Dokumen tersebut merangkum upaya meningkatkan minat belajar siswa SMK Kartika IV-1 Malang melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBL), berbasis proyek (PjBL), dan pendekatan TPACK. Beberapa masalah yang dihadapi antara lain kurang menariknya media pembelajaran, kurang optimalnya pemanfaatan teknologi, serta rendahnya partisipasi siswa. Upaya yang dilakukan meliputi pembelajaran
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
74 tayangan12 halaman
Dokumen tersebut merangkum upaya meningkatkan minat belajar siswa SMK Kartika IV-1 Malang melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBL), berbasis proyek (PjBL), dan pendekatan TPACK. Beberapa masalah yang dihadapi antara lain kurang menariknya media pembelajaran, kurang optimalnya pemanfaatan teknologi, serta rendahnya partisipasi siswa. Upaya yang dilakukan meliputi pembelajaran
Dokumen tersebut merangkum upaya meningkatkan minat belajar siswa SMK Kartika IV-1 Malang melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBL), berbasis proyek (PjBL), dan pendekatan TPACK. Beberapa masalah yang dihadapi antara lain kurang menariknya media pembelajaran, kurang optimalnya pemanfaatan teknologi, serta rendahnya partisipasi siswa. Upaya yang dilakukan meliputi pembelajaran
Dokumen tersebut merangkum upaya meningkatkan minat belajar siswa SMK Kartika IV-1 Malang melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBL), berbasis proyek (PjBL), dan pendekatan TPACK. Beberapa masalah yang dihadapi antara lain kurang menariknya media pembelajaran, kurang optimalnya pemanfaatan teknologi, serta rendahnya partisipasi siswa. Upaya yang dilakukan meliputi pembelajaran
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12
LK 3.
1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode
Demonstrasi Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi SMKS KARTIKA IV-1 MALANG
Lingkup Pendidikan SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Tujuan yang ingin dicapai Menumbuhkan keterampilan siswa, diantaranya keterampilan komunikasi dan presentasi, penilaian diri dan refleksi, partisipasi kelompok dan kepemimpinan, serta pemikiran kritis melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) , Project Based Learning (PJBL), pendekatan TPACK dan Metode Demonstrasi Penulis SHODIAH NUR ROMADHONI, S.Pd Tanggal 9 Agustus 2022 – 5 Desember 2022 Situasi: Latar Belakang Masalah Kondisi yang menjadi latar Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu belakang masalah, mengapa hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar praktik ini penting untuk diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, dibagikan, apa yang menjadi semakin besar minat”. Minat belajar siswa dalam peran dan tanggung jawab mengikuti pembelajaran di dalam kelas dapat kita anda dalam praktik ini. lihat ketika antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat tinggi. Baik dalam memberikan pertanyaan ketika penjelasan yang diberikan oleh guru kurang jelas, aktif dalam aktivitas pembelajaran sesuai dengan instruksi guru. (Ramadana, Mistar, Rangkuti : 2017 ). Menurut wilis (Putri dkk, 2022) Minat belajar tidak tumbuh sendiri, melainkan harus ditumbuhkan secara sengaja oleh pendidik. Sehingga sebagai pendidik harus merancang atau mendesain pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan agar dapat meningkatkan minat siswa dalam proses belajar. Menurut Sari (2018) rendahnya minat baca adalah lingkungan keluarga dan sekitar yang kurang mendukung kebiasaan membaca. Kesibukan orang tua dalam berbagai kegiatan berdampak pada minimnya waktu luang bahkan hampir tidak ada waktu untuk melakukan kegiatan membaca. Faktor eksternal penyebab rendahnya minat membaca siswa yang terakhir adalah pengaruh menonton televisi dan bermain games di handphone. Faktor lingkungan sekolah terdiri dari budaya membaca di lingkungan sekolah masih rendah, program literasi belum berjalan maksimal, kurangnya slogan membaca di lingkungan sekolah, mading sekolah jarang diperbarui, dan sekolah tidak memiliki tempat khusus untuk membaca selain di perpustakaan. Setelah melakukan wawancara dengan teman sejawat, dalam bidang kuliner siswa cenderung lebih berminat dengan pembelajaran pratek daripada pada saat pembelajaran teori, sehingga pada saat pembelajaran teori dibutuhkan kemampuan guru dalam mengelola kondisi kelas sehingga menjadi menarik dan siswa senang dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Barus (2019), model –model yang disarankan untuk pendidikan abad 21 yang biasa dipilih para guru –guru kita sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka. Ada 7 model pembelajaran terkini yaitu DL = Discovery Learning atau penemuan, IL =Inquiry Learning atau penyelidikan, PBL =Problem Basic Learning Berbasis Masalah, PjBL = Projec Basic Learnig atau Berbasis Proyek, PBT/PBET=Production Based Training/Production, TEFA =Teaching Faktori atau pembelajaran berbasis industry, MBL =Model Bleanded Learning. Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PJBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang layak dikembangkan seiring dengan tuntutan pembelajaran dalam penerapan Kurikulum 2013. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)adalah strategi pembelajaran yang “menggerakkan” siswa belajar secara aktif memecahkan masalah yang kompleks dalam situasi realistic (Sofyan:2019). Bahan ajar atau materi ajar adalah hal-hal yang dapat digunakan untuk mengajarkan materi yang ingin disampaikan. Inilah satu satunya cara untuk meningkatkan perhatian, minat, dan semangat siswa terhadap kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajarnya. Media pembelajaran video adalah media yang menampilkan tampilan visual dan suara yang mengandung pesan dalam pembelajaran yang baik, meliputi konsep, prinsip, prosedur, teori, dan aplikasi untuk mendukung pemahaman materi pembelajaran (Hanifa : 2020). Dengan berkembangnya era digitalisasi maka setiap guru atau pengajar diharapkan bisa memanfaatkan media digitalisasi sebagai media dalam pembelajaran. Sama hal nya dengan minat baca, saat ini para siswa lebih senang dengan bermain hp daripada dengan membaca. Dengan mengikuti perkembangan zaman era digitalisasi saat ini membiasakan membaca tidak hanya dengan buku saja, namun juga bisa melalui gadget yang dimiliki para siswa. Menurut Fikri (2022) Implementasi literasi digital berbasis TPACK pada kompetensi pedagogi guru, yaitu a) tahap perencanaan, guru merencanakan skenario pembelajaran dengan memanfaatkan Smart TV dan LCD Proyektor sebagai media pembelajaran digital yang dirancang sesuai dengan kondisi kelas untuk meningkatkan motivasi belajar siswa; b) tahap pelaksanaan, guru menggunakan pendekatan ilmiah dengan mengawali informasi kekinian melalui media digital yang berupa berita/video dan memanfaatkan konteks lingkungan sekitar untuk mencapai tujuan pembelajaran; c) tahap penilaian, guru melaksanakan penilaian terhadap hasil belajar siswa melalui aplikasi eLearning. Sedangkan Menurut Utama (2020) Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran K-13 berbasis TPACK, komponen yang paling rendah diantara komponen pedagogi, pengetahuan, konten, dan teknologi ialah kemampuan menggunakan teknologi. Menurut Nusa dkk (2021) TPACK ialah suatu cara penggabungan Teknologi pada pembelajaran dengan memperhatikan ketiga aspek seperti pedagogik, konten dan teknologi itu sendiri dalam pembelajaran yang dikembangkan oleh guru. Menurut Sulistiawasih,dkk(2019) Permasalahan yang sering dihadapi peserta didik yang menyebabkan kurang minat dalam pengolahan makanan kontinental adalah dalam memahami kata kata asing yang baru dikenal oleh peserta didik, tidak jelasnya dengan jenis – jenis hidangan kontinental, atau dari segi bahasanya sendiri yang sulit dimengerti oleh peserta didik. Dalam mengimplementasikan model pembelajaran TPACK maka dengan pembuatan kamus digital dengan aplikasi canva dapat membuat siswa lebih teratrik membaca dan memahami istialah terminology tata boga.
Masalah yang dialami dalam porses pembelajaran
selama ini yaitu: 1. Media yang digunakan dalam proses belajar mengajar kurang menarik 2. Kurang nya guru dalam menguasai kondisi kelas 3. Kurangnya pemanfaatan TPACK dalam proses pembelajaran 4. Pengajara lebih sering menggunakan metode ceramah sehingga siswa lebih banyak ngantuk atau bosen ketika proses pembelajaran teori di mata pelajaran produktif. 5. Kurang melaksanakan Kegiatan LKPD 6. Saat menggunakan metode demonstrasi siswa tidak diikut sertakan dalam proses demonstrasi sehingga siswa lebih asyik ngobrol sendiri dibandingkan memperhatikan kegiatan demonstrasi yang sedang berlangsung 7. Guru belum terbiasa menggunakan soal yang berorientasi pada keterampilan berfikir tingkat tinggi Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik pembelajaran ini adalah sebagai guru yang bertanggung jawab dalam mempersiapkan, mendesain, menerapkan pembelajaran yang inovatid dan menyenangkan menggunakan: 1. Model PBL pada aksi 1 selain sebagai salah satu model pembelajaran yang inovatif dan Model pembelajaran ini memiliki keunggulan untuk meningkatkan keaktifan peserta didik, ketrampilan berpikir siswa karena siswa dituntut untuk memecahkan masalah dan mengkomunikasikan solusi di depan kelompok lain. Semakin tinggi keaktifan belajar siswa, maka semakin tinggi pula keberhasilan pembelajaran yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa. 2. Model PBL pada aksi 2 sebagai salah satu model pembelajaran inovatif . Model pembelajaran ini memiliki keunggulan yaitu siswa diminta untuk membaca tentang sandwich dan canape mencari perbedaan antara sandwich dan canape melalui membaca baik lewat buku atau media eletronik seperti e book atau e learning melalui gadget masing- masing siswa 3. Model PJBL pada aksi 3 sebagai salah satu model pembelajaran inovatif, model pembelajaran ini memiliki keunggulan untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam berfikir. Karena siswa dituntut untuk menciptkana suatu project, pada aksi ini siswa diminta untuk membuat kamus digital tentang terminology tat boga melalui aplikasi canva, dikarenakan siswa kesulitan dalam memahami istilah boga. Maka siswa diminta untuk membuat kamus terminology sedemikian menarik melalui aplikasi canva agar mudah membaca nya dan mudah untuk mengakses nya pada mata pelajaran pengolahan dan penyajian makanan. Pada aksi ini kata – kata diambil dari video yang diputar kan oleh guru saat proses pembelajaran. 4. Model PJBL pada aksi 4 sebagai salah satu model pembelajran inovatif dimana siswa diminta untuk memperhatikan demonstrasi dari guru yang dibantu siswa dalam pembuatan mayonaise. Disini siswa diminta untuk membantu guru dalam mempraktikan pembuatan mayonaise dan guru menjelaskan mulai bahan dan perlatan, yang nati nya siswa di minta untuk mengisi jobseet dalam pembuatan LKPD sesuai dengan keterangan guru ketika melakukan demonstrasi. Sehingga siswa tetap fokus dalam proses demonstrasi secara berlangsung. Nanti siswa diminta untuk mempresentasikan LKPD di depan kelas. Tantangan : Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, Apa saja yang menjadi tantangan yang dihadapi guru yaitu : tantangan untuk mencapai 1. Pada aksi 1 guru membuata perangkat tujuan tersebut? Siapa saja pembelajaran yang mengarah ke TPACK. yang terlibat, Perangkat pembelajaran mulai dari membuat RPP, LKPD, Bahan ajar serta media pembelajaran yang menarik minat belajar siswa serta pembuatan rencana evaluasi. Dalam rencana aksi 1 ini model pembelajarann yang digunakan yaitu Problem based learning (PBL). Dengan memecahakna masalah yang berada di video yang ditayangkan di depan kelas serta siswa lebih aktif dalam memecahkan permasalahan secara berkelompok. Penggunaan aplikasi onklas untuk siswa mengerjakan post tes sebagai bahan evalausi. 2. Pada aksi 2 model pembelajaran yang digunakan yaitu problem based learning (PBL). Guru menyiapkan perangkat pembelajaran mulai dari RPP, LKPD, bahan ajar, media pembelajaran serta perangkat evaluasi. Media pembelajaran produk nyata digunakan dalam rencana aksi 2 ini, selain itu guru juga menyiapkan power point serta penggunaan aplikasi onklas sebagai perangkat evaluasi. Proses KBM berpusat pada peserta didik. Dengan media produk nyata siswa lebih antusias dalam pembelajaran serta siswa lebih aktif dalam pembelajaran dalam memecahkan permasalahan yang ditampilkan pada saat pembelajaran. 3. Pada aksi 3 guru mendesain rencana aksi 3 yang meliputi pembuatan RPP dengan menggunakan model Project Based Learning (PJBL) dan menggunakan aplikasi canva. Pada proses KBM siswa diminta untuk membuat project yaitu berupa kamus digital menggunakan aplikasi canva. Diman siswa diminta untuk lebih kreatif dan lebih memahami digitalisasi dan menguasai aplikasi canva. Dan siswa diminta untuk mempresentasikan hasil pembuatan kamus digital di depan kelas. Tujuan dari pembuatan ini agar siswa lebih mudah memahami kata – kata therminology tata boga. 4. Pada rencana aksi 4 rencana pembuatan perangkat pembelajaran mulai dari pembuatan RPP hingga instrument evaluasi dengan menggunakan model Project Based Learning (PJBL). Pada aksi 4 ini metode pembelajaran yang digunakan yaitu demonstrasi dimana guru menjelaskan dengan mulai bahan serta cara membuat dan guru dibantu siswa dalam melakukan demonstrasi. Siswa yang membantu guru dalam melakukan demonstrasi mengikuti instruksi dari guru.
Berdasarkan tantangan di atas , dapat disimpulkan
pihak yang terlibat dalam pelkasnaan rencana aksi adalah guru, siswa kelas XI Tata Boga (peminatan Cookery), Pihak IT sekolah (rafael) sebagai juru kamera, Bapak kepala sekolah dan ibu waka kurikulum (Drs. Sunari dan Kristina Rahayu, S.Pd) sebagai koordinator dan pengawas serta meminta ijin dalam penggunaan kelas yang akan digunakan dalam kegiatan PPL. Rekan – rekan guru yang jam nya sering diminta untuk melaksanakan kegiatan PPL. Aksi : Langkah – langkah yang harus dilakukan adalah : Langkah-langkah apa yang 1. Memilih materi yang sesuai dengan model dilakukan untuk pembelajaran (AKSI 1,2, 3 dan 4) menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang 2. Menentukan materi yang sesuai dengan digunakan/ bagaimana perkiraan jadwal PPL dan jadwal mengajar prosesnya, siapa saja yang (AKSI 1,2, 3 dan 4) terlibat / Apa saja sumber 3. Membuat perangkat pembelajaran yaitu daya atau materi yang RPP, Bahan Ajar, Media pembelajaran, diperlukan untuk LKPD, Perangkat Evaluasi (AKSI 1,2, 3 melaksanakan strategi ini dan 4) 4. Mendiskusikan perangkat pembelajaran dengan dosen pembimbing (AKSI 1,2, 3 dan 4) 5. Menyiapkan alat dan bahan praktikum, serta media pembelajaran. (AKSI 1,2, 3 dan 4) 6. Pada aksi 1 melaksanakan proses pembelajaran menggunakan aplikasi online salah satu nya yaitu sebagai bahan evaluasi siswa di akhir pembelajaran yaitu menggunakan aplikasi onklas. Pada LKPD siswa diminta untuk memcahkan masalah yang ada didalam video yang ditayangkan oleh guru pengajar di depan kelas. 7. Pada aksi 2 melaksanakan proses pembelajaran berbasis masalah. Diman siswa diminta untuk menyelasaikan permasalahan yang ada didepan kelas yaitu berupa produk nyata yaitu diantara nya beberapa macam sandwich dan canae dan ada beberapa produk yang bukan merupaka sandwich dan canape. 8. Pada aksi 3 siswa dihadapkan dengan pembuatan project melalui aplikasi online yaitu berupa aplikasi canva dimana siswa diminta untuk membuat kamus terminology melalui aplikasi online yang pada pertemuan 1 siswa diminta untuk mendesain kamus pada LKPD. 9. Pada aksi 4 siswa dihadapkan dengan pembuatan project yaitu siswa diminta untuk membuat saus mayonaise dengan membuat jobsheet yang ada di LKPD sesuai dengan demonstrasi yang sudah di praktekkan di depan kelas. Proses 1. Pelaksanaan rencana 1 dimulai dengan melaksanakan pembelajaran dengan model PBL dengan memberikan 2 video yang tentang clear soup dan special kemudian siswa diberikan pertanyaan mendasar agar siswa lebih aktif di dalam kelas. Siswa di minta secara berkelompok untuk mengamati video yang diputar di depan kelas tentang clera soup dan special soup. Permasalahan telah dicantumkan di LKPD yang telah dibagi pada setiap kelompok. Siswa berdiskusi tentang permasalahan yang ditampilkan di video serta siswa mempresentasikan di depan kelas dan kelompok lain bisa menanggapi jika tidak setuju dengan pendapat dari kelompok yang mempresentasikan. Pihak yang terlibat dalam pembelajaran ini yaitu guru, siswa kelas XI Tata boga peminatan cookery 2. Pelaksanaan rencana 2 dimulai dengan melakukan pembuatan perangkat pembelajaran dengan model PBL dengan media produk nyata. Guru memberikan pertanyaan mendasar tentang sandwich dan canape, kemudian siswa menjawa pertanyaan guru. Guru menanyangkan sebuah video tentang sandwich dan canape. Guru memberikan produk nyata yaitu beberapa poruk nyata yang berupa sandwich dan yang hampir mirip dengan sandwich. Disini siswa diminta untuk memilih mana yang sandwich dan yang bukan sandwich dengan memberikan alasan sesuai dengan literatur yang sudah dicari oleh siswa melalui buku pelajaran yang disekolah maupun lewat gadget yang mereka miliki. Dalam pembelajaran ini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Dan siswa diminta u tuk memecahkan masalah yang sudah tercantum di LKPD. Siswa mempresentasikan di depan kelas tenang media produk nyata yang ada didepan kelas. Dan saat presentasi bisa dilakukan tanya jawab dengan kelompok lain yang tidak sepaham dengan pendapat kelompok yang mempresentasikan. Pada akhir pembelajaran sebelum melakukan evaluasi guru meminta siswa membuka aplikasi onklas dengan mengerjakan post test yang didalam aplikasi tersebut sesuai dengan mata pelajaran yang dipelajari pada hari itu. Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan rencana aksi 2 ini guru, siswa kelas XI Tata boga peminatan Cookery 3. Pada rencana aksi 3 guru membuat perangkat pembelajaran dengan model pembelajaran project based learning. Disini siswa di minta lebih aktif dalam pembelajaran dikarenakan siswa diminta untuk membuat project secara berkelompo. Pada aksi 3 ini siswa di minta membuat kamus therminology tata boga dikarenakan siswa susah dalam mengahafal atau memahami istilah boga terutama pada mata pelajaran pengolahan dan penyajian makanan kontinental terlalu banyak istilah asing dalam mata pelajaran tersebut. Materi yang diambil dalam pelajaran ini yaitu hidangan kentang dan pasta. Disini guru menyampaikan kepada siswa tujuan pembelajran yang akan dilakukan pada pertemuan itu. Guru meminta siswa untuk memberhatikan video yang diputar didepan kelas yaitu pembuatan spaghetti bolognaise, macaroni schotel, potato fondant dan baked potato. Siswa di bagi menjadi berbagai kelompok untuk mengerjakan project. Sambil melihat video siswa diminta untuk mencatat istilah – istilah asing yang ada di video. Kemudian siswa diminta untuk mendesain di LKPD yang telah dibagikan pada setiap kelompok. Setelah mendesain dalam LKPD siswa mempresentasikan desian di depan kelas secara berkelompok. Setelah semua melakukan presentasi siswa mengaplikasikan desain tersebut menggunakan aplikasi canva. Dengan tujuan siswa lebih mudah memahami dan bisa mengakses kamus digital tersebut dimana pun dan saat kapan pun serta mudah di mengerti oleh pembuat dan orang lain. Setelah kamus sudah di desain menggunakan aplikasi canva. Siswa mempresentasikan di depan kelas. Guru akan mengevaluasi setiap pekerjaan kelompok tentang kamus digital. Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan rencana aksi 3 ini guru, siswa kelas XI Tata boga peminatan Cookery
4. Pada rencana aksi 4 model pembelajaran yang
digunakan yaitu PJBL. Pada aksi 4 ini perangkat pembelajaran mulai dari RPP hingga media pembelajaran berupa bahan dan perlatan dalam proses pembuatan mayonaise. Karena metode yang di gunakan yaitu metode demintrasi pembuatan mayonaise. Pada awal guru sedikit menjelaskan lewat ppt tentang saus, fungsi saus dan saus dasar. Disini siswa dan guru melakukan tanya jawab. Setelah guru dan siswa melakukan tanya jawab. Guru memberikan sedikit penjelasan tentangbahan yang akan di demokan dan peralatan yang akan didemonstrasikan. Guru juga menjelaskan tentang apa yang akan didemonstrasikan. Guru menunjuk salah satu siswa untuk membantu guru melakukan demonstrasi. siswa yang membantu guru melakukan demonstrasi mengikuti arahan dari guru pada setiap step by step pembuatan mayonaise. Pada saat demonstrasi guru juga melakukan proses tanya jawab. Setelah melihat demonstrasi guru memberikan LKPD kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. LKPD berupa joob sheet untuk kegiatan praktek di pertemuan berikutnya. Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan rencana aksi 2 ini guru, siswa kelas XI Tata boga peminatan Cookery.
Refleksi Hasil dan dampak Dampak
Bagaimana dampak dari aksi 1. Terlaksananya pembelajaran yang inovatif dan dari Langkah-langkah yang menyenangkan melalui model PBL dengan dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? memberikan video kemudian siswa diberi Mengapa? Bagaimana respon permaslasahan dalam video tersebut untuk orang lain terkait dengan menyelasaikan permasalahannya dan kemudain strategi yang dilakukan, Apa mempresentasikan di depana kelas. Disini yang menjadi faktor keberhasilan atau terlihat keaktian siswa dalam berdiskusi dan ketidakberhasilan dari melakukan presentasi pada materi soup strategi yang dilakukan? Apa kontinental. pembelajaran dari 2. Terlaksananya pembelajaran yang inovatif dan keseluruhan proses tersebut menyenangkan melalui model PBL dengan memberikan contoh produk nyata dan diberikan video. Produk nyata yang diberikan yaitu produk yang memang benar sesaui dengan materi yaitu sandwich dan canape dan juga produk yang bukan merupakan sandwich dan canape. Disini siswa bisa langsung membedakan secara nyata. 3. Terlaksananya pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan melalui model PJBL dengan menggunakan aplikasi canva. Disni siswa diminta keaktifan dan kreataifitas tentang pembuatan kamus therminology tata boga dikarenakan siswa banyak yang kurang memahami istilah – istilah dalam bidang boga terutama pada mata pelajaran pengolahan dan penyajian makanan. 4. Terlaksananya pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan melalui model PJBL dengan menggunakan metode demonstraso. Disini siswa bisa lebih memahami karena guru memberikan contoh secara langsung baik bahan dan alat yang digunakan dalam proses pembuatan mayonaise. Serta siswa juga bisa melihat step by step dalam pembuatan mayonaise secara langsung, dan siswa juga bisa mengetahui tekstur dan rasa mayonaise secara langsung.
Penerapan rencana aksi secara umum efektif dalam
menyelesaikan masalah yang ada di sekolah yaitu meningkatkan keaktifan siswa pada aksi 1, namun pada aksi 1 video pemebajaran yang ditampilkan kurang mendetail sehingga dapat dicarikan media pembelajran yang lebih inovatif.
Penerapan rencana aksi secara umum efektif dalam
menyelesaikan masalah yang ada di sekolah yaitu meningkatkan keaktifan siswa pada aksi 1.siswa lebih antusisa ketika menggunakan media produk nyata pada saat pembelajaran. Siswa juga lebih interaktif dalam mencari literatur dan dapat meningkatkan minat leitarsi siswa karena disini siswa tidak dibatasi hanya dengan buku paket tetapi mereka juga bisa mencari literatr dengan menggunakan gadget mereka masing – masing.
Pada aksi 3 kefektifan siswa terlihat ketika
siswa mendesain kamus dan memperhatikan video dengan mencatat kata – kata yang dan video dan mencari arti. Kamus yang dihasilkan juga sudah bagus dan kreatif meskipun masih terdapat kesalahan.
Pada aksi 4 keefektifan siswa terlihat ketika
guru melakukan demonstrasi. keaktifan siswa terlihat dalam melakukan tanya jawab dengan guru pada saat melakukan demonstrasi pembuatan mayonaise.
Respon guru lain terhadap penerapan
pembelajaran inovatif yang saya lakukan adalah dengan memberikan dukungan untuk terus melakukan inovasi dalam pembelajaran dan mengajak diskusi mengenai perangkat pembelajaran. Respon siswa terhadap pembelajaran adalah siswa merasa pembelajaran menyenangkan dan siswa menjadi lebih berminat dalam pembelajaran tersebut, selain itu siswa tidak ragu ataupun malu-malu untuk berinteraksi dengan guru, teman sekelas dalam menggali informasi.
Faktor keberhasilan guru dalam
menyelesaikan permasalahan di sekolah adalah mampu mendesain pembelajaran inovatif dengan menggunakan model PBL pada aksi 1 dan 2 kemudian pada aksi 3 dan 4 dengan model PJBL. Model PBL dengan media produk nyata pada rencana aksi 2 lebih menarik minat belajar siswa dan siswa lebih memahami secara nyata ketika melihat secara langsung. Model PJBL pada aksi 3 siswa lebih interaktif dan antusias dikarenakan siswa lebih berekspresi dalam mendesain kamus sesuai dengan kreatifitas siswa dan kemampuan siswa agar bisa lebih memahami dalam pemilihan kosa kata. Pada PJBL aksi 4 siswa juga lebih instreaktif dikarenakan siswa juga diikut sertakan dalam proses demonstrasi meskipun tidan semua siswa hanya satu siswa, siswa juga lebih interaktif dan bertanya jawab jika ada yang tidak mengerti ketika guru mejelaskan dalam proses demonstrasi tersebut. Pembelajaran yang diperoleh dari penerapan rencana aksi ini adalah munculnya kesadaran guru dalam menghadapi pergeseran paradigma belajar, gaya belajar dan karakteristik siswa dengan cara terus melakukan inovasi pembelajaran agar menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan, menantang, inovatif, menarik dan mampu meningkatkan minat siswa terhadapmata pelajaran pengolahan dan penyajian makanan. Terutama untuk siswa lebih memahami istilah – istilah asing dalam bidang tata boga.