Resiko Pasar
Resiko Pasar
Resiko Pasar
A B
Return yang diharapkan 12% 10,5%
Standar deviasi 15% 18%
Nilai investasi Rp 20 miliar Rp 12 miliar
95% Value At Risk Rp 2,55 Miliar Rp 2,3 miliar
Korelasi A dengan B 0,55
= (20/32) x 12 + (12/32) x 14
= 11,44%
Deviasi standar portofolio untuk dua aset bisa dihitung berikut ini:
1/ 2
σ P= [ X 2A σ 2A + X 2B σ 2B + 2 X A X B Γ AB σ A σ B ]
σ P = ¿ ¿= 14,25%
VAR 95% = 11,44 – 1,65(14,25) = - 12,07%
Jumlah 1
Distribusi diatas belum sepenuhnya normal. Jika kita melakukan run lebih
banyak lagi (misal 1.000 kali), maka sesuai dengan Central Limit Theorem.
Distribusinya akan mendekati atau menjadi distribusi normal. Setelah kita
mengetahui distribusinya, kita bisa menghitung VAR dengan menggunakan
deviasi standar dan nilai rata – ratanya. Untuk distribusi di atas, nilai rata – rata
dan deviasi standarnya adalah :
Rata – rata tingkat keuntungan = 0,904%
Deviasi standar = 0,927%
STRESS-TESTING
VAR menjawab beberapa besar kerugian yang bisa dialami dan berapa
besar kemungkinan, tetapi VAR tidak bisa mendektesi peristiwa ekstrim karena
probabilitas sangat kecil.
Misalkan jika peristiwa ekstrim terjadi, bagaimana pengaruh dengan
organisasi atau portopolio? sebagai contoh Rusia default, bagaimana efeknya
terhadap portopolia? untuk melakukan stress-testing, manajer memilih parameter
kemudian melihat (mengukur dan mensimulasikan) bagaimana pengaruh
perubahan parameter tersebut. Parameter tersebut dapat bervariasi mulai dari
kenaikan tingkat bunga ( misal naik 30% dalam satu hari ), penurunan harga
saham yang ekstrim ( misal 20 dalam satu hari ), Negara tertentu default ( tidak
bisa membayar hutangnya ), kejadian alam tertentu ( misal tsunami )
· Secara spesifik, langkah – langkah stress-testing :
1. Mengidentifikasi dan memilih parameter yang diperkirakan akan berubah
2. Menentukan seberapa besar parameter tersebut akan dirubah ( Di-stress )
3. Melihat pengaruh stress-testing tersebut terhadap nilai portopolio
4. Melihat asumsi yang digunakan, merubah asumsi tersebut jika diperlukan ( misal
dalam situasi krisis, asumsi yang biasa berlaku barangkali tidak jalan lagi )
BACK TESTING
Back testing adalah istilah untuk proses pengecekan apakah model yang
digunakan sudah sesuai dengan realita yang ada. Sebagai contoh, jika menghitung
99% VAR-1 hari, dan memperoleh angka Rp 500 juta. Back testing akan melihat
seberapa sering kerugian yang dialami perusahaan dimasa lalu yang melebihi Rp
500 juta. Jika menemukan bahwa kerugian diatas Rp500 juta madalah sekitar 1%
atau kurang, maka dapat dikatakan bahwa model tersebut cukup bagud, sesuai
dengan kenyataan yang ada. Tetapi jika menemukan bahwa kerugian diatas
Rrp500 juta mencapai 10% dari total observasi, maka model VAR tersebut
diragukan, karena model tersebut tidak sesuai dengan realita yang ada dan perlu
diperbaiki
Kesimpulan :
Risiko pasar adalah risiko terjadinya penurunan harga pasar sehingga kita akan
mengalami kerugian. Pengukuran risiko pasar bisa dilakukan dengan deviasi
standar yang praktis dan merupakan cikal bakal teknik berikutnya yaitu VAR
(Value At Risk). VAR merupakan teknik pengukuran risiko pasar yang semakin
popular. Ada beberapa cara untuk menghitung VAR data historis, analitik, dan
simulasi. VAR mempunyai kelemahan karena tidak bisa melihat kondisi ekstrim.
Street-test bisa digunakan untuk melihat pengaruh situasi ekstrim terhadap
portofolio kita.