Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Chapter 1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Chronic Kidney Disease (CKD) adalah sebuah penyakit yang tidak dapat

dipulihkan atau dikembalikan fungsinya karena organ ginjal mengalami

penurunan progresif fungsi ginjal sehingga tidak bisa bekerja lagi untuk

mempertahankan keseimbangan metabolik, cairan dan elektrolit seperti sodium

dan potassium atau produksi urine (Black & Hwaks, 2014; Baughman & Hacley,

2000; Hermawan, 2016). CKD memiliki beberapa faktor resiko genetik atau

riwayat keluarga, jenis kelamin, usia biasanya diatas 50 tahun, seseorang yang

mengalami penurunan berat badan, obesitas, merokok, penggunaan obat-obatan,

diabetes melitus, dan hipertensi (Kazancioğlu, 2013).

Saat seseorang mengalami CKD tanda dan gejala yang dialami pasien pada

umumnya bervariasi karena pada setiap pasien memiliki respon yang berbeda,

sehingga tanda dan gejala yang akan muncul juga berbeda seperti resistensi urine,

hypervolemia, hiperkalemia akibat ketidakseimbangan elektrolit, edema karena

penumpukan cairan, sesak napas, mual dan muntah, nyeri pada tulang dan otot,

pucat, kulit kering, sulit BAB. Adanya gejala yang dialami ini maka masalah

keperawatan yang akan muncul pada setiap pasien juga akan berbeda (Black &

Hwaks, 2014; Baughman & Hacley, 2000; Hermawan, 2016).

Pada stage 1 belum memiliki tanda dan gejala yang terlihat tingkat (Glomerular

Filtration Rate) GFR normal namun beresiko nilai > 90 ml/menit/1,73 m², Stage 2

1
mengalami kerusakan ginjal dengan penurunan GFR ringan 60-89 ml/menit/1,73

m² dan hasil laboratorium abnormal, stage 3 GFR mengalami penurunan sedang

30-59 ml/menit/1,73 m² dengan hasil laboratorium abnormal dan ada kelainan

pada beberapa sistem organ, stage 4 pasien mengalami penurunan GFR parah

dengan hasil 15-29 ml/menit/1,73 m² dan mulai menunjukan kelelahan dan nafsu

makan yang buruk, stage 5 tanda dan gejala mulai dirasakan pada seluruh sistem

organ dan mengalami gagal ginjal dengan GFR <15 ml/menit/1,73 m² (Black &

Hwaks, 2014 ; Osborn, Wraa, & Watson, 2010).Normal GFR adalah 90

ml/menit/1,73 m² (Black & Hwaks, 2014 ; Osborn, Wraa, & Watson, 2010 ).

World Health Organization (WHO) tahun 2013, menyatakan bahwa di dunia

jumlah peningkatan pasien gagal ginjal mengalami peningkatan sebanyak 50 %

dari tahun sebelumnya, di Amerika Serikat prevalensi terjadinya gagal ginjal

setiap tahunnya 200.000 dan yang menjalani hemodialisis dan data dari Kemenkes

RI di tahun 2018 di Indonesia angka kejadian CKD juga mengalami peningkatan

dengan pravelensi 2% dengan jumlah penderita sebanyak 499.800 orang. Pasien

yang mengalami CKD lebih besar laki-laki dengan prevalensi 0,3% dibandingkan

perempuan dengan prevelensi 0,2%.

Data yang diperoleh dari salah satu Rumah Sakit Swasta di Indonesia Barat,

bahwa angka kejadian CKD ini masuk dalam 10 besar kejadian tertinggi, dimana

prevalensi kejadian CKD dari bulan Januari – Desember 2019 dengan kasus 492

pasien CKD dengan persentasi sebanyak 12,73%, dengan rata-rata perbulan

sebanyak 21 orang. Perawat berperan penting dalam penegakkan diagnosa

keperawatan pasien. Masalah keperawatan adalah penilaian klinis yang diberikan

2
kepada pasien karena respon tubuh pasien terhadap gangguan kesehatan

(NANDA, 2018). Keputusan perawatan dalam menegakkan masalah keperawatan

penting karena tindakan atau intervensi yang akan dilakukan kepada pasien akan

mempengaruhi kesehatan pasien (Handayani, 2018). Perawat merupakan profesi

yang penting dirumah sakit karena 55-56 % memberikan pelayanan kesehatan

yang tetap dan terus menerus selama 24 jam setiap harinya kepada pasien

(Handayani, 2018).

Penelitian yang dilakukan oleh Sugiyati (2015) menyatakan ketidaktepatan

pengetahuan perawat dalam melakukan tindakan keperawatan sebanyak 34%,

penentuan diagnosa keperawatan 2 % dan kurangnya pengetahuan perawat

terhadap proses keperawatan sebanyak 27% ini dikarenakan kurangnya informasi

atau kurangnya membaca buku keperawatan karena pekerjaan yang banyak dan

urusan lainnya.

Berdasarkan penelitian Spigolon, Teston, Souza, Santos, Souza, & Neto (2017)

mengatakan bahwa masalah keperawatan yang sering diangkat pada pasien CKD

adalah ketidakseimbangan elektrolit. Kerusakan ginjal merupakan salah satu

penyebab resiko ketidakseimbangan elektrolit. Karakteristik utamanya kehilangan

atau penurunan proses filtrasi glomerulus, memprovokasi ketidakseimbangan

elektrolit dan metabolik dan menganggu keseimbangan tubuh. Kelebihan cairan

juga menjadi salah satu penyebab ketidakseimbangan elektrolit.

Sedangkan pada penelitian Aguiar & Guedes (2017) menyatakan bahwa masalah

keperawatan yang sering diangkat adalah resiko infeksi. Ini dikarenakan prosedur

3
hemodialisis saat pemasangan kateter dan didukung dengan kerusakan ginjal

pasien yang menyebabkan imun pasien turun. Sehingga pasien gampang terkena

infeksi jika tidak dilakukan observasi.

Hasil dari kedua artikel tersebut menyatakan dua masalah keperawatan yang

berbeda. Perbedaan ini terjadi karena tingkat kerusakan ginjal dari pasien yang

berbeda-beda dan tanda dan gejala yang dialami pasien yang berbeda (Osborn,

Wraa, & Watson, 2010). Menurut Black & Hwaks (2014) dan Osborn, Wraa, &

Watson (2010) juga disebutkan bahwa masalah keperawatan yang sering diangkat

adalah kelebihan volume cairan, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh, bersihan jalan nafas tidak efektif, risiko rusaknya integritas kulit, nyeri

akut, intoleransi aktifitas, penurunan curah jantung. Penegakkan masalah

keperawatan pada pasien juga perlu mempertimbangkan penyakit lain yang

dialami pasien yaitu hipertensi, hiperglikemia, dyspnea, dispepsia, edema, ascites,

hiperurisemia, diabetes melitus (Wijayati, 2019).

Karena perbedaan masalah keperawatan ini dan penyakit CKD juga termasuk

dalam 10 besar penyakit tertinggi, maka penulis tertarik untuk melakukan kajian

literatur dengan judul “Masalah Keperawatan Yang Sering Muncul Pada Chronic

Kidney Disease (CKD)”.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas, diketahui bahwa CKD termasuk dalam 10

besar penyakit tertinggi. CKD terjadi karena penurunan progresif fungsi ginjal

sehingga tidak dapat bekerja seharusnya, sehingga tanda gejala yang dialami

4
setiap pasien berbeda sesuai tingkat parah kerusakan ginjal. Sehingga masalah

keperawatan yang ditegakkan pada setiap pasien CKD berbeda. Oleh karena itu,

penulis tertarik untuk membuat kajian literatur mengenai masalah keperawatan

yang sering muncul yang ditegakkan pada pasien CKD.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui gambaran mengenai masalah keperawatan yang sering muncul

pada Chronic Kidney Disease (CKD) melalui kajian literatur.

1.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang sudah dipaparkan diatas, maka pertanyaan yang

timbul adalah apa saja masalah keperawatan yang sering muncul pada penyakit

CKD ?

1.5 Manfaat penelitian

1.5.1 Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi tambahan

khususnya mengenai gambaran masalah keperawatan yang sering muncul pada

penyakit CKD.

1.5.2 Manfaat praktis

1) Bagi keperawatan

Hasil dari penelitian diharapkan dapat menambah sumber pengetahuan dan

informasi bagi peneliti mengenai gambaran masalah keperawatan yang sering

muncul pada pasien CKD.

5
2) Bagi perawat

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan

bagi perawat dalam menegakkan masalah keperawatan bagi pasien sehingga

dapat memberikan intevensi keperawatan kepada pasien sesuai dengan tanda dan

gejala yang dialami pasien.

Anda mungkin juga menyukai