mendetail tentang lokasi tersebut

H. PESERTA KEGIATAN STUDY TOUR

Peserta pelaksanaan Study tour (karya wisata) tahun pelajaran 2019/2020 dari
SMPN 1 Ketapang diikuti oleh hampir seluruh siswa kelas VIII beserta
pendamping setiap muridnya.

v
BAB II
PEMBAHASAN

1. MENARA SIGER
Menara Siger adalah menara yang juga menjadi titik nol Sumatra Gubernur
Lampung Sjachroedin Z.P. dalam peresmian Menara Siger pada 30 April 2008, ia
menyatakan optimistis Menara Siger akan mendorong kemajuan Lampung.
Peresmian ini ditandai dengan penekanan sirine, penandatanganan prasasti, serta
penglepasan merpati bersama puluhan duta besar. Dengan iringan lagu Mars
Lampung oleh Korps Musik (Korsik) Pemprov Lampung, Ny. Truly Sjachroedin
menggunting rangkaian melati di pintu masuk bangunan menara enam lantai
tersebut. Gubernur memasuki menara bersama duta besar Kroasia, Sri Lanka,
Jepang, Palestina, Afghanistan, Singapura, Filipina, keluarga Sultan Banten dan
Sultan Kanoman Cirebon. Peresmian ini juga diwarnai pembukaan stan seluruh
kabupaten/kota.

Gubernur yakin Menara Siger akan mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD)
hingga 15%. Angka itu berdasarkan perkiraan jumlah kendaraan 3.500 unit per
hari dan 15 juta orang per tahun yang melintasi Pelabuhan Bakauheni. Dengan
asumsi 15 persen saja singgah ke Menara Siger, maka setiap tahun akan
menghasilkan pendapatan Rp12,5 miliar.

Posisi strategis Pelabuhan Bakauheni sebagai pintu gerbang Sumatra diibaratkan


sebagai mulut naga yang memuntahkan kurang lebih 80 ribu ton hasil-hasil
pertanian per hari. Dengan penggunaan teknik ferrocement, Menara Siger dijamin
mampu menahan terpaan angin kencang. Bangunan ini merupakan karya arsitek
asli Lampung, Ir. Hi. Anshori Djausal M.T.

Teknik ferrocement merupakan pengembangan tim arsitek Menara Siger, dengan


menggunakan jaring kawat menyerupai jaring laba-laba. Pengerjaan lambang
siger dan beberapa ornamen tidak menggunakan cor-coran, namun bagian per

v
bagian dengan tangan. Dengan metode ini, setiap inci bangunan tahan guncangan
dan terpaan angin laut.

Menara Siger kebanggaan masyarakat Lampung tersebut berada di atas bukit


dengan ketinggian 110 meter di atas permukaan laut. Pembangunan menara sejak
tahun 2005 menghabiskan biaya Rp15 miliar. Menara Siger adalah simbol
Lampung. Ia bukan hanya menjadi ikon pariwisata, tetapi dapat menjadi ikon
dalam segala hal: keagamaan, seni dan budaya, pendidikan.

Anshori Djausal sebagai perancang mengungkapkan Menara Siger dapat


memancing pengembangan kawasan pintu gerbang Pulau Sumatra. Pasca
peresmian akan masuk investasi Rp100 miliar hingga Rp200 miliar. Dosen
Fakultas Teknik Universitas Lampung ini menambahkan, dalam setahun sekitar
15 juta – 20 juta orang melintas di Pelabuhan Bakauheni. Hal tersebut merupakan
sebuah potensi bagi promosi kepariwisataan dan potensi ekonomi.

Menata Siger adalah paduan antara land mark dan pariwisata. Bagi Anshori,
Menara Siger ibarat gadis cantik yang akan memancing setiap orang untuk
melamarnya. Maksudnya, Menara Siger akan menumbuhkan daya tarik dan
magnet bagi setiap orang, termasuk daya tarik investasi.

Secara fisik, Menara Siger dibangun dengan memperhatikan ciri khas Lampung.
Di sekitar tugu dibangun ruang-ruang yang menampilkan budaya Lampung serta
sarana-prasarana pariwisata. Sebagai tugu di ujung Pulau Sumatra, Menara Siger
dilengkapi dengan tulisan penanda Titik Nol Pulau Sumatra. Menara Siger dengan
warna emas itu dilengkapi ruangan tempat wisatawan melihat Pelabuhan
Bakauheni serta keindahan panorama laut dan alam sekitarnya.

Siger adalah topi adat pengantin wanita Lampung. Menara Siger berupa bangunan
berbentuk mahkota terdiri dari sembilan rangkaian yang melambangkan sembilan
macam bahasa di Lampung. Menara Siger berwarna kuning dan merah, mewakili
warna emas dari topi adat pengantin wanita. Bangunan ini juga berhiaskan ukiran
corak kain tapis khas Lampung.

v
Bagunan akan berisi data asta gatra, yaitu trigatra mencakup letak geografis,
demografis dan kekayaan sumber daya alam (SDA). Berikutnya panca gatra, yaitu
berisi ideologi dan hankam. Dengan demikian para turis tidak perlu banyak
bertanya.

Payung tiga warna (putih-kuning-merah) menandai puncak menara. Payung ini


sebagai simbol tatanan sosial. Dalam bangunan utama Menara Siger Prasasti Kayu
Are sebagai simbol pohon kehidupan. Menara Siger tidak hanya berbentuk sebuah
fisik bagunan, tetapi mencerminkan budaya masyarakat dan identitas masyarakat
Lampung sesuai dengan filosofi berpikir dan bertindak sesuai visi dan misi
mewujudkan Lampung yang unggul dan bardaya saing.

Menara Siger sebagai ikon kebanggaan masyarakat Lampung memang tidak bias
di angap enteng, hal ini di sebabkan hingga saat ini Provinsi yang menjadi pintu
gerbang Pulau Sumatra dan jawa ini baru memiliki ikon kebanggaan yang
berskala nasional.

Sebagai masyarakat Lampung, tentu saja keberadaan menara Siger menjadi sangat
layak dan mutlak di banggakan, menara Siger sangat berpotensi menjadi asset
wisata kelas satu di wilayah lampung untuk menuju Visit Wilayah Lampung
kedepan, kebudayaan lampung dan agar di kenal oleh tamu tamu dari manca
Negara.

2. Monumen Makam Radin Intan II

Monument Radin Intan II di Desa Gedongharta kecamatan Penengahan dan


sebuah makam yang ada di lokasi benteng yang dikenal dengan Benteng Cempaka
di kompleks makam tersebut, pada beberapa bagian pondasi mengalami
kerusakan. Meski demikian pada beberapa bagian pondasi dan pagar depan
perbaikan telah dilakukan pemeliharaan pada situs sejarah Perjuangan Pahlawan
Nasional asal Provinsi Lampung Tersebut. Saat ini terdiri dari bekas benteng,
parit-parit perlindungan, taman, bangunan aula berupa rumah panggun, lokasi

v
penyimpanan benda-benda peninggalan Raden Intan II tersebut serta makam
Raden Intan II.

Bangunan rumah panggung yang dibangun beberapa waktu lalu pada beberapa
waktu lalu pada beberapa bagian pagar rusak dan memerlukan pembenahan,
meski pengelolaan dibawah Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten (BPCBB)
yang membawahi empat wilayah kerja yakni Banten, Jakarta, Jawa Barat dan
Lampung.

Area makam Raden Intan II di Pugar sejak tahun 1980 hingga 2000 oleh Balai
Pelestarian Cagar Budaya Banten, dengan melakukan penataan, pembenahan
dibeberapa titik termasuk pembuatan Monumen Raden Intan II, Relief, gerbang
serta Rumah Panggung area Benteng Cempaka tersebut.

Sejarah Perjuangan Radin Inten II

Radin Inten II (Aksara Lampung: ; lahir lahir di Kuripan,


Lampung, 1 Januari 1834 – meninggal di Negara Ratu, Lampung, 5 Oktober 1858
pada umur 24 tahun) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Namanya
diabadikan sebagai sebuah Bandara Radin Inten II dan perguruan tinggi IAIN
Raden Intan di Lampung.

Berdasarkan penelitian, Radin Inten II masih keturunan Fatahillah yang dikenal


sebagai Sunan Gunung Jati dari perkawinannya dengan Putri Sinar Alam, seorang
putri dari Minak Raja Jalan Ratu dari Keratuan Pugung, cikal-bakal pemegang
kekuasaan di keratuan tersebut.

Radin Inten II adalah putra tunggal Radin Imba II (1828-1834). Radin Imba II
sendiri putra sulung Radin Inten I gelar Dalam Kesuma Ratu IV (1751-1828).
Dengan demikian, Radin Inten II cucu dari Radin Inten I.

Pada saat Radin Inten II lahir tahun 1834, ayahnya, Radin Imba II, ditangkap oleh
Belanda dan dibuang ke P. Timor, akibat memimpin perlawanan bersenjata

v
menentang kehadiran Belanda yang ingin menjajah Lampung. Istrinya yang
sedang hamil tua, Ratu Mas, tidak dibawa ke pengasingannya. Pemerintahan
Keratuan Lampung dijalankan oleh Dewan Perwalian yang dikontrol oleh
Belanda.

Radin Inten II tidak pernah mengenal ayah kandungnya tersebut, tetapi ibunya
selalu menceritakan perjuangan ayahnya sehingga pada saat dinobatkan sebagai
Ratu Negara Ratu, Radin Inten II melanjutkan berjuang memimpin rakyat di
daerah Lampung untuk mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayahnya.
Perjuangannya didukung secara luas oleh rakyat daerah Lampung dan
mendapatkan bantuan dari daerah lain, seperti Banten.

Salah satunya dengan H. Wakhia, tokoh Banten yang pernah melakukan


perlawanan terhadap Belanda dan kemudian menyingkir ke Lampung. Radin Inten
II mengangkat H. Wakhia sebagai penasihatnya. H. Wakhia menggerakkan
perlawanan di daerah Semangka dan Sekampung dengan menyerang pos-pos
militer Belanda. Tokoh lain yang juga menjadi pendukung utama Radin Inten II
ialah Singa Beranta, Kepala Marga Rajabasa.

Sementara itu, Radin Inten II memperkuat benteng-benteng yang sudah ada dan
membangun benteng-benteng baru. Benteng-benteng ini dipersenjatai dengan
meriam, lila, dan senjata-senjata tradisional. Bahan makanan seperti beras dan
ternak disiapkan dalam benteng untuk menghadapi perang yang diperkirakan akan
berlangsung lama. Semua benteng tersebut terletak di punggung gunung yang
terjal, sehingga sulit dicapai musuh. Beberapa panglima perang ditugasi
memimpin benteng-benteng tersebut. Singaberanta, misalnya, memimpin benteng
Bendulu, sedangkan Radin Inten II sendiri memimpim benteng Ketimbang.

Melihat munculnya kembali perlawanan di daerah Lampung setelah reda selama


enam belas tahun, pada tahun 1851 Belanda mengirim pasukan dari Batavia.
Pasukan berkekuatan 400 prajurit yang dipimpin oleh Kapten Jucht ini bertugas
merebut benteng Merambung. Akan tetapi, mereka dipukul mundur oleh pasukan
Radin Inten II. Karena gagal merebut Merambung, Belanda mengubah taktik.

v
Kapten Kohler, Asisten Residen Belanda di Teluk Betung, ditugasi untuk
mengadakan perundingan dengan Radin Inten II.

Setelah berkali – kali mengadakan perundingan, akhirnya dicapai perjanjian untuk


tidak saling menyerang. Belanda mengakui eksistensi Negara Ratu. Raden Inten II
pun mengakui kekuasaan Belanda di tempat – tempat yang sudah mereka duduki.
Perjanjian itu digunakan Belanda hanya sebagai adem pause menunggu
kesempatan untuk melancarkan serangan besar – besaran. Bagi mereka dengan
cara apa pun, Raden Inten II harus ditundukan.

Belanda yakin, selama Radin Inten II masih berkuasa, kedudukan mereka di


Lampung akan tetap terancam. Namun, sebelum memulai serangan-serangan baru,
Belanda berusaha memecah belah masyarakat Lampung. Kelompok yang satu
diadu dengan kelompok yang lain. Di kalangan masyarakat ditimbulkan suasana
saling mencurigai. Tugas itu dipercayakan kepda Kapten Kohler.

Di beberapa tempat usahanya berhasil. Pemuka – pemuka masyarakat Kalianda,


misalnya, termakan hasutan untuk memusuhi Radin Inten II, sehingga mereka
tidak menghalang – halangi pasukan Belanda berpatroli di sekitar Gunung
Rajabasa.

Pada tanggal 10 Agustus 1856 pasukan Belanda diberangkatkan dari Batavia


dengan beberapa kapal perang. Pasukan ini dipimpin oleh Kolonel Welson dan
terdiri atas pasukan infanteri, artileri dan zeni disertai sejumlah besar kuli
pengangkut barang. Esok harinya mereka mendarat di Canti. Kekuatan mereka
bertambah dengan bergabungnya pasukan Pangeran Sempurna Jaya Putih,
bangsawan Lampung yang sudah memihak Belanda.

Iring – iringan kapal perang Belanda yang memasuki perairan Lampung ini dilihat
oleh Singaberanta dari Benteng Bendulu. Ia segera mengirim kurir ke Benteng
Ketimbang untuk memberitahukan hal itu kepada Radin Inten II yang selanjutnya
memerintahkan pasukannya di benteng-benteng lain agar menyiapkan diri.

v
Belanda mengirim ultimatum kepada Radin Inten II agar paling lambat dalam
waktu lima hari ia dam seluruh pasukannya menyerahkan diri. Bila tidak, Belanda
akan melancarkan serangan. Singaberanta pun dikirimi surat yang mengajaknya
untuk berdamai. Sambil menunggu jawaban dari Radin Inten II dan Singaberanta,
pasukan Belanda mengadakan konsolidasi. Radin Inten II pun meningkatkan
persiapannya.

Benteng-benteng diperkuat. Beberapa orang kepercayaannya diperintahkan


memasuki daerah-daerah yang sudah dikuasai Belanda untuk menganjurkan
penduduk di tempat tersebut agar mengadakan perlawanan. Sampai batas waktu
ultimatum berakhir, baik Radin Inten II maupun Singaberanta tidak memberikan
jawaban.

Maka, pada tanggal 16 Agustus 1856 pasukan Belanda pun mulai melancarkan
serangan. Sasaran mereka hari itu ialah merebut Benteng Bendulu. Pukul 08.00
mereka sudah tiba di Bendulu setelah menempuh jarak setapak di punggung
gunung yang cukup terjal.

Akan tetapi, mereka menemukan benteng itu dalam keadaan kosong. Singaberanta
sudah memindahkan pasukannya ke tempat lain. Ia dengan sengaja menghindari
perang terbuka, sebab yakin bahwa pasukan lawan yang dihadapinya jauh lebih
kuat. Pasukannya disebar di tempat-tempat yang cukup tersembunyi dengan tugas
melakukan pencegatan terhadap patroli pasukan Belanda yang keluar benteng.
Sesudah menduduki Benteng Bendulu, sebagian pasukan Belanda bergerak ke
benteng Hawi Berak yang dapat mereka kuasai pada tanggal 19 Agustus.

Di Bendulu, pasukan Belanda berhasil menangkap seorang kemenakan


Singaberanta dan 14 orang lainnya. Mereka dipaksa menunjukkan tempat
Singaberanta dan menunjukkan jalan menuju Ketimbang. Semuanya mengatakan
tidak tahu. Namun, mereka terpaksa menunjukkan tempat Singaberanta
menyimpan senjata, antara lain 25 tabung mesiu, 1 pucuk meriam, 4 pucuk lila,
dan beberapa pucuk senapan.

v
Sasaran utama Belanda ialah merebut benteng Ketimbang, sebab di benteng inilah
Radin Inten II bertahan. Untuk merebut benteng ini, kolonel Waleson membagi
tiga pasukannya. Satu pasukan bergerak dari Bendulu ke arah selatan dan timur
Gunung Rajabasa, satu pasukan bergerak menuju Kalianda dan Way Urang
dengan tugas merebut benteng Merambung dan setelah itu langsung menuju
Ketimbang.

Pasukan ketiga bergerak dari Panengahan untuk merebut benteng Salai Tabuhan
dan selanjutnya menuju Ketimbang. Ternyata, pelaksanaannya tidak semudah
seperti yang direncanakan. Kesulitan utama ialah Belanda belum mengetahui jalan
menuju Ketimbang. Penduduk yang tertangkap tidak mau menunjukkan jalan
tersebut. Oleh karena itu, pasukan yang langsung dipimpin Kolonel Welson dan
sudah menduduki Hawi Berak, terpaksa kembali ke Bendulu. Pasukan lain yang
dipimpin Mayor Van Ostade berhasil mencapai Way Urang yang penduduknya
sudah memihak Belanda. Walaupun pasukan ini sempat tertahan di Kelau akibat
serangan yang dilancarkan pasukan Radin Inten II, tetapi akhirnya mereka
berhasil juga merebut benteng Merambung.

Sebenarnya, letak benteng Ketimbang tidak jauh dari benteng Merambung. Akan
tetapi, Belanda tidak mengetahuinya. Kesulitan untuk mengetahui jalan menuju
Ketimbang baru dapat mereka atasi pada tanggal 26 Agustus. Pada hari itu
Belanda berhasil menangkap dua orang anak muda. Seorang diantaranya ditembak
mati karena berusaha melarikan diri. Yang seorang lagi diancam akan dibunuh
bila tidak mau menunjukkan jalan ke Ketimbang. Anak muda itupun terpaksa
menuruti kehendak Belanda.

Setelah jalan ke Ketimbang diketahui, Kolonel Welson segera memerintahkan


pasukannya untuk melakukan serbuan. Subuh tanggal 27 Agustus mereka mulai
bergerak. Ketika tiba di Galah Tanah pukul 10.00 mereka dihadang oleh pasukan
Radin Inten II. Pertempuran di tempat ini dimenangi oleh Belanda. Begitu pula
pertempuran berikutnya di Pematang Sentok. Sebagian pasukan ditinggalkan di
Pematang Sentok dan sebagian lagi meneruskan gerakan ke Ketimbang. Tengah
hari pasukan ini sudah tiba di Ketimbang. Sesudah itu datang pula pasukan lain,

v
termasuk pasukan Pangeran Sempurna Jaya Putih. Ternyata, benteng Ketimbang
sudah ditinggalkan oleh Radin Inten II dan pasukannya. Dalam benteng ini
Belanda menemukan bahan makanan dalam jumlah yang cukup banyak. Benteng
Ketimbang sudah jatuh ke tangan Belanda. Akan tetapi, Kolonel Welson kecewa,
sebab Radin Inten II tidak tertangkap atau menyerah.

Welson mengirimkan pasukannya ke berbagai tempat untuk mencari Radin Inten


II. Sebaliknya, untuk mengacaukan pendapat Belanda, Radin Inten II
menyebarkan berita-berita palsu melalui orang-orang kepercayaannya. Beredar
berita bahwa ia sudah menyerah di Way Urang. Welson pun segera menuju Way
Urang. Ternyata, orang yang dicarinya tidak ada di tempat itu. Seorang
perempuan melaporkan pula bahwa Radin Inten II ada di Rindeh dan hanya
ditemani oleh beberapa orang pengikutnya. Berita itu pun ternyata berita bohong.
Suatu kali, Belanda mengetahui tempat persembuyian Radin Inten II. Tempat itu
pun dikepung di bawah pimpinan Kapten Kohler. Akan tetapi, Radin Inten II
berhasil meloloskan diri.

Sampai bulan Oktober 1856 sudah dua setengah bulan Belanda melancarkan
operasi militer. Satu demi satu benteng pertahanan Radin Inten II berhasil mereka
duduki. Namun, Radin Inten II masih belum tertangkap. Sementara itu, Belanda
mendapat laporan bahwa Radin Inten II sudah pergi ke bagian utara Lampung,
menyeberangi Way Seputih. Berita lain mengabarkan bahwa Singaberanta berada
di Pulau Sebesi.

Belanda mengarahkan pasukan untuk memotong jalan Radin Inten II. Pasukan
juga dikirim ke Pulau Sebesi untuk mencari Singaberanta. Hasilnya nihil. Baik
Radin Inten II maupun Singaberanta tidak mereka temukan. Kolonel Welson
hampir putus asa, ia merasa dipermainkan oleh seorang anak muda berumur 22
tahun.

Akhirnya, Waleson menemukan cara lain. Ia berhasil memperalat Radin Ngerapat.


Maka pengkhianatan pun terjadi. Radin Ngerapat mengundang Radin Inten II
untuk mengadakan pertemuan. Dikatakannya bahwa ia ingin membicarakan
bantuan yang diberikannya kepada Radin Inten II. Tanpa curiga, Radin Inten II

v
memenuhi undangan itu. Pertemuan diadakan malam tanggal 5 Oktober 1856 di
suatu tempat dekat Kunyanya. Radin Inten II ditemani oleh satu orang
pengikutnya. Radin Ngerapat disertai pula oleh beberapa orang. Akan tetapi, di
tempat yang cukup tersembunyi, beberapa orang serdadu Belanda sudah disiapkan
untuk bertindak bila diperlukan. Radin Ngerapat mempersilahkan Radin Inten II
dan pengiringnya memakan makanan yang sengaja dibawanya terlebih dahulu.

Pada saat Radin Inten menyantap makanan tersebut, secara tiba-tiba ia diserang
oleh Radin Ngerapat dan anak buahnya. Perkelahian yang tidak seimbang pun
terjadi. Serdadu Belanda keluar dari tempat persembunyiannya dan ikut
mengeroyok Radin Inten II. Radin Inten II wafat dalam perkelahian itu karena
pengkhianatan yang dilakukan oleh orang sebangsanya dalam usia sangat muda,
22 tahun. Malam itu juga mayatnya yang masih berlumuran darah diperlihatkan
kepada Kolonel Welson. Pada tahun 1986 Pemerintah Republik Indonesia
menganugerahinya gelar pahlawan nasional (Surat Keputusan Presiden Republik
Indonesia No. 082 Tahun 1986 tanggal 23 Oktober 1986).

v
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Karya tulis yang berjudul “laporan wisata Lokal di lampung Menara Siger dan
Monumen Makam Raden Intan II” merupakan salah satu bentuk laporan dari
karya wisata SMPN 1 Ketapang tahun pelajaran 2019/2020.

Sebagaimana telah diuraikan melalui definisi karya wisata, bahwa karya wisata
memiliki tujuan untuk SMPN 1 Ketapang mau dicatat dalam rangka
mempertahankan mu pengetahuan sebagai kemampuan siswa. Tujuan lain yang
melengkapi tugas mengikuti Ujian Akhir Sekolah. Tugas ini merupakan
pembuatan laporan bentuk karya tulis objek wisata yang dikunjungi Sebagai
sumber data karya tulis objek wisata yang dikunjungi. Sebagai sumber karya tulis
antara lain :

a). Menara Siger


b). Makam Radin Intan II

B. Saran

Tak ada gading yang tak retak itulah peribahasanya. Dengan segala kerendahan
hati, kami menyadari akan keterbatasan dan kelemahan. Kritik, masukan, dan
saran dari pembaca sangat Kami harapkan sebagai sebuah karya tulis ini terus
berproses. Dari kesimpulan diatas Kami menyarankan agar :

 Objek wisata di Indonesia harus kita jaga.


 Disediakan buku-buku panduan tentang objek wisata di Indonesia dengan
menggunakan bahasa asing agar dapat dikenal oleh dunia luar.
 Kita harus mempelajari objek wisata di Indonesia.

v
 Apabila ada siswa diberi tugas karya tulis sebaiknya dikerjakan dengan
cepat dan benar
DAFTAR PUSTAKA

 https://id.wikipedia.org/wiki/Radin_Inten_II
 https://id.wikipedia.org/wiki/Menara_Siger
 https://www.cendananews.com/2017/03/monumen-dan-makam-raden-
intan-ii-di-lampung-selatan.html

v
LAMPIRAN

v
Menara Siger Bakauheni Lampung

Menara Siger Bakauheni Lampung

v
Pintu Gerbang Monumen Makam Radin Inten II

Makam Radin Inten II

v
Monumen Radin Inten II

Anda mungkin juga menyukai