Ini Juga
Ini Juga
Ini Juga
SKRIPSI
Oleh:
RATNANITA
NPM. 151510237
i
LEMBAR PENGESAHAN
Dewan Penguji :
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh :
RATNANITA
NPM.151510237
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Andri Dwi Hernawan, S.K. M., M.Ke (Epid) Abrori, S.Pd, M.Kes
NIDN.1104018201 NIDN. 1114047701
iii
Nama : Ratnanita
Tempat Tanggal Lahir : Tasik Malaya 05 Desember 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Nama Orang Tua
a. Ayah : Sulaiman
b. Ibu : Yuriah
Alamat : Desa Tasik Malaya Kec.Batu Ampar Kab.Ku bu Raya
Provinsi Kalimantan Barat
JENJANG PENDIDIKAN
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
12 Bulan Pada Ibu Bekerja (Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Saigon
Kec.Pontianak Timur)’’.
memperoleh bimbingan, arahan dan dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada Andri Dwi
waktu, tenaga dan pikiran serta dengan penuh kesabaran memberikan pengarahan
dan membimbing penulis dalam menyelesiakan skripsi ini. Pada kesempatan ini,
v
4. Seluruh Dosen beserta staff Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas
Muhammadiyah Pontianak yang telah membekali penulis dengan ilmu selama
perkuliahan dan membantu dalam kelancaran Skripsi ini.
5. Kedua orang tua yang terhormat, Bapak Sulaiman dan Ibu Juriah yang
senantiasa bergelu dengan doa-doa tulusnya untuk keberhasilan dan
kebahagian Bapak dan ibu yang menyemangati lewat telepon seluler
6. Keluarga tercinta yang banyak membantu dalam menyemangati setiap
kegiatan yang menambah semangat saya dalam penyelesaikan permasalahan
perkuliahan dengan mendengar canda tawa lewat telepon seluler
7. Sahabat – sahabatku tersayang terkasih dan tercinta Fatimah, Putri Manja,
Fitri Nur Kolbi,Rita Andriati, Almira, dan tidak bisa saya sebutkan satu
persatu yang telah memberikan motivasi, nasehat, semangat, dukungan, doa,
canda, tawa dan mengajarkan tentang arti sebuah persahabatan.
8. Rekan-rekan satu kelas Peminatan GIZI yang telah mengisi waktu selama 2
tahun di kelas, melalui kebersamaan bersama dan selalu mengisi waktu
kosong di kelas dengan bersenduh gurau bersama.
9. Rekan-rekan satu angkatan di prodi kesehatan masyarakat yang telah banyak
mengisi waktu bersama dengan penuh keakraban selama menjalani proses
belajar di program studi ini, serta telah banyak membantu penulis selama
masa pendidikan.
Juga kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu pesatu, semoga
segala amal kebaikannya mendapat imbalan yang tak terhingga dari Allah
SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Ratnanita
NPM : 151510237
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................... iii
BIODATA .................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................ v
DAFTAR ISI ............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xi
DAFTAR SINGKATAN .......................................................................... xii
DAFTAR ISTILAH ................................................................................. xiii
vii
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 41
IV.1 Desain Penelitian ................................................................. 41
IV.2 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................. 41
IV.3 Populasi dan Sampel ........................................................... 42
IV.4 Teknik Pengolahan dan Penyampaian data ......................... 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
viii
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
DAFTAR ISTILAH
ASI = Air Susu Ibu
BPS = Badan Statistik Indonesia
IgA = Immunoglobulin A
IgM = Immunoglobulin M
IgG = Immunoglobulin G
IgE = Immunoglobulin E
IQ = Intelligence Quotient
ILO = Internasional Labour Organization
ISPA = Infeksi Saluran Pernapasan Atas
Km = Kilo Meter
Laktoferin = Laktotransferin
Ml = Mililiter
SDKI = Survey Demografi Kesehatan Indonesia
UNICEF = United Nation Children Fund
UPTD = Unit pelaksana teknis daerah
UPK = Unit Pengelolah Kegiatan
WHO = World Health Organization
xii
DAFTAR SINGKATAN
Antibody yaitu glikoprotein dengan struktur tertentu yang
disekresikan oleh sel B yang telah teraktivasi
menjadi sel plasma, sebagai respon dari antigen
tertentu dan reaktif terhadap antigen tersebut.
Fisiologis Biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan
organisme secara keseluruhan menjalankan fungsi
fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan.
Infeksi Proses invasi dan multiplikasi berbagai
mikroorganisme (seperti bakteri, virus, jamur, dan
parasit) ke dalam tubuh
Immunoglobulin Protein yang disekresikan produk dari sel plasma
yang mengikat antigen dan sebagai efektor sistem
imun humoral
Immunoglobulin IgA Jenis antibody yang paling umum ditemukan dalam
tubuh, memiliki peran dalam timbulnya reaksi alergi
Immunoglobulin IgG Jenis yang paling melimpah antibodi, yang
ditemukan di semua cairan tubuh dan melindungi
terhadap infeksi bakteri dan virus.
Immunoglobulin IgM Yang ditemukan terutama dalam cairan darah dan
getah bening, adalah yang pertama harus dibuat oleh
tubuh untuk melawan infeksi baru.
Immunoglobulin IgE Yang berhubungan terutama dengan reaksi alergi
(ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan
terhadap antigen lingkungan seperti serbuk sari atau
bulu hewan peliharaan). Hal ini ditemukan di paru-
paru, kulit, dan selaput lendir.
xiii
mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai
keadaan
Laktoferin Protein yang dapat mengikat dan mentransfer ion
Fe3+ dan terdapat dalam jumlah tinggi dalam susu
dan kolostrum
Morbiditas Yang merujuk pada jumlah individual yang
memiliki penyakit selama periode waktu tertentu
Mortalitas Ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena
akibat yang spesifik) pada suatu populasi, skala
besar suatu populasi,
Motorik Suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan
perilaku gerakan yang dilakukan oleh tubuh
manusia
Sensorimotorik Merupakan tahapan pertama dalam perkembangan
kognitif (intelegensia) manusia yang dimulai dari
lahir hingga berusia dua tahun
Stimulasi Suatu kegiatan yang dilakukan untuk merangsang
kemampuan dasar anak agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal
Vital Sangat penting, untuk kehidupan dan sebagainya
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Air Susu Ibu (ASI) yaitu makanan alami pertama untuk bayi yang
memberikan semua vitamin, mineral dan nutrisi (Septiani, Budi, & Karbito,
2017). Nutrisi yang lengkap di dalam ASI juga terdapat zat kekebalan seperti IgA,
IgM, IgG, IgE, laktoferin, lisosom, immunoglobulin yang melindungi bayi dari
berbagai penyakit ( (Fikawati & Syafiq, 2010). Penyakit infeksi seperti Infeksi
saluran pernafasan atas (ISPA), diare dan pemberian ASI seringkali mengalami
Hambatan yang dialami oleh ibu yang menyusui seperti: jauh dari bayi, waktu
maupun memberikan waktu istirahat untuk memerah ASI atau menyusui bayi
(Abdullah & Ayubi, 2013). Apabila bayi tidak mendapatkan ASI Ekslusif selama
6 bulan, bayi tersebut akan kurang mendapatkan manfaat yang diperoleh dari ASI
Ekslusif terkait dengan perlindungan terhadap penyakit (zat anti body), dan dapat
136.700.000 bayi dilahirkan di seluruh dunia dan hanya 32,6% dari mereka yang
mendapat ASI secara eksklusif pada usia 0 sampai 6 bulan pertama. Hal tersebut,
1
menggambarkan cakupan pemberian ASI eksklusif di bawah 80% dan masih
sedikitnya ibu yang memberikan ASI eksklusif pada bayi (UNICEF dalam
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menjadi 35%, namun
cakupan ASI eksklusif nasional belum mencapai target sebesar 80%. Menurut
data provinsi di seluruh Indonesia, terdapat satu provinsi yang berhasil mencapai
target ASI eksklusif nasional yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 84,7%.
Provinsi Jawa Barat, Papua Barat, dan Sumatera Utara merupakan tiga provinsi
pada tahun 2017 adalah sebesar 62,73 dan pada tahun 2018 adalah sebesar
62,14%, namun masih belum mencapai target cakupan ASI eksklusif nasional
terendah cakupan pemberian ASI Ekslusif pada tahun 2018 yaitu wilayah kerja
UPTD Puskesmas Saigon Kec. Pontianak Timur sebesar (25%), UPK Puskesmas
Parit Mayor sebesar (42,3%), UPK Puskesmas Banjar Serasan sebesar (43,46%),
UPTD Puskesmas Kec. Pontianak Barat sebesar (45,43%) dan UPK Puskesmas
Pontianak cakupan pemberian ASI Ekslusif yang paling terendah yaitu di wilayah
Berdasarkan data dari UPTD Puskesmas Saigon cakupan pemberian ASI Ekslusif
pada Tahun 2016 sebesar ( 27,37%), tahun 2017 sebesar (17,44%), tahun 2018
jumlah tenaga kerja wanita pada tahun 2019. Pegawai negeri sipil sebanyak 485
orang, karyawan swasta 869 orang, guru 110 orang, karyawan honorer 75 orang
Dampak bayi yang tidak mendapatkan ASI Ekslusif akan berdampak pada
kesakitan dan kematian akibat penyakit infeksi dan berhubungan erat dengan
rendahnya IQ (WHO 2013). Dampak lain bayi tidak mendapatkan ASI bayi yaitu;
pematangan organ (Qoyyimah & Rohmawati, 2017). Dampak bayi yang tidak
mendapat ASI eksklusif memiliki risiko kematian karena diare 3,94 kali lebih
seorang manusia untuk mendapatkan kehidupan yang sehat dan sejahtera. Namun,
tidak semua orang ibu mengetahui hal ini. Di beberapa negara maju dan
berkembang termasuk Indonesia, banyak ibu karir yang tidak menyusui secara
eksklusif. Rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif ini dapat berdampak pada
kualitas hidup generasi penerus bangsa dan pada kesehatan masyarakat (Hidayah,
Ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif pada anak akan berdampak buruk
terjadinya penyakit alergi, obesitas, dan penyakit usus pada bayi prematur dan
pemberian ASI eksklusif pada ibu pekerja belum tepat. Dalam penelitian pada
eksklusif hanya mencapai 21%. Sebagian besar kegagalan disebabkan oleh jam
kerja terhadap pemberian ASI eksklusif dan peraturan di tempat kerja. Ibu bekerja
terpaksa menghentikan menyusui bayi karena tidak tersedia fasilitas bagi ibu
untuk menyusui bayinya di tempat kerja (Pujian, & Rahma wati, M. 2014).
faktor lama jam kerja ibu menunjukkan ada hubungan yang signifikan dengan
produksi ASI hasil uji nilai p=0,000. Penelitian yang dilakukan oleh Intami dan
Zaman (2018) ada hubungan yang bermakna antara dukungan pimpinan dengan
pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Abdullah (2012) bahwa berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan
2019 di UPTD Puskesmas Saigon pada 8 orang ibu bekerja yang memliliki bayi
usia 7-12 bulan diperoleh hasil bahwa sebanyak 60% ibu tidak memberikan ASI
Ekslusif pada bayinya. Sebanyak 50% ibu tidak memberikan ASI karena jarak
tempat kerja dengan rumah yang jauh sehingga ibu tidak sempat pulang kerumah.
Sebanyak 60% ibu tidak menyediakan stok asi untuk bayinya saat ibu pergi
bekerja, dan 30% ibu tidak mendapatkan dukungan dari pimpinan di tempat kerja.
Kegagalan Pemberian Asi Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Pada Ibu Bekerja
Air susu ibu (ASI) adalah pemberian ASI saja salama enam bulan pertama
kalangan ibu bekerja merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi, salah
menyusui bayi. Salah satu upaya penangananya ialah melalui upaya pencegahan
yang berkaitan dengan factor yang dapat menyebabkan kegagalan pemberian ASI.
masalah dari penelitian ini adalah untuk mengetahui “Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kegagalan Pemberian Asi Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Pada Ibu
Usia 7-12 Bulan Pada Ibu Bekerja Di Wilayah Kerja Posyandu Binaan
dengan kegagalan pemberian Asi Ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan
Puskesmas Saigon
kegagalan pemberian Asi Ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan dengan
Saigon
dengan kegagalan pemberian Asi Ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan
Puskesmas Saigon
kegagalan pemberian Asi Ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan dengan
Saigon
pemberian Asi Ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja
kegagalan pemberian Asi Ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan dengan
Saigon
kaitannya dengan pemberian Asi Ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan
1. Bagi Masyarakat
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian
2 Faktor-Faktor Yang V.Bebas Penelitian ini Ada hubungan yang Variabel bebas Penetilian ini
Berhubungan Dengan Pengetahuan, menggunakan bermakna antara penelitian yaitu memiliki persamaan
Kegagalan Ibu Dalam Sikap dan desain pengetahuan ibu dengan pengetahuan meeliti kegagalan
Memberikan Asi Pekerjaan, penelitian kegagalan pemberian dan sikap dan pemberian ASI
Eksklusif Pada Bayi observasional ASI Eksklusif sasaran Ekslusif
Usia 0-6 Bulan Di V.Terikat analitik dengan (p=0,011), ada penelitian yaitu
Puskesmas Bangetayu pendekatan hubungan yang 0-6 bulan
Semarang Kegagalan potong lintang bermakna antara sikap
Pemberian ASI ibu dengan kegagalan
(Nurul Fatimah, Eksklusif Teknik pemberian ASI
Mifbakhuddin, dan sampling yang Eksklusif (p=0,032),
Novita, Kumalasari, digunakan dan tidak ada hubungan
2015) adalah teknik yang bermakna antara
acak sederhana pekerjaan ibu dengan
kegagalan pemberian
ASI Eksklusif
(p=0,133)
3 Faktor - Faktor Yang V. Bebas Rancangan Ada hubungan yang Sasaran Penelitian ini memiki
Berhubungan Dengan desain cross bermakna pengetahuan penelitian yaitu persamaan
Kegagalan Pemberian Pengetahuan,sik sectional ibu (nilai p=0,000: dan usia 0-6 bulan menggunakan desain
Asi Eksklusif Di ap, dukungan Teknik ada hubungan sikap ibu dan variabel penelitian yaitu cross
Kabupaten Semarang pimpinan, dan pengambilan (nilai p=0,016: dan terikat yaitu sectional dan teknik
peran tenaga data dukungan pimpinan kegagalan pengambilan data
(Irfa Eka Angrarest kesehatan, menggunakan (nilai p=0,000: Namun, pemberian ASI proporsional ramdom
dan Ahmad Syauqy, status pekerjaan proporsional dukungan suami (nilai Ekslusif sampling
2016) random p=0.193: peran tenaga
V. Terikat sampling kesehatan (nilai
p=0.171: RP=0,7: dan
Kegagalan ASI status pekerjaan (nilai
Eksklusif, p=0.133:
4 Faktor-Faktor Yang V. Bebas Metode Ada hubungan yang Sasaran Penelitian ini
Menyebabkan Penelitian ini bermakna antara Penelitian yaitu memiliki persamaan
Kegagalan Ibu bekerja Paritas adalah dukungan pimpinan usia 0-6 bulan yaitu variabel bebas
di sektor formal penelitian dengan Kegagalan Ibu yang meneliti tentang
Dalam Memberikan Dukungan deskriptif Dalam Memberikan Asi dukungan pimpinan
Asi Ekslusif Pada Bayi Pimpinan dengan tekhnik Ekslusif Pada Bayi Usia dengan kegagalan
Usia 0-6 Bulan Di pengambilan 0-6 Bulan Di Wilayah pemberian asi pada
Wilayah Kerja V.Terikat purposive Kerja Puskesmas ibu bekerja
Puskesmas Pejeruk sampling Pejeruk dimana nilai p
Kegagalan Asi
value 0.000 (p<0.05).
(Cahaya Indah Lestari, Ekslusif
2019)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
biologis yang harus diberikan kepada bayi di awal kehidupannya. Hal ini
dikarenakan selain mengandung nilai gizi yang cukup tinggi, ASI juga
mengandung zat kekebalan tubuh yang akan melindungi dari berbagai jenis
sejak bayi dilahirkan selama 6 bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti
dengan makanan atau minuman lain (Nilakesuma, Jurnalis, & Rusjdi, 2015)
Makanan atau minuman lain selain ASI, seperti air putih, susu
formula, air teh, serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur,
biskuit, nasi tim kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral tetes (Mulya &
Rachmawati, 2013)
ASI yaitu salah satu nutrisi yang dapat membantu proses pertumbuhan
dan perkembangan bayi. Di dalam ASI terkandung lebih dari 200 unsur-unsur
pokok zat gizi dan zat pertumbuhan lainnya, diantaranya lemak, karbohidrat,
vitamin, enzim, dan mineral yang juga dapat menjaga antibodi tubuh bayi dari
12
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulakan bahwa ASI
eksklusif adalah pemberian ASI sejak bayi dilahirkan sampai sekitar 6 bulan,
diberikan tanpa jadwal dan tidak diberikan makanan lain sampai bayi berumur
6 bulan.
berdampak buruk pada kualitas sumber daya manusia yang dapat dilihat dari
2016)
kolostrum, ASI masa peralihan dan ASI mature. Kolostrum adalah susu yang
air, kartinin dan mineral secara lengkap yang sangat cocok dan mudah
cocok dan mudah diserap secara sempurna dan sama sekali tidak
ibu untuk menjalin ikatan batin kepada anak. Pemberian ASI dapat
susu formula yang harganya mahal (Azila, Yusniar, & Ismail, 2017)
pemberian ASI itu praktis, higie nis, tanpa menggunakan botol, dan
kasih antara ibu dan anak (Wulandari, P., Arfianto, & Mulyaningsih,
R. A. 2018).
dan kelangsungan hidup bayi karena ASI kaya zat gizi dan antibodi,
Rahmawati, M. 2014).
II.2 Bayi
Masa bayi dimulai dari usia 0–12 bulan ditandai dengan pertumbuhan dan
perkembangan fisik yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan gizi.
penting yang berkaitan dengan otot besar seperti kemampuan bayi dalam
Bayi pada usia 0-1 tahun anak berada dalam fase perkembangan
yang berusia 0-12 bulan yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan
Faktor gizi lain yang berpengaruh terhadap perkembangan motorik bayi yaitu
pemberian ASI. ASI sebagai sumber makanan utama bagi bayi memiliki
kandungan yang sesuai dengan pencernaan dan kebutuhan bayi. Pemberian ASI
ASI juga berkaitan dengan ikatan ibu dan anak yang penting dalam
perkembangan mental dan motor bayi tersebut (Kholifah, Fadillah, As’ari, &
Hidayat, 2014).
Perempuan karier adalah mereka yang memiliki kegiatan di luar rumah seperti
bekerja di kantor yang lebih banyak terikat oleh waktu kerjanya. Perempuan
sebagai ibu atau istri dalam rumah tangga, juga sebagai karyawati yang aktif
Perempuan karier seakan tidak dapat dibendung. peran wanita identik dengan
sehingga banyak sekali perempuan yang memilih untuk terjun di dunia karier
(Iklima, 2014)
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwah Perempuan karier
adalah perempuan yang bekerja di luar rumah yang banyak menghabiskan waktu
bahwa status pekerjaan ibu sebagai salah satu penghambat pemberian ASI
risiko 14 kali lebih besar tidak memberikan ASI eksklusif. Penelitian yang
dan 20% perempuan pekerja sektor industri yang memberikan ASI eksklusif
Di daerah perkotaan dimana relatif lebih banyak ibu yang bekerja untuk
mencari nafkah mengakibatkan ibu tidak dapat menyusui bayinya dengan baik
dan teratur. Hal ini menjadi signifikan karena situasi tempat kerja belum
dan menyimpan ASI, belum banyak tersedia atau tidak adanya tempat penitipan
bayi agar ibu pekerja dapat menyusui bayinya pada saat tertentu (Sihombing,
2018).
II.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Asi Eklusif
Aktifitas kerja yang baik tidak terlepas dari work place (tempat kerja)
peralatan yang digunakan maupun posisi tubuh pada saat bekerja akan
menjadikan suatu industri bisa berjalan dengan efektif dan efisien (Astuti,
2017)
kerja adalah beban kerja yang diterima oleh seorang pekerja dapat
kesehatan dan masa depan, Jarak tempat kerja yang jauh dari rumah
dan tidak tersedianya fasilitas bagi ibu untuk menyusui bayinya (Tahar
Jarak adalah ruang sela (panjang atau jauh) antara dua benda.
Jarak adalah ukuran jauh dekatnya antara tempat yang satu dengan
tempat yang lain dan diukur dengan satuan meter (Pribadi & Sjarif,
tempat yang satu dengan tempat yang lain dalam upaya pemenuhan
tempat ke tempat lain yang melalui rute tertentu (Afrizal, Saleh, &
1) Free flow speed, yaitu kecepatan pada saat arus lalu lintas
kelompok, yaitu kurang atau sama dengan 40 jam dan lebih dari
atau 8 jam sehari. ILO menetapkan standar legal jam kerja baru,
Nuzulia, 2013).
Stok asi yaitu ASI yang dimasukan di dalam botol dot yang
di isi pada saat ibu memerah atau memompa ASI. Sedikitnya ibu
Stok ASI adalah ibu yang memerah ASI setiap hari, seorang
ibu bisa memproduksi ASI hingga satu liter susu setiap kali
2018)
Stok asi perah adalah asi yang sudah ibu perah bisa di
simpan untuk saat di tinggalkan ibu dan ibu bisa menyimpan ASI
disusul mie, olahan terigu, terigu, olahan beras, serta jagung dan
secara alami. Pada saat menyusui, berat badan ibu akan turun
Utaminingrum, 2012).
kerja yang fleksibel, beban kerja yang lebih ringan, dan tidak
keluar, minuman ini bisa berupa susu formula, susu sapi, atau
2016).
perilaku itu sendiri). Dan menurut Lawrence Green perilaku ini ditentukan
yang umur 0-6 bulan, karena tahu bahwa di ASI Ekslusif memberikan
Factor Predisposisi
Pengetahuan
Sikap
Keyakinan
Kepercayaan
Nilai-nilai
Tradisi,
Perilaku
Factor Pemungkin
Factor Penguat
Tokoh Masyarakat
Tokoh Agama
Dukungan Keluarga
Dukungan Suiami
Sikap Ibu
Diet Karbohidrat
Aktifitas Di Tempat
kerja KEGAGALAN
PEMBERIAN
Factor Pemungkin
Jarak Tempat Kerja ASI EKSLUSIF
PADA BAYI
USIA 7-12
Waktu Tempuh BULAN PADA
IBU BEKERJA
Stok ASI
Dukungan Pimpinan
Dukungan Keluarga
Keterangan:
KERANGKA KONSEPSIONAL
Aktifitas Kerja
Stok ASI
Diet Karbohidrat
36
37
1. Variabel bebas
Variabel bebas, yaitu aktifitas kerja, jarak tempat kerja, waktu tempuh,
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey
Berhubungan Dengan Kegagalan Pemberian Asi Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12
Bulan Pada Ibu Bekerja Di Wilayah Kerja Posyandu Binaan UPTD Puskesmas
Saigon. Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
simultan pada satu saat (sekali waktu), dimana variabel-variabel yang ter
IV.2.1 Waktu
Puskesmas Saigon
41
42
IV.3.1 Populasi
formal yang mempunyai bayi usia 7-12 bulan di wilayah kerja Posyandu
IV.3.2 Sampel
n= N
1+N (d)²
Keterangan:
b. N : Besar populasi
n= 65
1 + 65(0,05)²
n= 65 n= 65 n= 63.42 63 Orang
1 + 0.025 1.025
80 43
Tabel 4.1
2 Sakura
n= 10 ×63 = 9.69 = 10 orang
65
3 Nusa indah
n= 11 ×63 = 10.66 = 11 orang
65
4 Delima mas
n= 7 ×63 = 6.78 = 7 orang
65
Jumlah
63 orang
81
44
1. Inklusi
2. Ekslusi
1. Tidak bekerja
proses
kesiapan belajar pada penelitian ini. Untuk skor setiap butir soal penulis
ke software statistik
tidak akurat dari satu set catatan, table, atau baris data.
6. Analiting merupakan suatu suatu proses analisa pada data yang telah di
kemudian dibandingkan dengan teori – teori yang ada dalam penulisan ini
analisis chi - square, uji ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
penelitian. Dengan membandingkan nilai hasil dari hitung dengan nilai alpha
(α) 0.05.
variable independen dengan variable dependen dan sebaliknya jika nilai hitung
> dibandingkan nilai α maka tidak ada hubngan antara variable independen dan
BAB V
47
85
Tabel V.1
Jumlah Tenaga Kerja Diwilayah Kecamatan Pontianak Timur
No Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah
5 Dosen 22 24 46
10 Petani 68 10 78
11 Perdagangan 51 15 66
86
Tabel V.2
Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur
Kecamatan Pontianak Timur
No Kelompok umur Laki-laki Perempuan Jumlah
penelitian sebanyak 65 ibu yang bekerja yang mempunyai bayi usia 7-12
ASI Ekslusif, aktifitas di tempat kerja, jarak tempat kerja, waktu tempuh
kerja, dukungan keluarga dan stok asi. Untuk lebih jelasnya, dapat
Kriteria inklusi
Pengolahan dan
Analisis data
bagian diantaranya umur, pendidikan, lama masa bekerja, lama kerja dalam
sehari, jenis pekerjaan, jumlah anak dan umur anak. Untuk mengetahui
Tabel V.3
Karakteristik Berdasarkan Umur Ibu
Umur Frekuensi (f) Persentase (%)
Total 63 100
berdasarkan umur yang banyak adalah responden umur 20-35 tahun sebesar
82,5% dan responden paling sedikit adalah pada umur 46-55 tahun sebesar
1,6%.
91
Tabel V.4
Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Ibu
Pendidikan Frekuensi (f) Persentase(%)
DIII 13 20,6
SI 50 79,4
Total 63 100
Tabel V.5
Karakteristik Berdasarkan Lama Masa Kerja Ibu
Lama Masa Kerja (Tahun) Frekuensi (f) Persentase(%)
Total 63 100
paling banyak berdasarkan lama masa kerja lebih > 3 tahun sebesar 85,7%
dan baru masa kerja yang paling sedikit adalah kurang dari tiga tahun sebesar
14,3%.
92
Tabel V.6
Karakteristik Berdasarkan Jenis Pekerjaan Ibu
Jenis pekerjaan Frekuensi (f) Persentase(%)
Swasta 34 54,0
PNS 29 46,0
Total 63 100
Tabel V.7
Karakteristik Berdasarkan Jumlah Anak Ibu
Jumlah Anak Frekuensi (f) Persentase(%)
1 orang 5 7,9
2 orang 25 39,7
3 orang 23 36,5
4 orang 8 12,7
5 orang 2 3,3
Total 63 100
paling banyak berdasarkan jumlah anak dua orang sebesar 39,7% dan
responden yang paling sedikit jumlah anak lima orang sebesar 3,3%.
93
Tabel V.8
Karakteristik Berdasarkan Umur Anak Ibu
Umur Anak Frekuensi (f) Persentase(%)
7 bulan 9 14,3
8 bulan 8 12,7
9 bulan 7 11,1
10 bulan 11 17,5
11 bulan 13 20,6
12 bulan 15 23,8
Total 63 100
paling banyak berdasarkan umur anak dua belas bulan sebesar 23,8% dan
1) ASI Ekslusif
Tabel V.9
Distribusi Responden Berdasarkan Kegagalan Pemberian ASI Ekslusif
Di Wilayah Kerja Posyandu Binaan Puskesmas Saigon tahun 2019
Kegagalan Pemberian ASI Frekuensi (f) Persentase(%)
Ekslusif
Gagal 41 65,1
Berhasil 22 34,9
Total 63 100
memberikan ASI Ekslusif sebesar 65,1% dan yang paling sedikit yang
Tabel V.10
Distribusi Responden Berdasarkan Aktifitas di tempat kerja
Di Wilayah Kerja Posyandu Binaan Puskesmas Saigon Tahun 2019
Aktifitas Di Tempat Kerja Frekuensi (f) Persentase(%)
Pelayanan 44 69,8
Administarasi 19 30,2
Total 63 100
sebesar 69,8% dan yang paling sedikit aktifitas administasi sebesar 30,2%.
Dari hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata jarak tempat kerja
jarak tempat kerja jauh jika > 8 kilometer dan jarak tempat dekat < 8
Tabel V.11
Distribusi Responden Berdasarkan Jarak Tempat Kerja
Di Wilayah Kerja Posyandu Binaan Puskesmas Saigon Tahun 2019
Jarak Tempat Kerja Frekuensi (f) Persentase(%)
Total 63 100
Binaan UPTD Puskesmas Saigon paling banyak jarak jauh lebih dari delapan
kilometer sebesar 74,6% dan yang paling sedikit jarak dekat kurang dari
dikategorikan lama jika > 33 menit dan dekat jika < 33 menit didapatakan
Tabel V.12
Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Berangkat dan Pulang Kerja
Di Wilayah Kerja Posyandu Binaan Puskesmas Saigon Tahun 2019
Waktu Waktu Berangkat Kerja Waktu Pulang Kerja
Berangkat Kerja
Frekuensi Persentase(%) Frekuensi Persentase(%)
(f) (f)
berdasarkan waktu berangkat kerja dan pulang kerja yang terdapat di wilayah
kerja posyandu binaan Puskesmas Saigon paling banyak waktu Lama > 33
menit sebesar 50,8% dan yang paling sedikit waktu cepat < 33 menit sebesar
49,2%.
97
6) Dukungan Keluarga
Tabel V.13
Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga
Di Wilayah Kerja Posyandu Binaan Puskesmas Saigon Tahun 2019
Dukungan Keluarga Frekuensi (f) Persentase(%)
Tidak 52 82,5
Ya 11 17,5
Total 63 100
UPTD Puskesmas Saigon paling banyak tidak ada dukungan keluarga sebesar
82,5% dan yang paling sedikit ada dukungan keluarga sebesar 17,5%.
7) Stok ASI
Tabel V.14
Distribusi Responden Berdasarkan Stok Asi
Di Wilayah Kerja Posyandu Binaan Puskesmas Saigon Tahun 2019
Stok ASI Frekuensi (f) Persentase(%)
Tidak 51 81,0
Ya 12 19,0
Total 63 100
berdasarkan stok asi yang terdapat di wilayah kerja posyandu binaan UPTD
Puskesmas Saigon paling banyak tidak ada stok asi sebesar 81,0% dan yang
8) Diet Karbohidrat
Tabel V.15
Distribusi Responden Berdasarkan Diet Konsumsi
Di Wilayah Kerja Posyandu Binaan Puskesmas Saigon Tahun 2019
Total 63 100
58,7% lebih besar dibandingkan dengan diet karbohidrat cukup sebesar 41,3%
99
Pemberian Asi Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di
Tabel V.16
Hasil Analisis Hubungan Aktifitas Di Tempat Kerja Dengan Kegagalan
Pemberian Asi Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di
Wilaya Kerja Posyandu Binaan UPTD Puskesmas Saigon
n % n % n %
aktifitas pelayanan cenderung gagal memberikan ASI Ekslusif pada bayi 7-12
bulan sebesar 63,6% lebih kecil dibandingkan dengan ibu yang memiliki aktifitas
Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,983 > 0,05 artinya tidak
ada hubungan antara aktifitas fisik dengan kegagalan pemberian ASI Ekslusif
100
pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja di wilayah Kerja Posyandu Binaan
Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Pada Ibu Bekerja Di Wilayah Kerja
Tabel V.17
Hasil Analisis Hubungan Jarak Tempuh Kerja Dengan Kegagalan
Pemberian Asi Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di
Wilayah Kerja Posyandu Binaan UPTD Puskesmas Saigon
Gagal Berhasil
n % n % n % P Value
Jauh > 8 km 32 68,1 15 31,9 47 100
0,579
Dekat < 8 km 9 56,3 7 43,8 16 100
Berdasarkan tabel V.17 di atas, menunjukan bahwa ibu yang jarak tempuh
kerja jauh lebih > 8 km cenderung gagal memberikan ASI Ekslusif sebesar
68,1% lebih besar dari pada ibu yang jarak tempuh kerja dekat Dekat < 8 km
sebesar 56,3%.
Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,579 > 0,05 artinya
tidak ada hubungan antara jarak tempat kerja dengan kegagalan pemberian ASI
101
Ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja di wilayah Kerja
Asi Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di Wilayah
Tabel V.18
Hasil Analisis Hubungan Waktu Tempuh Dengan Kegagalan Pemberian Asi
Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di Wilayah Kerja
Posyandu Binaan UPTD Puskesmas Saigon
Gagal Berhasil
n % n % n % P Value
Lama > 33 menit 21 65,6 11 34,4 32 100
1.000
Cepat < 33 menit 20 64,5 11 35,5 31 100
tempuh kerja lama > 33 menit cenderung gagal memberikan ASI Eklusif
sebesar 65,6% lebih besar dari pada ibu yang waktu tempuh kerja cepat < 33
Berdasarkan hasil uji chi Chi-Square diperoleh nilai p= 1.000 > 0,05 yang
artinya idak ada hubungan antara waktu tempuh kerja dengan kegagalan
102
pemberian Asi Ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja di
Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di Wilayah Kerja
Tabel V.19
Hasil Analisis Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kegagalan Pemberian
Asi Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di Wilayah
Kerja Posyandu Binaan UPTD Puskesmas Saigon
n % N % n % (C1 : 95%) P
lebih besar dari pada ibu yang mendapatkan dukungan keluarga sebesar 9,1%
Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 artinya ada
pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja di wilayah kerja Posyandu Binaan
responden yang gagal pemberian ASI Ekslusif dikarenakan tidak ada dukungan
Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di Wilayah Kerja
Tabel V.20
Hasil Analisis Hubungan Stok ASI Dengan Kegagalan Pemberian Asi
Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di Wilayah Kerja
Posyandu Binaan UPTD Puskesmas Saigon
Gagal Berhasil PR P
lebih besar dibandingkan dengan ibu yang menyediakan stok ASI dan gagal
memberikan ASI Ekslusif sebesar 0%. Berdasarkan hasil uji chi square
diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 artinya ada hubungan antara menyediakan
stok ASI dengan kegagalan pemberian ASI Ekslusif pada bayi usia 7-12
Puskesmas Saigon.
Kegagalan Pemberian Asi Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan
Tabel V.21
Hasil Analisis Hubungan Diet Karbohidrat Dengan Kegagalan Pemberian
Asi Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di Wilayah
Kerja Posyandu Binaan UPTD Puskesmas Saigon
n % N % n % PR P
konsumsi karbohidrat kurang < 368 gram cenderung gagal memberikan ASI
Ekslusif sebesar 45,9% lebih kecil dibandingkan dengan ibu yang diet
konsumsi Cukup > 368 gram gagal memberikan ASI Ekslusif sebesar 92,3%.
Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 artinya
Ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja di wilayah kerja
karbohidrat kurang < 368 gram akg sebesar 0,498 kali lebih banyak
V.2 Pembahasan
Pada penelitian ini jumlah responden adalah 63 orang yang terdiri dari
posyandu assyifa 14 orang ibu, sakura 10 orang ibu, nusa indah 11 orang ibu,
delima mas 7 orang ibu melati 12 orang ibu dan tunas bangsa II 9 orang ibu
mempunyai bayi 7-12 bulan dengan kriteria inklusi yang terdapat di wilayah
Pemberian Asi Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai P value sebesar 0,983 > 0,05
tempat kerja dengan kegagalan pemberian asi ekslusif pada bayi usia 7-12
bulan dengan ibu bekerja di wilayah kerja posyandu binaan UPTD Puskesmas
ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja di wilayah kerja
pelayanan tidak sempat untuk memerah atau menyetok asi untuk anaknya dan
Aktivitas di tempat kerja adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot
dilakukan saat ibu sedang bekerja, ibu yang bekerja lebih dari 60 menit sehari
akan memberikan manfaat bagi kesehatan dan aktivitas fisik dapat tergolong
sedang ataupun berat tergantung pada tingkat pekerjanya jika dalam waktu 60
menit melakukan aktifitas fisik sedang maka tidak perlu dilakukan sekaligus
pada kelompok ibu-ibu pekerja formal yang menyusui dan mempunyai bayi
108
penelitian ini tidak terdapat hubungan antara aktifitas fisik dengan kegagalan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Juliana Mariani, dkk, 2018). Pada
kelompok ibu-ibu yang menyusui dan mempunyai bayi berusia 6-24 bulan
tempat kerja dengan kegagalan ASI eksklusif (nilai P = value 0,856). Hasil
penelitian yang dilakukan oleh (Hatsu E Irene,dkk, 2015) pada kelompok ibu-
ibu yang menyusui dan mempunyai bayi berusia 6-24 bulan Berdasarkan hasil
penelitian ini tidak terdapat hubungan antara aktifitas di tempat kerja dengan
Aktifitas fisik yang berdampak bagi ibu menyusui yang bekerja seringkali
merasa kelelahan dan bila sedang dalam kondisi memberikan ASI eksklusif,
bila merasa capek, harus rehat sebentar karena, kondisi lelah akan
(Putri,dkk,2015)
Produksi ASI yang menurun akan membuat bayi terus merasa lapar dan
ingin terus menyusui jadi simpulan dari anasis di atas tidak terdapat hubungan
antara aktiftas di tempat kerja dengan kegagalan pemberian ASI Ekslusif pada
bayi usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja di wilayah kerja posyandu binaan
109
aktiftas di tempat kerja yang berlebihan akan berdampak pada produksi asi
untuk anaknya.
Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di Wilayah Kerja
sebesar 0,579 > 0,05 yang berarti Ha ditolak bahwa tidak ada hubungan antara
jarak tempuh di tempat kerja dengan kegagalan pemberian asi ekslusif pada
bayi usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja di wilayah kerja Posyandu Binaan
Hasil penelitian responden yang memiliki jarak tempat kerja Jauh > 8 km
didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jarak tempat kerja dengan
kegagalan pemberian asi ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja
Hasil penelitian yang diperoleh jarak tempuh kerja responden yang yang
jarak tempuh dekat dikarenakan responden yang jarak tempuh yang jauh tidak
bisa pulang kerumah pada saat istiharat untuk memberikan asi ekslusif karena
jarak rumah ke tempat kerja yang jauh dan responden tidak mendapatkan
dukungan dari keluarga dalam pemberian asi ekslusif. Responden yang jarak
tempuh jauh tidak menyediakan stok asi mereka berpendapat kalau harus
memerah asi takut waktu berangkat kerja akan terlambat sampai ke tempat
kerja.
Jarak tempat kerja yang jauh akan membuang waktu ibu bekerja hingga
berjam-jam di jalan menuju tempat kerja atau kantor, Tempat kerja dari rumah
sampai kantor yang relatif jauh, akan berdampak negatif bagi produktivitas
kerja (Nova Septi,2012). Produktivitas kerja dalam perjalanan yang jauh antara
rumah dan kantor jauh > dari 8 km per hari bisa membuat para pekerja datang
terlambat ke kantor untuk bekerja jarak jauh juga bisa membuat kemacetan
ibu-ibu pekerja formal yang menyusui dan mempunyai bayi berusia 6-12 bulan
Berdasarkan hasil penelitian tidak terdapat hubungan antara jarak tempat kerja
dilakukan oleh Atabik Ahmad (2014) pada kelompok ibu-ibu pekerja yang
111
menyusui dan mempunyai bayi berusia 6-24 bulan wilayah kerja puskesmas
tine dan Helsing, Ph.D.Elisabet (2015) pada kelompok ibu-ibu pekerja yang
hubungan antara jarak tempat kerja dengan kegagalan ASI eksklusif (nilai P =
0.954).
Jarak tempat kerja yang jauh akan berdampak pada waktu yang
digunakan untuk sampai ketempat kerja, seseorang dengan jarak tempuh jauh
kerja yang semakin jauh akan berpengaruh pada aktifitas kerja. (Saraswati
Simpulan dari anasis di atas tidak terdapat hubungan antara jarak tempat
kerja dengan kegagalan pemberian ASI Ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan
sarana transportasi yang memadai juga melihat dari aspek biaya karena hal ini
112
Asi Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di Wilayah
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai P value sebesar 1.000 > 0,05
yang berarti Ha ditolak artinya tidak terdapat hubungan antara waktu tempuh
di tempat kerja dengan kegagalan pemberian asi ekslusif pada bayi usia 7-12
bulan dengan ibu bekerja di wilayah kerja posyandu binaan UPTD Puskesmas
Hasil penelitian responden yang memiliki waktu tempuh kerja lama > 33
terdapat hubungan antara waktu tempuh kerja dengan kegagalan pemberian asi
ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja di wilayah kerja
Hasil penelitian yang di peroleh waktu tempuh kerja yang cepat lebih
yang waktu tempuh yang cepat tidak mendapatkan dukungan dari keluarga dan
juga responden yang waktu tempuh cepat tidak menyediakan stok asi mereka
113
memberiakan asi tapi kenyataannya tidak sesuai dengan yang peneliti temui
dalam waktu tempuh yang relatif jauh apabila > 30 menit (B.Tamara Sahniza
Waktu yang relatif jauh rata-rata aritmatika dari semua kendaraan untuk
rata-rata, dan bisa juga waktu dihitung dengan membagi jarak antara lokasi
dengan waktu tempuh yang digunakan seseorang untuk sampai ke tujuan atau
kelompok ibu-ibu bekerja yang mempunyai bayi usia 6-11 bulan berdasarkan
penelitian ini tidak terdapat hubungan antara waktu tempuh kerja dengan
kelompok ibu-ibu bekerja yang mempunyai bayi usia 0-11 bulan di Karachi
Manzur F, Adil S (2017) pada kelompok ibu bekerja formal yang mempunyai
bayi. Berdasarkan hasil penelitian ini tidak terdapat hubungan antara waktu
Waktu tempuh yang terlaluh jauh akan dampak pada pekerja saat pergi ke
kantor dengan waktu yang jauh seseorang akan terlambat datang ke kantor,
apabila seorang terlambat akan beresiko pada pekerjaanya. Bila ibu bekerja
mempunyai bayi yang masih menyusui ibu akan ke sulitan untuk memberikan
asi karena memerlukan waktu yang relatif lama untuk pulang kerumah Naanyu
Violet, ( 2010).
Simpulan dari anasis di atas tidak terdapat hubungan antara waktu tempuh
kerja dengan kegagalan pemberian ASI Ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan
ibu bekerja yang mempunyai bayi yang masih menyusui dapat memanfaatkan
Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di Wilayah
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai P value sebesar 0,000 < 0,05
dengan kegagalan pemberian asi ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu
ataupun perilaku yang terdiri dari dua orang atau lebih yang memiliki ikatan
keluarga dengan kegagalan pemberian asi ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan
unutk ibu dan suami juga berperan aktif dalam pemberian ASI dengan cara
Masi,dkk 2018).
Bantuan yang praktis bisa didapat oleh ibu dari dua pihak yaitu, keluarga
dan tenaga kesehatan tetapi pengaruh dukungan yang paling besar adalah
dukungan keluarga terlebih dari suami. Hal ini dikarenakan suami merupakan
keluarga inti dan merupakan orang yang paling dekat dengan ibu dalam
keberhasilan pemberian ASI Ekslusif (Ramadani Mery & Hadi Nurlaella Ella
kelompok ibu-ibu yang menyusui dan mempunyai bayi berusia 7-12 bulan.
dilakukan oleh Anggorowati & Nuzulia Fita (2013) pada kelompok ibu-ibu
yang menyusui dan mempunyai bayi berusia 6-12 bulan di Desa Bebengan
0,003).
ibu yang berekrja yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan berdasarkan
117
Dukungan keluarga saat penting bagi ibu yang ingin memberikan asi
untuk bayi, apabila bayi tidak mendapatkan asi ekslusif besar kemungkinan
akan terkena diare dan penyakit infeksi saluran pernafasan bawah, otitis media
(infeksi pada telinga tengah), meningitis bakteri (radang selaput otak), infeksi
saluran kemih, diare, dan necrotizing enterocolitis ( Afifah Nur Diana, 2010).
kegagalan pemberian ASI Ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu
Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di Wilayah Kerja
0,05 yang berarti Ha diterima artinya terdapat hubungan antara stok ASI
dengan kegagalan pemberian asi ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan dengan
118
ibu bekerja di wilayah kerja posyandu binaan UPTD Puskesmas Saigon Hasil
hubungan antara stok ASI dengan kegagalan pemberian asi ekslusif pada bayi
usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja di wilayah kerja posyandu binaan UPTD
Puskesmas Saigon.
Stok ASI Ekslusif disediakan bagi bayi saat di tinggal bekerja oleh ibu
pada saat esok hari. Pada esok hari wadah penyimpan ASI yang dianjurkan
adalah botol kaca khusus ASI, tetapi penggunaan plastik khusus ASI juga
ASI ekslusif harus steril takutnya bakteri bisa masuk kedalam ASI pada bila
Tempat penyimpanan stok ASI maupun tangan ibu menyusui, harus sama-
sama steril. Ibu sebaiknya mencuci botol plastik dengan sabun cuci khusus
peralatan makan bayi. Botol plasik biasanya dipilih para ibu karena ringan,
udah ditemukan, dibersihkan dan murah karena bisa digunakan berulang kali.
Apabila ASI tersebut sudah dimasukan kedalam botol yang sudah dibersihkan
maka Berikan ASI yang sudah disiapakan oleh ibu bayi (Wahyudi Nanda,
2015)
119
ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan. Berdasarkan penelitian ini
tidak terdapat hubungan antara stok asi ekslusif dengan kegagalan pemberian
asi eklusif (nilai P = 0,683). Penelitian yang sejalan dengan penelitian ini
adalah penelitian yang dilakukan oleh Ayubi Dian (2013) pada kelompok ibu-
ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan. Berdasarkan penelitian ini terdapat
bayi usia 7-24 bulan. Berdasarkan penelitian ini terdapat hubungan antara stok
ASI atau penyimpan ASI dengan kegagalan pemberian asi eksklusif (nilai P =
0,000).
menyediakan stok asi untuk bayi saat ibu pergi atau bekerja dalam 4 jam
karena 2 jam bayi tersebut harus diberikan asi. ASI Eklusif bisa ibu dapatkan
apabila ibu memerah asi sendiri atau dari donor ASI, Apabila bayi tidak
mendapat ASI Eklusif dari usia 0-6 bulan akan berdampak bagi kesehatannya
Penyakit infeksi pada dicegah apabila ibu memberikan ASI dan menyusui
bayinya, ibu dapat menyediakan stok ASI Eklusif untuk bayi mereka saat ibu
pergi bekerja. Simpulan dari anasis diatas, terdapat hubungan antara stok ASI
120
Ekslusif dengan kegagalan pemberian ASI Ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan
Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di Wilayah
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai P value sebesar 0,000 < 0,05
dengan kegagalan pemberian asi ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu
Hasil penelitian responden yang diet karbohidrat kurang < 368 gram
cukup > 368 gram sebesar 24 responden (92,3%). Hasil penelitian didapatkan
asi ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja di wilayah kerja
Dari hasil penelitian, informasi yang di peroleh dari responden yang gagal
memberikan asi ekslusif dan yang cukup konsumsi karbohidrat lebih banyak di
dan gandum.
banyak makanan bergizi diet karbohidrat terkontrol adalah karena ketika kita
protein dan lemak sehat yang membantu kita merasa kenyang lebih lama dan
juga menyebabkan beberapa efek samping karena tubuh kita lebih suka
Diet karbohidrat bagi ibu yang menyusui akan berbahaya untuk kesehatan
bayinya karena ibu bisa mengalami flu keto ketika menerapkan pola makan
kepala, mual, kabut, kram otot, dan kelelahan. Diet yang tepat adalah diet yang
bisa kita pertahankan dalam jangka panjang, artinya diet rendah karbohidrat
tidak selalu lebih baik dari pada pola diet lainnya (Mukti Arif Satria
Kana,dkk,2018).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Puswati Desti (2015) pada kelompok
ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 7-12 bulan di wilayah kerja puskesmas
tenayan raya pecan baru. Berdasarkan penelitian ini terdapat hubungan yang
nilai P = 0,000)
122
mempunyai bayi usia 0-12 bulan di wilayah kerja puskesmas nur hikmah
0,003).
Yustina Irma,dkk (2016) pada kelompok ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 7-
diet karbohidrat dengan kegagalan pemberian asi eklusif (nilai P = 0,004). Diet
konsumsi karbohidrat akan berdampak bagi ibu yang menyusui yang akan
mengurangi produksi ASI untuk bayi dan efek pada ibu bisa mengalami
gejalanya seperti muncul beberapa hari pertama berupa sakit kepala, mual,
karbohidrat dengan kegagalan pemberian ASI Ekslusif pada bayi usia 7-12
bulan dengan ibu bekerja di wilayah kerja posyandu binaan UPTD Puskesmas
pola makan seimbang dan tercukupinya semua kebutuhan zat gizi dalam
makanan dengan porsi yang pas dan sesuai untuk kebutuhan saat ibu sedang
terjadinya ffq bias, baik karena lupa atau responden yang mengalami efek
BAB V1
PENUTUP
VI.I Kesimpulan
teori-teori yang ada dalam penulisan ini. Berdasarkan hasil analisis maka dapat
pemberian ASI Ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja di
2. Jarak tempat kerja ibu di wilayah kerja kerja Posyandu Binaan UPTD
(74,6%) dan yang memliki jarak kerja dekat < 8 km sebesar (25,4%)
(p value = 0,579)
86
125
menit sebesar (49,2%) dan yang memliki waktu lama > 33 menit
4. Stok ASI Eklusif ibu di wilayah kerja kerja Posyandu Binaan UPTD
sebesar (81,0%) dan yang memliki stok ASI Eklusif sebesar (19,0%)
(p value = 0,000)
UPTD Puskesmas Saigon kategori diet karbohidrat kurang < 368 gram
sebesar (58,7%) dan yang diet karbohidrat cukup > 368 gram (41,3%)
(p value = 0,000.
V1.II Saran
a. Bagi ibu yang bekerja diharapkan untuk memerah asi atau menyetok asi
sebelum ibu berangkat kerja supaya pada saat ibu pergi bekerja bayi
tersebut tetap diberikan ASI Ekslusif oleh pengasuh atau keluarga yang
suami yang ikut berperan dalam pemberian asi ekslusif pada ibu yang
bekerja
c. Bagi ibu yang bekerja diharapkan tidak melakukan diet karbohidrat karena
bila ibu melakukan diet akan berpengaruh pada produksi ASI atau
2.Bagi Puskesmas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
biologis yang harus diberikan kepada bayi di awal kehidupannya. Hal ini
dikarenakan selain mengandung nilai gizi yang cukup tinggi, ASI juga
mengandung zat kekebalan tubuh yang akan melindungi dari berbagai jenis
sejak bayi dilahirkan selama 6 bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti
dengan makanan atau minuman lain (Nilakesuma, Jurnalis, & Rusjdi, 2015)
Makanan atau minuman lain selain ASI, seperti air putih, susu
formula, air teh, serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur,
biskuit, nasi tim kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral tetes (Mulya &
Rachmawati, 2013)
ASI yaitu salah satu nutrisi yang dapat membantu proses pertumbuhan
dan perkembangan bayi. Di dalam ASI terkandung lebih dari 200 unsur-unsur
pokok zat gizi dan zat pertumbuhan lainnya, diantaranya lemak, karbohidrat,
vitamin, enzim, dan mineral yang juga dapat menjaga antibodi tubuh bayi dari
12
13
eksklusif adalah pemberian ASI sejak bayi dilahirkan sampai sekitar 6 bulan,
diberikan tanpa jadwal dan tidak diberikan makanan lain sampai bayi berumur
6 bulan.
berdampak buruk pada kualitas sumber daya manusia yang dapat dilihat dari
2016)
kolostrum, ASI masa peralihan dan ASI mature. Kolostrum adalah susu yang
air, kartinin dan mineral secara lengkap yang sangat cocok dan mudah
cocok dan mudah diserap secara sempurna dan sama sekali tidak
ibu untuk menjalin ikatan batin kepada anak. Pemberian ASI dapat
susu formula yang harganya mahal (Azila, Yusniar, & Ismail, 2017)
pemberian ASI itu praktis, higie nis, tanpa menggunakan botol, dan
kasih antara ibu dan anak (Wulandari, P., Arfianto, & Mulyaningsih,
R. A. 2018).
dan kelangsungan hidup bayi karena ASI kaya zat gizi dan antibodi,
Rahmawati, M. 2014).
16
II.2 Bayi
Masa bayi dimulai dari usia 0–12 bulan ditandai dengan pertumbuhan dan
perkembangan fisik yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan gizi.
penting yang berkaitan dengan otot besar seperti kemampuan bayi dalam
Bayi pada usia 0-1 tahun anak berada dalam fase perkembangan
yang berusia 0-12 bulan yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan
Faktor gizi lain yang berpengaruh terhadap perkembangan motorik bayi yaitu
pemberian ASI. ASI sebagai sumber makanan utama bagi bayi memiliki
kandungan yang sesuai dengan pencernaan dan kebutuhan bayi. Pemberian ASI
bayi. Selain berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan gizi bagi bayi, memberikan
ASI juga berkaitan dengan ikatan ibu dan anak yang penting dalam
perkembangan mental dan motor bayi tersebut (Kholifah, Fadillah, As’ari, &
Hidayat, 2014).
Perempuan karier adalah mereka yang memiliki kegiatan di luar rumah seperti
bekerja di kantor yang lebih banyak terikat oleh waktu kerjanya. Perempuan
sebagai ibu atau istri dalam rumah tangga, juga sebagai karyawati yang aktif
Perempuan karier seakan tidak dapat dibendung. peran wanita identik dengan
sehingga banyak sekali perempuan yang memilih untuk terjun di dunia karier
(Iklima, 2014)
18
adalah perempuan yang bekerja di luar rumah yang banyak menghabiskan waktu
bahwa status pekerjaan ibu sebagai salah satu penghambat pemberian ASI
risiko 14 kali lebih besar tidak memberikan ASI eksklusif. Penelitian yang
dan 20% perempuan pekerja sektor industri yang memberikan ASI eksklusif
Di daerah perkotaan dimana relatif lebih banyak ibu yang bekerja untuk
mencari nafkah mengakibatkan ibu tidak dapat menyusui bayinya dengan baik
dan teratur. Hal ini menjadi signifikan karena situasi tempat kerja belum
dan menyimpan ASI, belum banyak tersedia atau tidak adanya tempat penitipan
bayi agar ibu pekerja dapat menyusui bayinya pada saat tertentu (Sihombing,
2018).
19
Aktifitas kerja yang baik tidak terlepas dari work place (tempat kerja)
peralatan yang digunakan maupun posisi tubuh pada saat bekerja akan
menjadikan suatu industri bisa berjalan dengan efektif dan efisien (Astuti,
2017)
adalah beban kerja yang diterima oleh seorang pekerja dapat digunakan
dimilikinya.
kesehatan dan masa depan, Jarak tempat kerja yang jauh dari rumah
dan tidak tersedianya fasilitas bagi ibu untuk menyusui bayinya (Tahar
Jarak adalah ruang sela (panjang atau jauh) antara dua benda.
Jarak adalah ukuran jauh dekatnya antara tempat yang satu dengan
tempat yang lain dan diukur dengan satuan meter (Pribadi & Sjarif,
orang, atau objek, haruslah dibedakan dengan jarak antara titik satu
tempat yang satu dengan tempat yang lain dalam upaya pemenuhan
tempat ke tempat lain yang melalui rute tertentu (Afrizal, Saleh, &
1) Free flow speed, yaitu kecepatan pada saat arus lalu lintas
kelompok, yaitu kurang atau sama dengan 40 jam dan lebih dari
atau 8 jam sehari. ILO menetapkan standar legal jam kerja baru,
Nuzulia, 2013).
II.4.5.Stok ASI
Stok asi yaitu ASI yang dimasukan di dalam botol dot yang
di isi pada saat ibu memerah atau memompa ASI. Sedikitnya ibu
Stok ASI adalah ibu yang memerah ASI setiap hari, seorang
ibu bisa memproduksi ASI hingga satu liter susu setiap kali
2018)
Stok asi perah adalah asi yang sudah ibu perah bisa di
simpan untuk saat di tinggalkan ibu dan ibu bisa menyimpan ASI
disusul mie, olahan terigu, terigu, olahan beras, serta jagung dan
secara alami. Pada saat menyusui, berat badan ibu akan turun
Utaminingrum, 2012).
kerja yang fleksibel, beban kerja yang lebih ringan, dan tidak
keluar, minuman ini bisa berupa susu formula, susu sapi, atau
2016).
32
perilaku itu sendiri). Dan menurut Lawrence Green perilaku ini ditentukan
yang umur 0-6 bulan, karena tahu bahwa di ASI Ekslusif memberikan
Factor Predisposisi
Pengetahuan
Sikap
Keyakinan
Kepercayaan
Nilai-nilai
Tradisi,
Perilaku
Factor Pemungkin
Factor Penguat
Tokoh Masyarakat
Tokoh Agama
Dukungan Keluarga
Dukungan Suiami
Sikap Ibu
Diet Karbohidrat
Aktifitas Di Tempat
kerja KEGAGALAN
PEMBERIAN
Factor Pemungkin
Jarak Tempat Kerja ASI EKSLUSIF
PADA BAYI
USIA 7-12
Waktu Tempuh BULAN PADA
IBU BEKERJA
Stok ASI
Dukungan Pimpinan
Dukungan Keluarga
Keterangan:
KERANGKA KONSEPSIONAL
Aktifitas Kerja
Stok ASI
Diet Karbohidrat
36
37
1. Variabel bebas
Variabel bebas, yaitu aktifitas kerja, jarak tempat kerja, waktu tempuh,
Tabel III.I
Definisi Operasional
Variabel Bebas
2 Jarak Jarak adalah ukuran jauh Wawancara Kuesioner 1. Dekat jika ≤ Ordinal
Tempat dekatnya antara tempat 0,8 kilometer,
Kerja yang satu dengan tempat atau 0,5 mil).
yang lain dan diukur 2. Jauh jika ≥
dengan satuan meter. 0,8 kilometer,
atau 0,5 mil).
Tarigan dan
Surbakti (2015)
5 Stok ASI Stok asi yaitu ASI yang Wawancara Kuesioner 1. Ya, ada Ordinal
dimasukan di dalam botol stok asi
dot yang di isi pada saat
ibu memerah atau 2. Tidak,
memompa ASI dari ibu ada stok
yang mempunyai bayi atau asi
donor ASI.
Variabel Terikat
1 Kegagalan Tidak diberikan ASI Wawancar Kuesio 1.Ya ASI Ekslusif Ordinal
Asi Pada Ekslusif dari sejak lahir a ner 0-6 bulan
Ibu atau diberikan MP-ASI
Bekerja. sebelum umur 6 bulan ke 2. Tidak ASI
atas Ekslusif 0-6 bulan
jika (Memberikan
makanan tambahan
atau Sufor).
40
III.4 HIPOTESIS
Hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan menggunakan alternatif Ha:
Ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja di wilayah kerja
2. Ada hubungan Jarak Tempat Kerja dengan kegagalan pemberian Asi Ekslusif
pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja di wilayah kerja Posyandu
pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja di wilayah kerja Posyandu
pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja di wilayah kerja Posyandu
5. Ada hubungan Stok ASI dengan kegagalan pemberian Asi Ekslusif pada bayi
usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja di wilayah kerja Posyandu Binaan UPTD
Puskesmas Saigon.
pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja di wilayah kerja Posyandu
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey
Berhubungan Dengan Kegagalan Pemberian Asi Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12
Bulan Pada Ibu Bekerja Di Wilayah Kerja Posyandu Binaan UPTD Puskesmas
Saigon. Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
simultan pada satu saat (sekali waktu), dimana variabel-variabel yang ter
IV.2.1 Waktu
Puskesmas Saigon
41
42
IV.3.1 Populasi
formal yang mempunyai bayi usia 7-12 bulan di wilayah kerja Posyandu
IV.3.2 Sampel
n= N
1+N (d)²
Keterangan:
b. N : Besar populasi
n= 65
1 + 65(0,05)²
n= 65 n= 65 n= 63.42 63 Orang
1 + 0.025 1.025
43
Tabel 4.1
Jumlah
63 orang
44
1. Inklusi
2. Ekslusi
1. Tidak bekerja
proses
kesiapan belajar pada penelitian ini. Untuk skor setiap butir soal penulis
ke software statistik
tidak akurat dari satu set catatan, table, atau baris data.
6. Analiting merupakan suatu suatu proses analisa pada data yang telah di
kemudian dibandingkan dengan teori – teori yang ada dalam penulisan ini
analisis chi - square, uji ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
penelitian. Dengan membandingkan nilai hasil dari hitung dengan nilai alpha
(α) 0.05.
variable independen dengan variable dependen dan sebaliknya jika nilai hitung
> dibandingkan nilai α maka tidak ada hubngan antara variable independen dan
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
V.1 Hasil Penelitian
47
48
Tabel V.2
Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur
Kecamatan Pontianak Timur
No Kelompok umur Laki-laki Perempuan Jumlah
1 0-04 th 1.185 1.133 2.318
2 05-09 th 1.473 1.297 2.770
3 10-14 th 1.354 1.248 2.602
4 15-19 th 1.318 1.238 2.556
5 20-24 th 1.074 1.075 2.149
6 25-29 1.123 1.193 2.316
7 30-34 th 1.168 1.357 2.525
8 35-39 th 1.347 1.387 2.734
9 40-44 th 1.187 1.105 2.292
10 45-59 th 2.219 1.927 4.146
11 60-74 th 703 576 1.279
Jumlah 14.290 13.714 28.004
49
penelitian sebanyak 65 ibu yang bekerja yang mempunyai bayi usia 7-12
ASI Ekslusif, aktifitas di tempat kerja, jarak tempat kerja, waktu tempuh
dibawah ini.
51
Pengolahan dan
Analisis data
bagian diantaranya umur, pendidikan, lama masa bekerja, lama kerja dalam
sehari, jenis pekerjaan, jumlah anak dan umur anak. Untuk mengetahui
Tabel V.3
Karakteristik Berdasarkan Umur Ibu
Umur Frekuensi (f) Persentase (%)
20-35 Tahun 52 82,5
36-45 Tahun 10 15,9
46-55 Tahun 1 1,6
Total 63 100
Sumber : Datab Primer Tahun 2019
berdasarkan umur yang banyak adalah responden umur 20-35 tahun sebesar
82,5% dan responden paling sedikit adalah pada umur 46-55 tahun sebesar
1,6%.
Tabel V.4
Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Ibu
Pendidikan Frekuensi (f) Persentase(%)
DIII 13 20,6
SI 50 79,4
Total 63 100
Sumber : Data Primer Tahun 2019
53
Tabel V.5
Karakteristik Berdasarkan Lama Masa Kerja Ibu
Lama Masa Kerja (Tahun) Frekuensi (f) Persentase(%)
Lama > 3 thn 54 85,7
Baru < 3 thn 9 14,3
Total 63 100
Sumber : Datab Primer Tahun 2019
paling banyak berdasarkan lama masa kerja lebih > 3 tahun sebesar 85,7%
dan baru masa kerja yang paling sedikit adalah kurang dari tiga tahun
sebesar 14,3%.
Tabel V.6
Karakteristik Berdasarkan Jenis Pekerjaan Ibu
Jenis pekerjaan Frekuensi (f) Persentase(%)
Swasta 34 54,0
PNS 29 46,0
Total 63 100
Sumber : Datab Primer Tahun 2019
Tabel V.7
Karakteristik Berdasarkan Jumlah Anak Ibu
Jumlah Anak Frekuensi (f) Persentase(%)
1 orang 5 7,9
2 orang 25 39,7
3 orang 23 36,5
4 orang 8 12,7
5 orang 2 3,3
Total 63 100
Sumber : Datab Primer Tahun 2019
paling banyak berdasarkan jumlah anak dua orang sebesar 39,7% dan
responden yang paling sedikit jumlah anak lima orang sebesar 3,3%.
Tabel V.8
Karakteristik Berdasarkan Umur Anak Ibu
Umur Anak Frekuensi (f) Persentase(%)
7 bulan 9 14,3
8 bulan 8 12,7
9 bulan 7 11,1
10 bulan 11 17,5
11 bulan 13 20,6
12 bulan 15 23,8
Total 63 100
Sumber : Datab Primer Tahun 2019
paling banyak berdasarkan umur anak dua belas bulan sebesar 23,8% dan
1) ASI Ekslusif
Tabel V.9
Distribusi Responden Berdasarkan Kegagalan Pemberian ASI Ekslusif
Di Wilayah Kerja Posyandu Binaan Puskesmas Saigon tahun 2019
Kegagalan Pemberian ASI Frekuensi (f) Persentase(%)
Ekslusif
Gagal 41 65,1
Berhasil 22 34,9
Total 63 100
Sumber : Datab Primer Tahun 2019
memberikan ASI Ekslusif sebesar 65,1% dan yang paling sedikit yang
Tabel V.10
Distribusi Responden Berdasarkan Aktifitas di tempat kerja
Di Wilayah Kerja Posyandu Binaan Puskesmas Saigon Tahun 2019
Aktifitas Di Tempat Kerja Frekuensi (f) Persentase(%)
Pelayanan 44 69,8
Administarasi 19 30,2
Total 63 100
Sumber : Datab Primer Tahun 2019
sebesar 69,8% dan yang paling sedikit aktifitas administasi sebesar 30,2%.
Dari hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata jarak tempat kerja
jarak tempat kerja jauh jika > 8 kilometer dan jarak tempat dekat < 8
Tabel V.11
Distribusi Responden Berdasarkan Jarak Tempat Kerja
Di Wilayah Kerja Posyandu Binaan Puskesmas Saigon Tahun 2019
Jarak Tempat Kerja Frekuensi (f) Persentase(%)
Jauh > 8 km 47 74,6
Dekat < 8 km 16 25,4
Total 63 100
Sumber : Datab Primer Tahun 2019
Binaan UPTD Puskesmas Saigon paling banyak jarak jauh lebih dari delapan
kilometer sebesar 74,6% dan yang paling sedikit jarak dekat kurang dari
dikategorikan lama jika > 33 menit dan dekat jika < 33 menit didapatakan
Tabel V.12
Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Berangkat dan Pulang Kerja
Di Wilayah Kerja Posyandu Binaan Puskesmas Saigon Tahun 2019
Waktu Waktu Berangkat Kerja Waktu Pulang Kerja
Berangkat Kerja Frekuensi Persentase(%) Frekuensi Persentase(%)
(f) (f)
Lama > 33 menit 32 50.8 32 50.8
Cepat < 33 menit 31 49.2 31 49.2
Total 63 100 63 100
Sumber : Datab Primer Tahun 2019
berdasarkan waktu berangkat kerja dan pulang kerja yang terdapat di wilayah
kerja posyandu binaan Puskesmas Saigon paling banyak waktu Lama > 33
menit sebesar 50,8% dan yang paling sedikit waktu cepat < 33 menit sebesar
49,2%.
58
6) Dukungan Keluarga
Tabel V.13
Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga
Di Wilayah Kerja Posyandu Binaan Puskesmas Saigon Tahun 2019
Dukungan Keluarga Frekuensi (f) Persentase(%)
Tidak 52 82,5
Ya 11 17,5
Total 63 100
Sumber : Datab Primer Tahun 2019
UPTD Puskesmas Saigon paling banyak tidak ada dukungan keluarga sebesar
82,5% dan yang paling sedikit ada dukungan keluarga sebesar 17,5%.
7) Stok ASI
Tabel V.14
Distribusi Responden Berdasarkan Stok Asi
Di Wilayah Kerja Posyandu Binaan Puskesmas Saigon Tahun 2019
Stok ASI Frekuensi (f) Persentase(%)
Tidak 51 81,0
Ya 12 19,0
Total 63 100
Sumber : Data Primer Tahun 2019
berdasarkan stok asi yang terdapat di wilayah kerja posyandu binaan UPTD
Puskesmas Saigon paling banyak tidak ada stok asi sebesar 81,0% dan yang
8) Diet Karbohidrat
Tabel V.15
Distribusi Responden Berdasarkan Diet Konsumsi
Di Wilayah Kerja Posyandu Binaan Puskesmas Saigon Tahun 2019
58,7% lebih besar dibandingkan dengan diet karbohidrat cukup sebesar 41,3%
Pemberian Asi Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja
Tabel V.16
Hasil Analisis Hubungan Aktifitas Di Tempat Kerja Dengan Kegagalan
Pemberian Asi Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di
Wilaya Kerja Posyandu Binaan UPTD Puskesmas Saigon
bayi 7-12 bulan sebesar 63,6% lebih kecil dibandingkan dengan ibu yang
Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,983 > 0,05
artinya tidak ada hubungan antara aktifitas fisik dengan kegagalan pemberian
ASI Ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja di wilayah Kerja
Asi Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Pada Ibu Bekerja Di Wilayah
Tabel V.17
Hasil Analisis Hubungan Jarak Tempuh Kerja Dengan Kegagalan
Pemberian Asi Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di
Wilayah Kerja Posyandu Binaan UPTD Puskesmas Saigon
tempuh kerja jauh lebih > 8 km cenderung gagal memberikan ASI Ekslusif
sebesar 68,1% lebih besar dari pada ibu yang jarak tempuh kerja dekat
Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,579 > 0,05
artinya tidak ada hubungan antara jarak tempat kerja dengan kegagalan
pemberian ASI Ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja di
Asi Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di Wilayah
Tabel V.18
Hasil Analisis Hubungan Waktu Tempuh Dengan Kegagalan Pemberian Asi
Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di Wilayah Kerja
Posyandu Binaan UPTD Puskesmas Saigon
tempuh kerja lama > 33 menit cenderung gagal memberikan ASI Eklusif
62
sebesar 65,6% lebih besar dari pada ibu yang waktu tempuh kerja cepat <
Berdasarkan hasil uji chi Chi-Square diperoleh nilai p= 1.000 > 0,05
yang artinya idak ada hubungan antara waktu tempuh kerja dengan
kegagalan pemberian Asi Ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu
Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di Wilayah Kerja
Tabel V.19
Hasil Analisis Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kegagalan Pemberian
Asi Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di Wilayah
Kerja Posyandu Binaan UPTD Puskesmas Saigon
lebih besar dari pada ibu yang mendapatkan dukungan keluarga sebesar 9,1%
Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 artinya ada
pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja di wilayah kerja Posyandu Binaan
yang gagal pemberian ASI Ekslusif dikarenakan tidak ada dukungan keluarga
sebanyak 8,462 kali lebih banyak dibandingakan proporsi responden yang gagal
Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di Wilayah Kerja
Tabel V.20
Hasil Analisis Hubungan Stok ASI Dengan Kegagalan Pemberian Asi
Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di Wilayah Kerja
Posyandu Binaan UPTD Puskesmas Saigon
lebih besar dibandingkan dengan ibu yang menyediakan stok ASI dan gagal
Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 artinya
ASI Ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja di wilayah kerja
Kegagalan Pemberian Asi Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan
Tabel V.21
Hasil Analisis Hubungan Diet Karbohidrat Dengan Kegagalan Pemberian
Asi Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di Wilayah
Kerja Posyandu Binaan UPTD Puskesmas Saigon
konsumsi karbohidrat kurang < 368 gram cenderung gagal memberikan ASI
65
Ekslusif sebesar 45,9% lebih kecil dibandingkan dengan ibu yang diet
konsumsi Cukup > 368 gram gagal memberikan ASI Ekslusif sebesar 92,3%.
Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 artinya
Ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja di wilayah kerja
karbohidrat kurang < 368 gram akg sebesar 0,498 kali lebih banyak
V.2 Pembahasan
Pada penelitian ini jumlah responden adalah 63 orang yang terdiri dari
posyandu assyifa 14 orang ibu, sakura 10 orang ibu, nusa indah 11 orang
ibu, delima mas 7 orang ibu melati 12 orang ibu dan tunas bangsa II 9
UPTD Puskesmas Saigon. Penelitian ini dilakukan pada ibu bekerja yang
mempunyai bayi 7-12 bulan dengan kriteria inklusi yang terdapat di wilayah
Pemberian Asi Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai P value sebesar 0,983 > 0,05
tempat kerja dengan kegagalan pemberian asi ekslusif pada bayi usia 7-12
bulan dengan ibu bekerja di wilayah kerja posyandu binaan UPTD Puskesmas
ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja di wilayah kerja
pelayanan tidak sempat untuk memerah atau menyetok asi untuk anaknya dan
Aktivitas di tempat kerja adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot
dilakukan saat ibu sedang bekerja, ibu yang bekerja lebih dari 60 menit sehari
akan memberikan manfaat bagi kesehatan dan aktivitas fisik dapat tergolong
sedang ataupun berat tergantung pada tingkat pekerjanya jika dalam waktu 60
menit melakukan aktifitas fisik sedang maka tidak perlu dilakukan sekaligus
pada kelompok ibu-ibu pekerja formal yang menyusui dan mempunyai bayi
penelitian ini tidak terdapat hubungan antara aktifitas fisik dengan kegagalan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Juliana Mariani, dkk, 2018). Pada
kelompok ibu-ibu yang menyusui dan mempunyai bayi berusia 6-24 bulan
kelompok ibu-ibu yang menyusui dan mempunyai bayi berusia 6-24 bulan
Aktifitas fisik yang berdampak bagi ibu menyusui yang bekerja seringkali
merasa kelelahan dan bila sedang dalam kondisi memberikan ASI eksklusif,
bila merasa capek, harus rehat sebentar karena, kondisi lelah akan
68
(Putri,dkk,2015)
Produksi ASI yang menurun akan membuat bayi terus merasa lapar dan
ingin terus menyusui jadi simpulan dari anasis di atas tidak terdapat hubungan
antara aktiftas di tempat kerja dengan kegagalan pemberian ASI Ekslusif pada
bayi usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja di wilayah kerja posyandu binaan
aktiftas di tempat kerja yang berlebihan akan berdampak pada produksi asi
untuk anaknya.
Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di Wilayah Kerja
sebesar 0,579 > 0,05 yang berarti Ha ditolak bahwa tidak ada hubungan antara
jarak tempuh di tempat kerja dengan kegagalan pemberian asi ekslusif pada
bayi usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja di wilayah kerja Posyandu Binaan
Hasil penelitian responden yang memiliki jarak tempat kerja Jauh > 8 km
didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jarak tempat kerja dengan
69
kegagalan pemberian asi ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja
Hasil penelitian yang diperoleh jarak tempuh kerja responden yang yang
jarak tempuh dekat dikarenakan responden yang jarak tempuh yang jauh tidak
bisa pulang kerumah pada saat istiharat untuk memberikan asi ekslusif karena
jarak rumah ke tempat kerja yang jauh dan responden tidak mendapatkan
dukungan dari keluarga dalam pemberian asi ekslusif. Responden yang jarak
tempuh jauh tidak menyediakan stok asi mereka berpendapat kalau harus
memerah asi takut waktu berangkat kerja akan terlambat sampai ke tempat
kerja.
Jarak tempat kerja yang jauh akan membuang waktu ibu bekerja hingga
berjam-jam di jalan menuju tempat kerja atau kantor, Tempat kerja dari rumah
sampai kantor yang relatif jauh, akan berdampak negatif bagi produktivitas
Produktivitas kerja dalam perjalanan yang jauh antara rumah dan kantor
jauh > dari 8 km per hari bisa membuat para pekerja datang terlambat ke
kantor untuk bekerja jarak jauh juga bisa membuat kemacetan pada saat ibu
ibu-ibu pekerja formal yang menyusui dan mempunyai bayi berusia 6-12 bulan
70
Berdasarkan hasil penelitian tidak terdapat hubungan antara jarak tempat kerja
dilakukan oleh Atabik Ahmad (2014) pada kelompok ibu-ibu pekerja yang
menyusui dan mempunyai bayi berusia 6-24 bulan wilayah kerja puskesmas
tine dan Helsing, Ph.D.Elisabet (2015) pada kelompok ibu-ibu pekerja yang
hubungan antara jarak tempat kerja dengan kegagalan ASI eksklusif (nilai P =
0.954).
Jarak tempat kerja yang jauh akan berdampak pada waktu yang
digunakan untuk sampai ketempat kerja, seseorang dengan jarak tempuh jauh
kerja yang semakin jauh akan berpengaruh pada aktifitas kerja. (Saraswati
Simpulan dari anasis di atas tidak terdapat hubungan antara jarak tempat
kerja dengan kegagalan pemberian ASI Ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan
sarana transportasi yang memadai juga melihat dari aspek biaya karena hal ini
Asi Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di Wilayah
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai P value sebesar 1.000 > 0,05
yang berarti Ha ditolak artinya tidak terdapat hubungan antara waktu tempuh
di tempat kerja dengan kegagalan pemberian asi ekslusif pada bayi usia 7-12
bulan dengan ibu bekerja di wilayah kerja posyandu binaan UPTD Puskesmas
Hasil penelitian responden yang memiliki waktu tempuh kerja lama > 33
terdapat hubungan antara waktu tempuh kerja dengan kegagalan pemberian asi
ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja di wilayah kerja
Hasil penelitian yang di peroleh waktu tempuh kerja yang cepat lebih
yang waktu tempuh yang cepat tidak mendapatkan dukungan dari keluarga dan
juga responden yang waktu tempuh cepat tidak menyediakan stok asi mereka
memberiakan asi tapi kenyataannya tidak sesuai dengan yang peneliti temui
dalam waktu tempuh yang relatif jauh apabila > 30 menit (B.Tamara Sahniza
Waktu yang relatif jauh rata-rata aritmatika dari semua kendaraan untuk
rata-rata, dan bisa juga waktu dihitung dengan membagi jarak antara lokasi
dengan waktu tempuh yang digunakan seseorang untuk sampai ke tujuan atau
kelompok ibu-ibu bekerja yang mempunyai bayi usia 6-11 bulan berdasarkan
penelitian ini tidak terdapat hubungan antara waktu tempuh kerja dengan
kelompok ibu-ibu bekerja yang mempunyai bayi usia 0-11 bulan di Karachi
73
Manzur F, Adil S (2017) pada kelompok ibu bekerja formal yang mempunyai
bayi. Berdasarkan hasil penelitian ini tidak terdapat hubungan antara waktu
Waktu tempuh yang terlaluh jauh akan dampak pada pekerja saat pergi ke
kantor dengan waktu yang jauh seseorang akan terlambat datang ke kantor,
apabila seorang terlambat akan beresiko pada pekerjaanya. Bila ibu bekerja
mempunyai bayi yang masih menyusui ibu akan ke sulitan untuk memberikan
asi karena memerlukan waktu yang relatif lama untuk pulang kerumah Naanyu
Violet, ( 2010).
Simpulan dari anasis di atas tidak terdapat hubungan antara waktu tempuh
kerja dengan kegagalan pemberian ASI Ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan
ibu bekerja yang mempunyai bayi yang masih menyusui dapat memanfaatkan
Asi Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di
keluarga dengan kegagalan pemberian asi ekslusif pada bayi usia 7-12
kuesioner penelitian.
lisan ataupun perilaku yang terdiri dari dua orang atau lebih yang memiliki
keluarga dengan kegagalan pemberian asi ekslusif pada bayi usia 7-12
Puskesmas Saigon
unutk ibu dan suami juga berperan aktif dalam pemberian ASI dengan cara
Masi,dkk 2018).
Bantuan yang praktis bisa didapat oleh ibu dari dua pihak yaitu,
keluarga dan tenaga kesehatan tetapi pengaruh dukungan yang paling besar
adalah dukungan keluarga terlebih dari suami. Hal ini dikarenakan suami
merupakan keluarga inti dan merupakan orang yang paling dekat dengan ibu
(2016) pada kelompok ibu-ibu yang menyusui dan mempunyai bayi berusia
dilakukan oleh Anggorowati & Nuzulia Fita (2013) pada kelompok ibu-ibu
yang menyusui dan mempunyai bayi berusia 6-12 bulan di Desa Bebengan
0,003).
ibu yang berekrja yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan berdasarkan
76
Dukungan keluarga saat penting bagi ibu yang ingin memberikan asi
untuk bayi, apabila bayi tidak mendapatkan asi ekslusif besar kemungkinan
akan terkena diare dan penyakit infeksi saluran pernafasan bawah, otitis
kegagalan pemberian ASI Ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu
Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di Wilayah Kerja
0,05 yang berarti Ha diterima artinya terdapat hubungan antara stok ASI
dengan kegagalan pemberian asi ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan dengan
hubungan antara stok ASI dengan kegagalan pemberian asi ekslusif pada
bayi usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja di wilayah kerja posyandu binaan
Stok ASI Ekslusif disediakan bagi bayi saat di tinggal bekerja oleh ibu
pada saat esok hari. Pada esok hari wadah penyimpan ASI yang dianjurkan
adalah botol kaca khusus ASI, tetapi penggunaan plastik khusus ASI juga
ASI ekslusif harus steril takutnya bakteri bisa masuk kedalam ASI pada bila
sama-sama steril. Ibu sebaiknya mencuci botol plastik dengan sabun cuci
78
khusus peralatan makan bayi. Botol plasik biasanya dipilih para ibu karena
berulang kali. Apabila ASI tersebut sudah dimasukan kedalam botol yang
sudah dibersihkan maka Berikan ASI yang sudah disiapakan oleh ibu bayi
penelitian ini tidak terdapat hubungan antara stok asi ekslusif dengan
dilakukan oleh Ayubi Dian (2013) pada kelompok ibu-ibu yang mempunyai
bayi usia 6-12 bulan. Berdasarkan penelitian ini terdapat hubungan yang
(nilai P = 0,000)
bayi usia 7-24 bulan. Berdasarkan penelitian ini terdapat hubungan antara
stok ASI atau penyimpan ASI dengan kegagalan pemberian asi eksklusif
(nilai P = 0,000)
menyediakan stok asi untuk bayi saat ibu pergi atau bekerja dalam 4 jam
karena 2 jam bayi tersebut harus diberikan asi. ASI Eklusif bisa ibu
79
dapatkan apabila ibu memerah asi sendiri atau dari donor ASI, Apabila bayi
tidak mendapat ASI Eklusif dari usia 0-6 bulan akan berdampak bagi
2013).
menyusui bayinya, ibu dapat menyediakan stok ASI Eklusif untuk bayi
mereka saat ibu pergi bekerja. Simpulan dari anasis diatas, terdapat
Ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu bekerja di wilayah kerja
Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Dengan Ibu Bekerja Di Wilayah
karbohidrat dengan kegagalan pemberian asi ekslusif pada bayi usia 7-12
kuesioner ffq.
80
Hasil penelitian responden yang diet karbohidrat kurang < 368 gram
kegagalan pemberian asi ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan dengan ibu
gagal memberikan asi ekslusif dan yang cukup konsumsi karbohidrat lebih
mengonsumsi lebih banyak protein dan lemak sehat yang membantu kita
merasa kenyang lebih lama dan juga menyebabkan beberapa efek samping
kesehatan bayinya karena ibu bisa mengalami flu keto ketika menerapkan
berupa sakit kepala, mual, kabut, kram otot, dan kelelahan. Diet yang tepat
adalah diet yang bisa kita pertahankan dalam jangka panjang, artinya diet
rendah karbohidrat tidak selalu lebih baik dari pada pola diet lainnya (Mukti
kelompok ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 7-12 bulan di wilayah kerja
mempunyai bayi usia 0-12 bulan di wilayah kerja puskesmas nur hikmah
= 0,003)
bayi usia 7-12 bulan berdasarkan penelitian ini terdapat hubungan yang
82
(nilai P = 0,004).
yang akan mengurangi produksi ASI untuk bayi dan efek pada ibu bisa
kepala, mual, kabut, kram otot dan lain sebagainya ( Juaika, 2017)
karbohidrat dengan kegagalan pemberian ASI Ekslusif pada bayi usia 7-12
zat gizi dalam makanan dengan porsi yang pas dan sesuai untuk kebutuhan
dan serat.
83
terjadinya ffq bias, baik karena lupa atau responden yang mengalami efek
PENUTUP
VI.I Kesimpulan
berhubungan dengan kegagalan pemberian ASI Ekslusif pada bayi usia 7-12
Puskesmas Saigon.
2. Jarak tempat kerja ibu di wilayah kerja kerja Posyandu Binaan UPTD
(74,6%) dan yang memliki jarak kerja dekat < 8 km sebesar (25,4%)
(p value = 0,579)
86
87
menit sebesar (49,2%) dan yang memliki waktu lama > 33 menit
4. Stok ASI Eklusif ibu di wilayah kerja kerja Posyandu Binaan UPTD
sebesar (81,0%) dan yang memliki stok ASI Eklusif sebesar (19,0%)
(p value = 0,000)
UPTD Puskesmas Saigon kategori diet karbohidrat kurang < 368 gram
sebesar (58,7%) dan yang diet karbohidrat cukup > 368 gram (41,3%)
(p value = 0,000.
88
V1.II Saran
a. Bagi ibu yang bekerja diharapkan untuk memerah asi atau menyetok asi
sebelum ibu berangkat kerja supaya pada saat ibu pergi bekerja bayi
tersebut tetap diberikan ASI Ekslusif oleh pengasuh atau keluarga yang
suami yang ikut berperan dalam pemberian asi ekslusif pada ibu yang
bekerja
c. Bagi ibu yang bekerja diharapkan tidak melakukan diet karbohidrat karena
bila ibu melakukan diet akan berpengaruh pada produksi ASI atau
2.Bagi Puskesmas