Bab 3
Bab 3
Bab 3
BAB III
UNIT UTILITAS DAN PENDUKUNG LAINNYA
34
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. Wilmar Nabati Indonesia
Jl. Datuk Laksamana kel Buluh kasap Kec. Dumai Timur.
Tabel 3.1 Perbedaan Kandungan Antara Air Bawah Tanah dan Air Sungai
sebagai Sumber Pengolahan Air.
Air bawah Tanah Air Sungai
Padatan terlarut Tinggi Rendah
Padatan tersuspensi Rendah Tinggi
Besi dan Mangan Tinggi Rendah
Kualitas Konstan Berubah
Temperatur Konstan Berubah
Sumber: Departement Utility PT WINA I Dumai (2016)
Kebutuhan air di PT WINA Dumai diperoleh dari air bawah tanah dengan
kedalaman ± 100 meter. Pengolahan air PT WINA Dumai terdiri dari beberapa
tahapan sebagai berikut:
a. Pengendapan
Pengendapan merupakan tahap awal dari pengolahan air. Air bawah
permukaan yang diinjeksikan akan ditampung sementara di dalam bak
sedimentasi, proses ini berfungsi untuk pengendapan padatan yang ikut terinjeksi
yang akan mengendap secara gravitasi tanpa bantuan bahan kimia, sedangkan
partikel-partikel yang lebih kecil terikut bersama air menuju unit pengolahan
selanjutnya.
b. Clarification
Klarifikasi merupakan proses penghilangan kekeruhan di dalam air. Air dari
screening dialirkan ke dalam Clarifier setelah diinjeksikan larutan alum,
Al2(SO4)3 dan larutan soda abu (Na2CO3). Larutan Al2(SO4)3 berfungsi sebagai
koagulan utama dan larutan (Na2CO3) sebagai koagulan tambahan yang berfungsi
sebagai bahan pembantu untuk mempercepat pengendapan dan penetralan pH.
35
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. Wilmar Nabati Indonesia
Jl. Datuk Laksamana kel Buluh kasap Kec. Dumai Timur.
36
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. Wilmar Nabati Indonesia
Jl. Datuk Laksamana kel Buluh kasap Kec. Dumai Timur.
+3
2 ROH + SO Error! Reference source not found.
RSO + 2 OH-
ROH + NO3-Error! Reference source not found.
RNO3- + OH-
Untuk regenarasi dipakai larutan NaOH denbgan reaksi:
37
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. Wilmar Nabati Indonesia
Jl. Datuk Laksamana kel Buluh kasap Kec. Dumai Timur.
PI PI PI PI
01 02 03 04
s s s
Flow Switch 02 03 04
5 Micron Ultraviolet
Catridge Filter Water Sterilizer
Pre-R.O
Catridges Filter
PI PI
06 05
s
I0 Reverse Osmosis Unit s
Motorized 05
Ball Valve
38
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. Wilmar Nabati Indonesia
Jl. Datuk Laksamana kel Buluh kasap Kec. Dumai Timur.
tersebut dapat dipergunakan dalam berbagai kebutuhan. Alur Proses di Boiler dan
Penggunaannya dapat dilihat pada Gambar 3.2.
SCREW
PENUMPUKAN SILO SCRAPER HOPER
CONVEYOR
UDARA UDARA
KELUAR KELUAR
MOBIL
CONVEYOR
CHEMICAL BOILER
FUEL FEEDING
TURBIN
RO WATER
STEAM REFINERY
FRAKSINASI
TANK FARM
PT WINA Dumai menggunakan boiler dengan tipe Water Tube Boiler cara
kerjanya proses pengapian terjadi diluar pipa, kemudian panas yang dihasilkan
memanaskan pipa yang berisi air dan sebelumnya air tersebut dikondisikan
terlebih dahulu melalui economizer, kemudian steam yang dihasilkan terlebih
dahulu dikumpulkan di dalam sebuah steam-drum.
Sampai tekanan dan temperatur sesuai P =30 kg/cm2 (29.0352 atm), melalui
tahap secondary superheater dan primary superheater baru steam dilepaskan ke
pipa utama distribusi. Didalam pipa air, air yang mengalir harus dikondisikan
terhadap mineral atau kandungan lainnya yang larut didalam air tesebut. Hal ini
merupakan faktor utama yang harus diperhatikan terhadap tipe ini.
39
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. Wilmar Nabati Indonesia
Jl. Datuk Laksamana kel Buluh kasap Kec. Dumai Timur.
generator set sebanyak 12 unit yang digunakan apabila terjadi pemadaman listrik
dari PLN. Listrik yang dihasilkan oleh generator set dialirkan untuk kebutuhan
pabrik, laboratorium, dan kebutuhan kantor.
40
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. Wilmar Nabati Indonesia
Jl. Datuk Laksamana kel Buluh kasap Kec. Dumai Timur.
41
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. Wilmar Nabati Indonesia
Jl. Datuk Laksamana kel Buluh kasap Kec. Dumai Timur.
42
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. Wilmar Nabati Indonesia
Jl. Datuk Laksamana kel Buluh kasap Kec. Dumai Timur.
g. Setelah air dinyatakan layak pakai atau memenuhi kualitas dan baku mutu
lingkungan, air disaring menggunakan Filter Bag ukuran 5 atau 10 mikron
yang berfungsi untuk mengurangi benda padat atau kadar TSS sebelum di
transfer ke sand filter untuk disaring kembali.
h. Tahapan terakhir sebelum air lmbah di buang ke lingkungan atau dipakai
kembali untuk air pendingin cooling tower dan cleaning area pabrik, air
disaring kembali pada sand filter yang berfungsi untuk menjernihkan air
setelah disaring sebelumnya menggunakan filter bag 5-10 mikron. Sand
filter terdiri dari :
- Pasir untuk proses penjernihan
- Batu untuk proses pengikat lumut dan kotoran
- Ijuk untuk proses penghilangan bau dan air
Blok Diagram Proses Pengolahan Air Limbah PT WINA I Dumai dapat dilihat
pada Gambar 3.3.
Oil storage
tank
Oil Oil collecting Un - loading
separating tank Transfer to tank
pool Oil storage farm MNA
tank MNMNA
Drain
Water
Filter
Drain
Gambar 3.3 Blok Diagram Proses Pengolahansludge
Air Limbah PT WINA I Dumai
(sumber: Dept. Utility PT WINA I Dumai)
Pengolahan Lumpur
43
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. Wilmar Nabati Indonesia
Jl. Datuk Laksamana kel Buluh kasap Kec. Dumai Timur.
a. Dalam proses pengolahan air limbah akan menghasilkan lumpur yang sudah
dipisahkan dengan bantuan pencampuran bahan kimia dan lainnya.
b. Lumpur yang dipisahkan di DAF System ini akan dikumpulkan di sludge
tank yang berukuran 1.3 x 0.8 x 1.8 m untuk selanjutnya dikeringkan
menggunakan mesin filter press.
c. Lumpur hasil pengeringan tersebut dikumpulkan pada wadah yang sudah
dibuat untuk selanjutnya dimanfaatkan kelingkungan sebagai pupuk
tanaman maupun tanah timbun, dan sisa air yang dihasilkan saat proses
pengeringan dikembalikan ke bak holding untuk diproses kembali.
Standar hasil dari pengolahan limbah di PT WINA I Dumai dapat dilihat
pada Tabel 3.2.
1 Ph 6–9
44
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. Wilmar Nabati Indonesia
Jl. Datuk Laksamana kel Buluh kasap Kec. Dumai Timur.
Adapun metode yang digunakan untuk menentukan standar mutu tersebut antara
lain:
1. Free Fatty Acid (FFA)
Penentuan kadar FFA merupakan penentuan jumlah asam lemak bebas yang
terkandung pada minyak. Hal ini sangat penting dilakukan karena jika minyak
memiliki kadar FFA yang telalu tinggi dapat mengakibatkan ketengikan pada
minyak. Bau tengik ini diakibatkan teroksidasinya ikatan rangkap dari rantai
asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak sehingga membentuk
peroksida. Batas kandungan FFA adalah 0.1 %.
Penentuan kadar FFA dilakukan dengan cara:
a. Ditimbang sampel dalam erlenmeyer
- Untuk CPO : ± 5 gram
- Untuk PFAD : ± 0.3 gram
- Untuk BPO : ± 5 gram
- Untuk RPO : ± 20 gram
- Untuk RBDOL : ± 20 gram
b. Ditambahkan 50 ml pelarut yang netral, panaskan dan tambahkan 2 – 3
tetes indikator PP.
c. Diaduk sampel kuat-kuat selama titrasi dengan NaOH sampai warna
merah muda pertama yang intensitasnya sama dengan pelarut sebelum
45
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. Wilmar Nabati Indonesia
Jl. Datuk Laksamana kel Buluh kasap Kec. Dumai Timur.
46
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. Wilmar Nabati Indonesia
Jl. Datuk Laksamana kel Buluh kasap Kec. Dumai Timur.
Perhitungan :
47
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. Wilmar Nabati Indonesia
Jl. Datuk Laksamana kel Buluh kasap Kec. Dumai Timur.
PV
ml sampel ml blangko N Na 2S2O3
100%
gram sampel
6. Color
48
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. Wilmar Nabati Indonesia
Jl. Datuk Laksamana kel Buluh kasap Kec. Dumai Timur.
49
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. Wilmar Nabati Indonesia
Jl. Datuk Laksamana kel Buluh kasap Kec. Dumai Timur.
b. Diisi kuvet dengan larutan minyak yang telah dibuat dan diukur
absorbansinya pada 269 nm dan 446 nm dengan pelarut sebagai
blangkonya.
c. Jika larutan berkonsetrasi tinggi, dicairkan lagi dengan memipet 2 ml
larutan kedalam labu ukur 10 ml dan dilarutkan sampai tanda batas.
d. Diukur absorbansi larutan ini pada panjang gelombang 269 nm dan 446
nm dengan pelarut sebagai blangkonya. Dihitung DOBI dan β – karoten
dengan rumus di bawah ini :
Error! Reference source not found.
50