Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Laporan Praktikum Sediaan Lipstik Kelomp

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI BAHAN ALAM


FORMULASI LIPBALM DARI SERBUK BUAH BIT (Beta Vulgaris L.)

Penyusun:
Kelompok 12

Anggota:
Alma Nur Annisa (E0019053)
Mutiatun Hasanah (E0019075)
Syifaul Husna (E0019090)
Vanadia Pratiwi (E0019094)

Dosen pengampu :
Apt.Agung Nur Cahyanta M.Farm
Apt.Oktariani Pramiastuti M.Sc

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI S1 FARMASI
UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI
2022
Formulasi lipbalm dari serbuk buah bit (Beta Vulgaris L.)

I. TUJUAN
Agar mahasiswa dapat membuat sediaan lipbalm dan melakukan uji evaluasi nya.

II. DASAR TEORI


2.1. Kosmetik
Kosmetik menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
445/MenKes/Permenkes/1998 adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk
digunakan pada bagian luar badan yaitu epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ
genital bagian luar, gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, Menambah daya
tarik, mengubah penampilan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik,
memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit.

2.2. Pewarna Bibir


Pewarna bibir merupakan sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai
bibir dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias
wajah. sediaan pewarna bibir terdapat dalam berbagai bentuk, seperti cairan,
krayon, dan krim. pewarna bibir modern yang disukai adalah jenis sediaan pewarna
bibir yang jika dilekatkan pada bibir akan memberikan selaput yang kering. dewasa
ini pewarna bibir yang banyak digunakan adalah pewarna bibir dalam bentuk
krayon. pewarna bibir krayon lebih dikenal dengan sebutan lipstik (Ditjen POM,
1985)

2.3. Lipstik
Lipstik atau pewarna bibir adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk
mewarnai bibir agar dapat menyempurnakan bentuk dan warna dekoratif pada bibir
untuk menunjang penampilan. Lipstik sangat mungkin untuk tertelan bersama ludah
atau makanan dan minuman yang dikonsumsi sehingga dapat berdampak buruk jika
terdapat bahan pewarna berbahaya dalam lipstik. Jika pewarna sintetik berbahaya
terus tertelan secara berulang pada pemakaian lipstik dapat mengakibatkan
keracunan, iritasi dan gangguan pada hati (Lestiana,2014)
2.4. Zat Warna
Zat warna menurut asalnya terdiri dari zat warna sintetis dan zat w arna alami
(Winarti, 2008). Pemanfaatan zat warna alami dalam formulasi lipstik merupakan
salah satu alternatif untuk masyarakat agar dapat menggunakan lipstik yang
mengandung bahan pewarna alami. Zat warna alami merupakan zat warna yang
diperoleh dari tumbuhan, hewan, atau sumber Mineral. Zat warna ini sejak dahulu
telah digunakan untuk pewarna makanan dan sampai sekarang penggunaanya
secara umum dianggap lebih aman dari pada zat warna sintetis (Adliani,2012).

2.5. Pemanfaatan Zat Warna


Pemanfaatan zat warna alami dalam formulasi lipstik adalah upaya untuk
menghindari penggunaan pewarna sintetik yang berbahaya. Zat warna alami
merupakan zat warna yang diperoleh dari tumbuhan, hewan, atau dari sumber
mineral. Zat warna ini sejak dahulu telah digunakan untuk pewarna makanan dan
sampai sekarang penggunaannya secara umum dianggap lebih aman daripada zat
warna sintetis. (Adliani,2012).

2.6. Komponen Lipstik


Komponen lipstik terdiri dari pigmen, minyak lilin, dan pelembut yang
memberikan warna, tekstur, dan pelindung terhadap bibir (Kruthika, et al., 2014).
Pigmen yang digunakan pada formulasi lipstik masih banyak yang berasal dari
bahan sintetik. Mempertimbangkan efek samping yang ditimbulkan pigmen sintesis
maka pada penelitian ini akan dikembangkan dengan menggunakan pigmen alami
yang relatif aman.

2.7. Lipbalm
Lipbalm adalah suatu formulasi yang Memilih basis yang sama dengan lipstik
atau salep yang memiliki basis (absorbsi, hidrokarbon, dan larut air), lipbalm
mengandung beeswax, lilin karnauba, lanolin dimana pembutanya dapat dilakukan
dengan metode peleburan pencampuran, dimana basis dileburkan kemudian
dicampurkan dengan bahan tambahan lainya Setelah itu bahan dibiarkan membeku
dan memadat (Aztriana, 2019: 56).
2.8. Pengaplikasian Lipbalm
Lipbalm diaplikasikan pada bibir untuk mencegah pengeringan dan melindungi
bibir dari faktor lingkungan yang merugikan. penggunaan lipbalm dapat dikatakan
sangat mudah, dimana lipbalm dioleskan pada bibir sebagai pelembab atau
perawatan bibir. produk lip balm ini berbentuk salep dan tidak meninggalkan warna
pada bibir saat digunkan. lipbalm memiliki karakteristik ketahanan terhadap variasi
suhu tubuh, tidak berbahaya, halus saat diaplikasikan dan mudah dihapus (Nurmi,
2019: 1).

2.9. Fungsi Lipbalm


Penggunaan lipbalm pada bibir memiliki fungsi untuk menjaga kelembapan
bibir serta membantu merawat bibir yang mengalami keruskan seperti bibir kering,
bibir pecah-pecah dan bibir berwarna gelap. Lipbalm atau salep bibir adalah lilin
substansi dioleskan pada bibir dari mulut. Tujuannya untuk melembabkan bibir agar
tidak mudah kering dan pecah-pecah. Biasanya lipbalm digunakan untuk bibir yang
membutuhkan proteksi, umpamanya pada keadaan kelembaban udara yang rendah
atau karena suhu yang terlalu dingin, untuk mencegah penguapan air dan sel-sel
epitel mukosa bibir lipbalm sering mengandung beeswax atau lilin karnauba, kapur
barus, setil alkohol, lanolin, parafin, petrolatum, dan bahan-bahan lainnya. Lip balm
merupakan sediaan kosmetik yang dibuat dengan basis yang sama dengan basis
lipstik, namun tanpa warna, sehingga terlihat transparan (Yusuf, N.A & Hardianti,
B, 2019: 116).
III. ALAT DAN BAHAN

3.1.Alat
- Mortir dan stamper
- Gelas ukur
- Beaker glass
- Cawan porselen
- Kompor listrik
- Batang pengaduk
- Sendok tanduk
- Cetakan
- Tempat lipstik

3.2.Bahan
- Serbuk buah bit
- Cera alba
- Gliserin
- Lanolin
- Nipagin
IV. FORMULASI

R/ Serbuk buah bit : 5,5 gram


Gliserin : 2,5 gram
Cera alba : 8 gram
Nipagin : 1,5 gram
Lanolin : 7,5 gram
V. PERHITUNGAN PENIMBANGAN

1. Serbuk buah bit


= 5,5 gram x 3 + 10%
= 18,15 gram
2. Gliserin
= 2,5 gram x 3 + 10%
= 8,25 gram
3. Cera alba
= 8 gram x 3 + 10%
= 26,4 gram
4. Nipagin
= 1,5 gram x 3 + 10%
= 4,95 gram
5. Lanolin
= 7,5 gram x 3 + 10%
= 24,75 gram
VI. MONOGRAFI

1. Serbuk buah bit


Berbentuk serbuk berwarna merah muda didapatkan dari pengeringan buah
bit dan dihaluskan.

2. Gliserin
Pemerian : Tidak berwarna, tidak berbau, viskos, cairan yang higroskopis,
memiliki rasa yang manis, kurang lebih 0,6 kali manisnya dari
sukrosa
Kelarutan : Praktis tidak larut dengan benzene, kloroform, dan minyak, larut
dengan etanol 95%, methanol dan air.
Penggunaan : Digunakan pada berbagai formulasi sediaan farmasetika, pada
formulasi farmasetika sediaan topikal dan kosmetik, gliserin
utamanya digunakan sebagai humektan dan pelembut. Rentang
gliserin yang digunakan sebagai humektan sebesar ≤30%.

3. Cera alba
Pemerian : Zat padat, lapisan tipis bening, putih kekuningan, bau khas lemah.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol, (95 %)
p dingin, larut dalam kloroform p: dalam eter p hangat minyak lemak
dan minyak atsiri.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Zat tambahan & bahan pengeras

4. Nipagin
Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih, tidak berbau
atau berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa terbakar
Kelarutan : Sukar larut dalam air dan benzen, mudah larut dalam etanol dan
dalam eter, larut dalam minyak, propilen glikol, dan dalam gliserol
Penggunaan : Sebagai pengawet
5. Lanolin
Pemerian : Massa seperti lemak, lengket, warna kuning, bau khas.
Kelarutan : Tidak larut dalam air, dapat bercampur dengan air lebih kurang 2
kali beratnya, agak sukar larut dalam etanol dingin, lebih larut dalam
etanol panas, mudah larut dalam eter, dan dalam kloroform.
Kegunaan : Selain digunakan dalam formulasi topical dan kosmetik, dapat
sebagai basis salep, juga sebagai emulsifying agent.
Penyimpanan : Lanolin dapat mengalami autooksidasi selama dalam penyimpanan.
VII. RANCANGAN KEMASAN

nipagin, lanolin
Komposisi : serbuk buah bit, gliserin, cera flava,
Exp Date :

Batch No :
Kegunaan :

Untuk mengatasi
bibir pecah- LipsBit
LipsBit

pecah dan
melembabkan
Lipblam Serbuk Buah Bit

bibir Lipblam
Serbuk Buah
Bit

Cara pakai :

Digunakan pada
bibir jika merasa
kering Netto 25 g
Alsyimuvan
Cosmetic
Reg
VIII. CARA KERJA

1.1 Cara pembuatan lipbalm

Formulasi
- Disiapkan alat dan bahan
- Ditimbang semua bahan
- Dipanaskan gliserin, cera alba, nipagin, lanolin hingga
meleleh
- Ditambahkan ektrak buah bit, aduk perlahan hingga
homogen
- Dituangkan kedalam cetakan lipstick pada keadaan cair

Hasil

1.2 Uji Evaluasi

a. Uji Organoleoptik

Lipbalm
- Diamati tekstur warna, bau dan bentuk
- Dicatat hasil

Hasil

b. Uji PH

Lipbalm
- Dicelupkan stik pH kedalam sediaan lipbalm pada saat
lipbalm masih dalam keadaan cair
- Di ukur dengan stik pH atau indicator universal

Hasil
c. Uji Titik Lebur

Lipbalm
- Dimasukkan lipbalm dalam waterbath dengan suhu 50 oC
lebih
- Diamati hingga lipbalm meleleh dan catat waktu lelehnya

Hasil
IX. HASIL

2.1 Cara pembuatan lipbam

NO Perlakuan Hasil
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang semua bahan
3. Dipanaskan gliserin, cera alba, Larutan berwarna kuning
nipagin, lanolin hingga meleleh
4. Ditambahkan ektrak buah bit, aduk Larutan berwarna merah
perlahan hingga homogeny muda

5. Dituangkan kedalam cetakan lipbalm Lipbalm memadat berbentuk


pada keadaan cair dan dimasukkan peluru berwarna krem
kedalam lemari es selama 15 menit kemerahan

2.2 Uji Evaluasi

NO Perlakuan Hasil
1. Uji Organoleoptik
- Diamati tekstur warna, bau dan Bentuk : padat
bentuk Bau : khas
- Dicatat hasil Warna : krem kemerahan
2. Uji pH
- Dicelupkan stik pH kedalam Ph tanpa pengenceran = 5
lipbalm pada saat lipbalm masih Ph setelah pengenceran = 5
dalam keadaan cair 5+5 = 10 : 2 = 5
- Di ukur dengan stik pH atau pH lipbalm = 5
indicator universal
Syarat pH = 4,0-6,5
3. Uji Titik Lebur
- Dimasukkan lipbalm dalam water
bath yang berisi air
- Dijalankan alat hingga suhu 50 oC
lebih Lipbalm lebur/ meleleh pada
- Dilihat hasil suhu 63,2 oC

Syarat : lebih dari 60 oC – 70


o
C
X. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini berjudul FORMULASI LIPBALM DARI SERBUK


BUAH BIT (Beta Vulgaris L.) dengan tujuan mahasiswa dapat membuat sediaan
lipbalm dari buah bit dan melakukan uji evaluasi nya. Kosmetik menurut Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 445/MenKes/Permenkes/1998 adalah
bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar badan yaitu
epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar, gigi dan rongga mulut
untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampilan, melindungi
supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan
untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.
Lipstik atau pewarna bibir adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk
mewarnai bibir agar dapat menyempurnakan bentuk dan warna dekoratif
padabibiruntuk menunjang penampilan. Lipstik sangat mungkin untuk tertelan bersama
ludah atau makanan dan minuman yang dikonsumsi sehingga dapat berdampak buruk
jika terdapat bahan pewarna berbahaya dalam lipstik. Jika pewarna sintetik berbahaya
terus tertelan secara berulang pada pemakaian lipstik dapat mengakibatkan keracunan,
iritasi dan gangguan pada hati (Lestiana,2014).
Lipbam adalah suatu zat dengan basis wax (lilin) yang diaplikasikan secara topical
pada bibir dengan tujuan untuk melembabkan (Rini, 2012). Lipbalm selain dapat
melembabkan bibir, juga memiliki kemampuan untuk membentuk lapisan occlusive
yang mengatur penguapan air pada kulit bibir. Pembuatan sediaan lipbalm serupa
dengan sediaan lipstik. Lipbalm merupakan sediaan kosmetik dengan basis yang sama
dengan sediaan basis lipstik, namun tanpa warna, sehingga terlihat transparan (Ratih,
Hartyana, & Puri, 2014).
Pada praktikum kali ini dilakukan dua percobaan yaitu pembuatan lipbalm dan uji
evaluasi. Percobaan yang pertama yaitu pembuatan lipbam dimana langkah yang di
lakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan setelah itu menimbang semua bahan sesuai
formulasi yang dibuat. Kemudian dipanaskan gliserin, cera alba, nipahin, linolin hingga
meleleh. di dapatkan hasil berwarna kuning jernih. Gliserin digunakan sebagai
humektan karena gliserin merupakan komponen higroskopis yang dapat mengikat air
dan mengurangi jumlah air yang meninggalkan kulit. Humektan dapat melembabkan
kulit pada kondisi kelembaban tinggi. (Mitsui, 1997). Kegunaan cera alba adalah untuk
mengatur titik lebur sediaan (Rowe dkk., 2009). Cera alba adalah bahan yang sering
digunakan untuk furniture polishes, kosmetik dan obat (Milton J, 2004), karena cera
alba mempunyai sifat sebagai pengikat minyak dan malam yang baik sehingga dapat
menghasilkan massa sediaan yang homogen. Selain itu cera alba juga dapat menjaga
konsistensi dan kestabilan warna (Mercado C. G, 1991). Nipagin berfungsi sebagai
pengawet yaitu untuk mencegah dan melindungi sediaan kosmetik dari
mikroorganisme yang dapat menyebabkan timbulnya bau yang tidak sedap, perubahan
warna, perubahan viskositas, penurunan daya kerja bahan aktif dan gangguan
kesehatan. (Tranggono dan Latifah, 2007). Lanolin sebagai plasticizer mampu
bercampur dengan lilin untuk meningkatkan tekstur lembut, pengaplikasian dalam
pengolesan dan stabil (Rini, 2012). Lanolin juga bersifat sebagai agen pengikat dari
bahan-bahan lain. Lanolin berfungsi sebagai pelembab, Lanolin membantu dapat
menjaga massa lipstik agar tetap pada bentuknya (Panda, 2000). Lanolin dan
turunannya telah digunakan sebagai emulfiiers dan sebagai emolient untuk melindungi
kulit dan membantu mengurangi kekeringan pada kulit.
Setelah itu dimasukkan ektrak buah bit kedalam sediaan dan di aduk hingga
homogen. Didapatkan hasil berwarna merah muda. Kemudian sediaan tersebut di
tuangkan kedalam cetakan lipstik pada keadaan cair dan dimasukan kedalam lemari es
selama 15 menit. Di dapatkan hasil sediaa padat berbentuk peluru berwarna krem
kemerahan. Buah bit digunakan sebagai zat aktif , dimana warna merah bit segar
disebabkan oleh pigmen betasianin suatu senyawa yang mengandung nitrogen dengan
sifat kimia sama dengan antosianin, 70-90% betasianin adalah betanin. Bit juga
mengandung betaxantin, suatu pigmen berwarna kuning. Betalain adalah zat warna
alami yang berwarna merah, mengandung 2 komponen yaitu : betasianin berwarna
merah dan beta-xanthin yang berwarna kuning. Zat warna betalain ini bersifat polar,
sehingga larut dalam pelarut polar. Pigmen betalain yang diproduksi dalam skala besar
hanya berasal dari Beta Vulgaris L. Betalain dari akar bit (Beta Vulgaris L) telah
diketahui memiliki efek antiradikal dan aktivitas antioksidan yang tinggi sehingga
mewakili kelas baru yaitu dietary cationized antioxidant. Betalain dapat digunakan
sebagai pewarna alami pada kosmetika ( Grace, 2016).
Percobaan yang kedua yaitu uji evaluasi. Uji evaluasi bertujuan untuk mengetahui
karakteristik sediaan yang dibuat, sehingga dapat dilihat kualitas sediaan sebelum
dipasarkan. Uji evaluasi meliput uji organoleptik, uji pH dan uji titik lebur. Uji yang
pertama yaitu uji organoleptik. Uji organoleptis sediaan lipstik bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya perubahan secara organoleptis selama penyimpanan dari hari
ke hari pada suhu kamar (29ºC). Didapatkan hasil sediaan padat berbentuk peluru
berwarna krem kemerahan dan bau khas bit.
Uji yang kedua yaitu uji pH. Pengujian pH pada sediaan kosmetik dimaksudkan
untuk menjaga kulit dari iritasi terhadap sediaan kosmetik. Nilai pH kulit pada manusia
yaitu berkisar 4,5 -6,5 (Tranggono & Latifah, 2007). Pada pemeriksaan pH sediaan
menunjukan sediaan memenuhi syarat sediaan kosmetik karena nilai pH sediaan 5.
Makin tinggi kadar ekstrak buah bit yang ditambahkan makin menunjukan nilai
keasaman yang meningkat.
Uji yang ketiga yaitu titik lebur/ leleh. uji titik leleh bertujuan untuk mengukur
suhu awal sediaan meleleh. Pada pengujian ini, suhu yang dicatat adalah suhu pada saat
sediaan mulai meleleh. Hasil pemeriksaan suhu lebur sediian menunjukan hasil yang
memenuhi syarat sediaan Lip balm yaitu berkisar 63,2°C. Suhu lebur sediaan lipbalm
menurut SNI berkisar sekitar 50 – 70°C (Ratih, Hartyana, & Puri dkk, 2014). Hal ini
menunjukan bahwa semakin tinggi konsentrasi buah bit pada sediaan lipbalm makin
tinggi suhu leburnya.
XI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Pemilihan basis lipbalm menentukan keseragaman, kualitas lipbalm pada saat
pembuatan dan penyimpanan,
2. Pada saat pengolesan pada kulit, lipbalm hanya memberikan kelembaban pada kulit
tapi tidak memberikan warna
3. Pewarnaan alami dari buah bit menghasilkan warna krem kemerahan pada lipbalm
4. Dari evaluasi organoleptis didapat sediaan akhir lipbalm memiliki permukaan yang
halus dan konsistensi yang keras/padat namun kurang memberikan warna, produk
lipbalm yang dihasilkan berwarna krem kemerahan, bau khas
5. Uji ph sediaan lipbalm yang telah dibuat dapat memenuhi persyaratan yaitu 4,5 - 6
6. Didapat hasil uji titik lebur yaitu 63,2 .dimana uji ini memenuhi persyaratan karena
syarat uji lebih dari 60 oC – 70 oC
DAFTAR PUSTAKA

Adliani, Nur.,Nazliniwaty., Danpurba,Djandakita. 2012. Formulasi Lipstik Menggunakan Zat


Warna Dari Ekstrak Bunga Kecombrang(Etlingeraelatior (Jack) R.M.Sm), Journal Of
Pharmaceutics And Pharmacology. 2 : 87-94.

Aztriana. 2019. Formulasi Dan Evaluasi Salep Ekstrak Daun Gulma Siam (Chromolaena
odorata L.) dengan Variasi Basis Salep. Jurnal Farmasi. Makassar : Fakultas Farmasi
Universitas Muslim Indonesia.
Ditjen POM. (1985). Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Hal. 83-86, 195-197.
Lestiana, Chyntia. 2014, Formulasi Lipstick ekstrak etanolik mahkota Bunga kembang Sepatu
(Hibiscus Rusasinensis L) Beserta uji iritasi Primernya. Journal Of Pharmaceutics
And Pharmacolog.Hal : 6
Mercado,C.G. 1991. Lipstick Formulation and Method. Red Bank; USA.

Milton, J. Vanity, Vitaly and Virility. 2004.The Science Behind the Products You Love to
BUK; Oxford University Press: UK.

Mitsui T., 1997, New Cosmetic Science. Elseveir Science, B.V. Amsterdam, Netherlands.
Nurmi. 2019. Formulasi Sediaan Lip Balm Dari Ekstrak Buah Bungan Rosella (Hibicus
Sabdariffa L) Sebagai Pelembab Bibir. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin. Makassar.

Rini, P. E. (2012). Prediksi Komposisi Glyceryl Monostearate Dan Polysorbate 80 Sebagai


Emulsifing Agent Dalam Sediaan Lip balm Dengan Aplikasi Desain Faktorial
Menggunakan Pewarna Dari Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus Polyhizus
Web.). Yogjakarta: Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

Rowe, R.C., Paul, J.S., dan Marian, E.Q. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients.
Edisi Keenam. London: Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association.
Hal.75, 442, 742.
V, Swetha Kruthika, S Sai Ram, Shaik Azhar Ahmed, Shaik Sadiq, Sraddha Deb Mallick, dan
T Ramya Sree. “Formulation and Evaluation of Natural Lipstick from Colour
Pigments of Beta Vulgaris Taproot.” RRJPPS, 2014: 65-71.
Yusuf, N.A & Hardianti, B, 2019. Formulasi dan Evaluasi Lip Balm Liofilisat Buah Tomat
(Solanum Lycopersicum L.) Sebagai Pelembab Bibir. Jurnal Ilmiah. Makassar.
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar.
LAMPIRAN

Menimbang ekstrak Pengadukan Menambahkan adeps


buah bit lanae

Menambahkan ekstrak Proses pemanasan bahan Penuangan kedalam


buah bit cetakan

Hasil pencetakan Uji pH Uji titik lebur

Anda mungkin juga menyukai