Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Makalah Pendidikan Inklusi Kel 4.

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENDIDIKAN INKLUSI

ASSESSMENT DALAM PENDIDIKAN INKLUSI (ASSESSMENT


AKADEMIK DAN ASSESSMENT PERKEMBANGAN)

DOSEN :

Septy Nurfadhillah, M.Pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

 Amalia Sri Wulandari (2086206076)


 Dicha Noviantik (2086206094)
 Fadel Sabil (2086206048)
 Novitasari (2086206057)
 Nur Azizah (2086206097)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2023

Alamat : Jalan Perintis Kemerdekaan I Babakan No.33, RT.007/RW.003,


Cikokol, Kec. Tangerang, Kota Tangerang, Banten 15118.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
[ Assessment dalam Pendidikan Inklusi (Assessment Akademik dan Assessment
Perkembangan) ] ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
[ Ibu Septy Nurfadhillah, M.Pd ] pada [ Pendidikan Inklusi ]. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Assessment dalam
Pendidikan Inklusi [ (Assessment Akademik dan Assessment Perkembangan) ]
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Tangerang, 19 September 2023

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan Makalah...................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
A. Assesment Akademik dalam Pendidikan Inklusi...............................................2
B. Assesment Perkembangan dalam Pendidikan Inklusi.......................................4
C. Fungsi dan Tujuan Assesment dalam Pendidikan Inklusi.................................8
BAB III.............................................................................................................................9
PENUTUP.........................................................................................................................9
A. Kesimpulan...........................................................................................................9
B. Saran...................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan inklusi merupakan program pemerintah dalam
mengupayakan sistem pendidikan yang merata tanpa adanya
diskriminasi atau pembedaan antara siswa normal dan juga siswa
berkebutuhan khusus didalam satu kelas yang sama sehingga mampu
memperoleh pendidikan yang layak setara dengan pendidikan yang
didapatkan siswa lain pada umumnya. Penyusunan perencanaan,
pelaksanaan proses, dan penilaian merupakan rangkaian program
pendidikan yang utuh, dan merupakan satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini, penilaian dapat juga
sebagai Assessment. Assessment dibuat untuk mengetahui kemajuan
belajar anak dan sebagai teknik pelaporan, Assessment tersebut terdiri dari
Assessment Akademik dan Assessment Perkembangan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Assessment Akademik Dalam Pendidikan
Inklusi.
2. Apa yang dimaksud dengan Assessment Perkembangan Dalam
Pendidikan Inklusi.
3. Fungsi dan Tujuan Assessment Dalam Pendidikan Inklusi.

C. Tujuan Makalah
1. Untuk Mengetahui Assessment Akademik Dalam Pendidikan Inklusi.
2. Untuk Mengetahui Assessment Perkembangan Dalam Pendidikan
Inklusi.
3. Untuk Mengetahui Fungsi dan Tujuan Assessment Dalam Pendidikan
Inklusi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Assesment Akademik dalam Pendidikan Inklusi


Assessmen berasal dari Bahasa inggris "to assess" (menaksir);
assessment (taksiran). Istilah menaksir mengandung makna deskriptif atau
menggambarkan sesuatu, sehingga sifat atau cara kerja asesmen sangat
komprehensif. Artinya utuh dan menyeluruh. Asesmen adalah suatu
penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk
mengetahui kelemahan dan kekuatan anak, yang mana hasil keputusannya
dapat digunakan untuk menentukan layanan pendidikan yang dibutuhkan
anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran.
Menurut Lerner, asesmen adalah suatu proses pengumpulan
informasi selengkap – lengkapnya mengenai individu yang akan
digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang
berhubungan dengan individu tersebut. Menurut Ainscow asesmen
dilakukan berkenaan dengan pemberian informasi kepada sejawat (teman
guru), pencatatan pekerjaan yang telah dilakukan oleh anak didik.
pemberian bantuan terhadap anak untuk meninjau kemajuan
pembelajarannya. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, pengertian
asesmen adalah proses pengumpulan informasi kegiatan yang
komprehensif dan akurat pada individu dengan mempergunakan alat dan
teknik yang sesuai untuk bahan pertimbangan dalam melakukan
intervensi, yakni dengan melakukan program pendidikan dan layanan yang
berorientasi pada kebutuhan dan karakteristik siswa.
Assesment juga merupakan sebagai proses untuk mendapatkan
informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar
pengambilan keputusan tentang peserta didik baik yang menyangkut
kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun
kebijakan – kebijakan sekolah. Sasaran assesment adalah anak atau siswa
yang bersekolah di sekolah regular ataupun belum sekolah dan telah di

2
identifikasi sebagai anak berkebutuhan khusus. Asesmen Anak
Berkebutuhan Khusus merupakan sebuah proses yang sistematis atau
teratur dan komperehensif atau secara menyeluruh dalam menggali
permasalahan lebih lanjut untuk mengetahui apa yang menjadi masalah,
hambatan, keunggulan dan kebutuhan individu. Pada proses asesmen ini
dilakukan penilaian terhadap tiga hal yang paling mendasar pada Anak
Berkebutuhan Khusus yaitu kekurangan atau ketidakmampuan anak,
kelebihan atau potensi anak dan kebutuhan yang diperlukan oleh anak.
Dalam konteks pendidikan asesmen berfungsi untuk melihat
kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan
untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan dalam
pembelajarannya. Dengan perkataan lain, asesmen digunakan untuk
menemukan dan menetapkan di mana letak masalah yang dihadapi serta
apa yang menjadi kebutuhan belajar seorang anak. Berdasarkan informasi
itulah seorang guru akan dapat menyusun program pembelajaran
yangbersifat realistis dan objektif atau sesuai dengan kenyataan tentang
anak tersebut. Pendidikan inklusi merupakan sistem pendidikan bagi anak
berkebutuhan khusus yang di integrasikan masuk ke dalam kelas regular
untuk belajar bersama anak-anak normal lainnya di sekolah umum
(Olivia,2017:3). Pendapat lain mengatakan bahwa pendidikan inklusif
adalah penempatan anak berkelainan tingkat ringan, sedang dan berat
secara penuh di kelas regular (ilahi, 2013:27). Pendidikan inklusi
dinyatakan sebagai sistem layanan pendidikan mempersyaratkan agar
semua anak berkelainan dilayani di sekolah- sekolah terdekat, di kelas
regular bersama teman seusianya.
Strategi pelaksanaan assesment yang dapat dipilih, antara lain
observasi, analisa sample kerja, analisa tugas. inventori informasi, daftar
cek, rating scale, wawancara atau kuesioner. Ruang lingkup assement
dikelompokkan menjadi dua, yaitu: asesment akademik dan asesment
perkembangan. Assesment akademik merupakan assement pada
kemampuan kognitif seseorang yang berkaitan dengan aktivitas

3
memahami sesuatu, menguasai sesuatu pemecahan masalah, berfikir
abstrak, persepsi dan sebagainya.
Kegiatan assesment akademik bertujuan untuk mencari tahu sejauh
mana kemampuan kognitif seorang anak berkebutuhan khusus yang
berkaitan dengan aktivitas belajar dalam proses pembelajaran di kelas.
Assesment akademik menekankan pada upaya mengukur capaian prestasi
belajar anak (keterampilan membaca, menulis, dan berhitung).
Pelaksanaan asesmen akademik dilengkapi dengan instrumen berupa tar
pertanyaan yang berisi gejala – gejala yang nampak pada anak inklusi
sesuai dengan karakternya. Pelaksanaan asesmen akademik ini sifatnya
masih sederhana, sebatas melihat gejala yang nampak. Untuk
mendiagnosis yang secara menyeluruh dan mendalam, dibutuhkan tenaga
profesional yang berwenang. seperti dokter anak, psikolog, orthopedagog,
psikiater, dan sebagainya.

B. Assesment Perkembangan dalam Pendidikan Inklusi


Asesmen perkembangan adalah proses pengumpulan data atau
informasi secara sistematis terhadap aspek-aspek perkembangan anak yang
diduga berpengaruh terhadap prestasi akademik. Beberapa aspek
perkembangan anak yang perlu diases jika mereka dijumpai mengalami
kesulitan belajar termasuk ABK, yaitu: gangguan motorik, gangguan
persepsi, gangguan atensi, gangguan memori, hambatan dalam orientasi
ruang dan arah atau spatial, hambatan dalam perkembangan bahasa,
hambatan dalam pembentukan konsep, dan masalah dalam perilaku.
1. Perkembangan Persepsi
Istilah persepsi biasanya dipakai sebagai pengertian umum yang
mencakup berbagai macam proses psikofisik. Pengertian itu terutama
menyangkut apa yang diterima dan diolah oleh panca indera serta daya
imajinasi dan daya tangkap seseorang. Proses persepsi berkaitan erat
dengan proses kognisi yang merupakan proses mental untuk
memperoleh suatu pemahaman terhadap sesuatu. Secara definisi

4
persepsi dapat diartikan sebagai proses memahami dan
menginterprestasikan informasi sensoris atau kemampuan intelek
untuk menyarikan makna dari data atau informasi yang diterima oleh
berbagai indera. Penginderaan sebetulnya merupakan proses fisiologis.
Stimulus yang diterima oleh panca indera akan ditransfer ke otak untuk
diolah sehingga membentuk sebuah gambaran. Namun demikian, hasil
pembentukan di otak tidak selamanya member gambaran seperti apa
yang diinderanya. Persepsi merupakan keterampilan yang dapat
dipelajari, maka proses pembelajaran dapat memberikan dampak
langsung tehadap kecakapan perseptual. Adapun ruang lingkup
perkembangan persepsi terdiri dari :
a. Persepsi visual, merupakan kemampuan untuk memahami atau
menginterpretasikan segala sesuatu yang dilihat. meliputi
persepsi warna, hubungan keruangan, diskriminasi visual,
diskriminasi bentuk dan latar, visual closure, dan pengenalan
objek (object recognation).
b. Persepsi auditif, adalah kemampuan untuk memahami dan
menginterpretasikan segala sesuatu yang didengar. meliputi
kesadaran fonologis, diskriminatif auditif, urutan auditif, dan
perpaduan auditif.
c. Persepsi kinestik (gerak), merupakan perasaan yang sangat
kompleks yang ditimbulkan oleh rangsangan di otot, urat. dan
pergelangan. Persepsi kinestik menunjukan kemampuan untuk
memahami posisi dan gerakan bagian tubuh.
d. Persepsi taktik (perabaan), berhubungan dengan kepekaan kulit
terhadap sentuhan dan rabaan, tekanan, suhu dan nyeri.
Persepsi taktil menunjukkan kemampuan mengenal berbagai
objek melalui perabaan.

Asesmen perkembangan persepsi ditunjukan untuk menghimpun informasi


tentang tahap perkembangan persepsi anak yang dapat membantu guru
dalam memahami kemampuan persepsi anak yang meliputi persepsi

5
visual, persepsi auditif, persepsi kinestik, dan persepsi taktil. Asesmen
perkembangan persepsi hanya aka bermakna, jika guru mengetahui materi
keterampilan yang dikembangkan dan tahap-tahap perkembangan anak.
Dengan demikian pemahaman yang jelas tentang konsep dasar
perkembangan persepsi pada ABK merupakan dasar yang penting untuk
dapat melaksanakan asesmen secara tepat bagi mereka.

2. Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia
dalam mengadakan hubungan dengan sesamanya. Kemampuan
berbahasa seseorang dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu
kemampuan berbahasa aktif (ekspresif). Kemampuan berbahasa pasif
adalah kemampuan memahami pikiran, perasaan, dan kehendak orang
lain. Sedangkan kemampuan berbahasa aktif adalah kemampuan untuk
menyatakan pikiran, perasaan dan kehendak sendiri kepada oranglain.
Secara umum perkembangan bahasa meliputi: tahap inner language,
receptive language, dan expressive language.
Inner language adalah aspek bahasa yang pertama berkembang,
muncul kira-kira pada usia 6 bulan. Karakteristik perilaku yang
muncul pada tahap ini adalah pembentukan konsep-konsep sederhana.
Tahap berikut dari perkembangan inner language adalah anak dapat
memahami hubungan-hubungan yang lebih kompleks dan dapat
bermain dengan mainan dalam situasi yang bermakna.
Receptive language muncul kira-kira pada usia 8 bulan. Pada tahap
ini anak mulai mengerti sedikit-sedikit tentang apa yang dikatakan
orang lain kepadanya. Anak mulai merespon apabila namanya
dipanggil dan mulai sedikit mengerti perintah, menjelang kira-kira 4
tahun anak lebih menguasai kemahiran mendengar, dan setelah itu
proses penerimaan (receptive process) memberi perluasan kepada
sistem bahasa verbal. Expresive language merupakan tahap terakhir
dari perkembangan bahasa. Menurut myklebust, expresive language

6
berkembang setelah pemantapan pemahaman Bahasa ekspresif anak
mulai muncul kira-kira pada usia satu tahun.
Asesmen bahasa perkembangan ditunjukan untuk mengumpulkan
atau menghimpun data atau informasi tentang aspekaspek
perkembangan bahasa yang meliputi kemampuan memahami makna
kata, kemampuan untuk mengekspresikan diri secara verbal dan
kemampuan dalam pelafalan (artikulasi), sehingga dapat membantu
guru dalam memahami tingkat dan kemampuan belajar bahasa anak.

3. Perkembangan Motorik
Keterampilan motorik adalah gerak – gerakan tubuh atau bagian
bagian tubuh yang disengaja, otomatis. cepat dan akurat.
Perkembangan motorik meliputi kemampuan dalam melakukan gerak,
baik yang bersifat gerakan kasar, gerakan halus, keseimbangan dan
koordinasi. Kemampuan gerakan kasar (gross motor) adalah gerak
tubuh yang menggunakan sebagian. besar atau sekumpulan otot – otot
besar dan biasanya memerlukan tenaga. Contoh gerakan kasar adalah
merangkak, berdiri, berjalan, mendorong, naik atau turun tangga,
berjingkrak, melompat, menendang. melempar. dan lain-lain.
Sedangkan kemampuan motorik halus (fine motor) adalah kemampuan
gerak yang hanya menggunakan otot – otot kecil yang membutuhkan
koordinasi gerak dan daya konsentrasi yang baik.
Contoh gerakan halus adalah menulis, mewarnai. menggunting,
memotong, mencoret dengan jari, menyortir benda sesuai dengan
bentuknya, menjelujur, memutar benda. merangkai kalung – kalungan,
dan lain-lain. Asesmen ini dapat membantu guru dalam memahami
tingkat kemampuan motorik anak Dengan demikian dapat ditentukan
bahwa ruang lingkup perkembangan motorik meliputi :
a. Kemampuan untuk melakukan gerakan kasar (gross motor)
b. Kemampuan untuk melakukan gerakan halus (fine motor)
c. Kemampuan dalam keseimbangan (balance)

7
d. Kemampuan Koordinasi (coordination)

C. Fungsi dan Tujuan Assesment dalam Pendidikan Inklusi


Fungsi assement yang pertama sebagai alat atau bahan untuk
melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu. Yang
kedua sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya
dibutuhkan dalam pembelajaran siswa. Yang ketiga assement digunakan
untuk menemukan dan menetapkan dimana letak masalah yang dihadapi
serta apa yang menjadi kebutuhan belajar seorang anak. Yang keempat
guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realistis
dan obyektif sesuai dengan kesulitan yang dihadapi. Sedangkan tujuan
pada dasarnya dilakukan asesment adalah untuk memperoleh informasi
yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan
program pembelajaran bagi anak yang bersangkutan. Ada beberapa tujuan
yang ingin dicapai terkait dengan dilaksanakan asesmen di sekolah,
khususnya bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Adanya lima tujuan
dilaksanakannya asesmen bagi anak berkebutuhan khusus, yaitu :
1. Menyaring kemampuan anak, yaitu untuk mengetahui kemampuan
anak pada setiap aspek, misalnya bagaimana kemampuan bahasa,
kognitif, kemampuan gerak, atau penyesuaian dirinya.
2. Pengklasifikasian, penempatan, penentuan program. dan
3. Penentuan arah dan tujuan pendidikan, ini terkait dengan perbedaan
klasifikasi berat ringannya kelainan yang disandang seorang anak,
yang berdampak pada perbedaan tujuan pendidikannya.
4. Pengembangan program pendidikan yang di individualkan yang sering
dikenal sebagai individualized educational program, yaitu suatu
program pendidikan yang dirancang khusus secara individu untuk
anak-anak berkebutuhan khusus.
5. Penentuan strategi, lingkungan belajar, dan evaluasi pembelajaran.

8
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Assessment adalah suatu penilaian yang komprehensif dan
melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan anak,
yang mana hasil keputusannya dapat digunakan untuk menentukan
layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun
suatu rancangan pembelajaran. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut,
pengertian asesmen adalah proses pengumpulan informasi kegiatan yang
komprehensif dan akurat pada individu dengan mempergunakan alat dan
teknik yang sesuai untuk bahan pertimbangan dalam melakukan
intervensi, yakni dengan melakukan program pendidikan dan layanan yang
berorientasi pada kebutuhan dan karakteristik siswa.
Pada proses asesmen ini dilakukan penilaian terhadap tiga hal yang
paling mendasar pada Anak Berkebutuhan Khusus yaitu kekurangan atau
ketidakmampuan anak, kelebihan atau potensi anak dan kebutuhan yang
diperlukan oleh anak.
Beberapa aspek perkembangan anak yang perlu diases jika mereka
dijumpai mengalami kesulitan belajar termasuk ABK, yaitu: gangguan
motorik, gangguan persepsi, gangguan atensi, gangguan memori,
hambatan dalam orientasi ruang dan arah atau spatial, hambatan dalam
perkembangan bahasa, hambatan dalam pembentukan konsep, dan
masalah dalam perilaku.
Asesmen perkembangan persepsi ditunjukan untuk menghimpun informasi
tentang tahap perkembangan persepsi anak yang dapat membantu guru
dalam memahami kemampuan persepsi anak yang meliputi persepsi
visual, persepsi auditif, persepsi kinestik, dan persepsi taktil. Asesmen
bahasa perkembangan ditunjukan untuk mengumpulkan atau menghimpun

9
data atau informasi tentang aspekaspek perkembangan bahasa yang
meliputi kemampuan memahami makna kata, kemampuan untuk
mengekspresikan diri secara verbal dan kemampuan dalam pelafalan
(artikulasi), sehingga dapat membantu guru dalam memahami tingkat dan
kemampuan belajar bahasa anak. Yang ketiga assement digunakan untuk
menemukan dan menetapkan dimana letak masalah yang dihadapi serta
apa yang menjadi kebutuhan belajar seorang anak.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini tentunya jauh dari kesempurnaan,
hal ini disebabkan keterbatasan pengalaman, pengetahuan, dan
kemampuan yang ada dalam diri penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
perbaikan dan kelengkapan makalah ini ke depannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Septy Nurfadhillah, M. (2021). Pendidikan Inklusi Sekolah Dasar. Jln. Bojong


genteng Nomor 18, Kec. Bojong genteng Kab. Sukabumi, Jawa Barat
43353: CV Jejak, anggota IKAPI.
Septy Nurfadhillah, M. (2023). Pendidikan Inklusi (Anak Berkebutuhan Khusus).
Jln. Bojong genteng Nomor 18. Kec. Bojong genteng Kab. Sukabumi,
Jawa Barat 43353: CV Jejak, anggota IKAPI.

11

Anda mungkin juga menyukai