Makalah Tanah
Makalah Tanah
Makalah Tanah
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunianya
sehingga makalah yang berjudul “TANAH” dapat kami selesaikan pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Geologi Rekayasa yang telah memberi
tugas makalah ini.
Saya sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik atau saran dari para pembaca sekalian. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................................................... 2
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................
DAFTAR PUSATAKA......................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari tanah.
2. Mengetahui tekstur dari tanah.
3. Mengetahui struktur dari tanah.
4. Mengetahui komponen dari tanah.
5. Mengetahui air dan larutan tanah.
6. Mengetahui pengukuran air tanah.
D. Manfaat Penulisan
1. Untuk memberikan gambaran tentang komponen-komponen penyusun tanah serta
struktur dan tekstur tanah.
2. Sebagai bahan masukan untuk memperluas dan memperdalam pemahaman
tentang tanah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4. Menurut Kamus Umum
Tanah adalah lapisan permukaan tanah yang gembur, seperti halnya lahan, debu dengan bumi.
4
udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa
organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn,
Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang
berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi)
bagi tanaman,yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah
untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan,industri
perkebunan, maupun kehutanan.
Fungsi Tanah
1. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran
2. Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)
3. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan
asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan
hara.
4. Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak
langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang
berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.
5
Menurut Hardjowigeno (1992) tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah. Tekstur
tanah merupakan perbandingan antara butir-butir pasir, debu dan liat. Tekstur tanah
dikelompokkan dalam 12 klas tekstur. Kedua belas klas tekstur dibedakan berdasarkan
prosentase kandungan pasir, debu dan liat.
6
Tabel : Proporsi Fraksi menurut Kelas Tekstur Tanah
Kelas Tekstur Tanah Proporsi (%) fraksi tanah
Pasir Debu Liat
1. Pasir (Sandy) 85 15 10
9. Debu (Silt) 20 80 12,5
12. Liat (Clay) 45 40 40
Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit tanah
basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya yang meliputi
rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai berikut:
7
1. Apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola dan
gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Pasir (Sandy).
2. Apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola tetapi
mudah sekali hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Pasir Berlempung (Loam Sandy).
3. Apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah hancur,
maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Berpasir (Sandy Loam).
8
4. Apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk agak teguh, dan
dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong
bertekstur Lempung (Loam).
5. Apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan dengan
permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Berdebu (Silty Loam).
9
6. Apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat digulung
dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Debu (Silt).
7. Apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat
dibentuk gulungan yang agak mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur
Lempung Berliat (Clay Loam)
10
8. Apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola
agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong
bertekstur Lempung Liat Berpasir (Sandy-Clay-Loam).
9. Apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh, serta dapat
dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur
Lempung Liat Berdebu (Sandy-silt loam).
11
10. Apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan
mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat Berpasir (Sandy-Clay).
11. Apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah
dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat Berdebu (Silty-Clay).
12
12. Apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, dan mudah
dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat (Clay).
Tanah bertekstur halus didominhasi oleh tanah liat dengan tekstur yang lembut dan licin yang
memiliki permukaan yang lebih halus dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar yang biasanya
berbentuk pasir. Sehingga tanah-tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas dalam proses
penyerapan unsur-unsur hara yang lebih besar dibandingkan dengan tanah yang bertekstur kasar.
Namun, pada tanah bertekstur lembut ini umumnya lebih subur dibandingkan dengan tanah
bertekstur kasar. Karena banyak mengandung unsure hara dan bahan organic yang dibutuhkan
oleh tanaman serta mudah dalam menyerap unsur hara.
Sedangkan pada tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju infiiltrasinya lebih cepat. Walaupun
demikian tanah bertekstur halus memiliki kapasitas memegang air yang lebih besar daripada
tanah pasir karena memiliki permukaan yang lebih banyak yang berfungsi dalam retensi air
(water retension). Tanah-tanah bertekstur kasar memiliki makro porus yang lebih banyak, yang
berfungsi dalam pergerakkan udara dan air.
Semakin halus tekstur tanahnya maka kapasitas adsorpsi menahan unsur – unsur hara lebih besar,
dan lebih banyak mengandung unsure hara dan bahan organik yang dibutuhkan tanaman,
kapasitas memegang air juga lebih besar sebab memiliki permukaan yang lebih luas. Sedangkan
tanah bertekstur kasar memiliki laju infiltrasi yang cepat dan lebih porus. Sehingga unsure hara
akan ikut hanyut dan yang tertahan didalam tanah semakin sedikit.
13
Perbedaan Tekstur Tanah
1. Kemampuan Fisik
a. Pasir = Tidak dapat membentuk bola gulungan, rasa kasar, tidak melekat, referansi air
rendah, drainase cepat jika pasir basah dominan, tergenang jika debu dominan.
b. Debu = Membentuk bola yang teguh dapat sedikit digulung dengan permukaan yang
mengkilat. rasa licin sekali, agak melekat
c. Liat = Dapat membentuk bola yang baik, rasa berat, melekat sekali
14
Faktor – faktor yang dipengaruhi tekstur tanah yaitu :
1. Kemampuan tanah memegang dan menyimpan air
2. Aerasi, serta permeabilitas
3. Kapasitas tukar kation
4. Kesuburan tanah.
5. Infiltrasi
6. Laju pergerakan air (perkolasi)
15
Macam-macam struktur tanah
1. Struktur tanah berbutir (granular): Agregat yang membulat, biasanya diameternya tidak
lebih dari 2 cm. Umumnya terdapat pada horizon A.
2. Kubus (Bloky): Berbentuk jika sumber horizontal sama dengan sumbu vertikal. Jika
sudutnya tajam disebut kubus (angular blocky) dan jika sudutnya membulat maka disebut kubus
membulat (sub angular blocky). Ukuranya dapat mencapai 10 cm.
16
3. Lempeng (platy): Bentuknya sumbu horizontal lebih panjang dari sumbu vertikalnya.
Biasanya terjadi pada tanah liat yang baru terjadi secara deposisi (deposited).
4. Prisma: Bentuknya jika sumbu vertikal lebih panjang dari pada sumbu horizontal. Jadi
agregat terarah pada sumbu vertikal. Seringkali mempunyai 6 sisi dan diameternya mencapai 16
cm. Banyak terdapat pada horizon B tanah berliat. Jika bentuk puncaknya datar disebut prismatik
dan membulat disebut kolumner.
17
Lapisan Tanah
Keterangan:
O : Serasah / sisa-sisa tanaman (Oi) dan bahan organik tanah (BOT) hasil dekomposisi serasah
(Oa)
A : Horison mineral ber BOT tinggi sehingga berwarna agak gelap
E : Horison mineral yang telah tereluviasi (tercuci) sehingga kadar (BOT, liat silikat, Fe dan
Al) rendah tetapi pasir dan debu kuarsa (seskuoksida) dan mineral resisten lainnya tinggi,
berwarna terang
B : Horison illuvial atau horison tempat terakumulasinya bahan-bahan yang tercuci dari
harison diatasnya (akumulasi bahan eluvial).
C : Lapisan yang bahan penyusunnya masih sama dengan bahan induk (R) atau belum terjadi
perubahan
R : Bahan Induk tanah
18
D. Komponen Tanah
4 komponen penyusun tanah :
1. Bahan Padatan berupa bahan mineral
2. Bahan Padatan berupa bahan organik
3. Air
4. Udara
Bahan tanah tersebut rata-rata 50% bahan padatan (45% bahan mineral dan 5% bahan organik),
25% air dan 25% udara.
Keempat penyusun saling keterkaitan sehingga sukar dipisahkan satu sama lain. Susunan isi
lapisan bawah dapat diduga akan berbeda dari lapisan olah. Dibandingkan dengan lapisan olah,
lapisan bawah mengandung lebih sedikit bahan organik dan berpersentasi pori kecil lebih tinggi.
Ini berarti mengandung lebih banyak mineral dan air.
Air dalam tanah merupakan komponen yang penting bagi kehidupan tumbuhan yang tumbuh
di atasnya. Di dalam air tanah biasanya terlarut banyak mineral dan senyawa lainnya, yang
keseluruhannya disebut larutan tanah dan merupakan sumber nutrisi bagi tumbuhan.
Tanah pada kedalaman tertentu selalu dipenuhi oleh air yang disebut dengan air tanah. Air
tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu air tanah dangkal dan air tanah dalam.Air tanah
dangkal terdapat pada bidang tanah yang mempunyai pengaruh besar terhadap proses
pembentukan tanah. Melalui profil kedalamnan tanah dapat diduga berdasarkan tinggi muka air
tanah yang selalu mengalami periode naik turun sesuai dengan keadaan musim atau faktor
lingkungan lainnya.
Keberadaan air di dalam tanah karena ditahan oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap
air (impermeable layers) atau adanya drainase tanah yang buruk (poor drainage). Bila air tersedia
dalam keadaan cukup maka pertumbuhan dan produktivitas tanaman akan berlangsung secara
optimal bahkan maksimal. Namun bila air kelebihan atau sebaliknya kekurangan akan berakibat
buruk bagi pertumbuhan dan produktivitas tanaman atau organisme yang diusahakan pada
umumnya. Ketersediaan air di tanah dapat berasal dari curah hujan, irigasi, tingginya
19
kemampuan menahan air, besarnya penguapan langsung melalui tanah dan Vegetasi
(evapotranspirasi) dan tingginya muka air tanah. Bagi organisme atau tumbuhan air mempunyai
fungsi antara lain sebagai bahan dasar tanaman (protoplasma terdiri dari air), sebagai bahan dasar
pembentuk karbohidrat, lemak dan protein dalam metabolisme yang berlangsung pada jaringan
tanaman, serta sebagai pelarut unsur hara. Tanaman dapat mengambil unsur hara dari tanah bila
unsur hara tersebut terlarut dalam larutan tanah (Rahim, 2011).
Menurut Majid (2011) bahwa air terdapat dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh massa tanah,
tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Air dapat
meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Karena
adanya gaya-gaya tersebut maka air dalam tanah dapat dibedakan menjadi:
1. Air hidroskopik, adalah air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat
digunakan tanaman, kondisi ini terjadi karena adanya gaya adhesi antara tanah dengan air. Air
hidroskopik merupakan selimut air pada permukaan butir-butir tanah.
2. Air kapiler, adalah air dalam tanah dimana daya kohesi (gaya tarik menarik antara
sesama butir-butir air) dan daya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuat dari gravitasi. Air ini
dapat bergerak secara horisontal (ke samping) atau vertikal (ke atas) karena gaya-gaya kapiler.
Sebagian besar dari air kapiler merupakan air yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman.
2. Larutan Tanah
Larutan tanah adalah air yang terdapat di antara pori-pori tanah. Larutan ini mengandung ion-
ion terlarut yang dapat diserap oleh akar tanaman. Di antaranya terdapat juga ion-ion yang tidak
berguna atau bersifat racun bagi tanaman, seperti aluminium. Larutan tanah identik dengan
larutan garam yang mudah berubah konsentrasi (kepekatan) dan susunan kimianya.
Di daerah kering, kadar garam larutan tanah lebih tinggi daripada di daerah bawah. Sering
kali kadar garam larutan tanah menghambat pertumbuhan tanaman. Kadar garam sebesar 0,5%
saja sudah berbahaya bagi tanaman.
20
F. Pengukuran Tanah
Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran di
permukaan bumi dan di bawah tanah untuk menentukan posisi relatif atau absolut titik-titik pada
permukaan tanah, di atasnya atau di bawahnya, dalam memenuhi kebutuhan seperti pemetaan
dan penentuan posisi relatif suatu daerah. Pengukuran tanah adalah konsep umum yang
menjelaskan teori dan penerapan pengukuran bentang alam. Pengukuran tanah adalah unsur
kualitatif yang utuh dari survey.
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
3. Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya
perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah Struktur
tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari dari butiran tanah. Gumpalan ini terjadi karena
butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh perekat seperti : Bahan organik, Oksida
besi dan lain-lain.
4. Tanah pada kedalaman tertentu selalu dipenuhi oleh air yang disebut dengan air tanah. Air
tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu air tanah dangkal dan air tanah dalam. Larutan tanah
adalah air yang terdapat di antara pori-pori tanah. Larutan ini mengandung ion-ion terlarut yang
dapat diserap oleh akar tanaman. Di antaranya terdapat juga ion-ion yang tidak berguna atau
bersifat racun bagi tanaman, seperti aluminium.
B. Saran
Makalah ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk untuk memahami fisiologi tumbuhan lebih
dalam lagi terutama mengenai tanah.
22
DAFTAR PUSTAKA
Hadi Utomo, W. 1982. Dasar-Dasr Fisika Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya: Malang
Soepardi,Goeswono. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor: Institut Pertanian Bogor
Suwardi,dkk. 2000. Morfologi dan Klasifikasi Tanah. Bogor:Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Madjid ,Abdul, MS. 2009. Sifat Fisika Tanah. www.dasar2ilmutanah. blogspot.com.
9 September 2012
23