Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Metode SR

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

Metode SR ( Shared Reading)

Disusun Oleh :

Thariq Ibra Pratama

202121500157

X3B

PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan di dalamnya. Kami sangat
berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.


Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan, kami mohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Jakarta, Oktober 2022

Penulis

2
Daftar Isi

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................5
C. Tujuan.....................................................................................................................6
BAB II...............................................................................................................................7
PEMBAHASAN................................................................................................................7
A. Pengertian Shared Reading.....................................................................................7
B. Langkah-langkah Shared Reading..........................................................................9
C. Manfaat (Shared Reading)....................................................................................10
G. Peta Konsep..........................................................................................................12
BAB III............................................................................................................................13
PENUTUP.......................................................................................................................13
A. Kesimpulan...........................................................................................................13
B. Saran.....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14
Latihan Soal.....................................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aktivitas membaca dan menulis merupakan kunci penting dalam


perkembangan anak-anak dalam masyarakat yang terpelajar. Anak-anak yang
lebih awal belajar membaca dan tidak mengalami hambatan yang berat akan
lebih mudah menjadi pembaca yang aktif daripada anak-anak yang mengalami
hambatan yang berat dalam belajar membaca (Lonigan, 2006 : 91). Lebih kanjut
diterangkan bahwa anak-anak yang mengalmai sedikit hambatan akan lebih
banyak berhubungan dengan material bacaan, mengembangkan ketrampilan-
ketrampilan penting dalam membaca dan sebagai hasilnya memperoleh lebih
banyak pengetahuan. Pentingnya aktivitas membaca dan menulis tersebut
ditambah adanya pandangan bahwa anak-anak terutama yang berusia 0-5 tahun
tengah berada pada masa perkembangan maksimal otak atau golden age,
membuat banyak orangtua yang merasa bangga bila putra-putri mereka yang
belum genap 5 tahun dapat membaca dan menulis.
Beberapa tahun yang lalu ada sebuah sudut pandang tentang aktivitas
membaca anak-anak yang dikenal dengan sudut pandang kesiapan membaca
(reading readiness). Sudut pandang tersebut melihat bahwa anak-anak bahwa
baru dapat diberi pelatihan untuk membaca saat mereka berusia sekitar 6,5
tahun, sehingga tahun-tahun sebelumnya yaitu masa-masa prasekolah adalah
masa-masa persiapan yang diisi aktivitas seperti pengenalan terhadap aksara
( Soderman,dkk,2005:26). Sudut pandang kesiapan membaca (reading
readiness) menyebutkan bahwa anak-anak memiliki masa peka membaca sejak
usia tiga tahun menyiratkan adanya batasan antara aktivitas membaca “yang
sebenarnya” yang diajarkan pada tempat-tempat pendidikan dan “semua hal”
yang datang sebelumnya.

4
Perkembangan membaca dan menulis sangat dipengaruhi oleh
lingkungan seseorang tinggal. Bahkan proses pembelajaran literasi dikatakan
sebagai suatu proses sosial (Morrison, 1993: 215). Orang dewasa, teman
seumur, dan anggota keluarga juga memberikan pengaruh bagaimana seorang
anak mempelajari bahasa dan konteks saat mempelajarinya. Anak dengan
orangtua yang memiliki kemampuan literasi membaca, menulis, berbicara dan
mendengarkan lebih banyak daripada anak dengan orangtua yang tidak memiliki
kemampuan literasi.
Dalam shared storybook reading atau pembacaan buku cerita bersama
diperkenalkan tentang cara menggunakan buku atau memperhatikan adanya
hubungan antara bunyi dengan tulisan. Kelebihan dari metode menggunakan
buku cerita ini adalah bahwa sesi pengenalan terhadap aktivitas literasi menjadi
suatu hal yang menyenangkan, dan bukannya aktivitas yang memerlukan
konsentrasi penuh.
Shared Reading atau pembacaan buku bersama menurut Swartz, Shock
& Klein (2002:1) merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan
anak di bidang literasi. Peningkatan kemampuan literasi tersebut dapat terjadi
karena dalam pembacaan buku bersama terjadi interaksi antara pembaca yang
sudah berpengalaman dengan anak-anak yang baru belajar membaca. Aktivitas
membacakan buku merupakan sarana yang baik untuk memperkenalkan anak
pada kegiatan literasi dan lebih memiliki nilai tambah bila teknik membacanya
dirancang untuk dapat lebih merangsang perkembangan anak.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan shared reading ?
2. Bagaimanakah langkah-langkah pendekatan dengan metode Shared
reading ?
3. Apa sajakah manfaat dari metode shared reading ?

5
C. Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk :


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan shared reading !
2. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam menerapkan metode shared
reading !
3. Untuk mengetahui manfaat dari metode shared reading !

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Shared Reading

Pembacaan bersama merupakan penerjemahan ke dalam Bahasa


Indonesia dari shared reading yang merupakan istilah dalam Bahasa Inggris.
Istilah shared reading terbentuk dari dua kata shared dan reading. Menurut
Kamus Inggris-Indonesia (Echols & Shadily, 2006: 467) kata reading
merupakan bentuk kata benda dari read yang memiliki arti membaca dan
bacaan. Kata shared merupakan bentuk kata keterangan-pasif dari kata share
(2006:518) yang artinya bersama-sama. Jadi istilah shared reading dapat
dimaknai sebagai berbagi bacaan atau bersama-sama membaca atau pembacaan
bersama.
Swartz, dkk (2022:1) menyatakan bahwa pembacaan bersama (shared
reading) merupakan suatu aktivitas yang di dalamnya guru dan murid membaca
bersama-sama, semua murid dapat melihat pada tulisan, menyediakan dukungan
dengan level yang berbeda, kemudian guru mencontohkan perilaku membaca,
menyediakan kesempatan untuk beragam tujuan instruksional dan
mendiskusikan serta mengklarifikasi bagaimana kita memahami apa yang
dibaca.
Swartz menambahkan bahwa shared reading berbeda dengan membaca
dengan keras (reading aloud) yang poin utamanya adalah memperdengarkan
cerita dalam buku kepada anak-anak. Dalam shared reading guru membaca
“bersama” dengan anak-anak. Membaca “bersama”ini memungkinkan anak-
anak turut menikmati material yang dibaca dan dapt mengikuti teknik membaca
yang dipraktekkan oleh pemandu/guru karena material bacaannya diarahkan
kepada anak dan dipilih material yang mampu dilihat seluruh peserta.
Swartz menjelaskan bahwa teknik shared reading meniru pengalaman
pembacaan buku cerita oleh orang dewasa kepada seorang anak yang duduk di

7
pangkuan orang dewasa tersebut lalu mendengarkan bahkan ikut meniru saat
orang dewasa tersebut membaca buku dengan keras. Bedanya, dalam shared
reading pembacaan buku dilakukan oleh guru pada sekelompok anak-anak
muridnya di dalam ruang kelas dengan material bacaan yang memiliki ukuran
tulisan yang diperbesar sehingga dapat dibaca seluruh peserta didik.
Morrison (1993:221-222) menyatakan bahwa shared reading merupakan
sebuah proses pembacaan cerita kesukaan murid-murid oleh gurunya. Morrison
menambahkan bahwa penekanan dari pembacaan bersama adalah material
bacaan atau buku yang ukuranya lebih besar dari ukuran buku pada umumnya.
Buku ekstra besar tersebut memungkinkan guru melibatkan anak-anak dalam
pengalaman pembacaan bersama sehingga anak-anak merasa memiliki peran
atau merupakan bagian dari kegiatan tersebut.
Shared reading merupakan suatu kegiatan yang dapat dilakukan kepada
naka dengan beragam level membaca. Shared reading untuk pembaca pemula
muncul saat seseorang yang sudah mahir membaca (guru) membaca dengan
pembaca yang masih belajar membaca (murid). Shared reading untuk pembaca
awal yang sudah lebih mahir memungkinkan guru untuk berfokus pada
pemahaman dan mengenalkan konsep isi, kosakata, dan ketrampilan membaca
yang lebih tinggi.
Shared reading kebanyakan diawali dengan contoh dan arahan dari guru.
Secara bertahap, seiring anak-anak mengembangkan kesadaran dan
pemahamnya tentang litrasi, interaksinya menjadi lebih banyak dan sifatnya
menjadi timbal balik. Bisa jadi pada akhirnya, anak-anaklah yang akan
mengambil peran memandu dan orang dewasa yang mengikuti. Namun
demikian, untuk sampai pada tahap tersebut, terlebih dahulu guru tetap harus
menggunakan metode pemberian contoh terlebih dahulu.
Berdasarkan sumber-sumber di atas dapat disimpulkan bahwa shared
reading merupakan suatu aktivitas membaca bersama yang dilakukan pembaca
berpengalaman atau guru kepada sekelompok pembaca pemula atau murid
dengan menggunakan material bacaan yang memiliki tulisan dengan ukuran
besar sehingga dapat dilihat oleh seluruh peserta pembacaan bersama.

8
B. Langkah-langkah Shared Reading

Menurut Swartz (2002:3-6) pada pembacaan bersama (shared reading)


ada sepuluh langkah yang perlu dilakukan, yaitu sebagai berikut :
1. Langkah Pertama
Identifikasi tujuan instruksional dan memilih material yang sesuai.
Misalnya, bila pelajaran difokuskan pada bunyi awal dari suatu kata
sebelum huruf vokal pertama (contohnya ‘sh” pada “shared” atau “mb”
pada “mbak”, atau “t” pada “topi”, materi yang dipilih bisa berupa puisi
yang dapat digunakan untuk memanipulasi bunyi-bunyi tersebut.
2. Langkah Kedua
Atur tempat duduk sehingga setiap anak dapat melihat tulisan. Pada
anak-anak kecil, pembacaan bersama dapat dilaksanakan dengan buku
besar dan anak-anak duduk di sekelililingnya. Pada anak-anak yang lebih
besar misalnya di sekolah dasar, pembacaan bersama dapat dilaksanakan
dengan OHP sementara anak-anak tetap duduk pada kursinya masing-
masing.
3. Langkah Ketiga
Guru memperkenalkan aktivitas pembacaan bersama yang akan
dilaksanakan. Perkenalan ini termasuk pemaparan tentang isi buku, kosa
kata dan konsep atau ketrampilan lain.
4. Langkah Keempat
Guru dan murid membaca bersama. Pada pembacaan yang dilaksanakan
dengan pembaca pemula, guru menunjuk pada setiap kata yang dibaca.
Pada pembacaan yang dilaksanakan dengan pembaca yang lebih mahir,
guru hanya menunjuk pada tiap baris yang sedang dibaca. Pada
pembacaan bersama ini, guru perlu mengeluarkan suara cukup keras agar
dapat didengar setiap anak. Guru juga harus ingat bahwa ia merupakan

9
model pembelajaran yang berpengalaman sehingga ia tetap harus
membaca dengan lancar dan dengan ekspresif.
5. Langkah Kelima
Baca kembali material yang sudah dibaca. Mintalah anak-anak terus ikut
membaca bersama guru. Dalam pembacaan ulangan ini, seorang anak
bisa ditunjuk memegang pointer.
6. Langkah Keenam
Buat diskusi tentang tulisan yang telah dibaca. Diskusikan tentang isi
dari tulisan tersebut. Guru dapat menghubungkan isi tulisan dengan
tulisan lain yang berhubungan dengan tulisan tersebut atau bertanya pada
anak-anak tentang pengalaman pribadinya yang berhubungan dengan
tulisan.
7. Langkah Ketujuh
Buat satu atau dua poin pembelajaran saja. Kemudian mintalah anak-
anak untuk mengidentifikasi bagian dari pembacaan yang baru saja
berlangsung yang mengilustrasikan strategi atau ketrampilan yang
menjadi poin pembelajran yang telah ditetapkan.
8. Langkah Kedelapan
Pilih material yang beragam, misalnya buku besar, puisi,lagu, poster dan
lain sebagainya. Semua itu bertujuan untuk membantu anak-anak untuk
berfikir bahwa membaca dapat dilakukan untuk beragam tujuan.
9. Langkah Kesembilan
Ulangi kembali pembacaan bersama. Anak-anak menikmati pembacaan
kembali material yang sudah dikenal, karena memungkinkan anak-anak
untuk mendemonstrasikan kemahiran mereka, membaca dengan lebih
lancar, dan tidak sesulit bergulat dengan material baru.
10. Langkah Kesepuluh
Perluas pembacaan bersama (shared reading) dengan aktivitas lain.
Mintalah anak-anak untuk membaca material yang telah dibaca bersama
dengan temannya.

C. Manfaat (Shared Reading)

10
Pembacan bersama memuliki beberapa manfaat, Papalia dkk (2001:264)
menyatakan bahwa pembacaan buku bersama lebih efektif untuk meningkatkan
perkembangan bahasa daripada sekedar berbicara. Metode ini dapat digunakan
untuk anak yang terlambat perkembangan bahasanya maupun pada anak yang
normal. Efektivitas tersebut karena pembacaan bersama memberikan
kesempatan alami untuk memberikan informasi dan meningkatkan kosakata.
Pembacaan bersama memberikan fokus untuk perhatian dan untuk bertanya serta
untuk merespon pertanyaan.
Banyak manfaat yang dapat dipetik dari aktivitas ini seperti halnya
tercantum dalam beragam literatur, pembacaan buku yang dilakukan anak
dengan orangtua akan mendatangkan manfaat besar bagi perkembangan anak
seperti melatih anak mengambil peran dalam suatu pembicaraan (Berndt,
1992:91) membina hubungan emosional dan meningkatkan perkembangan
kognitif anak (Papalia dkk, 2001:265).
Shared reading yang dilaksanakan guru bersama muridnya di ruang
kelas juga memiliki manfaat yang tidak jauh berbeda dari pembacaan buku
antara anak dengan orangtuanya. Pada pembacaan bersama guru memiliki
kesempatan untuk berinteraksi dengan murid-muridnya dalam proses pembacaan
(Swartz, 2002:1). Selain itu, melalui prosedur shared reading guru dapat
mendemonstrasikan dan melatih anak-anak untuk menguasai strategi atau
ketrampilan tertentu yang dibutuhkan agar dapat membaca dengan baik seperti
pengenalan terhadap huruf atau pemahaman akan fonem.
Shared reading akan memungkinkan anak-anak untuk mengembangkan
“rasa” (sense) terhadap suatu cerita, anak dapat belajar memprediksi alur cerita,
penggunaan bahasa atau susunan kata dalam cerita. Shared reading juga
memungkinkan anak-anak untuk berperilaku seperti seorang pembaca saat
mereka mengobservasi guru membaca dan mengikuti pembacaan yang
dilakukan oleh gurunya (Swartz, 2002:2). Manfaat lainya adalah bahwa anak
akan dapat mengetahui strategi memperoleh informasi dari suatu tulisan melalui
partisipasinya dalam diskusi tentang pesan apa yang berusaha disampaikan oleh
pengarang buku.

11
Shared reading memiliki beragam manfaat seperti mengetahui konsep-
konsep tentang tulisan seperti cara menggunakan buku, pemahaman bahwa
tulisan itu berhubungan dengan ujaran serta memiliki makna. Melalui shared
reading anak-anak mendapatkan penambahan kosakata dan model serta
kesempatan untuk menggunakan bahasa secara lisan.

D. Peta Konsep

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Shared reading merupakan metode pembelajaran membaca yang


bertujuan agar siswa dapat memahami sebuah wacana utuh berlandaskan kerja
sama atau saling berbagi informasi. Shared reading pada prinsipnya adalah
kegiatan membaca berbasis pembelajaran kooperatif sehingga setiap siswa
memiliki peran yang sangat penting bagi terwujudnya pemahaman wacana
secara utuh bagi temannya.
Metode Shared reading dibentuk dengan berbasiskan pembelajaran
kooperatif. Dalam konteks ini antara siswa memiliki ketergantungan positif.
Tidak akan lengkap pemahaman isi wacana jika ada seorang yang tidak terlibat
aktif dalam memahami bacaan pada bagian yang menjadi tanggung jawabnya.
Dengan demikian pemahaman menyeluruh isi bacaan akan bergantung pada
peran serta secara aktif seluruh siswa.

B. Saran

Metode Shared reading sebaiknya diterapkan pada anak anak usia taman
kanak-kanak hingga jenjang sekolah dasar karena dapat membantu anak
memahami suatu bacaan secara keseluruhan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Santosa, Puji. (2009). Materi pembelajaran Bahasa Indonesia. Universitas

Terbuka.

Somadayo, Samsu. (2011). Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca.

Yogyakarta: Grahallmu.

14
Latihan Soal

1. Salah satu komponen whole language adalah kegiatan membaca bersama antara guru
dan siswa dan mereka harus mempunyai buku untuk dibaca bersama. Kegiatan
membaca bersama disebut dengan...
a. Shared Reading
b. Read Reading
c. Blanded Learning
d. Guided Reading
e. Guided Writing

2. Proses membaca pemahaman dengan menggunakan metode Shared Reading terdiri


dari tiga tahapan yaitu tahap Prabaca, tahap membaca dan tahap pascabaca. Manakah
dibawah ini yang termasuk dalam tahap prabaca ...
a. Permainan bahasa
b. Memberikan pendapat
c. Mengungkapkan perasaan
d. Bernyanyi lagu daerah
e. Menceritakan kembali teks bacaan

3. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa kemampuan membaca pemahaman


siswa kelas V SDN A Tahun ajaran 2022/2023 masih rendah. Hal ini dapat dilihat
ketika guru mengajukan pertanyaan mengenai isi bahan bacaan yang dibaca, dari 24
siswa hanya 3 siswa saja yang mampu menjawab pertanyaan dari guru. Selebihnya
masih banyak siswa yang cenderung diam dan tidak bisa menjawab. Dari hasil
observasi diatas faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman yang
direndah disebabkan....
a. Penggunaan mendia yang tidak modern
b. Penyampaian guru yang kurang menarik
c. Pemakaian bahasa yang tidak familiar
d. Guru menerangkan materi hanya menggunakan metode ceramah

15
e. Teks bacaan yang sulit dipahami

4. Hasil pengamatan permasalahan yang muncul yaitu guru dalam menerangkan materi
hanya menggunakan metode ceramah sehingga siswa tidak sepenuhnya paham
terhadap materi yang disampaikan guru dan merasa bosan pada saat proses
pembelajaran berlangsung, sehingga menimbulkan kurangnya minat baca dan dalam
perhatian siswa terhadap materi. Dari permasalahan tersebut, permasalahan
pembelajaran dapat diatasi dengan .....
a. Menerapkan metode belajar kilat
b. Menambah kosakata dalam penyampaian teks bacaan
c. Menerapkan metode Shared Reading
d. Menerapkan metode Guide Reading
e. Menerapkan Small Discusion Reading

5. Tujuan dari diterapkannya metode shared reading adalah ....


a. Sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman
b. Dijadikan pedoman untuk memahami suatu teks bacaan
c. Merupakan pembelajaran yang kooperatif
d. Memahami sebuah wacana utuh berlandaskan sebuah kerja sama
e. Merupakan kegiatan membaca bersama sehingga mudah dilaksanakan

6. Metode shared reading dibentuk dengan berbasiskan pembelajaran kooperatif.


Dalam konteks ini antara siswa memiliki hubungan ketergantungan positif yang
artinya ....
a. Pemahaman akan semakin baik ketika kita melakukan diskusi kecil
b. Mendengarkan teman membaca akan lebih mudah pemahaman yang kita
terima
c. Tidak akan lengkap pemahaman isi wacana jika ada seseorang yang tidak
terlibat aktif dalam memahami isi bacaannya
d. Metode pemahaman bacaan sama halnya dengan literal standar
e. Literal standar dipeoleh dari reading forunder standing dan shared reading

16
7. Sebuah penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Metode Shared Reading
Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Pada Materi Pokok
Cerita Rakyat “ diperoleh nilai statistik 0,117 < 0,05 dari uji hipotesis wilcoxon
maka artinya ....
a. Terdapat pengaruh terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa
dengan menggunakan metode pembelajaran shared reading pada materi
pokok cerita rakyat
b. Tidak terdapat pengaruh terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa
dengan menggunakan metode pembelajaran shared reading pada materi
pokok cerita rakyat
c. Terdapat hubungan positif antara kemampuan membaca pemahaman siswa
dengan menggunakan metode pembelajaran shared reading pada materi
pokok cerita rakyat
d. Terdapat pengaruh secara signifikan antara kemampuan membaca
pemahaman siswa dengan menggunakan metode pembelajaran shared
reading pada materi pokok cerita rakyat
e. Pengaruh kemampuan membaca pemahaman siswa dengan menggunakan
metode pembelajaran shared reading pada materi pokok cerita sangat besar

8. Guru berperan sebagai model dalam membaca. Merupakan prinsip utama dalam
pemahaman membaca metode ...
a. Guided Reading
b. Shared Reading
c. Reading aloud
d. Blanded Learning
e. Whole Language

9. Guru hanya sebagai pengamat dan fasilitator. Merupakan prinsip utama dalam
membaca menggunakan metode ....
a. Guided Reading
b. Shared Reading
c. Reading aloud

17
d. Whole Language
e. Blanded Learning

10. Guru membaca dan siswa menyimak sambil melihat bacaan yang tertera pada buku.
Merupakan salah satu cara dalam pemahaman menggunakan metode .....
a. Reading aloud
b. Sustained silent reading
c. Shared reading
d. Independent reading
e. Guided reading

SOAL ESSAY !

1. Seperti dalam kurikulum 2013 siswa dituntut untuk aktif dalam proses
pembelajaran. Sehingga guru harus mampu menciptakan proses pembelajaran yang
interaktif dan komunikatif. Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan cara guru
menggunakan berbagai medel, strategi, metode atau pendekatan pembelajaran yang
bervariasi. Pendekatan pembelajaran salah satunya shared reading dengan
dilakukan dalam kelompok yang jumlahnya banyak dan memiliki tingkat
kemampuan membaca yang berbeda-beda. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan ?

2. Metode shared reading yang seperti apa yang tepat diterapkan pada anak dibawah 7
tahun untuk latihan membaca ?

3. Dari beberapa permasalahan membaca, mengapa shared reading sangat tepat


diterapkan, baik di dalam keluarga ,maupun di sekolah ?

4. Sebuah studi riset melakukan sebuah penelitian dengan judul “ Pengaruh


penggunaan Metode Shared Reading terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman

18
Siswa Pada Materi Pokok Cerita Rakyat “ diperoleh nilai pretest sebesar 0,005 <
0,05, maka data tidak berdistribusi normal, sedangkan hasil posttest diperoleh nilai
sebesar 0,001 < 0,05 maka setelah menggunakan metode shared reading sangat
tinggi dengan nilai rata-rata sebesar 80,20. Maka kesimpulan dari penelitian
tersebut adalah ?

5. Ketika kita sedang membaca kepada anak kita yang berusia 5 tahun, metode apakah
yang tepat digunakan ? apakah metode reading alound baik diterapkan pada anak di
usia 5 tahun ? berikan pendapatmu beserta alasanya !

19
Kunci Jawaban

1. A 6. C

2. A 7. A

3. D 8. B

4. C 9. A

5. A 10. C

1. Berinteraksi dalam menentukan ide pada teks bacaan. Dengan kemampuan yang
berbeda-beda itu lah siswa dapat bekerjasama untuk menemukan konsep baru, kosa
kata baru, dan berfikir tingkat tinggi dalam berbagai aktivitas yang kreatif.

2. Dalam shared storybook reading atau pembacaan buku cerita bersama diperkenalkan
tentang cara menggunakan buku atau memperhatikan adanya hubungan antara bunyi
dengan tulisan. Kelebihan dari metode menggunakan buku cerita ini adalah bahwa
sesi pengenalan terhadap aktivitas literasi menjadi suatu hal yang menyenangkan,
dan bukannya aktivitas yang memerlukan konsentrasi penuh. Metode ini sangat tepat
diterapkan pada anak-anak usia dibawah 7 tahun.

3. Shared reading memiliki banyak manfaat yang dapat dipetik dari aktivitas ini seperti
halnya tercantum dalam beragam literatur, pembacaan buku yang dilakukan anak
dengan orangtua akan mendatangkan manfaat besar bagi perkembangan anak seperti
melatih anak mengambil peran dalam suatu pembicaraan (Berndt, 1992:91) membina
hubungan emosional dan meningkatkan perkembangan kognitif anak (Papalia dkk,
2001:265). Metode Shared reading yang dilaksanakan guru bersama muridnya di
ruang kelas juga memiliki manfaat yang tidak jauh berbeda dari pembacaan buku
antara anak dengan orangtuanya. Pada pembacaan bersama guru memiliki
kesempatan untuk berinteraksi dengan murid-muridnya dalam proses pembacaan
(Swartz, 2002:1). Selain itu, melalui prosedur shared reading guru dapat

20
mendemonstrasikan dan melatih anak-anak untuk menguasai strategi atau
ketrampilan tertentu yang dibutuhkan agar dapat membaca dengan baik seperti
pengenalan terhadap huruf atau pemahaman akan fonem.

4. Dari data pretest dan posttest maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan
pembelajaran metode shared reading terdapat pengaruhnya terhadap kemampuan
membaca pemahaman siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi
pokok cerita rakyat.

5. Dalam membantu anak memberikan pemahaman membaca pada anak di usia 5 tahun
kita dapat menerapkan metode shared reading karena dianggap tepat untuk anak-
anak. Anak-anak dapat mengikuti apa yang diucapkan dan apa yang dilihat melalui
story book reading. Untuk anak usia 5 tahun reading alound tidak baik diterapkan
karena membaca dengan keras adalah metode membaca untuk anak usia diatas 10
tahun.

21

Anda mungkin juga menyukai