Mental Training
Mental Training
Mental Training
MENGHADAPI KOMPETISI
Melihat fenomena yang terjadi, maka penting untuk menerapkan latihan mental dalam mengatasi pert
Latihan mental memiliki peranan penting bagi atlet yang berguna untuk mempersiapkan mental yang kuat
khususnya dalam menghadapi pertandingan. Latihan mental merupakan latihan yang melibatkan seluruh aspek
psikologis dalam menghadapi berbagai macam tekanan selama pertandingan. Ada tiga teknik latihan mental yang
memerlukan perhatian khusus sesuai kebutuhan praktis dalam melatih atlet menghadapi pertandingan. Pelatihan
mental yang tepat
diperlukan untuk meningkatkan kualitas mental atlet. Diharapkan dengan memberikan latihan mental ini para atlet dapat
berprestasi
PENDAHULUAN
baik sebagai arena untuk sukses dan sebagai kebutuhan untuk mempertahankan
tubuh agar tetap sehat. Menghadapi era globalisasi dan perubahan zaman
begitu cepat, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Yaitu manusia
Olahraga akan memberi kekuatan dan menyehatkan tubuh dan jiwa, bentuk
Tjung Hauw Sin adalah dosen Fakultas Ilmu Latihan Universitas Negeri Padang (FIK ± UNP)
1
61
MM ea sc i hn i n D e i t e Tr r j ea mn sa lha k t ae n d o b l ey h G G o o o og g ll e e
Mes in Di t erj e m a h k a n o l e hG oo gle M e s in D ite r je m ah k an o le h G o og l e
kepribadian yang sehat untuk mampu menghadapi perubahan serta ulet dan kreatif
Untuk dapat meningkatkan prestasi atau hasil yang maksimal pada cabang olahraga no
yang dibutuhkan hanya latihan fisik, teknik, taktik dan strategi, tetapi latihan mental
memainkan peran penting dalam menciptakan keadaan pikiran yang baik. Karena itu
bahkan dalam dunia olahraga, semua olahraga melibatkan pikiran dan tubuh.
Mental dalam bentuk pikiran bertindak sebagai pengontrol, perintah pikiran dan
tubuh mengikuti. Prestasi olahragawan tidak hanya bisa diraih secara eksklusif
mengikuti apa yang diperintahkan atau dilakukan oleh pelatih, tetapi mereka
terbaik dan memenangkan permainan. Motivasi ini dibutuhkan tidak hanya pada
jenis olahraga individu, tetapi juga panggilan motivasi tim atau kelompok
(aturan).
Atlet harus diberikan persiapan mental yang memadai. Karena itu bekerja secara mental
aktivitas motorik. Atlet yang memiliki pola pikir yang baik diharapkan mendapatkan hasil
penampilan maksimal.
Latihan mental
Mental adalah kondisi diri yang terintegrasi dari individu, satu kesatuan
pola pikir harus dilakukan sejak dini saat atlet masih berada di klub
seorang coach Singer (1980) menyebutkan mental training dalam istilah mental
pembentukan atau pembentukan citra , yaitu konseptualisasi mengacu pada pembentukan tugas
62
MM ea sc i hn i n D e i t e Tr r j ea mn sa lha k t ae n d o b l ey h G G o o o og g ll e e
Mes in Di t erj e m a h k a n o l e hG oo gle M e s in D ite r je m ah k an o le h G o og l e
gerakan fisik.
DSD \DQJ GLSHULQWDKNDQ DWDX GL GULOO¥ instruktur SEMANGAT, bagaimanapun mereka memiliki pikiran
Mental adalah suatu metode latihan yang didalamnya terdapat kinerja pada suatu tugas
Mental menurut James Drever (dalam Sudibyo Setyobroto. 2002) itu adalah
Psikologi akan menentukan kekuatan dan pola pikir atlet. Pelatihan mental adalah
dan mengendalikan perasaan (emosi dan pikiran) serta kondisi psikofisik. Monti P.
Santiadarma (2000).
Istilah mental tidak lepas dari prestasi olahraga, tidak juga dari masyarakat
WHODKPHQJHQDOLVWLODKPHQWDOMXDUD¥\DQJGLDVRVLDVLNDQVHEDJDLNDUDNWHULVWLNPHQWDO
apa yang harus dimiliki seorang juara untuk menjadi seorang juara. Mentalitas pemenang adalah
keterampilan yang dimiliki oleh seseorang, dimana keterampilan itu tidak ada
diperoleh atau dibawa sejak lahir, tetapi terbentuk karena pengaruh lingkungan sekitar
Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa mental training
itu memiliki peran penting bagi atlet yang sangat membantu untuk mempersiapkan
itu adalah latihan yang melibatkan semua aspek psikologis dari koping
Keterampilan mental
63
MM ea sc i hn i n D e i t e Tr r j ea mn sa lha k t ae n d o b l ey h G G o o o og g ll e e
Mes in Di t erj e m a h k a n o l e hG oo gle M e s in D ite r je m ah k an o le h G o og l e
Kualitas yang ingin dicapai, berbeda dengan metode yang merupakan prosedur atau teknik
1. Keterampilan mendasar
dasar meliputi:
b. Kesadaran diri _
c. Harga diri
_
d. Berpikir produktif
2. Keterampilan kinerja
3. Keterampilan fasilitatif
dalam olahraga, tetapi jika dikuasai dapat memfasilitasi perilaku yang mendalam
Penting bagi atlet untuk dapat melakukan keterampilan kinerja secara efektif.
ini termasuk:
64
MM ea sc i hn i n D e i t e Tr r j ea mn sa lha k t ae n d o b l ey h G G o o o og g ll e e
Mes in Di t erj e m a h k a n o l e hG oo gle M e s in D ite r je m ah k an o le h G o og l e
pelatih dan atlet. Kirschenbaum (dalam Komarudin 2013) mendukung hal ini
perluasan teknik atau metode khususnya dalam metode keterampilan pengembangan diri e
keterampilan tim.
tingkat tinggi seperti memiliki konsep diri, merasa baik, dan memiliki rasa
menyatakan bahwa keberhasilan pelatih diidentifikasi oleh dua tujuan penting yaitu
b. kompetensi antarpribadi.
2. Keterampilan Tim
keterampilan. Keterampilan Tim adalah kumpulan kualitas tim yang digunakan sebagai
alat untuk menciptakan lingkungan tim yang efektif dan mencapai kesuksesan
b. Kohesi kelompok
c. Komunikasi tim
d. Kepemimpinan kelompok.
65
MM ea sc i hn i n D e i t e Tr r j ea mn sa lha k t ae n d o b l ey h G G o o o og g ll e e
Mes in Di t erj e m a h k a n o l e hG oo gle M e s in D ite r je m ah k an o le h G o og l e
kemampuan mental dan daya tahan atlet, yang meliputi kemampuan untuk
hambatan dari dalam dan luar selama pertandingan. Tidak enak juga
katanya: Pelatihan mental adalah pelatihan jangka panjang dan sistematis untuk
VLWXDVLSVLNRORJLVKDUDSDQXQWXNVXNVHV¥GDQNHWDNXWDQDNDQJDJDO¥0HODOXLmentale
Dari segi tahapan, dapat dikelompokkan menjadi tahapan awal dan tahapan
amplifikasi / lanjutan. Tahapan perkembangan mental ini dapat dilakukan dengan cara:
sistem dan teknik yang berbeda. Adapun tujuan yang ingin dicapai untuk
setiap tahap juga dapat bervariasi sesuai dengan keadaan dan perkembangan
psikologi atlet dan juga disesuaikan dengan minat olahraga yang digeluti
1. Tahap awal
Tahap ini merupakan persiapan untuk pelatihan mental dengan tujuan utama
latihan mental berikutnya. Tingkat pelatihan mental pada tingkat ini meliputi antara lain:
b. latihan konsentrasi; Hal ini sangat diperlukan karena pada hakikatnya merupakan prestasi yang tinggi
itu akan dicapai hanya dengan mobilisasi total semua energi. Untuk ini perlu
Yakin. Relaksasi; Ini adalah sesuatu yang harus dikuasai setiap atlet
66
MM ea sc i hn i n D e i t e Tr r j ea mn sa lha k t ae n d o b l ey h G G o o o og g ll e e
Mes in Di t erj e m a h k a n o l e hG oo gle M e s in D ite r je m ah k an o le h G o og l e
karena atlet adalah orang yang selalu atau sering dalam keadaan utuh
ketegangan sehingga teknik relaksasi harus dikuasai untuk melakukan hal ini
c. Gambar atau visualisasi; teknik ini harus dikuasai agar atlet selalu bisa
kompetisi.
2. Tingkat lanjutan
komponen mental atlet. Karena mental adalah keseluruhan struktur dan proses
secara psikologis, pada tahap lanjut ini semua teknik pelatihan mental harus dikuasai
kognitif meliputi:
b. Konsentrasi
c. Kontemplasi
67
MM ea sc i hn i n D e i t e Tr r j ea mn sa lha k t ae n d o b l ey h G G o o o og g ll e e
Mes in Di t erj e m a h k a n o l e hG oo gle M e s in D ite r je m ah k an o le h G o og l e
b. /DWLKDQSHQJXDVDDQGLULGHQJDQWHNQLSaran otomatis¥
VHPHQWDUDDKOLPHQ\HEXWNDQGHQJDQLVWLODTmeditasi transendental ¥
Biasanya pelatihnya sama dengan atletnya, mereka punya kepribadian yang unik
untuk mengisi peran pelatih, harus benar-benar terlibat dengan para atlet yang
terlatih. Artinya seorang pelatih bukan hanya tentang masalah atau hal-hal yang ada
hanya berhubungan dengan atlet tetapi pelatih juga berperan sebagai teman, guru,
orang tua, konselor dan bahkan psikolog untuk atlet. Jadi bisa diharapkan
yang akan memiliki atlet sebagai seseorang yang ingin mengembangkan hasil mereka
Keterlibatan yang mendalam antara pelatih dan atlet harus dilandasi oleh eksistensi
pelatih untuk mengalami perasaan atau kondisi atlet, yang berarti bahwa pelatih mengerti
atlet secara total. Kepribadian seorang pelatih juga dapat membentuk kepribadian
Atlet. Hal terpenting yang harus ditanamkan oleh seorang pelatih kepada para atletnya adalah ini
Atlet memercayai pelatih tentang apa yang direncanakan dan dilakukan pelatih
68
MM ea sc i hn i n D e i t e Tr r j ea mn sa lha k t ae n d o b l ey h G G o o o og g ll e e
Mes in Di t erj e m a h k a n o l e hG oo gle M e s in D ite r je m ah k an o le h G o og l e
kejujuran. Jika atlet memercayai pelatihnya, tidak peduli seberapa sulit programnya
Jadi peran pelatih sangat luas untuk membentuk pola pikir atlet menjadi lebih
gambar¥
1. Konsentrasi perhatian
kesadaran tertuju pada sesuatu (atau objek tertentu) yang tidak mudah tergoyahkan. Atlet
konsentrasi eksternal maka konsentrasi dipusatkan pada objek yang berada di luar diri
pihak yang berkepentingan. Atlet yang dapat berkonsentrasi dengan baik adalah atlit
yang menjaga keharmonisan fisik dan emosional serta mengatur pola pikir dan konsentrasinya
berikut ini: Perintahkan atlet untuk duduk dengan nyaman di kursi, lalu pelatih
meletakkan di depannya sebuah objek atau foto, yang berhubungan dengan olahraga
menit atlet diminta untuk berbalik. Lalu dia bertanya untuk mengatakan apa
69
MM ea sc i hn i n D e i t e Tr r j ea mn sa lha k t ae n d o b l ey h G G o o o og g ll e e
Mes in Di t erj e m a h k a n o l e hG oo gle M e s in D ite r je m ah k an o le h G o og l e
melihat. Atlet yang memiliki daya konsentrasi yang baik akan menceritakan apa yang dilihatnya
(a) memusatkan perhatian ke luar atau mempersempit perhatian eksternal, misalnya pegolf, (b)
perhatian terfokus atau terfokus secara internal, misalnya pada pelempar cakram,
dan (c) perhatian tersebar atau perhatian luar yang besar, seperti pembela
sepak bola.
2. Relaksasi
ketegangan pada atlet yang muncul selama kompetisi. Ada beberapa teknik relaksasi
diantara yang lain. Relaksasi progresif, teknik relaksasi yang diciptakan oleh Jacobson
pada tahun 1938 ia menyatakan bahwa individu harus dapat membedakan antara
tegang dan rileks, maka otot tubuh menjadi sensitif dan darah lebih banyak
beradaptasi dengan situasi. Biofeedback, dengan teknik ini digunakan secara terbalik
ketegangan otot, tekanan darah, melalui tanda-tanda yang dapat dilihat atau didengar
yang dikembangkan oleh Benson pada tahun 1975 cukup efektif. Dengan latihan
dua kali sehari ± 20 menit ditemukan dapat menurunkan tekanan darah, detak jantung,
tingkat pernapasan, konsumsi oksigen dan ketegangan otot. Cara ini diharapkan
aktivitas dan ketegangan (tension), suasana yang sedapat mungkin dipenuhi dengan ketenangan
jauh dari segala perasaan yang berhubungan dengan kebutuhan hidup sehari-hari.
Menurut Syer dan Connolly (dalam Sudibyo Setyobroto. 1993) relaksasi adalah
kedalaman akan mudah dicapai dengan tidur telentang; tetapi dalam keadaan
tubuh lelah posisi seperti ini dapat dengan mudah menyebabkan atlet terpengaruh
tidur. Jika Anda perlu bersantai sebelum balapan, sebaiknya lakukan di dalam
70
MM ea sc i hn i n D e i t e Tr r j ea mn sa lha k t ae n d o b l ey h G G o o o og g ll e e
Mes in Di t erj e m a h k a n o l e hG oo gle M e s in D ite r je m ah k an o le h G o og l e
3. Citra mental
bagian penting untuk mempercepat proses latihan dan pertumbuhan jiwa batin
praktek. Atlet dilatih untuk dapat membentuk gambaran mental tentang suatu gerakan
keterampilan tertentu atau apa yang harus dilakukan dalam situasi tertentu
Yakin. Eberspacher (dalam Husdarta. 2010) mengemukakan cara melakukan metode tersebut
pola gerakan judo yang baru dan masih asing bagi para atlet. Demonstrasi ini bisa
diberikan melalui demonstrasi langsung atau melalui klip video. Atlet dipersilakan untuk melakukannya
penuh. Fokus ini sangat penting karena dengan fokus biasanya akan begitu
sebuah. Atlet tersebut kemudian diminta untuk mendiskusikan kesalahan baru tersebut
LWXEDLNGDQSHUOXNLWDODDWLK¥
bayangkan gerakannya-JHUDNDQ\DQJGLGHPRQWUDVLNDQWDGL¥
Gambaran mental ini merupakan bagian penting dari strategi pelatihan Anda
pelatih. Cara ini juga bisa digunakan untuk mengamati calon lawan
71
MM ea sc i hn i n D e i t e Tr r j ea mn sa lha k t ae n d o b l ey h G G o o o og g ll e e
Mes in Di t erj e m a h k a n o l e hG oo gle M e s in D ite r je m ah k an o le h G o og l e
PENUTUPAN
itu adalah kualitas yang ingin dicapai. Kemampuan mental dapat dibagi menjadi tiga
bagian yaitu: (a) kompetensi inti (basic competence), (b) kemampuan eksekusi
mental bagi atlet dan pelatih, yaitu dengan keterampilan pengembangan diri
pada fase awal dan fase amplifikasi/lanjutan. Tahap awal terdiri dari (a)
latihan pernapasan, (b) latihan konsentrasi; (c) relaksasi, (d) melihat gambar e
Untuk bisa melakukan latihan mental mental yang tangguh memang harus dilakukan
selama atlet berpartisipasi dalam olahraga. Atlet harus melakukan latihan secara sistematis,
REFERENSI
Magill, Richard A. 1980. Konsep dan aplikasi pembelajaran motorik. IOWA: Wm. c.
Maksum Ali, dkk. 2011. Menjadi pelatih mental atlet. Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.
Jakarta
72
MM ea sc i hn i n D e i t e Tr r j ea mn sa lha k t ae n d o b l ey h G G o o o og g ll e e
Mes in Di t erj e m a h k a n o l e hG oo gle M e s in D ite r je m ah k an o le h G o og l e
Kamar, Inc.
Untuk berharap.
Penyanyi, Robert N. 1980. Pembelajaran motorik dan kinerja manusia. New York: Penerbitan Macmillan
Co., Inc.
Sudarvati, Lili. 2007. Mental Capital Achievement Champion. Jakarta. Grafino King
milik
Syer, John & Connolly, Christopher. 1984. Olahraga Pikiran Olahraga. Pers Universitas Cambridge:
Inggris Raya.
Unesthal, 1988. Pelatihan keterampilan mental yang sistematis dalam olahraga dan kehidupan. Disampaikan pada
www.youtube.com
73