CP SLB
CP SLB
CP SLB
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDAR,
KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
NOMOR 008/KR/2022
TENTANG
CAPAIAN PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI, JENJANG PENDIDIKAN DASAR,
DAN JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH
PADA KURIKULUM MERDEKA
1
untuk berbagai tujuan, berbasis genre yang terkait dengan
penggunaan bahasa dalam kehidupan. Setiap genre memiliki tipe teks
yang didasarkan pada alur pikir—struktur—khas teks tertentu. Tipe
teks merupakan alur pikir yang dapat mengoptimalkan penggunaan
bahasa untuk bekerja dan belajar sepanjang hayat.
2
penglihatan (tunanetra) menggunakan tulisan braille (tulisan timbul)
dan peserta didik dengan hambatan pendengaran (tunarungu)
menggunakan bahasa isyarat sebagai bahasa komunikasi. Selain itu
peserta didik diarahkan untuk memahami bahasa Indonesia dimulai
dari arti, makna, bentuk, dan fungsi pemakaiannya dalam berbagai
keperluan. Peserta didik memiliki rasa bangga dalam menggunakan
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa pemersatu
bangsa. Pembelajaran Bahasa Indonesia akan bermakna jika diberikan
dengan materi yang sesuai dengan usia mental, kemampuan, dan
kebutuhan peserta didik. Kosakata yang diberikan kepada peserta
didik merupakan kosakata yang mudah dipahami dan sering didengar.
Materi yang ada juga sesuai dengan pengalaman peserta didik sehari-
hari (pengalaman langsung) untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3
pemikir kritis-kreatif-imajinatif, dan warga negara Indonesia yang
menguasai literasi digital dan informasional. Pembelajaran bahasa
Indonesia membina dan mengembangkan pengetahuan dan
kemampuan literasi dalam semua peristiwa komunikasi yang
mendukung keberhasilan dalam pendidikan dan dunia kerja.
4
Pengertian kemampuan berbahasa diuraikan sebagai berikut.
Elemen Deskripsi
Menyimak Kemampuan peserta didik menerima, memahami
informasi yang didengar, dan menyiapkan tanggapan
secara relevan untuk memberikan apresiasi kepada
mitra tutur. Proses yang terjadi dalam menyimak
mencakup kegiatan seperti mendengarkan,
mengidentifikasi, memahami, menginterpretasi
tuturan bahasa, memaknainya, dan/atau
menyiapkan tanggapan terhadap mitra tutur.
Menyimak merupakan kemampuan komunikasi yang
penting sebab kemampuan menyimak menentukan
tingkat kemampuanpeserta didik memahami makna
(tersurat dan tersirat) paparan lisan, memahami ide
pokok dan pendukung pada konten informasi
maupun konteks yang melatari paparan tersebut.
Komponen-komponen yang dapat dikembangkan
dalam menyimak di antaranya kepekaan terhadap
bunyi bahasa, sistem isyarat, kosakata, struktur
bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi.
Membaca Kemampuan peserta didik untuk memahami,
memaknai, menginterpretasi, dan merefleksi teks
sesuai tujuan dan kepentingannya untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan
potensinya. Memirsa merupakan kemampuan
seseorang untuk memahami, memaknai,
menginterpretasi, dan merefleksi sajian visual
dan/atau audio visual sesuai tujuan dan
kepentingannya untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, dan potensinya.
Komponen-komponen yang dapat dikembangkan
dalam membaca dan memirsa di antaranya kepekaan
terhadap fonem, huruf, sistem isyarat, kosakata,
struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan
metakognisi.
Berbicara Kemampuan menyampaikan gagasan, tanggapan, dan
perasaan dalam bentuk lisan. Mempresentasikan
merupakan kemampuan memaparkan gagasan atau
tanggapan secara fasih, akurat, bertanggung jawab,
dan/atau menyampaikan perasaan sesuai konteks
dengan cara yang komunikatif melalui beragam media
(visual, digital, audio, dan audiovisual). Komponen-
komponen yang dapat dikembangkan dalam
berbicara dan mempresentasikan di antaranya
kepekaan terhadap bunyi bahasa, sistem isyarat,
kosakata, struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan
metakognisi.
Menulis Kemampuan menyampaikan gagasan, tanggapan, dan
perasaan dalam bentuk tulis secara fasih, akurat,
bertanggung jawab, dan/atau menyampaikan
perasaan sesuai konteks. Komponen-komponen yang
dapat dikembangkan dalam menulis diantaranya
menerapkan penggunaan ejaan, kata, kalimat, dan
paragraf, struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan
metakognisi dalam beragam tipe teks.
5
D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Setiap Fase
1. Fase A (Usia Mental ≤ 7 Tahun dan Umumnya Kelas I dan II)
Pada akhir Fase A, peserta didik mampu berbahasa sederhana
untuk berkomunikasi, memahami instruksi lisan sederhana, kata-
kata yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan kata-kata baru
yang dibacakan dengan atau tanpa bantuan gambar. Peserta didik
mampu melafalkan kata dan dapat dipahami, bertanya jawab
berdasarkan topik sederhana.
6
2. Fase B (Usia Mental ± 8 Tahun dan Umumnya Kelas III dan IV)
Pada akhir Fase B, peserta didik mampu merespons
perintah/arahan sederhana dan memahami pesan lisan atau
informasi dari media audio dan isi teks aural (teks yang dibacakan),
mampu merangkai suku kata (kombinasi kv dan kvk) menjadi kata
yang sering ditemui, memahami informasi dari tayangan yang
dipirsa dari teks cerita pengalaman dan teks arahan/petunjuk.
Peserta didik mampu melafalkan kalimat yang terdiri atas dua kata
sampai tiga kata dari teks petunjuk/arahan dan cerita pengalaman
dengan tepat, berbicara dengan santun, menggunakan intonasi
yang tepat sesuai konteks, dan menceritakan kembali suatu
informasi yang dibacakan guru atau didengar. Peserta didik juga
mampu menyalin kata dan kalimat dari teks cerita pengalaman dan
teks arahan/petunjuk dengan menggunakan huruf besar dan
huruf kecil yang terdiri atas dua sampai tiga kata, dapat menulis
suku kata, kata, dan kalimat sederhana.
Fase B Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Menyimak Peserta didik mampu merespons perintah/arahan
sederhana dengan menggunakan bahasa lisan atau
isyarat seperti: mencentang, menggambar,
membuat coretan yang bermakna dan atau
melakukan sesuatu, dan dapat memahami pesan
lisan atau informasi dari media audio, isi teks aural
(teks yang dibacakan) dari teks cerita pengalaman
dan teks arahan/petunjuk.
Membaca dan Peserta didik merangkai suku kata (kombinasi kv
Memirsa dan kvk) menjadi kata yang sering ditemui. Peserta
didik dapat memahami informasi dari tayangan
yang dipirsa dari teks cerita pengalaman dan teks
arahan/petunjuk. Peserta didik mampu menambah
kosakata baru dari teks yang dibacakan atau
tayangan yang dipirsa dengan bantuan
gambar/ilustrasi.
Berbicara dan Peserta didik dapat melafalkan kalimat yang terdiri
Mempresentasikan atas dua kata dengan tepat, berbicara dengan
santun, menggunakan intonasi yang tepat sesuai
konteks dari teks cerita pengalaman dan teks
arahan/petunjuk. Peserta didik mampu bertanya
tentang sesuatu dan menjawab, pertanyaan orang
lain (teman, guru, dan orang dewasa) dalam suatu
percakapan. Peserta didik mampu menceritakan
kembali teks cerita pengalaman dan teks
petunjuk/arahan yang dibacakan guru atau
didengar.
Menulis Peserta didik dapat menyalin kata dan kalimat dari
teks cerita pengalaman dan teks arahan/petunjuk
dengan menggunakan huruf besar dan huruf kecil
yang terdiri atas dua sampai tiga kata dan dapat
menulis suku kata, kata, serta kalimat sederhana.
7
3. Fase C (Usia Mental ± 8 Tahun dan Umumnya Kelas V dan VI)
Pada akhir Fase C, peserta didik mampu memahami pesan lisan
atau informasi dari media audio, audio visual dan isi teks aural
(teks yang dibacakan), merangkai kata menjadi kalimat sederhana
yang sering ditemui, memahami informasi dari tayangan yang
dipirsa dalam teks cerita sederhana dan teks laporan sederhana.
Peserta didik mampu melafalkan kata dari kalimat yang terdiri atas
tiga sampai empat kata dengan tepat, berbicara dengan santun,
menggunakan intonasi yang tepat, dan menceritakan kembali
informasi yang dibacakan guru atau didengar. Peserta didik
mampu menulis kata dan kalimat sederhana (tiga kata) dari teks
cerita sederhana dan teks laporan sederhana dengan atau tanpa
bantuan gambar.
4. Fase D (Usia Mental ± 9 Tahun dan Umumnya Kelas VII, VIII, dan IX)
Pada akhir Fase D, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa
untuk berkomunikasi sesuai tujuan dan memahami teks
arahan/petunjuk, teks cerita pendek, teks puisi sederhana, teks
drama, surat pribadi, dan surat resmi. Peserta didik mampu
memahami isi bacaan sederhana dan meresponnya dengan
8
berbagai bentuk, berbicara dengan sopan, santun, intonasi yang
jelas dan mudah dipahami. Peserta didik juga mampu menuliskan
kembali isi teks arahan/petunjuk, teks cerita pendek, teks puisi
sederhana, teks drama, surat pribadi, dan surat resmi.
9
didik mampu menuliskan hasil wawancara dan mendeskripsikan
sesuatu berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya.
10
memahami informasi, dan kosakata baru dalam teks yang dibaca.
Peserta didik menanggapi dan mempresentasikan informasi dengan
bahasa lisan atau isyarat, serta melakukan diskusi sederhana
berkaitan dengan topik yang relevan. Peserta didik mampu
menuliskan tanggapannya terhadap paparan dan bacaan dengan
menggunakan pengalaman dan pengetahuannya.
11
II. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS PENDIDIKAN
PANCASILA
12
Pendidikan Pancasila memuat nilai-nilai karakter Pancasila yang
ditumbuhkembangkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara untuk menyiapkan warga negara yang cerdas dan baik.
Pendidikan Pancasila berisi elemen: Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam upaya meningkatkan keyakinan dan pemahaman filosofi bangsa
perlu dilakukan perbaikan secara konten maupun proses pembelajaran
pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila yang di dalamnya
terkandung penumbuhkembangan karakter, literasi-numerasi, dan
kecakapan abad 21 yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
perubahan zaman. Dengan demikian, Pendidikan Pancasila akan
menghasilkan warganegara yang mampu berpikir global (think globally)
dengan cara-cara bertindak lokal (act locally) berdasarkan Pancasila
sebagai jati diri dan identitas bangsa.
Mata pelajaran Pendidikan Pancasila mempunyai kedudukan strategis
dalam upaya menanamkan dan mewariskan karakter yang sesuai
dengan Pancasila kepada setiap warga negara, dengan menjadikan nilai-
nilai Pancasila sebagai bintang penuntun untuk mencapai Indonesia
emas
13
jenis kelamin, SARA (Suku Agama, Ras, Antargolongan), status
sosial-ekonomi, dan penyandang disabilitas;
5. Menganalisis karakteristik bangsa Indonesia dan kearifan lokal
masyarakat sekitarnya, dengan kesadaran dan komitmen untuk
menjaga lingkungan, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI,
serta berperan aktif dalam kancah global.
14
1. Pancasila Mengkaji Pancasila sebagai dasar negara, ideologi, dan
pandangan hidup bangsa. Mengkaji nilai-nilai Pancasila,
proses perumusan Pancasila, implementasi Pancasila dari
masa ke masa, serta reaktualisasi nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari.
Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
keseharian. Penerapan nilai-nilai Pancasila secara kolektif
dalam beragam kegiatan kelompok dengan membangun
kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Mengembangkan potensi sebagai kualitas personal yang
bermanfaat dalam kehidupannya, memberi bantuan yang
dianggap penting dan berharga kepada orang-orang yang
membutuhkan di masyarakat yang lebih luas dalam
konteks Indonesia dan kehidupan global.
15
4. Negara Kesatuan Mengkaji karakteristik bangsa, kearifan lokal, mengenali
Republik bahwa dirinya adalah bagian dari lingkungan sekitarnya,
Indonesia sehingga muncul kesadaran untuk menjaga lingkungan
sekitarnya agar tetap nyaman dihuni. Bermula dari
kepedulian untuk mempertahankan lingkungan sekitarnya
yang nyaman tersebut, peserta didik dapat
mengembangkan ke dalam skala yang lebih besar, yaitu
negara, sehingga dapat berperan dalam mempertahankan
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
dengan menumbuh kembangkan jiwa kebangsaan akan
hak dan kewajiban bela negara sebagai suatu kehormatan
dan kebanggaan.Peserta didik dapat mengkaji secara nalar
dan kritis sebagai bagian dari sistem keamanan dan
pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta
berperan aktif dalam kancah global.
16
Peserta didik mampu mengindentifikasi dan menceritakan
simbol dan sila-sila Pancasila dalam lambang negara
Garuda Pancasila; menyebutkan hubungan antara simbol
Pancasila
dan sila dalam lambang negara Garuda Pancasila;
menerapkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga
dan sekolah
Peserta didik mampu mengidentifikasi aturan di lingkungan
Undang-Undang
keluarga dan sekolah; menceritakan contoh sikap
Dasar Negara
mematuhi dan tidak mematuhi aturan di keluarga dan
Republik
sekolah; menunjukkan perilaku mematuhi aturan di
Indonesia
keluarga dan sekolah.
Tahun 1945
Peserta didik mampu mengidentifikasi aturan di lingkungan
keluarga dan sekolah; menceritakan contoh sikap
Bhinneka mematuhi dan tidak mematuhi aturan di keluarga dan
Tunggal Ika sekolah; menunjukkan perilaku mematuhi aturan di
keluarga dan sekolah.
Peserta didik mampu mengidentifikasi dan menceritakan
bentuk kerja sama dalam keberagaman di lingkungan
Negara keluarga dan sekolah; mengenal ciri-ciri fisik lingkungan
Kesatuan keluarga dan sekolah, sebagai bagian tidak terpisahkan dari
Republik wilayah NKRI; menyebutkan contoh sikap dan perilaku
Indonesia menjaga lingkungan sekitar serta mempraktikkannya di
lingkungan keluarga dan sekolah.
17
(fisik dan non-fisik) orang di lingkungan sekitarnya. Peserta didik;
menghargai perbedaan karakteristik baik fisik (contoh : warna kulit, jenis
rambut, dll) maupun non fisik (contoh : miskin, kaya, dll) orang di
lingkungan sekitar serta menghargai kebinekaan suku bangsa, sosial
budaya, dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
18
dalam Pancasila sebagai suatu kesatuan yang utuh; mengidentifikasi dan
menyajikan makna nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup
berbangsa dan bernegara; menerapkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat; mengidentifikasi dan menyajikan hasil
identifikasi bentuk-bentuk sederhana norma, aturan, hak, dan kewajiban
dalam kedudukannya sebagai anggota keluarga, warga sekolah dan bagian
dari masyarakat; mengidentifikasi dan menyajikan hasil identifikasi
pelaksanaan norma, aturan, hak, dan kewajiban sebagai anggota keluarga,
dan warga sekolah; melaksanakan kewajiban dan hak sebagai anggota
keluarga, warga sekolah, dan bagian dari masyarakat; melaksanakan
praktik musyawarah untuk membuat kesepakatan dan aturan bersama
serta mematuhinya dalam lingkungan keluarga dan sekolah.
19
Tunggal Ika identifikasi, menghormati, menjaga, dan melestarikan
keragaman budaya dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika di
lingkungan sekitarnya.
Peserta didik mampu mengenal wilayahnya dalam konteks
Negara kabupaten/kota, provinsi sebagai bagian yang tidak
Kesatuan terpisahkan dari wilayah NKRI. Peserta didik mampu
Republik membangun kebersamaan, persatuan, dan berkontribusi
Indonesia menciptakan kenyamanan di sekolah dan lingkungan sekitar.
20
Memahami wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu
kesatuan yang utuh dan berpartisipasi secara aktif untuk turut serta
menjaga kedaulatan wilayah; memahami sistem penyelenggaraan
pemerintahan di tingkat kabupaten/kota, dan provinsi sebagai satu
kesatuan wilayah NKRI; mengidentifikasi landasan Indonesia memilih
bentuk NKRI sebagai acuan sikap dan tindakan dalam membangun
keutuhan dan kerukunan bangsa; dan mengidentifikasi peran Indonesia di
Asia di masa mendatang dalam bingkai NKRI
Fase D Berdasarkan Elemen
21
tindakan dalam membangun keutuhan dan kerukunan
bangsa; dan mengidentifikasi peran Indonesia di Asia di masa
mendatang dalam bingkai NKRI.
22
Peserta didik mampu menginisiasi sebuah kegiatan bersama
atau gotong royong dalam praktik hidup sehari-hari untuk
Bhinneka membangun masyarakat sekitar dan masyarakat Indonesia
Tunggal Ika berdasarkan nilai-nilai Pancasila; serta berperan aktif
mempromosikan Bhinneka Tunggal Ika.
Peserta didik mampu memberi contoh dan memiliki
Negara Kesatuan kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga sekolah,
Republik warga masyarakat dan warga negara; serta memahami peran
Indonesia dan kedudukannya sebagai Warga Negara Indonesia.
23
III.1 CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DAN BUDI PEKERTI
A. Rasional Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan usaha sadar dan
terencana untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami,
manghayati, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan
pembimbingan, pengajaran, dan pelatihan. Peserta didik dipandang
sebagai makhluk Tuhan dengan fitrah yang dimiliki, sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial. Setiap peserta didik memiliki perbedaan
minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan cara belajar yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, pendidikan, khususnya Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti, tidak hanya diberikan kepada anak
regular, tetapi juga diberikan kepada anak yang berkebutuhan khusus.
24
(3) sikap memperkenankan (al-samḥah), (3) akhlak mulia (makārim al-
akhlāq), dan (4) kasih sayang untuk diri sendiri, sesama warga negara,
sesama manusia, dan alam semesta (rahmat li al-ālamĩn). Dasar-dasar
tersebut dengan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kemudian
diterapkan oleh peserta didik berkebutuhan khusus dalam beriman dan
bertakwa kepada Allah Swt., menjaga diri, peduli atas kemanusiaan dan
lingkungan alam. Deskripsi dari penerapan ini akan tampak dalam
beberapa elemen Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terutama
dalam akhlak pribadi dan sosial, akidah, syari’at, dan sejarah peradaban
Islam.
25
(disabilities), kebutuhan kekhususan (special need), dan kesenjangan
kemampuan intelektual (intelektual disparity). Pendidikan khusus
menggunakan capaian pembelajaran yang bersifat generik ini (capaian
pembelajaran untuk seluruh ketunaan). Guru sebagai pengguna
hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
dan pembelajaran pendidikan khusus sebagai berikut.
26
Selain itu, peserta didik dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari, baik dalam hubungannya dengan sang pencipta, diri
sendiri, sesama warga negara, sesama manusia, maupun
lingkungan alamnya dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3. Membimbing peserta didik agar mampu menerapkan prinsip-prinsip
Islam dalam berpikir sehingga benar, tepat, dan arif dalam
menyimpulkan sesuatu dan mengambil keputusan.
4. Membantu dan membimbing peserta didik agar mampu
memperbaiki dampak ketunaannya sendiri, menyayangi lingkungan
alam sekitarnya, dan menumbuhkan rasa tanggung jawabnya
sebagai khalifah Allah di bumi. Peserta didik dapat aktif dalam
mewujudkan upaya-upaya melestarikan dan merawat lingkungan
sekitarnya.
5. Membentuk peserta didik yang menjunjung tinggi nilai persatuan
sehingga dapat menguatkan persaudaraan kemanusiaan
(ukhuwwah basyariyyah), persaudaraan seagama (ukhuwwah
Islāmiyyah), dan persaudaraan sebangsa dan senegara (ukhuwwah
waťaniyyah) dengan segenap kebinekaan agama, suku, dan
budayanya.
C. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti mencakup elemen keilmuan
yang meliputi aspek: (1) Al-Quran dan hadis, (2) Akidah, (3) Akhlak, (4)
Fikih, dan (5) Sejarah Peradaban Islam.
Elemen-elemen Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti
Elemen Deskripsi
Al-Qur’an dan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Hadis menekankan kemampuan baca dan tulis Al-Quran
dan hadis dengan baik dan benar. Mengantarkan
peserta didik dalam memahami makna secara tekstual
dan kontekstual serta mengamalkan kandungannya
dalam kehidupan sehari-hari. Menekankan cinta dan
penghargaan yang tinggi kepada Al-Quran dan hadis
nabi sebagai pedoman hidup utama seorang muslim.
Akidah Berkaitan dengan prinsip kepercayaan yang akan
mengantarkan peserta didik dalam mengenal Allah,
para malaikat, kitab-kitab Allah, para nabi dan rasul,
serta memahami konsep tentang hari akhir serta
qadāʾ’ dan qadr. Keimanan inilah yang kemudian
menjadi landasan dalam melakukan amal saleh,
berakhlak mulia, dan taat hukum.
27
Elemen Deskripsi
Akhlak Merupakan perilaku yang menjadi buah dari ilmu dan
keimanan. Akhlak akan menjadi mahkota yang
mewarnai keseluruhan elemen dalam Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti . Ilmu akhlak
mengantarkan peserta didik dalam memahami
pentingnya akhlak mulia pribadi dan akhlak sosial,
serta dalam membedakan antara perilaku baik
(maḥmūdah) dan tercela (mazmūmah). Dengan
memahami perbedaan ini, peserta didik bisa
menyadari pentingnya menjauhkan diri dari perilaku
tercela dan mendisiplinkan diri dengan perilaku mulia
dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks
pribadi maupun sosialnya. Peserta didik juga akan
memahami pentingnya melatih (riyādah), disiplin
(tahzīb), dan upaya sungguh-sungguh dalam
mengendalikan diri (mujāhadah). Dengan akhlak,
peserta didik menyadari bahwa landasan dari
perilakunya, baik untuk Tuhan, dirinya sendiri,
sesama manusia, dan alam sekitarnya adalah cinta
(mahabbah). Pendidikan akhlak juga mengarahkan
mereka untuk menghormati dan menghargai sesama
manusia sehingga tidak ada kebencian atau
prasangka buruk atas perbedaan agama atau ras yang
ada. Aspek atau elemen akhlak ini harus menjadi
mahkota yang masuk pada semua topik bahasan pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti , akhlak harus menghiasi keseluruhan konten
dan menjadi buah dari pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti .
Fikih Merupakan interpretasi atas syariat. Fikih merupakan
aturan hukum yang berkaitan dengan perbuatan
manusia dewasa (mukallaf) yang mencakup ritual atau
hubungan dengan Allah Swt. (‘ubudiyyah) dan
kegiatan yang berhubungan dengan sesama manusia
(mu’āmalah). Fikih mengulas berbagai pemahaman
mengenai tata cara pelaksanaan dan ketentuan
hukum dalam Islam serta implementasinya dalam
ibadah dan muʿāmalah.
Sejarah Menguraikan catatan perkembangan perjalanan hidup
Peradaban Islam manusia dalam membangun peradaban dari masa ke
masa. Pembelajaran SPI menekankan pada
kemampuan mengambil hikmah dari sejarah masa
lalu. Kemudian menganalisis bermacam peristiwa dan
menyerap berbagai kebijaksanaan yang telah
dipaparkan oleh para generasi terdahulu. Dengan
refleksi atas kisah-kisah sejarah tersebut, peserta
didik mempunyai pijakan historis dalam menghadapi
permasalahan dan menghindari terulangnya
kesalahan untuk masa sekarang maupun masa
depan. Aspek ini akan menjadi keteladanan (‘ibrah)
dan menjadi inspirasi generasi penerus bangsa dalam
menyikapi dan menyelesaikan fenomena sosial,
budaya, politik, ekonomi, iptek, seni, dan lain-lain
dalam rangka membangun peradaban di zamannya.
28
D. Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti setiap
Fase
Pada akhir Fase A, pada aspek Al-Qur’an dan hadis peserta didik
dapat mengenal huruf hijaiah dan harakatnya, melafazkan
taawwudz, basmalah, dan hamdalah. Pada aspek akidah, peserta
didik mampu menyebutkan rukun iman terutama iman kepada Allah
melalui asmaulhusna, mengenal Allah lewat bacaan asmaulhusna,
dan mampu menyebutkan nama-nama malaikat Allah beserta tugas-
tugasnya. Pada aspek akhlak, peserta didik terbiasa mempraktikkan
nilai-nilai baik dalam kehidupan sehari-hari untuk dirinya maupun
sesama manusia. Pada aspek ibadah, peserta didik mampu
membaca dua kalimah syahadat (syahadatain) dan memahami
maknanya, mampu menerapkan tata cara bersuci dengan baik, dan
memahami hikmah hidup bersih. Mengenal ketentuan dan nama-
nama shalat fardu serta waktu pelaksanaannya. Pada aspek sejarah
peradaban Islam, peserta didik mampu menceritakan kisah beberapa
nabi yang wajib diimani.
Elemen Deskripsi
Al-Qur`an dan Peserta didik mampu mengenal huruf hijaiah dan
Hadis harakatnya, terutama harakat fathah, kasroh, dan
dommah, mampu melafazkan taawwudz, basmalah,
dan hamdalah.
Akidah Peserta didik mampu menyebutkan rukun iman
terutama iman kepada Allah melalui nama-nama-Nya
yang agung (asmaulhusna) al-Ahad, dan mampu
menyebutkan nama-nama malaikat Allah beserta
tugas-tugasnya, mengenal Allah lewat bacaan
asmaulhusna ar-Rahman dan ar-Rahim, al-Malik dan
al-Quddus.
Akhlak Peserta didik terbiasa mempraktikkan nilai-nilai baik
dalam kehidupan sehari-hari dalam ungkapan-
ungkapan positif, baik untuk dirinya maupun sesama
manusia, seperti ucapan terima kasih, terbiasa
bertutur kata lembut dan jujur, terutama kepada
orang tua, guru, dan teman. Peserta didik memahami
pentingnya menyayangi dan berempati kepada
sesama. Peserta didik juga terbiasa hidup bersih, rapi,
dan teratur sebagai cerminan dari nilai keimanan.
Fikih Peserta didik mampu membaca dua kalimah syahadat
(syahadatain) dengan benar dan memahami
maknanya sebagai tanda keislaman. Peserta didik
mampu menerapkan tata cara bersuci dengan baik
dan mampu mempraktikkan ketentuan wudu dan doa
29
setelahnya, serta hikmah hidup bersih. Peserta didik
juga mengenal ketentuan dan nama-nama shalat
fardu dan waktu pelaksanaannya.
Sejarah Peradaban Peserta didik mampu menceritakan kisah beberapa
Islam nabi yang wajib diimani dan mampu menceritakan
secara sederhana masa anak-anak, remaja, dan
dewasa Nabi Muhammad saw.
Pada akhir Fase B, pada aspek Al-Qur`an dan hadis peserta didik
mampu mengenal huruf hijaiah bersambung dan berharkat, serta
mempraktikkannya dalam bacaan surah-surah pendek Al-Qur`an.
Pada aspek akidah, peserta didik mengenal para nabi dan rasul Allah
Swt. dan mengenal nama-nama Allah melalui nama-nama-Nya yang
agung (asmaulhusna). Pada aspek akhlak, peserta didik mampu
menjelaskan dan menerapkan adab berpakaian menurut syariat
Islam, mampu menyebutkan tanda berbakti kepada kedua orang tua
dan guru, menghormati orang lain, mampu membaca kalimah
tayyibah beserta artinya, dan mampu menunjukkan adab bergaul
dengan teman. Pada aspek fikih, peserta didik mampu
mempraktikkan shalat fardu, menirukan bacaan zikir sesudah
shalat, mengenal ketentuan dan hikmah puasa. Pada aspek sejarah
peradaban Islam, peserta didik mampu mengenal kisah-kisah
beberapa nabi.
Elemen Deskripsi
Al-Qur`an dan Peserta didik mampu mengenal huruf hijaiah
Hadis bersambung dan berharakat serta mempraktikkannya
dalam bacaan surah-surah pendek Al-Qur`an.
Akidah Peserta didik mampu mengenal para nabi dan rasul
Allah Swt., mengenal nama-nama Allah yang agung
(asmaulhusna) as-Salam, al-Khaliq, al-Maalik, al-
Quddus, as-Salam, al- Mukmin.
Akhlak Peserta didik mampu menjelaskan dan menerapkan
adab berpakaian menurut syariat Islam, mampu
menyebutkan tanda berbakti kepada kedua orang tua
dan guru, menghormati orang lain, baik yang
seagama maupun berbeda agama, mampu membaca
kalimah tayyibah subhānāllah, māsyā Allāh, insyā
Allāh, dan Allāhu akbar beserta artinya, serta mampu
menunjukkan adab bergaul dengan teman baik yang
seagama maupun beda agama.
Fikih Peserta didik mampu mengenal, mempraktikkan
gerakan, serta menghafal bacaan shalat fardu dengan
30
baik, mampu menirukan bacaan zikir sesudah shalat,
mengenal ketentuan dan hikmah puasa.
Sejarah Peradaban Peserta didik mampu mengenal kisah-kisah beberapa
Islam nabi, seperti kisah dan keteladanan Nabi Adam a.s.,
Nabi Ibrahim a.s., Nabi Ismail a.s., dan Nabi Nuh a.s.
Pada akhir Fase C, pada aspek Al-Qur’an dan hadis, peserta didik
mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar serta
menjelaskan kandungan beberapa surat pendek yang dihafalnya.
Pada aspek akidah, peserta didik mengetahui asmaulhusna, iman
kepada hari akhir, iman kepada kitab-kitab yang diturunkan melalui
nabinya, juga mampu menjelaskan arti qadāʾ dan qadar dengan
sederhana. Pada aspek akhlak, peserta didik mulai mengenal arti
perilaku menghargai dan menghormati sesama manusia, memahami
makna meminta maaf dan memberi maaf, serta memahami makna
peduli terhadap lingkungan hayati. Pada aspek fikih, peserta didik
mampu menjelaskan secara sederhana makna usia balig atau
dewasa serta dampak yang menyertainya, ketentuan dan praktik
shalat dhuha, memahami arti zakat fitrah, sedekah, dan hadiah,
serta ketentuan agama terkait makanan. Pada aspek sejarah
peradaban Islam, peserta didik mampu menghayati pembelajaran
yang dapat diambil (`ibrah) penerapan akhlak dari beberapa kisah
nabi, dan keteladanan dari beberapa sahabat Nabi Muhammad saw.
Elemen Deskripsi
Al-Qur`an dan Peserta didik mampu membaca Al-Qur`an dengan
Hadis baik dan benar serta menjelaskan kandungan
beberapa surat pendek yang dihafalnya dengan
bahasa sederhana.
Akidah Peserta didik mengetahui asmaulhusna, iman kepada
hari akhir, iman kepada kitab-kitab yang diturunkan
melalui nabinya, serta mampu menjelaskan arti qadāʾ
dan qadar dengan bahasa yang sederhana.
Akhlak Peserta didik mulai mengenal ketentuan Allah Swt.
tentang arti perilaku menghargai dan menghormati
sesama manusia, baik yang seagama maupun beda
agama. Peserta didik juga memahami makna
meminta maaf dan memberi maaf sehingga terbentuk
pribadi yang penyayang dan memahami makna peduli
terhadap lingkungan hayati sebagai bagian dari
ajaran Islam yang utama.
Fikih Peserta didik mampu menjelaskan secara sederhana
31
beberapa konsep terkait makna usia balig atau
dewasa serta dampak yang menyertainya, baik dari
tinjauan fikih atau ilmu biologi. Peserta didik juga
mampu memahami ketentuan dan praktik shalat
dhuha, arti zakat fitrah, sedekah, hadiah, serta
ketentuan agama terkait makanan yang halal dan
haram.
Sejarah Peserta didik mampu menghayati pembelajaran yang
Peradaban Islam bisa diambil (`ibrah) dari beberapa kisah dari Nabi Isa
a.s., Nabi Ismail a.s., dan keteladanan dari sahabat
nabi, yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin
Khattab.
4. Fase D (Usia Mental ± 9 Tahun, Umumnya Kelas VII, VIII dan IX)
Pada akhir fase D, pada aspek Al-Qur`an dan hadis, peserta didik
mampu membaca, melafalkan, menulis, menyalin, dan memahami
dengan sederhana pesan pokok dari Al-Qur`an surat-surat pilihan.
Pada aspek akidah, peserta didik mampu memberi contoh penerapan
iman kepada Allah melalui beberapa asmaulhusna. Peserta didik
memahami manfaat iman kepada malaikat, iman kepada kitab-kitab
yang diturunkan Allah kepada para nabi, serta iman kepada hari
akhir. Pada aspek akhlak, peserta didik mampu memahami hakikat
shalat dan zikir sebagai pencegah dari perbuatan keji dan mungkar.
Selain itu, peserta didik mampu memberi contoh perilaku yang baik
di masyarakat, memahami manfaat sikap jujur dan amanah dalam
kehidupan. Peserta didik mampu menceritakan keteladanan dari
sifat tidak pendendam dan pemaaf dari kisah nabi. Melaksanakan
ketentuan syariat Islam dalam bergaul dengan orang lain. Pada
aspek fikih, peserta didik diharapkan mampu memahami ketentuan,
tata cara, dan praktik shalat wajib lima waktu dan shalat sunah
rawatibnya. Selain itu peserta didik memahami ketentuan dan tata
cara puasa, syarat dan ketentuan shalat Jumat, ketentuan ibadah
haji, dan penyembelihan hewan kurban, serta hukum halal dan
haram. Pada aspek sejarah peradaban Islam, peserta didik
diharapkan mampu menceritakan kembali kisah dan keteladanan
Nabi Muhammad saw. dan beberapa sahabatnya.
Elemen Deskripsi
Al-Qur’an dan Peserta didik mampu membaca, melafalkan,
Hadis menulis, menyalin, dan memahami dengan
sederhana pesan pokok dari Q.S. al-Quraish, al-
32
Takatsur, al-Qari`ah, dan adh-Dhuha.
Akidah Peserta didik mampu memberi contoh penerapan
iman kepada Allah melalui nama-nama Allah yang
agung (asmaulhusna) al-‘Alīm dan al-Khabir. Peserta
didik juga mampu memahami manfaat iman kepada
malaikat, iman kepada kitab-kitab yang diturunkan
Allah melalui nabi-nabinya, serta iman kepada hari
akhir.
Akhlak Peserta didik mampu memahami hakikat shalat
dan zikir sebagai pencegah perbuatan keji dan
mungkar. Peserta didik mampu memberi contoh
(berucap, bertindak, berperilaku, dan berpakaian)
yang baik di masyarakat sehingga membuat hati
tenteram, memahami manfaat sikap jujur dan
amanah dalam kehidupan sehari-hari, serta
mampu menceritakan keteladanan dari sifat tidak
pendendam dan pemaaf dari kisah nabi. Peserta
didik juga diharapkan mampu melaksanakan
ketentuan syariat Islam dalam bergaul dengan
orang lain baik yang mahram maupun bukan
mahram sehingga dapat menunjukkan perilaku
beretika.
Fikih Peserta didik mampu memahami ketentuan, tata
cara, dan praktik shalat wajib lima waktu, shalat
sunah rawatib, shalat Jumat, ketentuan ibadah haji
dan penyembelihan hewan kurban, serta hukum
halal dan haram.
Sejarah Peradaban Peserta didik mampu menceritakan kembali kisah
Islam keteladanan dari sahabat nabi, yaitu Usman bin
Affan dan Ali bin Abi Thalib. Peserta didik mampu
menceritakan kisah keteladanan nabi di masa
muda dan dewasa serta saat beliau diangkat
menjadi rasul beserta bukti kerasulannya.
Pada akhir fase E, aspek Al-Qur`an dan hadis, peserta didik mampu
memahami kandungan ayat Al-Qur`an dan hadis tentang perintah
untuk berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja serta larangan
pergaulan bebas dan zina. Selain itu, peserta didik dapat melafalkan
Al-Qur`an dengan tartil dan fasih serta menghafal ayat Al-Qur`an
dan hadis terkait. Pada aspek akidah, peserta didik memahami dan
menyakini makna syu’abul īmān (cabang-cabang iman), pengertian,
dalil, macam, dan manfaatnya. Pada aspek akhlak, peserta didik
mampu menerapkan dan menyakini manfaat menghindari akhlak
maẑmūmah, membiasakan diri untuk menghindari akhlak
maẑmūmah, dan menampilkan akhlak mahmūdah dalam kehidupan
sehari- hari. Pada aspek fikih, peserta didik mampu menerapkan dan
menyakini ajaran Islam tentang fikih muamalah dan al-kulliyât al-
khamsah (lima prinsip dasar hukum Islam) serta mampu
33
menumbuhkan jiwa kemandirian, kewirausahaan, kepedulian, dan
kepekaan sosial. Pada aspek sejarah peradaban Islam, peserta didik
mampu mengenal dan menyakini sejarah perkembangan dan
perjuangan dakwah Islam periode Makkah dan Madinah sebagai
sunnatullah; dan meneladani keagungan akhlak Nabi Muhammad
saw.dan para sahabatnya dalam mendakwahkan Islam yang
rahmatan lil alamin.
Elemen Deskripsi
Al-Qur`an dan Peserta didik mampu mampu memahami ayat Al-
Hadis Qur`an dan hadis tentang perintah untuk berkompetisi
dalam kebaikan dan etos kerja serta larangan
pergaulan bebas dan zina; dapat melafalkan Al-Qur`an
dengan tartil dan fasih; menghafal ayat Al-Qur`an dan
hadis tentang kompetisi dalam kebaikan, etos kerja,
serta bahaya pergaulan bebas dan zina; dapat
menyebutkan konten dan paparan tentang perintah
untuk berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja
serta larangan pergaulan bebas dan zina; meyakini
bahwa sikap kompetitif dalam kebaikan dan etos kerja
serta menghindari pergaulan bebas dan perbuatan zina
adalah perintah agama; dan membiasakan sikap
kompetitif dalam kebaikan dan etos kerja serta
menghindari pergaulan bebas dan perbuatan zina
dengan lebih berhati-hati dan menjaga kehormatan
diri.
Akidah Peserta didik memahami makna syu’abul īmān
(cabang- cabang iman), pengertian, dalil, macam, dan
manfaatnya; menunjukkan makna syu’abul īmān
(cabang-cabang iman), pengertian, dalil, macam, dan
manfaatnya; meyakini bahwa dalam iman terdapat
banyak cabangnya; serta menerapkan beberapa sikap
dan karakter sebagai cerminan cabang iman dalam
kehidupan.
Akhlak Peserta didik menerapkan manfaat menghindari
akhlak maẑmūmah; mendemonstrasikan perilaku yang
mengandung konten yaitu manfaat menghindari sikap
maẑmūmah; meyakini bahwa akhlak maẑmūmah
adalah larangan dan akhlak mahmūdah adalah
perintah agama; serta membiasakan diri untuk
menghindari akhlak maẑmūmah dan menampilkan
akhlak mahmūdah dalam kehidupan sehari- hari.
Fikih Peserta didik mampu menerapkan fikih muamalah dan
al- kulliyât al-khamsah (lima prinsip dasar hukum
Islam); menggunakan paparan tentang fikih muamalah
dan al-kulliyât al-khamsah; meyakini bahwa ketentuan
fikih muamalah dan al-kulliyât al-khamsah adalah
ajaran agama; serta menumbuhkan jiwa
kewirausahaan, kepedulian, dan kepekaan sosial.
Sejarah Peradaban Peserta didik mampu mengenal sejarah perkembangan
Islam dan perjuangan dakwah Islam periode Makkah dan
Madinah; dapat menceritakan sejarah perkembangan
34
dan perjuangan dakwah Islam periode Makkah dan
Madinah; meyakini bahwa sejarah perkembangan dan
perjuangan dakwah Islam periode Makkah dan
Madinah adalah sebuah sunnatullah; serta meneladani
keagungan akhlak Nabi Muhammad saw. dan para
sahabatnya dalam mendakwahkan Islam yang
rahmatan lil alamin sehingga Islam tersebar ke seluruh
dunia.
Pada akhir fase F, pada aspek Al-Qur`an dan hadis, peserta didik
dapat memahami, membaca, dan menghafal ayat Al-Qur`an dan
hadis tentang berpikir kritis, ilmu pengetahuan dan teknologi,
toleransi, memelihara kehidupan manusia, musibah, ujian, cinta
tanah air, dan moderasi beragama adalah ajaran agama. Pada aspek
akidah, peserta didik mampu memahami, mempresentasikan, dan
menyakini cabang-cabang iman, keterkaitan antara iman, Islam, dan
ihsan, serta dasar-dasar, tujuan, dan manfaat ilmu kalam. Pada
aspek akhlak, peserta didik dapat menerapkan cara mengatasi
masalah perkelahian antarpelajar, minuman keras (miras), dan
narkoba; memahami adab menggunakan media sosial dalam Islam,
dampak negatif sikap munafik, keras hati, dan keras kepala dalam
kehidupan sehari hari, sikap inovatif dan etika berorganisasi. Pada
aspek fikih, peserta didik mampu menerapkan ketentuan
pelaksanaan khotbah, tablig, dan dakwah, ketentuan pernikahan
dalam Islam, mawaris, merawat jenazah, dan konsep ijtihad. Pada
aspek sejarah peradaban Islam, peserta didik mampu mengenal
sejarah masuknya Islam di Indonesia, mengetahui sejarah dan
keteladanan Wali Songo, serta peran dan fungsi organisasi Islam di
Indonesia dan MUI dalam menyebarkan dakwah Islam yang moderat,
santun, dan rahmatan lil aalamin.
Elemen Deskripsi
Al-Qur`an dan Peserta didik mampu memahami pesan-pesan ayat Al-
Hadis Qur`an dan hadis tentang berpikir kritis, ilmu
pengetahuan dan teknologi, toleransi, memelihara
kehidupan manusia, musibah, ujian, cinta tanah air,
dan moderasi beragama; membaca dan menghafal ayat
Al-Qur`an dan hadis dengan tartil tentang pentingnya
berpikir kritis ilmu pengetahuan dan teknologi,
toleransi, memelihara kehidupan manusia, musibah,
ujian, cinta tanah air, dan moderasi beragama;
35
membiasakan diri membaca Al-Qur`an dengan
meyakini bahwa berpikir kritis, ilmu pengetahuan dan
teknologi, toleransi, memelihara kehidupan manusia,
musibah, ujian, cinta tanah air, dan moderasi
beragama adalah ajaran agama; membiasakan sikap
rasa ingin tahu, berpikir kritis, kreatif, dan adaptif
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, toleransi, peduli sosial, cinta damai,
semangat kebangsaan, dan tanggung jawab, sabar,
tabah, pantang menyerah, tawakal, dan selalu
berprasangka baik kepada Allah Swt. ketika
menghadapi ujian dan musibah.
Akidah Peserta didik mampu memahami cabang-cabang iman,
keterkaitan antara iman, Islam, dan ihsan, serta dasar-
dasar, tujuan, dan manfaat ilmu kalam; mempresen-
tasikan cabang-cabang iman, dasar-dasar, tujuan dan
manfaat ilmu kalam; meyakini bahwa cabang-cabang
iman, keterkaitan antara iman, Islam, dan ihsan, serta
dasar-dasar, tujuan, dan manfaat ilmu kalam adalah
ajaran agama; membiasakan sikap tanggung jawab,
memenuhi janji, mensyukuri nikmat, memelihara
lisan, menutup aib orang lain, jujur, peduli sosial,
ramah, konsisten, cinta damai, rasa ingin tahu, dan
pembelajar sepanjang hayat.
Akhlak Peserta didik mampu menerapkan cara mengatasi
masalah perkelahian antarpelajar, minuman keras
(miras), dan narkoba dalam Islam; memahami adab
menggunakan media sosial dalam Islam, dampak
negatif sikap munafik, keras hati, dan keras kepala
dalam kehidupan sehari hari, sikap inovatif dan etika
berorganisasi; memeragakan cara memecahkan
masalah perkelahian antarpelajar dan dampak
pengiringnya, minuman keras (miras), dan narkoba;
mengimplemen-tasikan adab menggunakan media
sosial dalam Islam; menghindarkan diri dari dampak
negatif sikap munafik, keras hati, dan keras kepala
dalam kehidupan sehari hari; meyakini bahwa agama
melarang melakukan perkelahian antarpelajar,
minuman keras, dan narkoba, munafik, keras hati,
dan keras kepala; meyakini bahwa adab menggunakan
media sosial dalam Islam dapat memberi keselamatan
bagi individu dan masyarakat; meyakini bahwa sikap
inovatif dan etika berorganisasi merupakan perintah
agama; dan membiasakan sikap taat pada aturan,
peduli sosial, tanggung jawab, cinta damai, santun,
saling menghormati, semangat kebangsaan, jujur,
inovatif, dan rendah hati.
Fikih Peserta didik mampu menerapkan ketentuan
pelaksanaan khotbah, tablig, dan dakwah, ketentuan
pernikahan dalam Islam, mawaris, dan konsep ijtihad;
membedakaan dan memdemonstrasikan ketentuan
pelaksanaan khotbah, tablig, dan dakwah, ketentuan
pernikahan dalam Islam, mawaris, dan konsep ijtihad;
menerapkan ketentuan khotbah, tablig, dan dakwah,
ketentuan pernikahan dalam Islam, merawat jenazah,
dan meyakini bahwa ijtihad merupakan salah satu
sumber hukum Islam; membiasakan sikap
menebarkan Islam rahmatan li al- ālamīn, komitmen,
bertanggung jawab, menepati janji, adil, amanah,
36
terbuka terhadap ilmu pengetahuan, dan menghargai
perbedaan pendapat.
Sejarah Peradaban Peserta didik mampu mengenal sejarah masuknya
Islam Islam di Indonesia, mengetahui sejarah dan
keteladanan Wali Songo sebagai ulama penyebar
ajaran Islam di Indonesia. Peserta didik mampu
menyebutkan peran dan fungsi organisasi Islam di
Indonesia dan MUI dalam menyebarkan dakwah Islam
yang moderat, santun, dan rahmatan lil aalamin.
Peserta didik mampu membiasakan sikap gemar
membaca, menulis, berprestasi, dan kerja keras,
tanggung jawab, bernalar kritis, semangat kebangsaan,
berkebinekaan global, menebarkan Islam rahmatan li
al- ālamīn, rukun, damai, dan saling bekerja sama.
37
III. 2 CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI
PEKERTI
38
Indonesia yang berketuhanan, bersatu, setara dan berkeadilan, serta
menghargai kemajemukan dalam masyarakat dan bangsa. Di dalam
mengejawantahkan pernyataan tersebut, implementasi pendidikan
agama Kristen di Indonesia dikembangkan menjadi empat elemen,
yaitu:
1. Allah berkarya, dengan sub-elemen: a) Allah Pencipta, b) Allah
Pemelihara, c) Allah Penyelamat, dan d) Allah Pembaru;
2. manusia dan nilai-nilai kristiani, dengan sub-elemen: a) hakikat
manusia, dan b) nilai-nilai kristiani;
3. gereja dan masyarakat majemuk, dengan sub-elemen: a) tugas
panggilan gereja, dan b) masyarakat majemuk; dan
4. alam dan lingkungan hidup, dengan sub-elemen: a) alam ciptaan
Allah, dan b) Tanggung jawab manusia terhadap alam.
39
penglihatan (tunanetra) menggunakan tulisan Braille (tulisan timbul)
atau mendengarkan penjelasan guru. Peserta didik dengan hambatan
pendengaran (tunarungu) menggunakan bahasa isyarat sebagai
bahasa komunikasi. Selain itu, peserta didik diarahkan untuk
memahami konten atau materi secara bertahap dimulai dari arti,
makna, tujuan, dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Peserta
didik merasa dirinya adalah ciptaan Allah yang istimewa. Peserta didik
memiliki rasa bangga menganut agama Kristen di tengah masyarakat
yang majemuk. Pembelajaran pendidikan agama Kristen akan
bermakna jika diberikan dengan materi yang sesuai dengan usia
mental, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik. Kosakata yang
diberikan kepada peserta didik merupakan kosakata yang mudah
dipahami dan sering didengar serta materi yang sesuai dengan
pengalaman peserta didik sehari-hari (pengalaman langsung) untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
40
8. memiliki sikap keterbukaan dalam mewujudkan kerukunan
intern dan antara umat beragama, serta umat beragama dengan
pemerintah;
9. mengembangkan kreativitas dalam berpikir dan bertindak
berdasarkan Firman Allah; dan
10. mewujudkan peran nyatanya di tengah keluarga, sekolah, gereja,
dan masyarakat Indonesia yang majemuk.
41
penalarannya bersumber dari kitab suci, tradisi kekristenan, dan
pengalaman hidup peserta didik. Peserta didik belajar membaca dan
merenungkan kitab suci yang berisi pengajaran iman Kristen sebagai
acuan dalam kehidupan dan menghubungkannya dengan berbagai
pengalaman hidup yang dimilikinya.
Elemen dan Sub-Elemen Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Elemen Sub Elemen
Allah Pencipta
Allah Pemelihara
Allah Berkarya
Allah Penyelamat
Allah Pembaharu
Manusia dan Nilai-Nilai Hakikat Manusia
Kristiani Nilai-nilai Kristiani
Gereja dan Masyarakat Tugas Panggilan Gereja
Majemuk Masyarakat Majemuk
Alam dan Lingkungan Alam Ciptaan Allah
Hidup Tanggung jawab Manusia Terhadap Alam
42
nilai iman Kristen dan pembentukan karakter kristiani dalam
interaksi dengan sesama, alam lingkungan, dan Tuhannya.
Rumusan elemen dan capaian pembelajaran dalam pendidikan
khusus mengacu pada kurikulum reguler, tetapi disesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik pada pendidikan khusus. Capaian
pembelajaran berdasarkan fase pembelajaran, dikembangkan
berdasarkan elemen pembelajaran mencakup seluruh fase umum dan
capaian pembelajaran per tahun.
43
1. Allah Berkarya Menerima karya Allah dalam
menciptakan dan memelihara
manusia di tengah kehidupan
keluarga
2. Manusia dan Nilai-nilai Bertanggung jawab memelihara
Kristiani anggota tubuh
3. Gereja dan Masyarakat Menerima dirinya sebagai bagian
dari keluarga
4. Alam dan Lingkungan Hidup Mensyukuri alam dan lingkungan
hidup pemberian Allah dengan
bertanggung jawab
4. Fase D (Usia Mental ± 9 Tahun, Umumnya Kelas VII, VIII, dan IX)
Pada fase ini, peserta didik menerima karya Allah dalam Yesus
Kristus yang telah menyelamatkan manusia dan dunia. Peserta
didik belajar menerima bahwa Allah yang sudah memelihara
dirinya juga yang mengampuni dan menyelamatkan hidupnya.
Selanjutnya, peserta didik diharapkan berperilaku sesuai dengan
nilai-nilai kristiani dalam kehidupan sehari-hari, dan melakukan
aktivitas dalam kegiatan gereja, masyarakat dan lingkungan
sekitarnya.
44
Menghayati karya Allah dalam
3. Gereja dan Masyarakat
pelayanan gereja dan masyarakat
Menerima Allah memelihara alam
4. Alam dan Lingkungan Hidup
dan lingkungan hidup
45
demokrasi serta perannya dalam
masyarakat majemuk
Menerapkan sikap ugahari untuk
4. Alam dan Lingkungan Hidup
kelestarian alam lingkungan hidup
46
III. 3 CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI
PEKERTI
47
menandaskan bahwa, “Semua orang dari suku, kondisi atau usia
manapun juga, berdasarkan martabat mereka selaku pribadi mempunyai
hak yang tak dapat diganggu gugat atas pendidikan....”
48
B. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Elemen Deskripsi
Pribadi Peserta Didik Elemen ini membahas tentang diri sebagai laki-laki
atau perempuan yang memiliki kemampuan dan
keterbatasan, kelebihan dan kekurangan, yang
dipanggil untuk membangun relasi dengan sesama
serta lingkungannya sesuai dengan Tradisi Katolik.
Yesus Kristus Elemen ini membahas tentang pribadi Yesus Kristus
yang mewartakan Allah Bapa dan Kerajaan Allah,
seperti yang terungkap dalam Kitab Suci Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru, agar peserta didik berelasi
dengan Yesus Kristus dan meneladani-Nya.
Gereja Elemen ini membahas tentang makna Gereja agar
peserta didik mampu mewujudkan kehidupan
menggereja.
Masyarakat Elemen ini membahas tentang perwujudan iman
dalam hidup bersama di tengah masyarakat sesuai
dengan Tradisi Katolik.
49
mengungkapkan, mensyukuri, dan mewujudkan. Dengan memiliki
kecakapan mengenal, mengetahui, dan memahami, peserta didik
diharapkan memiliki pengenalan, pengetahuan, dan pemahaman ajaran
iman Katolik yang otentik. Kecakapan menghayati membantu peserta
didik memiliki penghayatan iman Katolik sehingga mampu
mengungkapkan dan mensyukuri iman dalam berbagai ritual ungkapan
iman dan pada akhirnya mampu mewujudkan iman dalam kehidupan
sehari-hari di masyarakat. Kecakapan ini merupakan dasar
pengembangan konsep belajar Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti.
50
didik dapat menghayati, mensyukuri dan mewujudkan apa yang
dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.
Elemen Deskripsi
Pribadi Peserta Didik Peserta didik mampu mengenal bahwa dirinya
dicintai Tuhan dengan berbagai macam anugerah
yang telah didapatkannya, antara lain anggota
tubuh dan keluarga; serta mewujudkan rasa syukur
dengan merawat anggota tubuh.
Peserta didik mengenal teman-teman yang ada di
lingkungan rumah.
Yesus Kristus Peserta didik mengenal kisah kelahiran Yesus dan
keluarga Yesus yang tinggal di Nazaret.
Gereja Peserta didik mampu mengenal sikap berdoa dan
membuat tanda salib dengan baik dan benar, serta
membiasakan diri berdoa Bapa Kami dan Salam
Maria.
Masyarakat -
Elemen Deskripsi
Pribadi Peserta Didik Peserta didik mampu mengenal diri dan bangga
diciptakan sebagai laki-laki atau perempuan.
Peserta didik mengenal teman di lingkungan
sekolah.
Yesus Kristus Peserta didik mengenal karya keselamatan Allah
melalui kisah penciptaan langit dan bumi serta kisah
Nabi Nuh dan Bahteranya.
Peserta didik mengenal karya keselamatan Allah
melalui kisah Yesus dipersembahkan di bait Allah,
dan Yesus diketemukan di Bait Allah.
Gereja Peserta didik mengenal gereja sebagai tempat ibadat
51
umat Katolik.
Peserta didik mengenal aneka doa dalam Gereja,
antara lain Doa Kemuliaan dan Syahadat Para
Rasul.
Masyarakat Peserta didik mengenal perwujudan iman dalam
hidup bersama dengan cara merawat lingkungan
sekitar, dan hidup rukun dengan tetangga.
Elemen Deskripsi
Pribadi Peserta Didik Peserta didik mampu mengenal talenta yang
dimilikinya.
Peserta didik mampu mengenal dan memiliki sikap
peduli kepada teman sesuai dengan ajaran Gereja
Katolik.
Yesus Kristus Peserta didik mampu mengenal karya keselamatan
Allah melalui kisah Abraham Bapa Bangsa, Daud,
dan kebijaksanaan Salomo.
Peserta didik mengenal Yesus dan keteladanNya
melalui kisah mukjizat lima roti dan dua ikan.
Gereja Peserta didik mengenal alat-alat liturgi, petugas
liturgi, dan sikap liturgi.
Masyarakat Peserta didik mampu mengenal perwujudan iman
dalam hidup bersama melalui kerja bakti.
Peserta didik mengenal keanekaragaman agama dan
tempat ibadah, serta budaya di Indonesia.
4. Fase D (Usia Mental ± 9 tahun, Umumnya Kelas VII, VIII dan IX)
Pada akhir fase D, peserta didik mampu mengetahui ciri khas dirinya
sebagai laki-laki atau perempuan, mengetahui bahwa dirinya mampu
berbuat baik, mengetahui kisah Yusuf, kisah Yosua, kisah Yesus
dibaptis, Yesus sebagai Pendoa, Yesus mengampuni, Sakramen Baptis,
Syahadat Para Rasul, mengetahui dirinya mampu berbuat baik,
52
mengetahui kisah Yosua, Yesus Mengampuni, Sakramen Tobat,
Sakramen Ekaristi dan mengetahui cara melestarikan lingkungan
alam, mengetahui tugasnya sebagai laki-laki atau perempuan,
mengetahui kisah Musa, kisah Yesus memberi makan lima ribu orang,
Sakramen Krisma dan persaudaraan sejati dalam keberagaman. Pada
akhirnya, peserta didik dapat menghayati, mensyukuri dan
mewujudkan apa yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.
Elemen Deskripsi
Pribadi Peserta Didik Peserta didik mengetahui ciri khas dan tugasnya
sebagai laki-laki atau perempuan.
Peserta didik mengetahui kelebihan dan
kekurangannya agar mampu berbuat baik.
Yesus Kristus Peserta didik mengetahui karya keselamatan Allah
melalui kisah Yusuf menyelamatkan keluarganya
dari bencana kelaparan, Yosua menyeberangkan
umat Israel di sungai Yordan ke Tanah Kanaan, dan
kelahiran Musa.
Peserta didik mengetahui karya keselamatan Allah
melalui kisah Yesus dibabtis, Yesus sebagai pendoa,
Yesus yang mengampuni, dan Yesus memberi
makan lima ribu orang.
Gereja Peserta didik mengetahui beberapa sakramen dalam
Gereja Katolik, antara lain sakramen Baptis,
sakramen Tobat, sakramen Ekaristi, sakramen
Krisma; dan mengetahui Syahadat Para Rasul.
Masyarakat Peserta didik mengetahui perwujudan iman dalam
hidup bersama dengan cara melestarikan
lingkungan alam, dan mengupayakan persaudaraan
sejati dalam keberagaman.
Elemen Deskripsi
Pribadi Peserta Didik Peserta didik mengetahui panggilan hidup:
berkeluarga dan karya/profesi.
53
Yesus Kristus Peserta didik mengetahui karya keselamatan Allah
melalui kisah penyeberangan Laut Merah dan
Sepuluh Perintah Allah sebagai pedoman hidup.
Peserta didik mengetahui karya keselamatan Allah
melalui kisah Yesus yang mewartakan Kerajaan
Allah melalui perumpamaan.
Gereja Peserta didik mengetahui perwujudan hidup
menggereja melalui doa pribadi.
Masyarakat Peserta didik mengetahui perwujudan iman dengan
cara menghormati orang tua.
Elemen Deskripsi
Pribadi Peserta Didik Peserta didik mengetahui kemampuan dan
keterbatasannya agar dapat menentukan cita-cita
serta cara pengembangan diri.
Yesus Kristus Peserta didik mengetahui karya keselamatan Allah
melalui kisah Allah yang memberkati pemimpin
Israel: Samuel, Saul, dan Daud.
Peserta didik mengetahui karya keselamatan Allah
melalui kisah mukjizat-mukjizat Yesus, kisah
sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus, serta
mengenal Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus.
Gereja Peserta didik mengetahui Gereja sebagai
persekutuan Umat Allah dan Lima Perintah Gereja.
Peserta didik mengetahui cara mewujudkan
kehidupan menggereja melalui kegiatan doa
bersama.
Masyarakat Peserta didik mengetahui perwujudan iman dalam
hidup bersama melalui penghormatan terhadap
kehidupan dan keberagaman.
54
III.4 REVIEW CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS PENDIDIKAN
AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI
A. Rasional Mata Pelajaran
55
3. Susila yang merupakan konsepsi akhlak mulia dalam ajaran agama
Hindu yang menekankan pada penguasaan etika dan moral baik
sehingga tercipta insan-insan Hindu yang Sādhu (bijaksana), Siddha
(kerja keras), Śuddha (bersih), dan Siddhi (cerdas);
56
4. Memahami kitab suci Weda, tattwa (Sradha Bhakti, keimanan), susila
(etika), acara, dan sejarah agama Hindu secara konseptual,
substansial, prosedural, dan spiritual;
5. Berpikir dan bertindak efektif secara sekala (nyata) dan niskala (tidak
nyata) melalui Puja Bhakti: doa, sembahyang, Chanda (Dharmagita,
nyanyian Tuhan, kidung, tembang, suluk, kandayu, bhajan, dan
sejenisnya), upacara, upakara, Yoga Asanas, Dharma Wacana, dan
Dharma Tula; dan
Elemen Deskripsi
Empati Kepedulian terhadap diri sendiri, lingkungan,
dan situasi di mana dia berada. Hal ini
diwujudkan dengan sikap saling
menghormati dan menghargai orang lain
serta alam di mana dia berada sehingga
tercipta rasa kesetiakawanan tanpa batas
dengan menunjung tinggi prinsip Tat Twam
Asi dan Wasudhaiwa Kutumbakam.
57
Komunikasi Interaksi, baik verbal maupun nonverbal,
untuk menunjang hubungan, baik personal,
antarpersonal, maupun intrapersonal. Hal ini
ditunjukkan dengan pembelajaran agama
Hindu yang berorientasi pada ajaran Tri Hita
Karana (jalinan hubungan antara manusia
dengan Tuhan, manusia dengan manusia,
dan manusia dengan alam) dengan
mengemban prinsip Tri Kaya Parisudha
(berpikir, berkata dan berbuat yang baik.
Refleksi Melihat kenyataan sebagai bagian dari upaya
pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan diri, kepekaan sosial dalam
kaitannya dengan kemampuan personal. Hal
ini tampak pada pembelajaran agama Hindu
yang mengarahkan peserta didik untuk
menjadi orang yang mulat sarira (introspeksi
diri) dengan menasihati dirinya sendiri
(dama) untuk kebaikan dan kualitas diri
dalam kehidupan sehingga dapat mengatasi
permasalahan hidup
Berpikir Kritis Kemampuan untuk berpikir secara logis
(nyaya), reflektif (dhyana), sistematis
(kramika), dan produktif (saphala) yang
diaplikasikan dalam menilai situasi untuk
membuat pertimbangan dan keputusan yang
baik. Hal ini diwujudkan pada pembelajaran
agama Hindu yang mengarahkan peserta
didik untuk menganalisis sesuatu dalam
situasi dan kondisi apa pun guna mencapai
kebenaran, baik dalam lingkup diri sendiri,
orang lain, maupun masyarakat luas sebagai
bentuk penerapan nilai-nilai Prasada atau
berpikir dan berhati suci serta tanpa pamrih.
Kreatif Kreatif artinya dapat mengkreasikan atau
memiliki kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru. Hal ini diwujudkan dalam
pembelajaran agama Hindu yang
mengarahkan peserta didik untuk berkreasi
dan mengupayakan agar nilai-nilai agama
Hindu dapat dipahami secara fleksibel sesuai
kearifan lokal Hindu di Nusantara.
Kolaborasi Suatu bentuk proses sosial yang di dalamnya
terdapat aktivitas tertentu yang ditujukan
untuk mencapai tujuan bersama dengan
saling membantu dan saling memahami
aktivitas masing-masing. Hal ini tampak
pada pembelajaran agama Hindu yang
mengarahkan peserta didik untuk dapat
hidup berdampingan satu dengan yang lain,
saling bekerja sama, dan bergotong royong
berdasarkan nilai-nilai Tri Kaya Parisudha.
58
Sejarah. Adapun penjelasan dari masing-masing elemen konten ini
sebagai berikut.
Elemen Deskripsi
Kitab Suci Weda (Sebagai Kitab suci Weda adalah sumber ajaran agama
Sumber Ajaran Hindu) Hindu berdasarkan wahyu Tuhan (Hyang Widhi
Wasa). Kitab suci Weda ini bersifat Sanatana dan
Nutana Dharma (abadi dan fleksibel sesuai
kearifan lokal yang ada), Apauruseya (bukan
karangan manusia), dan Anadi Ananta (tidak
berawal dan tidak berakhir). Secara umum,
kodifikasi kitab suci Weda oleh Maharsi Wyasa
terdiri atas dua bagian utama sebagai berikut.
1) Weda Sruti
Weda Sruti adalah wahyu yang diterima dan
didengarkan secara langsung oleh para
Maharsi. Weda Sruti terbagi menjadi empat,
yakni (1) Rg Weda, (2) Yajur Weda, (3) Sama
Weda, dan (4) Atharwa Weda, yang masing-
masing memiliki kitab Mantra, Brahmana,
Aranyaka, dan Upanisad.
2) Weda Smerti
Weda Smerti adalah Weda yang berdasarkan
ingatan Maharsi dan tafsir atau penjelasan dari
Weda Sruti. Weda Smerti terdiri atas Wedangga
(Siksa, Nirukta, Jyotisa, Chanda, Wyakarana,
dan Kalpa) dan Upaweda (Arthasastra,
Ayurweda, Gandharwaweda, Dhanurweda),
dan Nibanda. Peserta didik diharapkan dapat
memahami dan menghayati alur sejarah kitab
suci Weda, pembagiannya, masing-masing
serta menerapkan nilai-nilai ajaran Weda
dalam kehidupan sehari-hari.
Tattwa (Sebagai Pokok Tattwa adalah pokok keimanan Hindu yang berisi
Keimanan dan ajaran-ajaran kebenaran untuk meyakinkan umat
Ketaqwaan Hindu) Hindu agar memiliki rasa Sraddha dan Bhakti yang
kokoh. Dalam berbagai teks Jawa Kuna dan
bahasa daerah di Nusantara, istilah tattwa
menunjuk pada prinsip-prinsip kebenaran
tertinggi. Tattwa agama Hindu di Indonesia
merupakan hasil konstruksi ajaran filosofis kitab
suci Weda. Peserta didik diharapkan dapat
meyakini ajaran Panca Sraddha untuk
menumbuhkan rasa bhakti serta mengamalkan
nilai-nilai kebenaran, kesucian, dan
keharmonisan dalam masyarakat.
59
Susila (Sebagai Konsepsi Susila adalah ajaran etika dan moralitas dalam
dan Aplikasi Akhlak kehidupan untuk kesejahteraan dalam tatanan
Mulia dalam Hindu) masyarakat. Peserta didik mampu menerapkan
nilai-nilai Susila berdasarkan wiweka, prinsip Tri
Hita Karana, Tri Kaya Parisudha, Tat Twam Asi,
dan Wasudaiwa Kutumbhakam. Selain itu, peserta
didik peka terhadap persoalan persoalan sosial
yang berkembang di masyarakat
Acara (Sebagai Acara merupakan praktik keagamaan Hindu yang
Penerapan Praktik diterapkan dalam bentuk pelaksanaan Yajña atau
Keagamaan atau Ibadah korban suci yang tulus ikhlas sesuai dengan
dalam Hindu) kearifan lokal Hindu di Nusantara. Peserta didik
dapat memahami dan menerapkan nilai-nilai
acara agama dalam berbagai bentuk aktivitas
keagamaan Hindu sesuai kearifan lokal dan
budaya setempat yang harus dilestarikan sebagai
kekayaan budaya bangsa.
Elemen Deskripsi
Kitab Suci Weda (Sebagai
Sumber Ajaran Hindu) *)
60
Susila (Sebagai Konsepsi dan Peserta didik mampu mengenal nilai-nilai Tri
Aplikasi Akhlak Mulia dalam Kaya Parisudha dan perilaku orang suci di
Hindu) lingkungan keluarga dan sekolah.
Elemen Deskripsi
Susila (Sebagai Konsepsi dan Peserta didik mampu mengenal Tri Parartha,
Aplikasi Akhlak Mulia dalam memahami Subha Asubha Karma, dan sifat
Hindu) Wiweka.
Acara (Sebagai Penerapan Peserta didik mampu menerapkan Tri
Praktik Keagamaan atau Sandhya dan Dainika Upasana, serta mampu
Ibadah dalam Hindu) memahami tempat suci.
61
sosial agama Hindu, dan mampu memahami sarana
persembahyangan.
Elemen Deskripsi
Susila (Sebagai Konsepsi dan Peserta didik mampu memahami ajaran Catur
Aplikasi Akhlak Mulia dalam Guru dalam ajaran etika Hindu dan mampu
Hindu) memahami ajaran Tri Hita Karana untuk
mencapai kebahagiaan hidup.
Acara (Sebagai Penerapan Peserta didik mampu memahami korban suci
Praktik Keagamaan atau (Panca Yājña) sebagai bagian pelaksanaan
Ibadah dalam Hindu) kehidupan sosial agama Hindu dan mampu
memahami sarana persembahyangan.
Elemen Deskripsi
62
Susila (Sebagai Konsepsi dan Peserta didik mampu memahami Catur
Aplikasi Akhlak Mulia dalam Asrama, Catur Purusartha, dan Catur Warna
Hindu) sebagai aplikasi nilai-nilai susila dalam
kehidupan sehari-hari.
Acara (Sebagai Penerapan Peserta didik mampu menerapkan budaya
Praktik Keagamaan atau hidup bersih dan sehat; melestarikan tradisi
Ibadah dalam Hindu) budaya adiluhung.
Elemen Deskripsi
Kitab Suci Weda (Sebagai
Sumber Ajaran Hindu) *)
Tattwa (Sebagai Pokok Peserta didik mampu memahami Catur Marga
Keimanan dan Ketaqwaan dalam kehidupan sosial keagamaan.
Hindu)
Susila (Sebagai Konsepsi dan Peserta didik mampu menerapkan nilai-nilai
Aplikasi Akhlak Mulia dalam susila Hindu tentang ajaran Panca Yama dan
Hindu) Niyama Brata.
Acara (Sebagai Penerapan
Praktik Keagamaan atau
Ibadah dalam Hindu) *)
Sejarah Agama Hindu Peserta didik mampu memahami nilai-nilai
positif sejarah perkembangan Hindu di
Indonesia sebelum kemerdekaan.
(*) : Mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
terdiri atas 5 elemen. Elemen yang bertanda (*) pada tabel di atas
tidak dideskripsikan karena tidak dibelajarkan pada Fase ini.
63
sebagai pengamalan nilai-nilai sosial religius dalam kehidupan. Selain
itu, peserta didik mampu memahami nilai-nilai positif sejarah
perkembangan Hindu di Indonesia setelah kemerdekaan.
Elemen Deskripsi
Kitab Suci Weda (Sebagai Peserta didik mampu mengenal mitologi
Sumber Ajaran Hindu) Hindu dalam Purana berwawasan kearifan
lokal.
Tattwa (Sebagai Pokok
Keimanan dan Ketaqwaan
Hindu) *)
Susila (Sebagai Konsepsi dan Peserta didik mampu menganalisis ajaran Tri
Aplikasi Akhlak Mulia dalam Guna dan mampu mengenal nilai-nilai susila
Hindu) Hindu dalam lingkup keluarga Sukinah.
Acara (Sebagai Penerapan Peserta didik mampu menerapkan ajaran
Praktik Keagamaan atau Yoga sebagai pengamalan nilai-nilai sosial
Ibadah dalam Hindu) religius dalam kehidupan.
Sejarah Agama Hindu Peserta didik mampu memahami nilai-nilai
positif sejarah perkembangan Hindu di
Indonesia setelah kemerdekaan.
(*) : Mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
terdiri atas 5 elemen. Elemen yang bertanda (*) pada tabel di atas
tidak dideskripsikan karena tidak dibelajarkan pada Fase ini.
64
III.5 CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA
BUDDHA DAN BUDI PEKERTI
65
Gambar 1 Rasional Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
66
keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Tiratana, mencintai diri
sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan negaranya;
3. mengembangkan keterampilan belajar inovasi, berpikir kritis, kreatif,
dan mandiri sebagai individu, anggota masyarakat, bagian alam
semesta, dan warga negara yang baik berdasarkan nilai-nilai agama
Buddha;
4. menghormati, menghargai, dan menjaga kemajemukan (kebinekaan)
agama atau kepercayaan dan kearifan lokal, serta gotong-royong
dalam peningkatan kualitas kehidupan manusia sebagai warga
Indonesia dan warga dunia.
67
dengan memiliki empat pengembangan holistik mencakup
pengembangan fisik, pengembangan moral dan sosial, pengembangan
mental, serta pengembangan pengetahuan dan kebijaksanaan.
68
keyakinan yang bijaksana terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Tiratana,
dan hukum kebenaran. Pengembangan pengetahuan dan kebijaksanaan
diarahkan pada kemampuan berpikir kritis dan berpikir benar bagi
peserta didik yang berfungsi untuk mengikis keserakahan, kebencian,
dan kebodohan batin. Pengembangan pengetahuan dan kebijaksanaan
tercermin dari pengalaman keagamaan peserta didik yang mampu
memaknai hidup, memaknai diri sendiri, mengontrol emosi, penuh
kesadaran, membedakan baik dan buruk, mampu berkomunikasi, serta
mampu mengelola dan memecahkan permasalahan dalam semua aspek
kehidupan, berlandaskan pengetahuan terhadap nilai-nilai agama
Buddha serta nilai-nilai Pancasila dasar negara. Nilai-nilai agama
Buddha menjadi fondasi peserta didik untuk memiliki empat
pengembangan sehingga menjadi peserta didik yang berakhlak mulia
dan berkebinekaan global.
Elemen Deskripsi
Sejarah Elemen sejarah memuat sejarah dan kisah sebagai sarana untuk
menyampaikan nilai-nilai sejarah agama Buddha, nilai-nilai
Pancasila dasar negara, nilai-nilai sejarah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan nilai-nilai kebudayaan Indonesia. Pengetahuan pada
elemen sejarah bersumber dari kitab suci agama Buddha, kitab
komentar, kitab subkomentar, catatan peristiwa menurut urutan
waktu kejadiannya kronik, biografi, autobiografi, tinggalan sejarah,
tinggalan budaya, dan sumber sejarah lainnya. Sejarah dan kisah
agama Buddha mencakup sejarah penyiaran agama, sejarah kitab
suci agama Buddha, kisah kehidupan Buddha, kisah kehidupan
Bodhisattva, kisah kehidupan siswa utama, kisah kehidupan
penyokong dan pendukung agama Buddha, kisah kehidupan tokoh
inspiratif Buddhis, identitas agama Buddha, dan identitas diri
sebagai bagian dari agama Buddha. Nilai-nilai sejarah Negara
Kesatuan Republik Indonesia mencakup nilai-nilai Pancasila, nilai-
nilai musyawarah dalam pendirian bangsa, tokoh pendiri bangsa,
serta keterhubungannya dengan identitas diri sebagai bagian
keluarga, bagian lingkungan sosial, bagian lingkungan tempat tinggal
di wilayah NKRI, serta identitas diri yang terbentuk oleh budaya dan
bahasa sebagai bagian dari keragaman budaya bangsa. Nilai-nilai
dalam elemen sejarah menjadi sumber internalisasi, sumber teladan,
dan sumber kesadaran peserta didik dalam mengamalkan nilai-nilai
Pancasila dasar negara serta dalam mengekspresikan emosi
keagamaannya secara bijaksana. Hasil belajar dari elemen sejarah
tercermin melalui cara berpikir, berucap, bersikap bijaksana sebagai
bentuk pengembangan fisik, moral atau sosial, mental, serta
pengetahuan atau kebijaksanaan yang terbuka terhadap
kemajemukan dan keragaman budaya agama Buddha maupun
budaya bangsa.
Etika Elemen ritual merupakan sarana internalisasi pengetahuan tentang
keragaman dan nilai-nilai ritual dari berbagai aliran atau tradisi
69
Elemen Deskripsi
dalam agama Buddha serta keragaman agama dan kepercayaan di
Indonesia. Pengetahuan keragaman dan nilai-nilai ritual dalam
agama Buddha secara holistik menjadi landasan pengamalan nilai-
nilai Pancasila dasar negara, sarana memperkuat keyakinan,
pengembangan keterampilan keagamaan, pembentukan mental,
kesadaran moral, disiplin, serta sikap religius peserta didik.
Pengalaman nyata elemen ritual diwujudkan dalam kegiatan ibadah,
hidup berkesadaran, upacara, perayaan, ziarah, menggunakan
peralatan ritual dan upacara, melibatkan diri dalam menjalankan
tradisi dalam aliran atau tradisi agama Buddha. Kegiatan ritual
dalam kegiatan sehari-hari merupakan wujud akhlak mulia dilandasi
keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tiratana serta
sebagai bentuk ekspresi emosi dan pengamalan keagamaan peserta
didik. Sikap religius mendukung peserta didik dalam
mengembangkan moralitas, meditasi, dan kebijaksanaan dalam
keterhubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa dan Tiratana, diri
sendiri, agamanya, lingkungan sosial, negara, dan lingkungan alam.
Elemen ritual yang berhubungan dengan keragaman ritual atau
tradisi dalam agama Buddha serta keragaman agama dan
kepercayaan di Indonesia merupakan sarana memperteguh
pengamalan Pancasila dasar negara, serta untuk menumbuhkan
sikap inklusif peserta didik yang bersikap terbuka terhadap
kemajemukan dan perbedaan. Pengetahuan dan pemahaman
terhadap elemen ritual diperdalam dengan pengalaman langsung
melalui kunjungan dan dialog antaraliran atau antartradisi agama
Buddha, serta antaragama dan kepercayaan di Indonesia sehingga
terbentuk peserta didik yang bersikap terbuka dan bijaksana dalam
menghargai dan menghormati keragaman intern agama Buddha dan
antarumat beragama.
Riual Elemen etika merupakan etika Buddhis selaras dengan nilai-nilai
Pancasila dasar negara yang minimal mencakup etika sosial, etika
ekonomi, dan etika alam. Elemen etika berfungsi sebagai sarana
membentuk peserta didik yang berakhlak mulia dan berkebinekaan
global serta sebagai pedoman bagi peserta didik untuk hidup dengan
mengembangkan secara holistik antara pengembangan fisik, moral
dan sosial, mental, serta pengetahuan atau kebijaksanaan.
Secara filosofis, etika Buddhis merupakan hasil proses pencarian
makna kehidupan berdasarkan nilai-nilai Buddha Dharma, Hukum
Kebenaran yang terdiri atas Empat Kebenaran Mulia, Hukum
Kelahiran Kembali, Hukum Karma, Hukum Tiga Corak Universal,
dan Hukum Sebab Musabab yang Saling Bergantungan selaras
dengan nilai-nilai Pancasila dasar negara. Nilai-nilai pokok agama
Buddha yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila dasar negara
sebagai fondasi dalam mengamalkan etika Buddhis adalah
kemurahan hati, moralitas, perbuatan baik, kediaman luhur, jalan
bodhisattva, sila bodhisattva, meditasi, kebijaksanaan, nilai-nilai
Buddha Dharma lainnya, dan nilai-nilai musyawarah dalam
pendirian bangsa. Melalui elemen etika, peserta didik dapat
mengklasifikasikan dan memilih nilai etis untuk diamalkan dalam
keterhubungannya dengan diri sendiri, lembaga sosial keagamaan,
lingkungan sosial yang beragam dan majemuk, makhluk lain,
kehidupan global, isu-isu sosial, isu ekonomi, dan isu lingkungan
alam yang dilandasi oleh moralitas, meditasi, dan kebijaksanaan.
70
Pada akhir Fase A, peserta didik mengidentifikasi informasi dan
menerima dengan cinta kasih tentang identitas diri dan keluarga
dengan meneladan sifat-sifat tokoh inspiratif agama Buddha yang
menghargai diri sendiri dan orang lain; serta menghargai dan
menghormati tempat tinggalnya sendiri sebagai bagian dari
keluarga, sekolah, komunitas keagamaan, dan bermasyarakat
dengan meneladan sifat menghargai dari Bodhisattva dalam Kisah
Jataka. Peserta didik juga menghargai keberagaman identitas dan
menerima makna simbol-simbol keagamaan agama Buddha dan
agama lain serta kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
sebagai bagian dari masyarakat yang beragam. Peserta didik juga
menjalankan aturan, tata krama, dan sopan santun dalam
berbicara, berpakaian, dan berperilaku serta membantu sesama di
rumah, sekolah, rumah ibadah, dan masyarakat sebagai bentuk
penghayatan nilai-nilai Hukum Karma.
Elemen Deskripsi
Sejarah Peserta didik mampu mengidentifikasi informasi dan
menerima dengan cinta kasih tentang identitas diri dan
keluarga dengan meneladan sifat-sifat tokoh inspiratif
agama Buddha yang menghargai diri sendiri dan orang lain;
serta menghargai dan menghormati tempat tinggalnya
sendiri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, komunitas
keagamaan, dan bermasyarakat dengan meneladan sifat
menghargai dari Bodhisattva dalam Kisah Jataka.
Ritual Peserta didik terbiasa menghargai keberagaman identitas
dan menerima makna simbol-simbol keagamaan agama
Buddha dan agama lain serta Kepercaya-an terhadap Tuhan
Yang Maha Esa sebagai bagian dari masyarakat yang
beragam.
Etika Peserta didik terbiasa menjalankan aturan, tata krama, dan
sopan santun dalam berbica-ra, berpakaian, dan
berperilaku, serta membantu sesama di rumah, sekolah,
rumah ibadah, dan masyarakat sebagai bentuk
penghayatan nilai-nilai Hukum Karma.
Elemen Deskripsi
Sejarah Peserta didik mampu mengenal informasi dan mengolah
dengan cinta kasih identitas Buddha Gotama sebagai dasar
keyakinan; menerima perbedaan budaya di rumah,
komunitas, sekolah, rumah ibadah, dan masyarakat; dan
meneladan sifat-sifat luhur siswa-siswa utama Buddha
dalam pergaulan yang berbeda budaya dan bahasa (bahasa
nasional dan bahasa agama Buddha) sebagai pembentuk
identitas diri.
Ritual Peserta didik terbiasa mengamalkan ragam doa agama
Buddha dalam kegiatan sehari-hari di rumah, sekolah,
rumah ibadah, dan masyarakat; serta menghargai
keragaman kegiatan keagamaan Buddha (Fang Sen,
Ulambana/Patidana, Pindapata, dan lain-lain).
Etika Peserta didik terbiasa melaksanakan aturan dan sopan
santun serta menjaga kebersihan dan kelestarian
lingkungan di rumah, komunitas, sekolah, rumah ibadah,
dan masyarakat berdasarkan nilai-nilai Pancasila Buddhis
dan
72
dan rumah ibadah; serta untuk melaksanakan hak dan kewajiban
sebagai anak, siswa, anggota masyarakat.
Elemen Deskripsi
Sejarah Peserta didik mampu menyimpulkan informasi dan
meneladan sifat Bodhisattva dan nilai-nilai moral dari
riwayat Pangeran Siddharta dalam berterima kasih dan
dalam menghadapi hambatan untuk meraih kesuksesan;
serta meneladan sifat-sifat Buddha dalam menyelesaikan
masalah kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa,
dan negara dengan cara jalan tengah/menghindari jalan
ekstrem (moderat) dan toleran.
Ritual Peserta didik terbiasa menerima keragaman peralatan puja
dari berbagai aliran atau tradisi dalam agama Buddha; serta
melaksanakan peribadatan keagamaan Buddha dan
menghargai peribadatan agama orang lain.
Etika Peserta didik terbiasa mengamalkan nilai-nilai Buddha
Dharma untuk melestarikan lingkungan dan sumber daya
alam di rumah, sekolah, dan rumah ibadah; serta untuk
melaksanakan hak dan kewajiban sebagai anak, siswa,
anggota masyarakat.
4. Fase D (Usia Mental ± 9 Tahun, Umumnya Kelas VII, VIII dan IX)
Pada akhir Fase D, peserta didik meneladan sikap penyokong agama
Buddha dalam menghargai keragaman serta sejarah kitab suci
agama Buddha; keberadaan budaya dan peninggalan Buddhis di
Indonesia; serta meneladan nilai-nilai moral Buddha Gotama dalam
menyayangi dan peduli terhadap diri sendiri serta sesama manusia;
dan nilai-nilai peristiwa peninggalan bersejarah (monumental)
setelah Buddha Gotama wafat dalam melestarikan ajaran Buddha.
Peserta didik juga mengamalkan tata cara hidup berkesadaran dan
budaya menghormat kepada yang patut dihormati dalam kehidupan
sehari-hari; menghayati puja pada perayaan hari raya dalam agama
Buddha dan menghargai perayaan hari raya agama lain di
Indonesia; serta menghayati kegiatan ziarah ke tempat-tempat suci
agama Buddha dan menghargai tempat-tempat suci agama lain.
Peserta didik juga menghayati ajaran moralitas untuk menjalankan
hak dan kewajiban sebagai warga negara yang patuh terhadap
hukum dan konstitusi; mengamalkan nilai-nilai ajaran perbuatan
baik dalam pergaulan dengan teman sebaya, bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara; serta mengamalkan nilai-nilai ajaran
agama Buddha untuk menciptakan hidup damai selaras dengan hak
73
asasi manusia; dan untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi diri
sendiri dan keluarga didasari dengan hidup berkesadaran.
Elemen Deskripsi
Sejarah Peserta didik mampu meneladan sikap penyokong Agama
Buddha dalam menghargai keragaman serta sejarah kitab
suci agama Buddha; keberadaan budaya dan peninggalan
Buddhis di Indonesia; serta meneladan nilai-nilai moral
Buddha Gotama dalam menyayangi dan peduli terhadap diri
sendiri serta sesama manusia; dan nilai-nilai peristiwa
pening-galan bersejarah (monumental) setelah Buddha
Gotama wafat dalam melestarikan ajaran Buddha.
Ritual Peserta didik terbbiasa mengamalkan tata cara hidup
berkesadaran dan budaya menghormat kepada yang patut
dihormati dalam kehidupan sehari-hari; menghayati puja
pada perayaan hari raya dalam agama Buddha dan
menghargai perayaan hari raya agama lain di Indonesia;
serta menghayati kegiatan ziarah ke tempat-tempat suci
agama Buddha dan menghargai tempat-tempat suci agama
lain.
Etika Peserta didik terbbiasa menghayati ajaran moralitas untuk
menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang
patuh terhadap hukum dan konstitusi; mengamalkan nilai-
nilai ajaran perbuatan baik dalam pergaulan dengan teman
sebaya, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; serta
mengamalkan nilai-nilai ajaran Agama Buddha untuk
menciptakan hidup damai selaras dengan hak asasi
manusia; dan untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi diri
sendiri dan keluarga didasari oleh hidup berkesadaran.
Elemen Deskripsi
Sejarah Peserta didik mampu menyimpulkan dan menunjukkan
kesadaran meneladan perjuangan pelaku sejarah agama
Buddha di Indonesia dalam berperan mengembangkan
74
agama Buddha di Indonesia yang beragam; dan meneladan
sifat keterbukaan tokoh pendiri bangsa terhadap keragaman
budaya.
Ritual Peserta didik terbiasa menghayati upacara keagamaan
Buddha pada peristiwa bahagia (manggala) dan duka
(avamanggala).
Etika Peserta didik terbiasa menghargai ilmu pengetahuan dan
teknologi bagi kehidupan manusia dan memanfaatkan iptek
untuk kelestarian agama Buddha sebagai wujud manusia
beragama, berbangsa, dan bernegara.
Elemen Deskripsi
Sejarah Peserta didik mampu meneladan tokoh pendukung agama
Buddha dan pelaku sejarah lokal dan nasional terhadap
keragaman agama dan budaya Indonesia; serta meneladan
sikap tokoh pendukung agama Buddha dunia yang
mendukung keberagaman agama dan budaya Buddhis.
Ritual Peserta didik terbiasa menghayati nilai-nilai meditasi
dengan hidup berkesadaran dalam kehidupan sehari-hari
dan berinteraksi dengan orang lain.
Etika Peserta didik terbiasa mengembangkan dan melestarikan
seni dan budaya yang selaras dengan nilai-nilai agama
Buddha; menjaga keseimbangan alam semesta dan alam
kehidupan (alam bahagia/menderita); serta keseimbangan
moral dan sosial berpedoman pada nilai-nilai agama
Buddha (moralitas, meditasi, dan kebijaksanaan) dan
Pancasila dasar negara sebagai wujud manusia beragama,
berbangsa, dan bernegara.
75
III.6 CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA
KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI
76
Pendidikan berhak diterima oleh setiap individu tanpa memandang
perbedaan latar belakang, termasuk Anak Berkebutuhan Khusus
(ABK), terlebih bagi anak dengan hambatan intelektual. Dalam
Lunyu Jilid XV ayat ke-39 Nabi Kongzi bersabda, “Ada pendidikan,
tiada perbedaan.” Hal ini mengandung arti bahwa jika setiap insan
dididik, ia akan menjadi mampu dan tidak berbeda dengan yang
lainnya, termasuk dengan ABK. Lebih lanjut, Nabi Kongzi dalam
Zhongyong Bab XIX ayat 20 – 21 memberikan bimbingan jika orang
lain dapat melakukan sekali, diri sendiri harus berani melakukan
seratus kali. Jika orang lain dapat melakukan sepuluh kali, diri
sendiri harus berani melakukan seribu kali. Hasil yang dapat dicapai
dengan cara ini, sekalipun orang yang tidak pandai, akan menjadi
mengerti; sekalipun orang yang lemah, akan menjadi kuat.
77
Dalam kitab Liji Bab III Bagian V.14 tersurat “Orang yang bisu, tuli,
timpang, dan orang patah anggota badannya, cebol dan para tukang,
semuanya mendapatkan makanan dari apa yang mampu mereka
kerjakan.” Hal ini menunjukkan pentingnya memotivasi ABK untuk
memiliki keterampilan dan jiwa mandiri, serta pantang menyerah
menyikapi keterbatasannya. Meskipun demikian, Nabi Kongzi sangat
memperhatikan anak yatim piatu, janda, duda, orang tua yang
sebatang kara, dan orang sakit. Mereka tergolong kelompok yang
membutuhkan perhatian dan perawatan.
78
Peran dan fungsi pendidikan agama Khonghucu sangat erat
hubungannya dengan keteladanan dan nasihat Nabi Kongzi yang
terdapat dalam kitab Sishu dan Wujing. Misalnya kitab Zhongyong
Bab Utama ayat pertama, dijelaskan bahwa agama adalah
bimbingan menempuh jalan suci (dao). Inilah peran agama dalam
perspektif agama Khonghucu. Melalui bimbingan agama, seseorang
menjadi sadar dan beriman. Iman adalah jalan suci Tian dan
berusaha beroleh iman itulah jalan suci manusia. Iman merupakan
semua kenyataan yang ada di alam semesta yang menunjukkan
kemuliaan sifat-sifat Tian itu sendiri yakni, Yuan, Heng, Li, dan Zhen.
Iman tidak berhenti setelah mampu membina diri, melainkan juga
menyempurnakan segenap wujud.
79
Prinsip pembelajaran pendidikan agama Khonghucu terdiri atas 3
hal:
Dalam kitab Liji Bab XVI ayat ke-13 disebutkan, “Seorang junzi
atau susilawan yang mengerti apa yang menjadikan pendidikan
berhasil dan berkembang, dan mengerti apa yang menjadikan
pendidikan hancur, ia boleh menjadi guru orang. Maka cara
seorang junzi memberi pendidikan, jelasnya demikian: ia
membimbing berjalan dan tidak menyeret; ia menguatkan dan
tidak menjerakan; ia membuka jalan tetapi tidak menuntun
sampai akhir pencapaian, menjadikan orang berpikir.
Menimbulkan keharmonisan, memberi kemudahan dan
menjadikan orang berpikir, itulah jelasnya pendidikan yang baik.”
Mendidik pada hakikatnya adalah proses transfer pengetahuan,
sikap, dan keterampilan menjadi lebih baik dari sebelumnya,
bukan sekadar menyelesaikan penyampaian materi
(administrasi pendidikan).
80
padi di musim hujan mengandung makna guru menyampaikan
sebuah konsep atau materi kepada peserta didik dengan cara
yang menarik. Contohnya dalam penyampaian materi 4 (empat)
pantangan dapat dipergunakan metode lagu dan gerak. Ada
kalanya membangkitkan usaha murid itu sendiri mengandung
makna guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
menyelesaikan tugas yang telah diberikan secara mandiri.
Peserta didik diberikan kesempatan untuk mencoba dan
mengeksplorasi tugas yang diberikan. Guru mengapresiasi
usaha peserta didik meskipun belum mengerjakan tugasnya
dengan baik. Hal ini bertujuan untuk membangkitkan daya
juang dan rasa percaya diri peserta didik.
3. Bersikap proaktif
81
5. Mampu mengendalikan emosi dan perasaan dengan
mengoptimalkan pancaindra.
1. Sejarah Suci;
2. Kitab Suci;
3. Keimanan;
4. Tata Ibadah; dan
5. Perilaku Junzi.
Elemen Deskripsi
Sejarah Suci Peserta didik memahami keteladanan tokoh-
tokoh dalam agama Khonghucu yaitu Nabi
Kongzi, murid-murid Nabi, Para Raja Suci, dan
shenming sebagai panutan untuk dapat dijadikan
teladan dan diterapkan dalam kehidupan dalam
kehidupan sehari-hari. Kisah hidup mereka
diharapkan bisa dijadikan refleksi dan
keteladanan tentang perilaku cinta kasih,
kebenaran, kesusilaan, dan kebijaksanaan.
82
Elemen Deskripsi
Kitab Suci Peserta didik memahami makna yang terkandung
dalam Kitab Suci agama Khonghucu yang terdiri
dari Kitab Yang Pokok yaitu Kitab Sishu dan
Kitab Yang Mendasari yaitu kitab Wujing. Kitab
Suci tersebut merupakan pedoman dan isi dari
seluruh ajaran agama Khonghucu serta sebagai
fondasi dasar dalam perilaku junzi. Peserta didik
dapat mengenali ayat-ayat singkat atau
sederhana dari kitab suci, dan menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari sebagai pedoman
hidup untuk menjalankan tugas-tugas
kemanusiaan terkait hubungan dengan sesama
manusia, alam semesta, dan Sang Pencipta.
Keimanan Peserta didik meyakini peran leluhur serta para
suci (shenming) sebagai wakil dari Sang Pencipta
yang wajib dimuliakan dan dihormati dalam
dimensi spiritualitas. Peserta didik dapat
meyakini dan memuliakan Tian Yang Maha Esa
sebagai pencipta alam semesta dan menyadari
bahwa manusia memiliki hubungan spiritual
yang kuat dengan Tian, serta berusaha selalu
menjaga hubungan spiritual tersebut. Peserta
didik meyakini Nabi Kongzi sebagai pembimbing
umat manusia dan diharapkan dapat
menjalankan ajaran-ajaran Nabi Kongzi sehingga
menjadi pribadi yang dapat menjaga hubungan
dengan sesama manusia, alam semesta dan Tian.
Tata Ibadah Peserta didik dapat membiasakan diri dalam
ritual persembahyangan kepada Tian YME, Nabi
Kongzi, para leluhur, dan para suci (shenming);
sikap bersembahyang, serta sikap tata cara
menghormati sesama manusia. Selain itu,
peserta didik juga mengenal makna yang
terkandung dalam setiap perayaan hari raya
persembahyangan umat Khonghucu sebagai
perwujudan sikap susila dan penerapan
pedoman pelaksanaan tata ibadah.
Perilaku Junzi Peserta didik dapat mengenali dirinya sendiri
sebagai individu, bagian dari masyarakat, dan
lingkungannya. Peserta didik mampu
menjalankan peran sebagai anak, saudara,
teman, dan pelajar serta warga negara Indonesia
yang baik dengan membiasakan diri untuk
menjadi manusia berbudi luhur dengan
menerapkan 5 (lima) kebajikan (wuchang), yaitu
cinta kasih, kebenaran, kesusilaan,
kebijaksanaan, dan dapat dipercaya; selalu
berbakti kepada orang tua, keluarga,
masyarakat, dan alam semesta; selalu belajar
dari tempat rendah terus maju menuju tinggi
menempuh jalan suci (dao); serta tidak keluh
gerutu kepada Tian dan sesal penyalahan
terhadap sesama manusia.
83
D. Capaian Pembelajaran Setiap Fase Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
Pada akhir fase A, pada elemen Sejarah Suci, peserta didik dapat
dapat mengetahui kelahiran sampai dengan masa kecil Nabi
Kongzi dan keteladanan masa kecil Nabi Kongzi (suka belajar dan
bersembahyang). Pada elemen Kitab Suci, peserta didik dapat
mengenal secara sederhana kitab suci agama Khonghucu yaitu
kitab Sishu dan Wujing. Dalam elemen Keimanan, peserta didik
dapat mengetahui Tian Maha Pencipta meliputi manusia yang
dilahirkan melalui ayah dan ibu, alam sekitar serta Nabi Kongzi
sebagai pembimbing manusia. Pada elemen Tata Ibadah, peserta
didik dapat bersikap baoxin bade dan bao daiji bade, mengetahui
tingkatan sikap hormat (baoxin bade), mempraktikkan hormat
dengan bai (merangkap tangan), jugong (membungkukkan badan),
dan gui (sujud). Dan pada elemen Perilaku Junzi, peserta didik
dapat mengetahui cara merawat tubuh (mandi, sikat gigi, berganti
pakaian setelah mandi), mempraktikkan tutur kata santun (salam,
senyum, sapa), sikap jujur kepada orang tua, dan membiasakan
berdoa kepada Tian (sebelum dan sesudah belajar serta sebelum
makan).
84
Elemen Capaian Pembelajaran
jugong (membungkukkan badan), dan gui
(sujud).
Perilaku Junzi Peserta didik dapat mengetahui cara merawat
tubuh (mandi, sikat gigi, berganti pakaian
setelah mandi), mempraktikkan tutur kata
santun (salam, senyum, sapa), sikap jujur
kepada orang tua, dan membiasakan berdoa
kepada Tian (sebelum dan sesudah belajar
serta sebelum makan).
Pada akhir fase B, pada elemen Sejarah Suci, peserta didik dapat
mengenal dan meneladani kisah Kong Rong, Huang Xiang, Sima
Guang, dan Mengzi. Pada elemen Kitab Suci, peserta didik dapat
membiasakan perilaku anak berbakti yang terdapat dalam kitab
Bakti (Xiaojing) seperti merawat tubuh dan membantu orang tua
di rumah; mengetahui makna kitab Sishu sebagai pedoman hidup.
Dalam elemen Keimanan, peserta didik dapat mengenal sifat Tian
Yang Maha Pemberkah dan Nabi Kongzi sebagai pembimbing
hidup umat manusia. Pada elemen Tata Ibadah, peserta didik
dapat mempraktikkan doa sederhana kepada Tian, membiasakan
berdoa pagi dan sore hari atau sebelum tidur, mengenal
sembahyang syukur pagi hari kepada Tian, mengetahui jumlah
penggunaan dupa (xiang), serta mempraktikkan cara
menancapkan dupa dalam sembahyang kepada Tian. Dan pada
elemen Perilaku Junzi, peserta didik dapat mengenal rasa syukur,
terima kasih (menghargai) terhadap pemberian (tubuh dan
barang-barang) yang diterima sehingga dapat menunjukkan sikap
merawat diri (seperti mengenakan pakaian sopan) dan barang-
barang hasil pemberian; membiasakan berkomunikasi santun,
jujur dan peduli kepada orang tua serta menunjukkan sikap mau
bergaul dengan teman baik di rumah maupun di sekolah.
85
Sejarah Suci Peserta didik dapat mengenal dan
meneladani kisah Kong Rong, Huang Xiang,
Sima Guang, dan Mengzi.
Kitab Suci Peserta didik dapat membiasakan perilaku
anak berbakti yang terdapat dalam kitab
Bakti (Xiaojing) seperti merawat tubuh dan
membantu orang tua di rumah; mengetahui
makna kitab Sishu sebagai pedoman hidup.
Keimanan Peserta didik dapat mengenal sifat Tian Yang
Maha Pemberkah dan Nabi Kongzi sebagai
pembimbing hidup umat manusia.
Tata Ibadah Peserta didik dapat mempraktikkan doa
sederhana kepada Tian, membiasakan
berdoa pagi dan sore hari atau sebelum tidur,
mengenal sembahyang syukur pagi hari
kepada Tian, mengetahui jumlah penggunaan
dupa (xiang), serta mempraktikkan cara
menancapkan dupa dalam sembahyang
kepada Tian.
Perilaku Junzi Peserta didik dapat mengenal rasa syukur,
terima kasih (menghargai) terhadap
pemberian (tubuh dan barang-barang) yang
diterima sehingga dapat menunjukkan sikap
merawat diri (seperti mengenakan pakaian
sopan) dan barang-barang hasil pemberian;
membiasakan berkomunikasi santun, jujur
dan peduli kepada orang tua serta
menunjukkan sikap mau bergaul dengan
teman baik di rumah maupun di sekolah.
Pada akhir fase C, pada elemen Sejarah Suci, peserta didik dapat
mengetahui keteladanan dari kisah Raja Suci Yu Shun yang
berbakti dan kisah Raja Suci Yu Agung yang hormat akan
tugasnya. Pada elemen Kitab Suci, peserta didik dapat mengenal
dan membiasakan perilaku 8 (delapan) kebajikan yang terdapat
dalam kitab Sishu, yaitu: bakti (xiao) dan rendah hati (ti). Dalam
elemen Keimanan, Peserta didik dapat mengenal alam sebagai
karunia Tian yang dipergunakan dan harus dijaga sebaik-baiknya
oleh manusia agar tetap lestari dan tidak rusak. Pada elemen Tata
Ibadah, Peserta didik dapat mengetahui makna sikap berdoa
(sikap baoxin bade), mengenal dan menyusun perlengkapan
sembahyang di altar leluhur serta dapat menggunakan dupa
dalam bersembahyang kepada leluhur. Dan pada elemen Perilaku
Junzi, peserta didik dapat menampilkan sikap hormat kepada
86
orang tua sebagai wujud bakti dan terima kasih; membiasakan
berkomunikasi yang sopan/santun, jujur, peduli kepada saudara;
mengenal keberagaman antar kawan serta menerapkan sikap
saling menghormati.
Pada akhir fase D, dalam elemen Sejarah Suci, peserta didik dapat
mengenal keteladanan murid utama Nabi Kongzi (Yan Hui yang
suka belajar, Zi Lu yang gagah berani, Zi Gong yang setia, Zengzi
yang berbakti). Pada elemen Kitab Suci, peserta didik dapat
mengenal dan membiasakan perilaku 8 (delapan) kebajikan yang
terdapat dalam kitab Sishu, yaitu: satya (zhong), dapat dipercaya
(xin) dan mengetahui 4 (empat) pantangan (siwu) seperti
menghindari narkoba, minuman keras serta perbuatan yang tidak
baik lainnya. Dalam elemen Keimanan, peserta didik dapat
memahami bahwa manusia diciptakan Tian melalui kedua orang
tua, mengenal keluarga besar dari ayah dan ibu serta konsep
87
leluhur. Pada elemen Tata Ibadah, peserta didik dapat mengetahui
jenis dan makna hari raya/sembahyang kepada Tian, Nabi, para
shenming, dan para leluhur. Dan pada elemen Perilaku Junzi,
peserta didik dapat membiasakan berbakti kepada orang tua,
kakek dan nenek sebagai wujud hormat kepada Tian;
menunjukkan sikap mau mengalah kepada saudara;
membiasakan bersikap hormat kepada keluarga besar ayah dan
ibu; bersikap mandiri, bertanggung jawab menyelesaikan tugas
sederhana, menerapkan sikap hidup sederhana, dan susila dalam
bergaul.
Pada akhir fase E, dalam elemen Sejarah Suci, peserta didik dapat
mengenal keteladanan Nabi Kongzi pada masa dewasa. Pada
elemen Kitab Suci, peserta didik dapat mengenal dan
88
membiasakan dua perilaku perilaku 8 (delapan) kebajikan yang
terdapat dalam kitab Sishu, yaitu: susila (li) dan menjunjung
kebenaran (yi). Dalam elemen Keimanan, peserta didik dapat
memahami sembahyang sebagai pokok agama dan mengenal
konsep shenming. Pada elemen Tata Ibadah, peserta didik dapat
mempraktikkan sembahyang kepada leluhur, mengenal tempat
ibadah agama Khonghucu dan mampu mengikuti kebaktian di
litang/miao/kelenteng. Dan pada elemen Perilaku Junzi, peserta
didik dapat membiasakan berkomunikasi santun, jujur, serta
peduli kepada teman; melatih sikap tanggung jawab terhadap diri
sendiri, seperti membiasakan mengenakan pakaian sopan; dan
menerapkan sikap saling mengasihi sesama manusia.
Pada akhir fase F, dalam elemen Sejarah Suci, peserta didik dapat
memahami Nabi Kongzi sebagai Tian Zhi Muduo (cerita
pengembaraan selama 13 tahun). Pada elemen Kitab Suci, peserta
didik dapat mengenal dan membiasakan perilaku 8 (delapan)
kebajikan yang terdapat dalam kitab Sishu, yaitu: suci hati (lian)
89
dan tahu malu (chi) serta mengenal tiga kesukaan yang membawa
faedah dan tiga kesukaan yang membawa celaka. Dalam elemen
Keimanan, peserta didik dapat mengenal makna sembahyang
sebagai cara memuliakan Tian, Nabi Kongzi, shenming, dan para
leluhur. mengetahui sikap utama dalam bersembahyang (cheng-
xin-zhong-jing), mengetahui makna xinnian (Hari Raya Tahun Baru
Kongzili). Pada elemen Tata Ibadah, peserta didik dapat
mengetahui macam-macam persembahyangan kepada Tian;
mengetahui keteladanan shenming Guanyin Niangniang dan Guan
Yu; mempraktikkan sembahyang kepada Tian dan Nabi Kongzi
serta mengetahui lagu pujian agama Khonghucu. Dan pada
elemen Perilaku Junzi, peserta didik dapat membiasakan
berperilaku mawas diri, berani mengakui kesalahan dan membina
diri; melatih sikap mudah bergaul dengan para sahabat di
lingkungan masyarakat.
90
dengan para sahabat di lingkungan
masyarakat.
91
III.7 CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS PENDIDIKAN
KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA
92
Indonesia-an (Basuki, 2005) dan perkembangan spiritual nusantara
sehingga memperdalam pemahaman tentang pentingnya nilai-nilai
kearifan lokal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pada situasi
keberagaman global.
93
Mata pelajaran Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa pada pendidikan khusus digambarkan dalam empat elemen
sebagai berikut:
Elemen Deskripsi
Keagungan Tuhan Pada elemen ini, peserta didik mengenal konsep
Tuhan dan pengertian sifat-sifat Tuhan serta
hukum alam semesta.
Budi Pekerti Pada elemen ini, peserta didik menunjukkan dan
mengamalkan perilaku budi pekerti luhur dan
keteladanan dengan cara menghayati peran serta
dan sumbangsih penghayat Kepercayaan dalam
kegiatan kemasyarakatan serta kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Martabat Spiritual Pada elemen ini, peserta didik mempelajari
keragaman budaya spiritual Nusantara dan
kearifan lokal, macam-macam seni, ritual, serta
menunjukkan sikap religius dengan kecerdasan
spiritual.
Larangan dan Pada elemen ini, peserta didik dapat
Kewajiban membedakan perbuatan baik dan tidak baik
serta menghindari larangan dan melaksanakan
kewajiban dalam Kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa
94
Elemen Deskripsi
Keagungan Tuhan Yang Pada akhir fase A, peserta didik dapat
Maha Esa mengenal sikap bersyukur atas karunia,
mengenal kebesaran, dan sifat-sifat Tuhan
Yang Maha Esa dalam berinteraksi dengan
lingkungan keluarga.
Budi Pekerti Pada akhir fase A, peserta didik dapat
mengenal sikap sopan (contoh: berpakaian
sesuai norma kepantasan), santun, patuh,
jujur, menghormati, pemaaf, rajin, percaya
diri, disiplin, peduli, tanggung jawab, hak dan
kewajiban, kreatif dan kerja keras, welas
asih, menghargai, gotong royong, dan
toleransi dalam berinteraksi di lingkungan
keluarga.
Martabat Spiritual Pada akhir fase A, peserta didik dapat
mengenal perilaku budaya spiritual
Nusantara dan ajaran Kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
Pada akhir fase A, peserta didik dapat
mengenal adat istiadat dan tradisi kearifan
lokal daerahnya.
Pada akhir fase A, peserta didik dapat
mengenal martabat sujud (doa, manembah,
ritual, hening, sembah sujud, semedi:
disesuaikan dengan bahasa setempat) dan
mengenalkan sasana sarasehan (contoh:
sanggar, pasewakan, padepokan, bale
pasogit, ruma parsantian).
Larangan dan Pada akhir fase A, peserta didik dapat
Kewajiban mengenal kewajiban aturan perbuatan baik
dan larangan dalam Kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa (contoh larangan:
minuman dan makanan yang mengganggu
kesehatan lahir dan batin) di lingkungan
keluarga.
95
didik dapat merespons kewajiban dan larangan dalam ajaran
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan
keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitarnya.
Elemen Deskripsi
Keagungan Tuhan Yang Pada akhir fase B, peserta didik dapat
Maha Esa merespons sikap bersyukur atas karunia,
kebesaran, dan sifat-sifat Tuhan Yang Maha
Esa dalam berinteraksi dengan lingkungan
keluarga dan sekolah.
Budi Pekerti Pada akhir fase B, peserta didik dapat
merespons sikap sopan (contoh: berpakaian
sesuai norma kepantasan), santun, patuh,
jujur, menghormati, pemaaf, rajin, percaya
diri, disiplin, peduli, tanggung jawab, hak dan
kewajiban, kreatif dan kerja keras, welas asih,
menghargai, gotong royong, dan toleransi
dalam berinteraksi di lingkungan keluarga
dan sekolah.
Martabat Spiritual Pada akhir fase B, peserta didik dapat
merespons nilai budaya spiritual Nusantara
dan ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
Pada akhir fase B, peserta didik dapat
merespons adat istiadat dan tradisi kearifan
lokal daerahnya
Pada akhir fase B, peserta didik dapat
merespons martabat sujud (doa, manembah,
ritual, hening, sembah sujud, semedi:
disesuaikan dengan bahasa setempat) dan
mengenalkan sasana sarasehan (contoh:
sanggar, pasewakan, padepokan, bale pasogit,
ruma parsantian).
Larangan dan Pada akhir fase B, peserta didik dapat
Kewajiban merespons kewajiban aturan perbuatan baik
dan mengenal larangan dalam Kepercayaan
terhadap Tuhan Yang
96
menirukan sikap melakukan beberapa kewajiban dan mengenal
dengan menunjukkan sikap menjauhi larangan dalam ajaran
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan
keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitarnya. Pada akhir fase ini,
peserta didik dapat menirukan sikap budi pekerti luhur dengan
cara menirukan kewajiban dan mengenal larangan dalam ajaran
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan
keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitarnya.
Elemen Capaian
Keagungan Tuhan Yang Pada akhir fase C, peserta didik dapat
Maha Esa meniru sikap bersyukur atas karunia,
kebesaran, dan sifat-sifat Tuhan Yang Maha
Esa dalam berinteraksi dengan keluarga,
sekolah, dan lingkungan sekitarnya.
Budi Pekerti Pada akhir fase C,
peserta didik dapat meniru sikap sopan
(contoh: berpakaian sesuai norma
kepantasan), santun, patuh, jujur,
menghormati, pemaaf, rajin, percaya diri,
disiplin, peduli, tanggung jawab, hak dan
kewajiban, kreatif dan kerja keras, welas
asih, menghargai, gotong royong, dan
toleransi dalam berinteraksi di lingkungan
keluarga, sekolah, dan lingkungan
sekitarnya.
Martabat Spiritual Pada akhir fase C, peserta didik dapat
meniru budaya spiritual Nusantara dan
ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa
Pada akhir fase C, peserta didik dapat
meniru adat istiadat dan tradisi kearifan lokal
daerahnya.
Pada akhir fase C, peserta didik dapat meniru
martabat sujud (doa, manembah, ritual,
hening, sembah sujud, semedi: disesuaikan
dengan bahasa setempat) dan mengenalkan
sasana sarasehan (contoh: sanggar,
pasewakan, padepokan, bale pasogit, ruma
parsantian).
Larangan dan Pada akhir fase C, peserta didik dapat meniru
Kewajiban kewajiban aturan perbuatan baik dan
menjauhi larangan dalam Kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa (contoh
larangan: minuman dan makanan yang
mengganggu kesehatan lahir dan batin) di
lingkungan keluarga, sekolah, dan
lingkungan sekitarnya.
97
4. Fase D (Usia Mental ± 9 Tahun, Umumnya Kelas VII, VIII dan IX)
Elemen Capaian
Keagungan Tuhan Yang Pada akhir fase D, peserta didik dapat
Maha Esa menerima sikap bersyukur atas karunia,
kebesaran, dan sifat-sifat Tuhan Yang Maha
Esa dalam berinteraksi dengan keluarga,
sekolah, dan lingkungan sekitarnya
Budi Pekerti Pada akhir fase D, peserta didik dapat
menerima sikap sopan (contoh: berpakaian
sesuai norma kepantasan), santun, patuh,
jujur, menghormati, pemaaf, rajin, percaya
diri, disiplin, peduli, tanggung jawab, hak
dan kewajiban, kreatif dan kerja keras,
welas asih, menghargai, gotong royong, dan
toleransi dalam berinteraksi di lingkungan
keluarga, sekolah, dan lingkungan
sekitarnya.
Martabat Spiritual Pada akhir fase D, peserta didik dapat
menerima pentingnya budaya spiritual
Nusantara dan ajaran Kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa
Pada akhir fase D, peserta didik dapat
menerima adat istiadat dan tradisi kearifan
lokal daerahnya
Pada akhir fase D, peserta didik dapat
98
Elemen Capaian
menerima martabat sujud (doa, manembah,
ritual, hening, sembah sujud, semedi:
disesuaikan dengan bahasa setempat) dan
mengenalkan sasana sarasehan
(contoh: sanggar, pasewakan, padepokan,
bale pasogit, ruma parsantian).
Larangan dan Pada akhir fase D, peserta didik dapat
Kewajiban menerima kewajiban aturan perbuatan baik
dan menjauhi larangan dalam Kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa (contoh
larangan: minuman dan makanan yang
mengganggu kesehatan lahir dan batin) di
lingkungan keluarga, sekolah, dan
lingkungan sekitarnya.
Elemen Deskripsi
Keagungan Tuhan Yang Pada akhir fase E, peserta didik dapat
Maha Esa menunjukkan sikap bersyukur atas karunia,
kebesaran, dan sifat-sifat Tuhan Yang Maha
Esa dalam berinteraksi dengan keluarga,
sekolah, dan masyarakat
99
Elemen Deskripsi
Budi Pekerti Pada akhir fase E, peserta didik dapat
menunjukkan melalui pembimbingan
minimal perilaku sikap sopan (contoh:
berpakaian sesuai norma kepantasan),
santun, patuh, jujur, menghormati, pemaaf,
rajin, percaya diri, disiplin, peduli, tanggung
jawab, hak dan kewajiban, kreatif dan kerja
keras, welas asih, menghargai, gotong
royong, dan toleransi dalam berinteraksi di
lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
Martabat Spiritual Pada akhir fase E, peserta didik dapat
menunjukkan melalui pembimbingan
minimal perilaku budaya spiritual Nusantara
dan ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
Pada akhir fase E, peserta didik dapat
menunjukkan melalui pembimbingan
minimal adat istiadat dan tradisi kearifan
lokal daerahnya.
Pada akhir fase E, peserta didik dapat
menunjukkan melalui pembimbingan
minimal martabat sujud (doa, manembah,
ritual, hening, sembah sujud, semedi:
disesuaikan dengan bahasa setempat) dan
mengenalkan sasana sarasehan (contoh:
sanggar, pasewakan, padepokan, bale
pasogit, ruma parsantian).
Larangan dan Pada akhir fase E, peserta didik dapat
Kewajiban menunjukkan kewajiban aturan perbuatan
baik melalui pembimbingan minimal dan
menjauhi larangan dalam Kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa (contoh
larangan: minuman dan makanan yang
mengganggu kesehatan lahir dan batin) di
lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
100
peserta didik dapat mengimplementasikan sikap budi pekerti luhur
dengan cara melaksanakan kewajiban dan menjauhi larangan
dalam ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.
Elemen Capaian
Keagungan Tuhan Yang Pada akhir fase F, peserta didik dapat
Maha Esa mengimplementasikan sikap bersyukur atas
karunia, kebesaran, dan sifat-sifat Tuhan
Yang Maha Esa dalam berinteraksi dengan
keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan
negara.
Budi Pekerti Pada akhir fase F, peserta didik dapat
mengimplementasikan secara konsisten
sikap sopan (contoh: berpakaian sesuai
norma kepantasan), santun, patuh, jujur,
menghormati, pemaaf, rajin, percaya diri,
disiplin, peduli, tanggung jawab, hak dan
kewajiban, kreatif dan kerja keras, welas
asih, menghargai, gotong royong, dan
toleransi dalam berinteraksi di lingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan
negara.
Martabat Spiritual Pada akhir fase F, peserta didik dapat
mengimplementasikan budaya spiritual
Nusantara dan ajaran Kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa
Pada akhir fase F, peserta didik dapat
mengimplementasikan adat istiadat dan
tradisi kearifan lokal daerahnya.
Pada akhir fase F, peserta didik dapat
mengimplementasikan martabat sujud (doa,
manembah, ritual, hening, sembah sujud,
semedi: disesuaikan dengan bahasa
setempat) dan mengenalkan sasana
sarasehan (contoh: sanggar, pasewakan,
padepokan, bale pasogit, ruma parsantian).
Larangan dan Pada akhir fase F, peserta didik dapat
Kewajiban mengimplementasikan secara konsisten
kewajiban aturan perbuatan baik dan
menjauhi larangan dalam Kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa (contoh
larangan: minuman dan makanan yang
mengganggu kesehatan lahir dan batin) di
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat,
bangsa, dan negara.
101
IV. CAPAIAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PENDIDIKAN KHUSUS
102
matematika yang dipelajari bersifat fungsional artinya sering mereka
jumpai dalam kegiatan keseharian sehingga kemandirian peserta didik
akan berkembang optimal. Misalnya, pada elemen Bilangan, dalam
kehidupan banyak dijumpai salah satunya menemukan alamat rumah
(nomerisasi). Selain itu, banyak elemen matematika lainnya yang
berkaitan dengan kegiatan keseharian mereka yang perlu dipelajari
sehingga mereka menjadi mandiri dan tidak kebergantungan pada orang
lain. Mengingat karakteristik peserta didik dengan hambatan intelektual
dalam pembelajarannya memerlukan bantuan benda konkrit agar
mudah dipahami mereka, maka pada elemen matematika aljabar dan
kalkulus tidak diberikan karena materi tersebut abstrak.
103
dalam mempelajari matematika, serta sikap kreatif, sabar,
mandiri, tekun, terbuka, tangguh, ulet, dan percaya diri dalam
penyelesaian masalah (disposisi matematis).
104
Kalkulus Bidang kajian kalkulus membahas tentang laju
(sebagai perubahan sesaat dari suatu fungsi kontinu, dan
pilihan untuk mencakup topik limit, diferensial, dan integral, serta
kelas XI dan penggunaannya. Pada bidang kajian kalkulus sulit
XII) untuk dipelajarai oleh peserta didik dengan hambatan
intelektual karena materi dalam elemen ini memiliki
proses berpikir lebih dari satu tahapan, sulit
memahami topik limit diferensial, dan integral serta
penggunaannya sementara dasar operasi hitung dari
matematika seperti penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian masih mengalami kesulitan.
105
Elemen Deskripsi
Penalaran Penalaran terkait dengan proses penggunaan pola
dan hubungan dalam menganalisis situasi untuk
Pembuktian menyusun serta menyelidiki praduga. Pembuktian
Matematis matematis terkait proses membuktikan kebenaran
suatu prinsip, rumus, atau teorema tertentu.
Pemecahan Pemecahan masalah matematis terkait dengan
Masalah proses penyelesaian masalah matematis atau
Matematis masalah sehari- hari dengan cara menerapkan dan
mengadaptasi berbagai strategi yang efektif. Proses
ini juga mencakup konstruksi dan rekonstruksi
pemahaman matematika melalui pemecahan
masalah.
Komunikasi Komunikasi matematis terkait dengan
pembentukan alur pemahaman materi
pembelajaran matematika melalui cara
mengomunikasikan pemikiran matematis
menggunakan bahasa matematis yang tepat.
Komunikasi matematis juga mencakup proses
menganalisis dan mengevaluasi pemikiran
matematis orang lain.
Representasi Representasi matematis terkait dengan proses
Matematis membuat dan menggunakan simbol, tabel,
diagram, atau bentuk lain untuk
mengomunikasikan gagasan dan pemodelan
matematika. Proses ini juga mencakup fleksibilitas
dalam mengubah dari satu bentuk representasi ke
bentuk representasi lainnya, dan memilih
representasi yang paling sesuai untuk
memecahkan masalah.
Koneksi Koneksi matematis terkait dengan proses
Matematis mengaitkan antar materi pembelajaran
matematika pada suatu bidang kajian, lintas
bidang kajian, lintas bidang ilmu, dan dengan
kehidupan.
106
Elemen Capaian Pembelajaran
Bilangan Pada akhir Fase A, peserta didik dapat membilang
lambang bilangan asli sampai dengan 20,
mengurutkan bilangan asli sampai dengan 20
menggunakan benda konkret, dan menuliskan
lambang bilangan asli sampai dengan 20,
menunjukkan cara penjumlahan bilangan asli yang
hasilnya maksimal 10 dengan menggunakan benda
konkret.
Aljabar -
Pengukuran Pada akhir Fase A, peserta didik dapat
membandingkan tinggi-rendah, panjang-pendek
benda konkret
Geometri Pada akhir Fase A, peserta didik dapat mengenal
benda-benda bangun ruang (kubus, balok, dan bola)
mengelompokkan bangun ruang sesuai jenis dan
sifatnya.
Analisis Data dan Pada akhir Fase A, peserta didik dapat
Peluang mengurutkan, membandingkan banyak-sedikit,
dengan benda konkret sampai dengan 10,
memahami besar kecil suatu benda.
2. Fase B (Usia Mental ± 8 Tahun dan Umumnya Kelas III dan IV)
Pada akhir Fase B, peserta didik dapat membilang, mengurutkan
bilangan asli sampai dengan 50 menggunakan benda konkret, dan
menuliskan lambang bilangan asli sampai dengan 50, mengenal nilai
tempat (puluhan dan satuan), peserta didik menunjukkan cara
melakukan penjumlahan dua bilangan yang hasilnya sampai 20,
menghitung hasil penjumlahan dua bilangan sampai dengan 20,
menunjukkan cara melakukan pengurangan dua bilangan maksimal
sampai 20, menghitung hasil pengurangan dua bilangan maksimal 20
dengan menggunakan benda konkrit, menunjukkan dan
menggunakan mata uang rupiah, menuliskan kesetaraan nilai uang
Rp500,00 sampai Rp20.000,00. Peserta didik dapat mengidentifikasi
berat–ringan benda dengan menggunakan benda konkret,
mengurutkan benda dari berat ke ringan atau sebaliknya, mengenal
waktu berupa hari, tanggal dan bulan. Peserta didik dapat
mengidentifikasi benda-benda bangun datar, menggambar bangun
datar dengan mengikuti pola, mengilustrasikan gambar bangun datar
dengan gerakan. Peserta didik dapat mengurutkan, membandingkan
banyak-sedikit, dengan benda konkret maksimal 20 benda.
107
Fase B Berdasarkan Elemen
108
menghitung hasil pengurangan dua bilangan maksimal 50 dengan
benda konkret, menunjukkan uang rupiah Rp500,00 sampai
Rp50.000,00, menuliskan kesetaraan nilai uang Rp500,00 sampai
Rp50.000,00. Peserta didik dapat memahami pengukuran
menggunakan satuan baku dan satuan tidak baku, melakukan
pengukuran menggunakan satuan tidak baku dan satuan baku
panjang, mengenal satuan waktu jam dan menit. Peserta didik dapat
mengidentifikasi benda-benda jenis bangun ruang, mengidentifikasi
unsur-unsur bangun ruang kubus dan balok (titik sudut, garis, dan
bidang), mengelompokkan bangun ruang sesuai jenis dan sifatnya.
Peserta didik dapat mengumpulkan suatu kumpulan data
berdasarkan karakteristik tertentu, menuliskan suatu kumpulan
data, menyajikan data dalam bentuk tabel.
109
Elemen Capaian Pembelajaran
unsur bangun ruang kubus dan balok (titik sudut,
garis, dan bidang), mengelompokkan bangun ruang
sesuai jenis dan sifatnya.
Analisis Data dan Pada akhir Fase C, peserta didik dapat
Peluang mengumpulkan suatu kumpulan data berdasarkan
karakteristik tertentu (warna, bentuk, dan jenis
kelamin), menuliskan suatu kumpulan data,
menyajikan data dalam bentuk tabel.
4. Fase D (Usia Mental ± 9 Tahun dan Umumnya Kelas VII, VIII, dan IX)
Pada akhir fase D, peserta diidik dapat menunjukkan cara melakukan
penjumlahan, dan menghitung hasil penjumlahan dua angka,
menunjukkan cara melakukan pengurangan, dan menghitung hasil
penjumlahan dua bilangan sampai dengan 100 dengan benda
konkret. Melakukan operasi hitung perkalian dan pembagian sampai
20, mengenal bilangan pecahan sederhana, menuliskan bilangan
pecahan sederhana, menghitung hasil penjumlahan atau
pengurangan dua pecahan dengan penyebut sama, mengenal cara
penggunaan alat bantu hitung secara sederhana dalam kehidupan
sehari-hari, memahami operasi hitung (penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian) menggunakan alat bantu hitung secara
sederhana dalam kehidupan sehari-hari, menunjukkan pecahan
uang, menuliskan kesetaraan nilai uang Rp500,00 sampai
Rp100.000,00. Peserta didik dapat mengenal ukuran satuan berat,
melakukan pengukuran satuan berat, mengenal satuan volume,
menakar volume suatu benda menggunakan literan (takaran yang
isinya 1 liter). Peserta didik dapat menunjukkan cara menentukan
keliling segitiga, persegi, dan persegi panjang menggunakan benda
konkret, menghitung keliling segitiga, persegi, dan persegi panjang.
Peserta didik dapat mengidentifikasi dan membandingkan harga
barang dalam kehidupan sehari-hari.
110
Elemen Capaian Pembelajaran
dengan 100 dengan benda konkret,. Melakukan
operasi hitung perkalian sampai 20, melakukan
operasi hitung pembagian sampai 20, mengenal
bilangan pecahan sederhana menggunakan benda
konkret, menuliskan bilangan pecahan sederhana,
menghitung hasil penjumlahan dua pecahan dengan
penyebut sama, menghitung hasil pengurangan
pecahan dengan penyebut sama, mengenal cara
penggunaan alat bantu hitung secara sederhana
dalam kehidupan sehari-hari, memahami operasi
hitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian) menggunakan alat bantu hitung secara
sederhana dalam kehidupan sehari-hari,
menunjukkan pecahan uang Rp500,00 sampai
Rp100.000,00, menuliskan kesetaraan nilai uang
Rp500,00 sampai Rp100.000,00.
Aljabar -
Pengukuran Pada akhir Fase D, peserta didik dapat
menunjukkan ukuran satuan berat (gram dan kg)
dalam kehidupan sehari-hari, melakukan
pengukuran satuan berat (gram dan kg), mengenal
satuan volume (liter), menakar volume suatu benda
menggunakan alat takar literan.
Geometri Pada akhir Fase D, peserta didik dapat
menunjukkan cara menentukan keliling segitiga,
persegi, dan persegi panjang menggunakan benda
konkret (benang, tali, batang korek api, lidi dan
berbagai benda yang dapat digunakan sebagai satu
satuan panjang), menghitung keliling segitiga,
persegi, dan persegi panjang menggunakan benda
konkret yang dapat digunakan sebagai satu satuan
panjang.
111
menggunakan benda konkret menunjukkan satuan luas (cm2 dan
m2), menghitung luas bangun datar (persegi, persegi panjang dan
segitiga) dengan menggunakan satuan luas. Peserta didik dapat
mengidentifikasi daftar tabel dalam kaitannya dengan kegiatan
keterampilan vokasional, membuat daftar tabel kebutuhan uang
untuk belanja barang.
112
bangun ruang, menerapkan pemanfaatan bentuk bangun datar dan
pemanfaatan bangun ruang dalam kehidupan sehari-hari, satuan
waktu, membaca dan membuat tabel daftar harga/barang yang
berkaitan dengan proses jual beli.
113
V. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS BAHASA INGGRIS
114
recount, dan naratif. Terdapat empat tahap pada pengajaran bahasa
yang menggunakan pendekatan berbasis teks: tahap pertama
Building Knowledge of Field; guru dan peserta didik membangun
konteks budaya, berbagi pengalaman, membahas kosakata, pola-pola
kalimat, dan sebagainya. Pada tahap kedua, Modelling of Text; guru
menunjukkan teks model (lisan atau tulis) dari jenis teks yang sedang
dipelajari. Tahap ketiga, Joint Construction of Text; peserta didik
mencoba memproduksi teks secara berkelompok dan dengan bantuan
guru. Tahap keempat, Independent Construction; peserta didik diberi
kesempatan untuk menulis secara mandiri, dengan bimbingan
pendidik yang minimal, hanya kalau diperlukan.
115
yang sama dalam mempelajari bahasa Inggris; dan
6. menjadikan peserta didik dapat belajar lebih banyak tentang dunia
melalui bahasa Inggris.
C. Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Elemen Deskripsi
Menyimak Keterampilan seseorang menerima informasi,
memberikan apresiasi kepada lawan bicara, dan
memahami informasi, sehingga ia dapat
menyampaikan tanggapan secara relevan dan
kontekstual. Proses yang terjadi dalam menyimak
mencakup kegiatan seperti mendengarkan dan atau
mengamati bahasa isyarat dan atau gerak bibir,
mengidentifikasi, memahami, menginterpretasi
bunyi bahasa lalu menyimpulkan makna.
Keterampilan menyimak juga merupakan
116
Elemen Deskripsi
kemampuan komunikasi nonverbal yang mencakup
seberapa baik seseorang menangkap makna
(tersirat dan tersurat) pada sebuah paparan lisan
dan memahami ide pokok dan pendukung pada
konten informasi maupun konteks yang melatari
paparan tersebut (Petri, 2017).
Berbicara Keterampilan untuk menyampaikan
gagasan,pikiran, serta perasaan secara lisan dan
atau isyarat dalam interaksi sosial.
Membaca Keterampilan seseorang untuk memahami,
menggunakan, dan merefleksi teks sesuai tujuan
dan kepentingannya, untuk mengembangkan
pengetahuan dan potensinya agar ia dapat
berpartisipasi dengan masyarakat (OECD,2000).
Memirsa Keterampilan seseorang untuk memahami,
menggunakan, dan merefleksi teks visual sesuai
tujuan dan kepentingannya.
Menulis Keterampilan seseorang untuk menyampaikan,
menggomunikasikan gagasan, mengekspresikan
kreativitas dan mencipta dalam beragam genre teks
tertulis, dengan cara yang efektif dan dapat
dipahami serta diminati oleh pembaca.
Mempresentasikan Keterampilan untuk memaparkan gagasan secara
fasih,akurat, dapat dipertanggung jawabkan,
dengan cara yang komunikatif melalui beragam
media (visual,digital, dan audiovisual) dan dapat
dipahami oleh pendengar. Penyampaian dalam
berbicara dan mempresentasikan perlu disusun dan
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan atau
karakteristik penyimak.
117
Elemen Capaian Pembelajaran
dan kelas seperti berkenalan,
memberikan informasi diri,
mengucapkan salam dan selamat
tinggal.
By the end of Phase A students use basic
English to interact in social and
classroom situations such as introducing
themselves, sharing personal
information, greeting and bidding
farewell.
Membaca-Memirsa Belum menjadi fokus pembelajaran
Reading-Viewing pada fase ini
Menulis-Mempresentasikan Belum menjadi fokus pembelajaran
Writing-Presenting pada fase ini.
2. Fase B (Usia Mental ± 8 Tahun dan Umumnya Kelas III dan IV)
Pada Fase B, peserta didik memahami bahwa bahasa Inggris lisan
dapat membantu mereka berinteraksi dengan orang lain dalam
situasi sosial sehari-hari dan konteks kelas. Di dalam
mengembangkan keterampilan menyimak dan berbicara, peserta
didik mengikuti/merespons instruksi atau pertanyaan sederhana
dalam bahasa Inggris dan membagikan informasi dengan
kosakata sederhana. Pada fase ini, peserta didik menggunakan
alat bantu visual dan/atau auditif untuk membantu mereka
berkomunikasi secara verbal dan nonverbal. (teknik disesuaikan
dengan ketunaan masing-masing). Peserta didik memahami
bahwa kegiatan membaca merupakan kegiatan individu maupun
berkelompok yang bisa dilakukan untuk memberikan kesenangan
(reading for pleasure). Mereka memahami bahwa gambar yang
terdapat dalam buku yang dibacakan oleh guru atau gambar yang
peserta didik amati memiliki arti. Mereka merespons secara lisan,
visual, dan/atau komunikasi nonverbal terhadap teks sederhana
yang dibacakan atau gambar yang dilihatnya.
118
sentences.
Membaca-Memirsa Pada akhir fase B, peserta didik
Reading-Viewing merespons secara lisan terhadap teks
pendek sederhana dan familier,
berbentuk teks tulis yang dibacakan
oleh guru.
By the end of Phase B, students respond
orally to short, simple, familiar texts in
the form of print texts read by teachers.
Menulis-Mempresentasikan Belum menjadi fokus pembelajaran
Writing-Presenting pada fase ini.
119
texts or picture to help them
communicate.
Membaca-Memirsa Pada akhir fase C, Peserta didik
Reading-Viewing menunjukkan pemahaman teks yang
dibacakan atau gambar/ilustrasi yang
diperlihatkan padanya, menggunakan
komunikasi non-verbal.
By the end of Phase C, students show
understanding of texts being read to or
pictures/illustration being shown, using
verbal or non-verbal communication.
Menulis-Mempresentasikan Belum menjadi fokus pembelajaran
Writing-Presenting pada fase ini.
4. Fase D (Usia Mental ± 9 Tahun dan Umumnya Kelas VII dan IX)
Pada Fase D, peserta didik memahami dan merespons teks
bahasa Inggris sederhana secara lisan, tulisan, dan visual. Mereka
memahami hubungan bunyi-huruf pada kosakata dalam bahasa
Inggris sederhana untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan
orang lain dalam situasi sosial sehari-hari dan konteks kelas.
Peserta didik menggunakan bahasa Inggris sederhana untuk
memahami dan memproduksi teks tulisan dan visual dengan
bantuan contoh dan media audio-visual.
120
Elemen Capaian Pembelajaran
sederhana.
By the end of phase D, students use
English to interact in an expanding
formulaic language range of predictable
social and classroom situations. They
use formulaic language to participate in
classroom routines and learning
activities such as expressing
feelings,expressing needs, requesting
help, asking simple questions,
requesting clarification and seeking
permission. They use some strategies to
identify key information in most contexts
such as asking a speaker to repeat or to
speak slowly, or asking what a word
means. They follow a series of simple
instructions related to
classroomprocedures and learning
activities.
Membaca-Memirsa Pada akhir fase D, peserta didik
Reading-Viewing memahami kata-kata yang sering
digunakan sehari-hari dan memahami
kata-kata baru dengan bantuan
gambar/ilustrasi dan atau media
audio-visual. Peserta didik membaca
dan memberikan respons terhadap
teks pendek, sederhana, dan familier
dalam bentuk tulisan atau digital,
termasuk teks visual, multimodal, atau
interaktif. Peserta didik menemukan
informasi pada sebuah kalimat dan
menjelaskan topik sebuah teks yang
dibaca atau diamatinya.
By the end of phase D, students
understand familiar and new
vocabulary with support from visual
cues or context clues. They read and
respond to a wide range of short,
simple, familiar texts in the form of print
or digital texts, including visual,
multimodal or interactive texts. They
find basic information in a sentence and
explain a topic in a text read or viewed.
Menulis-Mempresentasikan Pada akhir fase D, peserta didik
Writing-Presenting mengomunikasikan ide dan
pengalamannya seperti menyampaikan
perasaan, menyampaikan kebutuhan,
dan meminta pertolongan, meminta
klarifikasi dan meminta izin, meminta
pembicara untuk mengulangi berbicara
dengan lebih pelan, atau bertanya arti
sebuah kata melalui bantuan guru,
gambar dan atau media audio-visual.
Peserta didik menulis teks bahasa
Inggris dengan kaidah yang
disesuaikan dengan konteks dan
tujuannya serta menggunakan tanda
baca dan penggunaan huruf kapital.
Dalam menulis, peserta didik
121
Elemen Capaian Pembelajaran
menggunakan kosakata yang berkaitan
dengan lingkungan kelas dan rumah
serta menggunakan beberapa strategi
dasar, seperti menyalin kata atau frasa
dari buku atau daftar kata,
menggunakan gambar dan atau media
audio-visual.
By the end of phase D, students
communicate their ideas and
experiencethrough drawings, copied
writing and their own basic writing,
showing evidence of a developing
understanding
of the writing process. They
demonstrate an early awareness that
written texts in English are presented
through conventions, which change
according to context and purpose. With
teachers’ support, they produce simple
descriptions, recounts and procedures
using formulaic language and modeled
examples at word and simple sentence
level.
They show awareness of the need for
basic punctuation and
capitalization.They demonstrate
knowledge of some
English letter-sound relationships and
the spelling of high-frequency words. In
their writing, they use vocabulary
related to their class and home
environments, and use basic strategies,
such as copying words or phrases from
books or word lists, using images and
asking how to write a word.
122
Elemen Capaian Pembelajaran
digunakan sehari-hari. Peserta didik
dapat menggunakan bahasa yang
tersusun dalam kegiatan belajar seperti
membuat pertanyaan sederhana.
Peserta didik mengidentifikasi teks
deskripsi sederhana.
By the end of phase E, students use
English to interact in expanding
language range of predictable social and
classroom situations. They use formulaic
language to participate in learning
activities such as asking simple
questions. Students identify simple
descriptive text.
Membaca-Memirsa Pada akhir fase E, peserta didik
Reading-Viewing memahami kata-kata yang sering
digunakan sehari-hari dan memahami
kata-kata baru dengan bantuan
gambar/ilustrasi serta kalimat dalam
konteks yang dipahami peserta didik.
Peserta didik memahami kosakata
akrab dan baru dengan dukungan dari
isyarat visual atau petunjuk konteks.
Mereka membaca dan menanggapi teks
deskripsi sederhana dan familier dalam
bentuk teks cetak atau digital,
termasuk teks visual, multimodal atau
interaktif. Mereka menemukan
informasi dasar dalam sebuah kalimat
dan menjelaskan topik dalam teks yang
dibaca atau dilihat.
At the end of phase E, students
understand words that are often used
daily and understand new words with
the help of pictures/illustrations and
sentences in the context that students
understand. Learners understand
familiar and new vocabulary with the
support of visual cues or context clues.
They read and respond to simple,
familiar descriptive texts in printed or
digital form, including visual, multimodal
or interactive text. They find basic
information in a sentence and explain
the topic in the text they read or viewed.
Menulis-Mempresentasikan Pada akhir fase E, peserta didik
Writing-Presenting mengomunikasikan ide dan
pengalamannya melalui tulisan
sederhana dengan kalimatnya sendiri
serta menunjukkan perkembangan
pemahaman terhadap proses menulis.
Peserta didik dapat menuliskan teks
deskripsi sederhana dalam bahasa
Inggris yang ditulis dengan kaidah
(konvensi) sesuai dengan konteks dan
tujuannya.
By the end of phase E, students
communicate their ideas and experience
123
Elemen Capaian Pembelajaran
through their own basic writing, showing
evidence of a developing understanding
of the writing process. They demonstrate
an early awareness that written simple
descriptive text in English are presented
through conventions, which change
according to context and purpose
124
Elemen Capaian Pembelajaran
important information in 2 simple texts
(procedures and narratives). Text can be
printed or digital including visual,
multimodal or interactive text. Students
use and respond to speaker questions or
ask the meaning of a word. They follow a
series of simple instructions relating to
classroom procedures and learning
activities.
Membaca-Memirsa Pada akhir fase F, peserta didik
Reading-Viewing membaca dan memberikan respons
terhadap beragam teks sederhana
(prosedur dan narasi), dalam bentuk
tulisan atau digital, termasuk teks
visual, multimodal, atau interaktif.
Mereka menemukan informasi pada
sebuah kalimat dan menjelaskan topik
sebuah teks yang dibaca atau
diamatinya.
By the end of phase F students read and
respond to a variety of simple texts
(procedures and narratives), in written or
digital form, including visual, multimodal
or interactive text. They find information
in a sentence and explain the topic of a
text that they read or observe.
Menulis-Mempresentasikan Pada akhir fase F, dengan bantuan
Writing-Presenting guru, peserta didik menghasilkan teks
prosedur dan narasi sederhana
menggunakan tata bahasa dan kalimat
sederhana. Mereka menunjukkan
kesadaran atas pentingnya tanda baca
dasar dan penggunaan huruf kapital.
Mereka menunjukkan pemahaman
terhadap beberapa hubungan bunyi-
huruf dalam bahasa Inggris dan ejaan
dari kata-kata yang umum digunakan.
Dalam menulis mereka menggunakan
kosakata yang berkaitan dengan
lingkungan kelas dan rumah. Mereka
juga menggunakan beberapa strategi
dasar, seperti menyalin kata atau frasa
dari buku atau daftar kata,
menggunakan gambar dan bertanya
bagaimana cara menuliskan sebuah
kata. Peserta didik mengomunikasikan
ide, pengalaman melalui dua jenis teks
(prosedur dan narasi) sederhana.
By the end of phase F, with teachers’
support, they produce simple
descriptions, recounts and procedures
using formulaic language and modelled
examples at word and simple sentence
level. They show awareness of the need
for basic punctuation and capitalization.
They demonstrate knowledge of some
English letter-sound relationships and
the spelling of high-frequency words. In
125
Elemen Capaian Pembelajaran
their writing, they use vocabulary related
to their class and home environments,
and use basic strategies, such as copying
words or phrases from books or word
lists, using images and asking how to
write a word.
126
VI. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS ILMU PENGETAHUAN
ALAM DAN SOSIAL (IPAS) SD
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial yang disingkat dengan IPAS adalah
ilmu pengetahuan yang mengaji tentang makhluk hidup dan benda tak
hidup di alam semesta serta mengaji kehidupan manusia sebagai
individu sekaligus sebagai makhluk sosial yang berinteraksi dengan
lingkungannya.
Sebagai negara yang kaya akan budaya dan kearifan lokal, melalui
IPAS diharapkan peserta didik menggali kekayaan kearifan lokal yang
berkaitan dengan IPAS termasuk penggunaannya dalam memecahkan
masalah. Pendidikan IPAS memiliki peran dalam mewujudkan Profil
Pelajar Pancasila sebagai gambaran ideal profil peserta didik Indonesia.
Prinsip-prinsip dasar metodologi ilmiah dalam pembelajaran IPAS akan
melatih sikap ilmiah (keingintahuan yang tinggi, kemampuan berpikir
kritis, analitis, dan kemampuan mengambil kesimpulan yang tepat)
yang melahirkan kebijaksanaan dalam diri peserta didik.
127
perlu dipadukan menjadi satu kesatuan yang kemudian kita sebut
dengan istilah IPAS.
128
pergeseran di masa kini ataupun masa depan. Ilmu pengetahuan
bersifat dinamis dan merupakan sebuah upaya terus menerus yang
dilakukan oleh manusia untuk mengungkap kebenaran dan
memanfaatkannya untuk kehidupan (Sammel, 2014).
Elemen Deskripsi
Pemahaman IPAS Ilmu pengetahuan mengambil peran penting dalam
(sains dan sosial) mengembangkan teori-teori yang membantu kita
memahami bagaimana dunia bekerja. Lebih jauh
lagi, ilmu pengetahuan telah membantu kita
mengembangkan teknologi dan sistem tata kelola
yang mendukung terciptanya kehidupan yang lebih
baik. Dengan menguasai ilmu pengetahuan kita
dapat melakukan banyak hal untuk menyelesaikan
permasalahan atau menghadapi tantangan yang
ada.
Pemahaman IPAS yang dimiliki merupakan bukti
seseorang memilih dan mengintegrasikan
pengetahuan ilmiah yang tepat untuk menjelaskan
serta memprediksi suatu fenomena atau fakta dan
menerapkan pengetahuan tersebut dalam situasi
yang berbeda. Pengetahuan ilmiah ini berkaitan
dengan fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan
model yang telah ditetapkan oleh para ilmuwan.
Keterampilan proses Keterampilan proses adalah sebuah proses
intensional dalam melakukan diagnosa terhadap
situasi, memformulasikan permasalahan,
mengkritisi suatu eksperimen dan menemukan
perbedaan dari alternatif-alternatif yang ada,
mencari opini yang dibangun berdasarkan informasi
yang kurang lengkap, merancang investigasi,
menemukan informasi, menciptakan model,
mendebat rekan sejawat menggunakan fakta serta
membentuk argumen yang koheren (Linn, Davis, &
Bell 2004). Inkuiri sangat direkomendasikan sebagai
129
Elemen Deskripsi
bentuk pendekatan dalam pengajaran karena hal ini
terbukti membuat peserta didik lebih terlibat dalam
pembelajaran (Anderson, 2002). Keterampilan proses
tidak selalu merupakan urutan langkah, melainkan
suatu siklus yang dinamis yang dapat disesuaikan
berdasarkan perkembangan dan kemampuan
peserta didik.
Di dalam pengajaran IPAS, terdapat dua pendekatan
pedagogis: pendekatan deduktif dan induktif
(Constantinou et.al, 2018). Peran guru dalam
pendekatan deduktif adalah menyajikan suatu
konsep berikut logika terkait dan memberikan
contoh penerapan. Pendekatan ini, peserta didik
diposisikan sebagai pembelajar yang pasif (hanya
menerima materi). Sebaliknya, dalam pendekatan
induktif, peserta didik diberikan kesempatan yang
lebih leluasa untuk melakukan observasi,
melakukan eksperimen dan dibimbing oleh guru
untuk membangun konsep berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki (Rocard, et.al., 2007).
Pembelajaran berbasis inkuiri memiliki peran
penting dalam pendidikan sains (e.g. Blumenfeld et
al., 1991; Linn, Pea, & Songer, 1994; National
Research Council, 1996; Rocard et al., 2007). Hal ini
didasarkan pada pengakuan bahwa sains secara
esensial didorong oleh pertanyaan, proses yang
terbuka, kerangka berpikir yang dapat
dipertanggungjawabkan, dapat diprediksi. Oleh
karena itu, peserta didik perlu mendapatkan
pengalaman personal dalam menerapkan inkuiri
saintifik agar aspek fundamental IPAS ini dapat
membudaya dalam dirinya (Linn, Songer, & Eylon,
1996; NRC, 1996).
Menurut Ash (2000) dan diadopsi dari Murdoch
(2015), sekurang-kurangnya ada enam keterampilan
inkuiri yang perlu dimiliki peserta didik, yaitu
keterampilan berikut.
1. Mengamati
Melakukan pengamatan terhadap sebuah fenomena
dan peristiwa merupakan awal dari proses inkuiri
yang akan terus berlanjut ke tahapan-tahapan
berikutnya. Pada saat melakukan pengamatan,
peserta didik memperhatikan fenomena dan
peristiwa dengan saksama, mencatat, serta
membandingkan informasi yang dikumpulkan
untuk melihat persamaan dan perbedaannya.
Pengamatan dapat dilakukan langsung atau
menggunakan instrumen lain seperti kuisioner
danwawancara.
2. Mempertanyakan dan Memprediksi
Peserta didik didorong untuk menyusun pertanyaan
tentang hal-hal yang ingin diketahui pada saat
melakukan pengamatan. Pada tahap ini, peserta
didik juga menghubungkan pengetahuan yang
dimiliki dengan pengetahuan baru yang akan
dipelajari sehingga dapat memprediksi apa yang
akan terjadi dengan hukum sebab akibat.
3. Merencanakan dan Melakukan Penyelidikan
Setelah mempertanyakan dan membuat prediksi
berdasarkan pengetahuan dan informasi yang
130
Elemen Deskripsi
dimiliki, peserta didik membuat rencana dan
menyusun langkah-langkah operasional
berdasarkan referensi yang benar. Peserta didik
dapat menjawab pertanyaan dan membuktikan
prediksi dengan melakukan penyelidikan. Tahapan
ini juga mencakup identifikasi dan inventarisasi
faktor- faktor operasional baik internal maupun
eksternal di lapangan yang mendukung dan
menghambat kegiatan. Berdasarkan perencanaan
tersebut, peserta didik mengambil data dan
melakukan serangkaian tindakan yang dapat
digunakan untuk mendapatkan temuan-temuan.
Memproses serta Menganalisis Data dan Informasi
Peserta didik memilih dan mengorganisasikan
informasi yang diperoleh. Ia menafsirkan informasi
yang didapatkan dengan jujur dan bertanggung
jawab. Selanjutnya, menganalisis menggunakan alat
dan metode yang tepat, menilai relevansi informasi
yang ditemukan dengan mencantumkan referensi
rujukan, serta menyimpulkan hasil penyelidikan.
5. Mengevaluasi dan Refleksi
Pada tahapan ini, peserta didik menilai apakah
kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang
direncanakan atau tidak. Pada akhir siklus ini,
peserta didik juga meninjau kembali proses belajar
yang dijalani dan hal-hal yang perlu dipertahankan
dan/atau diperbaiki pada masa yang akan datang.
Peserta didik melakukan refleksi tentang bagaimana
pengetahuan baru yang dimilikinya dapat
bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan sekitar dalam perspektif global untuk
masa depan berkelanjutan.
6. Mengomunikasikan Hasil
Peserta didik melaporkan hasil secara terstruktur
melalui lisan atau tulisan, menggunakan bagan,
diagram maupun ilustrasi, serta dikreasikan ke
dalam media digital dan non-digital untuk
mendukung penjelasan. Peserta didik lalu
mengomunikasikan hasil temuannya dengan
memublikasikan hasil laporan dalam berbagai
media, baik digital dan atau nondigital. Pelaporan
dapat dilakukan berkolaborasi dengan berbagai
pihak.
131
memproses, menganalisis data dan informasi, mengevaluasi dan
refleksi serta mengomunikasikan proses inkuiri yang dilalui sesuai
dengan tahap perkembangannya. Peserta didik menunjukkan perilaku
yang mencerminkan keberpihakannya terhadap objektivitas suatu hal.
132
Elemen Capaian Pembelajaran
Mempertanyakan dan memprediksi
Peserta didik menyusun dan menjawab pertanyaan
tentang hal-hal yang ingin diketahui saat
melakukan pengamatan. Peserta didik membuat
prediksi mengenai objek dan peristiwa di lingkungan
sekitar.
Merencanakan dan melakukan penyelidikan
Dengan panduan, peserta didik berpartisipasi dalam
penyelidikan untuk mengeksplorasi dan menjawab
pertanyaan. Melakukan pengukuran dengan alat
sederhana yang ada di sekitarnya untuk
mendapatkan data.
Memproses, menganalisis data dan informasi
Peserta didik menggunakan berbagai metode untuk
mengorganisasikan informasi, termasuk gambar,
tabel. Peserta didik mendiskusikan dan
membandingkan antara hasil pengamatan dengan
prediksi.
Mengevaluasi dan refleksi
Dengan panduan, peserta didik membandingkan
hasil pengamatan yang berbeda dengan mengacu
pada teori.
Mengomunikasikan hasil
Peserta didik mengomunikasikan hasil penyelidikan
secara verbal dan tertulis dengan format sederhana.
2. Fase B (Usia Mental ± 8 Tahun dan Umumnya Kelas III dan IV)
Di akhir fase B, peserta didik terbiasa melakukan proses inkuiri, yaitu
mengidentifikasi dan mengajukan pertanyaan tentang apa yang ada
pada dirinya maupun kondisi di lingkungan rumah dan sekolah serta
mengidentifikasi permasalahan sederhana yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
133
hasil pengamatannya untuk mengetahui bagian tubuh dan
pertumbuhan hewan dan tumbuhan. Peserta didik mengidentifikasi
benda-benda yang ada di lingkungan sekitar. Peserta didik mampu
mengenali orang-lain yang memiliki hubungan keluarga maupun yang
tidak memiliki hubungan keluarga melalui dokumen diri dan keluarga.
Peserta didik mampu mengidentifikasi dan membuat silsilah keluarga
inti. Peserta didik mengenal uang dan kegunaannya secara sederhana.
Peserta didik mendeskripsikan dengan nyaman tentang kegiatan
keluarganya di rumah dan bagaimana mereka bekerja sama dan
berbagi tugas. Peserta didik mengenal konsep rumah sehat dan
lingkungan sehat sebagai cara sederhana menanggulangi bencana
melalui pengamatan dan bertanya. Peserta didik mengidentifikasi
bentuk kerja sama yang terjadi di lingkungan rumah.
134
Elemen Capaian Pembelajaran
Memproses, menganalisis data dan informasi
Peserta didik menggunakan berbagai metode untuk
mengorganisasikan informasi, termasuk gambar,dan
tabel. Peserta didik mendiskusikan dan
membandingkan antara hasil pengamatan dengan
prediksi.
Mengevaluasi dan refleksi
Dengan panduan, peserta didik membandingkan
hasil pengamatan yang berbeda dengan mengacu
pada teori.
Mengomunikasikan hasil
Peserta didik mengomunikasikan hasil penyelidikan
secara verbal dan tertulis dengan format sederhana.
Peserta didik mengenal ciri-ciri benda cair, padat dan gas melalui
pengamatan dan eksplorasi. Mereka menggunakan hasil
pengamatannya untuk membuat simulasi menggunakan alat
sederhana tentang perubahan wujud zat (mencair dan membeku).
Peserta didik mulai mengenal berbagai musim di Indonesia melalui
pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik
mengidentifikasi tempat hidup makhluk hidup (hewan dan tumbuhan).
Mereka menggunakan hasil identifikasi tersebut untuk
mengklasifikasikan ke dalam kelompok makhluk hidup (hewan dan
tumbuhan) yang menguntungkan dan merugikan. Peserta didik
135
mengidentifikasi sumber energi yang ada di lingkungan sekitarnya
melalui pengamatan dan proses diskusi. Peserta didik mengidentifikasi
peran setiap anggota keluarga dan peristiwa penting dalam keluarga
melalui pengamatan dan bertanya. Peserta didik mulai mengenal
keragaman masyarakat, tokoh, peninggalan dan peristiwa sejarah yang
meliputi agama, suku, bangsa, bahasa, sosial dan ekonomi melalui
pengamatan dan eksplorasi.
136
prediksi dan memberikan alasan yang bersifat
ilmiah.
Mengevaluasi dan refleksi
Mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan
dengan teori yang ada. Menunjukkan kelebihan dan
kekurangan proses penyelidikan.
Mengomunikasikan hasil
Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara verbal
dan tertulis dalam berbagai format.
137
VII. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS ILMU PENGETAHUAN
ALAM (IPA) SMP
138
Prinsip-prinsip dasar metodologi ilmiah dalam pembelajaran IPA akan
melatih sikap ilmiah (rasa keingintahuan yang tinggi, kemampuan
berpikir kritis, analitis, dan kemampuan mengambil kesimpulan yang
tepat) yang melahirkan kebijaksanaan dalam diri peserta didik. Fokus
utama yang ingin dicapai dari pembelajaran IPA di Satuan Pendidikan
SMPLB dan SMALB bukanlah pada berapa banyak konten materi
yang dapat diserap oleh peserta didik, tapi pada kompeten peserta
didik dalam mengamati, membuat pertanyaan, mengusulkan
hipotesis (dugaan sementara), merancang dan mengadakan
penelitian, mengolah data/informasi hingga menarik kesimpulan.
Sehingga kompetensi ini dapat diterapkan untuk sebagian besar
materi peserta didik.
139
didik untuk menjadi anggota suatu kelompok masyarakat dan
bangsa serta mengerti arti menjadi anggota masyarakat bangsa
dan dunia, sehingga dia dapat berkontribusi dalam menyelesaikan
permasalahan yang berkaitan dengan dirinya dan lingkungan di
sekitarnya.
6. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep di
dalam IPAS serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Elemen Deskripsi
Pemahaman IPAS Peserta didik tingkat SMPLB dan SMALB diharapkan
140
Elemen Deskripsi
(sains dan sosial) memiliki kompetensi berpikir ilmiah dan memiliki
pemahaman IPA yang utuh. Dalam IPA, kemampuan
berpikir juga tidak akan banyak berguna bagi
pengembangan ilmu pengetahuan jika seseorang
tidak memiliki pemahaman terhadap bidang
keilmuan tertentu. Dalam mencapai kompetensi itu,
peserta didik diharapkan memiliki pengetahuan dan
pemahaman konsep IPA yang sesuai dengan
cakupan setiap konten dan perkembangan usia.
Pemahaman atas cakupan konten yang akan
dibangun dalam diri peserta didik haruslah saling
terkait satu sama lain. Peserta didik diharapkan
memahami IPA tidak secara parsial dan hanya
untuk cakupan konten tertentu, melainkan
menyeluruh, meliputi hubungan antar konsep,
hubungan kausalitas (sebab-akibat) serta tingkat
hierarkis suatu konsep sederhana.
Keterampilan Hasil utama dari proses pembelajaran IPA di tingkat
proses SMPLB dan SMALB adalah menumbuhkan
kompetensi peserta didik menerapkan proses
berpikir dan bersikap ilmiah dalam konteks
kehidupan sehari-hari. Untuk itu keterampilan
peserta didik dalam melakukan sebuah penelitian
ilmiah sederhana, membuat suatu produk ataupun
melakukan suatu aksi, harus senantiasa
ditumbuhkembangkan dalam pendampingan.
Keterampilan proses adalah sebuah proses
intensional dalam melakukan diagnosa terhadap
situasi, memformulasikan permasalahan,
mengkritisi suatu eksperimen dan menemukan
perbedaan dari alternatif-alternatif yang ada,
mencari opini yang dibangun berdasarkan informasi
yang kurang lengkap, merancang investigasi,
menemukan informasi, menciptakan model,
mendebat rekan sejawat menggunakan fakta serta
membentuk argumen yang koheren (Linn, Davis, &
Bell 2004). Inkuiri sangat direkomendasikan sebagai
bentuk pendekatan dalam pengajaran karena hal ini
terbukti membuat siswa lebih terlibat dalam
pembelajaran (Anderson, 2002).
Di dalam pengajaran IPAS, terdapat dua pendekatan
pedagogis: pendekatan deduktif dan induktif
(Constantinou et.al, 2018). Peran guru dalam
pendekatan deduktif adalah menyajikan suatu
konsep berikut logika terkait dan memberikan
contoh penerapan. Dalam pendekatan ini, siswa
diposisikan sebagai pembelajar yang pasif (hanya
menerima materi). Sebaliknya, dalam pendekatan
induktif, siswa diberikan kesempatan yang lebih
leluasa untuk melakukan observasi, melakukan
eksperimen dan dibimbing oleh guru untuk
membangun konsep berdasarkan pengetahuan yang
dimiliki (Rocard, et.al., 2007).
Pembelajaran berbasis inkuiri memiliki peran
penting dalam pendidikan sains (e.g. Blumenfeld et
al., 1991; Linn, Pea, & Songer, 1994; National
Research Council, 1996; Rocard et al., 2007). Hal ini
didasarkan pada pengakuan bahwa sains secara
esensial didorong oleh pertanyaan, proses yang
terbuka, kerangka berpikir yang dapat
141
Elemen Deskripsi
dipertanggungjawabkan, dapat diprediksi. Oleh
karenanya siswa perlu mendapatkan pengalaman
personal dalam menerapkan inkuiri saintifik agar
aspek fundamental IPAS ini dapat membudaya
dalam dirinya (Linn, Songer, & Eylon, 1996; NRC,
1996).
Menurut Ash (2000) dan diadopsi dari Murdoch
(2015), sekurang-kurangnya ada enam keterampilan
inkuiri yang perlu dimiliki peserta didik, yaitu
seperti berikut.
1. Mengamati
Melakukan pengamatan terhadap sebuah fenomena
dan peristiwa merupakan awal dari proses inkuiri
yang akan terus berlanjut ke tahapan-tahapan
berikutnya. Pada saat melakukan pengamatan,
peserta didik memperhatikan fenomena dan
peristiwa dengan saksama, mencatat, serta
membandingkan informasi yang dikumpulkan untuk
melihat persamaan dan perbedaannya. Pengamatan
bisa dilakukan langsung atau menggunakan
instrumen lain seperti kuisioner dan wawancara.
2. Mempertanyakan dan Memprediksi
Peserta didik didorong untuk menyusun pertanyaan
tentang hal-hal yang ingin diketahui pada saat
melakukan pengamatan. Pada tahap ini peserta
didik juga menghubungkan pengetahuan yang
dimiliki dengan pengetahuan baru yang akan
dipelajari sehingga bisa memprediksi apa yang akan
terjadi dengan hukum sebab akibat.
3. Merencanakan dan Melakukan Penyelidikan
Setelah mempertanyakan dan membuat prediksi
berdasarkan pengetahuan dan informasi yang
dimiliki, peserta didik membuat rencana dan
menyusun langkah-langkah operasional
berdasarkan referensi yang benar. Peserta didik
dapat menjawab pertanyaan dan membuktikan
prediksi dengan melakukan penyelidikan. Tahapan
ini juga mencakup identifikasi dan inventarisasi
faktor-faktor operasional baik internal maupun
eksternal di lapangan yang mendukung dan
menghambat kegiatan. Berdasarkan perencanaan
tersebut, peserta didik mengambil data dan
melakukan serangkaian tindakan yang dapat
digunakan untuk mendapatkan temuan-temuan.
Memproses serta Menganalisis Data dan Informasi
Peserta didik memilih dan mengorganisasikan
informasi yang diperoleh. Ia menafsirkan informasi
yang didapatkan dengan jujur dan bertanggung
jawab. Selanjutnya, menganalisis menggunakan alat
dan metode yang tepat, menilai relevansi informasi
yang ditemukan dengan mencantumkan referensi
rujukan, serta menyimpulkan hasil penyelidikan.
5. Mengevaluasi dan Refleksi
Pada tahapan ini, peserta didik menilai apakah
kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang
direncanakan atau tidak. Pada akhir siklus ini,
peserta didik juga meninjau kembali proses belajar
yang dijalani dan hal-hal yang perlu dipertahankan
dan/atau diperbaiki pada masa yang akan datang.
Peserta didik melakukan refleksi tentang bagaimana
142
Elemen Deskripsi
pengetahuan baru yang dimilikinya dapat
bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan sekitar dalam perspektif global untuk
masa depan berkelanjutan.
6. Mengomunikasikan Hasil
Peserta didik melaporkan hasil secara terstruktur
melalui lisan atau tulisan, menggunakan bagan,
diagram maupun ilustrasi, serta dikreasikan ke
dalam media digital dan non-digital untuk
mendukung penjelasan. Peserta didik lalu
mengomunikasikan hasil temuannya dengan
mempublikasikan hasil laporan dalam berbagai
media, baik digital dan atau non digital. Pelaporan
dapat dilakukan berkolaborasi dengan berbagai
pihak.
Keterampilan proses tidak selalu merupakan urutan
langkah, melainkan suatu siklus yang dinamis yang
dapat disesuaikan berdasarkan perkembangan dan
kemampuan peserta didik.
1. Fase D (Usia Mental ± 9 Tahun dan Umumnya Kelas VII, VIII, dan
IX)
Di akhir fase D, peserta didik diharapkan dapat melakukan proses
inkuiri, yaitu mengamati, mengidentifikasi dan mengajukan
pertanyaan tentang permasalahan yang dialami dalam kehidupan
sehari-hari. Selanjutnya, peserta didik melakukan investigasi,
menyimpulkan, mengomunikasikan, merefleksikan,
mengaplikasikan dan melakukan tindak lanjut atas proses inkuiri
yang sudah dilakukan.
143
memelihara tumbuhan, mengidentifikasi panca indra dan
fungsinya.
144
atau di dalam kelas dan bisa mempraktikkan dalam kehidupan
sehari-hari.
145
Elemen Capaian Pembelajaran
menggunakan suatu model, membuat jastifikasi,
menemukan pola, mencari keterkaitan antara fakta
dan teori untuk membantunya membuat
kesimpulan.
Mengomunikasikan hasil
Peserta didik dapat menyampaikan pendapat,
berbagi, melakukan debat, menyanggah,
mempresentasikan pemikirannya di setiap tahapan.
Pada tahapan ini peserta didik juga melakukan
refleksi, mengevaluasi, membandingkan dengan
konsep yang ada, menguji pemikirannya,
merasionalkan pendapatnya sehingga peserta didik
mendapatkan pemahaman yang lebih utuh terhadap
proses inkuiri yang dijalani.
Peserta didik tingkat SMPLB dan SMALB, secara lahiriah dan usia
kalender sama dengan peserta didik lainnya. Namun dalam tingkat
pemahaman, penalaran, serta keterampilannya berada dalam
rentang yang berbeda secara signifikan.
146
tanggung jawab, santun, mandiri, kreatif, penuh kepedulian, dan
rasa cinta tanah air dalam kebhinekaan global.
147
Elemen Capaian Pembelajaran
Mengevaluasi dan Refleksi
Peserta didik mengevaluasi kesimpulan melalui
perbandingan dengan teori yang ada. Menunjukkan
kelebihan dan kekurangan proses penyelidikan dan
efeknya pada data. Menunjukkan permasa-lahan
pada metodologi dan mengusulkan saran per-baikan
untuk proses penyelidikan selanjutnya.
Mengomunikasikan Hasil
Peserta didik mengomunikasikan hasil penyelidikan
secara utuh termasuk di dalamnya pertimbangan
keamanan, lingkungan, dan etika yang ditunjang
dengan argumen, bahasa serta konvensi sains yang
sesuai konteks penyelidikan.
Menunjukkan pola berpikir sistematis sesuai format
yang ditentukan.
3. Fase F (Usia Mental ± 10 Tahun dan Umumnya Kelas XI dan XII)
Pada akhir Fase F, peserta didik tingkat SMALB diharapkan
memiliki kemampuan untuk memahami dan mempresentasikan
pengetahuan faktual tentang makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah,
dan tempat bermain.
148
Fase F Berdasarkan Elemen
149
efeknya pada data. Menunjukkan permasalahan
pada metodologi dan mengusulkan saran perbaikan
untuk proses penyelidikan selanjutnya.
6. Mengomunikasikan Hasil
Peserta didik mengomunikasikan hasil penyelidikan
secara utuh termasuk di dalamnya pertimbangan
keamanan, lingkungan, dan etika yang ditunjang
dengan argumen, bahasa serta konvensi sains yang
sesuai konteks penyelidikan. Menunjukkan pola
berpikir sistematis sesuai format yang ditentukan.
150
VIII. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL
151
perkembangan dunia yang sekarang telah mengalami perubahan-
perubahan yang sangat cepat di segala bidang. Oleh karena itu,
peserta didik perlu dibekali dengan rasa kesadaran bahwa kita
berhadapan dengan kehidupan yang penuh tantangan yang harus
didorong oleh kepekaan terhadap dirinya dan kehidupan sosial.
Pengenalan tentang masyarakat dan kehidupan sosial bagi peserta
didik harus lebih bermakna, maka informasi yang diperoleh harus
disistematisasikan. Dengan pendekatan pembelajaran inkuiri yang
berpusat pada peserta didik. Pelajaran IPS menjadi sarana untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan terkait dinamika
kehidupan masyarakat dengan lingkungannya.
152
dengan seluruh unsur masyarakat untuk memecahkan masalah sosial
yang dihadapi. Sedangkan berwawasan kebinekaan global berarti
mampu mengenal keragaman fenomena-fenomena sosial dan alam di
lingkungan lokal, nasional, dan global untuk mampu bertahan hidup
dalam kehidupannya.
153
sebagai perwujudan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga
dapat berperan aktif dalam menciptakan dan mempertahakan
keseimbangan alam serta lingkungan sosial dari dirinya, keluarga,
dan masyarakat dengan cara berkontribusi dan berperan aktif
dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari
secara kontekstual melalui kemampuan berkomunikasi,
bekerjasama dan berkompetisi berkaitan dengan dirinya dan
lingkungan di sekitarnya dalam masyarakat yang majemuk di
tingkat lokal, nasional, dan global dengan nilai gotong-royong dan
kebinekaan global.
Elemen Deskripsi
Pemahaman Ilmu pengetahuan mengambil peran penting dalam
mengembangkan teori-teori yang membantu kita
memahami bagaimana dunia kita bekerja. Lebih jauh
lagi, ilmu pengetahuan telah membantu kita
mengembangkan teknologi dan sistem tata kelola
yang mendukung terciptanya kehidupan manusia
yang lebih baik. Dengan menguasai ilmu pengetahuan
kita dapat melakukan banyak hal untuk
menyelesaikan permasalahan atau menghadapi
tantangan yang ada.
Memiliki pemahaman IPS merupakan bukti ketika
seseorang memilih dan mengintegrasikan
pengetahuan ilmiah yang tepat untuk menjelaskan
serta memprediksi suatu fenomena atau fakta, dan
menerapkan pengetahuan tersebut dalam situasi yang
berbeda. Pengetahuan ilmiah ini berkaitan dengan
154
Elemen Deskripsi
fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan model yang
telah ditetapkan oleh para ilmuwan.
Untuk membantu peserta didik memiliki kompetensi
ilmu pengetahuan sosial, peserta didik perlu memiliki
pemahaman konsep sosial yang utuh. Dalam ilmu
pengetahuan sosial, kemampuan berpikir harus
diimbangi dengan pemahaman terhadap bidang
keilmuan pengetahuan sosial. Oleh karena itu, dalam
mencapai kompetensi tersebut peserta didik
diharapkan memiliki pengetahuan dan pemahaman
konsep ilmu pengertahuan sosial yang sesuai dengan
cakupan setiap konten dan perkembangan usia.
Selain itu, pemahaman atas cakupan konten yang
akan dibangun dalam diri peserta didik haruslah
saling terkait satu sama lain. Peserta didik
diharapkan memahami ilmu pengetahuan sosial
secara menyeluruh meliputi hubungan antar konsep,
hubungan kausalitas (sebab-akibat), serta tingkat
hierarkis suatu konsep sederhana.
Keterampilan Keterampilan proses adalah sebuah proses
Proses intensional dalam melakukan diagnosa terhadap
situasi, memformulasikan permasalahan, mengkritisi
suatu eksperimen dan menemukan perbedaan dari
alternatif-alternatif yang ada, mencari opini yang
dibangun berdasarkan informasi yang kurang
lengkap, merancang investigasi, menemukan
informasi, menciptakan model, mendebat rekan
sejawat menggunakan fakta serta membentuk
argumen yang koheren (Linn, Davis, & Bell 2004).
Inkuiri sangat direkomendasikan sebagai bentuk
pendekatan dalam pengajaran karena hal ini terbukti
membuat peserta didik lebih terlibat dalam
pembelajaran (Anderson, 2002).
Pengajaran IPS, terdapat dua pendekatan pedagogis:
pendekatan deduktif dan induktif (Constantinou et.al,
2018). Peran guru dalam pendekatan deduktif adalah
menyajikan suatu konsep berikut logika terkait dan
memberikan contoh penerapan. Dalam pendekatan
ini, peserta didik diposisikan sebagai pembelajar yang
pasif(hanya menerima materi). Sebaliknya, dalam
pendekatan induktif, peserta didik diberikan
kesempatan yang lebih leluasa untuk melakukan
observasi, melakukan eksperimen dan dibimbing oleh
guru untuk membangun konsep berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki (Rocard, et.al., 2007).
Pembelajaran berbasis inkuiri memiliki peran penting
dalam pendidikan sains (e.g. Blumenfeld et al., 1991;
Linn, Pea, & Songer, 1994; National Research Council,
1996; Rocard et al., 2007). Hal ini didasarkan pada
pengakuan bahwa sains secara esensial didorong oleh
pertanyaan, proses yang terbuka, kerangka berpikir
yang dapat dipertanggung jawabkan, dan dapat
diprediksi. Oleh karenanya, peserta didik perlu
mendapatkan pengalaman personal dalam
menerapkan inkuiri saintifik agar aspek fundamental
IPAS ini dapat membudaya dalam dirinya (Linn,
Songer, & Eylon, 1996; NRC, 1996).
Menurut Ash (2000) dan diadopsi dari Murdoch
(2015), sekurang-kurangnya ada enam keterampilan
inkuiri yang perlu dimiliki peserta didik, yaitu sebagai
155
Elemen Deskripsi
berikut.
Mengamati
Melakukan pengamatan terhadap sebuah fenomena
dan peristiwa merupakan awal dari proses inkuiri
yang akan terus berlanjut ke tahapan-tahapan
berikutnya. Pada saat melakukan pengamatan,
peserta didik memperhatikan fenomena dan peristiwa
dengan saksama, mencatat, serta membandingkan
informasi yang dikumpulkan untuk melihat
persamaan dan perbedaannya. Pengamatan dapat
dilakukan langsung atau menggunakan instrumen
lain seperti kuisioner dan wawancara.
Mempertanyakan dan Memprediksi
Peserta didik didorong untuk menyusun pertanyaan
tentang hal-hal yang ingin diketahui pada saat
melakukan pengamatan. Pada tahap ini peserta didik
juga menghubungkan pengetahuan yang dimiliki
dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari
sehingga dapat memprediksi apa yang akan terjadi
dengan hukum sebab-akibat.
Merencanakan dan Melakukan Penyelidikan
Setelah mempertanyakan dan membuat prediksi
berdasarkan pengetahuan dan informasi yang
dimiliki, peserta didik membuat rencana dan
menyusun langkah-langkah operasional berdasarkan
referensi yang benar. Peserta didik dapat menjawab
pertanyaan dan membuktikan prediksi dengan
melakukan penyelidikan. Tahapan ini juga mencakup
identifikasi dan inventarisasi faktor- faktor
operasional baik internal maupun eksternal di
lapangan yang mendukung dan menghambat
kegiatan. Berdasarkan perencanaan tersebut, Peserta
didik mengambil data dan melakukan serangkaian
tindakan yang dapat digunakan untuk mendapatkan
temuan-temuan, memproses, menganalisis data dan
informasi
Peserta didik memilih dan mengorganisasikan
informasi yang diperoleh. Ia menafsirkan informasi
yang didapatkan dengan jujur dan bertanggung
jawab. Selanjutnya, menganalisis menggunakan alat
dan metode yang tepat, menilai relevansi informasi
yang ditemukan dengan mencantumkan referensi
rujukan, serta menyimpulkan hasil penyelidikan.
d. Mengevaluasi dan Refleksi
Pada tahapan ini peserta didik menilai apakah
kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang
direncanakan atau tidak. Pada akhir siklus ini,
peserta didik juga meninjau kembali proses belajar
yang dijalani dan hal-hal yang perlu dipertahankan
dan/atau diperbaiki pada masa yang akan datang.
Peserta didik melakukan refleksi tentang bagaimana
pengetahuan baru yang dimilikinya dapat bermanfaat
bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar
dalam perspektif global untuk masa depan
berkelanjutan.
e. Mengomunikasikan Hasil
Peserta didik melaporkan hasil secara terstruktur
melalui lisan atau tulisan, menggunakan bagan,
diagram, maupun ilustrasi, serta dikreasikan ke
dalam media digital dan nondigital untuk mendukung
156
Elemen Deskripsi
penjelasan. Peserta didik lalu mengomunikasikan
hasil temuannya dengan mempublikasikan hasil
laporan dalam berbagai media, baik digital dan atau
nondigital. Pelaporan dapat dilakukan berkolaborasi
dengan berbagai pihak.
Keterampilan proses tidak selalu merupakan urutan
langkah, melainkan suatu siklus yang dinamis yang
dapat disesuaikan berdasarkan perkembangan dan
kemampuan peserta didik.
1. Fase D (Usia Mental ± 9 Tahun dan Umumnya Kelas VII, VIII, dan
IX)
Pada akhir Fase D, peserta didik diharapkan memiliki kemampuan
untuk memahami dan menyajikan pengetahuan faktual tentang
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya serta fenomena sosial dan
alam yang dijumpai di lingkungan sekitar.
157
informasi, mengolah informasi, dan menganalisis informasi baik
dengan pendekatan kualitatif, kuantitatif, maupun campuran.
Peserta didik melakukan suatu kegiatan yang tertata untuk
mengukur hasil suatu kegiatan, apakah telah sesuai dengan tujuan
yang direncanakan atau tidak. Peserta didik menarik kesimpulan,
merumuskan dan melaksanakan aksi nyata atau membuat karya
terkait dengan materi yang dipelajari dengan melakukan refleksi
dalam setiap tahapan siklus. Selain itu, peserta didik juga dapat
mengkomunikasi ide, gagasan, produk, maupun aksi-aksi nyata
yang telah dilakukan dengan baik melalui laporan sederhana,
presentasi, maupun melalui pameran dari peranan cuaca, iklim
dan musim bagi kehidupan manusia dan pengaruh kenampakan
alam dan buatan bagi kehidupan sosial dan budaya, sumber daya
alam yang ada di lingkungan, serta mengaplikasikan manfaatnya
terhadap kehidupan sehari-hari, serta menemukan dan
menganalisa masalah yang timbul dari dampak pemanfaatan
sumber daya alam, menggunakan peta dalam kehidupan sehari-
hari, jenis-jenis dan perkembangan teknologi beserta dampaknya,
serta mampu memberikan solusi atas permasahan yang
ditimbulkan dari perkembangan teknologi dan dampaknya, serta
mengaplikasikan, memecahkan masalah dan mengambil
keputusan sehingga dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan
nyata yang berdampak positif terhadap perkembangan dirinya.
158
Elemen Capaian Pembelajaran
aktivitas bertujuan mendapatkan informasi tentang
cuaca, iklim dan musim bagi kehidupan manusia
dan kenampakan alam dan buatan, sumber daya
alam, peta lingkungan dan perkembangan teknologi
beserta dampaknya yang ada di daerah setempat
untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Mempertanyakan dan memprediksi
Peserta didik menyusun dan menjawab pertanyaan
tentang hal-hal yang ingin diketahui saat
melakukan pengamatan. Peserta didik membuat
prediksi mengenai objek dan peristiwa di
lingkungan sekitar tentang cuaca, iklim dan musim
bagi kehidupan manusia dan kenampakan alam
dan buatan, sumber daya alam, peta lingkungan
dan perkembangan teknologi beserta dampaknya
yang ada di daerah setempat untuk diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Merencanakan dan melakukan penyelidikan
Dengan panduan, peserta didik berpartisipasi
dalam penyelidikan untuk mengeksplorasi dan
menjawab pertanyaan. Melakukan pengukuran
dengan alat sederhana yang ada di sekitarnya
untuk mendapatkan data tentang cuaca, iklim dan
musim bagi kehidupan manusia dan kenampakan
alam dan buatan, sumber daya alam, peta
lingkungan dan perkembangan teknologi beserta
dampaknya yang ada di daerah setempat untuk
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk
mendapatkan jawaban atas hipotesis serta
melakukan interpretasi data dan informasi yang
diperoleh yang disesuaikan dengan kemampuan
dan tingkat pembelajaran peserta didik
Memproses, menganalisa data dan informasi
Peserta didik menggunakan berbagai metode untuk
mengorganisasikan informasi, termasuk gambar,
grafik, tabel dan lain-lain. Peserta didik
mendiskusikan dan membandingkan antara hasil
pengamatan dengan prediksi tentang cuaca, iklim
dan musim bagi kehidupan manusia dan
kenampakan alam dan buatan, sumber daya alam,
peta lingkungan dan perkembangan teknologi
beserta dampaknya yang ada di daerah setempat
untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
serta diungkapkan secara lisan, tulisan dan kreasi
dalam bentuk digital dan non-digital disesuakan
dengan kemampuan dan tingkat pembelajaran
peserta didik.
Mengevaluasi dan refleksi
Dengan panduan, peserta didik membandingkan
hasil pengamatan yang berbeda dengan mengacu
pada teori tentang cuaca, iklim dan musim bagi
kehidupan manusia dan kenampakan alam dan
buatan, sumber daya alam, peta lingkungan dan
perkembangan teknologi beserta dampaknya yang
ada di daerah setempat untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari disesuakan dengan
kemampuan dan tingkat pembelajaran peserta
didik. Peserta didik melakukan refleksi mengenai
pengetahuan baru yang dimiliki untuk
159
Elemen Capaian Pembelajaran
kebermanfaatan bagi diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan sekitar dalam perspektif global untuk
masa depan berkelanjutan.
Mengomunikasikan hasil
Peserta didik mengomunikasikan,
mempresentasikan, menceritakan, menerangkan
hasil penyelidikan dengan menggunakan bahasa
yang baik secara lisan, tulisan maupun isyarat
dengan memanfaatkan berbagai media publikasi
seperti media cetak, media elektronik, multimedia,
media sosial secara bijak berdasarkan pengalaman
belajar yang sedang atau sudah dilaksanakan di
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan tentang cuaca, iklim dan musim bagi
kehidupan manusia dan kenampakan alam dan
buatan, sumber daya alam, peta lingkungan dan
perkembangan teknologi beserta dampaknya yang
ada di daerah setempat untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
160
jenis-jenis profesi di masyarakat. Mereka mengidentifikasi jenis-
jenis profesi berdasarkan perbedaan karakteristik setiap profesi.
161
Merencanakan dan melakukan penyelidikan
Peserta didik berpartisipasi dalam penyelidikan
untuk mengeksplorasi dan menjawab pertanyaan
secara mandiri. Melakukan pengukuran dengan
alat sederhana yang ada di sekitarnya untuk
mendapatkan data melalui penalaran kritis dan
tanggap terhadap lingkungan sosial
Memproses, menganalisis data dan informasi
Peserta didik menggunakan berbagai metode untuk
mengorganisasikan informasi, termasuk gambar,
tabel. Peserta didik mendiskusikan dan
membandingkan antara hasil pengamatan dengan
prediksi melalui penalaran kritis dan berkoordinasi
dengan teman sebaya
Mengevaluasi dan refleksi
Peserta didik membandingkan hasil pengamatan
yang berbeda dengan mengacu pada teori melalui
penalaran kritis dan mempertimbangkan dan
menumbuhkan berbagai perfektif
Mengomunikasikan hasil
Peserta didik mengomunikasikan hasil penyelidikan
secara verbal dan tertulis dengan format sederhana
dengan percaya diri dan adaptif
162
pengamatannya untuk mengetahui tujuan dan manfaat koperasi
bagi kehidupan. Peserta didik memahami pentingnya usaha
bersama melalui koperasi.
163
tanggap terhadap lingkungan sosial.
Memproses, menganalisis data dan informasi
Peserta didik menggunakan berbagai metode untuk
mengorganisasikan informasi, termasuk gambar,
tabel. Peserta didik mendiskusikan dan
membandingkan antara hasil pengamatan dengan
prediksi melalui penalaran kritis dan berkoordinasi
dengan teman sebaya.
Mengevaluasi dan refleksi
Peserta didik membandingkan hasil pengamatan
yang berbeda dengan mengacu pada teori melalui
penalaran kritis dan mempertimbangkan dan
menumbuhkan berbagai perfektif.
Mengomunikasikan hasil
Peserta didik mengomunikasikan hasil penyelidikan
secara verbal dan tertulis dengan format sederhana
dengan percaya diri dan adaptif.
164
IX.1. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS SENI MUSIK
165
untuk berpikir dan bekerja secara artistik estetik agar mandiri,
kreatif, memiliki apresiasi, menghargai kebinekaan global, serta
sejahtera jasmani, mental (psikologis), dan rohani sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila. Selanjutnya Pendidikan musik memberi dampak pada
kehidupan manusia (diri sendiri dan orang lain) juga pada
pengembangan pribadi setiap orang dalam proses pembelajaran yang
berkesinambungan (terus-menerus). Aktivitas bermusik yang
melibatkan gerak dan atau gambar dapat menstimulasi anak
berkebutuhan khusus (ABK) untuk meningkatkan fungsi mental,
motorik, dan intelegensinya serta dapat dijadikan medium untuk
meningkatkan kualitas hidup.
166
a. dengan ekspresif dan indah;
b. dengan kesadaran, pemahaman, dan penghayatan akan
unsur-unsur/elemen-elemen bunyi-sunyi-musik dan
kaidah-kaidahnya;
c. dengan eksekusi yang tepat, sesuai, dan sebaik-baiknya.
Elemen Deskripsi
Mengalami 1. Mengindrai, mengenali, merasakan, menyimak,
(Experiencing) mencobakan/bereksperimen, dan merespons
bunyi-sunyi dari beragam sumber, dan beragam
jenis/ bentuk musik dari berbagai konteks
budaya
2. Eksplorasi bunyi dan beragam karya-karya
musik, bentuk musik, alat-alat yang
menghasilkan bunyi-musik, dan penggunaan
teknologi dalam praktik bermusik
167
3. Mengamati, mengumpulkan, dan merekam
pengalaman dari beragam praktik bermusik,
menumbuhkan kecintaan pada musik, dan
mengusahakan dampak bagi diri sendiri, orang
lain, dan masyarakat
168
semakin baik waktu demi waktu, tahap demi
tahap.
2. Fase B (Usia Mental ± 8 Tahun dan Umumnya Kelas III dan IV)
Pada akhir Fase B, peserta didik mampu mengemukakan
pencapaian diri dalam mengenal unsur-unsur bunyi intrinsik dan
ekstrinsik, mengimitasi, dan menata bunyi berupa musik
sederhana berupa irama musik ritmis dan mengembangkannya
melalui bernyanyi dengan lagu bertanda birama empat dengan
iringan musik ritmik sehingga muncul dan tumbuh rasa percaya
diri, berani, dan rasa ingin tahu.
169
Elemen Capaian Pembelajaran
bunyi, baik intrinsik maupun ekstrinsik melalui
lagu birama empat dan irama musik ritmis.
Menciptakan Peserta didik membuat bunyi musik sederhana
menjadi pola baru dengan menggunakan
unsur-unsur bunyi musik instrinsik maupun
ekstrinsik dengan menggunakan pola irama
musik ritmis.
Merefleksikan Mengenali diri sendiri, sesama, dan lingkungan
yang beragam (berkebinekaan), serta mampu
memberi kesan atas praktik bermusik lewat
bernyanyi lagu birama empat atau bermain
alat/media musik, baik sendiri maupun
bersama-sama dengan menggunakan pola
irama musik ritmis
170
baik sendiri maupun bersama-sama dalam
bentuk yang bisa diacu dan dikomunikasikan
secara lebih umum
Berpikir dan Menjalani kebiasaan baik dan rutin dalam
Bekerja Artistik berpraktik musik sejak dari persiapan, saat,
maupun usai berpraktik musik ritmis dan
melodis, serta memilih, memainkan, dan
menghasilkan karya-karya musik sederhana
yang mengandung nilai-nilai kearifan lokal
global dan positif, secara aktif, kreatif, dan
artistik
Berdampak Menjalani kebiasaan baik dan rutin dalam
berpraktik musik dan kegiatan-kegiatan
bermusik melalui bernyanyi lagu berirama
ritmis dan melodis serta mendapatkan
pengalaman dan kesan baik bagi perbaikan dan
mutunya
4. Fase D (Usia Mental ± 9 Tahun dan Umumnya Kelas VII, VIII, dan
IX)
Pada akhir Fase D, peserta didik mampu mengemukakan
pencapaian diri dalam mengenal lagu wajib maksimal 8 ruas
birama dan atau lebih, lagu-lagu nusantara, permainan alat
musik ritmis dan melodis, serta pengembangannya dilakukan
melalui bernyanyi lagu wajib 8 ruas birama atau lebih dan lagu
nusantara dengan diiringi alat musik ritmis dan melodis sehingga
muncul dan tumbuh rasa percaya diri, berani, dan rasa ingin
tahu.
171
Berpikir dan Menjalani kebiasaan baik dan rutin dalam
Bekerja Artistik berpraktik musik sejak dari persiapan, saat,
maupun usai berpraktik musik untuk
perkembangan dan perbaikan kelancaran serta
keluwesan bermusik, serta memilih,
memainkan, menghasilkan, dan menganalisis
karya-karya musik secara aktif, kreatif, artistik,
musikal, dan mengandung nilai-nilai kearifan
lokal, baik secara individu maupun secara
berkelompok
Berdampak Menjalani kebiasaan baik dan rutin dalam
berpraktik musik dan aktif dalam kegiatan-
kegiatan bermusik lewat bernyanyi lagu wajib
maksimal 8 atau lebih ruas birama serta lagu
nusantara, memainkan media bunyi-musik dan
memperluas ragam praktik musiknya serta
terus berusaha mendapatkan pengalaman dan
kesan baik serta berharga bagi perbaikan dan
kemajuan diri sendiri secara utuh dan bersama
172
bermusik yang berasal dari daerah setempat,
baik sendiri maupun bersama-sama yang
berfungsi sebagai dokumentasi maupun alat
komunikasi secara lebih umum serta menyadari
hubungannya dengan konteks dan praktik-
praktik lain yang lebih luas untuk perbaikan
hidup, baik diri sendiri, sesama, lingkungan,
dan alam semesta
Berpikir dan Menjalani kebiasaan baik dan rutin dalam
Bekerja Artistik berpraktik musik sejak dari persiapan, saat,
maupun usai berpraktik musik dengan
kesadaran untuk perkembangan dan perbaikan
kelancaran serta keluwesan bermusik yang
berasal dari daerah setempat, serta memilih,
memainkan, menghasilkan, menganalisis, dan
merefleksi karya-karya musik secara aktif,
kreatif, artistik, dan musikal secara bebas dan
bertanggung jawab serta sensitif terhadap
fenomena kehidupan manusia.
Berdampak Menjalani kebiasaan baik dan rutin dalam
berpraktik musik dan aktif dalam kegiatan-
kegiatan bermusik lewat bernyanyi lagu yang
berasal dari daerah setempat, memainkan
media bunyi-musik dan memperluas wilayah
praktik musiknya dengan praktik-praktik lain di
luar musik, serta terus berusaha mendapatkan
pengalaman dan kesan baik serta berharga bagi
perbaikan dan kemajuan diri sendiri secara
utuh dan bersama.
173
Menciptakan Menghasilkan gagasan dan karya musik yang
otentik dalam sebuah sajian dengan kepekaan
akan unsur-unsur bunyi-musik baik intrinsik
maupun ekstrinsik, keragaman konteks,
melibatkan praktik-praktik selain musik
(bentuk seni yang lain, penerapan dan
penggunaan teknologi yang sesuai) baik secara
terencana maupun situasional sesuai dan sadar
akan kaidah tata bunyi/musik modern
Merefleksikan Menganalisis, merefleksikan secara aktif dan
kreatif (peka), serta merekam beragam praktik
bermusik berupa jenis musik modern, baik
sendiri maupun bersama-sama yang berfungsi
sebagai dokumentasi maupun alat komunikasi
secara lebih umum serta menyadari
hubungannya dengan konteks dan praktik-
praktik lain yang sesuai dengan kaidah-kaidah
bermusik secara sadar, mendalam, dan otentik,
secara terencana maupun situasional
Berpikir dan Menyimak dan menjalani kebiasaan bermusik
Bekerja Artistik secara baik dan cermat, serta menunjukkan
tingkat kepekaan yang tinggi akan unsur-unsur
bunyi-musik, pengetahuan dan pemahaman
bermusik berupa jenis musik modern, serta
keberagaman konteks musik, dalam praktik
musik yang terencana secara sadar maupun
situasional akan kaidah tata bunyi/musik.
Berdampak Menjalani kebiasaan baik dan rutin dalam
berpraktik musik dan aktif dalam kegiatan
bermusik berupa jenis musik modern lewat
bernyanyi lagu nusantara dan mancanegara,
memainkan media bunyi-musik dan
memperluas wilayah praktik musiknya dengan
praktik-praktik lain di luar musik, serta
penambahan wawasan akan keberagaman
konteks bermusik: lirik lagu, kegunaan musik
yang dimainkan, era, style, kondisi sosial
budaya, ekologis, dan lain-lainnya, yang dapat
berdampak bagi perbaikan dan kemajuan diri
sendiri secara utuh dan bersama
174
IX.2. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS SENI BUDAYA (SENI
RUPA)
175
dengan media yang dapat ditangkap mata dan dirasakan dengan
rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep titik, garis,
bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan
acuan estetika. Dalam seni rupa peserta didik dapat mempelajari seni
rupa murni dan seni rupa terapan (kriya) dengan jenis dua dimensi (2D)
dan tiga dimensi (3D).
176
B. Tujuan Mata Pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa)
Pembelajaran seni rupa adalah untuk memastikan agar peserta didik:
1. Mampu mengekspresikan diri atas fenomena kehidupan;
2. Peka terhadap persoalan diri secara pribadi dan dunia sekitar;
3. Mampu mengasah dan mengembangkan seni rupa, baik seni rupa
murni maupun seni rupa terapan (kriya);
4. Terlibat dalam praktik seni rupa dengan cara yang sesuai, tepat, dan
bermanfaat, serta turut ambil bagian dan mampu menjawab
tantangan dalam kehidupan sehari-hari;
5. Secara sadar dan bermartabat mengusahakan perkembangan
kepribadian, karakter, dan kehidupannya, baik untuk diri sendiri
maupun untuk sesama dan alam sekitar;dan
6. Mampu menciptakan sebuah karya atau produk sehingga menjadi
peluang usaha dan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki
untuk lebih mandiri, kreatif dan inovatif.
Karya seni rupa yang dihasilkan oleh peserta didik memiliki kontribusi
yang berdampak pada diri dan lingkungannya sebagai respons positif
dari sebuah permasalahan, baik secara global maupun internasional.
177
landasan pendekatan pembelajaran.
Elemen Deskripsi
Mengalami 1. Mengindra, mengenali, merasakan, menyimak,
(Experiencing) mencobakan/ bereksperimen, dan merespons
bentuk rupa dari beragam sumber, dan
beragam jenis/bentuk seni rupa dari berbagai
konteks budaya.
2. Eksplorasi bentuk seni rupa dan beragam
karya-karya rupa, alat-alat yang digunakan,
dan penggunaan teknologi dalam praktik
membuat karya seni rupa.
3. Mengamati, mengumpulkan, dan merekam
pengalaman dari beragam praktik,
menumbuhkan kecintaan pada seni rupa, dan
mengusahakan dampak bagi diri sendiri, orang
lain, dan masyarakat.
Menciptakan 1. Memilih penggunaan beragam media dan
(Making/Creating) teknik dalam seni rupa untuk menghasilkan
karya rupa sesuai dengan konteks, kebutuhan,
dan ketersedian serta kemampuan
178
Elemen Deskripsi
menciptakan karya, sejalan dengan
perkembangan teknologi.
2. Menciptakan karya-karya seni rupa dengan
standar unsur dan prinsip seni rupa yang baik
dan sesuai dengan kaidah/ budaya dan
kebutuhan, dapat dipertanggungjawabkan,
berdampak pada diri sendiri dan orang lain,
dalam beragam bentuk praktiknya.
Merefleksikan 1. Menyematkan nilai-nilai yang generatif-lestari
(Reflecting) pada pengalaman dan pembelajaran artistik-
estetik yang berkesinambungan (terus-
menerus).
2. Mengamati, memberikan penilaian, dan
membuat hubungan antara karya pribadi dan
orang lain sebagai bagian dari proses berpikir
dan bekerja artistik-estetik dalam konteks
unjuk karya rupa.
Berpikir dan Bekerja 1. Merancang, menata, menghasilkan,
secara Artistik mengembangkan, menciptakan, mereka ulang,
(Thinking and dan mengomunikasikan ide melalui proses
Working Artistically) mengalami, menciptakan, dan merefleksikan.
2. Mengeksplorasi dan menemukan sendiri
bentuk karya dan teknik dalam seni rupa serta
kolaborasi dengan bidang keilmuan yang lain:
seni musik, tari, drama, dan nonseni) yang
membangun dan bermanfaat untuk
menanggapi setiap tantangan hidup dan
kesempatan berkarya secara mandiri.
3. Meninjau dan memperbarui karya pribadi
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, zaman,
konteks fisik-psikis, budaya, dan kondisi alam.
4. Menjalani kebiasaan/disiplin kreatif sebagai
sarana melatih kelancaran dan keluwesan
dalam praktik seni rupa.
Berdampak bagi Diri 1. Memilih, menganalisis, menghasilkan karya-
Sendiri dan Orang karya seni rupa dengan kesadaran untuk terus
Lain (Impacting) mengembangkan kepribadian dan karakter bagi
diri sendiri dan sesama.
2. Memilih, menganalisis, menghasilkan karya-
karya seni rupa dengan kesadaran untuk terus
membangun persatuan dan kesatuan bangsa.
3. Memilih, menganalisis, menghasilkan karya-
karya seni rupa dengan kesadaran untuk terus
meningkatkan cinta kasih kepada sesama
manusia dan alam semesta.
4. Menjalani kebiasaan/ disiplin kreatif dalam
praktik-praktik seni rupa sebagai sarana
melatih pengembangan pribadi dan bersama,
makin baik waktu demi waktu, tahap demi
tahap.
4.
D. Capaian Pembelajaran Seni Rupa Setiap Fase
Di dalam menunjang kebutuhan dan untuk mengetahui serta
memahami karakteristik peserta didik, guru dapat memahami
179
perkembangan seni rupa anak-anak berdasarkan rujukan periodisasi
perkembangan seni rupa Viktor Lowenfeld dan Lambert Brittain (1982).
Akan tetapi, untuk jenjang Sekolah Luar Biasa (SLB) ada beberapa
perbedaan usia kronologis pada setiap jenjang. Oleh karena itu, capaian
pembelajaran setiap fase dalam seni rupa dibagi sebagai berikut.
180
tersedia di sekitar. Peserta didik mengetahui dan
memahami faktor keselamatan dalam bekerja.
Berdampak Peserta didik mampu menciptakan karya sendiri
yang sesuai dengan perasaan atau minatnya.
2. Fase B (Usia Mental ± 8 Tahun dan Umumnya Kelas III dan IV)
Pada akhir Fase B, peserta didik mampu mengenal unsur rupa dan
dapat menggunakan keterampilan atau pengetahuan dasar tentang
bahan, alat, teknik, teknologi, dan prosedur dalam menuangkan
kembali secara visual dalam bentuk karya pada Masa Bagan. Masa
bagan merupakan masa dimana peserta didik mengulang-ulang bentuk
dan penafsiran gambar yang bersifat subjektif. Pada masa ini juga,
peserta didik sudah bisa memahami waktu dan ruang seperti
membedakan warna langit siang dan sore. Pada akhir fase B, peserta
didik mampu menuangkan pengalamannya melalui bentuk yang lebih
rinci dengan pemahaman unsur rupa ditunjang keterampilan atau
pengetahuan dasar tentang bahan, alat, teknik, teknologi, dan prosedur
yang sesuai dalam menciptakan karya 2 dan 3 dimensi yang dipilih
sesuai dengan kemampuan peserta didik.
Fase B Berdasarkan Elemen
181
3. Fase C (Usia Mental ± 8 Tahun dan Umumnya Kelas V dan VI)
Pada akhir Fase C, peserta didik mampu bekerja mandiri atau
berkelompok dalam mengeksplorasi, menemukan, memilih,
menggabungkan unsur rupa dengan pertimbangan nilai artistik dan
estetik karya yang didukung oleh medium, teknik, dan prosedur
berkarya dimana peserta didik masuk dalam masa realisme awal. Masa
realisme awal peserta didik mulai menguasai konsep dan ruang.
Sehingga letak objek tidak lagi bertumpu pada garis dasar. Selain itu
pemahaman warna mulai sadar sehingga dapat dikenalkan warna dan
ruang. Pada akhir fase C, peserta didik mampu menuangkan
pengalamannya melalui visual dan mampu melakukan kegiatan
apresiasi dan berkreasi dengan menunjukkan kerja artistik berdasarkan
perasaan, empati, dan penilaian pada sebuah karya seni rupa.
182
4. Fase D (Usia Mental ± 9 Tahun dan Umumnya Kelas VII, VIII, dan IX)
Pada akhir Fase D, peserta didik mulai menguasai konsep ruang,
proporsi dan gestur. Pada akhir fase ini, peserta didik juga mengenal
bentuk seni rupa dengan tema flora dan fauna sebagai bentuk pada
perkembangan masa realisme awal. Pada perkembangan masa realisme
awal pemahaman tentang warna sudah mulai disadari sehingga muncul
dan tumbuh rasa percaya diri, berani, dan rasa ingin tahu. Selain itu,
peserta didik juga dapat menyampaikan pesan lisan atau tertulis
tentang karya seni rupa berdasarkan pada pengamatan terhadap karya
seni rupa tersebut. Fase D, masuk kedalam masa realisme awal dan
masa naturalisme semu dimana peserta didik mampu mengamati setiap
objek melalui kesadaran sosialnya yang semakin berkembang.
Penguasaan rasa perbandingan (proporsi) serta gerak tubuh obyek
gambar lebih meningkat. Misalnya gambar objek orang dewasa
digambarkan lebih besar dari pada gambar objek anak-anak.
183
5. Fase E (Usia Mental ± 10 Tahun dan Umumnya Kelas X)
Pada akhir Fase E, peserta didik mampu bekerja mandiri atau
berkelompok dalam menghasilkan sebuah karya, mengapresiasi
berdasarkan perasaan, empati, dan penilaian pada karya seni rupa dua
dimensi atau tiga dimensi. Peserta didik mampu menguasai konsep
ruang, proporsi dan gestur serta memiliki kesadaran sosial yang makin
berkembang. Penguasaan rasa perbandingan (proporsi) serta gerak
tubuh objek lebih meningkat sesuai dengan kemampuannya pada masa
naturalisme semu. Pada fase E, peserta didik masuk dalam masa
penentuan dimana peserta didik tumbuh kesadaran tentang
kemampuan diri.
184
mulai mengutamakan faktor keselamatan dalam
bekerja.
Berdampak Peserta didik mampu menciptakan karya sesuai
dengan bimbingan guru atau karya sendiri yang
sesuai dengan perasaan, minat, atau konteks
lingkungannya.
Pada akhir Fase F, peserta didik mampu berkarya baik mandiri maupun
berkelompok. Peserta didik juga mampu menyampaikan pesan lisan
atau tertulis tentang karya seni rupa dan hasil pengamatannya terhadap
efektivitas pesan, gagasan, medium, dan penggunaan unsur-unsur rupa
atau prinsip seni rupa dalam karya tersebut secara runut, terperinci,
dan menggunakan kosakata seni rupa atau bahasa rupa yang tepat.
Fase F, merupakan Masa penentuan dimana peserta didik dapat
memilih bentuk, jenis dan ragam karya seni rupa sesuai dengan
kemampuannya. Dalam hal ini peserta didik dapat membuat karya 2
dimensi seperti gambar dan lukisan atau karya 3 dimensi seperti patung
dan kriya (Kriya anyam, kriya keramik, kriya tekstil, kriya kayu). Masa
penentuan merupakan masa akhir dimana peranan guru sangat penting
untuk menentukan minat dan bakat peserta didik dalam seni rupa.
185
kreativitasnya, mengajukan pertanyaan yang
bermakna, dan mengembangkan gagasan serta
menggunakan berbagai sudut pandang untuk
mendapatkan gagasan, menciptakan peluang,
menjawab tantangan, dan menyelesaikan masalah
dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik juga mampu bekerja secara mandiri,
bergotong royong, maupun berkolaborasi dengan
bidang keilmuan lain atau masyarakat di
lingkungan sekitar.
Berdampak Peserta didik mampu membuat karya sendiri atas
dasar perasaan, minat, nalar, dan sesuai akar
budaya pada masyarakatnya.
186
IX. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS SENI TARI
187
tari, dan melihat tayangan video rekaman. Peserta didik diajak untuk
merasakan pengalaman dalam berkesenian, pengalaman dalam
menari, dan mengatur sebuah pertunjukan tari sederhana dalam
proses pembelajaran yang berulang-ulang dan berkesinambungan.
188
Gambar 1 Elemen Siklus Seni Tari
Deskripsi Elemen dalam Seni Tari
Elemen Deskripsi
Mengalami a. Mengenal, mengamati, menyimak, menggali,
berbagai macam pertunjukan tari dalam konteks
budaya.
b. Mendapat kesempatan untuk mengamati
pertunjukan tari dari sumber langsung atau
rekaman.
c. Memahami gerak anggota tubuh dari pertunjukan.
d. Mengembangkan kepercayaan diri dalam eksplorasi
gerak tubuh melalui fleksibilitas, koordinasi tubuh,
keseimbangan, dan kekuatan.
Mencipta a. Mengidentifikasi, menemukenali, merangkai,
membuat, dan menciptakan tari dengan sangat
sederhana.
b. Meningkatkan kreativitas dalam mengekspresikan
diri melalui gerak yang diciptakan.
Refleksi a. Mengemukakan, menghargai, mengevaluasi hasil
karya tari berdasarkan pengalaman sesuai dengan
kemampuan.
b. Menilai, membandingkan kekuatan dan kelemahan
untuk mengembangkan kemampuan diri.
Berpikir dan a. Merancang, menata, mencipta ulang, menghasilkan
Bekerja Artistik dan menunjukkan ide tari, baik secara individual
maupun berkelompok yang diperoleh dari hasil
berpikirnya sampai menemukan karakteristik gaya
secara personal.
b. Mengembangkan ide dengan memperhatikan unsur
utama dan pendukung tari seperti musik, properti,
tata rias, tata busana, panggung, dan juga
merancang pertunjukannya.
Berdampak a. Respons dirinya atau keadaan di sekitar untuk
dikomunikasikan dalam bentuk karya tari sehingga
dapat memengaruhi orang lain dan lingkungan
sekitar.
189
Elemen Deskripsi
b. Menganalisis, menghasilkan karya tari dengan
kesadaran untuk terus mengembangkan
kepribadian dan karakter bagi diri sendiri, sesama
dan persatuan nusa dan bangsa.
2. Fase B (Usia Mental ± 8 Tahun dan Umumnya Kelas III dan IV)
Pada akhir Fase B, peserta didik mampu menilai hasil pencapaian
diri. Hal ini didapat melalui pengamatan bentuk penyajian tari
berdasarkan latar belakang serta pengidentifikasian dalam
190
menerapkan unsur utama tari, level, perubahan arah, sebagai
bentuk ekspresi tari kelompok yang dapat menumbuhkan rasa
cinta pada seni tari. Peserta didik mampu mengenal tari sebagai
wujud ekspresi diri.
191
unsur tari, memperhatikan irama dan busana
sesuai dengan kemampuan peserta didik.
Refleksi Pada fase ini, peserta didik mampu menghargai
hasil pencapaian karya tari daerah dengan unsur-
unsur memperhatikan irama dan busana dengan
mempertimbangkan pendapat orang lain dan
mengekspresikan diri.
Berpikir dan Pada fase ini, peserta didik mampu menunjukkan
Bekerja Artistik hasil merangkai gerak tari daerah dengan unsur-
tari, memperhatikan irama dan busana dengan
kooperatif dan berperan aktif dalam kelompok.
Berdampak Pada fase ini, peserta didik mampu merespon
fenomena di lingkungan sekitar melalui jenis-jenis
tari daerah yang dipentaskan, dengan unsur-
unsur tari. memperhatikan irama dan busana
yang berdampak pada kemandirian.
4. Fase D (Usia Mental ± 9 Tahun dan Umumnya Kelas VII, VIII, dan
IX)
Pada akhir Fase D, peserta didik mampu mengukur hasil
pencapaian karya tari dalam menggali latar belakang tari tradisi.
Latar belakang tersebut berdasarkan jenis, fungsi, dan nilai sebagai
inspirasi dalam membuat gerak tari kreasi dengan
mempertimbangkan unsur utama dan unsur pendukung tari
sebagai wujud ekspresi. Hal itu bertujuan untuk mengajak orang
lain atau penonton bangga terhadap warisan budaya indonesia.
Peserta didik mampu mengembangkan tari kreasi untuk membuat
karya tari yang berpijak dari tari tradisi.
192
Elemen Capaian Pembelajaran
dan fungsi dari tari tradisi dalam berbagai bentuk
penyajian baik individu ataupun kelompok dengan
unsur utama dan pendukung tari.
Berdampak Pada fase ini, peserta didik mampu mengajak
orang lain untuk mencintai dan merasa bangga
atas warisan keanekaragaman budaya Indonesia
khususnya tari nusantara dan kreasi melalui
proses kreatif yang dilakukan berulang-ulang.
193
ataupun kelompok sebagai bentuk aktualisasi diri dalam
mempengaruhi orang lain. Peserta didik mampu mencipta karya
seni tari sederhana.
194
IX.4. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS SENI TEATER
195
kegiatan seni teater dapat membantu peserta didik mengasah daya
pikir dan imajinasi mengenal potensi diri. Pada akhirnya, memberikan
ruang untuk mencipta yang merupakan kompetensi tertinggi yang
peserta didik mampu raih dalam pembelajaran.
Seni teater merupakan salah satu media terapi bagi peserta didik
untuk menumbuhkan keberanian, berinteraksi, dan beradapatasi
dengan lingkungan. Dengan demikian, peserta didik memiliki rasa
percaya diri, beraktivitas kesenian, mendorong munculnya ide, bekerja
sama, dan berkolaborasi. Hal tersebut tertuang berdasarkan Perdirjen
Nomor 10 Tahun 2017 untuk Ketunaan A, B, C, D, dan autis dengan
hambatan lainnya. Peserta didik adalah bagian dari komunitas sosial
yang dapat memberikan kontribusi dalam masyarakat. Seni teater
akan memberikan jalan kepada peserta didik untuk menjadi lebih
mandiri, mampu menggunakan kelebihan, dan mengatasi
kekurangannya untuk berkarya.
196
5. menggunakan semua pancaindra untuk berkomunikasi secara
visual dan aural, untuk mengasah kepekaannya terhadap potensi
diri sendiri (dan kemungkinan orang lain);
6. menggunakan semua pancaindra untuk mengenali fungsi dan
kemudian menggunakan properti panggung, musik, media gambar,
dan blocking panggung sederhana untuk membangkitkan imajinasi;
7. meningkatkan interaksi/komunikasi dengan baik bersama teman-
temannya;
8. meningkatkan rasa percaya diri pada peserta didik;
9. menumbuhkan rasa kerja sama dengan peserta didik lain.
197
Elemen Deskripsi
Meniru, memahami, merasakan, merespons, dan
sedikit bereksperimen dengan contoh situasi rekaan
atau peristiwa dalam aneka permainan teater.
1. Mengalami Kegiatan mengalami terjadi ketika peserta didik
(Experiencing) melakukan olah tubuh, suara, eksplorasi ruang, dan
alat sederhana. Ini mengajarkan tentang penyaluran
emosi dan energi ke arah yang positif dan taat kepada
aturan permainan, serta belajar berinteraksi sesuai
dengan perannya masing-masing.
Menciptakan, memberikan kesempatan peserta didik
untuk dapat menampilkan gambaran dasar sebuah
karya, yang merupakan penyatuan unsur lokomotor
2. Menciptakan dan nonlokomotor, blocking, bunyi/suara dan
(Making/creating) penggunaan properti. Melalui proses penciptaan,
peserta didik dapat belajar untuk berimajinasi,
mengomunikasikan emosi dan gagasan, dengan
meniru, menambahkan, dan menyusun kembali
cerita sederhana, berdasarkan pengalaman sehari-
hari (real) atau khayal.
Melalui elemen merefleksikan, peserta didik belajar
untuk membentuk ingatan jangka panjang
sederhana tentang alur cerita, karakter, blocking
3. Merefleksikan sesuai dengan perannya masing-masing. Seni teater
(Reflecting) mengajarkan peserta didik untuk melakukan
apresiasi secara sederhana atas karya diri orang lain.
Dari proses merefleksikan ini, peserta didik mampu
meningkatkan daya ingatan emosi atas proses
pembelajaran mengalami, menciptakan, dan berpikir
secara artistik secara simultan.
4. Berpikir dan Seni teater memberikan kesempatan kepada peserta
bekerja secara didik untuk; memakai dan merancang secara
artistik (Thinking sederhana unsur artistik panggung (kostum, rias,
and Working properti, multimedia) untuk menunjang penampilan,
Artistically) sesuai dengan perannya masing-masing. Melalui
proses berpikir dan bekerja secara artistik, peserta
didik mampu memahami fungsi tata artistik
198
panggung secara sederhana dan penggunaannya
dalam sebuah pertunjukan.
Seni teater akan menimbulkan perubahan positif
5. Berdampak bagi kepada peserta didik. Peserta didik akan akan tampil
diri sendiri dan lebih percaya diri untuk berkomunikasi dan
berinteraksi dengan teman sebaya atau kelompok,
orang lain
(Impacting) dan terutama menyalurkan emosi dan energi peserta
didik ke arah yang lebih positif, sesuai dengan nilai-
nilai Profil Pelajar Pancasila. Dampak ini tercermin
dalam proses dan hasil karya akhir peserta didik.
199
Pada fase ini, peserta didik mampu menumbuhkan
Berdampak keinginantahuan dan menunjukkan antusias saat
proses pembelajaran teater, pantomim.
2. Fase B (Usia Mental ± 8 Tahun dan Umumnya Kelas III dan IV)
Pada akhir Fase B, peserta didik mampu terlibat dalam ragam
kegiatan bermain berteater yang berfokus untuk melatih dan
mengendalikan gerakan lokomotor dan nonlokomotor. Kegiatan ini
dilakukan dengan meniru dan mengulang gerakan-gerakan yang
lebih bervariasi seperti menggerakkan kombinasi anggota tubuh
secara bergantian, mengikuti ritme bunyi dan musik dengan
bimbingan. Peserta didik memahami pengalaman berteater sebagai
cara untuk menyampaikan cerita melalui: eksplorasi gerakan
nonlokomotor, lokomotor, dan mimesis (peniruan) benda-benda atau
karakter lingkungan sekitar secara real atau khayali. Melalui
pengalaman ini, peserta didik mulai mengenali peran masing-masing
dalam sebuah cerita atau pertunjukan kecil di kelas.
200
mengidentifikasi dan mengingat kembali karakter/tokoh atau benda
lingkungan sekitar yang diamati, dan kemudian memainkan
gerakan-gerakan penokohan tersebut dengan sedikit variasi
improvisasi tanpa bimbingan. Pada akhir fase ini, peserta didik
mampu berinteraksi dengan mengingat dialog dan merespons
percakapan singkat dalam pertunjukan sederhana. Melalui
pengalaman ini, peserta didik mulai mengenali konsep bermain
teater secara utuh menurut karakter dan alur cerita.
4. Fase D (Usia Mental ± 9 Tahun dan Umumnya Kelas VII, VIII, dan IX)
Pada akhir Fase D, peserta didik mampu bekerja sama dan
memahami ilmu teater. Kegiatan ini dilakukan dengan cara terlibat
secara aktif dalam kegiatan bermain pantomim dan improvisasi,
untuk mengolah tubuh menjadi karakter/tokoh atau objek apa saja
sesuai dengan pengamatan dan mengeksplorasi blocking panggung
sesuai tema. Selanjutnya, peserta didik mulai belajar bermain peran
dengan penghayatan melalui dramatic reading dan
menyampaikannya kembali secara utuh dan runut. Melalui
keterampilan tersebut, peserta didik memahami bahwa setiap tokoh
yang dimainkannya memiliki karakteristik gerak-gerik tubuh dan
ekspresi wajah untuk mencerminkan pesan dalam sebuah cerita.
Melalui pengalaman ini, peserta didik memahami konsep bermain
teater secara utuh menurut karakter, pesan, dan alur cerita.
201
Elemen Capaian Pembelajaran
Pada fase ini, peserta didik mampu menganalisis
teater (tokoh, karakter, gerak, dan dialog),
pantomim (gerak tubuh, ekspresi wajah), dan
Mengalami
dramatik reading (bedah naskah) melalui
pengamatan langsung dan tidak langsung dengan
bimbingan.
Pada fase ini, peserta didik mampu memainkan
teater dan pantomim melalui pertunjukan yang
Menciptakan sangat sederhana dengan tema kehidupan sehari-
sehari, menceritakan isi naskah dengan benar dan
utuh disertai bimbingan.
Pada fase ini, peserta didik mampu mengevaluasi
teater, dramatik reading, dan pantomim, yang
Merefleksikan
sudah dimainkan dengan kosakata sederhana dan
bimbingan.
Pada fase ini, peserta didik mampu mengenal
Berpikir dan
fungsi, menggunakan kostum, riasan dan properti
Bekerja Artistik
dengan bantuan.
Pada fase ini, peserta didik mampu
mengaktualisasikan diri dalam sebuah pertunjukan
Berdampak
teater, dramatic reading, dan pantomim dengan
mandiri dan percaya diri.
202
Pada fase ini, peserta didik mampu mengevaluasi
Merefleksikan pertunjukan teater, drama audio, dan pantomim,
yang sudah dimainkan dengan kosakata sederhana.
Pada fase ini, peserta didik mampu merancang dan
Berpikir dan
menggunakan kostum, riasan, properti, dan
Bekerja Artistik
multimedia secara sederhana dengan mandiri.
Pada fase ini, peserta didik mampu
mengaktualisasikan diri dalam sebuah pertunjukan
Berdampak
teater, drama audio, pantomim dengan mandiri,
percaya diri, dan bekerja sama.
203
X. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS PENDIDIKAN
JASAMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK)
204
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani, mengelola
kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kemampuan, serta
mengembangkan pola hidup sehat;
3. mengembangkan pola gerak dasar dan keterampilan gerak (motorik)
yang dilandasi dengan penerapan konsep, prinsip, strategi, dan
taktik secara umum sesuai dengan kemampuan;
4. meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi
nilai-nilai kepercayaan diri, sportif, jujur, disiplin, tanggung jawab,
kerja sama, pengendalian diri, kepemimpinan, dan demokratis
dalam melakukan aktivitas jasmani;
5. menciptakan suasana yang rekreatif, berisi tantangan, dan ekspresi
diri dalam interaksi sosial;
6. mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk memiliki
pola hidup aktif serta memelihara dan meningkatkan kesehatan dan
kebugaran pribadi sepanjang hayat; dan
7. mengembangkan Profil Pelajar Pancasila yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, kreatif, gotong royong,
berkebinekaan global, bernalar kritis, dan mandiri melalui aktivitas
jasmani.
205
4. Penyelenggaraan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di
sekolah didasari nilai-nilai luhur bangsa untuk membentuk Profil
Pelajar Pancasila.
5. Pendidikan jasmani mengandung elemen-elemen: keterampilan
gerak, pengetahuan gerak, pemanfaatan gerak, pengembangan
karakter, nilai-nilai gerak. Adapun elemen-elemen tersebut
dijelaskan dalam tabel berikut:
No Elemen Deskripsi
1. Keterampilan Gerak Elemen ini berupa kekhasan dari
pembelajaran PJOK yang merupakan proses
pendidikan tentang dan melalui aktivitas
jasmani, terdiri dari sub elemen: 1) Aktivitas
pola gerak dasar, 2) Aktivitas senam, 3)
Aktivitas gerak berirama, 4) Aktivitas pilihan
permainan dan olahraga, serta 5) Aktivitas
permainan dan aktivitas olahraga air
(kondisional).
2. Pengetahuan Gerak Elemen ini berupa penerapan pengetahuan
(konsep, prinsip, prosedur, taktik, dan
strategi) sebagai landasan dalam melakukan
keterampilan gerak, kinerja, dan budaya
hidup aktif pada setiap sub elemen: 1)
Aktivitas pola gerak dasar, 2) Aktivitas
senam, 3) Aktivitas gerak berirama, 4)
Aktivitas pilihan permainan dan Olahraga
sederhana dan/atau tradisional, serta 5)
Aktivitas permainan dan aktivitas olahraga
air (kondisional).
3. Pemanfaatan Gerak Elemen ini berupa pemanfaatan gerak di
dalam kehidupan sehari-hari yang terdiri
dari sub elemen: 1) Aktivitas jasmani untuk
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, 2)
Aktivitas kebugaran jasmani untuk
kesehatan, serta 3) Pola perilaku hidup
sehat.
4. Pengembangan Elemen ini berupa pengembangan karakter
Karakter secara gradual yang dirancang melalui
berbagai aktivitas jasmani, terdiri dari: 1)
Pengembangan tanggung jawab personal
(jujur, disiplin, patuh dan taat pada aturan,
menghormati diri sendiri, dan lain-lain) dan
2) Pengembangan tanggung jawab sosial
(kerjasama, toleran, peduli, empati,
menghormati orang lain, gotong-royong, dan
sebagainya)
5. Nilai-Nilai Gerak Elemen ini berupa nilai-nilai yang
terkandung dan dikembangkan di dalam dan
melalui aktivitas jasmani pada setiap elemen
dan sub elemen capaian pembelajaran PJOK
yang terdiri dari: 1) Nilai-nilai aktivitas
jasmani untuk kesehatan, 2) Nilai-nilai
aktivitas jasmani untuk kegembiraan dan
tantangan, serta 3) Nilai-nilai aktivitas
206
jasmani untuk ekspresi diri dan interaksi
sosial.
207
Elemen Capaian Pembelajaran
Pemanfaatan Gerak Pada akhir fase ini, peserta didik mengetahui
prosedur gerak dasar dan mampu mempraktikkan
latihan pengembangan kebugaran jasmani untuk
kesehatan dan menunjukkan kemampuan dalam
mengenali nama dan fungsi tubuh dan anggota
tubuh, menjaga kebersihan diri dan lingkungan
yang disesuaikan dengan kemampuan juga
karakteristik peserta didik.
Pengembangan Pada akhir fase ini, peserta didik menunjukkan
Karakter perilaku bertanggung jawab dalam menyimak
arahan dan umpan balik yang diberikan guru
serta mulai dapat menghormati orang lain yang
disesuaikan dengan kemampuan dan
karakteristik peserta didik.
Nilai-Nilai Gerak Pada akhir fase ini, peserta didik mengenali ragam
aktivitas jasmani yang dapat digunakan untuk
menjaga kesehatan, sekaligus merasakan adanya
keberhasilan dalam tantangan dan sebagai
wahana dalam mengekspresikan diri ketika
berinteraksi sosial yang disesuaikan dengan
kemampuan dan karakteristik peserta didik
2. Fase B (Usia Mental ± 8 Tahun dan Umumnya Kelas III dan IV)
Pada akhir Fase B, peserta didik dapat menunjukkan kemampuan
dalam memvariasikan dan mengombinasikan berbagai aktivitas pola
gerak dasar dan keterampilan gerak dilandasi dengan pengetahuan
yang benar secara mandiri. Selain itu, menerapkan prosedur aktivitas
jasmani dan kebugaran untuk kesehatan, menunjukkan perilaku
tanggung jawab personal dan sosial dalam jangka waktu tertentu
secara konsisten, serta menerapkan nilai-nilai aktivitas jasmani.
Fase B Berdasarkan Elemen
208
Elemen Capaian Pembelajaran
kemampuan dalam menerapkan konsep
pemeliharaan kebersihan dan kesehatan alat
reproduksi, serta kesehatan diri dan orang lain
dari penyakit menular dan tidak menular
sesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik
peserta didik.
Pengembangan Pada akhir fase ini, peserta didik dapat
Karakter menunjukkan perilaku bertanggung jawab untuk
belajar mengarahkan diri dalam proses
pembelajaran serta menerima dan
mengimplementasikan arahan dan umpan balik
yang diberikan guru yang disesuaikan dengan
kemampuan dan karakteristik peserta didik.
Nilai-Nilai Gerak Pada akhir fase ini, peserta didik dapat memahami
ukuran dan intensitas aktivitas jasmani (ringan,
sedang, dan berat) yang berhubungan dengan
kesehatan, menumbuhkembangkan unsur
kegembiraan, tantangan, percaya diri, serta dapat
mengekspresikan diri ketika berinteraksi sosial
yang disesuaikan dengan kemampuan dan
karakteristik peserta didik.
209
Elemen Capaian Pembelajaran
dan kayuhan lengan pada aktivitas air yang
disesuaikan dengan kemampuan juga
karakteristik peserta didik (kondisional).
Pemanfaatan Gerak Pada akhir fase ini, peserta didik menerapkan dan
mempraktikkan prosedur pengukuran status
kebugaran jasmani terkait kesehatan (physical
fittness related health) untuk mengetahui status
kebugaran pribadi. Pada fase ini, peserta didik
juga memiliki pengetahuan tentang makanan
bergizi dan jajanan sehat, serta memiliki
pengetahuan dan kemampuan untuk mengetahui
pengaruh aktivitas fisik dan istirahat yang cukup
bagi pertumbuhan dan perkembangan
disesuaikan dengan kemampuan juga
karakteristik peserta didik.
Pengembangan Pada akhir fase ini, peserta didik terlibat aktif
Karakter secara penuh dalam proses pembelajaran yang
didasari kesadaran dan tanggung jawab personal,
bertanggung jawab atas penggunaan alat dan
fasilitas pembelajaran, dan menghargai orang lain
sesuai dengan kemampuan juga karakteristik
peserta didik.
Nilai-Nilai Gerak Pada akhir fase ini, peserta didik dapat
membandingkan perbedaan pengaruh berbagai
aktivitas jasmani yang digunakan untuk
memelihara dan meningkatkan kebugaran
jasmani untuk kesehatan serta
menumbuhkembangkan unsur kegembiraan,
tantangan, percaya diri, serta dapat
mengekspresikan diri dalam situasi berolahraga
termasuk menerima kemenangan atau kekalahan
secara wajar yang disesuaikan dengan
kemampuan juga karakteristik peserta didik.
4. Fase D (Usia Mental ± 9 Tahun dan Umumnya Kelas VII, VIII, dan IX)
Pada akhir Fase D, peserta didik dapat berpartisipasi aktif
menampilkan berbagai keterampilan pola gerak dasar dalam
beberapa jenis permainan, olahraga, dan atau aktivitas lainnya dalam
suasana kompetisi dan rekreasi sehingga dapat menerima
keunggulan dan kelemahan antar individu atau kelompok serta dapat
meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani.
Fase D berdasarkan elemen
210
Elemen Capaian Pembelajaran
dengan kemampuan, juga karakteristik peserta
didik (kondisional).
Pengetahuan Gerak Pada akhir fase ini, peserta didik dapat memahami
fakta dan prosedur variasi dan kombinasi pola
gerak dasar lokomotor, nonlokomotor, dan
manipulatif dalam permainan dan atau olahraga
tradisional bola besar dan bola kecil yang
dimodifikasi, kombinasi pola gerak dasar pada
aktivitas senam lantai sederhana, variasi dan
kombinasi pada aktivitas gerak berirama, dan
aktivitas air yang disesuaikan dengan kemampuan
juga karakteristik peserta didik (kondisional).
Elemen Pemanfaatan Pada akhir fase ini, peserta didik dapat memahami
Gerak fakta, konsep dan prosedur latihan
pengembangan kebugaran jasmani terkait
kesehatan (physical fittness related health) dan
kebugaran jasmani terkait keterampilan (physical
fittness related skills), berdasarkan prinsip latihan
(frequency, intensity, time, type/FITT) untuk
mendapatkan kebugaran dengan status baik.
Peserta didik juga dapat menerapkan konsep gaya
hidup sehat untuk mencegah berbagai penyakit
dan peran aktivitas fisik terhadap pencegahan
penyakit disesuaikan dengan kemampuan juga
karakteristik peserta didik.
Elemen Pada akhir fase ini, peserta didik proaktif
Pengembangan melakukan dan mengajak untuk memelihara dan
Karakter memonitor peningkatan derajat kebugaran
jasmani dan kemampuan aktivitas jasmani
lainnya, serta menunjukkan keterampilan bekerja
sama dengan merujuk peraturan dan pedoman
untuk menyelesaikan perbedaan dan konflik
antarindividu sesuai dengan kemampuan dan
karakteristik peserta didik.
Elemen Nilai-Nilai Pada akhir fase ini, peserta didik dapat
Gerak menganalisis hubungan antara aktivitas jasmani
dan kesehatan, untuk dapat memilih aktivitas
yang berperan sebagai media
menumbuhkembangkan unsur kegembiraan,
tantangan, percaya diri, serta dapat
mengekspresikan diri dalam berinteraksi di
lingkungan sosial sesuai dengan kemampuan dan
karakteristik peserta didik.
211
Elemen Capaian Pembelajaran
hasil evaluasi aktivitas jasmani dan olahraga,
aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan
aktivitas permainan dan aktivitas olahraga air
sesuai dengan kemampuan dan karakteristik
peserta didik (kondisional).
Pengetahuan Gerak Pada akhir fase ini, peserta didik dapat
mengevaluasi fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
dalam melakukan evaluasi aktivitas jasmani dan
olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak
berirama, dan aktivitas permainan dan aktivitas
olahraga air sesuai dengan kemampuan juga
karakteristik peserta didik (kondisional).
Pemanfaatan Gerak Pada akhir fase ini, peserta didik dapat
mengevaluasi fakta,konsep, prinsip, dan prosedur
dan mempraktikkan latihan pengembangan
kebugaran jasmani terkait kesehatan (physicsl
fittness related health) dan kebugaran jasmani
terkait keterampilan (physical fittness related
skills), berdasarkan prinsip latihan (frequency,
intensity, time, type/FITT) untuk mendapatkan
kebugaran. Peserta didik juga dapat menunjukkan
kemampuan dalam menerapkan konsep dan
prinsip pergaulan yang sehat disesuaikan dengan
kemampuan juga karakteristik peserta didik.
Pengembangan Pada akhir fase ini, peserta didik mengembangkan
Karakter tanggung jawab sosialnya dalam kelompok kecil
untuk melakukan perubahan positif,
menunjukkan etika yang baik, saling
menghormati, dan mengambil bagian dalam kerja
kelompok pada aktivitas jasmani atau kegiatan
sosial lainnya sesuai dengan kemampuan dan
karakteristik peserta didik.
Nilai-Nilai Gerak Pada akhir fase ini, peserta didik dapat
mengevaluasi sikap dan kebiasaan untuk menjadi
individu yang sehat, aktif, menyukai tantangan
dan cara menghadapinya secara positif dalam
konteks aktivitas jasmani dengan menunjukkan
perilaku menghormati diri sendiri dan orang lain
sesuai dengan kemampuan dan karakteristik
peserta didik.
212
Elemen Capaian Pembelajaran
Keterampilan Gerak Pada akhir fase ini, peserta didik dapat
menunjukkan kemampuan dalam mempraktikkan
hasil evaluasi aktivitas jasmani dan olahraga,
aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan
aktivitas permainan dan aktivitas air yang
disesuaikan dengan kemampuan juga
karakteristik peserta didik (kondisional).
Pengetahuan Gerak Pada akhir fase ini, peserta didik dapat
mengevaluasi fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
dalam melakukan evaluasi aktivitas jasmani dan
olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak
berirama, dan aktivitas permainan dan aktivitas
air yang disesuaikan dengan kemampuan juga
karakteristik peserta didik (kondisional).
Pemanfaatan Gerak Pada akhir fase ini, peserta didik dapat
mengevaluasi fakta,konsep, prinsip, dan prosedur
dan mempraktikkan latihan pengembangan
kebugaran jasmani terkait kesehatan (physical
fittness related health) dan kebugaran jasmani
terkait keterampilan (physical fittness related
skills), berdasarkan prinsip latihan (frequency,
intensity, time, type/FITT) untuk mendapatkan
kebugaran dengan status baik. Peserta didik juga
dapat menunjukkan kemampuan dalam
menerapkan konsep, prinsip, dan prosedur
menjaga kesehatan tubuh dan P3K pada kejadian
darurat, baik pada diri sendiri maupun pada
orang lain disesuaikan dengan kemampuan dan
karakteristik peserta didik.
Pengembangan Pada akhir fase ini, peserta didik mengembangkan
Karakter tanggung jawab sosialnya dalam kelompok kecil
untuk melakukan perubahan positif,
menunjukkan etika yang baik, saling
menghormati, dan mengambil bagian dalam kerja
kelompok pada aktivitas jasmani atau kegiatan
sosial lainnya sesuai dengan kemampuan dan
karakteristik peserta didik.
Nilai-Nilai Gerak Pada akhir fase ini, peserta didik dapat
mengevaluasi sikap dan kebiasaan untuk menjadi
individu yang sehat, aktif, menyukai tantangan
dan cara menghadapinya secara positif dalam
konteks aktivitas jasmani dengan menunjukkan
perilaku menghormati diri sendiri dan orang lain
sesuai dengan kemampuan dan karakteristik
peserta didik.
213
XI. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS KETERAMPILAN
PERBENGKELAN SEPEDA MOTOR
214
B. Tujuan Mata Pelajaran Perbengkelan Sepeda Motor
Mata pelajaran Perbengkelan Sepeda Motor bertujuan untuk membekali
peserta didik agar dapat melakukan hal-hal berikut.
1. Menerapkan prosedur keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan
(K3L).
2. Menyiapkan, menggunakan, dan merawat peralatan tangan
perbengkelan.
3. Menyiapkan dan menerapkan prosedur perawatan mesin.
4. Menyiapkan dan menerapkan prosedur perawatan kelistrikan.
5. Menyiapkan dan menerapkan prosedur perawatan bagian rangka.
6. Memiliki sikap dan etos kerja (tanggung jawab, tekun, jujur, dan
disiplin).
7. Memiliki rasa ingin tahu akan perkembangan teknologi sepeda motor.
8. Menyelesaikan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah dan solusi menyelesaikan masalah.
9. Memberikan bekal kemampuan (sikap, pengetahuan, dan
keterampilan) yang dapat bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan
sebagai anggota masyarakat maupun sebagai warga negara yang
kreatif dan produktif sesuai dengan keterbatasan yang dihadapi anak.
215
4. berkunjung pada sekolah menengah kejuruan dan industri yang
relevan.
Alur proses pembelajaran Keterampilan Perbengkelan Sepeda Motor
sebagai berikut.
1. Materi tentang pengetahuan dan penerapan keselamatan, kesehatan
kerja dan lingkungan (K3L) diberikan paling awal sebelum materi
yang lain. Namun, selalu diterapkan sebagai pendahuluan pada
materi lanjutan.
2. Setelah mempelajari materi tentang pengetahuan dan penerapan
keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan (K3L), peserta didik
akan mempelajari materi tentang alat tangan pada perbengkelan
sepeda motor.
3. Setelah mempelajari materi tentang pengetahuan dan penerapan
keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan (K3L) dan alat tangan
pada perbengkelan sepeda motor, peserta didik akan mempelajari
materi komponen inti, yaitu mesin, kelistrikan, dan rangka.
4. Materi inti, mesin, kelistrikan, dan rangka akan dilaksanakan pada
bagian menyiapkan dan melakukan perawatan bagian tertentu saja
Penilaian meliputi aspek pengetahuan (tes dan non tes), sikap
(observasi), dan keterampilan (proses, hasil, dan portofolio).
Pembelajaran Keterampilan Perbengkelan Sepeda Motor dilakukan
secara block system disesuaikan dengan karakteristik elemen yang
dipelajari.
2. Elemen Mata Pelajaran Perbengkelan Sepeda Motor
Elemen Mata Pelajaran Perbengkelan Sepeda Motor dan Deskripsinya
Elemen Deskripsi
Elemen yang berhubungan dengan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk
melaksanakan prosedur keselamatan kerja di
perbengkelan sepeda motor. Cakupannya meliputi
mengikuti prosedur pada tempat kerja untuk
Keselamatan, mengidentifikasi bahaya dan cara menghindarinya;
Kesehatan memelihara kebersihan peralatan dan area kerja;
Kerja, dan menempatkan dan mengidentifikasi jenis pemadam
Lingkungan kebakaran, penggunaannya, dan prosedur pengoperasian
di tempat kerja; dan mengikuti prosedur pada tempat kerja
untuk pengamanan dan pengendalian limbah. K3L
merupakan kompetensi umum yang harus dikuasai
sebelum mengerjakan pekerjaan inti (perawatan mesin,
kelistrikan dan sistem rangka).
Elemen ini berhubungan dengan pengetahuan,
Peralatan
Tangan keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk
Perbengkelan menggunakan dan memelihara peralatan tangan di
perbengkelan sepeda motor. Cakupannya meliputi
216
Elemen Deskripsi
menyiapkan identifikasi peralatan tangan yang
disesuaikan untuk memenuhi jenis pekerjaan;
menggunakan peralatan tangan secara aman;
menggunakan dan merawat alat ukur servis ringan.
Dengan penguasaan pengetahuan dan keterampilan alat
tangan, peserta didik akan lebih mudah menerapkannya
pada pekerjaan perbengkelan sepeda motor.
Perawatan mesin merupakan pekerjaan rutin yang
dilakukan secara kontinu agar sepeda motor dapat
dikendarai dengan aman dan nyaman. Perawatan mesin
mencakup pengetahuan dan keterampilan keselamatan,
kesehatan kerja dan lingkungan; kompresor udara;
merawat sistem pendinginan; merawat filter udara;
Perawatan
mengganti oli mesin; mengganti busi; dan merawat sistem
Mesin
kopling; merawat sistem Continous Variable Transmission
(CVT) sepeda motor; menyiapkan perawatan karburator
sepeda motor; melakukan pemeriksaan komponen dari
sistem bahan bakar sepeda motor; memastikan kinerja
karburator sepeda motor sesuai standar; menyiapkan dan
melakukan perawatan sistem injeksi sepeda motor.
Elemen yang berhubungan dengan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk membaca
wiring diagram (perkabelan) sistem kelistrikan di
perbengkelan sepeda motor, melakukan perawatan
baterai sepeda motor, melakukan perawatan instrumen
kelistrikan (sistem penerangan dan sinyal) sepeda motor.
Cakupannya meliputi menyiapkan buku manual sistem
kelistrikan sepeda motor; membaca wiring diagram sistem
Perawatan
kelistrikan sepeda motor; menyiapkan perawatan baterai
Kelistrikan
sepeda motor; melakukan pemeriksaan baterai sepeda
motor; memastikan kinerja baterai sepeda motor sesuai
standar; menyiapkan perawatan instrumen kelistrikan
(sistem penerangan dan sinyal) sepeda motor; melakukan
pemeriksaan komponen dari instrumen kelistrikan
(sistem penerangan dan sinyal) sepeda motor; serta
memastikan kinerja instrumen kelistrikan (sistem
penerangan dan sinyal) sepeda motor sesuai standar.
Perawatan sistem rangka berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan, sikap yang diperlukan untuk
memelihara sistem hidrolik di perbengkelan sepeda motor,
merawat sistem rem sepeda motor, merawat bantalan
sistem kemudi, melepas dan memasang roda sepeda
motor, memelihara rantai roda sepeda motor, memelihara
bodi/pencucian sepeda motor. Cakupannya meliputi
menyiapkan perlengkapan pemeliharaan sistem hidrolik
sepeda motor; memelihara sistem hidrolik sepeda motor;
Perawatan menyiapkan perawatan sistem rem sepeda motor;
Sistem Rangka melakukan pemeriksaan pada sistem rem sepeda motor;
memastikan kinerja rem sepeda motor sesuai standar;
menyiapkan perawatan bantalan sistem kemudi;
memastikan bantalan sistem kemudi dalam kondisi
normal; melakukan perawatan sistem suspensi sepeda
motor; menyiapkan perawatan sistem suspensi sepeda
motor; melakukan pemeriksaan komponen dari sistem
suspensi sepeda motor; memastikan kinerja suspensi
sepeda motor sesuai standar; mengidentifikasi konstruksi
jenis roda sepeda motor dan sistem pemasangannya;
melepas roda-roda sepeda motor; memeriksa roda sepeda
217
Elemen Deskripsi
motor; memasang roda sepeda motor; menyiapkan
perlengkapan pemeliharaan rantai roda sepeda motor;
memelihara rantai roda sepeda motor berikut
komponennya; menyiapkan perlengkapan pemeliharaan
bodi/pencucian sepeda motor; serta memelihara
bodi/pencucian sepeda motor.
218
Elemen Capaian Pembelajaran
Pada akhir Fase D, peserta didik mampu memastikan
Perawatan kinerja suspensi sepeda motor sesuai standar,
Rangka memastikan fungsi setiap bagian roda sepeda motor, dan
memeriksa roda sepeda motor.
219
Pada akhir Fase F, peserta didik memiliki kemampuan
mengidentifikasi bahaya dan cara menghindarinya; memelihara
kebersihan peralatan dan area kerja sesuai prosedur serta
pengendalian limbah; menyiapkan, menggunakan, dan memelihara
peralatan tangan, alat ukur, filter udara; mengganti oli dan busi;
merawat sistem kopling; merawat sistem CVT; merawat karburator
dan sistem injeksi; memastikan kinerja baterai sesuai standar;
memelihara rantai roda; memastikan kinerja instrumen kelistrikan
(sistem penerangan dan sinyal) sepeda motor sesuai standar; serta
melakukan pencucian/perawatan bodi sepeda motor.
220
Elemen Capaian Pembelajaran
melakukan pemeriksaan fungsi roda sepeda motor,
melepas roda-roda sepeda motor, menyiapkan
perlengkapan pemeliharaan rantai roda sepeda motor,
menyiapkan perlengkapan pemeliharaan bodi /
Pencucian sepeda motor, menyiapkan pembersihan
injektor bahan bakar sepeda motor.
221
XII. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS KETERAMPILAN SENI
MEMBATIK
222
1. menerapkan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja (k3) proses
membatik di tempat kerja;
2. memberikan pelayanan prima kepada pelanggan;
3. menentukan alat dan bahan pembuatan batik;
4. mengenal teknik membatik ciprat, cap, tulis dan kombinasi;
5. membuat karya dengan proses batik ciprat;
6. membuat karya dengan proses batik cap;
7. membuat karya dengan proses batik tulis;
8. membuat karya dengan proses batik kombinasi;
9. praktik membuat motif batik unsur geometris dan non-geometris;
10. penyelesaian akhir hasil kain batik;
11. melaporkan kegiatan proses pembuatan batik.
1. pembelajaran di kelas,
223
2. pembelajaran di ruang praktik,
3. proyek sederhana,
4. berinteraksi dengan tim kerja dan pelanggan,
5. berinteraksi dengan alumnus atau praktisi industry,
6. berkunjung pada industri yang relevan.
224
Elemen Deskripsi
Prosedur Prosedur yang berhubungan dengan pengetahuan,
Keselamatan dan keterampilan, dan sikap merupakan segala kegiatan
Kesehatan Kerja untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
Proses Membatik kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja seperti
penerapan keselamatan kerja di lingkungan tempat
kerja, penerapan penggunaan alat pelindng diri (APD),
kesehatan dan penyakit akibat kerja, simbol-simbol
keselamatan dan kesehatan, mengenal alat dan bahan
yang berbahaya sehingga diharapkan peserta didik lebih
berhati-hati dalam bekerja.
Pelayanan Prima Merupakan aspek pengetahuan, keterampilan, dan
pada Pelanggan sikap kerja yang terintegrasi dalam kegiatan
mengenalkan tata cara menyampaikan hasil produk
kain batik dengan bahasa yang sopan dan santun serta
penampilan yang baik saat menjual hasil kain batik
kepada pelanggan, menggunakan bahasa yang baik
dengan sikap ramah saat berkomunikasi membeli alat
dan bahan untuk persiapan membatik serta
menggunakanya dengan baik saat memperlihatkan
kepada pelanggan tata cara membatik saat pameran
memasarkan hasil kain batik.
Persiapan Alat dan Merupakan kegiatan tahap awal, yakni mempersiapkan
Bahan Pembuatan semua peralatan yang digunakan di ruang membatik
Batik untuk proses belajar membatik. Setiap peralatan
membatik mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Apabila
motorik peserta didik belum mampu menggunakan
canting, dimudahkan dengan menggunakan kuas saat
menorehkan/ mengoleskan lilin malam ke permukaan
kain. Apabila di lingkungan sekolah belum memiliki cap
tembaga, dipermudah dengan menggunakan cap yang
terbuat dari kertas atau kayu. Persiapan bahan
membatik merupakan persiapan mengukur/menakar
lilin malam yang dibutuhkan saat dicairkan di wajan
serta takaran pewarna bubuk yang dicairkan sesuai
aturan pewarnaan dan ukuran bahan yang
dipersiapkan untuk membatik kain sapu tangan, slayer
serta cukin (syal batik) untuk SMPLB dan untuk
membatik taplak meja makan, taplak meja tamu dan
kain jarik serta perlengkapan rumah tangga untuk
SMALB. Selain itu, merapikan dan menyimpan
peralatan dan bahan ke tempat semula setelah
mengikuti pembelajaran membatik.
Proses Membatik Kegiatan yang diawali dengan mengukur bahan kain
mori; mengguntingnya sesuai ukuran sapu tangan,
slayer, dan cukin (syal batik) untuk SMPLB dan
ukuran taplak meja makan, taplak meja tamu dan kain
jarik serta perlengkapan rumah tangga untuk SMALB;
menjiplak (ngeblat) pola gambar desain motif batik
unsur geometris dan non-geometris sesuai lingkungan
daerah sekitar dari kertas ke permukaan kain pada
pembuatan batik tulis; mengenal beberapa teknik
membatik seperti batik ciprat, batik cap, batik tulis
dan batik kombinasi apabila pembuatan batik cap
hanya merangkai pola desain sesuai posisi motif batik
unsur geometris dan non-geomteris sesuai lingkungan
daerah sekitar pada kain, lalu mencap kain sesuai
rangkainya yang telah ditentukan. Pada pembuatan
225
Elemen Deskripsi
batik tulis, langkah selanjutnya ialah menorehkan atau
mengoleskan lilin malam cair menggunakan
canting/kuas sesuai gambar desain pola motif batik,
lalu mewarnai kain dengan teknik colet/usap/celup
sampai pewarna kering; merebus kain dengan air
panas sampai lilin malam terlepas dari permukaan
kain (nglorod), dan membilas menggunakan air bersih,
dan menjemur kain sampai kering. Kegiatan membatik
disesuaikan dengan karakteristik motorik peserta
didik. Apabila belum mampu, dipermudah atau
dimodifikasi seperti mengganti peralatan dari canting
menjadi kuas saat menorehkan lilin malam ke
permukaan kain, kemudian menyederhanakan alat cap
membatik yang terbuat dari tembaga menjadi cap yang
terbuat dari kayu atau kertas. Jenjang SMPLB
membuat batik ciprat dan batik tulis. Jenjang SMALB
membuat batik cap, batik tulis dan batik kombinasi.
Penyelesaian Suatu kegiatan penyelesaian akhir hasil kain batik,
Akhir Hasil Kain yaitu menyetrika hasil kain batik yang sudah kering,
Batik kemudian melitap hasil kain batik, memberi label nama
instansi produk kain batik; memasukkan hasil kain
batik ke dalam plastik atau kemasan yang rapi dan
menarik sehingga dapat menjadi suatu produk bernilai
yang dapat ditentukan harga jual untuk dipasarkan di
lingkungan sekolah atau di pameran kebudayaan
keterampilan.
Laporan Kegiatan Merupakan kegiatan melaporkan hasil kerja dengan
Membatik mengisi ceklis: penerapan prosedur kesehatan dan
keselamatan kerja, penerapan pelayanan prima kepada
pelanggan, mempersiapkan alat dan bahan pembuatan
batik, proses membatik, dan penyelesan akhir hasil kain
batik.
226
mewarnai kain; mengenal teknik nglorod; menerapkan penyelesain akhir
hasil kain batik; serta mengisi ceklis laporan hasil kegiatan membatik.
227
Elemen Capaian Pelajaran
membatik meliputi: penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3), pelayanan prima kepada
pelanggan, persiapan alat dan bahan membatik, proses
membatik, serta penyelesaian akhir hasil kain batik.
228
Elemen Capaian Pembelajaran
batik unsur geometris dan non-geometris; mengetahui
teknik batik tulis; menjiplak (ngeblat) gambar desain
motif batik unsur geometris dan non-geomtris;
mengoleskan atau menorehkan lilin malam pada kain
sesuai desain motif batik tulis disesuaikan dengan
karakteristik motorik peserta didik; apabila belum
mampu menggunakan canting, dipermudah
menggunakan kuas saat mengoleskan lilin malam
kepermukaan kain; mewarnai kain dengan teknik
colet/usap/celup sesuai karakteristik peserta didik;
mengetahui nama-nama warna dasar; mengetahui
sumber pewarna alam; melepaskan lilin malam pada
kain dengan cara direbus (nglorod); serta menjemur
kain sampai kering.
Penyelasaian Pada akhir Fase E, peserta didik dapat menerapkan
Akhir Hasil Kain penyelesaian akhir hasil kain batik meliputi menyetrika
Batik hasil kain batik; melipat hasil kain batik sampai rapi;
memasukkan hasil kain batik kedalam kemasan;
menempel label nama produk dan identitas instantsi
pembuat kain batik; menentukan harga jual hasil kain
batik; dan menempelkan harga yang telah ditentukan
untuk dijual.
Pelaporan Pada akhir Fase E, peserta didik dapat secara mandiri
Membatik mengisi ceklis laporan kegiatan penyelesaian akhir saat
membatik meliputi: penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3), pelayanan prima kepada
pelanggan, persiapan alat dan bahan membatik, proses
membatik, serta penyelesaian akhir hasil kain batik.
229
Elemen Capaian Pembelajaran
Prosedur Pada akhir Fase F, peserta didik dapat menerapkan
Keselamatan dan kesehatan dan keselamatan di lingkungan tempat kerja;
Kesehatan Kerja pencegahan kecelakaan kerja;penerapaan Pertolongan
(K3) Pertama pada Kecelakaan Kerja (P3K); menggunakan
APD masker, celemek, dan sarung tangan karet;
mengenal simbol-simbol K3; mengetahui posisi yang
baik saat mencairkan lilin malam; menggunakan
kompor yang panas; menerapkan sikap yang baik untuk
pencegahan penyakit akibat kerja; mengenal alat dan
bahan yang berbahaya sehingga diharapkan peserta
didik lebih berhati-hati dalam bekerja.
Pelayanan Prima Pada akhir Fase F, peserta didik dapat bersikap sopan,
kepada Pelanggan santun, dan ramah tamah kepada pelanggan;
berkomunikasi dengan pemilihan kata yang sesuai
aturan kaidah bahasa Indonesia; memberikan bantuan
kepada pelanggan; melakukan pekerjaan secara tim
bekerja sama atau gotong royong saat membatik.
Alat dan Bahan Pada akhir Fase F, peserta didik dapat mengetahui
nama dan fungsi peralatan serta bahan membatik tulis;
mengenal jenis dan mutu bahan kain mori untuk
pembuatan batik tulis; mengenal bahan pewarna
alam/sintetis/tekstil; mengenal bagian-bagian dari
peralatan membatik cap dan kombinasi; membersihkan
peralatan setelah digunakan; menakar bahan pewarna
bubuk; merapikan alat dan bahan yang telah digunakan
ke tempat semula.
Proses Batik Cap Pada akhir Fase F, peserta didik dapat menerapkan
dan Kombinasi pengukuran dan pemotongan kain ukuran taplak meja
tamu, taplak meja makan, kain jarik dan perlengkapan
rumah tangga; menjiplak gambar desain motif batik dari
kertas ke kain (ngeblat); mengoleskan lilin malam pada
teknik batik cap dan kombinasi disesuaikan dengan
karakteristik motorik peserta didik; apabila belum
mampu menggunakan canting, dipermudah
menggunakan kuas saat mengoleskan lilin malam ke
permukaan kain; menerapkan teknik colet mewarnai
kain batik cap dan kombinasi; menerapkan proses
nglorod; serta menjemur kain batik cap dan kombinasi.
Penyelasaian Pada akhir Fase F, peserta didik dapat menyetrika hasil
Akhir Hasil Kain kain batik cap dan kombinasi; melipat hasil kain batik
Batik Cap dan cap dan kombinasi; memasukkan hasil kain batik cap
Kombinasi dan kombinasi ke dalam kemasan; menempel label
nama produk dan identitas instantsi pembuat kain
batik cap dan kombinasi, menentukan harga jual hasil
kain batik cap dan, menempelkan harga yang telah
ditentukan untuk dijual.
Pelaporan Batik Pada akhir Fase F, peserta didik dapat menceklis
Cap dan laporan kegiatan penyelesaian akhir yang diperlukan
Kombinasi saat membatik meliputi: penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3), pelayanan prima kepada
pelanngan, persiapan alat dan bahan membatik, proses
membatik, dan penyelesaian akhir hasil kain batik.
230
XIII. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS KETERAMPILAN
TATA GRAHA
A. Rasional Mata Pelajaran Tata Graha
Mata pelajaran Tata Graha merupakan mata pelajaran yang membekali
peserta didik memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan untuk
menyelesaikan tugas yang diperoleh melalui latihan secara kontinu.
Perkembangan dunia pariwisata di Indonesia begitu pesat dengan
jumlah wisatawan dari dalam negeri dan luar negeri terus
bertambah. Peningkatan jumlah wisatawan di Indonesia
memberikan peluang pada tempat penginapan seperti hotel. Dalam
menjalankan operasional hotel, hotel mempunyai beberapa
departemen. Salah satu departemen yang memiliki peran penting di
hotel ialah house keeping department. House keeping department
merupakan departemen yang bertanggung jawab untuk menjaga
kebersihan dan keindahan hotel di semua area hotel.
231
Capaian pembelajaran ini menjadi gambaran pembelajaran yang dapat
dipelajari peserta didik untuk memiliki keahlian dalam bidang tata
graha. Adapun pada pembelajarannya dapat dikembangkan
menyesuaikan sarana dan prasarana, kemampuan peserta didik dan
lingkungan.
232
terjadinya kecelakaan kerja dan langkah penanganan bila terjadi
kecelakaan kerja.
233
Elemen Deskripsi
pembersih kayu, permukaan lantai, kamar mandi,
aksesori dinding, dan sarana ibadah.
Pengoperasian Mengenal pengoperasian peralatan kebersihan
Peralatan kelompok sapu dan sikat, container, dan linen
dengan menerapkan pada proses pekerjaan
membersihkan permukaan lantai, media kaca,
kamar mandi, aksesori dinding, dan sarana
ibadah. Selanjutnya, mengidentifikasi peralatan
yang disesuaikan untuk memenuhi jenis pekerjaan,
pembersihan area basah dan kering, limbah umum,
ruangan kantor, loundry, merangkai bunga, dan
menata taman.
Proses Pekerjaan Proses pekerjaannya mencakup membersihkan
area kering dan basah, membersihkan limbah,
membersihkan ruangan kantor, loundry (menyortir
cucian, mencuci, mengeringkan; mencuci dry
cleaning, mengeringkan, menggantung dan
mengepak), merangkai bunga (bentuk bulat dan
sudut) dan menata taman (taman di dalam ruangan
dan luar ruangan).
Perawatan Alat Segala kegiatan dalam merawat alat-alat
kebersihan yang sudah dipakai melalui kegiatan
membersihkan, merapikan, dan menyimpan alat-
alat kebersihan manual mencakup sapu dan sikat,
container, dan kelompok linen, bahan pembersih
disinfektan, sabun untuk mencuci tangan, bahan
pembersih keramik, bahan pembersih kaca, bahan
pembersih kayu alat, bahan pembersih kamar
mandi, aksesori dinding, merawat sarana ibadah,
alat-alat kebersihan limbah umum, alat-alat
kebersihan area kering dan basah, alat-alat
merangkai bunga, alat-alat menata taman, dan
alat-alat makinal antara lain penyedot debu dan
mesin cuci pakaian di tempat yang benar.
Pelaporan Mengenal cara mengisi ceklis untuk melaporkan
kerja harian maupun berkala sesuai proses
pekerjaan yang dilakukan, mengisi laporan
kegiatan kerja dengan cara menceklis pada buku
laporan, dan dapat mengomunikasikan hasil
laporan yang diisi dengan cara menceklis.
234
melaporkan dengan mengisi ceklis: persiapan ruang kerja, pakaian
kerja (APD), alat, kelengkapan bahan, kelengkapan komponen alat
dan bahan yang sesuai, serta kualitas hasil melaksanakan
pekerjaan.
235
keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan (K3L); memiliki
kemampuan berkomunikasi dengan pelanggan; memiliki sikap dan
etos kerja (tanggung jawab, tekun, jujur, dan disiplin); menerapkan
kerja dalam lingkungan yang beragam; menyiapkan,
mengoperasikan, dan merawat alat kebersihan machinal makinal
(alat dengan mesin dan listrik); serta menyiapkan, dan menerapkan
prosedur membersihkan area kering dan basah.
236
etos kerja (tanggung jawab, tekun, jujur dan disiplin), menerapkan
kerja dalam lingkungan yang beragam, dalam pekerjaan
membersihkan limbah umum, membersihkan ruangan kantor,
loundry, merangkai bunga, dan menata taman.
237
XIV. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS KETERAMPILAN PIJAT
(MASSAGE)
Pijat (massage) adalah teknik perawatan tubuh dengan cara usapan dan
penekanan menggunakan anggota gerak tubuh seperti tangan, jari, siku,
dan atau alat bantu lainnya pada permukaan tubuh yang memberikan
efek stimulasi dan relaksasi, melancarkan sistem peredaran darah,
melancarkan sistem peredaran limfe (getah bening) dan penguatan sistem
tubuh lainnya, dimaksudkan untuk meningkatkan kesehatan dan
kebugaran tubuh.
238
menyesuaikan sarana dan prasarana, kemampuan peserta didik dan
budaya lokal.
239
Pada awal pembelajaran sebelum memasuki materi pokok, peserta didik
dikenalkan manfaat mempelajari pijat (massage). Sebagai contoh, setelah
belajar pijat (massage), peserta didik mampu melakukan massage untuk diri
sendiri dan keluarga sebelum akhirnya dapat terjun ke dunia industri.
Pembelajaran pijat (massage) dilaksanakan melalui:
1. pembelajaran di kelas,
2. pembelajaran di ruang praktikum (salon),
3. proyek tugas sederhana,
4. berkunjung pada sekolah menengah kejuruan kompetensi spa dan
kecantikan, dan industri yang relevan.
240
Pembelajaran pijat (massage) dilakukan secara block system
disesuaikan dengan karakteristik elemen yang dipelajari.
Elemen Deskripsi
Persiapan Prosedur menyiapkan area kerja adalah segala
Area Kerja kegiatan untuk menjamin Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja serta menerapkan prosedur
sanitasi higiene meliputi menjaga kebersihan diri
(personal hygiene), memastikan kebersihan dan
keamanan peralatan dan perlengkapan kerja,
membersihkan lantai massage dengan bahan steril,
dan membersihkan bed massage
Persiapan Alat, Merupakan kegiatan tahap awal yang berhubungan
Lenan, dan Bahan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja
yang dibutuhkan dalam melakukan persiapan alat
massage: melakukan persiapan wadah kosmetik
massage, melakukan persiapan kosmetik massage,
melakukan persiapan bahan pelengkap massage, dan
melakukan persiapan lenan massage.
Persiapan Diri dan Menyiapkan mental dengan penuh percaya diri dan
Pelanggan penampilan diri (kebersihan kuku, kebersihan mulut,
kebersihan badan, merias wajah, pakaian kerja, dan
sepatu) sesuai SOP sebagai seorang maseur untuk
menyambut pelanggan serta melakukan persiapan
untuk pelanggan massage tradisional.
Penerapan Teknik Suatu proses kegiatan tahap awal massage yang
Dasar Massage menjelaskan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang berhubungan dengan teknik dasar massage yang
menyangkut berbagai macam gerakan massage
Effleurage/stroking, Petrissage, Tapotement, Friction
dan Vibrate sesuai dengan area dan fungsi.
Penerapan Teknik Segala kegiatan yang berhubungan dengan
Pemijatan Badan di pengetahuan dan keterampilan dan sikap yang
Daerah Indonesia diperlukan saat melakukan berbagai paket massage
termasuk dalam konteks budaya lokal, yaitu pijat
tradisional meliputi Effleurage/stroking, Petrissage,
Tapotement, Friction dan Vibrate dengan berirama pada
javanese massage memijat badan dengan
menggunakan kosmetika massage dan lulur jawa
dengan bahan alami yang jadi maupun segar (diramu
sendiri) melakukan balinese massage dengan
kosmetika massage dan lulur Bali, melakukan
perawatan masker badan tradisional (tradisional body
mask), melakukan massage kulit kepala, massage
bahu dan leher (back area) yang diperlukan untuk
kesehatan, kesegaran dan kenyamanan fisik,
keseimbangan fisik, jiwa dan pikiran) serta memenuhi
peraturan kesehatan dan keselamatan kerja.
Penerapan Teknik Segala kegiatan yang berhubungan dengan
Pengembangan pengetahuan dan keterampilan dan sikap yang
Massage diperlukan saat melakukan massage acupressure
punggung dengan memperhatikan kondisi pelanggan
yang tidak boleh dilakukan massage pada daerah yang
akan dipijat apabila kondisi pelanggan adanya luka
bakar sinar matahari, luka baru atau yang sedang
241
Elemen Deskripsi
mengering, peradangan, demam, dan iritasi serta
infeksi kulit, melakukan foot massage dan shiatsu
agar tubuh lebih rileks.
Perawatan Area Segala kegiatan yang berhubungan dengan
Kerja pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang
dibutuhkan dalam menstrerilkan dan merapikan
kembali bed massage dan matras setelah digunakan.
Penyimpanan Kegiatan yang berhubungan dengan pengetahauan,
Kosmetik, Alat, dan keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam
Lenan melakukan penyimpanan kosmetik massage
tradisional setelah digunakan, melakukan pencucian
lenan massage, melakukan penyimpanan lenan
massage, melakukan perawatan dan penyimpanan
peralatan massage yang sudah dibersihkan
242
Elemen Capaian Pembelajaran
dan jujur.
Persiapan Diri dan Pada akhir Fase D, peserta didik dapat melakukan
Pelanggan persiapan pribadi (kebersihan diri dan penampilan),
menyambut pelanggan, melakukan persiapan
pelanggan massage tradisional dengan ramah dan
sopan, sesuai prinsip-prinsip komunikasi secara jujur
dan tanggung penuh jawab.
Penerapan Teknik Pada akhir Fase D, peserta didik dapat melakukan
Dasar Massage teknik dasar massage yang menyangkut berbagai
macam gerakan massage Effleurage/stroking,
Petrissage, Tapotement, Friction dan Vibrate sesuai
dengan area dan fungsi, secara teliti, jujur, dan
tanggung jawab.
Perawatan Area Kerja Pada akhir Fase D, peserta didik dapat merapikan
kembali bed massage dan matras setelah digunakan
dengan penuh tanggung jawab.
Penyimpanan Pada akhir Fase D, peserta didik dapat menyimpan
Kosmetik, Alat, dan kosmetik massage tradisional setelah digunakan,
Lenan mencuci lenan, menyimpan lenan, dan menyimpan
peralatan massage dengan teliti dan jujur.
243
Elemen Capaian Pembelajaran
mempersiapkan lenan massage dan melakukan
persiapan pribadi sesuai kebutuhan kerja serta
memeriksa kelayakannya sesuai SOP secara mandiri
dan jujur.
Persiapan Diri dan Pada akhir Fase E, peserta didik mampu melakukan
Pelanggan persiapan pribadi (kebersihan diri dan penampilan),
menyambut pelanggan, melakukan persiapan
pelanggan massage tradisional dengan ramah dan
sopan, sesuai prinsip-prinsip komunikasi secara jujur
dan tanggung penuh jawab
Penerapan Teknik Pada akhir Fase E, peserta didik mampu melakukan
Pemijatan Badan di dasar pemijatan, melakukan pemijatan badan
Daerah Indonesia tradisional Indonesia meliputi Effleurage/stroking,
Petrissage, Tapotement, Friction dan Vibrate dengan
berirama pada javanese massage memijat badan
dengan menggunakan kosmetika massage dan lulur
jawa dengan bahan alami yang jadi maupun segar
(diramu sendiri), melakukan Balinese Massage dan
melakukan perawatan masker badan tradisional
(tradisional body mask) dengan teliti dan kreatif serta
tanggung jawab.
Perawatan Area Kerja Pada akhir Fase E, peserta didik mampu mensterilkan
dan merapikan kembali bed massage dan matras
setelah digunakan dengan penuh tanggung jawab dan
teliti.
Penyimpanan Pada akhir Fase E, peserta mampu menyimpan
Kosmetik, Alat, dan kosmetik massage setelah digunakan; mencuci lenan;
Lenan menyimpan lenan; dan menyimpan peralatan massage
yang sudah dibersihkan dengan teliti dan jujur.
244
Elemen Capaian Pembelajaran
kerja, menentukan peralatan dan bahan pembersihan
lantai massage; melakukan pembersihan lantai;
mempersiapkan perlengkapan dan membersihkan bed
massage; serta mendokumentasikan laporan sesuai
prosedur secara mandiri dan gotong royong.
Persiapan Alat, Pada akhir Fase F, peserta didik mampu
Lenan, dan Bahan mempersiapkan peralatan massage yang sudah
dibersihkan/disanitasi; mempersiapkan wadah
kosmetik massage; mempersiapkan kosmetik
massage; mempersiapkan bahan pelengkap massage;
mempersiapkan lenan massage; dan melakukan
persiapan pribadi sesuai kebutuhan kerja dan
diperiksa kelayakannya sesuai SOP secara mandiri
dan jujur.
Persiapan Diri dan Pada akhir Fase F, peserta didik mampu melakukan
Pelanggan persiapan pribadi (kebersihan diri dan penampilan),
menyambut pelanggan, Melakukan persiapan
pelanggan massage tradisional dengan ramah dan
sopan, sesuai prinsip-prinsip komunikasi secara jujur
dan tanggung penuh jawab.
Penerapan Teknik Pada akhir Fase F, peserta didik mampu melakukan
Pemijatan Badan di dasar pemijatan, melakukan pemijatan badan
Daerah Indonesia tradisional Indonesia yaitu pijat tradisional meliputi
Effleurage/stroking, Petrissage, Tapotement, Friction
dan Vibrate dengan berirama pada javanese massage
memijat badan dengan menggunakan kosmetika
massage dan lulur jawa dengan bahan alami yang jadi
maupun segar (diramu sendiri), melakukan Balinese
Massage, dan melakukan perawatan masker badan
tradisional (tradisional body mask) melakukan
massage kulit kepala, massage bahu dan leher (back
area) yang diperlukan untuk kesehatan, kesegaran
dan kenyamanan fisik, keseimbangan fisik, jiwa dan
pikiran) serta memenuhi peraturan kesehatan dan
keselamatan kerja dengan teliti dan kreatif serta
tanggung jawab.
Penerapan Teknik Pada akhir Fase F, peserta didik mampu melakukan
Pengembangan teknik massage akupresur punggung dengan
Massage memperhatikan kondisi pelanggan yang tidak boleh
dilakukan massage pada daerah yang akan di-
massage apabila kondisi pelanggan adanya luka bakar
sinar matahari, luka baru atau yang sedang
mengering, peradangan, demam, dan iritasi serta
infeksi kulit, melakukan foot massage, dan melakukan
teknik shiatsu dengan teliti dan kreatif.
Perawatan Area Kerja Pada akhir Fase F, peserta didik mampu mensterilkan
dan merapikan kembali bed massage dan matras
setelah digunakan dengan penuh tanggung jawab dan
teliti.
Penyimpanan Pada akhir Fase F, peserta didik mampu menyimpan
Kosmetik, Alat, dan kosmetik massage setelah digunakan, mencuci lenan,
Lenan menyimpan lenan, dan menyimpan peralatan massage
yang sudah dibersihkan dengan teliti dan jujur
245
XV. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS KETERAMPILAN BUDI
DAYA PETERNAKAN UNGGAS
246
dihasilkan; teknik dan prosedur penetasan telur tetas; dan menghitung
hasil usaha unggas dan membuat laporan.
247
16. mengenalkan prosedur dan mengelola telur yang dihasilkan mulai
dari memanen, menyortir, memasarkan telur infertil, dan
menetaskan telur;
17. mengenalkan prosedur penetasan telur unggas ternak dengan
mesin penetas;
18. membuat catatan laporan hasil panen telur dan pendapatan
penjualan;
19. menghitung secara cerdas dan kritis hasil usaha produk unggas;
20. menganalisis secara cerdas dan kritis karakteristik peluang pasar
untuk mengembangkan yang mampu bersaing dipasaran;
21. mampu berkolaborasi dalam tim kerja;
22. menginspirasi peserta didik berkebutuhan khusus lainnya untuk
berkarya dan berinovasi dengan memanfaatkan sumber daya dan
peluang secara kreatif.
248
sebelum dan sesudah kegiatan, pencegahan terjadinya kecelakaan
kerja dan langkah penanganan jika terjadi kecelakaan kerja. Materi
hewan ternak unggas mencakup pengetahuan seputar pembagian
jenis-jenis hewan ternak unggas, macam-macam ras unggas petelur
unggul, macam-macam ras unggas pedaging (broiler) unggul. Materi
biosekuriti mencakup pengetahuan tentang konsep dasar, fungsi dan
pengenalan zona merah, kuning, dan hijau serta analisis pentingnya
zona biosekuriti. Materi vaksin ternak unggas mencakup
pengetahuan tentang jenis dan macam-macam vaksin ternak unggas
sesuai jenis penyakit guna tujuan pencegahannya serta praktik
metode pemberiannya melalui ilustrasi. Materi pakan jadi ternak
unggas mencakup pengetahuan dan praktik tentang jenis, jumlah
kebutuhan, penyediaan dan penerapan pemberian pakan jadi ternak
unggas periode grower dan layer, serta tujuan, fungsi, dan penerapan
teknik prosedur penyimpanan pakan dengan memperhatikan faktor-
faktor yang memengaruhi kualitas pakan saat disimpan. Materi
kandang ternak unggas mencakup pengetahuan seputar
karakteristik dan gambar kandang (koloni) ternak unggas, peralatan
kandang (koloni) ternak unggas, peralatan dan bahan membuat
kandang (koloni) sekaligus gudangnya serta praktik membuat
gambar 2 dimensi kandang (koloni) ternak unggas. Materi
pemeliharaan ternak unggas mencakup pengetahuan dan praktik
tentang teknik prosedur penerapan pemeliharaan dan perawatan
ternak unggas periode grower, dan teknik prosedur penerapan
pemeliharaan dan perawatan ternak unggas periode layer. Materi
panen dan pascapanen mencakup praktik kegiatan seputar teknik
prosedur pemanenan, penyortiran, dan penyimpanan telur yang
dihasilkan hingga melakukan pemasaran telur infertil, kemudian
pengetahuan tentang teknik prosedur penggunaan mesin tetas dalam
prosedur penetasan telur tetas, dan format pembuatan catatan/
laporan hasil panen telur, jumlah ternak unggas, dan pendapatan
hasil penjualan telur.
249
Elemen Mata Pelajaran Budi Daya Peternakan Unggas dan
Deskripsinya
Elemen Deskripsi
Keselamatan dan Elemen ini mencakup penerapan keselamatan
Kesehatan Kerja (K3) kerja di lingkungan tempat kerja, penerapan
penggunaan alat pelindung diri (APD), kesehatan
dan penyakit akibat kerja serta pencegahan dan
penangananya, kebersihan kandang dan
lingkungan sekitar kandang, perawatan kandang
sekaligus peralatan kandang ternak unggas serta
gudangnya, dan penerapan kebersihan diri
sebelum dan sesudah kegiatan dengan mandiri.
Hewan Ternak Elemen ini mencakup tentang pembagian ternak
Unggas unggas, macam-macam ras ternak unggas
petelur unggul, macam-macam ras ternak unggas
pedaging unggul. Kegiatan identifikasi jenis
ternak unggas petelur dan pedaging dilakukan
dengan berbagai cara baik menggunakan media
seperti gambar, video, ataupun pengamatan
secara langsung dengan bernalar kritis.
Pengelolaan Elemen ini mencakup tentang analisis
Kesehatan Hewan pentingnya 3 zona biosekuriti, tata letak 3 zona
tersebut sesuai lokasi kandang, dan
mempraktikkan dengan ilustrasi dalam kelas,
peserta didik mempelajari jenis-jenis vaksin
ternak unggas, nama-nama vaksin berdasarkan
tujuan pencegahan penyakitnya serta
mempraktikkan metode pemberiannya melalui
ilustrasi, tahapan akhir dari elemen ini ialah
merancang, menyiapakan kebutuhan, dan
melaksanakan progam biosekuriti dengan
menyiapkan 3 zona biosekuriti, merancang
program vaksinasi, memilih vaksin secara tepat,
memilih metode pemberian vaksin yang tepat,
menyiapkan alat vaksin yang tepat untuk
unggas, melakukan vaksin dan merapihkan
kembali alat yang di gunakan.
Pengelolaan Pakan Elemen ini mencakup tentang kegiatan
menyiapkan pakan jadi ternak unggas periode
starter, finisher, grower, dan layer, menyimpan
pakan ternak unggas, menyiapkan, memisahkan,
menghitung jumlah kebutuhan pakan dengan
alat ukur, memberikan pakan jadi ternak unggas
sesuai periode starter, finisher, grower dan layer.
Selanjutnya, tahapan ini mulai memformulasikan
pakan sesuai kebutuhan unggas, membuat
pakan, dan menyimpan bahan pakan dan pakan
unggas ternak.
Pengelolaan Produksi Elemen ini mencakup tentang membuat
rancangan kandang (koloni) ternak unggas dalam
gambar 2 dimensi, mengidentifikasi macam-
macam kandang ternak unggas, membedakan
macam-macam kandang ternak unggas,
menentukan tempat dibangunnya kandang dan
gudang pakan ternak unggas, dan menentukan
bentuk kandang (koloni) lengkap dengan
peralatan kandangnya serta gudang yang sesuai
dengan luas dan lokasi yang tersedia,
250
Elemen Deskripsi
menyiapkan peralatan kandang dan prosedur
penggunaan peralatan kandang, merapikan
kembali kandang dan peralatan kandang setelah
mengikuti pembelajaran.
Kemudian, kegiatan produksi tahap akhir di fase
D, E, dan F, yaitu peserta didik mulai
memelihara dan merawat ternak unggas mulai
dari periode starter, finisher, grower, dan layer.
Pengelolaan Panen Elemen ini mencakup tentang pengelolaan hasil
Dan Pascapanen produksi ternak unggas mulai dari memanennya,
menyortir dari segi ukuran, pembuahan, dan
kualitas (retak, berat, kondisi kulit, dsb).
Prosedur penetasan telur, pemanenan anak
unggas, penentuan jenis kelamin, pemanenan
produksi unggas pedaging, pemanenan pullet,
dan pemanenan telur konsumsi. Kegiatan
pascapanen yang dilakukan peserta didik adalah
membuat catatan hasil panen unggas per hari
dan jumlah ternak unggas, kemudian
menentukan harga jual produksi hasil unggas,
melakukan pemasaran produksi hasil unggas,
dilanjutkan dengan membuat catatan laporan
hasil penjualan tersebut guna menghitung
pendapatan.
251
Fase D Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Keselamatan dan Pada akhir Fase D, peserta didik dapat
Kesehatan Kerja (K3) menerapkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) yang meliputi penerapaan kesehatan dan
keselamatan di lingkungan tempat kerja,
pencegahan kecelakaan kerja, penyakit, dan
penerapaan Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan Kerja (P3K), penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) seperti masker, sarung
tangan, sepatu safety, dan baju pelindung saat
kontak langsung dengan ternak unggas. Peserta
didik dapat menerapkan pembersihan dan
perawatan kandang ternak unggas. Peserta didik
dapat menerapkan pembersihan dan perawatan
peralatan kandang ternak unggas seperti tempat
menaruh pakan, tempat menaruh minum, lampu
dan jerami untuk mengatur suhu, dan
pengamanan kandang. Peserta didik dapat
menerapkan pembersihan dan perawatan
lingkungan sekitar kandang ternak ungas.
Peserta didik dapat menerapkan kebersihan dan
perawatan personal hygiene meliputi kebersihan
diri dan seragam kerja (uniform) di dalam baju
pelapis (pelindung diri) sebelum dan sesudah
kegiatan.
Hewan Ternak Pada akhir Fase D, peserta didik dapat
Unggas menjelaskan jenis-jenis ternak ungags;
menyebutkan ciri-ciri unggas petelur dan
pedaging; membedakan unggas petelur dan
pedaging; menyatakan jenis unggas petelur atau
pedaging; dan memilih jenis ternak unggas yang
sesuai pada kondisi lingkungan tempat tinggal
dengan mengidentifikasi saingan pasar.
Pengelolaan Pada akhir Fase D, peserta didik dapat
Kesehatan Hewan memahami pentingnya dan mengikuti program
biosekuriti dan vaksinasi ternak unggas. Pada
program biosekuriti peserta didik dapat:
menyebutkan 3 zona biosekuriti, menyebutkan
ciri-ciri 3 zona biosekuriti, menentukan letak 3
zona biosekuriti, menyatakan zona biosekuriti
berdasarkan fungsinya, dan membedakan 3 zona
biosekuriti. Pada program vaksinasi ternak
ungags, peserta didik dapat: menyebutkan
macam-macam vaksin ternak unggas sesuai
tujuan pencegahan penyakitnya, memilih vaksin
ternak unggas berdasarkan kegunaannya,
membedakan vaksin ternak unggas berdasarkan
kegunaannya, dan menentukan vaksin ternak
unggas yang tepat berdasarkan tujuannya.
Peserta didik dapat menyebutkan macam-macam
metode pemberian vaksin ternak unggas,
membedakan metode pemberian vaksin ternak
unggas berdasarkan tempat masuknya, dan
menentukan metode pemberian vaksin ternak
unggas yang efektif sesuai kondisi kandang,
jumlah ternak unggas, dan tujuannya.
Pengelolaan Pakan Pada akhir Fase D, peserta didik dapat
menerapkan kemampuan memperkirakan dan
252
Elemen Capaian Pembelajaran
menyiapkan pakan ternak unggas dengan
tahapan mengenali macam-macam pakan jadi
ternak unggas, menentukan pakan jadi ternak
unggas periode grower dan layer, dan
membedakan pakan jadi ternak unggas periode
grower dengan layer. Kemudian, pada
penyimpanan pakan ternak ungags, peserta didik
dapat: menentukan lokasi penyimpanan pakan
jadi ternak unggas dan menerapkan teknik
prosedur penyimpanan pakan jadi ternak
unggas.
Pengelolaan Produksi Pada akhir Fase D, peserta didik dapat
menerapkan kemampuan merancang dengan
gambar 2 dimensi kandang (koloni) ternak
unggas dengan tahapan peserta didik dapat
mengenali macam-macam kandang ternak
unggas, menunjukkan kandang ternak unggas
periode grower dan layer, membedakan kandang
ternak unggas periode grower dengan layer,
menentukan kandang ternak unggas periode
grower dan layer, menggambar 2 dimensi bentuk
kandang (koloni) ternak unggas periode grower
dan layer. Peserta didik dapat mengidentifikasi
dan mendaftar bahan dan peralatan untuk
membuat kandang ternak unggas,
mengidentifikasi peralatan kandang ternak
unggas, dan menerapkan penggunaan peralatan
kandang untuk menunjang hidup ternak unggas.
Peserta didik dapat menerapkan prosedur
pemeliharaan dan perawatan ternak unggas
periode grower dan atau periode layer.
Pengelolaan Panen Pada akhir Fase D, peserta didik dapat
Dan Pascapanen menerapkan teknik prosedur pemanen telur
ternak unggas, melakukan penyortiran dari segi
ukuran dan kualitas, melakukan penyortiran
telur hasil panen yang fertil dan infertil,
memasarkan telur infertil, menerapkan teknik
prosedur penetasan telur dengan mesin penetas,
dan menerapkan teknik prosedur penggunaan
mesin penetas berikut masalah dan
penanganannya yang sederhana secara umum.
Peserta didik dapat melaporkan jumlah hasil
panen telur per hari, jumlah hewan ternak
unggas, dan hasil penjualan telur dalam catatan
laporan kegiatan pascapanen.
253
kebutuhan pakan unggas ternak periode starter; menyiapkan pakan,
menyimpan pakan, melakukan prosedur memelihara unggas ternak
periode starter; melakukan pemanenan anak unggas dan
menghitung hasil usaha unggas pembibitan (Breeding) dan
penetasan secara bergotong royong baik dalam kelompok maupun
mandiri.
254
Elemen Capaian Pembelajaran
Pengelolaan Panen Pada akhir Fase E, peserta didik mampu
dan Pascapanen melakukan klasifikasi pemanenan dalam
beberapa jenis meliputi; pemanenan telur tetas,
pemanenan pullet, dan pemanenan telur
konsumsi. Menghitung hasil usaha produk
unggas pullet, konsumsi, pembibitan (breeding)
dan penetasan.
255
Elemen Capaian Pembelajaran
Pengelolaan Pakan Pada akhir Fase F, peserta didik dapat
menghitung jumlah kebutuhan pakan unggas
periode starter; memberi pakan unggas ternak
periode stater; memformulasikan pakan dengan
bernalar kritis sesuai kebutuhan unggas;
membuat pakan dan menyimpan bahan pakan
unggas ternak dilakukan secara bersama.
Pengelolaan Produksi Pada akhir Fase F, peseta didik dapat merancang
kandang; mengenal nama dan fungsi bagaian
dari kandang; menyiapkan kandang yang tepat
sesuai periode unggas ternak; serta menyiapkan
peralatan kandang, prosedur penggunaan
peralatan kandang, merapikan kembali kandang,
dan peralatan kandang setelah mengikuti
pembelajaran budi daya peternakan. Merupakan
kegiatan merawat unggas pada periode finisher
secara bergotong royong baik mandiri maupun
berkelompok. Pada kegiatan pemeliharaan ini,
peserta didik harus bernalar kritis
memperhatikan ukuran kandang serta jumlah
dan nutrisi pakan supaya pertumbuhan unggas
petelur dapat optimal dengan tingkat
produktiviktas yang tinggi serta berkualitas.
Pengelolaan Panen Pada akhir Fase F, peserta didik mampu
dan Pascapanen melakukan klasifikasi pemanenan dalam
beberapa jenis meliputi: pemanenan telur tetas,
pemanenan anak unggas, penentuan jenis
kelamin, pemanenan produksi unggas pedaging,
pemanenan pullet, dan pemanenan telur
konsumsi; menghitung hasil usaha produk
unggas; menghitung hasil usaha poduk pullet;
menghitung hasil usaha produk telur konsumsi;
menghitung hasil usaha pembibitan (breeding)
dan penetasan; melakukan pengelolahan
(prosesing) unggas sembelih; melakukan
pengemasn dan penyimpanan hasil produk
unggas; serta melakukan pascapanen daging
unggas dengan bernalar kritis.
256
XVI. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS KETERAMPILAN
CETAK SABLON
257
Dalam mempelajari mata pelajaran Cetak Sablon manual dan digital,
peserta didik akan dikembangkan dan dioptimalkan kemampuan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk menjadi sumber daya
manusia yang kompeten. Pengoptimalan tiga kemampuan ini sangat
berhubungan erat dalam membentuk peserta didik sesuai Profil
Pelajar Pancasila di antaranya pengetahuan untuk meningkatkan
daya bernalar kritis dan kreativitas. Keterampilan untuk mengasah
kreativitas dan kemandirian. Sikap untuk menanamkan akhlak baik,
meningkatkan kedisiplinan dan sikap bergotong royong.
Ruang lingkup materi Cetak Sablon yang akan dipelajari meliputi
pengetahuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), pengetahunan
mempersiapkan dan menggunakan peralatan dan perlengkapan
untuk melaksanakan cetak sablon manual dan digital, menentukan
teknik cetak sablon manual dan digital, memproduksi jenis-jenis cetak
sablon manual dan digital seperti melaksanakan proses afdruk,
proses produksi pada berbagai macam media, serta menerapkan
kebersihan dan kerapian peralatan dan perlengkapan cetak sablon
manual dan digital.
B. Tujuan Mata Pelajaran Cetak Sablon
Setelah mengikuti pembelajaran Cetak Sablon manual dan digital,
peserta didik dapat:
1. mengembangkan potensi diri dan memiliki sikap sesuai dengan
Profil Pelajar Pancasila;
2. mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) baik
secara mandiri maupun bekerja sama dalam tim;
3. menerapkan kegunaan dan perawatan alat dan bahan cetak sablon
manual dan digital;
4. melaksanakan proses afdruk;
5. menerapkan berbagai teknik cetak sablon manual dan digital;
6. mempraktikkan teknik cetak sablon manual dan digital dengan
berbagai media;
7. menerapkan kebersihan dan kerapian peralatan dan perlengkapan
cetak sablon manual dan digital;
8. menentukan harga hasil produksi cetak sablon manual dan digital;
9. memasarkan produk hasil karya cetak sablon manual dan digital.
258
kesehatan kerja mencakup teori dan praktik dalam upaya menjamin
keselamatan dan kesehatan selama berada di area kerja,
pencegahan terjadinya kecelakaan kerja, dan langkah penanganan
jika terjadi kecelakaan kerja. Materi alat mencakup pengenalan
nama dan fungsi alat, teori dan praktik terkait prosedur
pengoperasian dan perawatan alat yang digunakan dalam proses
pembuatan produk cetak sablon. Materi bahan mencakup teori dan
praktik tentang nama, asal, karakter, fungsi penggunaan, dan
perawatan bahan. Proses membuat produk merupakan rangkaian
pembelajaran teori dan praktik yang dimulai dengan kegiatan
membuat desain film positif (jika tidak memungkinkan, dapat
disiapkan guru), mengafdruk, dan memproduksi cetak sablon
sesuai dengan prosedur. Produk yang dibuat merupakan produk
stiker, plastik, kain, kaos/T-shirt, dan lain lain. Materi penyelesaian
meliputi pengepakan pemasangan label. Materi pelaporan
mencakup teori dan praktik pelaporan pada tiap tahapan kerja dan
mengomunikasikan hasil laporan.
Proses belajar menggunakan model pembelajaran project based
learning dengan memperhatikan pembelajaran abad ke-21 dan
memiliki karakater Profil Pelajar Pancasila. Pembelajaran
dilaksanakan dengan sistem ganda, yaitu di lingkungan sekolah
dan di industri. Pembelajaran teori dan praktik di sekolah
dilaksanakan pada ruang praktik keterampilan sebagai miniatur
ruang kerja di dunia usaha dan industri serta dapat menghadirkan
praktisi dari industri sebagai guru tamu. Pembelajaran di industri
dilaksankan melalui program kunjungan industri dan praktik
industri. Pembelajaran Cetak Sablon berorientasi pada kebutuhan
dan kemandirian peserta didik.
Ilmu Cetak Sablon manual dan digital memiliki fungsi yang sangat
penting sebagai pengetahuan dasar yang harus dimiliki untuk
membekali peserta didik dalam mengembangkan keterampilan
cetak sablon. Dengan menguasai pelajaran Cetak Sablon, peserta
didik akan dapat mengembangkan kompetensinya dengan baik
sehingga pada fase berikutnya dalam jenjang yang lebih tinggi,
setiap materi tersebut mengajarkan tahapan-tahapan hard skill dan
soft skill dengan model belajar Project Based Learning yang akan
menginternalisasikan sikap sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
2. Elemen Mata Pelajaran
Cetak Sablon pada fase D, E, dan F membahas materi yang akan
dikembangkan sebagai dasar pengetahuan dan kemampuan untuk
259
memasuki materi pada jenjang yang lebih tinggi. Elemen kunci mata
pelajaran Cetak Sablon tampak di tabel berikut.
Elemen Mata Pelajaran Cetak Sablon
Elemen Deskripsi
Peserta didik dapat: menerapan keselamatan kerja
di lingkungan tempat kerja; menerapkan
Keselamatan dan penggunaan alat pelindung diri (APD), kesehatan,
Kesehatan Kerja dan penyakit akibat kerja dan personal hygiene;
mengikuti Standar Operasional Prosesedural (SOP)
penggunaan alat.
Peserta didik dapat: mempersiapkan peralatan yang
dipergunakan di ruang cetak sablon; memahami
Persiapan Alat dan fungsi alat dan bahan cetak sablon manual dan
Bahan Cetak digital; mempersiapkan bahan menyablon;
Sablon Manual mempersiapkan tempat, alat dan bahan untuk
dan Digital mengikuti pembelajaran Cetak Sablon; merapikan
dan menyimpan peralatan; merapikan alat dan
bahan ke tempat semula.
Peserta didik dapat: membuat film positif cetak
sablon manual, menerapkan proses afdruk cetak
sablon manual, menerapkan proses persiapan
Proses Cetak
desain cetak sablon digital, menerapkan teknik
Sablon Manual
cetak sablon manual dan digital, mempersiapkan
dan Digital
bahan cetak, serta melakukan proses produksi
cetak sablon manual dan digital pada berbagai
media.
Peserta didik dapat: menerapkan kebersihan dan
Penyelesaian
kerapian peralatan dan perlengkapan cetak sablon
Akhir
manual dan digital.
Peserta didik dapat: melaporkan hasil kerja dengan
mengisi ceklis tentang persiapan alat, pemeriksaan
Pelaporan
kelengkapan bahan dan hasil cetak sablon manual
dan digital.
260
berbagai macam media dan mengisi laporan hasil kerja dengan
ceklis.
Fase D Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Pada akhir Fase D, peserta didik dapat menerapkan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang meliputi
penerapaan kesehatan dan keselamatan di
lingkungan tempat kerja, pencegahan kecelakaan
kerja, penerapaan Pertolongan Pertama pada
Kesehatan dan Kecelakaan Kerja (P3K), penggunaan Alat Pelindung
Keselamatan Diri (APD), pemeliharaan peralatan secara berkala,
Kerja pencegahan penyakit akibat kerja, pembersihan
area ruang sablon atau kelas untuk belajar,
penyimpanan alat bantu dan perlengkapan
menyablon, personal hygiene meliputi merawat
kebersihan diri dan seragam kerja praktik/uniform,
mengikuti prosedur penggunaan alat.
Pada akhir Fase D, peserta didik dapat
mengidentifikasi alat dan bahan pembuatan produk
cetak sablon manual dan digital mengelompokkan
jenis peralatan, mengidentifikasi kegunaan
peralatan, melakukan pemeliharaan berkala pada
Persiapan Alat
alat cetak sablon manual dan digital, membersihkan
dan Bahan Cetak
peralatan setelah digunakan, serta melakukan
Sablon Manual
penyimpanan peralatan. Peserta didik dapat
dan Digital
mengidentifikasi kebutuhan bahan untuk membuat
produk cetak sablon manual dan digital. Memilih
media yang sesuai dengan kebutuhan untuk
membuat produk cetak sablon manual dan digital
secara mandiri.
Pada akhir Fase D, peserta didik dapat menentukan
jenis alat dan bahan cetak sablon; melakukan proses
cetak sablon manual; melakukan pembuatan film
positif pada screen; melakukan proses afdruk;
memilih jenis obat afdruk; mencampurkan obat
afdruk; melakukan pelapisan obat afdruk;
mengeringkan screen yang sudah dilapisi obat
afdruk dengan hairdryer; melakukan penyinaran
pada meja afdruk untuk memindahkan gambar pada
screen; menyiram screen dengan air pada bagian luar
dan dalamnya dilanjutkan dengan penyemprotan
screen menggunakan sprayer sampai semua gambar
pada screen berlubang dan tampak jelas; melakukan
pentusiran pada screen; mengoleskan tinta warna
pada screen; mengolesi Hidronal G atau lem kain
pada meja sablon; meletakkan bahan yang akan
Proses Cetak
disablon secara mendatar dan rata; memasang anleg
Sablon Manual
dan catok; meletakkan screen di atas bahan yang
dan Digital
akan di sablon, menuang tinta pada bagian dalam
screen; menyaput warna menggunakan rakel,
mengangkat screen setelah penyaputan,
mendemonstrasikan berbagai teknik cetak sablon
manual satu warna pada media stiker, plastik, dan
kain; menentukan jenis alat dan bahan cetak sablon
digital; mempersiapkan desain pada cetak sablon
digital; mengolah gambar; mengenal jenis software
yang dibutuhkan dalam mengolah gambar;
mengenal layout; mengenal fungsi toolbox;
mempersiapkan bahan cetak sablon digital;
melakukan proses produksi cetak sablon manual
dan digital pada berbagai media;
mendemonstrasikan berbagai teknik cetak sablon
manual satu warna pada media stiker, kain, dan
kaos; serta mendemonstrasikan berbagai teknik
261
Elemen Capaian Pembelajaran
cetak sablon digital pada berbagai macam media
kertas foto, pin, gantungan kunci, dan mug.
Pada akhir Fase D, peserta didik dapat
membersihkan peralatan dan perlengkapan cetak
sablon manual dan digital mengelompokkan jenis
Penyelesaian peralatan, mengidentifikasi kegunaan peralatan,
Akhir melakukan pemeliharaan berkala pada alat cetak
sablon manual dan digital serta melakukan
penyimpanan peralatan dengan rapi baik secara
mandiri maupun bersama-sama.
Pada akhir Fase D, peserta didik dapat mengisi ceklis
laporan persiapan alat, pemeriksaan kelengkapan
Pelaporan bahan, dan menghitung hasil cetak sablon manual
dan digital yang berhasil dibuat baik secara mandiri
mapun bersama tim.
262
Elemen Capaian Pembelajaran
Akhir teknik pengemasan dari hasil produksi secara mandiri
atau bergotong royong, membersihkan peralatan dan
perlengkapan cetak sablon, mengelompokkan jenis
peralatan, mengidentifikasi kegunaan peralatan,
melakukan pemeliharaan berkala pada alat cetak
sablon, serta melakukan penyimpanan peralatan
dengan rapi baik secara mandiri maupun bersama-
sama.
Pelaporan Pada akhir Fase E, peserta didik dapat mengisi ceklis
laporan persiapan alat, pemeriksaan kelengkapan
bahan, dan menghitung hasil cetak sablon yang
berhasil dibuat baik secara mandiri maupun bersama
tim dengan jujur.
263
melakukan proses produksi cetak sablon digital pada
media kaos/T-shirt, ID Card, cutting stiker, masker
sublime dengan kreatif.
264
XVII. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS KETERAMPILAN BUDI
DAYA PERIKANAN
Ruang lingkup materi yang akan dipelajari dalam mata pelajaran Budi
Daya Perikanan lebih dikhususkan pada budi daya ikan hias adalah:
membina kerja sama sesama rekan sekerja, memenuhi Persyaratan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), mengenal jenis ikan hias,
melakukan pemilahan dan sortir sesuai berkualitas, jenis dan ukuran
ikan hias, mengenal ikan hias jantan dan betina, mengenal tanda-
tanda indukan siap dipijahkan, mengenal cara menetaskan telur ikan
hias, mengenal perawatan benih ikan hias, mengenal pemilihan dan
pemberian pakan bibit ikan hias, mempersiapkan kegiatan produksi
ikan hias, memijahkan induk ikan hias, memelihara ikan hias,
memanen ikan hias, memasarkan, melaporkan, serta melakukan
pembukuan keuangan dan dokumentasi.
265
B. Tujuan Mata Pelajaran Budi Daya Perikanan
Mata pelajaran Budi Daya Perikanan bertujuan untuk membekali
peserta didik agar dapat melakukan hal-hal berikut.
266
4. kegiatan guru kunjung atau praktisi/pengusaha budi daya ikan
hias, serta
5. praktek kerja lapangan di dunia usaha/ industri.
267
Elemen Deskripsi
Sekerja sesama rekan sekerja, mengenal cara menghormati
dan menghargai kepada sesama rekan sekerja pada
keterampilan budi daya ikan hias.
2. Melaksanakan kegiatan komunikasi dengan rekan
sekerja, melaksanakan kegiatan bersama,
melaksanakan tugas peran dan tanggung jawab
sesama rekan sekerja, melakukan sikap
menghormati dan menghargai kepada sesama rekan
sekerja pada keterampilan budi daya ikan hias.
Memenuhi 1. Mengenal alat dan bahan untuk penerapan K3 pada
Persyaratan budidaya ikan hias, mengenal tindakan keselamatan
Keselamatan dan kesehatan kerja dan memahami cara memelihara
Kesehatan Kerja (K3) alat dan bahan K3. Mengidentifikasi alat yang
diperlukan dan menyiapkan bahan untuk
penerapan K3 pada budidaya ikan hias, menerapkan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sesuai
prosedur, penggunaan alat, membersihkan
peralatan setelah digunakan, melakukan standar
perawatan berkesinambungan, menyimpan
peralatan ditempat yang sudah disediakan dan
dalam kondisi siap pakai, dan menyimpan bahan-
bahan kimia menurut aturan standar kesehatan
lingkungan dengan mengikuti prosedur.
2. Merupakan kegiatan untuk menyiapkan alat dan
bahan untuk penerapan K3 pada budidaya ikan hias,
melakukan tindakan keselamatan kesehatan kerja
dan memelihara alat dan bahan K3.
Mengenal Jenis Ikan 1. Merupakan pengetahuan tahap awal yaitu mengenal
Hias macam-macam jenis ikan hias, mengenal macam-
macam jenis pakan ikan hias, memahami ciri-ciri
jenis ikan hias, mengenal perawatan ikan hias.
2. Mengidentifikasi macam-macam jenis ikan
hias,membedakan jenis ikan hias, mengidentifikasi
macam-macam jenis pakan ikan hias, melakukan
perawatan ikan hias dan melakukan kultur pakan
ikan hias alami.
Mempersiapkan 1. Mengenal tempat/wadah, alat, dan bahan untuk
Kegiatan Produksi produksi ikan hias. Mengenal proses filterisasi air
Ikan Hias pada budi daya ikan hias, mengenal cara
penggunaan alat dan bahan produksi ikan hias.
Mengidentifikasi jenis peralatan dan memeriksa
peralatan yang akan digunakan untuk budi daya
ikan hias. Menyiapkan dan memeriksa wadah ikan
hias. Melakukan pengendapan air, menyiapkan
bahan filter air, dan mengontrol proses filter air
sesuai kebutuhan masing masing ikan hias.
2. Menyiapkan tempat, alat, bahan dan wadah untuk
produksi ikan hias, melakukan filter air budi daya
ikan hias, prosedur penggunaan alat dan bahan,
merapikan kembali tempat, alat dan bahan produksi
ikan hias.
Memijahkan Induk 1. Mengenal peralatan dan wadah pemijahan,
Ikan Hias mengenal karakteristik calon induk ikan hias,
mengenal prosedur memijahkan induk ikan hias,
dan mengenal prosedur menetaskan telur ikan hias.
Menerapkan proses memijahkan induk ikan hias
dimulai dari memilih induk jantan dan betina ikan
hias, merawat calon indukan ikan hias, mengontrol
268
Elemen Deskripsi
kualitas dan kuantitas air, mengendalikan hama
penyakit sesuai prosedur, menyiapkan peralatan,
wadah dan media pemijahan, memilih induk siap
pijah, memijahkan ikan hias, memeriksa hasil
pemijahan secara mandiri, menyiapkan peralatan
dan wadah penetasan, sampai merawat telur serta
mengontrol kualitas dan kuantitas air penetasan
telur.
2. Menyiapkan peralatan dan wadah pemijahan,
memilih calon induk ikan hias, memijahkan induk
ikan hias, dan menetaskan telur ikan hias.
Memelihara Ikan Hias 1. Mengenal cara mengukur kualitas air media budi
daya ikan hias, mengenal cara memelihara larva ikan
hias, mengenal cara membesarkan benih ikan hias,
mengenal pakan ikan hias dan mengenal prosedur
mengendalikan hama dan penyakit ikan hias.
2. Membesarkan komoditas ikan hias meliputi
memelihara larva ikan hias, menebar larva ikan dan
memberi pakan larva pada ikan hias secara mandiri.
Menyiapkan pembesaran benih ikan hias, menebar
benih ikan hias, mengontrol kualitas dan kuantitas
air, memberi pakan, mengendalikan hama dan
penyakit pada ikan hias, menyiapkan pakan untuk
ikan hias, dan memberi pakan secara rutin pada
ikan hias sesuai kebutuhan masing masing ikan
hias.
Memanen Ikan Hias 1. Mengenal proses memanen hasil ikan hias,
menyiapkan wadah penampungan sementara agar
memudahkan dalam menghitung jumlah ikan hias
yang akan panen dan mudah dalam penyortiran ikan
hias, mengontrol kegagalan pemanenan dilakukan
atas dasar pengamatan.
2. Memanen hasil ikan hias, memanen ikan hias
dilakukan sesuai prosedur yang telah ditetapkan,
melakukan sortasi berdasarkan ukuran, warna dan
bentuk fisiologis ikan hias ditentukan sesuai kriteria
yang telah ditetapkan.
Memasarkan Ikan 1. Mengenal prosedur memasarkan hasil ikan hias
Hias secara online maupun transaksi langsung, mengenal
proses mengemas dan mengirim ikan hias sesuai
prosedur.
2. Membuat promosi dan menyiapkan kuota/target
secara inisiatif, memasarkan ikan hias, melakukan
transaksi penjualan secara langsung dan online,
mengemas dan mengirim ikan hias sesuai standar.
3. Melakukan evaluasi pemasaran ikan hias.
269
memahami kegiatan produksi ikan hias, mengenal proses
pemijahan induk ikan hias, mengenal prosedur pemeliharaan ikan
hias, serta mengenal proses pemanenan ikan hias.
270
Elemen Capaian Pembelajaran
berkesinambungan; menyimpan peralatan di tempat
yang sudah disediakan dan dalam kondisi siap pakai;
serta menyimpan bahan-bahan kimia menurut aturan
standar kesehatan lingkungan dengan mengikuti
prosedur secara mandiri.
Mengenal Jenis Ikan Pada akhir fase E, peserta didik dapat mengenal
Hias macam-macam jenis ikan hias, mengenal macam-
macam jenis pakan untuk ikan hias, melakukan proses
kultur pakan ikan hias alami, dan memahami cara
perawatan setiap jenis ikan hias secara mandiri.
Memijahkan Induk Pada akhir fase E, peserta didik mampu mengenal
Ikan Hias peralatan dan wadah pemijahan, mengenal
karakteristik calon induk ikan hias, mengenal
prosedur memijah induk ikan hias, serta mengenal
prosedur menetaskan telur ikan hias.
Memelihara Ikan Pada akhir fase E, peserta didik mampu mengenal cara
Hias mengukur kualitas air media budi daya ikan hias,
mengenal cara memelihara larva ikan hias, mengenal
cara membesarkan benih ikan hias, mengenal pakan
ikan hias serta mengenal prosedur mengendalikan
hama dan penyakit ikan hias.
Memanen Ikan Hias Pada akhir fase E, peserta didik mampu mengenal
proses memanen hasil ikan hias.
271
Elemen Capaian Pembelajaran
Keselamatan Kerja penggunaan alat; membersihkan peralatan setelah
(K3) digunakan; melakukan standar perawatan
berkesinambungan; menyimpan peralatan di tempat
yang sudah disediakan dan dalam kondisi siap pakai;
serta menyimpan bahan-bahan kimia menurut aturan
standar kesehatan lingkungan dengan mengikuti
prosedur secara mandiri.
Mempersiapkan Pada akhir fase F, peserta didik dapat mengidentifikasi
Kegiatan Produksi jenis peralatan, mengontrol atau memeriksa peralatan
Ikan Hias yang akan digunakan untuk budi daya ikan hias,
menyiapkan wadah budi daya ikan hias, mengontrol
atau memeriksa wadah ikan hias, melakukan
pengendapan air, menyiapkan bahan filter air,
filterisasi air, dan mengontrol proses filter air sesuai
kebutuhan setiap ikan hias yang akan dibudidayakan
secara mandiri.
Memijahkan Induk Pada akhir fase F, peserta didik dapat menerapkan
Ikan Hias proses memijahkan induk ikan hias dimulai dari
memilih induk jantan dan betina ikan hias; merawat
calon indukan ikan hias, mengontrol kualitas dan
kuantitas air media; mengendalikan hama dan
penyakit sesuai prosedur; menyiapkan peralatan,
wadah, dan media pemijahan; memilih induk siap
pijah; memijahkan ikan hias; memeriksa hasil
pemijahan secara mandiri; menyiapkan peralatan dan
wadah penetasan; sampai merawat telur serta
mengontrol kualitas dan kuantitas air penetasan telur
secara mandiri.
Memelihara Ikan Pada akhir fase F, peserta didik dapat memahami
Hias metode pengukuran kualitas air dan mengukur biologi
air sesuai prosedur; menyiapkan peralatan dan wadah
ikan hias; membesarkan komoditas ikan hias meliputi
memelihara larva ikan hias, menebar larva ikan,
mengontrol kualitas dan kuantitas air pemeliharaan,
dan memberi pakan larva ikan hias secara mandiri;
menyiapkan pembesaran benih ikan hias; menebar
benih ikan hias; mengontrol kualitas dan kuantitas air
pemeliharaan; memberi pakan; mengendalikan hama
dan penyakit pada ikan hias; menyiapkan pakan untuk
ikan hias; serta memberi pakan secara rutin pada ikan
hias sesuai kebutuhan setiap ikan hias secara mandiri.
Memanen Ikan Hias Pada akhir fase F, peserta didik dapat menyiapkan
wadah penampungan sementara agar memudahkan
dalam menghitung jumlah ikan hias yang akan panen
dan mudah dalam penyortiran ikan hias; mengontrol
kegagalan pemanenan dilakukan atas dasar
pengamatan; memanen ikan hias dilakukan sesuai
prosedur yang telah ditetapkan; melakukan
penyortiran berdasarkan ukuran, warna, dan bentuk
fisiologis ikan hias ditentukan sesuai kriteria yang
telah ditetapkan.
Memasarkan Ikan Pada akhir fase F, peserta didik dapat mengenal
Hias prosedur memasarkan hasil ikan hias secara online
maupun transaksi langsung, mengenal proses
mengemas dan mengirim ikan hias sesuai prosedur;
membuat promosi dan menyiapkan kuota/target
secara inisiatif, memasarkan ikan hias, melakukan
272
Elemen Capaian Pembelajaran
transaksi penjualan secara langsung dan online,
mengemas dan mengirim ikan hias sesuai standar;
melakukan evaluasi pemasaran ikan hias.
273
XVIII. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS KETERAMPILAN
FOTOGRAFI
A. Rasional Mata Pelajaran Fotografi
Fotografi adalah proses atau metode untuk menghasilkan gambar
dengan cara merekam hasil pantulan cahaya menggunakan sensor
elektronis peka cahaya. Mata pelajaran Fotografi melatih kemampuan
peserta didik untuk memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan
dalam memahami dasar-dasar fotografi, menyelesaikan tugas yang
diperoleh melalui pembelajaran dan latihan secara
berkesinambungan serta terarah. Pada pelajaran Fotografi, peserta
didik akan mempelajari tentang cara menerapkan prosedur
keselamatan kerja dan kesehatan di tempat kerja, mengenal
peralatan-peralatan fotografi, mengenal teknik-teknik fotografi,
melakukan proses kerja pemotretan, dan melakukan pengelolaan
pasca pemotretan.
274
6. meningkatkan keterampilan dalam pengelolaan pasca pemotretan
7. memiliki rasa ingin tahu akan perkembangan dunia fotografi
8. memiliki sikap kreatif, disiplin, dan bernalar kritis dalam
melaksanakan kegiatan fotografi
9. memiliki sikap dan etos kerja yang baik
10. melakukan kerja lapangan di perusahaan profesional
C. Karakteristik Mata Pelajaran Fotografi
1. Deskripsi Umum Mata Pelajaran
Mata pelajaran Fotografi bertujuan untuk membekali peserta didik
agar memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang fotografi
yang akan sangat berguna dalam menyongsong kehidupan setelah
lulus nantinya.
1. pembelajaran di kelas,
2. pembelajaran di ruang praktikum (studio),
3. proyek tugas sederhana,
4. pameran karya fotografi,
5. praktik kerja di perusahaan profesional.
275
Elemen Mata Pelajaran Fotografi dan Deskripsinya
Elemen Deskripsi
Merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperlukan untuk melaksanakan keselamatan dan
kesehatan saat bekerja dengan cara mengidentifikasi
Keselamatan bahaya dan cara menghindarinya, memelihara
dan Kesehatan kebersihan tempat kerja, menerapkan prosedur
Kerja penyimpanan dan perawatan peralatan fotografi,
menginventarisasi kelengkapan peralatan fotografi,
mengidentifikasi jenis dan cara pengoperasian alat
pemadam kebakaran, dan mengikuti prosedur tempat
kerja dalam pengamanan dan pengendalian limbah.
Merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperlukan dalam mengidentifikasi dan menentukan
Peralatan
jenis kamera serta perangkat penunjang kebutuhan,
Fotografi
melaksanakan prosedur penggunaan alat fotografi,
memeriksa fungsi kamera digital, dan mengoperasikan
peralatan studio.
Merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
Variabel diperlukan dalam menentukan ketajaman foto dan titik
Pemotretan fokus yang tepat, menentukan pengaturan
pencahayaan, menentukan pengaturan komposisi
gambar, dan menentukan pengaturan sudut pandang.
Merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperlukan dalam mengerjakan pemotretan benda
Proses
sederhana, mengerjakan pemotretan orang,
Pemotretan
mengerjakan pemotretan individu dan grup,
melakukan pemotretan dokumentasi, hingga
memberikan pelayanan prima kepada pelanggan.
Merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
Pengelolaan
diperlukan dalam menyalin dan menyimpan data
Pasca
gambar, melakukan seleksi foto digital, mengedit foto
Pemotretan
digital, melaksanakan cetak foto digital, dan
pengemasan hasil cetak foto digital.
276
penunjang sesuai dengan kebutuhan, menentukan ketajaman foto
berdasarkan objek, menentukan sistem titik fokus yang tepat,
menentukan pencahayaan, mengidentifikasi karakter benda yang
akan di potret dan mengelola pemotretan benda (tunggal dan dua
benda atau lebih yang berbeda jenis dan karakter), menyalin dan
menyimpan data digital.
Fase D Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Pada akhir Fase D, peserta didik mampu bernalar
kritis, mandiri, bergotong royong dalam melaksanakan
prosedur keselamatan dan kesehatan kerja pada
Kesehatan dan kegiatan fotografi dengan mempersiapkan prosedur
Keselamatan dasar K3 di ruang praktik serta menerapkan K3 di
Kerja ruang praktik, memeriksa kelengkapan alat fotografi,
melaksanakan prosedur penyimpanan peralatan
fotografi dan melakukan perawatan peralatan fotografi,
menghindari bahaya saat menggunakan alat fotografi.
Pada akhir Fase D, peserta didik mampu bernalar kritis
dan mandiri dalam mengidentifikasi kamera (jenis dan
Peralatan bagian kamera) dan perangkat penunjangnya,
Fotografi menentukan kamera dan perangkat penunjang sesuai
kebutuhan, melaksanakan prosedur penggunaan alat
fotografi.
Pada akhir Fase D, peserta didik mampu bernalar
kritis, mandiri, dan kreatif dalam menentukan
Variabel
pencahayaan, menentukan ketajaman foto dan
Pemotretan
menentukan sistem titik fokus yang tepat berdasarkan
objek.
Pada akhir Fase D, peserta didik mampu bernalar
Proses kritis, mandiri, dan kreatif dalam mengidentifikasi
Pemotretan karakter benda yang akan dipotret dan mengelola
pemotretan benda sederhana.
Pengelolaan Pada akhir Fase D, peserta didik mampu bernalar
Pasca kritis, mandiri, dan kreatif dalam menyalin data
Pemotretan gambar digital dan menyimpan data gambar digital.
277
2. Fase E (Usia Mental + 10 Tahun dan Umumnya Kelas X)
Pada akhir Fase E, peserta didik dapat melaksanakan prosedur
kesehatan dan keselamatan kerja, mematuhi prosedur pencegahan
kecelakaan kerja, memeriksa fungsi peralatan fotografi yang akan
digunakan, melakukan perawatan alat, menentukan pengaturan
cahaya sesuai kebutuhan, mengoperasikan kamera, melakukan
proses pemotretan sesuai tema, menyeleksi hasil pemotretan dan
menyimpan gambar.
Fase E Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Pada akhir Fase E, peserta didik dapat dengan mandiri
Kesehatan dan atau bergotong royong mematuhi prosedur kesehatan
Keselamatan dan kesalamatan kerja, melaksanakan prosedur
Kerja penyimpanan peralatan dengan memperhatikan
kelembaban dan suhu penyimpanan sesuai standar
perawatan.
Pada akhir Fase E, peserta didik dapat bernalar kritis
Peralatan
Fotografi dan mandiri dalam mempersiapkan kamera digital
bekaitan dengan fungsi-fungsi pada bodi kamera dan
lensa yang akan dipakai sesuai kebutuhan.
Pada akhir Fase E, peserta didik dapat bernalar kritis
Variabel dan mandiri dalam menentukan pengaturan
Pemotretan pencahayaan saat melakukan pemotretan dengan
mengoperasikan masing-masing komponen
pencahayaan yang ada pada kamera.
Pada akhir Fase E, peserta didik dapat bernalar kritis,
mandiri, kreatif dan kerja bergotong royong dalam
Proses mengerjakan pemotretan orang dengan
Pemotretan mengidentifikasi tujuan pemotretan, merencanakan
pemotretan manusia, dan melaksanakan pemotretan
di luar dan di dalam ruangan sehingga dapat
memberikan pelayanan prima.
Pada akhir Fase E, peserta didik dapat bernalar kritis,
Pengelolaan mandiri, kreatif, dan kerja bergotong royong dalam
Pasca melakukan seleksi foto digital yang diawali dengan
Pemotretan mengidentifikasi metode penyeleksian gambar hingga
penyeleksian berdasarkan kualitas teknis dan tujuan
pemotretan.
278
pemotretan dokumentasi, mengedit foto digital, melaksanakan
cetak foto digital, dan pengemasan hasil cetak foto digital.
Fase F Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Pada akhir Fase F, peserta didik dapat dengan mandiri
atau bergotong royong mematuhi prosedur kesehatan
Keselamatan
dan kesalamatan kerja, melaksanakan prosedur
dan Kesehatan
penyimpanan peralatan dengan memperhatikan
Kerja
kelembaban dan suhu penyimpanan sesuai standar
perawatan dan memperhatikan limbah hasil
pencetakan foto digital.
Pada akhir Fase F, peserta didik dapat mandiri dan
bernalar kritis dalam mengoperasikan lampu studio
Peralatan
yang diawali dengan mengidentifikasi penggunaan
Fotografi
peralatan studio, mengidentifikasi alat yang digunakan
dalam memotret hingga penggunaan lampu studio saat
memotret.
Pada akhir Fase F, peserta didik dapat mandiri, kreatif,
Variabel dan bernalar kritis dalam menentukan pengaturan
Pemotretan komposisi gambar dengan menentukan posisi objek
utama dan elemen pendukung serta menentukan
pengaturan sudut pandang.
Pada akhir Fase F, peserta didik dapat bernalar kritis,
Proses mandiri, kreatif, dan kerja bergotong royong dalam
Pemotretan mengerjakan pemotretan individu dan grup,
melakukan pemotretan dokumentasi hingga dapat
memberikan pelayanan prima.
Pengelolaan Pada akhir Fase F, peserta didik dapat bernalar kritis,
Pasca mandiri, kreatif, dan kerja bergotong royong dalam
Pemotretan mengedit foto digital, melaksanakan cetak foto digital,
hingga pengemasan hasil cetak foto digital.
279
XIX. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS KETERAMPILAN
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
280
melaksanakan tugas, peserta didik dituntut untuk mampu bekerja
sama dan berkomunikasi, menyusun laporan tertulis dalam lingkup
terbatas, dan memiliki inisiatif, serta bertanggung jawab pada
pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas hasil kerja
orang lain serta menyelesaikan masalah yang dihadapi (problem
solving). Hal itu dibutuhkan peserta didik di Dunia Usaha dan Dunia
Industri kelak dengan kepribadian yang beriman, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkebinekaan global,
bernalar kritis, mandiri, kreatif dan mampu bergotong royong.
281
Pada awal pembelajaran sebelum memasuki materi pokok, peserta
didik dikenalkan lapangan pekerjaan berkaitan dengan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) dan jenis pekerjaan seperti
Computer technical support specialist, Technical support specialist
dan Computer technical support. Materi tersebut setelah lulus yang
diharapkan menjadi motivasi pembelajaran peserta didik serta
menumbuhkan passion, mandiri dan kreatif. Pemberian materi
melalui proses berikut.
1) Pembelajaran di kelas.
2) Pembelajaran di ruang praktik (Laboratorium Komputer)
3) Projek sederhana.
4) Berinteraksi dengan alumnus, masyarakat, dan praktisi
industri (DUDI).
5) Berkunjung pada industri (DUDI) yang relevan.
Tahap ini penilaian yang diberikan yakni aspek pengetahuan (tes
dan nontes) dan keterampilan (proses, projek, dan portofolio).
Dalam pembelajaran porsi pengetahuan 30% dan keterampilan
70% sebagaimana tercantum pada elemen mata pelajaran.
Adapun Alur proses pembelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi sebagai berikut.
1) Materi keselamatan dan kesehatan kerja paling awal sebelum
materi lainnya atau diberikan bersamaan dengan materi
lainnya.
2) Materi tentang sistem operasi dan aplikasi diberikan
bersamaan dengan pelayanan prima, pengetahuan kode etik
dan Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI), dan prosedur
mutu.
3) Materi jaringan komputer diberikan bersamaan dengan
pelayanan prima, komunikasi timbal balik, tugas rutin sesuai
perencanaan, keamanan informasi, dan melakukan praktik
baik sesuai prosedur. Materi ini juga dapat diberikan pada
akhir kegiatan menyesuaikan materi yang akan diajarkan.
4) Materi perbaikan dan perawatan ringan diberikan bersamaan
dengan pengetahuan komunikasi timbal balik, tugas rutin
sesuai rencana dan materi dapat diberikan di akhir atau
sebelum materi sistem operasi dan aplikasi menyesuaikan
materi yang disajikan serta peserta didik dapat menguasai
282
materi keselamatan dan kesehatan kerja, sistem operasi dan
aplikasi serta koneksi jaringan komputer sesuai
kemampuannya.
2. Elemen Mata Pelajaran
Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi memuat
empat elemen seperti tampak di tabel berikut.
Elemen TIK dan Deskripsinya
Elemen Deskripsi
Keselamatan dan Elemen ini berhubungan dengan praktik baik
Kesehatan Kerja keselamatan dan kesehatan dalam dunia TIK
meliputi praktik kerja yang aman, melaporkan
bahaya di tempat kerja, dan prosedur darurat,
serta bentuk kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja serta
pencegahan penyalahgunaan TIK seperti
internet positif dan aman, sikap dan etika
penggunaan internet, cyberbullying, berita
bohong (hoaks), dan pembajakan.
Sistem Operasi Elemen ini berhubungan dengan kemampuan
dan Aplikasi peserta didik dalam menggunakan telepon
seluler, komputer, dan aplikasi untuk assistive
dan adaptive technology bagi penyandang
disabilitas dengan praktik baik, mengoperasikan
perangkat lunak pengolah kata sampai dengan
mencetak dokumen, instalasi dan setting sistem
operasi dan BIOS, setting konfigurasi,
pengelolaan file pada sistem operasi, instalasi
dan mengoperasikan perangkat lunak aplikasi,
perangkat lunak lembar sebar (spreadsheet),
perangkat lunak presentasi, perangkat lunak
utilitas dasar, dan integrasi konten dari
berbagai aplikasi dan mengedepankan problem
solving.
Jaringan Komputer Elemen ini berhubungan dengan kemampuan
menggunakan telepon seluler dan koneksi ke
jaringannya, pengoperasian komputer yang
tersambung ke jaringan (network) kabel maupun
nirkabel, pengoperasian peramban web (web
browser) di perangkat komputer pada kondisi
normal sesuai dengan petunjuk penggunaan
(user manual), tetapi dibatasi pada kemampuan
mengenali menu, mengenali URL, mengakses
situs tertentu, mencari informasi spesifik pada
halaman web, memanfaatkan mesin pencari
(search engine), menggunakan email berbasis
web, mengunggah dan mengunduh file. Selain
itu mampu mengelola dan setting koneksi
jaringan internet sederhana dengan password
atau fitur keamanan lainnya serta membuat
dan memanfaatkan email dan media sosial
dengan mengedepankan problem solving.
283
Elemen Deskripsi
Perbaikan dan Elemen ini berhubungan dengan kemampuan
Perawatan Ringan peserta didik untuk mengenal bagian dan cara
merawat perangkat telepon seluler dan
komputer. Selain itu, juga berkaitan dengan
mengenali dan mengidentifikasi permasalahan
pada telepon seluler, komputer, dan
infrastruktur komputer dalam suatu lingkungan
kerja tertentu secara sederhana, pemahaman
tentang cara kerja komputer dan penanganan
apabila komputer tersebut tidak bekerja dengan
baik, perawatan komponen komputer.
Sistem Operasi dan Pada akhir Fase D, peserta didik mampu menerapkan
Aplikasi praktik baik menggunakan aplikasi telepon
seluler/komputer yang menunjang komunikasi,
assistive dan adaptive technology untuk
mempermudah kehidupan, dan media hiburan,
menerapkan praktik baik menggunakan komputer,
mengoperasikan perintah dan menu/ikon,
menerapkan pengelolaan file pada folder, membuat
dokumen pada perangkat lunak pengolah kata,
melakukan edit dokumen, melakukan format naskah,
menerapkan teknik format tabel, mencetak dokumen
secara mandiri dengan mengedepankan problem
solving.
284
telepon seluler/komputer serta koneksi jaringan
nirkabel, menggunakan aplikasi web browser pada
telepon seluler/komputer untuk melakukan jelajah
situs dengan aman dan memperhatikan aspek privasi,
mengunggah dan mengunduh file hasil browsing
secara mandiri.
285
simbol-simbol keselamatan dan kesehatan kerja dengan mandiri,
larangan atas pembajakan aplikasi, melakukan instalasi sistem
operasi, mengunduh, mengoperasikan software aplikasi dan
antivirus serta menghapusnya. Peserta didik dapat juga dapat
mengoperasikan piranti lunak lembar spreadsheet dan presentasi
tingkat dasar dengan mandiri, mengkonversikan format ekstensi
dari aplikasi serta melaporkan bahaya ditempat kerja dan
menerapkan prosedur darurat dengan kreatif dan mandiri,
membuat dan memanfaatkan email dan media sosial dengan
mandiri. Peserta didik juga dapat mengidentifikasi tindakan awal
penanganan (troubleshooting) sederhana pada aplikasi dengan
bernalar kritis dan mandiri.
Fase F Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Keselamatan dan Pada akhir Fase F, peserta didik dapat menerapkan
Kesehatan Kerja praktik baik penggunaan perangkat TIK (laptop dan
komputer) dengan mandiri dan tanggung jawab,
menerapkan perlengkapan dan alat keselamatan kerja
dan simbol-simbol keselamatan dan kesehatan kerja
dengan mandiri serta memahami Hak Atas Kekayaan
Intelektual dengan tidak melakukan pembajakan
perangkat lunak, dll.
Sistem Operasi dan Pada akhir Fase F, peserta didik dapat menerapkan
Aplikasi praktik baik instalasi sistem operasi dan setting BIOS,
mengunduh, menginstall, dan mengoperasikan
software aplikasi dan perangkat lunak anti virus,
serta menghapus atau uninstall aplikasi. Peserta didik
juga dapat mengoperasikan piranti lunak lembar
sebar (spreadsheet) tingkat dasar khusus,
mengoperasikan piranti lunak presentasi tingkat
dasar khusus dan integrasi konten dari berbagai
aplikasi serta mengedepankan kreatif, mandiri/gotong
royong dan problem solving.
Jaringan Komputer Pada akhir Fase F, peserta didik mampu membuat
akun email dan media sosial serta memanfaatkannya
dengan kreatif dan mandiri/gotong royong.
Perbaikan dan Pada akhir Fase F, peserta didik dapat
Perawatan Ringan mengidentifikasi tata cara kerja komputer dan
melakukan tindakan awal penanganan atas masalah
(troubleshooting) pada aplikasi dengan
mengedepankan problem solving.
286
XX. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS KETERAMPILAN TATA
BUSANA
287
1. mengembangkan potensi diri sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila
yaitu berakhlak mulia, jujur, bernalar kritis, kreatif, disiplin,
mandiri, gotong-royong, mencintai sesama manusia dan lingkungan
serta menghargai keberagaman bakat dan potensi, untuk
mewujudkan keadilan sosial;
2. mewujudkan peserta didik yang kompeten, terampil, mandiri dan
kreatif dalam bidang wirausaha tata busana;
3. menerapkan Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) baik
secara mandiri maupun bekerja sama dalam tim;
4. menerapkan prosedur pelayanan yang prima dengan sikap ramah
dan sopan, komunikasi kerja tim, tehnik produksi serta pemasaran
bidang tata busana;
5. kreatif dalam memilih bahan jahit;
6. menyiapkan ruang kerja dan peralatan menjahit secara aman dan
mandiri;
7. mengoperasikan mesin jahit dan mesin pelengkap lainnya, serta
perawatan rutin alat-alat jahit;
8. mempraktikkan berbagai ragam tusuk dasar dalam penyelesaian
menjahit;
9. mempraktikkan teknik ragam kampuh dalam pembuatan produk
sederhana lenan rumah tangga dan milineris busana;
10. mampu melaksanakaan prosedur menyiapkan pola, memotong
bahan, menjahit, menghias, menyelesaikan produk secara kreatif
dan mandiri;
11. melakukan penyelesaian akhir (finishing) produk antara lain
pengepresan (pressing), penyelesaikan dengan jahit tangan (hand
sewing) dan memotong benang sisa jahitan secara mandiri, dapat
dipertanggungjawabkan kerapian hasil jahitan dan kualitasnya;
12. menganalisis secara cerdas dan kritis karakteristik peluang pasar
untuk mengembangkan karya yang mampu bersaing di pasaran;
13. terlibat di industri, dunia usaha dan dunia kerja
14. menginspirasi peserta didik berkebutuhan khusus lainnya untuk
berkarya dan berinovasi dengan memanfaakan sumber daya dan
peluang secara kreatif.
C. Karakteristik Mata Pelajaran Tata Busana
Mata Pelajaran Tata Busana memiliki karakteristik seperti berikut.
288
1. Merupakan pembelajaran yang memberikan bekal hard skill dan soft
skill pada setiap tahapan yang mendukung dunia industri garmen;
dengan pendekatan belajar Project Based Learning yang akan
menginternalisasikan sikap jujur, disiplin, bernalar kritis, kreatif,
mandiri dan bergotong royong sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
2. Ilmu Tata Busana memiliki fungsi yang sangat penting karena
merupakan materi-materi yang mengajarkan tentang penerapan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), pengetahuan peralatan
menjahit, dasar-dasar tusuk jahit, pengenalan jenis-jenis tekstil,
teknik pengoperasian mesin jahit manual dan otomatis, berbagai
teknik menjahit sebagai pengetahuan dasar pembuatan produk
busana.
3. Lingkup materi tata busana terdiri atas busana, aksesori, pelengkap
busana, dan lenan rumah tangga.
4. Penentuan potensi diawali dengan asesmen minat bakat peserta didik,
potensi keluarga dan kondisi masyarakat sekitar tempat tinggal
peserta didik.
5. Pembelajaran dilaksanakan secara teori dan praktik pada ruang
praktik pembelajaran dengan mengikuti trend dan perkembangan
industri, dunia usaha dan dunia kerja.
6. Pembelajaran dilaksanakan dengan sistem ganda, yaitu di lingkungan
sekolah dan di industri melalui program praktik industri.
7. Berorientasi pada kebutuhan dan kemandirian peserta didik.
8. Dengan menguasai pelajaran Tata Busana, peserta didik akan dapat
mengaplikasikan kompetensinya dengan baik dalam kehidupan
sehari- hari dan sebagai bekal dalam memasuki IDUKA sebagai
pekerja maupun wirausahawan mandiri.
9. Penilaian meliputi aspek pengetahuan (tes dan nontes), sikap
(observasi), dan keterampilan (proses, produk dan portofolio).
Pembelajaran Tata Busana dilakukan secara block system
disesuaikan dengan karakteristik elemen yang dipelajari.
Mata pelajaran Tata Busana pada peserta didik penyandang disabilitas
memfokuskan materi pada lima elemen kunci beserta cakupan/subtansinya
yang saling terkait.
Elemen Mata Pelajaran Tata Busana dan Deskripsinya
Elemen Deskripsi
Keselamatan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan segala
Kesehatan Kerja kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan
289
Elemen Deskripsi
dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja seperti
penerapan keselamatan kerja di lingkungan tempat kerja,
penerapan penggunaan alat pelindung diri (APD),
kesehatan dan penyakit akibat kerja dan personal
hygiene.
Merupakan kegiatan tahap awal, yakni mempersiapkan
semua peralatan yang dipergunakan di ruang menjahit
untuk proses belajar menjahit. Setiap peralatan menjahit
mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda dan risiko
Persiapan Alat masing-masing jika tidak digunakan sesuai dengan
dan Bahan fungsinya. Persiapan bahan menjahit merupakan
persiapan tempat, alat, dan bahan untuk mengikuti
pembelajaran Tata Busana; merapikan dan menyimpan
peralatan; merapikan kembali tempat, alat, dan bahan
setelah mengikuti pembelajaran Tata Busana.
Merupakan kegiatan proses menjahit dengan
mengoperasikan mesin jahit maupun alat bantu jahit
tangan sesuai prosedur, yaitu suatu proses menyambung
atau menjahit bagian-bagian busana atau potongan
bahan yang dimulai sejak pemilihan bahan, pemotongan
Proses Produksi bahan sesuai pola jadi yang sudah dipotong dan
rancangan. Proses ini harus memperhatikan kualitas,
kerapian, keamanan bahan kain, kesesuaian antara
warna benang dan bahan, kesesuaian antara jenis jarum
dengan bahan dan seni dan estetika hasil produk jahitan.
290
busana; menerapkan penyelesaian akhir dengan setrika; pengemasan
dan penyimpanan; serta mengisi pelaporan dengan mengisi ceklis.
Fase D Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Pada akhir Fase D, peserta didik dapat menerapkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yaitu:
menerapkan kesehatan dan keselamatan di
lingkungan tempat kerja atau tempat belajar;
Kesehatan dan pencegahan kecelakaan kerja; menerapkan
Keselamatan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K);
Kerja (K3) menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti
masker, risiko kecelakaan, dan penyakit akibat kerja,
pembersihan ruang jahit atau kelas untuk belajar
menjahit dan menyimpan alat bantu menjahit,
personal hygiene merawat kebersihan diri dan uniform.
Pada akhir Fase D, peserta didik dapat:
melakukan komunikasi dua arah dengan ramah dan
sopan; memberikan bantuan kepada pelanggan;
melakukan pekerjaan dalam tim secara gotong royong
sebagai perwujudan dari Profil Pelajar Pancasila;
mendemonstrasikan berbagai teknik dasar menjahit
lurus dan mendatar pada lenan rumah tangga;
mendemonstrasikan berbagai teknik dasar menjahit
lengkung pada lenan rumah tangga dan handicraft
Proses Produksi
lainnya; mendemonstrasikan berbagai teknik dasar
menjahit zig zag pada lenan rumah tangga dan
handicraft lainnya; mengoperasikan mesin obras untuk
mengobras kampuh berbagai lenan rumah tangga dan
handicraft yang dijahit; membuat fragmen berbagai
jenis kampuh, yaitu kampuh terbuka, balik, pipih,
tutup, searah; serta dapat menerapkan berbagai jenis
kampuh pada lenan rumah tangga dan berbagai
handicraft lainnya.
Pada akhir Fase D, peserta didik dapat:
membersihkan sisa benang pada pakaian atau produk
busana menggunakan gunting benang. memastikan
tidak ada benang yang menempel. dan
mengidentifikasi pakaian yang sudah dibersihkan sisa
benangnya setelah selesai dijahit; memeriksa kualitas
pakaian sesuai standar, mengatur suhu setrika sesuai
Penyelesaian dengan karakter bahan, melaksanakan
Akhir penyetrikaan/pengepresan akhir pakaian yang telah
lolos pemeriksaan kualitas; memeriksa kualitas
pakaian yang akan lipat, memeriksa kelengkapan alat
pada produk busana, melipat pakaian sesuai dengan
bentuk dan ukuran yang ditentukan, menghitung dan
menyusun pakaian yang sudah dilipat; memasukkan
pakaian yang telah dilipat ke dalam kemasan sesuai
dengan prosedur dan memastikan kualitas hasil
pengemasan.
Pada akhir Fase D. peserta didik dapat mengisi ceklist
laporan persiapan diri, persiapan alat dan bahan,
Pelaporan proses menjahit, penyelesaian dan penyimpanan atau
menghitung jumlah produk yang telah berhasil
diselesaikan.
291
2. Fase E (Usia Mental ≤ 10 Tahun dan Umumnya Kelas X)
Pada akhir Fase E, peserta didik dapat: menerapkan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3); melakukan komunikasi dan kerja sama dalam
kelompok; menyiapkan alat pokok dan alat tambahan menjahit;
menyiapkan bahan utama dan bahan pelengkap membuat busana;
lenan rumah tangga dan pelengkap busana sesuai desain yang ada;
membuat produk dengan menggunakan jahitan lurus, lengkung dan
zig-zag; mengobras sesuai prosedur; membuat kelim dengan tusuk
sembunyi; merapikan dan mengemas produk sesuai dengan
prosedur; mengisi ceklis laporan.
292
Elemen Capaian Pembelajaran
dengan prosedur; menjahit lurus sesuai tanda pola;
menjahit lengkung sesuai dengan tanda pola; menjahit
zig-zag sesuai dengan tanda pola; memeriksa hasil
jahit; memperbaiki hasil jahit yang tidak sesuai
standar dengan kreatif; mengomunikasikan hasil jahit
yang tidak sesuai dengan standar dan
mengomunikasikan permasalahan yang muncul dalam
proses menjahit secara mandiri.
293
Fase F Berdasarkan Elemen
294
Elemen Capaian Pembelajaran
sulam yang tidak sesuai kualitas secara mandiri;
menentukan hiasan aplikasi yang akan digunakan;
menentukan letak hiasan aplikasi; memasang hiasan
aplikasi, memasang hiasan burci; melipat kelim sesuai
dengan ukuran; membuat kelim menggunakan tusuk
flanel dengan jarak sesuai dengan ukuran yang
ditentukan secara mandiri; menentukan posisi lubang
kancing; memasang benang pada mesin lubang
kancing; membuat stik lubang kancing sesuai dengan
ukuran kancing dan prosedur; membuat sobekan
lubang kancing sesuai prosedur; memeriksa kualitas
hasil pembuatan lubang kancing secara mandiri;
menentukan posisi pemasangan kancing; memasang
kancing menggunakan benang sewarna dengan
kancing; memeriksa kualitas hasil pemasangan
kancing; memperbaiki hasil pemasangan kancing yang
tidak sesuai kualitasnya secara mandiri;
membersihkan sisa benang pada pakaian
menggunakan gunting benang; memastikan tidak ada
benang yang menempel; menghitung jumlah pakaian
yang sudah dibersihkan sisa benangnya secara
mandiri; memeriksa kualitas pakaian sesuai standar;
mengatur suhu setrika sesuai dengan karakter bahan;
melaksanakan penyetrikaan/pengepresan akhir
pakaian yang telah lolos pemeriksaan kualitas secara
mandiri; memeriksa kualitas pakaian yang akan lipat;
memeriksa kelengkapan alat melipat pakaian; melipat
pakaian sesuai dengan bentuk dan ukuran yang
ditentukan; menghitung dan menyusun pakaian yang
sudah dilipat secara mandiri; dapat memasukkan
pakaian yang telah dilipat ke dalam kemasan sesuai
dengan prosedur; serta memastikan kualitas hasil
pengemasan secara mandiri.
Pada akhir Fase F, peserta didik dapat mengisi mengisi
ceklis: persiapan ruang kerja, pakaian kerja (APD),
alat, kelengkapan bahan, kelengkapan komponen pola
Pelaporan jiplak, kelengkapan hasil pemotongan bahan, kualitas
hasil jahit; mengomunikasikan ceklis yang sudah diisi;
serta menghitung kebutuhan bahan dan biaya
produksi secara mandiri.
295
XXI. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS KETERAMPILAN TATA
BOGA
296
Dengan mempelajari mata pelajaran Tata Boga, peserta didik
diharapkan mampu mengembangkan hard skill dan soft skill diri
mereka sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila yaitu, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, bernalar kritis, kreatif,
mandiri, disiplin, dan gotong royong.
Ruang lingkup materi tata boga dasar yang akan dipelajari di tingkat
SMPLB dan SMALB meliputi Prosedur Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3), Persiapan Alat dan Bahan kemudian Pengolahan makanan
dan minuman, Membuat Hidangan dan serta Penyajian Makanan dan
Minuman.
297
sebagai warga negara yang kreatif dan produktif sesuai dengan
jenis kekhususan yang disandangnya.
298
Materi penyajian makanan dan minuman meliputi memorsi hidangan
(platting) dan memberikan hiasan berupa garnish sesuai dengan jenis
hidangan.
299
Elemen Capaian Pembelajaran
Kesehatan dan Pada akhir Fase D, peserta didik dapat
Keselamatan Kerja menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja
(K3) (K3) yang meliputi penerapaan kesehatan dan
keselamatan di lingkungan tempat kerja
(pencegahan kecelakaan kerja, penerapaan
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Kerja
(P3K), penggunaan Alat Pelindung Diri (APD),
resiko dan penanganan kebakaran, penyakit
akibat kerja), food hygiene, kitchen hygiene, dan
personal hygiene secara mandiri.
Persiapan Alat dan Pada akhir Fase D, peserta didik dapat:
Bahan menerapkan kemampuan membaca resep, yaitu,
mengidentifikasi jenis dan mutu bahan untuk
makanan yang direbus, dikukus, digoreng,
dipanggang, dan dibakar serta minuman panas
dan minuman dingin secara mandiri;
mengelompokkan jenis peralatan (utensil dan
kitchen equipment); mengidentifikasi fungsi
peralatan; mengenali bagian-bagian dari
peralatan; memahami dan melakukan perakitan
peralatan dapur untuk merebus, mengukus,
menggoreng, memanggang, membakar,
membuat minuman panas dan minuman dingin;
menggunakan peralatan untuk merebus,
mengukus, menggoreng, memanggang,
membakar dan membuat minuman panas dan
minuman dingin; membersihkan peralatan serta
melakukan penyimpanan peralatan dengan
disiplin; mengidentifikasi kebutuhan bahan
untuk membuat makanan yang direbus,
dikukus, digoreng, dipanggang dan dibakar,
serta minuman panas dan minuman dingin;
memilih bahan sesuai dengan kebutuhan untuk
membuat makanan yang direbus, dikukus,
digoreng, dipanggang dan dibakar serta
minuman panas dan minuman dingin;
mengolah bahan makanan dan minuman
menjadi siap untuk diolah seperti: memotong,
mencuci, membumbui (memarinasi) dan
sebagainya; serta melakukan prosedur
penyimpanan bahan makanan dan minuman
sesuai dengan jenisnya yaitu perishable food
dan groceries food dengan disiplin.
Pengolahan Makanan Pada akhir Fase D, peserta didik dapat:
dan Minuman menentukan jenis bahan makanan dan
peralatan yang dapat digunakan untuk
merebus, mengukus, menggoreng, memanggang
dan membakar; melakukan teknik memasak
merebus, mengukus, menggoreng, memanggang,
dan membakar; menentukan jenis bahan-bahan
dan peralatan yang dapat digunakan untuk
membuat minuman panas dan minuman dingin
serta membuat minuman panas dan dingin
secara mandiri dan kreatif.
Penyajian Makanan Pada akhir Fase D, peserta didik dapat:
dan Minuman mengidentifikasi bahan garnish, menentukan
jenis hidangan untuk diberikan garnish sayur
dan buah, menentukan peralatan dan bahan
300
Elemen Capaian Pembelajaran
untuk membuat garnish sayur dan buah,
menyiapkan peralatan dan bahan untuk
membuat garnish sayur dan buah serta
melakukan teknik meng-garnish dari sayur dan
buah sesuai dengan prosedur; serta
mengidentifikasi jenis hidangan, menentukan
komposisi platting sesuai dengan jenis
hidangan, menentukan peralatan, jenis garnish
serta melakukan platting secara mandiri dan
kreatif.
301
Elemen Capaian Pembelajaran
berbahan utama nabati dan hidangan nasi
berbumbu.
302
Elemen Capaian Pembelajaran
pembuatan kue tradisional Indonesia, dan
pembuatan produk pastry dan bakery.
Menyajikan Pada akhir Fase F, peserta didik dapat:
Hidangan membaca dan memahami isi resep serta
bernalar kritis dalam melaksanakan proses
penyajian, penyimpanan atau pengemasan
hidangan dengan memberikan garnish
berdasarkan kreatifitas yang dimiliki peserta
didik.
303
XXII. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS KETERAMPILAN BUDI
DAYA TANAMAN HORTIKULTURA
304
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diberikan guru karena
kematangan secara fisik dan motorik dianggap sudah memungkinkan
untuk diberikan keterampilan budi daya hortikultura.
305
f. mengenal dan memahami tata cara panen dan alat yang
digunakan khususnya jenis tanaman sayuran, buah semusim,
dan tanaman hias;
g. mengenal dan mampu melaksanakan panen tanaman sayuran,
buah semusim, dan tanaman hias sesuai tahapannya;
h. mengenal dan mampu melaksanakan pengemasan dan
pemasaran hasil panen tanaman sayuran, buah semusim, dan
tanaman hias.
306
a. Pengetahuan dan penerapan prosedur Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3).
b. Pengetahuan akan tanaman.
c. Pengetahuan dan keterampilan penyemaian tanaman.
d. Pengetahuan dan keterampilan penanaman bibit tanaman.
e. Pengetahuan dan keterampilan penyediaan, pengolahan, dan
pemasaran produk tanaman.
Ada banyak tanaman yang dapat ditanam pada budi daya
hortikultura. Akan tetapi, alur proses pembelajaran pada mata
pelajaran Budi Daya Tanaman Hortikultura ini difokuskan pada
tanaman sayuran, buah semusim, dan tanaman hias. Fase D akan
fokus pada tanaman sayuran, Fase E fokus pada tanaman buah
semusim, dan Fase F fokus pada tanaman hias.
Penilaian meliputi aspek pengetahuan (tes dan nontes), sikap
(observasi), dan keterampilan (proses, produk, dan portofolio).
Pembelajaran Budi Daya Tanaman Hortikultura dapat dilakukan
secara block system, disesuaikan dengan karakteristik elemen yang
dipelajari.
2. Elemen Mata Pelajaran Budi Daya Tanaman Hortikultura
Elemen Mata Pelajaran Budi Daya Tanaman Hortikultura dan
Deskripsinya
Elemen Deskripsi
Penerapan Prosedur Elemen ini meliputi pengidentifikasian
Kesehatan dan peralatan dan bahan yang mengandung zat
Keselamatan Kerja kimia (pupuk dan pestisida) serta mengikuti
(K3) prosedur kesehatan dan keselamatan kerja
secara mandiri, bergotong royong, teliti, kritis,
dan bertanggung jawab.
Pengenalan Jenis Elemen ini memberikan pengetahuan tentang
Tanaman Sayuran mengenal macam-macam, ciri-ciri, dan jenis
tanaman sayuran yang sesuai dengan kondisi
lingkungan tempat tinggal secara mandiri,
teliti, dan kritis.
Penyemaian Bibit Elemen ini memberikan pengetahuan tentang
Tanaman Sayuran mengenal jenis media tanamnya, menyiapkan
persemaian hingga menyeleksi bibit tanaman
sayuran secara mandiri, bergotong royong,
teliti, kritis, dan bertanggung jawab.
Penanaman Bibit Elemen ini mengajak peserta didik untuk
Tanaman Sayuran melakukan praktik menanam bibit tanaman
buah semusim dari menyiapkan lahan tanam,
proses menanam, hingga melakukan
perawatan tanaman sayuran secara mandiri,
bergotong royong, teliti, kritis, dan
bertanggung jawab.
307
Elemen Deskripsi
Penyediaan Produk Elemen ini mengajak peserta didik untuk
Hasil Tanaman melakukan praktik proses memanen,
Sayuran penanganan pascapanen buah semusim,
hingga penjualan produk tanaman sayuran
secara mandiri, bergotong royong, teliti, kritis,
bertanggung jawab, dan berwawasan
kebhinekaan global.
Pengenalan Tanaman Elemen ini memberikan pengetahuan tentang
Buah Semusim mengenal macam-macam, ciri-ciri, dan jenis
tanaman buah semusim yang sesuai dengan
kondisi lingkungan tempat tinggal secara
mandiri, teliti, dan kritis.
Penyemaian Bibit Elemen ini memberikan pengetahuan tentang
Tanaman Buah mengenal jenis tanaman buah semusim, jenis
Semusim media tanamnya, menyiapkan persemaian
hingga menyeleksi bibit tanaman buah
semusim secara mandiri, bergotong royong,
teliti, kritis, dan bertanggung jawab.
Penanaman Bibit Elemen ini mengajak peserta didik untuk
Tanaman Buah melakukan praktik menanam bibit tanaman
Semusim buah semusim dari menyiapkan lahan tanam,
proses menanam, hingga melakukan
perawatan tanaman buah semusim secara
mandiri, bergotong royong, teliti, kritis, dan
bertanggung jawab.
Penyediaan Produk Elemen ini mengajak peserta didik untuk
Hasil Tanaman Buah melakukan praktik proses memanen,
Semusim penanganan pascapanen buah semusim,
hingga penjualan produk tanaman buah
semusim secara mandiri, bergotong royong,
teliti, kritis, bertanggung jawab, dan
berwawasan kebhinekaan global.
Pengenalan Tanaman Elemen ini memberikan pengetahuan tentang
Hias mengenal macam-macam, ciri-ciri, dan jenis
tanaman hias yang sesuai dengan kondisi
lingkungan tempat tinggal secara mandiri,
teliti, dan kritis.
Penyemaian Bibit Elemen ini memberikan pengetahuan tentang
Tanaman Hias mengenal jenis tanaman hias, jenis media
tanaman, hingga keterampilan menyemai bibit
tanaman hias, serta menyeleksi bibit tanaman
hias secara mandiri, bergotong royong, teliti,
kritis, dan bertanggung jawab.
Penanaman Bibit Elemen ini mengajak peserta didik untuk
Tanaman Hias melakukan praktik menanam tanaman hias
mulai dari menyiapkan lahan tanam, proses
menanam, hingga perawatan tanaman hias
secara mandiri, bergotong royong, teliti, kritis,
dan bertanggung jawab.
Penyediaan Produk Elemen ini mengajak peserta didik untuk
Hasil Tanaman Hias melakukan praktik proses memanen,
penanganan pascapanen, hingga menjual
produk tanaman hias secara mandiri,
bergotong royong, teliti, kritis, bertanggung
jawab, dan berwawasan kebhinekaan global.
308
D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Budi Daya Tanaman
Hortikultura Setiap Fase
1. Fase D ( Usia Mental ± 9 Tahun dan Umumnya Kelas VII, VIII, dan
IX)
Pada akhir Fase D, peserta didik mampu mempersiapkan dan
menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
mengidentifikasi jenis tanaman sayuran, dan mempraktikkan budi
daya tanaman hortikultura dengan jenis tanaman sayuran meliputi
penyemaian bibit, penanaman bibit, hingga menyediakan produk.
309
Pada akhir Fase E, peserta didik mampu mempersiapkan dan
menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
mematuhi prosedur pencegahan kecelakaan kerja,
mengidentifikasi jenis tanaman buah semusim, dan
mempraktikkan budi daya tanaman hortikultura dengan jenis
tanaman buah semusim meliputi penyemaian bibit, hingga
penanaman bibit.
3. Fase F (Usia Mental ±10 Tahun dan Umumnya Kelas XI dan XII)
Pada akhir Fase F, peserta didik mampu melaksanakan prosedur
penyediaan produk hasil tanaman buah semusim yang merupakan
kelanjutan dari Fase E, mengidentifikasi jenis tanaman hias, dan
mempraktikkan budi daya tanaman hortikultura dengan jenis
tanaman hias meliputi penyemaian bibit, penanaman bibit, hingga
menyediakan produk.
310
Elemen Capaian Pembelajaran
Penyediaan Produk Pada akhir fase F, peserta didik mampu
Hasil Tanaman Buah memiliki pengetahuan dan keterampilan pada
Semusim proses memanen, penanganan pascapanen,
dan penjualan produk tanaman buah semusim
secara jujur, mandiri, gotong royong, teliti,
kritis, bertanggung jawab, dan berwawasan
kebhinekaan global.
Pengenalan Tanaman Pada akhir Fase F, peserta didik mampu
Hias mengidentifikasi macam-macam, ciri-ciri, dan
jenis tanaman hias yang sesuai dengan kondisi
lingkungan tempat tinggal secara mandiri,
teliti, dan kritis.
Penyemaian Bibit Pada akhir Fase F, peserta didik mampu
Tanaman Hias mengembangkan pengetahunan dan
keterampilan tentang jenis tanaman hias, jenis
media tanaman, mempersiapkan benih dan
peralatan persemaian, melakukan persemaian
hingga menyeleksi bibit tanaman hias secara
mandiri, gotong royong, teliti, kritis, dan
bertanggung jawab.
Penanaman Bibit Pada akhir Fase F, peserta didik mampu
Tanaman Hias memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam
mempersiapkan lahan tanam, proses
menanam bibit, dan melakukan perawatan
tanaman hias secara mandiri, gotong royong,
teliti, kritis, dan bertanggung jawab.
Penyediaan Produk Pada akhir Fase F, peserta didik mampu
Hasil Tanaman Hias memiliki pengetahuan dan keterampilan pada
proses memanen, penanganan pascapanen,
dan penjualan produk tanaman hias secara
jujur, mandiri, gotong royong, teliti, kritis,
bertanggung jawab, dan berwawasan
kebhinekaan global.
311
XXIII. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS TATA KECANTIKAN
A. Rasional Mata Pelajaran Tata Kecantikan
Tata Kecantikan adalah mata pelajaran yang memuat materi dasar
teknik perawatan, pelayanan jasa kecantikan kulit, dan rambut. Peserta
didik akan belajar merawat dan mempercantik kulit untuk menjaga
kesehatan kulit, mencerahkan dan mempertahankan, hingga
meremajakan kulit dan rambut yang meningkatkan penampilan
seseorang. Peserta didik yang memiliki hambatan intelektual atau
disertai kebutuhan khusus lainnya diharapkan akan mampu merawat
diri setiap hari, meningkatkan penampilan tanpa harus ke salon,
memiliki kecakapan hidup, keahlian untuk bekerja, dan berperan dalam
meningkatkan kesejahteraan keluarga serta lingkungannya.
312
melakukan perawatan tangan dan kaki, merawat kulit kepala dan
rambut, perawatan kulit wajah bermasalah, menggunakan dan menjual
produk kecantikan.
313
1. Pembelajaran di kelas.
2. Pembelajaran di ruang praktikum (ruang tata kecantikan/salon).
3. Proyek tugas sederhana.
4. Berkunjung pada sekolah menengah kejuruan jurusan
kecantikan dan industri yang relevan.
314
Elemen Deskripsi
perawatan. Membersihkan area kerja, alat, bahan dan
kosmetika, mematuhi peraturan pemerintah tentang
kesehatan dan keselamatan kerja.
Perawatan tangan Elemen ini berhubungan dengan perawatan tangan dan
dan mewarnai kuku mewarnai kuku, meliputi pengetahuan, keterampilan,
(Manicure). dan sikap kerja yang diperlukan dalam melakukan
persiapan alat, lenan dan bahan kosmetik pada
perawatan tangan dan mewarnai kuku dengan teliti dan
mandiri. Melakukan perawatan tangan dengan cara
memotong, membersihkan, membentuk kuku yang ideal
serta mewarnainya sehingga meningkatkan
penampilan.
Perawatan kaki dan Elemen ini berhubungan dengan perawatan kaki dan
mewarnai kuku mewarani kuku, meliputi pengetahuan, keterampilan,
(Pedicure). dan sikap kerja yang diperlukan dalam melakukan
persiapan alat, lenan dan bahan kosmetik pada
perawatan kaki dan mewarnai kuku dengan teliti dan
mandiri. Melakukan perawatan kaki dengan cara
memotong, membersihkan, membentuk kuku yang ideal
serta mewarnainya sehingga meningkatkan
penampilan.
Kulit kepala dan Suatu proses perawatan yang berkaitan dengan
rambut. kesehatan kulit kepala dan rambut. Rangkaian
perawatan ini diawali dengan pencucian, pengeringan
dan penataan rambut dengan bertanggungjawab.
Merias wajah Melakukan riasan wajah yang digunakan untuk
panggung. penampilan khusus di panggung baik dari jarak dekat
maupun jarak jauh menggunakan alas bedak anti air
(waterproof) dengan mempertegas garis-garis wajah,
menampilkan karakter dan menggunakan teknik
tertentu dengan teliti dan kreatif.
Merias wajah fantasi. Melakukan riasan wajah yang digunakan untuk
penampilan khusus fantasi bagian wajah,
menggunakan cosmetic face painting dengan
menampilkan karakter, menggunakan teknik dan tema
tertentu dengan teliti dan kreatif.
Perawatan kulit Melakukan pembersihan dengan kosmetika sesuai
wajah bermasalah. dengan kulit berjerawat, penguapan, acupressure,
mengeluarkan jerawat dan penggunaan masker sesuai
dengan jenis kulit dan prosedur yang benar dan mandiri.
Menata hair piece. Melakukan penataan dan pembentukan hair piece
untuk dijadikan sanggul atau penataan khusus sesuai
desain yang direncanakan dengan teliti dan kreatif.
Penataan rambut Melakukan penataan rambut lepas dan dengan cara
teknik lepas, kepang, dikepang, pilin (twist) dan berbagai modifikasi dengan
dan pilin. kreatif dan mandiri sesuai keinginan.
Menjual produk dan Menjual produk kecantikan rambut, produk kecantikan
jasa kecantikan. kulit dan wajah, produk perawatan rambut, kulit dan
wajah, serta menjual jasa kecantikan kulit, perawatan
kulit dan menjual jasa kecantikan rambut dengan jujur
dan teliti.
315
Pada akhir Fase D, peserta didik mampu menerapkan sesuai prosedur
lingkungan kerja bersih dan aman sesuai prinsip keselamatan dan
kesehatan kerja, melakukan komunikasi di tempat bekerja,
mengaplikasikan pengetahuan anatomi dan fisiologi, serta menerapkan
pengetahuan gizi pada perawatan kecantikan.
Fase D Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Lingkungan kerja Pada akhir Fase D, peserta didik dapat melakukan
bersih dan aman, prosedur kerja yang dilaksanakan sesuai prosedur
sesuai prinsip standar keselamatan dan kesehatan kerja, situasi
keselamatan dan darurat dan potensi bahaya diidentifikasi sesuai
kesehatan kerja. peraturan K3, peralatan dan perlengkapan kerja
dipastikan kebersihan dan keamanannya. Alat
pelindung diri (APD) digunakan sesuai dengan
fungsinya. Standar sanitasi peralatan dan
perlengkapan kerja pada tempat kerja, keadaan
darurat dilakukan dan dikomunikasikan kepada yang
berwenang. Peserta didik melakukannya dengan jujur,
bertanggungjawab dan gotong royong.
Komunikasi di Pada akhir Fase D, peserta didik dapat melakukan
tempat bekerja. komunikasi dengan pelanggan dan teman sejawat yang
dilakukan sesuai prosedur serta prinsip-prinsip
komunikasi secara jujur dan bertanggungjawab.
Pengetahuan Pada akhir Fase D, peserta didik dapat mengenali
anatomi dan fisiologi anatomi dan fisiologi kulit dan rambut serta bernalar
untuk perawatan kritis untuk perawatan kecantikan, menerapkan
kecantikan. pengetahuan tersebut sesuai dengan kemampuan yang
dilakukan dengan prinsip aman dan bermanfaat bagi
pelanggan secara jujur dan bertanggungjawab.
Pengetahuan gizi Pada akhir Fase D, peserta didik dapat memiliki
pada perawatan pengetahuan gizi serta menerapkanya dan bernalar
kecantikan. kritis dilakukan secara mandiri, jujur dan teliti.
Alat, lenan, dan Pada akhir Fase D, peserta didik dapat
bahan. mengidentifikasi kebutuhan, menyiapkan,
menggunakan, membersihkan dan melakukan
inventaris alat dan lenan dengan jujur. Menyiapkan
bahan perawatan, mengidentifikasi kebutuhan bahan,
memilih bahan sesuai kebutuhan, membersihkan
bahan, menyimpan pada wadah yang sesuai,
melakukan inventaris bahan dengan jujur dan
mandiri.
Persiapan diri dan Pada akhir Fase D, peserta didik dapat membaca dan
area kerja. memahami, serta bernalar kritis. Menyiapkan mental
dengan penuh percaya diri dan penampilan diri
(kebersihan kuku, mulut, badan, merias wajah,
pakaian kerja, dan sepatu) sesuai SOP sebagai seorang
beautician untuk menyambut pelanggan serta
melakukan persiapan area kerja sebelum dan sesudah
melakukan perawatan kecantikan secara mandiri,
jujur, kreatif dan bertanggungjawab.
Perawatan kulit Pada akhir Fase D, peserta didik dapat membaca dan
wajah dan rias wajah memahami, serta bernalar kritis. Menyiapkan alat dan
sehari-hari. bahan secara mandiri. Melaksanakan proses
perawatan kulit wajah dan rias wajah sehari-hari,
melakukan konsultasi, menyiapkan pelanggan, analisa
316
Elemen Capaian Pembelajaran
kulit wajah, melakukan perawatan, pembersihan,
memberikan saran dan nasihat pasca perawatan.
Membersihkan area kerja, alat, bahan dan kosmetik,
serta mematuhi peraturan pemerintah tentang
kesehatan dan keselamatan kerja.
317
Elemen Capaian Pembelajaran
dilakukan secara mandiri, jujur, teliti dan
bertanggungjawab.
Merias wajah Pada akhir Fase E, peserta didik mampu merias wajah
panggung. panggung sesuai dengan tema atau karakter tertentu
untuk penampilan di panggung secara mandiri, kreatif,
teliti, dan bertanggungjawab.
Menata hair piece Pada akhir Fase F, peserta didik dapat melakukan
(wig) rambut penataan atau membentuk, mencuci, mengeringkan,
asli/sintesis. dan menyimpan hair piece. Membersihkan dan
merapikan area kerja dengan sesuai SOP seorang
beautician secara mandiri, teliti, dan
bertanggungjawab.
Penataan rambut Pada akhir Fase F, peserta didik mampu melakukan
teknik lepas, kepang, penataan rambut teknik lepas, kepang (strand braid),
pilin dan simpul. pilin (twist), dan simpul (knot) sesuai kreasi dengan
berbagai model menghasilkan penataan yang anggun,
apik dan trendi, secara kreatif, dan mandiri.
Menjual produk dan Pada akhir Fase F, peserta didik mampu menjual
jasa kecantikan. produk kecantikan dan jasa kecantikan. Menjual
produk kecantikan rambut, kulit dan wajah, serta
menjual jasa kecantikan kulit, wajah, dan rambut
dengan berani, jujur, kreatif, dan bertanggungjawab.
E. Glosarium
Acupressure :Istilah yang digunakan untuk memberikan
rangsangan titik akupunktur dengan teknik
penekanan atau teknik mekanik.
318
Aging skin :Kondisi kulit yang berubah seiring bertambahnya
usia dengan ciri-ciri kulit tampak kendur,
berkerut, menipis, dan dipenuhi flek hitam.
Anatomi :Ilmu yang mempelajari susunan tubuh dan
bentuk tubuh makhluk hidup.
APD :Alat Pelindung Diri adalah kelengkapan yang wajib
digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko
kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri dan orang di sekelilingnya.
Beautician :Tenaga profesional yang bekerja di salon maupun
klinik kecantikan yang berhubungan langsung
dengan klien atau pelanggan.
costumer service :Divisi yang memainkan peranan penting dalam
proses pertahanan sebuah perusahaan yang
berhubungan langsung dengan pelanggan.
Cosmetic face painting: Make up dekoratif yang biasa digunakan
untuk make up karakter di acara tertentu, seperti
pertunjukan drama kolosal, drama musikal,
syuting film, acara festival dan lain lain.
Creambath :Perawatan rambut dan kulit kepala untuk
melembapkan rambut yang kering,
melembutkan dan memberi nutrisi pada
rambut, serta mencegah rambut dari
kerusakan.
Dehidrasi :Kondisi ketika cairan tubuh yang hilang
lebih banyak daripada yang dikonsumsi.
Discovery learning :Model pembelajaran
penyingkapan/penemuan adalah
memahami konsep, arti, dan hubungan
melalui proses intuitif untuk akhirnya
sampai kepada suatu kesimpulan.
Face painting :Seni melukis wajah manusia dengan cat
khusus.
Fancy :Istilah yang digunakan untuk jenis tata rias
fantasi nasional, rias yang masih
menampilkan wajah yang cantik sesuai
dengan ide yang didapat.
319
Fisiologi :Ilmu faal (dibaca fa-al) adalah salah satu
dari cabang-cabang biologi yang mempelajari
berlangsungnya sistem kehidupan.
Hardskill :Kemampuan spesifik yang harus dimiliki
untuk suatu pekerjaan tertentu.
Hair piece :Aksesori yang sangat berperan
memperindah tata rambut.
Hair dryer :Alat pengering genggam, untuk menata dan
mengeringkan rambut.
Hair steaming :Proses memberi uap rambut sehingga
penyerapan nutrisi bisa berjalan lebih
maksimal.
Hair piece :Aksesori yang sangat berperan
memperindah tata rambut.
Knot :Istilah yang digunakan untuk cara menata
rambut yang membentuk cepol seolah
terikat simpul.
Komedo :Kotoran kecil yang muncul di pori-pori kulit,
dan merupakan cikal bakal jerawat.
Kosmetik :Zat perawatan yang digunakan untuk
meningkatkan penampilan.
Lenan :Merupakan bahan yang terbuat dari serat
tumbuhan.
Manicure :Perawatan kecantikan kosmetik untuk kuku
dan tangan yang dilakukan di rumah atau di
salon kuku.
Nail art :Cara kreatif untuk melukis, menghias,
mempercantik, dan memperindah kuku.
Pedicure :Rangkaian perawatan kecantikan yang
dikhususkan untuk merawat kuku jari – jari
kaki.
Pilin (twist) :Jenis teknik dasar penataan rambut
dengan cara memegang ujung rambut dan
memutarnya perlahan kearah yang sama
seperti spiral atau kawat.
Pigmentasi :Proses pewarnaan alami akibat adanya
pigmen kulit.
320
Problem based learning :Pembelajaran Berbasis Masalah yaitu jenis
model pembelajaran yang melibatkan siswa
dalam suatu kegiatan (proyek) untuk
menghasilkan suatu produk.
Softskill :Kemampuan internal dari pribadi seseorang,
atribut personal, serta kemampuan
komunikasi yang dibutuhkan untuk sukses
dalam sebuah pekerjaan.
SOP :Standar Operasional Prosedur yang dapat
disingkat sebagai SOP, adalah suatu
alur/cara kerja yang sudah terstandarisasi,
Standar Operasional Prosedur ini memiliki
kekuatan sebagai suatu petunjuk.
Waterproof :Produk kosmetik yang diformulasikan agar
dapat tahan terhadap air sehingga riasan
lebih kuat dan tahan lama.
Sanitasi :Perilaku disengaja dalam pembudayaan
hidup bersih dengan maksud mencegah
manusia bersentuhan langsung dengan
kotoran dan bahan buangan berbahaya
lainnya, dengan harapan akan menjaga dan
meningkatkan kesehatan manusia.
strand braid :Istilah yang digunakan untuk teknik kepang
untai.
Topcoat :Pengaplikasian kuteks warna, digunakan
untuk membuat warna kutek menjadi lebih
cerah dan menghalangi cat kuku dari
goresan yang mungkin terjadi ketika
beraktivitas.
Wig :Rambut palsu adalah kepala rambut yang
terbuat dari bulu binatang atau bahan
sintetis yang dipakai di kepala untuk mode
atau berbagai alasan estetika dan gaya
lainnya.
321
XXIV. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS KETERAMPILAN
SUVENIR
322
Mata pelajaran Suvenir membekali peserta didik dengan serangkaian
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
menghadapi tantangan perubahan zaman, menunjang
pengembangan diri melalui jalur studi dan pengembangan karir
sehingga menjadi insan yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dan berakhlak mulia, bernalar kritis, mandiri, dan kreatif
serta mampu bergotong royong.
323
Pada proses awal pembelajaran, peserta didik diperkenalkan
dengan lapangan kerja yang berkaitan dengan dunia usaha
suvenir, jenis pekerjaan dan peluang kerjanya. Hal ini untuk
menumbuhkan kecenderungan atau keinginan peserta didik
melakukan sesuatu yang disukai dan dianggap penting dalam
bidang pekerjaannya (passion), cara memandang
pekerjaan/profesi di masa depan (vision), imajinasi, dan
kreativitas. Semua itu dilakukan melalui:
a. pembelajaran di kelas;
b. pembelajaran di ruang praktik keterampilan;
c. proyek tugas sederhana;
d. berkunjung ke sekolah menengah kejuruan, berkunjung ke
pusat cinderamata setempat, mengunjungi pameran suvenir
serta mengunjungi Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI)
yang relevan;
e. menghadirkan narasumber/praktisi dari Lembaga Pendidikan
Keterampilan (LPK) atau entrepreneur di bidang suvenir yang
berkembang di daerah masing-masing sebagai guru tamu.
324
Penilaian keterampilan pilihan suvenir meliputi aspek
pengetahuan (tes dan nontes), sikap (observasi), dan
keterampilan (proses, produk, dan portofolio). Materi dan
proses pembelajaran Suvenir dilakukan secara bertahap
menyesuaikan dengan karakteristik peserta didik yang unik
dan potensi wilayah setiap daerah.
325
Elemen Deskripsi
teknik pemasaran dan memasarkan produk suvenir
secara langsung maupun tidak langsung dalam
lingkungan terbatas dan luas.
326
Elemen Capaian Pembelajaran
sesuai prosedur; menyalakan lampu ruangan;
menata meja dan kursi sesuai kebutuhan; serta
mengelap meja dan kursi dengan bersih sesuai
prosedur; mengidentifikasi peralatan dan
perlengkapan untuk membuat suvenir; menyiapkan
alat ukur; menyiapkan alat pemotong; menyiapkan
alat tembak lem; menyiapkan aneka jarum;
menyiapkan alat tulis dan stapler; memeriksa
kondisi peralatan; membersihkan peralatan sebelum
digunakan; memeriksa kelengkapan peralatan;
menggunakan peralatan sesuai prosedur;
mengidentifikasi bahan pembuatan suvenir;
menyiapkan aneka bahan sesuai jenis dan
fungsinya; dan menyiapkan bahan sesuai
kebutuhan; menata bahan di wadah; dan memeriksa
kelengkapan bahan sesuai prosedur.
Proses Pada akhir Fase D, peserta didik dapat menerapkan
Pembuatan aneka teknik pembuatan suvenir dan prosedur
Suvenir mengolah aneka bahan dengan menggunakan
peralatan suvenir untuk membentuk dan
membungkus bentuk kado beraturan dan tidak
beraturan, membuat aneka suvenir
etnik/kedaerahan; membuat aneka aksesoris bunga;
dan menghias undangan dengan aksesoris bunga
sesuai prosedur.
Proses Akhir Pada akhir Fase D, peserta didik dapat
mengidentifikasi peralatan untuk membuat suvenir
sesuai jenis dan fungsinya; membersihkan peralatan
setelah dipakai; memeriksa kelengkapan peralatan
sesudah dipakai; menyimpan peralatan sesuai
wadahnya; menempatkan peralatan pada area
penyimpanan dengan rapi sesuai prosedur;
mengidentifikasi sisa bahan pembuatan suvenir;
memilah sisa bahan sesuai jenisnya; menyimpan
sisa bahan sesuai wadahnya; menempatkan wadah
yang berisi sisa bahan di area penyimpanan;
membuang sisa bahan yang tidak dapat digunakan
secara teliti sesuai prosedur; mengidentifikasi,
menyiapkan, mengoperasikan peralatan kebersihan
sesuai dengan jenis dan fungsinya; mengelap meja
dan kursi dengan bersih; menata meja dan kursi
dengan rapi; membuang sampah; menyapu lantai;
mengepel; mematikan lampu ruangan; peralatan
kebersihan disimpan pada tempatnya sesuai
prosedur; peserta didik dapat merencanakan teknik
pemasaran dan memasarkan produk suvenir secara
langsung maupun tidak langsung pada lingkungan
terbatas serta membuat laporan hasil pemasaran
produk suvenir sesuai prosedur.
327
tamu sesuai acara; menghias wadah hantaran pernikahan;
merapikan tempat kerja sesuai prosedur; memasarkan produk
suvenir secara langsung dan tidak langsung pada lingkungan
terbatas maupun luas; dan membuat laporan hasil pemasaran
produk suvenir sesuai prosedur. Capaian pembelajaran setiap
fase diberikan secara bertahap disesuaikan jenis pekerjaan.
Fase E Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Menerapkan Pada akhir Fase E, peserta didik dapat mengartikan
Prosedur prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Kesehatan dan serta memahami simbol-simbol K3, menjalankan
Keselamatan prosedur kesehatan kerja dan lingkungan dengan
Kerja mengikuti prosedur di tempat kerja untuk medeteksi
bahaya serta cara menghindarinya, mengikuti
prosedur pada tempat kerja untuk pengamanan dan
pengendalian, secara mandiri sesuai prosedur, dan
melaporkan keadaan sangat berbahaya yang muncul
secara kritis tanpa bisa diatasi sendiri.
Komunikasi Pada akhir Fase E, peserta didik dapat
dan Kerjasama berkomunikasi dua arah secara sopan baik verbal
tim dan/atau nonverbal dengan teman sejawat dalam
persiapan tempat, alat, dan bahan; melakukan
komunikasi dalam proses pembuatan serta proses
akhir pembuatan suvenir; melakukan komunikasi
dua arah dengan pelanggan di tempat terima tamu
sesuai dengan prosedur; melakukan kerja sama
dengan tim dalam proses menyiapkan tempat, alat,
dan bahan; melakukan kerja sama dalam proses
pembuatan; serta proses akhir pembuatan suvenir
sesuai prosedur.
Menyiapkan Pada akhir Fase E, peserta didik dapat melakukan
tempat alat persiapan tempat sesuai petunjuk; mengidentifikasi
dan bahan kebutuhan peralatan; menyiapkan peralatan;
menggunakan alat; membersihkan peralatan;
melakukan inventaris alat dengan jujur;
menerapkan pengunaan peralatan; mengidentifikasi
kebutuhan peralatan; menyiapkan peralatan;
menggunakan alat; membersihkan peralatan;
melakukan inventaris alat dengan jujur;
mengklasifikasi menggunakan bahan; menyiapkan
bahan; mengidentifikasi kebutuhan bahan; memilih
bahan sesuai kebutuhan; mengolah bahan;
menyelaraskan ide dengan bahan; menyimpan
bahan; melakukan inventaris bahan dengan jujur.
Proses Pada akhir Fase E, peserta didik dapat melakukan
pembutan proses pembuatan suvenir dengan kreatif dan
suvenir disiplin sesuai petunjuk; mengukur permukaan
buku tamu sesuai rumus pembungkusan; menghias
buku tamu acara khusus; melaksanakan proses
pembuatan buku tamu ; menentukan hiasan buku
tamu; menghias buku tamu dengan bentuk dan
warna (kombinasi) sesuai jenis acara.
328
Elemen Capaian Pembelajaran
sisa bahan suvenir; membersihkan tempat kerja;
mengidentifikasi peralatan suvenir sesuai jenis dan
fungsinya; memeriksa kelengkapan peralatan;
menyimpan peralatan sesuai wadahnya;
menempatkan peralatan pada area penyimpanan
dengan rapi sesuai prosedur; membuat laporan hasil
produksi; merencanakan teknik pemasaran;
memasarkan produk suvenir secara langsung
maupun tidak langsung pada lingkungan terbatas
dan luas; serta membuat laporan hasil pemasaran
produk suvenir sesuai prosedur.
329
Elemen Capaian Pembelajaran
suvenir; berkomunikasi dua arah dengan pelanggan
di tempat menerima tamu sesuai dengan prosedur;
melaksanakan instruksi pembimbing; melakukan
kerja sama dengan tim dalam proses menyiapkan
tempat, alat, dan bahan; melakukan kerja sama
dalam proses pembuatan serta proses akhir
pembuatan suvenir sesuai prosedur.
Persiapan Pada akhir Fase F, peserta didik dapat menyiapkan
Tempat Alat tempat kerja secara mandiri dan berkelompok
dan Bahan (gotong royong); menerapkan peralatan dan
perlengkapan dalam menyiapkan tempat kerja;
menyalakan lampu ruangan; menata meja dan kursi
sesuai kebutuhan; mengelap meja dan kursi;
menyapu lantai; mengepel lantai; menata peralatan
sesuai jenis dan fungsinya di wadah secara rapi;
membersihkan peralatan suvenir sesuai prosedur;
menerapkan peralatan dan perlengkapan membuat
karya suvenir; menyiapkan alat ukur; menyiapkan
alat pemotong; menyiapkan alat tembak lem;
menyiapkan aneka jarum; menyiapkan alat tulis dan
hekter; memeriksa kelengkapan peralatan;
memeriksa kondisi peralatan; membersihkan
peralatan sebelum digunakan; menggunakan
peralatan sesuai prosedur; menerapkan bahan
pembuatan suvenir; menyiapkan bahan aneka
kertas; menyiapkan bahan aneka bahan alami;
menyiapkan bahan aneka pita; menyiapkan bahan
aneka renda; menyiapkan bahan perekat; memilih
bahan sesuai jenis dan fungsinya; menata bahan di
wadah sesuai fungsi dan jenisnya; memeriksa
kelengkapan bahan; menyimpan sisa bahan setelah
digunakan; menggunakan bahan sesuai prosedur.
Proses Pada akhir Fase F, peserta didik dapat membentuk
Pembuatan seni lipat tekstil secara kreatif dan dispilin;
Suvenir memindahkan aksesoris pada posisi yang telah
ditentukan; memadukan aksesoris bunga dengan
komponen bahan lainnya; memeriksa hasil lipatan
yang telah dihias tanpa potong tanpa wadah dengan
teliti sesuai prosedur; membentuk seni lipat tekstil
secara kreatif; memindahkan aksesoris pada posisi
yang telah ditentukan; memadukan aksesoris bunga
dengan komponen bahan lainnya; memeriksa hasil
lipatan yang telah dihias tanpa potong dengan
wadah secara teliti sesuai prosedur; menunjukkan
jenis, ukuran, bentuk dan warna bahan aksesoris;
memilah pola, komponen, bahan aksesoris sesuai
bentuk dan acara; membuat bentuk aksesoris sesuai
desain; mengombinasikan aksesoris dengan bahan
sesuai kebutuhan secara teliti sesuai prosedur;
menentukan posisi aksesoris bunga sesuai gambar
desain secara kreatif; memindahkan aksesoris bunga
pada posisi yang telah ditentukan; memadukan
aksesoris bunga dengan komponen bahan lainnya;
memeriksa hasil undangan yang telah dihias dengan
teliti sesuai prosedur.
Proses Akhir Pada akhir Fase F, peserta didik dapat
mengidentifikasi secara disiplin serta berkerja sama
dalam mengunakan peralatan suvenir sesuai jenis
dan fungsinya; memeriksa kelengkapan peralatan
sesudah dipakai; membersihkan peralatan setelah
330
Elemen Capaian Pembelajaran
dipakai; menyimpan peralatan sesuai wadahnya;
menempatkan peralatan pada area penyimpanan
dengan rapi sesuai prosedur; mengklasifikasi sisa
bahan pembuatan suvenir; memilah sisa bahan
sesuai jenisnya; menyimpan sisa bahan sesuai
wadahnya; menempatkan wadah yang berisi sisa
bahan di area penyimpanan; membuang sisa bahan
yang tidak dapat digunakan secara teliti sesuai
prosedur; mengoperasikan peralatan kebersihan;
menyiapkan peralatan kebersihan; mengoperasikan
peralatan sesuai fungsinya; menyapu lantai;
mengepel lantai; mengelap meja dan kursi; menata
meja dan kursi dengan rapi; membuang sampah;
mematikan lampu ruangan; menyimpan peralatan
kebersihan sesuai tempat dan prosedur;
mengklasifikasi produk suvenir yang akan
dipromosikan; membuat daftar nama produk dan
harga yang akan dipromosikan; memeriksa kondisi
produk; membuat laporan hasil produksi;
merencanakan teknik pemasaran; memasarkan
produk suvenir secara langsung dan tidak langsung
pada lingkungan terbatas dan luas; serta membuat
laporan hasil pemasaran produk suvenir sesuai
dengan prosedur.
331
XXV. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS KETERAMPILAN
ELEKTRONIKA ALAT RUMAH TANGGA
332
memiliki keahlian dalam bidang elektronika alat rumah tangga.
Adapun pada proses pembelajarannya dapat dikembangkan
menyesuaikan sarana dan prasarana, kemampuan peserta didik dan
lingkungan yang berkenaan dengan Dunia Usaha, Dunia Industri dan
Dunia kerja serta kewirausahaan.
333
Elemen umum dimaksud ialah komponen saling berkaitan dengan
elemen inti. Misalnya, perbaikan peralatan elektronika alat rumah
tangga akan berhubungan dengan peralatan yang dibutuhkan dan
kewajiban dalam melindungi keselamatan dan kesehatan kerja.
Begitupun elemen lainnya yang saling berkaitan satu sama lain
menyesuaikan materi yang diajarkan pada fase dan atau kelas.
Pada awal pembelajaran sebelum memasuki materi pokok, siswa
dikenalkan komponen-komponen alat elektronik rumah tangga,
peralatan/perkakas yang akan digunakan dalam proses perawatan/
perbaikan peralatan elektronika alat rumah tangga, dengan
memperhatikan prosedur keselamatan, kesehatan, dan lingkungan
kerja. Juga dikenalkan lapangan kerja yang berkaitan dengan
perawatan dan perbaikan peralatan elektronika alat rumah tangga,
jenis pekerjaan setelah lulus, serta konsentrasi yang dapat dipelajari
pada kelas XI dan XII untuk menumbuhkan passion (semangat),
vision (visi), imajinasi, dan kreativitas melalui:
a. pembelajaran di kelas;
b. pembelajaran di luar kelas dan ruang praktik;
c. proyek sederhana;
d. berinteraksi dengan dunia usaha, dunia industry, dan dunia
kerja;
e. berkunjung pada industri yang relevan.
334
4) Materi mengenai cara perawatan/perbaikan sederhana peralatan
elektrik dan elektronika rumah tangga dan materi cara pelaporan
hasil perawatan dan perbaikan diberikan di akhir rangkaian
pembelajaran setelah peserta didik berhasil menguasai materi
keselamatan dan kesehatan kerja, materi peralatan kerja praktik
dan materi komponen elektrik dan elektronika rumah tangga.
Penilaian pembelajaran keterampilan elektronik alat rumah tangga
meliputi aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penilaian
aspek pengetahuan melalui tes dan nontes, aspek sikap melalui
observasi, dan aspek keterampilan melalui penilaian proses dan
portofolio.
2. Elemen-Elemen Mata Pelajaran
Mata pelajaran Elektronika Alat Rumah Tangga memuat lima
elemen berikut.
a. Keselamatan dan kesehatan kerja
b. Peralatan kerja praktik
c. Komponen elektrik dan elektronika rumah tangga
d. Perawatan/perbaikan sederhana alat elektronika rumah tangga
e. Pelaporan hasil perawata/perbaikan
Elemen Deskripsi
Merupakan segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja. Selamat di
Keselamatan
tempat kerja sehingga dapat menyelamatkan peralatan
dan Kesehatan
dan produknya. Perusahaan dan pekerja harus
Kerja
mengetahui tentang keselamatan kerja sesuai dengan
standar yang berlaku, salah satunya menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) sesuai dengan standar.
Merupakan peralatan yang digunakan untuk mem-
Peralatan perbaiki perangkat elektrik dan elektronika atau
Kerja Praktik merakit rangkaian elektronika sehingga menjadi
perangkat elektronika rumah tangga.
Merupakan komponen elektrik dan elektronika sulit
Komponen dibedakan karena setiap perangkat elektronika pasti
Elektrik dan membutuhkan komponen elektrik, dan sebaliknya.
Elektronika Seperti komponen elektronika pasif, komponen
Rumah Tangga elektronika aktif, serta komponen elektrik dan
elektronika lainnya.
Memperbaiki Merupakan perbaikan pada komponen atau peralatan
Peralatan elektrik dan elektronika rumah tangga yang rusak
Elektrik dan sehingga peralatan tersebut dapat dipergunakan
Elektronika kembali.
Rumah Tangga
Pelaporan Merupakan laporan pelaksanaan dan hasil pekerjaan
Hasil dari persiapan sampai hasil perbaikan peralatan
Perbaikan elektrik dan elektronika rumah tangga.
335
D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Elektronika Alat Rumah
Tangga Setiap Fase
1. Fase D (Usia Mental + 9 tahun Tahun dan Umumnya Kelas VII, VIII,
dan IX)
Pada akhir Fase D, peserta didik mampu mengenali simbol-simbol
K3L dan mengikuti prosedur keselamatan, kesehatan kerja, dan
lingkungan tempat kerja; menyiapkan APD (alat pelindung diri) dan
APK (alat pelindung kerja) dalam proses perawatan dan perbaikian
level sederhana alat elektronik rumah tangga; menyiapkan dan
memelihara kebersihan peralatan dan lingkungan kerja,
mengidentifikasi, menghindari, dan melaporkan bahaya yang
muncul; mengidentifikasi peralatan dan material alat elektronik
rumah tangga; mengidentifikasi alat tangan, ukur, dan uji
kelistrikan serta mampu mempersiapkan dan mempraktikkan peng-
gunaannya; mengidentifikasi komponen dasar elektrik dan
elektronika peralatan rumah tangga; mengenali perbedaan
komponen dasar alat elektrik dan alat elektronik, serta mengenali
fungsi normal alat elektrik dan alat elektronik; melakukan
perawatan dan perbaikan level sederhana, seperti menyolder
komponen elektronika, memasang pengkabelan, dan melakukan
proses pengukuran elektrik dan elektronik standar; serta membuat
laporan sederhana proses dan hasil perawatan dan perbaikan level
sederhana.
336
Elemen Capaian Pembelajaran
Pada akhir Fase D, peserta didik mampu
mengidentifikasi komponen dasar elektrik dan
Komponen Elektrik
elektronika peralatan rumah tangga, mengenali
dan Elektronika
perbedaan komponen dasar alat elektrik dan alat
Rumah Tangga
elektronik, serta mengenali fungsi normal alat
elektrik dan alat elektronik.
Pada akhir Fase D, peserta didik mampu
Perawatan/ mempersiapkan dan menginterpretasikan gambar
Perbaikan teknik dalam proses perawatan dan perbaikan
Sederhana sederhana elektronik alat rumah tangga, misalnya
Peralatan Elektrik berupa tindak pembersihan, pemasangan
dan Elektronika pengkabelan, atau penyolderan komponen dan
Rumah Tangga melakukan proses pengukuran elektrik dan
elektronik standar.
Pada akhir Fase D, peserta didik mampu membuat
Pelaporan Seder- laporan mengenai proses dan hasil perawatan/per-
hana Proses dan baikan level sederhana, meliputi laporan
Hasil Perawatan/ dokumentasi kelengkapan komponen,
Perbaikan keberfungsian, dan hasil perawatan/ perbaikan
alat elektronik rumah tangga.
337
Elemen Capaian Pembelajaran
kerja dibersihkan dan ditempatkan sesuai dengan
manual pabrikan. Mampu menggunakan fungsi
peralatan kerja kelistrikan sesuai dengan pedoman
penggunaan peralatan yang berlaku. Mampu
mempersiapkan perlengkapan peralatan dan material
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Mampu
menggunakan alat ukur dan alat uji dalam
pemeliharaan dan perbaikan peralatan elektronika
rumah tangga.
Komponen Pada akhir Fase E, peserta didik mampu
Elektrik dan mengidentifikasi dan menggunakan komponen-
Elektronika komponen dasar elektrik dan elektronika.
Rumah Tangga
Pada akhir Fase E, peserta didik mampu
mempersiapkan dan menginterpretasikan Gambar
Memperbaiki
teknik yang dipilih dengan benar sesuai dengan
Peralatan
kebutuhan pekerjaan. Mampu menerapkan teknik
Elektrik dan
reparasi pada perangkat elektronika. Reparasi
Elektronika
dilakukan melalui tahapan pengidentifikasian,
Rumah Tangga
pengukuran dan perbaikan. Mampu melakukan
pemeliharaan dan perbaikan piranti dispenser listrik.
Pada akhir Fase E, peserta didik mampu membuat
dokumentasi kerusakan kecil dan perbaikan kecil
perangkat elektronika. Dokumen kerusakan
Pelaporan Hasil
perangkat elektronika berisikan hasil identifikasi
Perbaikan
kesalahan kinerja dari perangkat yang diuji
sedangkan dokumen perbaikan berisikan data hasil
perbaikan pada perangkat yang dilakukan reparasi.
338
Elemen Capaian Pembelajaran
Pada akhir Fase F, peserta didik mampu menggu-
nakan fungsi peralatan tangan kerja kelistrikan
sesuai dengan manual/pedoman penggunaan pera-
Peralatan Kerja latan yang berlaku. Mampu mempersiapkan
Praktik perlengkapan peralatan dan material sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan. Mampu menggunakan alat
ukur dan alat uji dalam pemeliharaan dan perbaikan
peralatan elektronika rumah tangga.
Komponen Pada akhir Fase F, peserta didik mampu meng-
Elektrik dan identifikasi dan menggunakan komponen-komponen
Elektronika dasar elektrik dan elektronika.
Rumah Tangga
Memperbaiki Pada akhir Fase F, peserta didik mampu melakukan
Peralatan pengecekan dan perbaikan perangkat audio. Mampu
Elektrik dan melakukan pemeliharaan dan perbaikan sertika
Elektronika listrik (electric iron). Mampu melakukan pemeliharaan
Rumah Tangga dan perbiakan kipas angin.
Pada akhir Fase F, peserta didik mampu membuat
dokumentasi kerusakan dan dokumentasi perbaikan
perangkat elektronika. Dokumen kerusakan
Pelaporan Hasil
perangkat elektronika berisikan hasil identifikasi
Perbaikan
kesalahan kinerja dari perangkat yang diuji
sedangkan dokumen perbaikan berisikan data hasil
perbaikan pada perangkat yang dilakukan reparasi.
339
XXVI. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS KETERAMPILAN SENI
TARI
340
antaranya: pengetahuan meningkatkan daya bernalar kritis dan
kreativitas. Keterampilan untuk mengasah kreativitas dan kemandirian.
Sikap bertujuan untuk menanamkan akhlak baik, meningkatkan
kedisiplinan dan sikap bergotong royong.
Ruang lingkup materi Keterampilan Seni Tari yang akan dipelajari
meliputi pengetahuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3),
pengetahuan mempersiapkan dan menggunakan peralatan dan
perlengkapan untuk melaksanakan kegiatan seni tari, menentukan
teknik ragam gerak dasar tari, ragam gerak tari, serta proses pembuatan
karya tari dengan berbagai macam media, serta menerapkan kebersihan
dan kerapian peralatan dan perlengkapan menari.
341
proses pementasan karya seni tari, pembuatan video menari,
penyelesaian dan pelaporan. Materi keselamatan kesehatan kerja
mencakup teori dan praktik dalam upaya menjamin keselamatan dan
kesehatan selama berada di area kerja, pencegahan terjadinya
kecelakaan kerja dan langkah penanganan jika terjadi kecelakaan
kerja.
Materi alat dan perlengkapan gerak dasar dan bentuk gerak tari
mencakup pengenalan nama dan fungsi alat, teori dan praktik terkait
prosedur penggunaan dan perawatan alat yang digunakan dalam
proses pelaksanaan gerak dasar dan bentuk ragam gerak tari. Materi
proses pementasan dan pembuatan video mencakup teori dan praktik
tentang nama, media, fungsi pementasan dan pembuatan video.
Proses pementasan dan pembuatan video merupakan rangkaian
pembelajaran teori dan praktik yang dimulai dengan kegiatan
melakukan proses gerak dasar dan ekplorasi serta improvisasi gerak
tari. Materi pelaporan mencakup teori dan praktik pelaporan pada tiap
tahapan kerja dan mengkomunikasikan hasil laporan.
Setiap materi tersebut mengajarkan tahapan-tahapan hard skill dan
soft skill dengan pendekatan belajar Project Based Learning yang akan
menginternalisasikan sikap jujur, disiplin, bernalar kritis, kreatif,
mandiri dan bergotong royong sesuai dengan profil pelajar Pancasila.
Pembelajaran dilaksanakan dengan sistem ganda, yaitu di lingkungan
sekolah dan di sanggar tari. Pembelajaran teori dan praktik di sekolah
dilaksanakan pada ruang yang memadai sehingga pembelajaran
dapat berlangsung dengan baik, dapat juga menghadirkan praktisi
dari sanggar tari sebagai guru tamu. Pembelajaran di sanggar tari
dengan cara membawa peserta didik ke sanggar tari. Pembelajaran
keterampilan seni tari berorientasi pada kebutuhan dan kemandirian
peserta didik.
Keterampilan gerak dasar seni tari memiliki fungsi yang sangat
penting sebagai pengetahuan dasar yang harus dimiliki untuk
membekali peserta didik dalam mengembangkan keterampilan tari.
Materi-materi dasar untuk mengembangkan pengetahuan dan
kemampuan pada fase berikutnya antara lain, yaitu mengajarkan
tentang penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Dengan
menguasai pelajaran Keterampilan Seni Tari, peserta didik akan dapat
342
mengembangkan kompetensinya dengan baik pada fase SMPLB dan
fase SMALB atau ke jenjang yang lebih tinggi.
2. Elemen Mata Pelajaran
Keterampilan Seni Tari pada fase D, E, dan F membahas materi yang
akan dikembangkan sebagai dasar pengetahuan dan kemampuan
untuk memasuki materi pada jenjang yang lebih tinggi, antara lain:
1. pengetahuan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3);
2. pengetahuan peralatan dan perlengkapan untuk melaksanakan
bentuk gerak dasar tari, ragam gerak tari dan penampilan karya
seni tari;
3. proses penampilan gerak dasar tari, ragam gerak tari dan
penampilan karya seni tari;
4. melaksanakan proses penampilan gerak dasar tari, ragam gerak
tari, dan penampilan karya seni tari dengan berbagai macam
media;
5. melaporkan hasil kerja.
343
Pada akhir Fase D, peserta didik mampu menerapkan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3); mengidentifikasi kebutuhan alat;
mempersiapkan peralatan, audio tari, rias busana; dan properti
dalam pementasan tari; mempersiapkan alat music live (disesuaikan
dengan kondisi sekolah); melakukan gerak olah tubuh; melakukan
teknik gerak dasar tari (kepala, badan, tangan dan kaki); melakukan
unsur tari (gerak, ruang, waktu dan tenaga); melakukan ragam gerak
tari bagian awal, bagian inti, dan ragam gerak tari bagian akhir
berdasarkan tempo iringan musik; melakukan pementasan dan
pembuatan video pementasan ragam gerak dasar serta karya seni tari
pada berbagai media baik secara mandiri ataupun kelompok;
membersihkan dan membereskan peralatan, mengelompokkan jenis
peralatan dan perlengkapan; melakukan pemeliharaan berkala pada
alat dan properti secara bersama-sama dan bergotong royong
bersama temannya; serta melaporkan hasil pementasan.
Fase D Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Keselamatan dan Pada akhir Fase D, peserta didik dapat menerapkan
Kesehatan Kerja Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang meliputi:
penerapaan kesehatan dan keselamatan di lingkungan
tempati menari, penerapaan Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan (P3K), pemeliharaan peralatan secara
berkala, pencegahan pembersihan area ruang kelas
untuk belajar menari baik mandiri maupun secara
bergotong royong berkolaborasi dengan teman,
penyimpanan alat bantu dan perlengkapan menari,
personal hygiene meliputi merawat kebersihan diri dan
pakaian saat praktik/uniform menari, mengikuti
prosedur penggunaan alat.
Persiapan Alat dan Pada akhir Fase D, peserta didik dapat mengidentifikasi
Perlengkapan kebutuhan alat; mempersiapkan peralatan;
mempersiapkan audio tari; mempersiapkan rias busana
dan properti dalam pementasan tari; mempersiapkan alat
music live (disesuaikan dengan kondisi sekolah);
melakukan pemeliharaan berkala pada alat dan properti
tari; membersihkan peralatan setelah digunakan dalam
kegiatan latihan bentuk gerak dasar dan ragam gerak tari
serta penampilan karya seni tari; melakukan
penyimpanan peralatan secara bergotong royong; memilih
dan menggunakan media yang sesuai dengan kebutuhan
untuk membuat video pementasan seni tari secara
mandiri dan kelompok, seperti memanfaatkan media
youtube, tiktok, Instagram.
Proses Penampilan Pada akhir Fase D, peserta didik dapat melakukan gerak
Gerak Dasar Tari, olah tubuh; melakukan teknik gerak dasar tari (kepala,
Ragam Gerak Tari dan badan, tangan, kaki, meniru gerakan hewan); melakukan
Penampilan Karya unsur tari (gerak, ruang, waktu dan tenaga); melakukan
Seni Tari ragam gerak tari bagian awal, bagian inti, bagian akhir
berdasarkan tempo iringan musik; melakukan
344
Elemen Capaian Pembelajaran
pementasan dan pembuatan video pementasan ragam
gerak dasar serta karya seni tari pada berbagai media
baik secara mandiri ataupun kelompok.
Penyelesaian Akhir Pada akhir Fase D, peserta didik dapat membersihkan
dan membereskan peralatan, mengelompokkan jenis
peralatan dan perlengkapan yang telah digunakan dalam
penampilan gerak dasar tari secara bersama-sama dan
bergotong royong, berkolaborasi dan bekerjasama dengan
temannya sebagai wujud perilaku yang sesuai dengan
profil pelajar Pancasila.
Pelaporan Pada akhir Fase D, peserta didik dapat mengisi ceklis
laporan persiapan alat secara bersama-sama, melakukan
pemeriksaan kelengkapan peralatan dan perlengkapan
secara mandiri, serta melaporkan hasil pementasan.
345
Elemen Capaian Pembelajaran
melakukan penyimpanan peralatan dengan rapi baik secara
mandiri maupun bersama-sama.
Pelaporan Pada akhir Fase E, peserta didik dapat mengisi ceklis laporan
persiapan alat, pemeriksaan kelengkapan perlengkapan tari
(properti tari, busana tari, tape untuk iringan tari) dan laporan
penampilan tari tunggal/tari berpasangan berdasarkan materi
tari yang dihafalkan sesuai urutan gerak dan iringan tari yang
dibuat baik secara mandiri maupun bersama tim dengan
jujur.
346
Elemen Capaian Pembelajaran
improvisasi gerak tari dengan berbagai media;
mendemonstrasikan berbagai ragam gerak tari hasil
improvisasi dengan kreatif; melakukan proses pembuatan
karya seni tari yang ditampilkan secara digital melalui media
sosial dengan kreatif.
Penyelesaian Pada akhir Fase F, peserta didik dapat melakukan pementasan
Akhir karya seni tari secara mandiri atau bergotong royong;
membersihkan peralatan dan perlengkapan praktik menari;
mengelompokkan jenis peralatan; mengidentifikasi kegunaan
peralatan; melakukan pemeliharaan berkala pada alat-alat dan
properti tari; melakukan penyimpanan peralatan dengan rapi,
baik secara mandiri maupun bersama-sama; melakukan
pembuatan video dan pementasan serta menampilkan hasil
karya seni tari.
Pelaporan Pada akhir Fase F, peserta didik dapat mengisi ceklis laporan
persiapan alat, pemeriksaan kelengkapan bahan, dan
menampilkan improvisasi gerak tari yang dibuat baik secara
mandiri maupun bersama tim dengan jujur.
347
XXVII.CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS KETERAMPILAN
DESAIN GRAFIS
A. Rasional Mata Keterampilan Pelajaran Desain Grafis
Desain Grafis merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari oleh
peserta didik penyandang disabilitas di Sekolah Luar Biasa. Desain grafis
adalah pekerjaan dalam bidang komunikasi visual yang berhubungan
dengan grafika (cetakan) dan/atau pada bidang dua dimensi, serta statis
(tidak bergerak dan bukan time-based image). Secara khusus, desain
grafis adalah keahlian menyusun dan merancang unsur visual menjadi
informasi yang dimengerti publik/masyarakat. Desain grafis mempunyai
peran dalam mengomunikasikan pesan dan informasi kepada pengguna
melalui sentuhan visual yang terdiri atas warna, garis, bidang, bentuk,
tipografi, ilustrasi, fotografi, bagan, infografis, layout yang diolah menjadi
rancangan yang menarik. Desain grafis sering dikategorikan sebagai seni
komersial (commercial art). Hal ini dikarenakan desain grafis merupakan
paduan antara seni rupa dan komunikasi. Seiring berjalannya waktu,
perkembangan desain grafis terbilang cukup pesat, hal ini terbukti dari
banyaknya perusahaan maupun industri yang menggunakan produk
desain grafis dalam memperkenalkan produknya kepada masyarakat.
348
kompeten. Pengoptimalan tiga kemampuan ini sangat berhubungan erat
dalam membentuk peserta didik sesuai Profil Pelajar Pancasila di
antaranya: pengetahuan meningkatkan daya bernalar kritis dan
kreativitas. Keterampilan untuk mengasah kreativitas dan kemandirian.
Sikap bertujuan untuk menanamkan akhlak baik, meningkatkan
kedisiplinan dan sikap bergotong royong. Ruang lingkup materi Desain
Grafis yang akan dipelajari meliputi pengetahuan Keselamatan Kerja (K3),
persiapan alat dan bahan, proses produksi seperti: pengetahuan
produksi desain, menerapkan bentuk gambaran awal suatu proyek
(project brief), menerapkan bentuk gambaran awal suatu proyek yang
telah disepakati (design brief), menetapkan strategi desain, menetapkan
konsep desain, mengoperasikan perangkat lunak desain, menciptakan
karya desain, mengevaluasi hasil karya desain, mempresentasikan karya
desain, membuat materi siap produksi, mengelola proses produksi dan
menerapkan serta menyajikan karya proyek tugas akhir.
349
Pelajaran Desain Grafis pada jenjang Sekolah Menengah Pertama Luar
Biasa (SMPLB) dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB)
mempelajari teori dan praktik tentang keselamatan kesehatan kerja, alat
dan bahan, proses membuat produk, penyelesaian dan pelaporan. Materi
keselamatan kesehatan kerja mencakup teori dan praktik dalam upaya
menjamin keselamatan dan kesehatan selama berada di area kerja,
pencegahan terjadinya kecelakaan kerja dan langkah penanganan jika
terjadi kecelakaan kerja. Proses desain grafis merupakan rangkaian
pembelajaran teori dan praktik yang dimulai dengan kegiatan membuat
mencari ide berkarya, perencanaan pembuatan karya, dan
mengaplikasikan karya tersebut dengan menggunakan software yang
diperlukan. Materi pelaporan mencakup teori dan praktik pelaporan
pada tiap tahapan kerja dan mengomunikasikan hasil laporan. Materi
pembelajaran desain grafis mengajarkan tahapan-tahapan hard skill dan
soft skill degan pendekatan belajar Project Based Learning yang akan
menginternalisasikan sikap jujur, disiplin, bernalar kritis, kreatif,
mandiri dan bergotong royong sesuai dengan profil pelajar Pancasila.
Pembelajaran teori dan praktik di sekolah dilaksanakan di ruang atau
kelas komputer sebagai miniatur ruang kerja di dunia usaha dan
industri. Pada proses pembelajaran, diharapkan dapat menghadirkan
praktisi sebagai guru tamu dari dunia usaha atau dunia industri.
Pembelajaran keterampilan desain grafis berorientasi pada kebutuhan
dan kemandirian peserta didik. Dengan menguasai pelajaran desain
grafis, peserta didik diharapkan dapat mengembangkan kompetensinya
dengan optimal.
350
Elemen Deskripsi
Keselamatan dan Penerapan keselamatan kerja di lingkungan tempat
Kesehatan Kerja kerja, menjaga kesehatan dan penyakit akibat kerja dan
(K3) kebersihan diri (personal hygiene) mengikuti Standar
Operasional Prosesedur (SOP) penggunaan piranti
lunak.
Persiapan Alat dan Mempersiapkan peralatan yang digunakan di ruang
Bahan Desain Grafis komputer; keberfungsian komputer; aplikasi desain
grafis dan kelengkapan peralatan lainnya yang
dibutuhkan; menyiapkan bahan seperti kertas, alat
tulis, bahan pewarna; serta merapikan dan menyimpan
kembali peralatan setelah selesai digunakan.
Proses Desain Grafis Membuat gambar menggunakan unsur-unsur dasar
desain grafis; melakukan karya desain grafis;
menerapkan prinsip-prinsip desain dengan komunikasi;
melakukan karya desain dengan media komunikasi
teknik meletakan menempelkan (Paste Up) ;
menunjukkan jenis-jenis perangkat lunak desain grafis;
memahami menu dan tool perangkat lunak desain
grafis; mengoperasikan menu dan tool perangkat lunak
desain grafis; melakukan teknik merealisasikan ide
menjadi desain grafis; melakukan prosedur pembuatan
sketsa karya desain grafis; menerapkan prosedur
pembuatan dummy karya desain grafis,menerapkan
dan melakukan teknik display dummy karya desain
grafis; melakukan prosedur pembuatan sketsa karya
desain grafis; melakukan prosedur pembuatan dummy
karya desain grafis; melakukan teknik display dummy
karya desain grafis; mempresentasikan karya desain
grafis; memahami jenis-jenis produk desain grafis;
melakukan pengelompokan jenis-jenis produk desain
grafis; menunjukkan piranti lunak, pengoperasian
piranti lunak Vector Drawing untuk desain grafis;
membuat desain produk self identity, corporate identity
menggunakan piranti lunak Vector Drawing; membuat
karya pra-desain media cetak; membuat karya desain
media cetak indoor; membuat desain sesuai contoh
produk seperti buku kenangan akhir tahun, media
cetak untuk promosi; menerapkan prosedur
pembuatan pra-desain media cetak; membuat karya
pra-desain media cetak; membuat karya desain media
cetak; dan mencetak karya desain media cetak
menggunakan printer; serta menyajikan pameran karya
desain media cetak.
Penyelesaian Akhir Melakukan revisi dari materi final yang sudah disetujui
(final artwork) setelah desain selesai di-proofing (print
preview hasil cetak mesin sebelum diperbanyak)
Pelaporan Melaporkan hasil karya desain grafis sesuai prosedur
dengan mengisi daftar ceklis, persiapan alat,
pemeriksaan kelengkapan bahan, dan hasil desain
grafis.
351
Keselamatan Kerja (K3), mempersiapkan peralatan dan bahan desain
grafis, mengidentifikasi alat dan bahan untuk pembuatan produk desain
grafis, merapkan unsur-unsur dasar desain grafis, membuat gambar
menggunakan unsur-unsur dasar desain grafis, memahami karya desain
grafis, membuat karya desain dengan media komunikasi teknik Paste Up;
memahami jenis-jenis perangkat lunak desain grafis, memahami menu
dan tool perangkat, menerapkan teknik merealisasikan ide menjadi
desain grafis, menerapkan prosedur pembuatan sketsa karya desain
grafis, menerapkan prosedur pembuatan dummy karya desain grafis,
melakukan teknik display dummy karya desain grafis atau menyusun,
menampilkan teknik presentasi karya desain grafis dan membuat karya
desain grafis, mengidentifikasi penyelesaian akhir yang diperlukan,
serta membuat laporan hasil karya desain grafis sesuai prosedur.
Persiapan Alat dan Pada akhir Fase D, peserta didik dapat menerapkan
Bahan kemampuan mempersiapkan peralatan dan bahan
desain grafis; mengidentifikasi alat dan bahan untuk
pembuatan produk desain grafis; memastikan
peralatan yang digunakan dalam kondisi aman dan
siap pakai; mengidentifikasi keberfungsian peralatan;
memahami dan melakukan pemeliharaan berkala pada
alat desain grafis; memelihara, membersihkan, dan
merapikan kembali peralatan setelah selesai
digunakan.
Proses Desain Grafis Pada akhir Fase D, peserta didik dapat merapkan
unsur-unsur dasar desain grafis; membuat gambar
menggunakan unsur-unsur dasar desain grafis;
352
Elemen Capaian Pembelajaran
353
Elemen Capaian Pembelajaran
Persiapan Alat dan Pada akhir Fase E, peserta didik dapat menerapkan
Bahan kemampuan mempersiapkan peralatan dan bahan
desain grafis; mengidentifikasi alat dan bahan untuk
pembuatan produk desain grafis; memastikan
peralatan yang digunakan dalam kondisi aman dan
siap pakai; mengidentifikasi keberfungsian peralatan;
memahami dan melakukan pemeliharaan berkala pada
alat desain grafis; serta memelihara, membersihkan,
dan merapikan kembali peralatan setelah selesai
digunakan.
Proses Desain Grafis Pada akhir Fase E, peserta didik dapat mengamati
jenis-jenis produk desain grafis; melakukan
pengelompokan jenis-jenis produk desain grafis;
menerapkan pengoperasian piranti lunak Vector
Drawing untuk desain grafis, mengoperasikan piranti
lunak Vector Drawing untuk desain grafis; menerapkan
pembuatan desain corporate identity atau identitas
perusahaan (logo, amplop, kop surat, kartu nama,
poster, iklan, banner, dll) menggunakan piranti lunak
Vector Drawing, membuat desain sesuai contoh
produk identitas perusahaan dengan menggunakan
piranti lunak Vector Drawing.
3. Fase F (Usia Mental ± 10 Tahun dan Umumnya Kelas XI dan Kelas XII)
Pada akhir Fase F, peserta didik mampu menerapkan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3), mampu mempersiapkan peralatan dan bahan
desain grafis, mengidentifikasi alat dan bahan untuk pembuatan produk
desain grafis, mengamati konsep pembuatan ilustrasi desain
menggunakan piranti lunak Vector Drawing dan image editing, membuat
354
ilustrasi desain menggunakan piranti lunak Vector Drawing dan image
editing, memahami konsep pembuatan desain produk media cetak indoor,
membuat desain produk media cetak indoor, membuat desain produk
buku kenangan akhir tahun, membuat desain produk media cetak untuk
promosi; menerapkan prosedur pameran karya desain media cetak dan
menyajikan pameran karya desain media cetak; mengidentifikasi
penyelesaian akhir yang diperlukan; serta membuat laporan hasil karya
desain grafis sesuai prosedur.
Persiapan Alat dan Pada akhir Fase F, peserta didik dapat menerapkan
Bahan kemampuan mempersiapkan peralatan dan bahan
desain grafis; mengidentifikasi alat dan bahan untuk
pembuatan produk desain grafis; melakukan
persiapan menggunakan peralatan; memastikan
peralatan yang digunakan dalam kondisi aman dan
siap pakai; mengidentifikasi keberfungsian peralatan;
memahami dan melakukan pemeliharaan berkala pada
alat desain grafis; serta memelihara, membersihkan
dan merapikan kembali peralatan setelah selesai
digunakan
Proses Desain Grafis Pada akhir Fase F, peserta didik dapat mengamati
konsep pembuatan ilustrasi desain sesuai contoh
produk menggunakan piranti lunak Vector
Drawing dan image editing; membuat ilustrasi
desain sesuai contoh produk menggunakan
piranti lunak Vector Drawing dan image editing;
memahami konsep pembuatan desain sesuai
contoh produk media cetak indoor; membuat
desain sesuai contoh produk media cetak indoor;
memahami konsep desain sesuai contoh produk
355
Elemen Capaian Pembelajaran
buku kenangan akhir tahun, meliputi membuat
image editing self identity data pribadi siswa dan
guru, membuat image editing corporate identity
atau profile sekolah, menggunakan vector drawing
dalam penyusunan data pribadi siswa,
menggunakan vector drawing dalam penyusunan
profile sekolah; membuat keseluruhan desain
sesuai contoh produk buku kenangan akhir
tahun; menerapkan prinsip desain sesuai contoh
produk media cetak untuk promosi (leaflet, flyer,
infografis, billboard, dll); membuat desain sesuai
contoh produk media cetak untuk promosi
menerapkan prosedur pembuatan karya pra-
desain media cetak; membuat karya pra-desain
media cetak; menerapkan prosedur dalam
mencetak karya desain media cetak menggunakan
printer; memahami prosedur pameran karya
desain media cetak; serta menyajikan pameran
karya desain media cetak
Penyelesaian Akhir Pada akhir Fase F, peserta didik dapat mengidentifikasi
penyelesaian akhir yang diperlukan untuk menjaga
hasil produk dalam kondisi baik; melakukan
penyelesaian hasil karya produk desain grafis (final
artwork) yang sudah disetujui oleh guru untuk
melanjutkan pada proses produksi cetak.
356
XXVIII. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS KETERAMPILAN
PENYIARAN RADIO
357
radio yang profesional dan berkualitas tinggi. Peserta didik harus
mempunyai kompetensi tertentu yang memenuhi standar
profesional di bidang penyiaran radio agar mampu berkompetisi
dalam bidang penyiaran di masa depan, dan mampu bekerja secara
taat azas serta menjunjung tinggi norma dan etika profesi sebagai
alternatif profesi pekerjaan di masyarakat (dunia kerja).
Terjaminnya profesionalitas sumber daya manusia di bidang
penyiaran radio ini akan memberikan manfaat yang jauh lebih
banyak bagi publik karena mampu menjalankan fungsi dan tujuan
penyiaran dengan sebaik-baiknya. Secara garis besar, ada berbagai
fungsi di dalam penyiaran radio, mulai dari fungsi pemrograman
dan produksi program radio, fungsi pemasaran, fungsi pengelolaan
teknis, fungsi pengelolaan administrasi umum, beserta turunan -
turunannya.
358
B. Tujuan Mata Pelajaran Penyiaran Radio
Dengan mempelajari Penyiaran Radio, peserta didik berkesempatan
mengembangkan dirinya sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila dan
dapat:
1. berperan aktif dalam memelihara, menjaga, dan menjalankan
tugas pemeriksaan dan perangkat siar digital;
2. mengembangkan keterampilan penyiaran radio dalam berbagai
tema sesuai etika yang berlaku;
3. memahami dan terampil menulis naskah berita, hiburan,
wawacara, dan naskah siaran berdasarkan prinsip jurnalistik;
4. mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam
menyusun acara dan jadwal siaran radio dengan
mempertimbangkan situasi;
5. meningkatkan keterampilan dalam menyelenggarakan siaran
radio sesuai tema yang telah ditentukan.
359
tanpa batas sering diistilahkan sebagai “Radio is theatre of
mind”.
2. Elemen Mata Pelajaran
Dalam pembelajaran Penyiapan Radio, ada 5 (lima) elemen
utama, seperti tampak di tabel berikut.
Elemen Mata Pelajaran Penyiaran Radio dan Deskripsinya
Elemen Deskripsi
Pelaksanaan Tugas Elemen tugas pemeriksaan ini
Pemeriksaan berhubungan dengan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang
dibutuhkan dalam memeriksa dan
memastikan fungsi peralatan audio siaran,
mempersiapkan pemeriksaan peralatan
audio siaran, melaksanakan proses
pemeriksaan peralatan audio siaran,
merangkai peralatan audio siaran radio,
serta merawat fungsi peralatan audio siaran
radio.
Penyiaran Radio Elemen penyiaran siaran radio
berhubungan dengan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang
dibutuhkan dalam menerapkan teknik
penyiaran naskah berita, menentukan
musik untuk playlist, mempersiapkan
hiburan yang akan disiarkan,
melaksanakan penyiaran hiburan radio,
melaksanakan penyiaran religi, dan
melaksanakan wawancara dengan
narasumber.
Penulisan Naskah Elemen penulisan naskah berhubungan
dengan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap kerja yang dibutuhkan dalam menulis
dan mengedit naskah yang berkaitan
dengan menulis naskah berita, hiburan,
iklan dan wawancara.
Penyusunan Siaran Elemen penyusunan siaran radio
Radio berhubungan dengan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang
dibutuhkan dalam mempersiapkan jadwal
acara radio, menyusun jadwal acara radio,
mempersiapkan tayangan iklan radio,
menentukan penanyangan iklan radio,
mempersiapkan siaran berita radio dan
mengelola siaran berita radio.
Penyelenggaraan Elemen penyelenggaraan siaran radio
Siaran Radio berhubungan dengan melaksanakan
program siaran radio, mempresentasikan
program siaran sederhana;
mempresentasikan program siaran yang
beragam; melakukan wawancara radio;
mengeksplorasi topik secara on-air.
360
D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Penyiaran Radio Setiap
Fase
1. Fase D (Umumnya Kelas VII, VIII, dan IX)
Pada akhir Fase D, peserta didik memahami, menerapkan,
menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, operasional dasar/prosedural, dan metakognitif
sesuai dengan bidang pekerjaan pada tingkat teknis, spesifik,
dan kompleks berkenaan dengan penyiaran radio dalam
konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari
keluarga, sekolah, dunia. Peserta didik melaksanakan tugas
spesifik dengan menggunakan alat, mengolah informasi, dan
mengikuti prosedur yang lazim dilakukan serta menyelesaikan
masalah sesuai dengan bidang pekerjaan penyiaran radio secara
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif pada ranah abstrak dan konkret
sehingga menampilkan kinerja yang terukur sesuai dengan
standar terkait pengembangan dari sekolah dan masyarakat
global.
361
Elemen Capaian Pembelajaran
Penulisan Naskah Pada akhir Fase D, peserta didik dapat
melaporkan naskah pembuka dan naskah
penutup siaran radio berita dikuatkan
dengan membuat naskah pembuka dan
naskah penutup siaran radio berita;
menceritakan naskah siaran berita beserta
tagline-nya tentang peristiwa di lingkungan
terdekat dengan siswa; merancang naskah
siaran berita tentang peristiwa di
lingkungan terdekat dengan siswa beserta
tagline-nya; mencontohkan naskah siaran
hiburan musik, lagu yang sedang popular,
dan lagu anak-anak beserta tagline-nya;
membuat naskah siaran hiburan music,
lagu yang sedang popular dan lagu anak-
anak beserta tagline-nya; menguraikan
secara lisan naskah wawancara beserta
tagline-nya tentang hal-hal yang terjadi di
lingkungan terdekat; membuat naskah
wawancara tentang hal-hal yang terjadi di
lingkungan terdekat beserta tagline-nya;
membedakan naskah pembuka dan naskah
penutup siaran radio hiburan musik lagu
religi dengan jenis musik lainnya beserta
tagline-nya; membuat naskah pembuka
dan naskah penutup siaran radio hiburan
music lagu religi beserta tagline-nya;
memperluas naskah siaran berita beserta
tagline-nya tentang tokoh terdekat;
menyimulasikan naskah siaran berita
beserta tagline-nya tentang tokoh terdekat;
menggali naskah siaran hiburan musik
lagu religi beserta tagline-nya; menyusun
naskah siaran hiburan musik lagu religi
dengan baik beserta tagline-nya;
menguraikan naskah wawancara tentang
tokoh di lingkungan terdekat beserta
tagline-nya; mencontohkan naskah
pembuka dan naskah penutup siaran radio
wawancara tentang tokoh di luar
lingkungan terdekat beserta tagline-nya;
merancang naskah pembuka dan naskah
penutup siaran radio wawancara tentang
tokoh di luar lingkungan terdekat beserta
taglinenya; menceritakan naskah siaran
berita beserta tagline-nya tentang fenomena
alam di luar lingkungan terdekat;
menggunakan naskah siaran berita berita
beserta tagline-nya tentang fenomena alam
di luar lingkungan terdekat; mencontohkan
naskah siaran hiburan musik berdasarkan
genre pop, dangdut, dan rock beserta
tagline-nya; menyusun naskah siaran
hiburan musik berdasarkan genre pop,
dangdut dan rock beserta tagline-nya;
merinci naskah wawancara beserta
taglinenya tentang tokoh di luar lingkungan
terdekat; mengatur naskah wawancara
362
Elemen Capaian Pembelajaran
beserta taglinenya tentang tokoh di luar
lingkungan terdekat.
Penyusunan Siaran Pada akhir Fase D, peserta didik
Radio memahami jenis acara dan jadwal siaran
radio tentang peristiwa di lingkungan
terdekat dengan siswa; melalui stimulasi
dan demonstrasi peserta didik menyusun
acara dan jadwal siaran radio tentang
peristiwa di lingkungan terdekat dengan
siswa; merumuskan naskah wawancara
tentang tokoh di lingkungan terdekat;
menguraikan jenis acara dan jadwal siaran
radio tentang tokoh terdekat; menyusun
acara dan jadwal siaran radio tentang tokoh
terdekat; menguraikan jenis acara dan
jadwal siaran radio tentang tokoh di luar
lingkungan terdekat; menyusun acara dan
jadwal siaran radio tentang tokoh di luar
lingkungan terdekat.
Penyelenggaraan Pada akhir Fase D, peserta didik
Siaran Radio memahami pengelolaan siaran radio
hiburan music, lagu yang sedang popular
dan lagu anak-anak; mengelola siaran radio
hiburan music, lagu yang sedang popular
dan lagu anak-anak; menerangkan
pengelolaan siaran radio hiburan music
lagu religi; mengelola siaran radio hiburan
music lagu religi; menerangkan pengelolaan
siaran radio hiburan music berdasarkan
genre pop, dangdut dan rock; mengelola
siaran radio hiburan musik berdasarkan
genre pop, dangdut dan rock.
363
standar terkait pengembangan dari sekolah dan masyarakat
global.
364
Elemen Capaian Pembelajaran
diperlukan disesuaikan dengan
karakteristik pendengar radio/audiens;
merancang naskah wawancara tentang
dampak kemacetan di luar lingkungan
terdekat dengan peserta didik, mulai dari
butir butir pertanyaan sampai dengan
menentukan durasi waktu yang diperlukan
disesuaikan dengan karakteristik
pendengar radio/audiens; dan melalui
simulasi peserata didik mendemontrasikan
wawancara tentang peristiwa yang terjadi
seperti bencana banjir, dampak kemacetan
yang dirasakan masyarakat sekitar.
Penyelenggaraan Pada akhir Fase E, peserta didik menyusun
Siaran Radio acara sangat penting dalam program
penyiaran radio mencakup ruang lingkup
penyiaran radio; memahami ruang lingkup
penyiaran radio dengan mencoba
menyusun acara siaran musik radio dengan
menyiapkan lagu-lagu nostalgia.
365
Elemen Capaian Pembelajaran
on air; memastikan kelengkapan peralatan
radio yang akan digunakan on air.
Penyiaran Radio Pada akhir Fase F, peserta didik
menyiarkan siaran radio secara on-air;
dengan percaya diri melaksanakan siaran
berita tentang tokoh dengan lingkup yang
lebih luas secara on-air; menyiarkan musik
jingle identitas radio, musik jingle musik,
musik jingle iklan; melaksanakan siaran
radio tentang berita terkini; menyiarkan
musik berdasarkan tema siaran.
Penulisan Naskah Pada akhir Fase F, peserta didik menulis
naskah berita tentang tokoh dalam lingkup
yang lebih luas beserta tagline-nya; menulis
naskah wawancara tentang hal-hal yang
terjadi di luar lingkungan terdekat beserta
tagline-nya; menulis naskah musik jingle
identitas radio, musik jingle musik, musik
jingle iklan beserta tagline-nya; menulis
naskah siaran berita terkini beserta tagline-
nya; menulis naskah musik berdasarkan
tema siaran beserta tagline-nya; menulis
naskah wawancara berdasarkan tema
siaran beserta tagline-nya.
Penyusunan Siaran Pada akhir Fase F, peserta didik menyusun
Radio siaran radio tentang tokoh terkenal dengan
lingkup yang luas; menyusun siaran musik
jingle identitas radio, music jingle music,
music jingle iklan; menyusun siaran berita
wawancara tentang hal-hal yang terjadi di
luar lingkungan terdekat; menyusun siaran
radio berita terkini; menyusun siaran berita
wawancara berdasarkan tema siaran; dan
menyusun siaran music berdasarkan tema
siaran.
Penyelenggaraan Pada akhir Fase F, peserta didik
Siaran Radio menyelenggarakan siaran radio siaran
tentang tokoh terkenal dengan lingkup
yang luas; menyelenggarakan acara siaran
music jingle identitas radio, musik jingle
music, music jingle iklan;
menyelenggarakan acara siaran berita
wawancara tentang hal-hal yang terjadi di
luar lingkungan terdekat;
menyelenggarakan siaran radio tentang
berita terkini berdasarkan SOP yang
berlaku; menyelenggarakan siaran radio
tentang wawancara berdasarkan tema
siaran berdasarkan SOP yang berlaku; dan
mengembangkan struktur penyiaran radio.
366
XXIX. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS KETERAMPILAN
SENI LUKIS
A. Rasional Mata Pelajaran Seni Lukis
Seni Lukis merupakan bagian dari ilmu Seni Rupa yang
dimanfaatkan untuk memberi atmosfer keindahan ruang. Melukis
adalah kegiatan mengolah objek tiga dimensi ke dalam media dua
dimensi untuk mendapatkan kesan tertentu. Lukisan merupakan
karya seni rupa dua dimensi yang terbentuk dan tersusun dari
unsur-unsur rupa; titik, garis, bidang, bentuk, ruang, warna,
tekstur, keseimbangan dan gelap terang. Dalam Seni Lukis, terdapat
berbagai ragam gaya yang dulu disebut aliran. Beberapa aliran yang
populer antara lain: realisme, naturalisme, abstrak, dekoratif,
impresionis, surealisme, kubisme, dan dadaisme. Seiring dengan
perkembangan, melukis saat ini banyak sekali teknik dan media
yang digunakan, di antaranya: teknik aquarel, teknik plakat, teknik
pointilis dan teknik tempra. Adapun alat dan bahan yang digunakan
di antaranya: pensil, penggaris, kuas, kertas, kanvas, cat air, cat
minyak, cat akrilik, palet, pisau palet, easel, konte,krayon, spidol
dan komputer.
367
Keterampilan pilihan melukis merupakan salah satu mata pelajaran
yang dipelajari oleh peserta didik berkebutuhan khusus di Sekolah
Luar Biasa. Mata pelajaran keterampilan pilihan melukis
mengajarkan bagaimana peserta didik dapat membuat berbagai jenis
lukisan dengan berbagai media dari tahapan mencari objek sebagai
ide atau gagasan untuk melukis, menyiapkan alat dan bahan, proses
pembuatan lukisan,memamerkan hasil karya baik secara individu
maupun kelompok dengan menerapkan prosedur keselamatan dan
kesehatan kerja pada setiap tahapannya.
368
1. mengembangkan potensi diri dan memiliki sikap sesuai dengan
Profil Pelajar Pancasila, yaitu bersikap jujur, bernalar kritis,
kreatif, disiplin, gotong-royong dan mandiri;
2. mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja (K3);
3. mengenal alat dan bahan untuk melukis;
4. mengenal media dan teknik dalam melukis;
5. mengembangkan objek sebagai ide atau gagasan untuk
melukis;
6. mengenal unsur-unsur rupa dalam melukis;
7. mengenal berbagai aliran dalam melukis;
8. menuangkan objek sebagai ide dan gagasan dalam melukis;
9. menerapkan kebersihan dan kerapian peralatan dan
perlengkapan dalam melukis;
10. mengapresiasi karya seni lukis;
11. menentukan nilai jual hasil karya lukis;
12. memasarkan hasil karya lukis.
369
sesuai dengan prosedur. Lukisan yang dibuat merupakan hasil
pengembangan ide dan gagasan serta imajinasi yang
menghasilkan lukisan. Materi penyelesaian atau finishing
meliputi pemasangan figura dan laminasi pada lukisan. Materi
pelaporan mencakup teori dan praktik pelaporan pada tiap
tahapan kerja dan mengkomunikasikan hasil laporan.
Proses belajar menggunakan model pembelajaran project based
learning dengan memperhatikan pembelajaran abad 21 dan
memiliki sikap jujur, disiplin, bernalar kritis, kreatif mandiri dan
bergotong-royong sesuai dengan karakater Profil Pelajar
Pancasila.
370
pada fase berikutnya dalam jenjang yang lebih tinggi atau SMALB
masing-masing materi tersebut mengajarkan tahapan-tahapan
hardskill dan soft skill dengan pendekatan belajar Project Based
Learning yang akan menginternalisasikan sikap jujur, disiplin,
bernalar kritis, kreatif, mandiri dan bergotong royong sesuai
dengan profil pelajar Pancasila.
371
Elemen Deskripsi
kelengkapan alat dan bahan, serta
menampilkan hasil lukisan.
372
menggunakan alat dan bahan sesuai langkah-
langkah dalam melukis seperti menerapkan
berbagai teknik melukis, menggunkan media
yang digunakan dalam melukis; mencari ide
dan gagasan dalam melukis; memahami dan
menerapkan unsur-unsur rupa dalam
melukis.( titik, garis, bidang, bentuk,warna,
tekstur, keseimbangan); menentukan corak
atau gaya dalam melukis.
Penyelesaian Akhir Pada akhir fase D, peserta didik dapat
membersihkan peralatan dan perlengkapan
melukis, mengelompokkan jenis peralatan,
mengidentifikasi kegunaan peralatan,
melakukan pemeliharaan berkala pada alat
melukis manual dan digital serta melakukan
penyimpanan peralatan dengan rapi baik
secara mandiri maupun bersama-sama.
Pelaporan Pada akhir fase D, peserta didik dapat
melaporkan hasil kerja dengan mengisi cek
list: persiapan alat dan bahan, pemeriksaan
kelengkapan alat dan bahan, serta
menampilkan hasil lukisan, secara mandiri
maupun secara bersama-sama.
373
Proses Melukis Pada akhir fase E, peserta didik dapat
menentukan jenis alat dan bahan yang tepat
untuk membuat sebuah karya lukis dengan
objek gambar fauna, alam benda pada media
tiga dimensi; melakukan proses melukis
dengan objek flora pada media tiga dimensi
dengan menggunakan alat dan bahan sesuai
langkah-langkah dalam melukis seperti
menerapkan berbagai teknik melukis,
menggunkan media yang digunakan dalam
melukis; mencari ide dan gagasan dalam
melukis; memahami dan menerapkan unsur-
unsur rupa dalam melukis (titik, garis,
bidang, bentuk, warna, tekstur,
keseimbangan); menentukan corak atau gaya
dalam melukis.
Penyelesaian Akhir Pada akhir fase E, peserta didik dapat
melakukan teknik finishing dengan
melaminasi karya seni lukis pada media tiga
dimensi, membersihkan peralatan dan
perlengkapan melukis, mengelompokkan jenis
peralatan, mengidentifikasi kegunaan
peralatan, melakukan pemeliharaan berkala
pada alat lukis, serta melakukan
penyimpanan peralatan dengan rapi baik
secara mandiri maupun secara bergotong
royong.
Pelaporan Pada akhir fase E, peserta didik dapat mengisi
ceklist laporan, persiapan alat dan bahan,
pemeriksaan kesiapan alat dan bahan, serta
menampilkan hasil lukisan yang telah dibuat
secara mandiri maupun bersama dengan
jujur.
374
bergotong royong, menerapkan prosedur
penggunaan APD, pencegahan penyakit
akibat kerja, kebersihan lingkungan kerja,
penyimpanan perlengakap kerja dan personal
hygiene, mengikuti standar operasional
prosedural (SOP) penggunaan alat.
Persiapan Alat dan Pada akhir fase F, peserta didik dapat
Bahan Melukis memilih bahan, alat dan media untuk
melukis sesuai kebutuhan, media yang sesuai
untuk membuat lukisan secara mandiri,
bergotong royong melakukan pemeliharaan
peralatan secara berkala.
Pada akhir fase F, eserta didik dapat
Proses Melukis menentukan jenis alat dan bahan yang tepat
untuk membuat sebuah karya lukis dengan
objek gambar fauna, alam benda pada media
tiga dimensi; melakukan proses melukis
dengan objek fauna dana lam benda pada
media tiga dimensi dengan menggunakan alat
dan bahan sesuai langkah-langkah dalam
melukis seperti menerapkan berbagai teknik
melukis, menggunkan media yang digunakan
dalam melukis; mencari ide dan gagasan
dalam melukis; memahami dan menerapkan
unsur-unsur rupa dalam melukis ( titik, garis,
bidang, bentuk, warna, tekstur,
keseimbangan); menentukan corak atau gaya
dalam melukis.
Penyelesaian Akhir Pada akhir fase F peserta didik dapat
melakukan teknik finishing dengan
melaminasi karya seni lukis pada media tiga
dimensi, membersihkan peralatan dan
perlengkapan melukis, mengelompokkan jenis
peralatan, mengidentifikasi kegunaan
peralatan, melakukan pemeliharaan berkala
pada alat lukis, serta melakukan
penyimpanan peralatan dengan rapi baik
secara mandiri maupun secara bergotong
royong.
Pelaporan Pada akhir fase F. peserta didik dapat mengisi
ceklist laporan, persiapan alat dan bahan,
pemeriksaan kesiapan alat dan bahan, serta
menampilkan hasil lukisan yang telah dibuat
secara mandiri maupun bersama dengan
jujur.
375
XXX. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS KETERAMPILAN SENI
MUSIK
Musik adalah bagian integral dari kehidupan. Oleh karena itu, musik
harus menjadi bagian integral dari pengalaman sekolah. Musik
adalah bahasa universal sehingga dapat diintegrasikan dalam semua
bidang studi untuk memberikan pembelajaran. Karena musik dapat
membantu sekolah menjadi tempat yang menyenangkan.
376
mereka sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila, yaitu Beriman,
Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia,
Bernalar Kritis, Kreatif, Mandiri, Disiplin dan Gotong Royong.
377
7. memainkan instrumen musik secara individu;
8. mengaplikasikan teknik bermain secara individu dan
menampilkannya dihadapan pengguna.
C. Karakteristik Mata Pelajaran Seni Musik
1. Deskripsi Umum Mata Pelajaran
Pelajaran Seni Musik pada jenjang SMPLB dan SMALB mempelajari
teori dan praktik tentang keselamatan dan kesehatan kerja,
instrument alat musik, dan membuat karya musik, proses
membuat karya musik, penyelesaian karya, dan pelaporan karya
serta menunjukan hasil karya. Materi Keselamatan kesehatan kerja
mencakup teori dan praktik dalam upaya menjamin keselamatan
dan kesehatan selama berada di area kerja, pencegahan terjadinya
kecelakaan kerja dan langkah penanganan jika terjadi kecelakaan
kerja.
378
Teori dasar musik adalah pengetahuan dasar yang harus dimiliki
untuk membekali peserta didik dalam mengembangkan
keterampilan seni musik. Materi-materi dasar untuk
mengembangkan pengetahuan dan kemampuan pada fase
berikutnya antara lain, yaitu mengajarkan tentang penerapan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Dengan menguasai
pelajaran Seni Musik, peserta didik dapat mengembangkan
kompetensinya dengan baik sehingga pada fase SMPLB dan fase
SMALB atau ke jenjang yang lebih tinggi.
379
Elemen Deskripsi
pemeliharaan berkala pada instrument music
dan perlengkapan, membersihkan peralatan
setelah digunakan, serta melakukan
penyimpanan peralatan. Kemudian pada
persiapan praktik karya musik , peserta didik
dapat mengidentifikasi kebutuhan peralatan
untuk praktik karya musik. Memilih media
yang sesuai dengan kebutuhan untuk karya
musik yang dimainkan
Proses Pembuatan Peserta didik dapat menentukan instrumen
Karya Musik musik yang tepat untuk pembuatan karya
musik. Peserta didik juga dapat melakukan
proses latihan dan pembuatan karya seni
musik dengan menggunakan instrumen musik
dan perlengkapan sesuai prosedur seperti
menerapkan berbagai teknik instrumen musik
dan instrumen penunjang lainnya.
Penyelesaian Akhir Peserta didik dapat membereskan dan
mengembalikan instrument musik yang di
gunakan ketempat semula, serta menerapkan
kebersihan dan kerapian peralatan dan
perlengkapan musik yang sudah di
pergunakan.
Pelaporan Peserta disik dapat melaporkan hasil kerja
dengan mengisi cek list: persiapan alat,
pemeriksaan kelengkapan bahan, dan hasil
seni musik manual dan digital.
380
Elemen Capaian Pembelajaran
Keselamatan Dan Pada akhir fase D, peserta didik dengan
Kesehatan Kerja (K3) bimbingan dan arahan guru dapat memahami
dan menerapkan prosedur keselamatan dan
kesehatan di tempat kerja baik secara mandiri
dan bergotong-royong, menerapkan prosedur
penggunaan APD, pencegahan penyakit akibat
kerja, kebersihan lingkungan kerja,
penyimpanan pelengkap kerja dan personal
hygiene, mengikuti standar operasional
prosedural (SOP) penggunaan instrument musik
Persiapan Instrumen Pada akhir fase D, peserta didik dengan
Musik bimbingan dan arahan guru dapat menyiapkan
perlengkapan untuk mencoba menulis lirik dan
notasi lagu dan memilih instrumen musik yang
sesuai untuk membuat komposisi dan
aransemen pada musik, serta improvisasi pada
istrumen musik/vokal.
Proses Pembuatan Pada akhir fase D, peserta didik dengan
Karya Musik bimbingan dan arahan guru dapat
mengeksplorasi ide lagu, menulis lirik dan
notasi lagu; memilih atau menentukan
instrumen musik yang sesuai dalam membuat
komposisi dan aransemen musik berdasarkan
gendre serta inprovisasi yang sesuai dengan
gendre musik; melaksanakan hasil karya musik
yang dibuatnya.
Penyelesaian Akhir Pada akhir fase D, peserta didik dengan
bimbingan dan arahan guru dapat
membersihkan peralatan musik dengan benar
dan kembali bersih, dapat mengelompokkan
jenis peralatan instrumen musik yang telah
dipergunakan serta melakukan penyimpanan
peralatan dengan rapi baik secara mandiri
maupun bersama-sama.
Pelaporan Pada akhir fase D, peserta didik dengan
bimbingan dan arahan guru dapat mengisi
ceklist laporan persiapan instrumen musik dan
mengembalikan pada tempat semula.
381
para pemain musik ketika akan memulai; memainkan karya musik
berkelompok dengan selaras berdasarkan kosnep aransemen;
mendemonstrasikan karya musik secara berkelompok sesuai
dengan konsep aransemen; memainkan instrumen musik dengan
tehnik yang benar; menampilkan karya musik kelompok,
melakukan pemeliharaan berkala pada alat musik yang di gunakan,
mengisi ceklist laporan hasil kerja.
382
3. Fase F (Usia Mental ± 10 Tahun dan Umumnya Kelas XI dan XII)
Pada akhir Fase F, peserta didik mampu menerapkan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3), mempersiapkan instrumen
keyboard/piano dan peralatan pendukung musik, melakukan
pembiasaan pemanasan pada instrumen vokal sebelum praktek
bernyanyi, melakukan pelarasan pada instrumen gitar sesuai bunyi
standar di instrumen keyboard/piano, melakukan pelarasan pada
instrumen gitar menggunakan tuner, memainkan instrumen musik
keyboard/piano dan gitar secara individu dengan menerapkan
teknik-teknik dasar bermain instrumen, menyanyikan instrumen
vokal secara individu dengan menerapkan teknik-teknik dasar
bernyanyi, mendemonstrasikan karya lagu dengan menerapkan
unsur ekspresi pada instrumen musik dengan pembimbingan dan
pendampingan, melaksanakan Prakerin dengan mengadakan recital
musik piano dan gitar; melaksanakan Prakerin dengan melakukan
pentas musik rutin di dunia usaha.
383
pendampingan; melaksanakan Prakerin dengan
mengadakan recital musik piano dan gitar;
melaksanakan Prakerin dengan melakukan
pentas musik rutin di dunia usaha.
Penyelesaian Akhir Pada akhir fase F, peserta didik dapat
membersihkan peralatan dan perlengkapan
musik setelah digunakan seperti: mengelap alat
musik setelah digunakan, menjaga kesehatan
instrumen vokal, melakukan pemeliharaan
berkala pada alat musik, serta melakukan
penyimpanan peralatan dengan rapi baik secara
mandiri.
Pelaporan Pada akhir fase F, peserta didik dapat mengisi
ceklist laporan persiapan alat, pemeriksaan
perlengkapan musik, dan menyimpan hasil
karya musik.
TTD.
ANINDITO ADITOMO
IFAN FIRMANSYAH
NIP 198210152009121003
384