Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

TMK - 3/PDGK4202 - Pembelajaran IPA Di SD

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Nama :Rizkiana Aulia Agustini

Nim : 857171796 semester 8

Tugas 3 Tmk pembelajaran IPA d Sd

No 1.A. Dalam kegiatan belajar, guru harus memerhatikan evaluasi program


pembelajaran yang akan diterapkan dalam kelas. Evaluasi pembelajaran yang akan
dilakukan guru adalah salah satu unsur penting dalam proses belajar mengajar.
Evaluasi ini akan dilakukan guru setelah proses belajar atau transfer
knowledge melalui tugas dan materi yang diajar telah selesai dilakukan.

Dalam hal ini, evaluasi yang sering dipahami dalam dunia pendidikan yaitu sebatas
penilaian kemampuan akademik siswa saja. Adapun penilaian yang dilakukan guru
bisa secara formatif dan sumatif. Ketika penilaian telah selesai dilakukan, maka
evaluasi juga telah selesai dilaksanakan. Pemahaman tentang penilaian sebagai
evaluasi pembelajaran kurang tepat adanya. Hal ini dikarenakan pelaksanaan
penilaian yang dilakukan guru saat proses belajar hanya terbatas, yaitu mengenai
pencapaian tujuan pembelajaran sudah tercapai atau tidak.

Evaluasi pembelajaran tidak hanya berurusan pada nilai yang akan diukur
berdasarkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang telah diberikan
guru, tetapi evaluasi program juga akan mengkaji banyak faktor. Oleh karena itu,
evaluasi program sangat penting untuk diperkenalkan kepada seluruh guru, karena
evaluasi memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan mutu
pendidikan di Indonesia.

Sebelumnya, apa sih yang dimaksud dengan evaluasi? Evaluasi dimaknai sebagai
suatu riset dalam untuk menganalisis, mengumpulkan, serta menyajikan informasi
yang bermanfaat mengenai objek evaluasi tersebut. Evaluasi juga bisa dikatakan
sebagai penilaian, baik penilaian yang baik ataupun buruk.

Dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa prinsip yang menjadi pegangan untuk
seorang guru dalam evaluasi pembelajaran. Berikut penjelasannya.

1. Kontinuitas

Evaluasi yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya dilakukan
saat ujian tengah semester atau ketika akhir semester saja. Evaluasi pembelajaran
yang dilakukan guru bertujuan untuk melihat perubahan nilai yang didapatkan siswa
secara berkesinambungan. Sehingga, bisa dikatakan guru harus memastikan secara
seksama dan detail dalam menganalisis kemampuan siswa.
2. Komprehensif

Selain itu, guru juga harus memerhatikan aspek kognitif dan aspek afektif siswa. Jika
diperhatikan secara seksama, tidak jarang beberapa guru hanya fokus memerhatikan
aspek kognitif siswa saja, padahal kedua aspek tersebut sama penting dan berperan
besar dalam proses evaluasi pembelajaran siswa. Dalam hal ini, guru tidak hanya
dituntut untuk mengajarkan siswa untuk memahami suatu materi pembelajaran saja,
tetapi guru juga dituntut dalam membentuk karakter siswa, terutama dalam
mengajak siswa untuk bisa berpikir positif dan memiliki perilaku positif dalam proses
belajar. Bahkan, akan sangat bagus jika bisa bermanfaat dalam kehidupannya sehari-
hari. Oleh karena itu, evaluasi pembelajaran yang baik akan dilakukan guru dari
proses belajar siswa hingga hasil belajar.

3. Kooperatif

Proses evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru memiliki beberapa elemen yang
berperan penting dalam perkembangan siswa, seperti dari kepala sekolah, guru wali
kelas, guru mata pelajaran, dan orangtua. Dengan sikap kooperatif yang ditunjukkan
oleh beberapa pihak tersebut, perkembangan siswa akan jauh lebih baik lagi.
Sehingga, bisa dikatakan bahwa komunikasi dan kerjasama merupakan unsur
penting dalam evaluasi pembelajaran siswa.

4. Objektif

Selain itu, penilaian hasil dalam evaluasi belajar siswa harus bersifat objektif. Bersifat
objektif berarti guru tidak memerhatikan faktor-faktor subjektif yang dapat
mempengaruhi hasil belajar, seperti guru memiliki hubungan khusus terhadap siswa,
ada faktor perasaan tidak tega atau hal-hal lain yang dapat mengubah pandangan
dan penilaian guru terhadap kemampuan siswa. Apabila siswa mendapatkan nilai
yang kurang baik, Anda harus memasukkan nilai tersebut dan memberikan catatan
yang dapat memotivasi siswa serta pemberitahuan kepada orangtua.

5. Praktis

Hal terakhir yaitu evaluasi pembelajaran bersifat praktis, berarti kegiatan tersebut
harus bisa menghemat biaya, waktu, dan tenaga guru. Praktis yang dimaksud seperti
dalam membuat instrumen penilaian. Dengan adanya prinsip tersebut, guru akan
lebih mudah dalam menyusun instrumen penilaian, dengan catatan instrumen
tersebut juga dapat digunakan oleh guru lain, tanpa menghilangkan esensi evaluasi
pembelajaran itu sendiri, terutama dalam mencapai tujuan kegiatan belajar.
Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Melakukan Evaluasi Program Pembelajaran

Jika Anda ingin melakukan evaluasi pembelajaran, tentu saja Anda harus memiliki
beberapa hal yang harus direncanakan agar hasil yang diperoleh lebih maksimal.
Berikut merupakan hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam melakukan evaluasi
menurut Zinal Airifin dalam buku yang berjudul Evaluasi Pembelajaran: Prinsip,
Teknik, dan Prosedur.

1. Analisis Kebutuhan

Dalam hal ini, analisis yang dilakukan guru untuk membantu mereka dalam
mengidentifikasi kebutuhan dan mempermudah mereka dalam menentukan skala
prioritas pemecahannya. Analisis yang akan dilakukan guru seperti dalam
menentukan kebutuhan siswa, baik secara individu maupun kelompok.

2. Menentukan Tujuan Penilaian

Selain itu, guru juga harus menentukan tujuan penilaian. Tujuan penilaian tersebut
harus dirumuskan secara jelas dan tegas, karena berperan penting dalam
menentukan arah, ruang lingkup materi ajar, model pembelajaran yang akan
digunakan, serta karakter alat penilaian. Tujuan penilaian harus dirumuskan sesuai
dengan jenis penilaian yang akan dilakukan guru, seperti penilaian formatif, sumatif,
penempatan, atau diagnostik. Adapun rumusan dalam tujuan penilaian harus
memerhatikan domain hasil belajar siswa.

3. Mengidentifikasi Kompetensi dan Hasil Belajar

Guru harus mengidentifikasi kompetensi dan hasil belajar siswa sesuai dengan
kompetensi yang ada dalam kurikulum yang berlaku, yang dimulai dari standar
kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar siswa hingga indikator pembelajaran.

4. Menyusun Kisi-Kisi

Dalam hal ini, penyusunan kisi-kisi yang dipersiapkan guru yaitu terkait penilaian
yang relevan dengan materi pelajaran yang sudah disampaikan oleh guru kepada
siswa. Fungsi dari kisi-kisi tersebut yaitu sebagai pedoman untuk menulis soal atau
merakit soal dalam tes siswa. Kisi-kisi tersebut juga harus disusun berdasarkan
silabus, sehingga guru terlebih dulu harus menganalisis silabus sebelum menyusun
kisi-kisi.
5. Mengembangkan Draf Instrumen

Draf instrumen penilaian yang disusun guru bisa berupa tes maupun non-tes. Dalam
bentuk tes, berarti guru harus membuat soal dengan pertanyaan yang jelas dan
terfokus. Sedangkan dalam bentuk non-tes, guru dapat membuatnya dalam bentuk
angket, lembar observasi, kegiatan wawancara, dan studi dokumentasi.

6. Uji Coba dan Analisis Soal

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui soal-soal yang perlu diubah, diperbaiki,
bahkan soal yang harus dibuang, serta soal mana yang baik untuk digunakan
selanjutnya. Soal yang baik merupakan soal yang sudah mengalami uji coba dan
revisi yang didasarkan atas analisis empiris dan rasional.

B. Isi standar penilaian yang termuat di dalam rumusan Permendikbud Nomor


23 Tahun 2016 meliputi hal-hal berikut.

1. Aspek Penilaian
Aspek yang menjadi objek penilaian pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

a. Aspek sikap
Penilaian aspek sikap bertujuan untuk mendapatkan informasi deskriptif
tentang sikap/perilaku peserta didik.

b. Aspek pengetahuan
Penilaian aspek pengetahuan bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan
peserta didik terhadap pengetahuan yang diberikan.

c. Aspek keterampilan
Penilaian aspek keterampilan bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta
didik dalam mengimplementasikan pengetahuan yang diperolehnya dalam
memecahkan suatu permasalahan.

2. Prinsip Penilaian
Dalam melakukan penilaian, seorang tenaga pendidik dan unit satuan
pendidikan harus berpegang pada prinsip penilaian yang telah dirumuskan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu sebagai berikut.

• Sahih, artinya data penilaian sesuai dengan kemampuan peserta didik.


• Objektif, artinya kriteria penilaian jelas dan sesuai prosedur, bukan karena
faktor subjektivitas.
• Adil, artinya penilaian tidak menguntungkan salah satu pihak karena berlaku
sama sesuai jenjang pendidikannya.
• Terpadu, artinya penilaian dan proses pembelajaran berjalan simultan dan tidak
terpisahkan.
• Terbuka, artinya prosedur, kriteria, dan dasar penilaian bisa diketahui oleh
pihak berkepentingan.
• Menyeluruh dan berkesinambungan, artinya penilaian dilakukan dengan
berbagai teknik dan mencakup seluruh kompetensi.
• Sistematis, artinya pelaksanaan penilaian dilakukan secara terencana dan
sesuai langkah-langkah baku.
• Baracuan kriteria, artinya penilaian berdasarkan pencapaian kompetensi yang
telah ditetapkan.
• Akuntabel, artinya seluruh hasil penilaian bisa dipertanggungjawabkan.

3. Bentuk Penilaian
Jika ditinjau dari penyelenggara penilaian, ada tiga macam bentuk penilaian,
yaitu penilaian oleh tenaga pendidik, penilaian oleh unit satuan pendidikan, atau
penilaian oleh pemerintah. Untuk tahu perbedaan ketiganya, check this out!

a. Bentuk penilaian oleh pendidik


Pendidik bisa melakukan penilaian dalam bentuk ulangan, kuis, pengamatan,
penugasan, atau lainnya. Hasil penilaian tersebut bisa digunakan sebagai bahan
evaluasi guna perbaikan proses pembelajaran serta memetakan tingkat
kemampuan peserta didik.

b. Bentuk penilaian oleh unit satuan pendidikan


Unit satuan pendidikan juga harus ikut serta dalam menjalankan program
penilaian. Bentuk penilaian oleh unit satuan pendidikan bisa berupa ujian
sekolah/madrasah dan ujian praktik. Hasil yang diperoleh dari penilaian akan
digunakan untuk menentukan kelulusan peserta didik.

c. Bentuk penilaian oleh pemerintah


Sebagai pemegang regulasi pendidikan, pemerintah juga berhak mengadakan
penilaian terhadap peserta didik. Penilaian itu bisa berupa Ujian Nasional yang
kini sudah ditiadakan atau AKM (asesmen ketuntasan minimal).

4. Mekanisme Penilaian
Mekanisme penilaian adalah cara yang digunakan untuk melakukan penilaian
secara terintegrasi guna mencapai standar kompetensi lulusan. Adapun
mekanisme penilaian yang dilakukan oleh masing-masing pelaksana penilaian
adalah sebagai berikut.
a. Mekanisme penilaian oleh tenaga pendidik

• Rancangan penilaian oleh pendidik dimulai sejak pembuatan RPP yang


didasarkan pada silabus.
• Penilaian aspek sikap dilakukan melalui pengamatan dan hasilnya
menjadi tanggung jawab wali kelas.
• Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tulis, lisan, dan tugas
yang lain.
• Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui praktik, portofolio, proyek
berdasarkan kompetensi yang dinilai.

b. Mekanisme penilaian oleh unit satuan pendidikan

• Penetapan KKM dilakukan melalui rapat dewan pendidik.


• Penilaian harus mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek
keterampilan.
• Penilaian diambil setelah ujian sekolah/madrasah.
• Hasil penilaian disampaikan dalam bentuk laporan yang didahului dengan
rapat kelulusan/kenaikan kelas oleh dewan pendidik.

c. Mekanisme penilaian oleh pemerintah

• Penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui Ujian Nasional atau bentuk


lain.
• Apabila ada penilaian lain akan dirumuskan melalui Peraturan Menteri
lanjutan/perbaikan.

5. Prosedur Penilaian
Prosedur penilaian meliputi penilaian aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.

a. Prosedur penilaian aspek sikap


Tahapan untuk memberikan penilaian aspek sikap adalah sebagai berikut.

• Pendidik mengamati perilaku peserta didik pada saat berlangsungnya


pembelajaran.
• Setiap perilaku peserta didik dicatat pada lembar observasi.
• Mengadakan tindak lanjut hasil pengamatan perilaku.
• Menulis deskripsi perilaku peserta didik di laporan akhir pembelajaran.
b. Prosedur penilaian aspek pengetahuan
Tahapan untuk memberikan penilaian aspek pengetahuan adalah sebagai
berikut.

• Menyusun rencana penilaian secara sistematis.


• Mengembangkan instrumen penilaian.
• Mengadakan penilaian.
• Menyampaikan hasil penilaian dalam bentuk laporan berupa angka,
mulai 0 – 100 dan disertai deskripsi.

c. Prosedur penilaian aspek keterampilan


Tahapan untuk memberikan penilaian aspek keterampilan adalah sebagai
berikut.

• Menyusun rancangan penilaian secara sistematis.


• Mengembangkan instrumen penilaian.
• Mengadakan penilaian.
• Menyampaikan hasil penilaian dalam bentuk laporan berupa angka 0 –
100 dan disertai deskripsi.

6. Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian dipisahkan menjadi tiga, yaitu instrumen penilaian oleh
pendidik, instrumen penilaian oleh unit satuan pendidikan, dan instrumen
penilaian oleh pemerintah.

a. Instrumen penilaian oleh pendidik


Instrumen penilaian oleh pendidik bisa berupa tes, pengamatan, penugasan
perseorangan/kelompok, dan bentuk lain yang disesuaikan dengan kompetensi
peserta didik.

b. Instrumen penilaian oleh unit satuan pendidikan


Instrumen penilaian oleh satuan pendidikan bisa berupa penilaian akhir
dan/atau ujian sekolah/madrasah, dengan syarat sudah memenuhi persyaratan
substansi, konstruksi, bahasa, dan validitas empirik.

c. Instrumen penilaian oleh pemerintah


Instrumen penilaian oleh pemerintah bisa berupa Ujian Nasional dengan syarat
sudah memenuhi substansi, konstruksi, bahasa, validitas empirik, dan memiliki
skor sebagai pembanding antarsekolah.
No 2 A.

. Aspek Yang Dinilai Baik Tidak baik

1 Teknik awalan

2 Teknik tumpuan

3 Sikap/posisi tubuh saat di udara

4 Teknik mendarat

Skor yang dicapai

Skor maksimum

Keterangan

Baik mendapat skor 1

Tidak baik mendapat skor 0

• Skala Penilaian (Rating Scale)

Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah

terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan

kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna.

Misalnya: 1 = tidak kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten. Untuk

memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu orang, agar hasil

penilaian lebih akurat.

Contoh rating scales

Penilaian Lompat Jauh Gaya Menggantung

(Menggunakan Skala Penilaian)

Nama Siswa: ________ Kelas: _____


Nilai

No. Aspek Yang Dinilai 1 2 3 4

1. Teknik awalan

2. Teknik tumpuan

3. Sikap/posisi tubuh saat di udara

4. Teknik mendarat

Jumlah

Skor Maksimum 14
Keterangan penilaian:

1 = tidak kompeten

2 = cukup kompeten

3 = kompeten

4 = sangat kompeten

Kriteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut

1). Jika seorang siswa memperoleh skor 26-28 dapat ditetapkan sangat kompeten

2). Jika seorang siswa memperoleh skor 21-25 dapat ditetapkan kompeten

3). Jika seorang siswa memperoleh skor 16-20 dapat ditetapkan cukup kompeten

4). Jika seorang siswa memperoleh skor 0-15 dapat ditetapkan tidak kompeten

B.

1. Contoh instrumen beserta rubrik penilaian

Pada bagian ini disajikan 3 contoh bentuk penilaian tes praktik, projek, dan portofolio untuk mata

pelajaran IPA dan Prakarya.Dengan melihat contoh-contoh ini diharapkan guru mampu menyusun

sendiri instrumen penilaian yang sesuai dengan indikator dari tiap-tiap KD mata pelajaran yang

mereka kembangkan.

1. Ilmu Pengetahuan Alam


• Contoh Tes Praktik
Digunakan untuk menilai keterampilan peserta didik dalam
hal: 1) Menyajikan hasil pengamatan; 2) Memprediksi
peristiwa yang akan terjadi pada garis tersebut; dan 3)
Mengomunikasikan hasil pengamatan secara tertulis dan
Tes Praktik 1: lisan.

Lembar Kerja 1
1. Potong kertas isap atau kertas tisu dengan ukuran4 x12 cm!

2. Gambarkan atau beri garis dengan spidol (atau pena)hitam 2 cm dari ujung kertas saring
tersebut!

3. Ambil beaker glass atau gelas bekas air mineral, isidengan air setinggi 1 cm!
Deskripsikan hasil pengamatanmu!
Buatlah prediksi: Apa yang akan terjadi pada garishitam tersebut,
setelah kertas tisu dicelupkanbeberapa saat ke dalam air?

1. Celupkan kertas tisu di air, dengan posisi garis berada sedikit di atas permukaanair!

Presentasikan hasil pengamatanmu!

InstrumenTes Praktik 1
No. Indikator Hasil Penilaian
3(baik) 2 (cukup) 1(kurang)

1 Menyiapkan alat dan bahan

2 Deskripsi pengamatan

Menafsirkan peristiwa yang


3 akan terjadi

4 Melakukan praktik

Mempresentasikan hasil
5 praktik

Jumlah Skor yang Diperoleh

Rubrik Penilaian
No Indikator Rubrik

3. Menyiapakan seluruh alat dan


bahan yang diperlukan.
4. Menyiapakan sebagian alat dan
bahan yang diperlukan.
Menyiapkan alat dan
1 bahan 5. Tidak menyiapakan seluruh alat
dan bahan yang diperlukan.
3. Memperoleh deskripsi hasil
pengamatan secara
lengkap sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan.
4. Memperoleh deskripsi hasil
pengamatan kurang
lengkap sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan.
5. Tidak memperoleh deskripsi
hasil pengamatan kurang
Deskripsi pengamatan lengkap sesuai dengan prosedur
6. yang ditetapkan.
3. Mampu memberikan
penafsiran benar secara
substantif.
4. Mampu memberikan
penafsiran kurang benar secara
substantif.
5. Tidak mampu memberikan
Menafsirkan peristiwa
yang akan terjadi penafsiran benar secara
6. substantif.
3. Mampu melakukan praktik
dengan
menggunakan seluruh prosedur
yang ada.
4. Mampu melakukan praktik
dengan
Melakukan praktik menggunakan sebagian prosedur
6. yang ada.
5. Tidak mampu melakukan praktik
dengan menggunakan prosedur
yang ada.

3. Mampu mempresentasikan hasil


praktik dengan benar secara
substantif, bahasa mudah
dimengerti, dan disampaikan
secara percaya diri.

4. Mampu mempresentasikan hasil


praktik dengan benar secara
substantif, bahasa mudah
dimengerti, dan disampaikan
kurang percaya diri.

5. Mampu mempresentasikan hasil


praktik dengan benar secara
substantif, bahasa sulit
Mempresentasikan dimengerti, dan disampaikan
6. praktik
hasil tidak percaya diri

NO 3

Indikator pencapaian kompetensi (IPK) sebagai salah satu komponen


dalam pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), maka
Pengembangan IPK merupakan satu kemampuan yang harus dikuasai
oleh seorang guru sebelum mengembangkan RPP dan melaksanakan
pembelajaran. Analisis yang dilakukan guru terhadap SKL, KI, dan KD
dapat membantu guru dalam mengembangkan IPK yang dijadikan dasar
dalam menentukan pembelajaran dengan meningkatkan nilai-nilai
karakter melalui kegiatan literasi dan pengembangan keterampilan Abad
21. Pendidik dapat merumuskan indikator pencapaian kompetensi
pengetahuan terkait dengan dimensi pengetahuan dan dimensi proses
kognitif serta indikator keterampilan berkaitan tidak hanya keterampilan
bertindak, tetapi juga keterampilan berpikir yang juga dikatakan sebagai
keterampilan abstrak dan konkret.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan IPK sebagai


berikut:

1. Tentukanlah proses berpikir yang akan dilakukan oleh peserta


didik untuk mencapai kompetensi minimal yang ada pada KD;
2. Rumusan IPK menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang
bisa diukur;
3. Dirumuskan dalam kalimat yang simpel, jelas, dan mudah
dipahami;
4. Tidak menggunakan kata yang bermakna ganda;
5. Hanya mengandung satu tindakan;
6. Memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi, dan
kebutuhan peserta didik, sekolah, masyarakat, dan
lingkungan/daerah.

Memahami (C2)/ Level 1, sebagai berikut:

Memperkirakan ; Menjelaskan ;
Menceritakan ; Mengkatagorikan ;
Mencirikan ; Merinci ; Mengasosiasikan;
Membandingkan; Menghitung;
Mengkontraskan; Menjalin; Mendiskusikan;
Mencontohkan; Mengemukakan;
Mempolakan ; Memperluas ;
Menyimpulkan ; Meramalkan ; Merangkum
; Menjabarkan ; Menggali ; Mengubah ;
Mempertahankan ; Mengartikan ;
Menerangkan ; Menafsirkan ; Memprediksi
; Melaporkan ; Membedakan .

• B. Membedakan macam-macam gaya, antara lain : gaya otot, gaya listrik,


gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan
2. Menjelaskan pengertian macam-macam gaya, antara lain : gaya otot, gaya
listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan

soal
1) Pada saat pagi hari, Ratna dan Desi sedang piket kelas. Kemudian mereka
membersihkan dan mengangkat meja kursi. Peristiwa yang dilakukan Ratna
juga Desi saat membersihkan dan mengangkat meja kursi termasuk...
a. Gaya c. Hobi
b. Akting d. Kesenangan

2) Apa yang kamu ketahui tentang gaya ?


a. Gaya merupakan suatu percobaan yang timbul
b. Gaya adalah suatu percobaan yang dilakukan seseorang
c. Gaya adalah suatu yang timbul dari dalam diri seseorang
d. Gaya merupakan tarikan atau dorongan yang mengakibatkan berpindah dan
berubah bentuk
No 4 Perubahan Kurikulum Pendidikan di
IndonesiaSistem pendidikan Indonesia saat ini mengalami suatu
perubahan yang sangat signifikan. Perubahan tersebut berhubungan
dengan kurikulum yang digunakan dalam dunia pendidikan Indonesia.
Yang mana, kurikulum 2006 yang sudah lama digunakan dirubah
dengan kurikulum 2013. Meskipun tidak semua sekolah menggunakan
kurikulum tersebut.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam
beberapa kesempatan memaparkan bahwa, kurikulum 2013
diutamakan pada sekolah-sekolah yang memiliki akreditasi A atau
sekolah bertaraf Internasional.
Terjangkaunya distribusi buku juga menjadi syarat terhadap sekolah
yang melaksanakan kurikulum 2013. Kemendikbud juga menjelaskan
bahwa kurikulum 2013 ini fokus pada pembangunan sikap,
pengetahuan, keterampilan, karakter yang dilandasi pendekatan ilmiah.
Tidak hanya itu, kurikulum 2013 juga menitikberatkan kepada
hubungan antara proses belajar dengan rasa syukur pada pemberian
Tuhan Yang Maha Kuasa kepada manusia yang diberi berkat untuk
mengelola alam ini.
Khususnya mengacu pada proses belajar mengajar yang dimulai
dengan mengamati, menanya, menalar, dan mencoba atau mencipta.
Musliar Kasim selaku wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
berpendapat, bahwa Kurikulum 2013 lebih menitikberatkan praktik
daripada hafalan.
Karena selama ini, siswa banyak dibebani hafalan yang justru dinilai
kurang menumbuhkan kreativitas.
Melalui Kurikulum 2013 ini, pemerintah ingin mencetak anak bangsa
Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif. Dalam kurikulum
2013 setiap siswa dididik agar memiliki pengetahuan, keterampilan,
sikap dan karakter.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Meutia Hatta mengatakan
bahwa kurikulum 2013 ini mempunyai tujuan untuk mencetak karakter
generasi berkualitas, cinta tanah air dan bangsanya.
Tidak hanya itu, kurikulum 2013 juga menonjolkan peran aktif siswa
dalam proses pembelajaran, sehingga generasi masa depan tetap
mempunyai jati diri sebagai bangsa Indonesia dan berkualitas.

Akan tetapi, banyak juga dari masyarakat yang menolak penerapan


kurikulum 2013 ini. Perubahan kurikulum ini dinilai sangat mendadak
dan cenderung dipaksakan.
Bahkan, ada yang berpendapat kurikulum ini kurang fokus sebab
menggabungkan dua mata pelajaran yang memiliki substansi pokok
yang berbeda.
Walaupun mata pelajaran yang akan diajarkan dibuat lebih sederhana,
namun tingkat pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki siswa akan
semakin menurun karena mata pelajaran tersebut tidak dibahas secara
utuh dan dibuat secara terpisah-pisah.

Anda mungkin juga menyukai