Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Modul Ajar Geo Peta PJ SIG

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 42

SMA Modul Ajar Tahun Pelajaran : 2023/2024

YAPPENDA Kurikulum Merdeka Jenjang Sekolah : SMA


Mata Pelajaran Fase/ Kelas : E / X (Sepuluh)
Geografi Alokasi Waktu : 12 x 45 menit
KKTP : 75
Pembelajaran : Luring
Target Peserta Didik • Daya Serap Lambat
• Reguler
• Cerdas Istimewa
• Berbakat Istimewa
Model Pembelajaran : Project-Based Learning dengan Think Pair Share
Metode : Pengamatan , Diskusi, Presentasi Tanya dan Jawab,
Pembelajaran Penugasan
Penyusun: : Armi Lia Aj i, M.Pd., Gr
Capaian Pembelajaran Alur Tujuan Sarana dan
Profil Pelajar Pancasila
Pembelajaran Prasarana
• Beriman, bertaqwa Di Akhir fase E, peserta Menganalisis Jenis 1. Peta Rupa
kepada Tuhan YME didik mampu memahami dan Fungsi Peta, Bumi Indonesia
• Mandiri Peta/Penginderaan jauh/GIS, Melakukan 2. Peta Tematik
Interpretasi Citra
• Bernalar Kritis Penelitian Geografi, dan 3. Foto Udara
Penginderaan Jauh,
• Kreatif Fenomena Geosfer, mampu 4. Globe
Menganalisis
• Bergotong Royong mencari/mengolah informasi 5. Google Earth
secara Keruangan
tentang keberagaman 6. Google Map
menggunakan SIG.
wilayah secara fisik dan 7. WebGIS
sosial, 8. Alat Tulis
mampu menganalisa 9. LCD
wilayah berdasarkan ilmu 10. Laptop/
pengetahuan dasar geografi, Komputer
karakter fisik dan sosial 11. Buku referensi
wilayah (lokasi, keunikan,
distribusi, persamaan dan
perbedaan, dan lain-lain).
Peserta didik mampu
menguraikan permasalahan
yang timbul dalam
fenomena geosfer yang
terjadi dan memberikan ide
solusi terbaik untuk
menghadapinya. Peserta
didik mampu
mengomunikasikan/
memublikasikan hasil
penelitian dalam berbagai
media.
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengkaji berbagai sumber belajar, melalui pendekatan student centre dengan
model pembelajaran Project-Based Learning yang dikolaborasikan dengan Think Pair
Share peserta didik mampu memahami dasar-dasar pemetaan dengan menyajikan
komponen-komponen peta melalui produk peta yang mereka buat atau paparan secara lisan
dan menyajikan contoh hasil penerapan dan pemanfaatan dasar-dasar pemetaan dalam
kehidupan sehari-hari serta menyusun peta dasar dan peta tematik sesuai dengan kaidah
kartografi.
Selain itu diharapkan setelah kegiatan pembelajaran selesai peserta didik dapat memahami
dasar-dasar penginderaan jauh dengan menyajikan komponen-komponen penginderaan jauh
melalui aplikasi citra/ foto udara sederhana dan mengaitkan dengan pemanfaatannya dalam
kehidupan sehari-hari.

B. Pemahaman Bermakna
Faedah peta yang ini cukup menolong dalam kehidupan setiap hari. Seperti yang diketahui,
di dalam peta bukan hanya terus-terusan memperlihatkan letak atau keadaan satu daerah saja,
tetapi bisa juga memperlihatkan atau menolong kamu dalam memperoleh data dari peta.
Tujuannya, faedah peta di kehidupan setiap hari ini dapat ketahui secara jelas dimana area yang
padat masyarakat dan masih jarang warganya atau jika kamu akan berpindah lokasi tinggal atau
ke kota lain. Penginderaan jauh memiliki fungsi untuk memperoleh informasi permukaan bumi
dari jarak tertentu, contoh terkait bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia,
fakta menariknya adalah umumnya karhutla dipicu oleh orang yang tidak bertanggung jawab
dengan sengaja membakar hutan untuk membuka lahan. Aksi ilegal ini diprediksi terjadi pada
saat musim kemarau karena akan sulit untuk membakar hutan dalam kondisi basah saat musim
hujan. Dari satelit penginderaan jauh, kita dapat turunkan informasi tingkat kekeringan lahan.
Dimana lahan yang kering ini jauh dari sumber air dan memiliki curah hujan rendah, dapat kita
berikan informasi sebagai peringatan dini daerah yang rawan terbakar. Sistem Informasi
Geografis (SIG) bermanfaat juga dibidang kesehatan dapat menentukan distribusi penderitan
suatu penyakit, pola atau sebaran pandemi penyakit dan penentuan lokasi unit-unit pelayanan
kesehatan beserta tenaga medisnya

C. Pertanyaan Pemantik
1. Dimanakah lokasi yang ditampilkan pada peta tersebut?
2. Bagaimanakah cara mempergunakan peta apabila kita berada di suatu lokasi yang tidak
kita ketahui?
3. Apakah anda sering memanfaatkan peta digital seperti google maps, google
earth,dsb dalam kehidupan sehari-hari?
4. Apakah kamu pernah menyaksikan berita di televisi yang menggambarkan terjadinya
gempa bumi di tanah air?
5. Bagaimana BMKG dapat mengetahui lokasi pusat gempa secara pasti? Mungkinkah para
ahli disebarkan di seluruh penjuru untuk mengetahui lokasi gempa tersebut?

D. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Alur Tujuan Pembelajaran : Menganalisis Jenis dan Fungsi Peta
Diferensiasi Pembelajaran:
Membaca dan Menggambar Peta (Gaya Belajar Visual dan Kinestetik):
Ari, Siti, Adly, Fachri
Memperbesar dan Memperkecil Skala (Gaya Belajar Audiotori dan Kinestetik):
Dimas, Zaki, Yasser, Naurah
Membuat VLOG Komponen Peta (Gaya Belajar Kinestetik):
Raihan, Fairuz, Fatah, Sekar
Membuat Mind Map Manfaat Peta (Gaya Belajar Audiotori dan Visual)
Carmelita, Annisa, Shain, Ayu

PENDAHULUAN (7 Menit)
1. Pembukaan dengan salam dan berdoa untuk memulai kegiatan pembelajaran, dan senam
taiso
2. Memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik
3. Menyampaikan informasi tentang kompetensi, ruang lingkup materi, tujuan, manfaat,
langkah pembelajaran dan metode serta teknik penilaian yang akan dilaksanakan
4. Melakukan apersepsi dengan menayangkan tampilan peta rupa bumi Indonesia dan peta
tematik
5. Mengajukan pertanyaan pemantik yang mengaitkan dengan materi pembelajaran yang
akan dipelajari yaitu: dimanakah lokasi tersebut dan bagaimana cara kita mengetahui
dimanakah letak kita saat ini?
Kegiatan Inti (76 Menit)
1. Guru mengajak peserta didik untuk
Stimulation / (Simulasi Pemberian mengamati Peta Rupa Bumi Indonesia,
Rangsangan) Peta Tematik, Globe, denah dengan
materi terkait
2. Membentuk kelompok yang terdiri dari 4
(empat) anggota yang memiliki gaya
belajar yang heterogen
3. Melalui LKPD yang diberikan kepada
masing-masing kelompok peserta didik
Problem Statement / (Pertanyaan disajikan permasalahan geografi terkait
Identifikasi Masalah) dengan pemahaman peserta didik terkait
peta, komponen peta dan klasifikasi peta
4. Peserta didik mengamati LKPD dan
membaca materi pembelajaran melalui
sumber belajar yang relevan
5. Peserta didik mengkolaborasikan
pemahaman yang mereka miliki
mengenai materi pembelajaran yang akan
dipelajari dan LKPD yang akan mereka
Data Collection / (Pengumpulan Data) selesaikan. Guru memberikan
pendampingan seperlunya kepada
kelompok yang mengalami kesulitan atau
hambatan
6. Kegiatan awal dilakukan secara indoor
pada saat penyampaian materi awal dan
outdoor pada saat kegiatan penyelesaian
LKPD kelompok
7. Peserta didik menuliskan hasil diskusi dan
Data Processing / (Pengolahan Data)
kolaborasi kelompoknya di LKPD
8. Memberikan kesempatan peserta didik
untuk mempresentasikan hasil pekerjaan
kelompok dan memberikan tanggapan
Verification / (Pembuktian) kepada kelompok penyaji
9. Peserta didik yang tampil dibantu guru
menanggapi respon dari teman-temannya
yang bertanya
Generalization / (Menarik Kesimpulan / 10. Guru dan peserta didik membuat
Generalisasi) simpulan berdasarkan hasil diskusi
PENUTUP (7 Menit)
1. Atas kegiatan belajar yang telah dilalui, peserta didik bersama guru membuat refleksi dan
simpulan
2. Guru menyampaikan materi atau kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan
berikutnya
3. Mengingatkan peserta didik untuk selalu semangat dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran
4. Memberi apresiasi kepada peserta didik yang aktif dalam kegiatan pembelajaran 5. Guru
menutup dengan doa dan salam
E. Refleksi Guru
1. Selama dalam proses pembelajaran, guru mengajukan pertanyaan pengalaman peserta
didik yang menarik
2. Partisipasi peserta didik dalam pembelajaran senantiasa guru meakukan checking kembali
3. Jika terdapat kesulitan dan langkah perbaikan yang perlu dilakukan dalam pembelajaran,
guru senantiasa menanyakan hal tersebut kepada peserta didik
F. Pertanyaan Refleksi Peserta Didik
1. Silahkan identifikasi terkait tantangan dan hambatan dalam kegiatan pembelajaran yang
dialami!
2. Menurut pendapat kalian hal apa yang paling sulit dari kegiatan pembelajaran ini?
3. Untuk mengatasi permasalahan dalam kegiatan pembelajaran ini, hal apa yang akan kalian
lakukan?
4. Untuk memahami lebih mendalam terkait materi pembelajaran ini, upaya apa yang akan
kalian lakukan?
G. Kriteria Mengukur Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian peta dan menyimpulkan jenis peta
2. Peserta didik dapat membaca peta dan komponen peta
3. Peserta didik dapat menjelaskan manfaat dari suatu peta tematik sederhana
H. Proses Asesmen
a. Waktu Pelaksanaan : Akhir Kegiatan Pembelajaran
b. Bentuk Asesmen : Pertanyaan tertulis tes lisan/ kuis

Pertemuan Kedua
Alur Tujuan Pembelajaran : Melakukan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh
PENDAHULUAN (10 Menit)
1. Guru memberi salam, memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik serta kebersihan
lingkungan kelas
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dan manfaat pembelajaran
3. Mengingatkan kepada peserta didik kembali terkait materi pembelajaran sebelumnya
4. Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan dipergunakan serta tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
5. Mengajukan pertanyaan pemantik yang mengaitkan dengan materi pembelajaran yang
akan dipelajari yaitu: bagaimana cara mengetahui dimana lokasi kita dulu dan saat ini
dan apa yang diketahui tentang penginderaan jauh?
Kegiatan Inti (70 Menit)
Stimulation / (Simulasi Pemberian 1. Guru mengajak peserta didik untuk
Rangsangan) mengamati Peta Rupa Bumi Indonesia,
Peta Tematik, Globe, Google Maps,
Google Earth dengan materi terkait
2. Guru memberikan terkait perbedaan
antara peta dan penginderaan jauh
3. Membentuk kelompok yang terdiri dari
6 (enam) anggota yang memiliki gaya
belajar yang heterogen
4. Melalui LKPD yang diberikan kepada
masing-masing kelompok peserta didik
disajikan permasalahan geografi terkait
Problem Statement / (Pertanyaan dengan pemahaman peserta didik terkait
Identifikasi Masalah) penginderaan jauh, komponen
penginderaan jauh dan interpretasi hasil
penginderaan jauh
5. Peserta didik mengamati LKPD dan
membaca materi pembelajaran melalui
sumber belajar yang relevan
6. Peserta didik mengkolaborasikan
pemahaman yang mereka miliki
mengenai materi pembelajaran yang
akan dipelajari dan LKPD yang akan
mereka selesaikan. Guru memberikan
Data Collection / (Pengumpulan Data) pendampingan seperlunya kepada
kelompok yang mengalami kesulitan
atau hambatan
7. Kegiatan awal dilakukan secara indoor
di dalam laboratorium komputer yang
berisi sarana dan prasarana pendukung
dalam kegiatan pembelajaran
8. Peserta didik menuliskan hasil diskusi
Data Processing / (Pengolahan Data)
dan kolaborasi kelompoknya di LKPD
8. Memberikan kesempatan peserta didik
untuk mempresentasikan hasil pekerjaan
kelompok dan memberikan tanggapan
Verification / (Pembuktian) kepada kelompok penyaji
9. Peserta didik yang tampil dibantu guru
menanggapi respon dari teman-
temannya yang bertanya
Generalization / (Menarik Kesimpulan / 10. Guru dan peserta didik membuat
Generalisasi) simpulan berdasarkan hasil diskusi
PENUTUP (10 Menit)
1. Atas kegiatan belajar yang telah dilalui, peserta didik bersama guru membuat refleksi
dan simpulan
2. Guru menyampaikan materi atau kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan
berikutnya
3. Mengingatkan peserta didik untuk selalu semangat dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran
4. Memberi apresiasi kepada peserta didik yang aktif dalam kegiatan pembelajaran 5.
Guru menutup dengan doa dan salam
I. Assesmen
1. Asesmen Formatif
a. Waktu Pelaksanaan : Saat KBM
b. Bentuk Asesmen : Pengamatan saat diskusi dan pertanyaan lisan
2. Asesmen Sumatif
a. Waktu Pelaksanaan : Akhir KBM
b. Bentuk Asesmen : Pertanyaan tertulis/ tes lisan
J. Remidial dan Pengayaan
1. Pengayaan
Dilakukan pada peserta didik dengan pencapaian tinggi dapat diberikan pengayaan
berupa kegiatan tambahan mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan peta dan
penginderaan jauh, komponen-komponen peta dan penginderaan jauh, dan unsur
interpretasi hasil penginderaan jauh.
2. Remidial
Dilakukan pada peserta didik yang belum memahami konten dengan baik sehingga
belum mencapai tujuan pembelajaran dengan baik
K. Refleksi Peserta Didik dan Guru
1. Refleksi Guru
a. Manajemen Kelas
b. Ketercapaian Kompetensi
2. Refleksi Peserta Didik
a. Hal apa yang paling berkesan bagi kalian dalam kegiatan pembelajaran kali ini?
b. Apakah ada hal lain yang berkesan?
c. Kesulitan apakah yang kalian temui dalam pembelajaran geografi?
d. Apakah kalian menemui kesulitan dalam memahami instruksi/ penugasan dalam
kegiatan pembelajaran kali ini?
LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1: MATERI AJAR (Pertemuan 1)

1. Pengertian Peta
Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil sesuai
kenampakkannya dari atas. Peta umumnya digambarkan dalam bidang datar dan dilengkapi
dengan skala, orientasi, dan simbol-simbol. Dengan kata lain, peta adalah gambaran
permukaan bumi yang diperkecil sesuai dengan skala. Supaya dapat dipahami oleh pengguna
atau pembaca, peta harus diberi tulisan dan simbol-simbol.

Menurut RM. Soetardjo Soerjonosoemarno peta merupakan suatu lukisan dengan


tinta dari seluruh atau sebagian permukaan bumi yang diperkecil dengan perbandingan
ukuran yang disebut skala. Sedangkan Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan
Nasional (BAKOSURTANAL 2005) Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan
penyajian data kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan
pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan.

2. Komponen Peta

Komponen-peta disebut juga disebut sebagai kelengkapan peta. Komponenkomponen


peta dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1. Komponen Peta


Sumber: https://bulukumbakab.go.id/peta-bulukumba

Komponen peta terdiri dari:


a. Judul Peta
Judul peta memuat informasi yang ada di peta, karena itu judul peta merupakan hal
pertama yang dilihat oleh pembaca. Judul peta berguna untuk menggambarkan isi dan
jenis peta yang ditulis dengan huruf kapital.
b. Garis Tepi
Garis tepi adalah garis yang terletak di bagian tepi peta dan ujung-ujung tiap garis
bertemu dengan ujung garis yang lain. Garis tepi berguna untuk membantu dalam
pembuatan peta agar terlihat lebih rapi.
c. Garis Astronomi atau Koordinat
Berguna untuk menentukan lokasi suatu tempat yang terdapat pada tepi peta berbentuk
angka – angka koordinat dalam satuan derajat, menit dan detik
d. Legenda dan simbol
Legenda
Legenda adalah keterangan dari simbol-simbol yang merupakan kunci untuk memahami
peta.
Sedangkan simbol adalah tanda atau gambar yang mewakili ketampakan yangada di
permukaan bumi yang terdapat pada peta ketampakannya, jenis-jenis simbol peta antara
lain:
1) Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat ata data posisional. Simbol titik
dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2. Simbol Titik


Sumber: https://santossalam.blogspot.com
2) Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data yang berhubungan dengan jarak.
Gambar simbol garis dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3. Simbol Garis


Sumber: https://santossalam.blogspot.com
3) Simbol area, digunakan untuk mewakili suatu area tertentu dengan simbol yang
mencakup area tertentu. Gambar simbol area dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4. Simbol Area Sumber:


https://santossalam.blogspot.com
e. Inset
Menunjukan kedudukan daerah yang dipetakan terhadap daerah sekitarnya yang
berfungsi untuk menjelaskan antara wilayah pada peta utama dengan wilayah lain di
sekelilingnya. Misalnya : Peta Pulau Jawa sebagai peta utama, sehingga untuk melihat
posisi pulau sumatera dengan pulau-pulau lainnya di buat peta Indonesia sebagai
insetnya.
f. Skala
Skala dapat diartikan sebagai perbandingan (rasio) antara jarak dua titik pada peta dan
jarak sesungguhnya kedua titik tersebut di permukaan bumi atau di lapangan, dan pada
satuan yang sama.

1) Jenis-jenis skala
a) Skala Angka: Skala angka adalah skala yang menunjukkan perbandingan antara
jaka di peta dan jarak yang sebenarnya dengan angka, contohnya 1:500.000
dibaca setiap 1 cm pada peta mewakili 500.000 cm di lapangan.
b) Skala Garis: Skala garis/grafis adalah skala yang ditunjukkan dengan garis lurus
yang dibagi dalam beberapa ruas, dan setiap ruas menunjukkan dalam satuan
panjang yang sama.

a) Skala Verbal: Skala verbal adalah skala yang dinyatakan dengan kalimat atau
secara verbal. Skala yang sering ada di peta-peta tidak menggunakan satuan
pengukuran matrik, misalnya peta-peta di Inggris, contoh 1 inchi to 1 mile,
artinya adalah bahwa 1 inchi di peta menyatakan jarak 1 mil di lapangan. Skala
verbal biasanya digunakan oleh orang-orang Amerika dan Eropa.
2) Memperbesar dan Memperkecil Skala
a) Menghitung Skala
Untuk mengetahui skala pada suatu peta yang tidak tercantum, dapat dilakukan
dengan cara berikut:
1) Membandingkan dengan peta lain dengan syarat cakupan wilayahnya sama.

Keterangan :
d1 : Jarak pada peta yang sudah diketahui skalanya
d2 : jarak pada peta yang akan dicari P1 : penyebut
skala peta yang belum diketahui P2 : penyebut
skala peta yang akan dicari Contoh soal:
Perhatikan dua peta berikut. Jika diketahui jarak peta dan skala peta 1 seperti
pada gambar, berapakah skala peta 2?

Penyelesaian:
Diketahui :
P1 = 50.000
d1 = 4 cm
d2 = 2 cm
Ditanyakan :
P2?
Jawab:
P2 = (d1/d2) x P1
= ( 4/2) x 50.000
= (2) x 50.000
= 100.000
Jadi Skala Peta 2 adalah 1 : 100.00
2) Membandingkan suatu jarak horizontal di peta dengan jarak di lapangan
Contoh:
Jarak X dan Y pada peta adalah 8 cm, sedangkan jarak X dan Y di lapangan
adalah 4 km. Berapakah skala peta tersebut?
Penyelesaian:
Skala = jarak di peta /jarak sebenarnya
Berarti:
Skala = 8 cm / 4 km (samakan satuannya menjadi cm)
= 8 cm / 400.000 cm (masing-masing dibagi 8)
= 1 cm / 50.000 cm
= 1 / 50.000
Jadi skala peta nya adalah 1 : 50.000
3) Menghitung interval kontur
Untuk mengetahui skala peta pada peta topografi yang belum diketahui
skalanya kita juga bisa menghitungnya dengan cara berikut:

Keterangan:
Ci = Contour Interval (selisih antara dua garis kontur)
Contoh soal:
Diketahui peta kontur sebagai berikut:

Berapakah skala peta tersebut?


Penyelesaian:
Diketahui : Ci (selisih antara dua garis kontur) = 40
Ditanyakan : skala peta?
Jawab:
Ci = (1/2000) x penyebut skala (pindah ruas)
Penyebut skala = 2000 x Ci
= 2000 x 40
= 80.000
Jadi skala peta tersebut adalah 1 : 80.000
b) Memperbesar dan Memperkecil Skala
Memperbesar dan memperkecil skala peta dapat dilakukan dengan berbagai cara,
seperti menggunakan sistem grid, menggunakan alat pantograf atau dengan cara
fotokopi
1) Sistem grid
Sistem grid digunakan untuk mempermudah penghitungan luas area dalam
peta. Sistem grid disajikan dengan cara membuat petak-petak persegi dengan
luas area yang sama. Contoh:
Gambar 5 Perbesar dan perkecil peta dengan sistem grid
Sumber: https://portalgeograf.blogspot.com
2) Menggunakan Pantograf
Pantograf adalah alat untuk memperbesar atau memperkecil sebuah peta atau
gambar. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur angka yang tertera pada
pantograf. Angka ini menunjukkan kelipatan perbesaran atau pengecilan yang
diinginkan.

Gambar 6. Pantograf
Sumber: https://dkemalasari.blogspot.com/2013/09/pantograf.html
3) Menggunakan mesin fotokopi
Mesin fotokopi dapat digunakan untuk memperbesar atau memperkecil peta.
g. Orientasi
Orientasi merupakan petunjuk arah pada peta yang menunjukan posisi dan arah suatu
titik atau wilayah, biasanya berbentuk tanda panah uang menunjuk ke arah utara.

Gambar 7. Orientasi Arah Utara


Sumber: http://rianmeigiana.blogspot.com
h. Sumber Data dan Tahun Pembuatan
Sumber peta menunjukkan sumber data yang digunakan dalam pembuatan peta.
Sementara itu tahun pembuatan peta dapat membantu pembaca peta untuk menganalisis
berbagai kecenderungan perubahan dari waktu ke waktu dan dapat memberikan
informasi keakuratan data yang digunakan per tahun pembuatan.
i. Lettering Dan Warna Peta
Lettering adalah semua tulisan yang bermakna yang terdapat pada peta. Bentuk huruf
meliputi huruf kapital, huruf kecil, kombinasi huruf kapital-kecil, tegak dan miring.
Penggunaan huruf pada peta:
1) Huruf Kapita tegak untuk nama Benua, Provinsi.
2) Huruf kapital miring untuk nama samudera atau lautan
3) Huruf kapital-kecil tegak untuk nama Kota/Kabupaten dan nama wilayah.
4) Huruf kapital-kecil miring untuk nama sungai, danau dan/atau rawa
Warna peta lazim digunakan untuk menonjolkan perbedaan objek pada peta.
Penggunaan warna berbeda itu antara lain terlihat pada hal-hal berikut:
1) Warna cokelat menggambarkan kenampakan relief permukaan bumi
2) Warna biru menggambarkan kenampakan wilayah perairan (laut, sungai, danau dan
rawa)
3) Warna hijau menggambarkan kenampakan vegetasi (hutan, perkebunan)
4) Warna merah dan hitam menggambarkan kenampakan hasil budaya anusia (misal
jalan kota, pemukiman, batas wilayah, pelabuhan)
5) Warna putih menggambarkan kenampakan permukaan bumi.
3. Jenis Peta dan Fungsi Peta
a) Jenis peta berdasarkan skala
Berdasarkan skalanya, peta diklasifikasikan:
1) Peta kadaster, berskala 1:100 – 1:5000 dipakai untuk membuat peta dalam sertifikat
pembuatan tanah
2) Peta skala besar: berskala 1:5.000 – 1:250.000 dipakai untuk menggambarkan
wilayah yang relatif sempit seperti peta kabupaten
3) Peta skala sedang: berskala 1: 250.000 – 1: 500.000 digunakan untuk
menggambarkan wilayah yang agak luas seperti peta provinsi
4) Peta skala kecil: berskala 1:500.000 – 1: 1.000.000 digunakan untuk menggambarkan
daerah yang cukup luas seperti Indonesia
5) Peta skala geografis berskala lebih besar dari 1:1.000.0000
b) Jenis peta berdasarkan isi
1) Peta umum
Peta umum/peta ikhtisar : peta yang menggambarkan segala sesuatu yang ada dalam
suatu wilayah seperti sungai, danau, jalan
Peta umum dibedakan menjadi dua yaitu :
a) Peta topografi, adalah peta yang menggambarkan bentuk permukaan bumi. Peta
topografi dapat digolongkan menjadi
• Peta planimetrik, peta yang menyajikan beberapa jenis unsurpermukaan bumi
tanpa penyajian informasi ketinggian.
• Peta kadaster, peta yang menyajikan data mengenai kepemilikan tanah, ukuran,
dan bentuk lahan serta beberapa informasi lainnya.
• Peta bathimetrik, peta yang menyajikan informasi kedalaman dan bentuk dasar
laut.

Gambar 8. Peta Topografi


Sumber: https://www.edufunia.com

b) Peta chorografi, adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian


kenampakan permukaan bumi.
2) Peta khusus
Peta khusus biasa disebut juga dengan peta tematik adalah peta yang menggambarkan
kenampakan – kenampakan tertentu seperti peta kepadatan penduduk, peta
transportasi, peta tanah dll.
Contoh peta tematik adalah:
• Peta diagram, pada peta ini subyek tematik disajikan dalam bentuk diagram yang
proporsional.
• Peta distribusi, pada peta ini menggunakan simbol titik untuk menyajikan suatu
informasi yang spesifik dan memiliki kuantitas yang pasti.
• Peta isoline, pada peta ini menyajikan harga numerik untuk distribusi yang kontinu
dalam bentuk garis yang terhubung pada suatu nilai yang sama
c) Jenis peta berdasarkan bentuk
Peta berdasarkan bentuk digolongkan menjadi 3, yaitu:
1) Peta timbul, peta jenis ini menggambarkan bentuk permukaan bumi yang sebenarnya,
misalnya peta relief.
2) Peta datar (peta biasa), peta umumnya yang dibuat pada bidang datar, misalnya
kertas, kain atau kanvas.
3) Peta digital, peta digital adalah peta yang datanya terdapat pada suatu pita magnetik
atau disket, sedangkan pengolahan dan penyajian datanya menggunakan komputer.
Peta digital dapat ditayangkan melalui monitor komputer atau layar televisi. Peta
digital ini hadir seiring perkembangan teknologi komputer dan perlatan digital
lainnya.
d) Jenis peta berdasarkan sumber data
Peta berdasarkan sumber datanya dibedakan menjadi:
1) Peta Induk (Basic Map)
Peta induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan. Peta induk ini
dapat digunakan sebagai dasar untuk pembuatan peta topografi, sehingga dapat
dikatakan pula sebagai peta dasar (basic map). Peta dasar inilah yang dijadikan
sebagai acuan dalam pembuatan peta-peta lainnya.
2) Peta Turunan (Derived Map)
Peta turunan yaitu peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada,
sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan. Peta turunan ini tidak bisa
digunakan sebagai peta dasar.
e) Fungsi Peta
Fungsi dan tujuan pembuatan peta adalah:
1) Menunjukkan posisi atau lokasi relatif suatu tempat di permukaan bumi.
2) Memperlihatkan ukuran, luas daerah, dan jarak di permukaan bumi.
3) Memperlihatkan atau menggambarkan bentuk-bentuk pada permukaan umi (misalnya
bentuk benua, negara, atau gunung).
4) Menyajikan data tentang potensi suatu daerah.
5) Mengomunikasikan informasi keruangan.
6) Menyimpan informasi keruangan.
7) Membantu pekerjaan teknis, misalnya konstruksi jalan, navigasi, atau perencanaan.
8) Membantu pembuatan desain, misalnya desain jalan dan bahan analisis spasial.
4. Proyeksi Peta
Permukaan bumi yang melengkung jika digambarkan pada bidang datar, maka sulit
untuk melakukan perhitungan dari hasil ukuran, dan juga akan menghasilkan kesalahan.
Untuk menghindari atau memperkecil kesalahan, dipilihlah cara menggambarkan peta
dengan proyeksi. Proyeksi peta adalah cara memindahkan permukaan bumi yang
melengkung ke bidang datar. Di dalam melakukan kegiatan proyeksi peta, ada beberapa hal
yang tidak boleh terabaikan, yaitu:
a. Peta harus equivalen, yaitu peta harus sesuai dengan luas sebenarnya di permukaan bumi
setelah dikalikan dengan skala
b. Peta harus equidistance, yaitu peta harus mempunyai jarak-jarak yang sama dengan jarak
sebenarnya di permukaan bumi setelah dikalikan dengan skala.
c. Peta harus conform, yaitu bentuk-bentuk atau sudut-sudut pada peta harus dipertahankan
sesuai dengan bentuk sebenarnya di permukaan bumi. Jenis-jenis proyeksi peta
dibredakan menjadi 3 jenis, yaitu:

a) Proyeksi zenithal (azimuthal)


Proyeksi zenithal adalah proyeksi pada bidang proyeksi berupa bidang datar yang
menyinggung bola bumi.
Berdasarkan arah sinar, proyeksi
b) Proyeksi silinder
Proyeksi silinder ini bidang proyeksinya berupa silinder, Proyeksi seperti ini sangat baik
untuk memetakan daerah yang berada di daerah khatulistiwa, dan tidak sesuai digunakan
untuk memetakan daerah yang berada di sekitar kutub.
c) Proyeksi kerucut
Proyeksi kerucut ini bidang proyeksinya berupa kerucut. Proyeksi seperti ini sesuai
digunakan untuk menggambarkan daerah yang berada pada lintang tengah pada
negarnegara di Eropa. Jenis proyeksi peta dapat diamati pada gambar berikut:

Gambar 9. Proyeksi Peta


Sumber: http://sayahanif.blogspot.com

LAMPIRAN : MATERI AJAR (Pertemuan 2)

1. Pengertian Penginderaan Jauh

Sumber: https://www.gurupendidikan.co.id/penginderaan-jauh
Berikut ini beberapa defenisi dari penginderaan jauh yang dikemukakan oleh para
ahli:
1) Pengideraan jauh ( remote sensing) adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi
tentang suatu objek, daerah atau fenomena dengan jalan analisis data yang diperoleh
melalui alat perekam (sensor) yang menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai
media perantaranya tanpa menyentuh objek tersebut (Lillesand dan Kiefer, 1979)
2) Penginderaan Jauh merupakan upaya untuk memperoleh, menemutunjukkan
(mengidentifikasi) dan menganalisis objek dengan sensor pada posisi pengamatandaerah
kajian (Avery, 1985).
3) Penginderaan jauh merupakan teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan
menganalisis informasi tentang bumi. Informasi itu berbentuk radiasi elektromagnetik
yang dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi (Lindgren, 1985).

Dari beberapa defenisi diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa Penginderaan jauh
adalah suatu teknik dan seni untuk memperoleh informasi objek dari jarak jauh tanpa kontak
langsung dengan objek, gejala atau daerah yang akan dikaji dengan menggunakan sensor.
2. Komponen-Komponen Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh merupakan suatu sistem yang melibatkan banyak komponen yang
saling terkait. Adapun komponen-komponen penginderaan jauh sebagai berikut: a. Energi
Kegiatan penginderaan jauh membutuhkan sumber energi agar objek dapat direkam
dengan baik oleh sensor. Ada dua energi yang umum digunakan dalam dalam
penginderaan jauh. Kedua energi itu adalah sebagai berikut:
1) Sumber energi aktif (dengan cahaya buatan)
Yang dimaksud dengan sumber tenaga aktif adalah sumber tenaga yang berasal dari
radar yang aktif pada saat pengambilan objek. Biasanya wujud dari cahaya ini adalah
berbentuk kilatan yang cepat dan berbentuk gelombang elektromaknetik.
2) Sumber energi pasif (cahaya matahari)
Tenaga pasif ini bersumber dari sinar matahari yang masuk kepermukaan bumi. Jumlah
tenaga matahari yang mencapai bumi dipengarui oleh waktu, lokasi dan kondisi cuaca.
Jumlah tenaga yang diterima siang hari lebih banyak dibandingkan dengan pagi atau
sore hari.
b. Atmosfer
Energi yang masuk ke permukaan bumi tidak seluruhnya sampai, tapi hanya sebagian
kecil masuk ke permukaan bumi. Energi tersebut dihambat oleh atmosfer melalui
serapan, dipantulkan dan diteruskan. Tidak semua spektrum gelombang elektromagnetik
dapat sampai di permukaan bumi, karena dalam atmosfer ada proses pembauran dan
penyerapan. Penyerapan dilakukan oleh molekul atmosfer, sedangkan spektrum
gelombang elektromagnetik yang dapat mencapai bumi disebut dengan jendela atmosfer.
Panjang gelombang yang paling banyak digunakan dalam penginderaan jauh adalah
sebagai berikut:
1) Spektrum gelombang cahaya tampak (visible), yaitu spektrum gelombang cahaya yang
mempunyai panjang gelombang antara 0,4 µm – 0,7 µm.
2) Spektrum gelombang cahaya inframerah, yaitu spektrum gelombang cahaya yang
memiliki panjang gelombang antara 0,7 µm – 1,0 µm.
3) Spektrum gelombang mikro, yaitu spektrum gelombang yang mempunyai panjang
gelombang antara 1.0 µm – 10 µm.
c. Objek
Objek adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran dalam penginderaan jauh. Objek
meliputi atmosfer, biosfer, hidrosfer dan litosfer. Setiap objek memantulkan panjang
gelombang tertentu sehingga dapat memiliki kenampakan yang berbeda pada sensor.
Sebagai contoh, objek yang tampak lebih cerah adalah objek yang memancarkan lebih
banyak energi ke sensor. Ada empat variasi yang dapat digunakan untuk membedakan
suatu objek, yaitu:
1) Variasi spektral adalah variasi pantulan atau pancaran gelombang elektromagnetik
akibta perbedaan panjang gelombang. Umumnya variasi ini terdapat pada spektrum
gelombang tampak, contohnya warna suatu objek.
2) Variasi spasial adalah variasi pantulan atau pancaran gelombang elektromagnetik
akibat perbedaan bentuk, ukuran dan tekstur suatu objek.
3) Variasi temporal adalah variasi pantulan atau pancaran gelombang elektromagnetik
akibat fungsi waktu, bisa harian atau musiman. Variasi ini dapat digunakan untuk
mengenal tumbuhan.
4) Variasi polarisasi adalah variasi pantulan atau pancaran gelombang elektromagnetik
akibat polarisasi. Polarisasi terjadi ketika gelombang elektromagnetik sebagai
gelombang transversal mengalami penyerapan sesuatu arah polarisasinya. Umumnya,
variasi ini terjadi pada spektrum gelombang mikro.
d. Wahana
Wahana adalah kendaraan yang berfungsi untuk meletakkan sensor saat dilakukan proses
perekaman. Merekam objek permukaan bumi bisa dilakukan di angkasa maupun di luar
angkasa. Wahana yang digunakan di penginderaan jauh di antaranya balon udara,
pesawat terbang, pesawat ulangalik,dan satelit. Setiap jenis kendaraan memiliki kerincian
objek yang berbeda. Pesawat terbang memiliki kerincian objek yang dapat terus
ditingkatkan karenapesawat dapat terbang pada ketinggian yang berbeda, sedangkan
satelit memiliki kerincian objek yang bergantung pada pixel karena ketinggian wahana
satelit sudah ditentukan. Wahana di angkasa dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok,
yaitu:
1) Pesawat terbang rendah sampai medium (Low to medium altitude aircraft), dengan
ketinggian antara 1000 meter sampai 9000 meter dari permukaan bumi. Citra yang
dihasilkan ialah citra foto (foto udara).
2) Pesawat terbang tinggi (high altitude aircraft), dengan ketinggian sekitar 18.000 meter
dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan yaitu foto udara dan multispectral
scanners data.
3) Satelit, dengan ketinggian antara 400 km sampai 900 km dari permukaan bumi. Citra
yang dihasilkan ialah citra satelit.
e. Sensor
Sensor adalah benda yang digunakan untuk melacak, mendeteksi dan merekam
objekobjek di alam dalam jangkauan tertentu. Sensor ini bekerja dengan cara merekam
gelombang elektromagnetik yang dipantulkan oleh permukaan bumi.
Beberapa kemampuan dasar yang dimiliki suatu sensor yang dapat digunakan untuk
mengenali suatu objek atau fenomena adalah sebagai berikut:
1) Resolusi spasial adalah kemampuan suatu sensor untuk menbedakan objek yang
kecil.
Semakin kecil objek yang direkam sensor, semakin baik resolusi spasialnya.
2) Resolusi spektral adalah kemampuan sensor untuk merekam rentang panjang
gelombang tertentu. Semakin baik resolusi spektral suatu sensor semakin panjang
gelombang yang direkam.
3) Resolusi radiometrik yaitu kemampuan sutau sensor untuk membedakan objek
berdasarkan perbedaan sifat pemantulan atau pancaran gelombang
elektromagnetiknya.
4) Resolusi termal adalah kemampuan suatu sensor untuk mengenali objek berdasarkan
perbedaan suhu.
Berdasarkan proses perekamannya ada dua jenis sensor, yaitu:
1) Sensor fotografik
Sensor yang digunakan sistem fotografik adalah kamera. Cara kerja sensor ini
berdasarkan pantulan tenaga dari objek. Sedangkan detektornya adalah film sehingga
sensor fotografik menghasilkan foto. Sensor fotografik yang dipasang pada pesawat
udara menghasilkan citra yang disebut foto udara, sedangkan sensor fotografik yang
dipasang di satelit sering disebut citra satelit
2) Sensor non fotografik
Sensor elektromaknetik/elektronik ini digunakan pada sistempenginderaan jauh
nonfotografik karena proses perekaman objek tidakberdasarkan pembakaran, tetapi
berdasarkan sinyal elektronik yang dipantulkan atau dipancarkan dan direkam oleh
detektor. Detektor untuk sensor ini adalah pita magnetik dan proses perekamannya
didasarkan pada energi yang dipantulkan atau dipancarkan. Sensor elektronik
yangdirekam pada pita magnetik selanjutnya diproses menjadi data visual (citra) dan
data digital dengan menggunakan komputer.
f. Perolehan data
Perolehan data dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan caramenginterpetasi
foto udara secara visual dan cara numerik atau digital, yaitu dengan cara menggunakan
data digital melalui komputer.
g. Pengguna data
Pengguna data adalah orang atau lembaga yang memakaidatapenginderaan jauh. Data
penginderaan jauh dapat dimanfaatkandalamberbagai bidang. Data penginderaan jauh
yang memiliki kerincian dankeandalan sangat dibutuhkan oleh pengguna data.
Untuk lebih jelas tentang sistem dan komponen penginderaan jauh silahkan kalian lihat
gambar berikut:

Gambar 10. Komponen Penginderaan Jauh


Sumber: https://www.geovolcan.com
3. Jenis Citra Penginderaan Jauh
a. Citra Foto
Citra foto adalah gambaran yang dihasilkan dengan menggunakan kamera sebagai sensor
dan wahana berada di udara ketika melakukan perekaman. Citra yang dihasilkan disebut
dengan foto udara. Citra foto dapat dibedakan berdasarkan :
1) Berdasarkan spektrum elektromagnetik
a) Foto pankromatik
Foto udara pankromatrik adalah foto udara yang menggunakan seluruh spektrum
tampak mata mulai dari warna merah hingga ungu. Kepekaan film hampir sama
dengan kepekaan mata manusia. Pada umumnya digunakan film sebagai negatif
dan kertas sebagai positifnya. Wujudnya seperti pada foto, tetapi bersifat tembus
cahaya. Foto pankromatik dibedakan menjadi 2 yaitu pankromatik hitam putih dan
foto udara pankromatik berwarna.

Gambar 11. Perbandingan Foto Udara Pankromatik Berwarna dan Hitam Putih
Sumber : https://www.gurugeografi.id
b) Foto ortokromatik
Foto ortokromatik yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spectrum tampak
dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 - 0,56 mikrometer). Cirinya banyak
objek yang bisa tampak jelas. Foto ini bermanfaat untuk studi pantai karena filmnya
peka terhadap objek di bawah permukaan air hingga kedalaman kurang lebih 20
meter.
Gambar 12. Foto Udara Ortokromatik
Sumber: https://andimanwno.wordpress.com
c) Foto ultraviolet
Foto ultraviolet yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultra violet
dekat dengan panjang gelombang 0,29 mikrometer. Cirinya adalah mudah untuk
mengenali beberapa objek karena perbedaan warna yang sangat kontras. Kelemahan
dari citra foto ini adalah tidak banyak informasi yang dapat disadap. Foto ini sangat
baik untuk mendeteksi tumpahan minyak di laut, membedakan atap logam yang
tidak dicat, jaringan jalan aspal, batuan kapur juga untuk mengetahui, mendeteksi,
dan memantau sumber daya air.

Gambar 13. Foto Udara Ultraviolet


Sumber: https://andimanwno.wordpress.com
d) Foto inframerah
Foto inframerah yang terdiri dari foto warna asli (true infrared photo) yang dibuat
dengan menggunakan spektrum infra merah dekat sampai panjang gelombang 0,9
mikrometer hingga 1,2 mikrometer dan infra merah modifikasi (infra merah dekat)
dengan sebagian spektrum tampak pada saluran merah dan saluran hijau.. Cirinya
dapat mencapai bagian dalam daun, sehingga rona pada foto infra merah daun tidak
ditentukan berdasarkan warna tetapi oleh sifat jaringannya.

Gambar 14. Foto Udara Inframerah


Sumber : https://simplenews05.blogspot.com
2) Berdasarkan posisi sumbu kamera
a) Foto Vertikal
Foto vertikal atau yang sebt juga foto tegak yaitu foto yang dibuat dengan sumbu
kamre tegak lurus terhadap permukaan bumi. Kelemahan foto ini adalah foto
yang ditampilkan hanya tampak atas. Selain itu, gambar yang dihasilkan dapat
terhalang oleh awan atau pohon. Kelebihna foto vertikal ini adalah gambar yang
dihasilkan serupa dengan peta serta memiliki skala yang konsisten.

Gambar 15. Foto Udara Tegak


Sumber: https://andimanwno.wordpress.com
b) Foto Condong
Foto condong atau juga yang disebu foto miring yaitu foto yang dibuat dengan
sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumi dengan
sudut condong sebesar 100O atau lebih besar. Foto condong terdiri dari dua jenis,
yaitu:
• foto agak condong (low oblique photograph) yaitu foto yang dibuat apabila
cakrawala tidak tampak pada foto.

Gambar 16. Foto Agak Condong


Sumber: https://media.neliti.com
• foto sangat condong (higih oblique photograph)nyaitu foto yang dibuat
apabila cakrawala tampak pada foto.
Gambar 17. Foto Condong
Sumber: http://staffnew.uny.ac.id
3) Berdasarkan wahana yang digunakan
Berdasarkan wahana yang digunakan , citra foto dibedakan menjadi 3, yaitu:
• Foto udara, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan pesawat/balon udara,
layang-layang, drone, crane, dll
• Foto satelit atau foto orbital yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan satelit
• Foto antariksa, yaitu foto yang dibuat menggunakan pesawat ulang alik yang
terbang ke luar angkasa.
4) Berdasarkan warna yang digunakan
Berdasarkan warna yang digunakan citria foto dapat dibedakan atas:
• Foto berwarna semu, yaitu warna citra pada foto tidak sama dengan warna aslinya.
Misalnya pohon pohon yang berwarna hijau dan banyak memantulkan spketrum
infra merah, pada foto tampak berwarna merah.
• Foto berwarna asli yaitu yang menggunakan warna asli atau sesuai dengan warna
objek. Contoh: foto pankromatik berwarna.
b. Citra Non Foto
Citra non foto dihasilkan dengan sensor bukan dengan kamera. Citra non foto
daapt dibedakan berdasarkan spektrum elektromagnetik, sumber sensor dan
wahana yang digunakan.
1) Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan dalam penginderaan, citra
non foto dibedakan atas:
a) Citra inframerah thermal, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum infra merah
thermal. Penginderaan pada spektrum ini mendasarkan atas beda suhu objek dan
daya pancarnya pada citra tercermin dengan beda rona atau beda warnanya.
b) Citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan spectrum
gelombang mikro. Citra radar merupakan hasil penginderaan dengan sistem aktif
yaitu dengan sumber tenaga buatan, sedang citra gelombang mikro dihasilkan
dengan sistem pasif yaitu dengan menggunakan sumber tenaga alamiah.
2) Berdasarkan sumber sensor yang digunakan Berdasarkan sensor yang digunakan,
citra non foto terdiri dari:
a) Citra tunggal, yakni citra yang dibuat dengan sensor tunggal, yang salurannya
lebar.
b) Citra multispektral, yakni citra yang dibuat dengan sensor jamak, tetapi salurannya
sempit, yang terdiri dari:
• Citra RBV (Return Beam Vidicon), sensornya berupa kamera yang hasilnya
tidak dalam bentuk foto karena detektornya bukan film dan prosesnya non
fotografik.
• Citra MSS (Multi Spektral Scanner), sensornya dapat menggunakan spektrum
tampak maupun spektrum infra merah thermal. Citra ini dapat dibuat dari
pesawat udara.
3) Berdasarkan wahana yang digunakan
Berdasarkan wahana yang digunakan, citra non foto dibagi atas:
a) Citra Dirgantara (Airborne Image), yaitu citra yang dibuat dengan wahana yang
beroperasi di udara (dirgantara). Contoh: Citra infra merah thermal, citra radar dan
citra MSS. Citra dirgantara ini jarang digunakan.
b) Citra Satelit (Satellite/Spaceborne Image), yaitu citra yang dibuat dari antariksa
atau angkasa luar. Citra ini dibedakan lagi atas penggunaannya, yakni:
• Citra satelit untuk penginderaan planet. Contoh: Citra satelit Viking (AS),
Citra satelit Venera (Rusia).
• Citra satelit untuk penginderaan cuaca. Contoh: NOAA (AS), Citra Meteor
(Rusia).
• Citra satelit untuk penginderaan sumber daya bumi. Contoh: Citra Landsat
(AS), Citra Soyuz (Rusia) dan Citra SPOT (Perancis).
• Citra satelit untuk penginderaan laut. Contoh: Citra Seasat (AS), Citra MOS
(Jepang)
c. Perbedaan Citra Foto dan Non Foto
Berdasarkan paparan di atas maka dapat diambil kesimpulan perbedaan antara citra foto
dan non foto, sebagai berikut.
Tabel 1. Perbeedaan Citra Foto dan Citra Non Foto
No Variabel Citra Foto Citra Non Foto
1 Sensor Kamera Non kamera, berdasarkan hasil
scanning
2 Detektor Film Pita magnetik, termisor, foto konduktif,
foto voltaic
3 Proses Perekaman Fotografi/ Kimiawi Elektronik
4 Mekanisme Perekaman Serentak Parsial
5 Spektrum Elektromagnetik Spektrum Tampak Spektrum tampak dan perluasannya,
thermal dan gelombang mikro
4. Interpretasi Citra
a. Pengertian Interpretasi Citra
Perekaman interaksi antara tenaga dan objek oleh sensor memghasilkan data atau citra.
Data ini kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang objek
tersebut. Proses analisis data inilah yang diseut interpretasi citra. Menurut Este dan
Simonett (1975), interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara atau citra
dengan maksud untuk mengidentifikasi objekdan menilai arti pentingnya objek tersebut.
Jadi, di dalam interpretasi citra,penafsir mengkaji citra dan berupaya mengenali objek
melalui tahapan kegiatan:deteksi, identifikasi, dan analisis. Alat yang digunakan untuk
menginterpretasi citra disebut Stereoskop.
b. Unsur-Unsur Interpretasi Citra
1) Rona
Rona, adalah tingkat kecerahan/kegelapan suatu objek yang terdapat pada citra. Air
laut memantulakn rona gelap sedangkan pasir memantukan rona terang
2) Warna
Warna, adalah wujud tampak mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih
sempit dari spektrum tampak. Misalnya warna cokelat kekuningan pada air
menandakan air tersebut keruh.
3) Bentuk
Bentuk, merupakan variabel kualitatif yang mencerminkan konfigurasi atau kerangka
objek. Bentuk merupakan atribut yang jelas dan khas sehingga banyak objek-objek di
permukaan bumi dapat langsung dikenali pada saat interpretasi citra melalui unsur
bentuk saja.
4) Ukuran
Ukuran, adalah atribut objek yang meliputi jarak, luas, volume, ketinggian tempat dan
kemiringan lereng. Ukuran merupakan faktor pengenal yang dapat digunakan untuk
membedakan objek-objek sejenis yang terdapat pada foto udara sehingga dapat
dikatakan bahwa ukuran sangat mencirikan suatu objek.
5) Tekstur
Tekstur, sering dinyatakan dengan kasar, sedang, dan halus. Contohnya pohon besar
memiliki tekstur kasar, perkebunan sedang dan tanah kosong memiliki tekstur halus.
6) Pola
Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek
bentukan manusia dan bagi beberapa objek alamiah. Contoh aliran sungai di daerah

pegunungan memiliki pola aliran radial sentrifugal.


7) Bayangan
Bayangan, bersifat menyembunyikan detail atau objek yang berada di daerah gelap.
Objek atau gejala yang terletak di daerah bayangan biasanya hanya tampak
samarsamar atau bahkan tidak tampak sama sekali. Meskipun bayangan membatasi
gambaran penuh suatu objek pada foto udara, kadang justru menjadi kunci penting
dalam interpretasi terutama untuk mengenali suatu objek yang justru kelihatan lebih
tampak/jelas dengan melihat bayangannya. Objek 1

8) Situs
Situs adalah tempat kedudukan suatu objek dengan objek lain di sekitarnya. Situs
bukan merupakan ciri objek secara langsung tetapi dalam kaitannya dengan
lingkungan sekitar. Contohnya pola pemukiman yang memanjang sejajar dengan
jalan.
9) Asosiasi
Asosiasi diartikan sebagai keterkaitan antara objek satu dengan objek lain. Adanya
Objek 2
keterkaitan itu, maka terlihatnya suatu objek sering merupakan petunjuk bagi objek
lain. Contohnya stasiun kereta berasosiasi dengan rel kereta di sekitarnya.
Contoh:
Foto Udara dengan skalaGambar
1:25.00016. Foto Udara
Sumber: https://andimanwno.wordpress.com/tag/inderaja/
Hasil interpretasi:
Objek Rona Warna Bentuk Ukuran Tekstur Bayangan Pola Situs Asosiasi
Objek Cerah Abuabu Persegi 2 x 1 Kasar Ada Teratur Jalan Jalan
1 cn
Objek Gelap Abuabu Huruf 0,1 x 5 Halus Ada Teratur Jalan Gedung
2 gelap L cm Perkantoran

5. Langkah-langkah Interpretasi Citra


Interpretasi citra penginderaan jauh dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Deteksi, yaitu upaya untuk mengetahui benda dan gejala di sekitar lingkingankita
dengan alat pengindera atau sensor. Deteksi dapat menentukan ada tidaknya suatu objek
ayau fenomena khusus, misalnya hutan hutan tropis.
2) Identifikasi secara menyeluruh disebut juga dengan pembacaan foto (photo reading),
Identifikasi foto dilakukan denga cara mengklasifikasikan objek yang tampak
berdasarkan pengetahuan tertentu. Identifikasi objek pada citra dilakukan berdasarkan
ciri spektral, spasial dan temporal yang terekam oleh sensor dengan menggunakan
stereoskop.
3) Analisis untuk mengelompokkan objek yang memiliki citra yang sama dengan identitas
objek.
4) Deduksi yaitu pemrosesan berdasarkan pada bukti yang mengarah pada hal yang lebih
khusus. Pada tahap deduksi ini kesimpulan dan hipotesis dapat diambil.
LAMPIRAN : LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (Pertemuan 1)

Mata Pelajaran: Kelas:


Kelompok:
Anggota:
1. 4.
2. 5.
3. 6.

A. Petunjuk Belajar (Petunjuk Peserta Didik)


1. Baca secara teliti dan cermat bahan ajar sebelum mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik
2. Pergunakan literatur yang beragam untuk memperkuat pemahaman materi pembelajaran
3. Kerjakan setiap langkah sesuai dengan instruksi
4. Diskusikan dengan kelompok dan konsultasikan dengan guru dalam mengerjakan tugas B.
Langkah Kerja:
1. Buatlah kelompok beranggotakan 6 orang!
2. Amatilah gambar-gambar dibawah ini!
3. Buatlah deskripsi perbedaan antara gambar 1, 2, 3 dan 4!
4. Deskripsikan komponen-komponen peta pada gambar 4!
5. Deskripsikan manfaat peta yang tergambar pada QR kelompok kalian masing-masing!

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3


2
Gambar 4

3 1

11
10
LAMPIRAN: LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (Pertemuan 2)

Mata Pelajaran: Kelas:


Kelompok:
Anggota:
1. 4.
2. 5.
3. 6.

A. Petunjuk Belajar (Petunjuk Peserta Didik)


1. Baca secara teliti dan cermat bahan ajar sebelum mengerjakan Lembar Kerja Peserta
Didik
2. Pergunakan literatur yang beragam untuk memperkuat pemahaman materi pembelajaran
3. Kerjakan setiap langkah sesuai dengan instruksi
4. Diskusikan dengan kelompok dan konsultasikan dengan guru dalam mengerjakan tugas B.
Langkah Kerja:
1. Buatlah kelompok beranggotakan 6 orang!
2. Scan QR Code dibawah ini untuk membuka materi ajar yang dipelajari!
3. Amatilah gambar-gambar dibawah ini!
4. Buatlah deskripsi mengenai penginderaan jauh yang ditampilkan pada gambar 1!
5. Deskripsikan komponen-komponen penginderaan jauh pada gambar 2!
6. Sebutkan objek apa saja yang tergambar pada gambar 3 berdasarkan unsur interpretasi
objek!
Gambar 1

Gambar 2
No Objek Unsur Interpretasi
1 Rona :
Warna :
Bentuk :
Ukuran :
Tekstur :
Pola :
Bayangan :
Situs :
Asosiasi :
2 Rona :
Warna :
Bentuk :
Ukuran :
Tekstur :
Pola :
Bayangan :
Situs :
Asosiasi :
3 Rona :
Warna :
Bentuk :
Ukuran :
Tekstur :
Pola :
Bayangan :
Situs :
Asosiasi :
4 Rona :
Warna :
Bentuk :
Ukuran :
Tekstur :
Pola :
Bayangan :
Situs :
Asosiasi :
5 Rona :
Warna :
Bentuk :
Ukuran :
Tekstur :
Pola :
Bayangan : Situs
: Asosiasi
:
6 Rona :
Warna :
Bentuk :
Ukuran :
Tekstur :
Pola :
Bayangan : Situs
: Asosiasi
:
7 Rona :
Warna :
Bentuk :
Ukuran :
Tekstur :
Pola :
Bayangan : Situs
: Asosiasi
:
8 Rona :
Warna :
Bentuk :
Ukuran :
Tekstur :
Pola :
Bayangan : Situs
: Asosiasi
:
LAMPIRAN : ASESMEN

PERTEMUAN 1

No Materi Indikator Soal Level Kognitif No Bentuk Soal Kunci Jawaban dan Penjelasan
Soal
1 Pengertian Peta Peserta didik dapat C1 1 Dalam menganalisis fenomena geosfer, ilmu Geografi Jawaban: A
menjelaskan (mengingat) sangat membutuhkan pemanfaatan peta didalamnya. Peta merupakan gambaran berbagai mancam
pengertian peta Peta dalam keilmuan geografi dikenal sebagai….. fenomena geosfer yang berada diatas
A. Gambaran permukaan bumi pada sebuah bidang permukaan bumi pada sebuah bidang datar.
datar yang diperkecil menggunakan skala tertentu Dikarenakan berbagai macam fenomena
B. Gambaran permukaan bumi beserta fenomena alam
geosfer sangat kompleks dan sangat luas
C. Gambaran permukaan bumi pada sebuah tiruan bumi
yang berbentuk bulat gambaran tersebut diperkecil mempergunakan
D. Gambaran berbagai macam fenomena alam yang ada skala tertentu dengan generalisasi beberapa
di permukaan bumi fenomena sesuai dengan kemampuan skala
E. Gambaran fenomena geosfer pada bidang lengkung tersebut sehingga menghasilkan informasi
yang dapat dengan mudah dipahami oleh para
pengguna peta.
2 Komponen Peta Peserta didik dapat C3 2 Suatu hari Zaidan mendapatkan peta suatu wilayah dari Jawaban: C
menyebutkan (menerapkan) ayahnya. Namun Zaidan mengalami kebingungan untuk Inset merupakan salah satu unsur dalam peta
komponen peta mengetahui di wilayah manakah peta tersebut. Untuk yang berisikan informasi mengenai daerah
berdasarkan mengetahui dimanakah wilayah tersebut berada yang dipetakan pada satuan wilayah yang
kegunaannya sebaiknya Zaidan melihat….. lebih luas.
A. Legenda
B. Simbol
C. Inset
D. Lettering
E. Garis Astronomis
3 Klasifikasi Peta Peserta didik C2 3 Berdasarkan isinya Peta Topografi termasuk kedalam Jawaban: A
mampu memahami (memahami) jenis peta….. Berdasarkan isi peta dibedakan menjadi dua
klasifikasi dari a. Umum (2) yaitu:
b. Korografi 1. Peta umum: merupakan peta yang
suatu peta
c. Dunia menampilkan informasi kenampakan di
d. Khusus bumi secara umum/ tanpa dipilah. Contoh:
e. Tematik Peta Topografi, Peta Rupa Bumi, Peta
Korografi.
2. Peta Tematik/ Peta Khusus: merupakan peta
yang menampilkan informasi kenampakan
di bumi secara khusus/ selektif bergantung
kebutuhan informasi yang diperlukan.
Contoh: Peta Geologi,
Peta Jaringan Jalan, Peta Kontur, Peta
Daerah Aliran Sungai, Peta Kepadatan
Penduduk, dll.
4 Skala Peta Peserta didik dapat C4 4 Kota A dan Kota B tergambar pada sebuah peta dengan Jawaban : D
menganalisis (menganalisis) kontur interval 60 meter sejauh 25 cm. Apabila peta Diketahui =
besaran skala peta tersebut mengalami perbesaran skala sebesar 2x maka CI = 56 m
berdasarkan kontur berapakah skala yang dihasilkan pada peta terbaru…. JP = 25 cm
a. 1 : 180.000 S2 = 2x S1
interval Ditanyakan = S2 = .....
b. 1 : 120.000
c. 1 : 75.000
d. 1 : 60.000
e. 1 : 500.000
𝑆 = 60 𝑥 2000
𝑆 = 120.000
Perbesaran 2x lipat sehingga =
𝑆1
𝑆2 =
2
120.000
𝑆2 =
2
𝑆2 = 60.000
5 Membandingkan Peserta didik dapat C5 5 Diketahui terdapat ilustrasi dua buah peta sebagai berikut Jawaban: C
Skala Peta mengevaluasi (mengevaluasi) Berdasarkan ilustrasi tersebut maka hal yang
dampak yang terjadi adalah:
dihasilkan akibat  Jarak sebenarnya di kedua peta tersebut
perubahan skala tidak mengalami perubahan
peta  Jarak pada peta X lebih kecil dari peta Y
 Peta X mengalami perbesaran menjadi peta
Y
 Informasi yang ditampilkan oleh peta Y
lebih kompleks dibanding peta X
 Skala Peta X lebih kecil ibanding
d Peta Y
Berdasarkan ilustrasi tersebut maka simpulan yang tepat
adalah……
a. Luas peta X sama dengan pe ta Y
b. Skala peta X lebih besar daripada peta Y
c. Skala peta X mengalami perbesaran
d. Jarak sebenarnya titik A ke B pada peta Y lebih
besar
e. Jarak sebenarnya titik A ke B pada peta X lebih
besar

PERTEMUAN 2

No Materi Indikator Soal Level Kognitif No Bentuk Soal Kunci Jawaban dan Penjelasan
Soal
1 Penginderaan Jauh Peserta didik dapat C1 (mengingat) 1 Pengertian pengindraan jauh menurut Lillesand Jawaban: A
mengklasifikasikan dan Kiefer adalah …. Pengertian pengindraan jauh menurut
Penginderaan Jauh a. ilmu atau seni untuk mendapatkan informasi tentang Lillesand dan Kiefer, pengindraan jauh adalah
objek melalui analisis data yang diperoleh dengan ilmu dan seni untuk mendapatkan informasi
berdasarkan
suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek
pendapat para ahli tentang suatu objek, daerah, atau fenomena
b. ilmu yang mempelajari objek dengan menggunakan
alat tertentu melalui analisis data
c. aktivitas untuk mendapatkan, mengidentifkasi, dan yang diperoleh dengan suatu alat tanpa
menganalisis objek dengan jalan menggunakan kontak langsung dengan objek,
daerah, atau fenomena yang
sensor pada posisi pengamatan arah kajian dikaji.
d. teknik untuk mendapatkan dan analisis tentang bumi
e. perolehan informasi tentang bumi dengan
menggunakan sensor tanpa menyentuh objeknya

2 Komponen Peserta didik C2 (memahami) 2 Raffi bekerja di sebuah konsultan tata ruang wilayah di Jawaban: D
Penginderaan Jauh mampu memahami sebuah kota. Dalam memberikan pelayanan kepada para Komponen Penginderaan Jauh:
komponen kliennya perusahaan Raffi banyak 1. Energi:
penginderaan jauh sekali memanfaatkan hasil foto udara yang a. Pasif: Sinar Matahari
didapat dari beberapa aplikasi seperti Google Earth, b. Aktif: Gelombang Elektromagnetik 2.
Google Maps, ArcGIS Online, dan lain sebagainya. Atmosfer: Seluruh gas yang berada di
Dalam komponen penginderaan jauh perusahaan permukaan bumi berfungsi sebagai filter
Raffi termasuk kedalam…. energi yang masuk ke permukaan bumi
A. Sensor menghasilkan “Jendela Atmosfer”
B. Wahana 3. Objek: Seluruh fenomena geosfer yang
C. Objek berada di bumi
D. User 4. Interaksi Energi-Objek: Menghasilkan
E. Energi rona/ warna yang dihasilkan dari energi yang
diserap dan dipantulkan oleh objek
5. Sensor: Alat yang dipergunakan untuk
melakukan perekaman dengan cara
menangkap energi yang dipantulkan oleh
objek
a. Fotografik: Kamera
b. Elektromagnetik: Sensor
6. Wahana: Alat yang dipergunakan untuk
membawa sensor pada saat melakukan
perekaman
a. Terbang Rendah: Balon Udara, Drone,
Helikopter
b. Terbang Sedang: Pesawat Terbang
c. Terbang Tinggi: Satelit 7. Perolehan
Data:
a. Manual: Analisis
menggunakan
Stereoskop
b. Numerik/ Digital: Analisis
menggunakan Komputer 8.
User:
a. Individu
b. Lembaga

3 Unsur Interpretasi Peserta didik C5 3 Jawaban: C


Hasil Penginderaan mampu (mengevaluasi) Unsur-unsur interpretasi pada citra:
Jauh mengevaluasi • Rona dan warna: berkaitan dengan jumlah
kesalahan dari energi yang dipantulkan oleh objek
interpretasi objek • Bentuk: berhubungan dengan konfigurasi
objek yang tergambar pada citra
pada citra foto udara
• Ukuran: berkaitan dengan ukuran dari
suatu objek
• Tekstur: kasar/ halusnya suatu objek
tergambar pada citra dipengaruhi
keseragaman bentuk dan ukuran objek
Suatu hari Nadin mengira objek yang ditandai oleh • Pola: kecenderungan bentuk suatu objek
gambar merah tersebut adalah sawah tadah hujan. • Bayangan: dipengaruhi waktu perekaman
Namun setelah Nadin mendatangi langsung lokasi suatu objek/ sudut datang energi pada saat
tersebut ternyata objek yang ditandai tersebut perekaman
merupakan ladang. Hal yang menyebabkan munculnya • Situs: fenomena yang berada didalam suatu
kesalahan dalam mengenali objek tersebut karena objek
kurangnya ketelitian dalam unsur interpretasi…. • Asosiasi: fenomena yang terdapat di sekitar
A. Rona objek
B. Warna • Situs: fenomena penciri suatu objek
C. Tekstur
D. Situs
E. Asosiasi
4 Jenis Penginderaan Peserta didik C4 4 Jawaban: D
Jauh mampu (menganalisis) Citra Foto berdasarkan Spektrum
menganalisis Elektromagnetik dibedakan menjadi:
spektrum 1. Foto Pankromatik yaitu foto udara
elektromagnetik yang dihasilkan oleh seluruh spektrum
sinar tampak (merah, jingga, kuning,
yang dipergunakan
hijau, biru, nila, dan ungu) dengan
pada citra foto panjang gelombang 0,4 – 0,7
udara mikrometer
2. Foto Ortokromatik yaitu foto udara
yang dihasilkan oleh spektrum sinar
Berdasarkan spektrum yang dipergunakan, foto udara tampak dari saluran biru hingga
tersebut dihasilkan oleh spektrum…. a. Inframerah sebagian hijau dengan panjang
b. Sinar tampak (hijau-biru) gelombang 0,4 – 0,56 mikrometer
c. Ultraviolet 3. Foto Ultraviolet yaitu foto udara yang
d. Sinar tampak (me-ji-ku-hi-bi-ni-u) dihasilkan oleh spektrum ultraviolet
dengan panjang gelombang 0,29
e. Thermal
mikrometer
4. Foto Inframerah yaitu foto udara yang
dihasilkan oleh spektrum inframerah
dekat dengan panhang gelombang 0,9 –
1,2 mikrometer
5 Skala Foto Udara Peserta didik C3 5 Sebuah pesawat yang sedang melakukan perekaman Jawaban : D
mampu (menerapkan) terbang pada ketinggian 3.450 mdpl merekam sebuah Diketahui:
menghitung skala objek yang memiliki ketinggian 50 meter. Apabila H = 3.450 m
yang tergambar sensor yang dipergunakan pada perekaman tersebut H = 50 m f =
memiliki fokus sebesar 50 cm maka berapakah skala 50 cm
pada sebuah foto
foto udara yang dihasilkan…. Ditanyakan:
udara
a. 1:7.100 S = ….?
b. 1:7.000 Jawab:
c. 1:6.900
d. 1:6.800
e. 1:6.750
50 𝑐𝑚
𝑆=
3.400 𝑚
50 𝑐𝑚
𝑆=
340.000 𝑐𝑚
𝑆 = 1 ∶ 6.800
LAMPIRAN : LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN FORMATIF

Observasi Penilaian Formatif (Diskusi)

Kemampuan Kemampuan
Nama
Menerima Jumlah
No Peserta Pemahaman Mengemukakan Berkontribusi
Pendapat Skor
Didik Pendapat Teman
1
2
3
dst
Keterangan:

13 – 16 = Amat Baik

10 – 12 = Baik

5–9 = Cukup

0–4 = Kurang

Total Skor = (Jumlah Skor 4 Aspek)


Rubrik Pengamatan/ Observasi Penilaian Formatif (Diskusi)

Aspek yang Kriteria Penilaian


No
Diamati Amat Baik Baik Cukup Kurang
Pemahaman Materi Memahami Memahami Kurang Belum
materi dengan materi dengan memahami memahami
baik dan baik materi materi
mampu
1
mentransfer
kepada
orang
lain
Kemampuan Selalu dan Mengemukakan Kurang mampu Tidak mampu
Mengemukakan berani pendapat mengemukakan mengemukakan
2 Pendapat mengemukakan dengan baik pendapat pendapat
pendapat dengan baik dengan baik
dengan baik
3 Berkontribusi Selalu berperan Berperan serta Kurang Tidak pernah
serta dalam dalam kegiatan berperan serta berperan serta
kegiatan dan dalam kegiatan dalam kegiatan
dan pengambilan pengambilan pengambilan
pengambilan keputusan keputusan keputusan
keputusan
Kemampuan Mampu Mampu Kurang mampu Tidak bisa
Menerima menerima menerima menerima menerima
Pendapat Teman pendapat teman pendapat teman pendapat teman pendapat teman
4
dan dan
menghargainya memaksakan
kehendak

GLOSARIUM

Citra
Gambaran suatu objek yang tampak pada cermin melalui lensa kamera atau hasil penginderaan
jauh yang dicetak
Data
Sekumpulan informasi atau juga keterangan-keterangan dari suatu hal yang diperoleh melalui
pengamatan atau juga pencarian ke sumber-sumber tertentu

Foto Udara
Hasil pemotretan suatu daerah dari ketinggian tertentu dalam ruang lingkup atmosfer
menggunakan kamera

Interpretasi
Kegiatan menganalisa citra foto udara dengan maksud untuk mengidentifikasi dan menilai objek
pada citra

Penginderaan Jauh
Pengukuran atau perolehan informasi dari beberapa sifat objek atau fenomena dengan
menggunakan saat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung dari objek atau
fenomena yang dikaji

Peta
Gambaran permukaan bumi yang ditampilkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu

Proyeksi
Cara memindahkan permukaan bumi yang melengkung ke bidang datar

Skala
Perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya di lapangan

DAFTAR PUSTAKA

Lestari, Sekar Fitri. 2020. Dasar-dasar Pemetaan, Penginderaan Jauh, dan Sistem Informasi
Geografis (SIG) Geografi Kelas X. Jakarta: Direktorat SMA, Direktorat Jendral PAUD,
DIKDAS dan DIKMEN.
Shindu P, Yashinto. 2023. Geografi untuk SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Erlangga

Wardiyatmoko. 2014. Geografi Untuk SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai