Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Jurnal Refleksi Mata Kuliah Inti - Dita Arista Yunis

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 35

MATA KULIAH

SEMINAR PENDIDIKAN PROFESI GURU


PPG PRAJABATAN ANGKATAN I

DOSEN PENGAMPU
Prof. Dr. Yus Mochamad Cholily, M.Si

Disusun Oleh :
Dita Arista Yunis
202210631013031
PGSD 9

PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN I


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023
SEMINAR PPG
JURNAL REFLEKSI FILOSOFI PENDIDIKAN DI INDONESIA

Nama
Matakuliah FILOSOFI PENDIDIKAN DI INDONESIA

Review Pengalaman belajar mata kuliah Filosofi Pendidikan di Indonesia ini


pengalaman sangat berkesan karena disini saya belajar tentang perjalanan pendidikan
belajar. nasional, yang sebagaimana telah disampaikan filosofi Pendidikan
menurut Ki Hajar Dewantara sampai bagaimana Pendidikan yang
memerdekakan peserta didik.
Mata kuliah ini menguatkan visi diri mahapeserta didik tentang
“Pendidikan itu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
setinggi-tingginya sebagai manusia dan anggota masyarakat”.
Dalam proses menuntun, mahapeserta didik perlu memahami tentang
manusia Indonesia melalui pemahaman dan pemaknaan yang mendalam
tentang Pancasila sebagai identitas dan entitas manusia Indonesia.
Topik 1 : Perjalanan Pendidikan Indonesia
Topik 2 : Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
Topik 3 : Identitas Manusia Indonesia
Topik 4 : Pancasila Sebagai Fondasi Pendidikan Indonesia
Topik 5 : Telaah Praktik Baik Pendidikan yang Memerdekakan

1. TOPIK 1 PERJALANAN PENDIDIKAN NASIONAL


Perjalanan Pendidikan di Indonesia ini sangat Panjang. Pendidikan di
Indonesia sudah ada sejak jaman penjahahan kolonial Belanda, yang
dimana Pendidikan di Indonesia dilakukan oleh orangorang belanda.
Dijaman Belanda ini sebenarnya para siswa hanya dimanfaatkan oleh para
penjajah , seperti diajarkan membaca dan menghitung untuk dijadikan
pegawai orang-orang belanda, lalu ada sekolah dokter yang para siswanya
hanya dimanfaatkan untuk mengobati daerah Indonesia yang terkena
wabah penyakit.Selain itu sebenarnya Pendidikan Indonesia mencoba
bangkit dengan adanya Sekolah Taman Siswa di Yogyakarta. Dari situ
terlihat perjaanan pendidika di Indonesia sangat Panjang yang dimulai
dari jaman penjajahan sampai di era sekarang ini. Di zaman sekarang
Pendidikan Indonesia juga mngalami pembaruan-pembaruan yang terus
mengikutu perkembangan jaman. Contohnya saja soal kurikulum, dimana
kurikulum juga mengalami perubahan perubahan untuk
menyempurnakan kekurangan yang ada di kurikulum sebelumnya.
Pada zaman kolonial belanda di Indonesia pada tahun 1854 beberapa
bupati meniniasi pendidikan pendirian sekolah kabupaten yang hanya
memiliki calon pegawai. Setelah itu pada tahun 1854 di Indonesia terdapat
sekolah bumiputera. Sekoah bumiputera hanya memiliki tiga kelas dan
mengajarkan menulis serta berhitung. Penndidikan colonial hanya untuk
kepentingan colonial saja. Isinya tidak disesuaikan dengan jiwa raga
bangsa. Ki Hadjar Dewantara mengangap bahwa pendidikan colonial
tidak dapat mengadaakan peri kehidupan bersama, sehingga selalu kita
bergantung pada kaum penjajah.
Pendidikaan colonial itu tidak dapat menjadikan kita manusia merdeka.
Keadaan ini tidak akan lenyap jika hanya di lawan dengan pergerakan
politik saja. Tetapi juga harus di imbangi juga dengan gerakan pendidikan
yang akan menyebarkan benih hidup merdeka di kalangan rakyat dengan
jalan pengajaran dan pendidikan nasional. Pada tahun1920 cita cita baru
lahir untuk perubahan radikal dalam pendidikan dan pengajaran.
Kemudian pada tahun1922 lahirlah taman siswa kemerdekaan dan
kebebasan kebudayaan bangasa yang dicetuskan oleh Ki Hadjar
Dewantara.
Isi Rencana Pembelajaran Taman Siswa menunjukan sifat kultur nasional.
Tiap-tiap mata pelajaran di berikan sebagai bagian dari peradaban bangsa
dan di sesuaikan dengan perkembangan jaman. Pendidikan yang
mendasarkan kebudayaan nasional dapat menghindarkan dari kebodohan.
Dalam kapasitasnya sebagai seorang pemikir dan praktisi pendidikan, Ki
Hadjar Dewantara disebut sebagai pejuang kemanusiaan di Indonesia. Ia
berupaya membangun dan menyelenggarakan pendidikan untuk manusia
di Indonesia dengan konsep, landasan, semboyan dan metode yang
menampilkan kekhasan kultural Indonesia. pada masa Ki Hadjar
Dewantara menjabat sebagai Mentri Pendidikan dan Kebudayaan
Nasional, pendidikan di sekolah bukan hanya menjadikan manusia yang
mampu menguasai sesuatu, tetapi manusia susila yang cakap;
menghasilkan warga negara Indonesia yang demokratis dan
bertanggungjawab kepada kesejahteraan masyarakat dan tanah air.
Kondisi pendidikan yang ada di Indonesia setelah merdeka mengarah
pada perubahan proses pembelajaran dan landasan pendidikan. Sehingga
pendidikan di era ini, bangsa Indonesia menghilangkan paham-paham
pendidikan dari Belanda,sehingga siswa Indonesia memiliki ciri tersendiri
dalam dunia pendidikan. Pembelajaran dilaksanakan dengan
menambahkan berbagai budaya bangsa Indonesia yang dapat diwariskan
kegenarasi selanjutnya.
Kemudian, Pendidikan di Indonesia pada abad ke-21 menjadikan abad
globalisasi. Pada saat ini, pembelajaran tidak terfokus pada kebudayaan
lagi. Akan tetapi, berfokus pada sikap berpikir kritis dan pemecahan
masalah, kecakapan komunikasi, kreativitas dan inovasi, serta kolaborasi
atau Kerjasama. Pada zaman ini teknologi merupakan sarana utama dalam
dunia pendidikan. Sebagai seorang guru, kita perlu meningkatkan
pemahaman kemampuan adaptasi teknologi serta dapat memanfaatkan
teknologi untuk mengembangkan pembelajaran.
2. TOPIK 2 DASAR-DASAR PENDIDIKAN KI HAJAR
DEWANTARA
1. Tujuan Pendidikan Nasional
KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun
segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh
sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau
hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat
memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya
kekuatan kodrat anak.
2. Kodrat Alam dan Kodrat Zaman
KHD menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan
dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan
dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada,
sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”.
3. Budi Pekerti
Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan
perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau
kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat
diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa
(afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor).
4. Sistem Among
Sistem among sebagai suatu metode pendidikan yang menekankan pada
proses pembelajaran yang dikenal ing ngarsosung tulodho maknanya guru
memberi teladan dan contoh terhadap murid, ing madyo mangun karso
maknanya guru diharapkan membangun semangat peserta didik untuk
terus maju belajar serta guru dituntut untuk menjadi sumber yang baik, tut
wuri handayani maknanya guru tidak sekedar memberi motivasi tetapi
memberi saran dan rekomendasi

3. TOPIK 3 IDENTITAS MANUSIA INDONESIA


Kemanusiaan Indonesia dimaksudkan untuk menyampaikan pengertian
luas dan mendalam tentang pengalaman manusia Indonesia yang
terbentuk secara relasional-dialogal-historis sejak sebelum adanya Negara
Republik Indonesia sampai dengan kini dan masa depan. Kemanusiaan
Indonesia mencakup nilai, jiwa, hasrat, martabat, sosialitas, relasionalitas,
genuitas, dialogalitas, dan berbagai tradisi manusia-manusia Indonesia
dari waktu ke waktu, dari generasi ke generasi. Setidaknya ada tiga hal
hakiki yang layak ditegaskan sebagai nilai kemanusiaan khas Indonesia,
yakni nilai kebhinekatunggalikaan, nilai-nilai Pancasila dan religiusitas.
Bagi orang-orang Indonesia, keragaman atau kebhinekaan
merupakan salah satu struktur hakiki atau karakter keindonesiaannya yang
amat khas. Keragamaan (kebhinekaan) itu merupakan pengalaman yang
secara hakiki membentuk identitas keindonesiaan sejak Indonesia belum
diakui sebagai sebuah Negara. Dalam perjalanan waktu, keragaman yang
diterima sebagai warisan itu dihidupi dalam relasi yang dinamis sehingga
membutuhkan pemaknaan baru Artinya, makna keragaman yang menjadi
karakter keindonesiaan bersifat transendental dan terbuka untuk digali
maknanya melalui proses eksplorasi pengalaman lokalitas manusia
Indonesia.
Dalam konteks masyarakat Indonesia yang multi budaya, bahasa,
agama, keyakinan, etnis, suku, dan kearifan lokal, pendidikan mempunyai
peran penting dalam melestarikan keragaman, menjaga kesatuan,
memelihara keharmonisan, dan mengembangkan kualitas keindonesiaan.
Pendidikan berperan penting untuk membangun paradigma berpikir,
bersikap, dan berperilaku sebagai bangsa Indonesia. Dalam konteks
keragaman Indonesia, pendidikan yang bercorak seragam bertentangan
dengan konteks. Akan tetapi, Indonesia juga membutuhkan suatu pola
umum yang bisa menyatukan. Dengan demikian, paradigma pendidikan
itu sendiri yang mestinya menyatukan semuanya. Sebagai contoh,
paradigma pluralisme, dirasa kurang cocok untuk Indonesia yang sangat
kaya dan dinamis dalam relasi keragaman.
Pluralisme memberikan peluang untuk mengakui perbedaan atas
keragaman namun kurang memberi ruang pada relasi-dialogal atas realitas
keragaman tersebut. Pluralisme lebih menekankan kesatuan pasif dalam
keragaman dan cenderung membuka peluang untuk masing-masing
komponen untuk sekedar tidak saling mengganggu. Akibatnya, kebenaran
dilihat sebagai sesuatu yang relatif dan atau kelompok besar mendominasi
yang kecil sehingga sulit menemukan titik temu yang mendinamisir
transformasi hidup bersama. Paradigma inilah menjadi dasar pendidikan
agama di sekolah-sekolah sampai saat ini.

4. TOPIK 4 PANCASILA SEBAGAI FONDASI PENDIDIKAN


INDONESIA
Pancasila menjadi entitas dan identitas bangsa Indonesia dalam
kebhinekaan dalam setiap latar belakang kehidupan sosial-budaya,
ekonomi dan agama. Profil Pelajar Pancasila yaitu Beriman, Bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia; Berkebinekaan
Global; Gotong Royong; Kreatif; Bernalar Kritis dan Mandiri menjadi
profil lulusan pelajar dalam pendidikan Indonesia.
Pancasila menjadi entitas dan identitas bangsa Indonesia dalam
kebhinekaan dalam setiap latar belakang kehidupan sosial-budaya,
ekonomi dan agama. Profil Pelajar Pancasila yaitu Beriman, Bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia; Berkebinekaan
Global; Gotong Royong; Kreatif; Bernalar Kritis dan Mandiri menjadi
profil lulusan pelajar dalam pendidikan Indonesia. Pada topik ini,
Mahasiswa secara mendalam merefleksikan hadirnya Pancasila sebagai
fondasi pendidikan Indonesia. Pancasila sebagai identitas bangsa berarti
nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pancasila menjadi ciri dan
kepribadian bangsa yang telah melekat dari waktu ke waktu. Sedangkan
entitas merupakan sesuatu yang memiliki keberadaan yang unik dan
berbeda. Tidak hanyadilihat dari segi fisik, namun segi abstaksi yang
berkaitan dengankeunikan tersebut. Pancasila sebagai entitas bangsa
berarti keberadaan pancasila sebagai pembeda bangsa Indonesia dengan
bangsa lain. Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia dapat
diketahui bahwa dalam pancasila memuat nilai-nilai humanism-religius
yang didapatkan dari pengalaman dan tradisi hidup masyarakat Indonesia.
Selain itu, pancasila merupakan filsafat hidup berbangsa dimana
dalampancasila terdapat tujuan berbangsa dan bernegara.

5. TOPIK 5 TELAAH PRAKTIK BAIK PENDIDIKAN YANG


MEMERDEKAKAN
Pendidikan yang memerdekakan adalah pendidikan yang menitikberatkan
perubahan secara menyeluruh/lahir dan batin berdasarkan kodrat alami
setiap individu. Kemerdakaan yang dimaksud dalam pendidikan itu
bersifat tiga hal, berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain dan dapat
mengatur dirinya sendiri.
Pendidikan yang memerdekakan lahir dan batin. Merdeka lahir dan batin
berarti mandiri, tidak bergantung pada orang lain, sadar tentang hak dan
kewajibannya sebagai masyarakat.Ccontohnya adalah siswa bebas
menyampaikan pendapatnya sesuai kemampuan kognitif dan berdasarkan
pengalamannya sehari-hari. Contoh lainnya adalah siswa dalam kelompok
bebas memilih media ajar yang disukainya danbebas memilih bentuk tugas
sesuai kemampuannya. Guru memberikanbanyak pilihan media agar bisa
mengetahui kemampuan mana yang maksimal dari siswa tersebut
Pada dasarnya, pendidikan yang sesuai dengan filosofi KHD merupakan
pendidikan yang menerapkan sistem among dan memerdekakan.
Pendidikan yang mengantarkan peserta didik menuju kebahagian, bukan
menekankan danmembentuk peserta didik sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh pendidik. Karena peserta didik pada dasarnya sudah
memiliki benih-benih yang harus disemai dan ditumbuhkan. Selain itu,
pendidikan hendaknya diintegrasikan dengan kebudayaan yang dapat
mewujudkan lembaga pendidikan yang mutikultural dan menghapuskan
budaya barat. Pendidikan berperan penting dalam menjaga keutuhan,
kelestarian kebudayaan yang beraneka ragam, dan keharmonisan
kehidupan bermasyarakat. Keberagaman yang ada di Indonesia
mendorong untuk memberikan penanaman nilai-nilai pancasila melalui
pendidikan.

Refleksi TOPIK 5 : TELAAH PRAKTIK BAIK PENDIDIKAN YANG


pengalaman MEMERDEKAKAN
belajar yang Pendidikan yang memerdekakan adalah pendidikan yang
dipilih menitikberatkan perubahan secara menyeluruh/lahir dan batin
berdasarkan kodrat alami setiap individu. Kemerdakaan yang dimaksud
dalam pendidikan itu bersifat tiga hal, berdiri sendiri, tidak bergantung
pada orang lain dan dapat mengatur dirinya sendiri.saya belajar tentang
Bagaimana mewujudkan pendidikan yang berpihak dan memerdekakan
peserta didik dalam implementasi kurikulum merdeka. Dalam
pemaparan materi tersebut di kemukakan bahwa kita sebagai guru harus
memiliki kemampuan membuka dan menutup pembelajaran dengan
baik. Hal tersebut terlihat sederhana namun memiliki dampak yang besar
bagi hasil belajar siswa. Keterampilan membuka dan menutup
pembelajaran misalnya siswa dilatih untuk saling menghargai satu sama
lainnya. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan meminta ketua
kelas untuk menyiapkan dan memimpin doa. Dengan begitu ada
kesempatan siswa untuk menjadi seorang pemimpin dan terjadi saling
menghargai antara siswa dan guru. Tujuan keterampilan guru dalam
membuka dan menutup pembelajaran yaitu siswa lebih paham akan
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, meningkatkan minat siswa
dalam belajar, membantu siswa untuk mengetahui pembelajaran yang
urut sehingga materi mudah dipahami.
Sedangkan pada topik 5 “Pendidikan yang berpihak pada peserta
didik dan memerdekakan". Pendidikan yang memerdekakan
menganggap peserta didik sebagai individu aktif sehinggaperan guru
membimbing dan menuntun peserta didik untuk mengembangkan
potensi-potensi positifnya. Siswa diberi kebebasan untuk bereksplorasi
tanpa tekanan, tetapi guru tetap membimbing siswa melalui
pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan materi yang sedang
dibahas. Guru diharapkan menjadi contoh bagaimana ia terus
mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebutpada dirinya,
kemudian meneruskannya dalam membantu siswa untuk menguasainya.

Analisis https://drive.google.com/drive/folders/1u9e76luQCpkaJjdCVkwTHth2qlhaGH5
artefak l?usp=sharing
pembelajaran

Pembelajaran Berikut beberapa pebelajaran bermakna yang saya dapatkan setelah


bermakna mempelajari mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia :
(good
Pengajaran merupakan proses penyampaian pengetahuan kepada peserta
practices)
didik dengan menekankan pada satu aspek saja, yaitu aspek kognitif,
afektif, maupun psikomotorik. Sementara itu, pendidikan menurut
pemikiran Ki Hadjar Dewantara adalah proses memanusiakan manusia
(humanistik) terutama dalam aktivitas belajar atau memerdekakan
peserta didik dalam proses pengajaran. Salah satu upaya dalam
memerdekakan peserta didik dalam belajar adalah membentuk suatu
lingkungan belajar yang mampu membuat mereka tumbuh menjadi
seorang pelajar sepanjang hayat.
Manusia Indonesia memiliki ciri khas tersendiri yang
membedakannya dengan bangsa lain. Ciri khas yang paling menonjol
adalah budaya gotong royong yang masih melekat di berbagai daerah
serta sikap ramah dan murah senyumnya terhadap orang lain baik yang
belum dikenal ataupun sudah dikenalnya. Jika dikaji lebih mendalam,
nilai kemanusiaan khas Indonesia meliputi tiga hal hakiki yaitu nilai
kebhinekatunggalikaan, nilai-nilai Pancasila, dan religiusitas.
Dalam konteks masyarakat Indonesia yang multi budaya, bahasa,
agama, keyakinan, etnis, suku, dan kearifan lokal, pendidikan
mempunyai peran penting dalam melestarikan keragaman, menjaga
kesatuan, memelihara keharmonisan, dan mengembangkan kualitas
keindonesiaan. Pendidikan harus mampu mengintegrasikan pendidikan
kebudayaan dalam setiap aktivitas pembelajaran. Pemikiran tersebut
sesuai dengan penjelasan Ki Hadjar Dewantara mengenai bagaimana
seharusnya pendidikan diterapkan.

Pengimplementasian nilai-nilai Pancasila tersebut dalam ranah


Pendidikan bisa dilakukan melalui penguatan profil pelajar Pancasila. Di
mana konsep penguatan profil pelajar Pancasila merujuk pada
pembentukan karakter dan kompetensi yang diharapkan mampu dicapai
oleh peserta didik dengan didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila.
Perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang
memiliki kompetensi tersebut ditandai oleh adanya enam ciri utama
beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia,
berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan
kreatif.
Pendidikan yang memerdekakan merujuk pada merdeka secara
lahir dan batin yang berarti mandiri, bisa berdiri sendiri, tidak tergantung
pada orang lain, serta sadar tentang hak dan kewajibannya sebagai
anggota masyarakat. Salah satu bagian hal terpenting dalam pendidikan
adalah berkontribusi dalam masyarakat dan menghadirkan perubahan.
Pendidikan yang memerdekakan peserta didik bertujuan membuat
mereka belajar tanpa adanya paksaan sesuai cita-cita dan harapannya
serta membuat mereka cara belajarnya nyaman dan sesuai dengan
karakter mereka.
Mata kuliah Filosofi Pendidikan di Indonesia mengajarkan tentang
Pendidikan menurut pandangan Ki Hajar Dewantara dan bagaimana kita
sebagai pendidik menerapkan pembelajaran yang memerdekakan atau
berpihak pada peserta didik. Hal ini nantinya dapat kita terapkan saat
PPL atau saat kita sudah menjadi seorang pendidik,dimana pentingnya
Pendidikan yang dapat membuat bahagia para peserta didik.
SEMINAR PPG
JURNAL REFLEKSI
PEMAHAMAN TENTANG PESERTA DIDIKDAN PEMBELAJARANNYA
Nama Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya
Matakuliah
Review Pengalaman belajar mata kuliah Pemahaman tentang Peserta Didik
pengalaman dan Pembelajarannya ini sangat berkesan karena disini saya belajar
belajar.
tentangbagaimana kita sebagai guru harus dapat lebih mengenal karakter
peserta didik yang akan kita ajar,mengetahui motivasi anak dalam
belajar,teori-teori perkembangan peserta didik,profiling peserta didik
dan bagaimana penyusunan RPP yang baik untuk mendukung kegiatan
pembelajaran agar berhasil
kedepannya.
Refleksi
pengalaman 1. TOPIK 1 TEORI BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR
belajar yang ANAK
dipilih
Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar memiliki arti sebagai
upaya memperoleh kepandaian atau ilmu. Definisi ini memiliki
pengertian bahwa belajar adalah sebuah usaha manusia untuk
memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang
belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan belajar manusia
menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan
memiliki tentang sesuatu. Belajar mengajar merupakan proses yang
penting dalam pendidikan. Banyak pakar yang mengemukakan teori-
teori belajar dapat dilihat dari 3 sudut pandang yakni:
1) Behaviorism (behaviorisme); 2) Social - Cognitivism (Sosial
Kognitif); dan 3) Constructivism (Konstruktivisme). Selain itu materi
ini membahas juga tentang motivasi belajar dan paradigma personel
peserta didik.
2. TOPIK 2 TEORI PERKEMBANGAN
(KOGNITIF,PSIKOSOSIAL,EMOSIONAL,SOSIAL-
KONTEKS)
a. Perkembangan Kognitif
Piaget (1954) mengusulkan bahwa terdapat empat tahapan
perkembangan kognitif: sensori motorik, pra operasional,
operasional konkret, dan formal operasional.
b. Perkembangan Psikososial

Selain perkembangan kognitif yang telah dijelaskan oleh Piaget,


fungsi kognitif manusia juga dapat dilihat dari bagaimana
perkembangan bahasa pada individu tersebut. Bahasa dianggap
penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap individu
membutuhkan bahasa untuk dapat berbicara dengan orang lain,
mendengarkan orang lain, membaca dan menulis. Bahasa
merupakan bentuk komunikasi baik lisan, tertulis atau yang
ditandai oleh sistem simbol. Bahasaterdiri atas kata-kata yang
digunakan oleh kelompok tertentu (kosa kata) dan aturan untuk
menggabungkan kosa kata dengan kosa kata lain sehingga
memiliki makna (tata bahasa dan sintaksis). Bahasa
melibatkan lima sistem aturan: fonologi, morfologi, sintaksis,
semantik, dan pragmatik.
c. Perkembangan Emosional
Ketika membahas perkembangan sosio emosional, kita akan
fokus pada dua teori utama: teori ekologi Bronfenbrenner dan
teori perkembangan rentang hidup Erik Erikson.Teori Ekologi
Bronfenbrenner.Teori ekologi yang dikembangkan oleh Urie
Bronfenbrenner berfokus pada konteks sosial yang
mempengaruhikehidupan individu sehingga turut mempengaruhi
perkembangan mereka. Sedangkan Sedangkan Teori Erik
Erikson menyajikan pandangan perkembangan kehidupan
masyarakat secara bertahap (rentang hidup). Terdapat delapan
tahap perkembangan yang terungkap ketika manusia melalui
rentang kehidupannya.
d. Pekembangan social-konteks
Pada teori Bronfenbrenner, konteks sosial merupakan pengaruh
penting pada kehidupan dan perkembangan anak-anak. Pada
pembahasan ini kita akan mengeksplorasi tiga konteks anak-
anak menghabiskan banyak waktu mereka: keluarga, teman
sebaya, dan sekolah.
3. TOPIK 3 PROFILING PESERTA DIDIK
Profilling Siswa Mengenali karakteristik dan potensi peserta didik
merupakan komponen pertama dalam kompetensi pedagogi, tetapi
seringkali terlupakan oleh seorang pendidik. langkah awal sebelum
pembelajaran dimulai sebaiknya pendidik meminta profil siswa
sebagai cara mengenal siswa. Dengan mengetahui profil siswa maka
guru akan mengetahui latar belakang siswa dari berbagi aspek. Untuk
itu profil siswa dibuat selengkap mungkin. Setelah siswa
mengumpulkan profil dan dibaca oleh guru maka rekam siswa akan
masuk ke daya ingat guru. Dengan cara ini akan lebih membantu
guru untuk mengenal siswa. Kita sebagai guru akan mengetahui
detail diri siswa dan akan lebih mudah mengenalnya. Dengan
mengetahui profil siswa akan membantu meningkatnya kompetensi
pedagogik. Guru dapat menggunakan model pembelajaran yang
sesuai setelah menganalisis profil siswa. Guru dapat membantu siswa
dalam permasalahan pembelajaran. Guru menjadi akrab pada siswa
karena guru mengenalnya.
4. TOPIK 4 KERANGKA STRATEGI
Sampai saat ini, pendidikan di Indonesia dikelompokkan berdasarkan
usia peserta didik. Padahal, jika kita ketahui lebih lagi pertambahan
usia taksejajar dengan perkembangan belajar. Setiap perkembangan
peserta didik memiliki pendekatan yang berbeda. Teaching at the
right level adalah proses intervensi yang harus dilakukan guru
dengan memberikan masukan
pembelajaran yang relevan dan spesifik untuk menjembatani
perbedaan yang ditemukan. Peserta didik tidak terikat pada tingkatan
kelas, namun di sesuaikan berdasarkan kemampuan peserta didik
yang sama. Setiap fase, ataupun tingkatan tersebut mempunyai
capaian pembelajaran yang harus dicapai. Proses pembelajaran
peserta didik akan disusun mengacu pada capaian pembelajaran
tersebut, namun disesuaikan dengan karakteristik, potensi, kebutuhan
peserta didiknya
Teaching at the Right Level (TaRL) yang memungkinkan anak-anak
memperoleh keterampilan dasar, seperti membaca dan berhitung
dengan cepat. Tanpa memandang usia atau kelas, pengajaran dimulai
pada tingkat anak. Inilah yang dimaksud dengan "Mengajar pada
Tingkat yang Benar". Fokusnya adalah membantu anak-anak dengan
dasar membaca, memahami, mengekspresikan diri, serta
keterampilan berhitung sesuai dengan tingkatkemampuannya.
5. TOPIK 5 PENGUKURAN PEMAHAMAN
PEMBELAJARANPESERTA DIDIK (ASSESMEN)
Assessment atau yang disebut juga dengan penilaian adalah suatu
penerapan atau penggunaan dalam berbagai cara dan alat guna
mendapatkan serangkaian informasi mengenai hasil dari
pembelajaran serta pencapaian kompetensi dari peserta didik. Pada
dasarnya, assessment merupakan suatu istilah lain dalam penilaian.
Istilah Assessment sangat berkaitan erat dengan istilah evaluasi yang
merupakan metode dalam mendapatkan hasil belajar dari siswa.
Sehingga proses assessment ini dilaksanakan denga tujuan agar dapat
mengetahui sejauh mana presatasi belajar dari para peserta didik. Tak
hanya itu definisi lain dari assesment merupakan suatu proses dalam
memperoleh data atau informasi dari proses pembelajaran serta
memberikan umpan baik terhadap guru maupun kepada peserta didik.
6. TOPIK 6 LESSON PLANING (RPP)-
PENYUSUNAN,EVALUASI,REFLEKSI
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/ LESSON PLAN adalah
rencana tertulis yang dibuat pendidik sebelum melakukan kegiatan
pembelajaranyang menggambarkan aktivitas pembelajaran dan hasil
yang harus dicapai setelah rencana tersebut dicapai. RPP disusun
harus berpedoman pada silabus yang telah dikembangkan
sebelumnya. RPP mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu,
dan sumber belajar.
Analisis
artefak
pembelajaran

https://drive.google.com/drive/folders/1INPh7RKnD9MuCQno1j8tB55H
4rcpXyuV?usp=share_link

Pembelajaran Dalam Mata kuliah Pemahaman peserta didik ini memberikan


bermakna pembelajaran bermakna dimana dalam pembeljaran ini kita di bekali
(good materi tentang tahapan- tahapan berkembangan dari peserta didik kita.
practices) Dengan mengetahui perkembangansiswa sesuai umur mereka, membuat
kita memahami tentang bagaimana cara menyesuaikan pembelajaran
yang sesuai dengan umur mereka. Sehingga kita dengan mudah
menyampaikan materi atau pengetahuan kepada anak didik sesuai
dengan tahapan berfikir ana- anak.
SEMINAR PPG
JURNAL REFLEKSI
PRINSIP PENGAJARAN DAN ASESMEN YANG EFEKTIF I DI SD

Nama
Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang efektif I di SD
Matakuliah
Review Pengalaman belajar pada mata kuliah pemahaman tentang peserta didik pada semester
pengalama
1 yang dipelajari dimulai pada
n belajar.
Topik 1 : Telaah perencanaan pembelajaran dan perencananaan asesmen untuk
pendidikan di SD
Topik 2 : Implementasi prinsip dan strategi pembelajaran paradigma baru dalam
perencanaan pembelajaran dan asesmen untuk SD
Topik 3 : Analisis capaian pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik (anak
usia sekolah dasar)
Topik 4 : Lingkungan kelas yang aman, nyaman, dan berpihak pada ekosistem
pembelajaran SD
Topik 5 : Implementasi prinsip dan strategi pembelajaran paradigma baru dalam
pelaksanaan pembelajaan dan asesmen yang efektif di SD
Topik 6 : Laporan praktik pembelajaran dan asesmen yang efektif dalam konteks
pendidikan di SD
Topik 7 : Refleksi praktik pembelajaran dan asesmen dalam konteks pendidikan di SD
Pengalaman belajaran yang dipilih pada mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen
yang Efektif I di SD yaitu pada topik 4 : Lingkungan kelas yang aman, nyaman, dan
berpihak pada ekosistem pembelajaran SD yang memiliki keterkaitan dengan topik
sebelumnya yaitu pembelajaran berdiferensiasi, dimana guru memfasilitasi peserta
didik sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap peserta didik mempunyai karakteristik
yang berbeda-beda, sehingga tidak dapat diberi perlakuan yang sama. Dalam
menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru perlu memikirkan tindakan yang masuk
akal yang nantinya akan diambil, karena pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti
pembelajaran dengan memberikan perlakuan atau tindakan yang berbeda untuk setiap
peserta didik, maupun pembelajaran yang membedakan antara peserta didik yang pintar
dengan yan kurang pintar. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu menciptakan
lingkungan yang aman, nyaman, dan berpihak pada ekosistem pembelajaran agar
peserta didik berhasil dalam belajar dengan segala keberagamannya
Refleksi 1. Topik tersebut penting untuk dipelajari karena mengingat untuk menciptakan
pengalama
pembelajaran yang kondusif diperlukan suasana yang aman, nyaman, dan berpihak
n belajar
yang dipilih pada ekosistem pembelajaran. Sebagai seorang pendidik perlu mempertimbangkan
hal tersebut dalam perancangan dan mengimplementasikan karena dalam peserta
didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga guru perlu mengakomodir
masing-masing kebutuhan siswa
2. Saya mempelajari setiap topik pada mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen
yang efektif I di SD yaitu pada topik 4 : Lingkungan Kelas yang aman, nyaman, dan
berpihak pada ekosistem pembelajaran SD melalui jalur MERDEKA yang
disediakan.
• Demonstrasi Kontekstual : terdapat lembar kerja untuk mengetahui definisi
tentang aman, nyaman, dan berpihak pada ekosistem pembelajaran dan bagaimana
cara dalam merancang lingkungan kelas yang aman, nyaman dan berpihak pada
ekosistem pembelajaran
• Elaborasi Pemahaman : terdapat lembar kerja untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan dalam mengimplementasikan pembelajaran yang dirancang dalam
lingkungan kelas yang aman, nyaman, dan berpihak pada ekosistem pembelajaran
• Koneksi antar materi : yang membahas mengenai pelajaran apa yang dapat
diambil dari materi merancang lingkungan kelas yang aman, nyaman dan berpihak
pada ekosistem pembelajaran serta mengaitkan dengan kehidupan sehari hari
• Aksi nyata :
Pada toik ini membahas untuk membuat produk rancangan lingkungan kelas yang
aman, nyaman dan berpihak pada ekosistem pembelajaran
3. Strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik-topik tersebut adalah
dengan melengkapi lembar kerja yang harus dikerjakan dengan membaca
artikel/jurnal ilmiah tentang Aman, Nyaman, dan Berpihak pada ekosistem
pembelajaran. Selain itu, berdiskusi dan tanya jawab dengan teman sejawat menjadi
al penting sebagai sarana bertukar pikiran terkait pertanyaan-pertanyaan yang perlu
dijawab. Hal tersebut, tidak lupa bahwa materi pada topik ini memiliki keterkaitan
dengan mata kuliah lain, sehingga terdapat tempat untuk merefleksi pembelajaran
yang telah dilakukan. Sehingga informasi yang telah diperoleh dapat
diimplementasikan di kelas bersama peserta didik.
Analisis Artefak pembelajaran pada topik 4 yang mendukung hasil refleksi pengalaman belajar
artefak
saya tentang Lingkungan Kelas yang Aman, Nyaman, dan Berpihak pada Ekosistem
pembelajar
an Pembelajaran di SD yang terdiri dari demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman,
koneksi antar materi dan aksi nyata.
Link artefak pembelajaran:
https://drive.google.com/drive/folders/1Tl6ZqnLB3QymCGCUbKYCzYjaIHVhtjJ2?u
sp=share_link

Demonstrasi kontekstual terdapat LK 15 mengenai definisi Aman, Nyaman, dan


Berpihak pada Ekosistem. Berdasarkan analisis tersebut bahwa ketiganya memiliki
makna yang berbeda. Setelah mengetahui definisi tersebut, maka sebagai pendidik dapat
menerapkan sesuatu yang harus dilakukan supaya dapat mencapai keadaan yang Aman,
Nyaman, dan Berpihak pada Ekosistem pebelajaran, sehingga mampu menciptakan
lingkungan kelas yang aman, nyaman, dan berpihak pada peserta didik
Elaborasi Pemahaman terdapat LK 16 yang sudah disusun beberapa pertanyaan dan
jawaban sesuai dengan pemahaman yang telah diperoleh

Koneksi antar Materi berupa refleksi pengalaman belajar yang dapat diambil dari
materi merancang lingkungan kelas yang aman, nyaman, dan berpihak pada ekosistem
pembelajaran serta mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

Aksi Nyata berupa LK 18 yang berisi foto-foto sebagai implementasi nyata dalam
menerapkan pembelajaran di lingkungan kelas yang aman, nyaman dan berpihak pada
ekosistem pembelajaran di SD PPL
Pembelajar Berdasarkan Topik 4: Lingkungan kelas yang aman, nyaman dan berpihak pada
an
ekosistem pembelajaran SD yang menjelaskan kemampuan untuk merancang dan
bermakna
(good menciptakan lingkungan kelas yang aman, nyaman dan berpihak pada peserta didik. Hal
practices)
tersebut memberikan pengetahuan bagi saya dalam penerapan merdeka belajar sebagai
pendidik. Peserta didik yang memiliki kemampuan tertentu menjadi tantangan tersendiri
dalam proses pembelajaran, sehingga perlunya menciptakan suasana belajaran yang
aman, nyaman dan berpihak pada peserta didik. Saya ingin mempelajari lebih lanjut
dalam menciptakan kegiatan pembelajaran sebagai penerapan lingkungan belajar yang
aman, nyaman dan berpihak pada peserta didik dan mampu mempertahankan keadaan
tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran.
SEMINAR PPG
JURNAL REFLEKSI
PRINSIP PENGAJARAN DAN ASESMEN YANG EFEKTIF II DI SD

Nama
Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang efektif II di SD
Matakuliah
Review Mata kuliah prinsip pengajaran dan asessmen yang efektif 2 merupakan mata kuliah yang wajib
pengalaman ditempuh di semester 2. Adapun materi pada mata kuliah ini mempelajari 2 siklus dimana masing-
belajar. masing topik terdiri dari 6 topik 6. Siklus 1 mempelajari materi tentang Teaching at The Right Level
kemudian pada siklus 2 mempelajari Culturally Responsive Learning. Mata kuliah ini diarahkan untuk
menganalisis hasil observasi perangkat dan praktik pembelajaran yang mampu menciptakan suasana
kelas yang aman, nyaman dan berpihak pada peserta didik. saya banyak belajar mengenai analisis
proses, instrumen asesmen, umpan balik dari laporan peserta didik, dan refleksi hasil analisis yang
digunakan untuk melakukan perencanakan pembelajaran dan asesmen yang akan digunakan dalam
pelaksanaan praktek pengalaman lapangan II di SD

Berikut siklus 1 dan siklus 2 pada LMS :


Siklus 1
1. Menyusun perencanaan pembelajaran dan asessmen yang efektif II dengan pendekatan Teaching at
The Right Level di Sekolah Dasar (SD)
2. Melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan prinsip pengajaran dan asessmen yang efektif,
serta mampu menciptakan lingkungan kelas yang aman, nyaman dan berpihak pada peserta didik
3. Mengevaluasi pembelajaran dan asesmen yang telah dilaksanakan di Sekolah Dasar (SD)
4. Mengevaluasi pembelajaran dan asesmen yang telah dilaksanakan di Sekolah Dasar (SD)
5. Mengevaluasi pembelajaran dan asesmen yang telah dilaksanakan di Sekolah Dasar (SD)
6. Mengavaluasi pembelajaran dan asesmen yang telah dilaksanakan d Sekolah Dasar (SD)
Siklus II
1. Menyusun perencanaan pembelajaran dan asesmen yang efektif II Culturally Responsive Teaching
di Sekolah Dasar (SD)
2. Melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan prinsip pengajaran dan asesmen yang efektif, serta
mampu menciptakan lingkungan kelas yang aman, nyaman dan berpihak pada peserta didik di
Sekolah Dasar (SD)
3. Mengevaluasi pembelajaran dan asesmen yang telah dilaksanakan di Sekolah Dasar (SD)
4. Mengevaluasi pembelajaran dan asesmen yang telah dilaksanakan di Sekolah Dasar (SD)
5. Mengevaluasi pembelajaran dan asesmen yang telah dilaksanakan di Sekolah Dasar (SD)
6. Mengavaluasi pembelajaran dan asesmen yang telah dilaksanakan di Sekolah Dasar (SD)
Topik yang saya pilih yaitu topik 1 pada siklus 1 mengenai materi “menyusun perencanaan
pembelajaran dan asesmen yang efektif II dengan pendekatan “Teaching At The Right Level di Sekolah
Dasar (SD)”. Topik 1 merupakan topik awal untuk membuka pengetahuan mengenai pendekatan
Teaching At The Right Level yang mempelajari lebih dalam mengenai merancang dan proses asesmen
yang digunakan dalam menerapkan pendekatan ini
Refleksi 1. Mengapa topik-topik tersebut penting di pelajari?
pengalaman Pada topik tersebut saya memahami dan mengetahui Teaching At The Right Level sebagai
belajar yang pendekatan yang mengacu pada tingkat capaian peserta didik. dalam topik ini saya juga membuat
dipilih rancangan pembelajaran menggunakan pendekatan Teaching At The Right Level, sehingga nantinya
pada saat proses mengajar dapat membuat proses pembelajaran yang berpihak dan menyesuaikan
dengan kemampuan peserta didik
2. Bagaimana saya mempelajari topik-topik yang ada pada mata kuliah tersebut?
Hal-hal yang sya lakukan untuk mempelajari topik pada mata kuliah prinsip pengajaran dan asesmen
yang efektif 2 adalah dengan mengikuti alur MERDEKA yang terdiri dari kegiatan mulai dari diri
dan eksplorasi konsep

Mulai dari diri berupa kegiatan untuk merefleksi RPP yang menggunakan pendekatan Teaching At
The Right Level. RPP yang telah dibuat direfleksi menggunakan lembar refleksi yang telah
disediakan di LMS

Eksplorasi Konsep tentang pembelajaran paradigma baru, asesmen diagnostik, unsur-unsur tertentu
daam pembuatan bahan ajar, media pembelajaran, lembar kerja peserta didik, asesmen pembelajaran
dan tahapan pembuatan perangkat pembelajaran. Pada jenjang sekolah dasar (SD) paradigma baru
ini, memastikan bahwa praktik pembelajaran berpusat pada peserta didik yang pembelajarannya
merupakan satu siklus yang berawal dari pemtaan standar kompetensi, perencanaan proses
pembelajaran, dan pelaksanaan asesmen untuk memperbaiki pembelajaran sehingga pesert didik
dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Pembelajaran paradigma baru memberikan
keleluasaan bagi pendidik untuk merumuskan rancangan pembelajaran dan asesmen sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan peserta didik Teaching At The Right Level. Sehingga untuk
mempelajari eksplorasi konsep terdapat kegiatan menganalisis beberapa hal seperti bahan ajar,
media pembelajaran, LKPD, hingga evaluasi sesuai dengan format yang disediakan di LMS. Selain
itu saya juga mencari berbagai sumber belajar yang bisa saya dapatkan baik dalam bentuk artikel,
buku, jurnal di Google Schoolar, ebook, dan diskusi sebagai penunjang proses belajar mengenai
pendekatan Teaching At The Right Level.

3. Apakah strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik-topik tersebut penting


bagi saya? Mengapa?
Strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik-topik tersebut penting karena hal tersebut
memberikan pengetahuan dan solusi bagi saya. Pada topik ini saya dapat berdiskusi dengan teman
secara kelompok dalam penyusunan perangkat pembelajaran. Saya saling berkolaborasi dalam
memberikan masukan terhadap perangkat pembelajaran yang telah disusun. Setelah itu saya dapat
melakukan penyesuaian perangkat pembelajarannya sesuai masukan dari teman, sehingga
penyusunan RPP akan lebih maksimal dan dapat dilaksanakan secara efektif di kelas nanti. Dalam
mempelajari topik tersebut saya belajar bersama rekan mahasiswa dan dosen berdiskusi mengenai
bagaimana cara untuk menyusun rencana pembelajaran menggunakan pendekatan Teaching At The
Right Level. Setelah itu saya dapat melakukan penyesuaian perangkat pembelajarannya sesuai
masukan dari teman. Sehingga penyusunan RPP akan lebih maksimal dan dapat dilaksanakan secara
efektif di kelas nanti.
Analisis Artefak pembelajaran pada mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asessmen yang Efektif II di SD siklus
artefak 1 topik 1 “Menyusun Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen yang Efektif II dengan pendekatan
pembelajaran Teaching At The Right Level di Sekolah Dasar” yaitu beupa unggah mulai dari diri dan unggah
eksplorasi konsep. Link artefak pembeajaran:

https://drive.google.com/drive/folders/13kPHKsl8u0XCLMWXa8M9sV2_EydMjnHn?usp=share_link

Unggah mulai dari diri menganalisis rancangan pembelajaran yaitu berupa analisis perancangan
pembelajaran Teaching At The Right Level, refleksi dan analisis kekuatan yang perlu ditingkatkan
dalam penyusunan pembelajaran. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa masih
diperlukannya peningkatan dari perencanaan pembelajaran yang telah dilakukan

Unggah eksplorasi konsep berupa analisis pembuatan bahan ajar, media pembelajaran, lembar kerja
peserta didik, asesmen embelajaran yang disesuaikan dengan paradigma baru
Pembelajaran Setelah mempelajari topik 1 mengenai menyusun perencanaan dan asesmen yang efektif II dengan
bermakna pendekatan Teaching At The Right Level di Sekolah Dasar membuat saya lebih memahami bagaimana
(good menyusun perangkat perencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Teaching At The
practices) Right Level. Dengan mempelajari topik ini saya mengetahui pentingnya perancangan dan penyusunan
modul ajar ataupun RPP dengan tetap memperhatikan karakter dan kebutuhan peserta didik. dengan
mempelajari topik ini saya dapat mengembangkan keterampilan dalam menyusun perangkat
pembelajaran berupa modul ajar yang menggunakan pendekatan Teaching At The Right Level sehingga
diharapkan dapat menjadikan pembelajaran yang efektif. Elain itu, setelah mengerjakan penyusunan
modul ajar ini, saya dapat mengerti kesalahan dan apa yang perlu diperbaiki untuk pembuatan modul
ajar selanjutnya yang sesuai dengan pendekatan Teaching At The Right Level yang dibuat disesuaikan
dengan capaian tingkat kemampuan kebutuhan peserta didik untuk mencapai capaian pembelajaran
yang diinginkan
SEMINAR PPG
JURNAL REFLEKSI
PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

Nama Pembelajaran Sosial Emosional


Matakuliah

Review Pada mata kuliah Pembelajaran sosial emosional terdapat 5 topik yang dipelajari yaitu :
pengalaman
1. Topik 1 membahas tentang kompetensi sosial emosional berdasarkan kerangka collaborative for
belajar.
academic, social and emotional learning (CASEL)
2. Topik 2 membahas tentang peran guru sebagai teladan pembelajaran ketrampilan sosial
emosional (CASEL)
3. Topik 3 membahas tentang experiential learning
4. Topik 4 membahas tentang experiential learning pada pembelajaran emosional
5. Topik 5 membahas tentang school well-being
Pengalaman menarik selama saya belajar pada mata kuliah ini adalah ternyata mengenal dan
membangun sosial emosional pada anak atau peserta didik bermacam-macam misalkan pada topik 1 kita
belajar tentang kompetensi sosial emosional yang terdapat 5 yaitu kesadaran diri, manajemen diri,
pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, kesadaran sosial serta ketrampilan sosial. Pada topik 2
kita belajar bagaimana seorang guru mengolah atau menerampakan pembelajaaran emosional kepada
peserta didik dengan Pendidikan dan relasi sosial yaitu EMC2 atau Empathy, Compassion, Mindfulness,
dan Critical Inquiry. Keempat kompetensi tersebut perlu diasah oleh seorang guru agar proses
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Topik 3 kita belajar tentang experiential learning yaitu
proses yang melibatkan konstruksi pengetahuan dimana guru sebagai agen harus kreatif dan juga harus
bisa mendorong kreativitas peserta didik. Dengan menerapkan Experiential Learning melibatkan dua
cara mendapatkan pengetahuan yaitu Concrete experience (pengalaman konkret) dan Abstract
Conceptualization (Konseptualisasi abstrak). Kemudian pada topik 4 kita belajar tentang bagaimana
menyususn model pembelajaran dengan experiential learning pada kegiatan belajar dan yang terakhir
pada topik 5 kita belajar bagaimana sekolah menjadi well being atau tempat kesejahteraaan peserta didik,,
lingkungan sekolah dapat mempengaruhi sikap dan emosi peserta didik.
Refleksi 1. Mengapa topik-topik tersebut penting dipelajari?
pengalaman
Pada setiap topik yang dipelajari sangat mempelajari bagaimana penerapan sosial emosional dan
belajar yang
dipilih bagaimana sekolah berdampak dalam sikap dan emosi peserta didik. Dengan mempelajari 5 topik
tersebut guru dapat memberikan atau menerapkan pembelajaran sosial emosional sesuai dengan
kebutuhan peserta didik mulai dari penerapan 5 kompetensi sosial emosional sehingga peserta didik
dan guru saling memahami dan membangun sosial emosional pada dirinya, kemudian guru sebagai
teladan pembelajaran sangat penting memahami perannya dalam ketrampilan sosial emosional
dengan Pendidikan sosial EMC2 sehingga guru dapat mengontrol emosi dan dapat menciptakan
suasana belajar yang nyaman dengan menerapkan model experiential learning yang akan membuat
peserta didik berkegiatan dalam pembelajaran sehingga lambat laun akan membangun ketrampilan
sosial emosional dan lingkungan sekolah dapat memberikan dampak positif bagi mereka
2. Bagaimana saya mempelajari topik-topik yang ada pada mata kuliah tersebut ?
Saya mempelajarinya dengan membaca sekilas tentang materi setiap topik yang akan diulas atau
dipelajari. Saya mempelajari topik-topik yang ada dengan cara memperhatikan penjelasan dari
dosen, membaca literatur yang disediakan di LMS, berdiskusi dengan teman, dan mengerjakan
tugas-tugas yang ada di LMS serta berelaborasi dengan guru instruktur.

3. Apakah strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik-topik tersebut penting


bagi saya? Mengapa?
Strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik-topik yang ada bagi saya dengan
menerapkan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau modul ajar yang disesuaikan
CASEL. Karena dengan adanya pembelajan sosial emosional guru tidak mudah terbawa amarah
saat menghadapi berbagai karakter peserta didik. Guru lebih bisa mengatur dirinya dan peserta
didiknya untuk mengendalikan emosinya saat pembelajaran

Analisis Artefak pembelajaran yang telah di hasilkan selama mempelajari atau menerapkan pembelajaran sosial
artefak emosional saya kumpulkan dalam link dibawah ini :
pembelajaran
https://drive.google.com/drive/folders/1G6vAflaiqwRGYJy3rdEhSAgfX5Kb2X9i?usp=sharing

Artefak yang dihasilkan berupa Modul Ajar yang memuat pembelajaran Sosial emosional dalam
penerapnnya

Pembelajaran Sebagai seorang individu atau pribadi saya akan menerapkan pembelajaran sosial emosional baik di
bermakna
lingkungan keluarga dan masyarakat supaya tidak mudah marah, lebih bisa mengelola emosi, dan
(good
practices) bersosial baik dengan keluarga maupun masyarakat. Sebagai seorang guru saya menerapkan
pembelajaran sosial emosional di sekolah dengan cara mengelola emosi dari saya dan peserta didik
supaya nantinya pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Peserta didik diberikan contoh dan arahan
terkait pembelajaran sosial emosional atau bisa juga dengan menerapkannya dalam pembelajaran yang
direncanakan untuk menunjang kompetensi sosial emosionalnya.
SEMINAR PPG
JURNAL REFLEKSI
PROYEK KEPEMIMPINAN I

Nama Mata Proyek Kepemimpinan I


Kuliah

Review Topik 1 Visi Guru Profesional.:


pengalaman
belajar. Pada topik ini saya mempelajari tentang bagaimana cara merencanakanatau
menyusun sebuah visi misi, karena sebagai seorang calon guru harus memiliki
tujuan yang akan ingin capai. Dengan cara menyusun visi misi sebagai prisnsip
dasar dalam menjalankan profesi sebagai guru. Kemudian menyusun visi dan
misi pribadi yang akan presentasikan, dari masing- masing visi dan misi
pribadi yang telah disusun akan di tanggapi dan diberi masukan agar tercipta
visi dan misi yang lebih baik.

Topik 2 Pemetaan Tantangan dan Kekuatan Komunitas / Sekolah


DalamMeningkatkan Kualitas Pembelajaran Peserta Didik.:

Selanjutnya pada topik ini saya belajar tentang bagaimana cara memahami
konteks sasaran proyek yang akan kita tuju nantinya. Dan pada topik ini secara
berkelompok memikirkan dan menyumbangkan ide – ide prakarsa perubahan
guan bermanfaat bagi komintas yang akan kami tuju. Prakarsa perubahan yang
di miliki kelompok saya yaitu berjudul “Mengembangkan Kegiatan Madin
(Membaca Al-Qur'an) di Yayasan Yatim Mandiri Blitar” kelompok kami
memilih prakarsa perubahan ini tentunya memiliki tujuan yaitu Memberikan
perubahan terhadap kegiatan pembelajaran yang menarikperhatian anak agar
lebih fokus dan konsentrasi terhadap kegiatan yang dilakukan.

Topik 3 Perencanaan Implementasi dan Manajemen Projek.:

Pada topik ini saya secara berkelompok mempelajari berbagai tamplate


berbagai perencanaan untuk merencanakan proyek yang dilaksanakan
nantinya, dalam topik melaksanakan diskusi kelompok dalam membagi tugas
tiap anggota kelompok sesui dengan kesepakatan bersama, selanjutnya saya
secara berkelompok belajar bagaimana cara dalam menyusun menejemen
projek.
Topik 4 Projek Monitoring, Evaluasi, dan Laporan Akhir.:
Pada topik ini yaitu kita belajar menguatakan kegiatan yang sudah di susun
pada topik yang sebelumnya serta melakukan evaluasi dari perncanaan
menjemen proyek yang sudah kami susun serta menyusun laporan dalam
perencanaan kegiatan proyek yaitu menyusun manfaat apa saja yang di peroleh
dari proyek yang sudah di sepakati bersama dan memberikan penialain
manfaat dari proyek yang sudah di rencanakan.
Topik 5 Proposal Projek dan Strategi Komunikasi.:

Pada topik ini secara kolaboratif setiap anggota berdiskusi dalam menyusun
perencanaan untuk berkomunikasi dari pihak mitar yaitu Yayasan Yatim
mandiri, selanjutnya kami belajar menyusun proposal proyek yang akan di
impementasikan, dalam proposal tersebut di tulisakan latar belakang kegiatan
proyek, tujuan kegiatan, sasaran, nama kegiatan, Waktu dan Tempat di
laksanakanya proyek, Bentuk kegiatan apa yang akan dilaksanakan, terdapat
tolak ukur keberhasilan, terdapat manfaat kegiatan, dalam proposal tersebut
juga terdapat susunan panitia yang sudah tesusun topik sebelumnya. Terdapat
anggaran dana serta susunan acara yang akan rencanakan serta penutup.

Refleksi Refleksi Pengalaman belajar yang saya pilih yaitu ketika saya mempelajari
pengalaman topik 3, topik 3 ini membahas tentang Perencanaan Implementasi dan
belajar yang Manajemen Projek.
dipilih
1. Mengapa topik-topik tersebut penting dipelajari?
Topik ini penting untuk dipelajari karena Perencanaan Pelaksanaan
Pembelajaran dan Manajemen Proyek dapat membantu memastikan proyek
berjalan sesuai rencana dan mendapatkan hasil yang diharapkan. Di sisi lain,
mempelajari Perencanaan Implementasi dan Manajemen Proyek juga dapat
membantu individu dan organisasi mencapai tujuannya dengan lebih efektif
dan efisien.

2. Bagaimana saya mempelajari topik-topik yang ada pada mata kuliah


tersebut?
Dalam mempelajari topik perencanaan implementasi dan manajemenproyek
saya belajar dengan hadir serta aktif dalam kelas, membaca dengan cermat
tugas dan materi pada topik ini, Latihan membuat proyek Bersama teman
kelompok, dan mendiskusikan topik ini secara bersama-sama serta melihat
dari internet sebagai refrensi tambahan bagi saya .

3. Apakah strategi yang diimplementasikan dalammempelajari topik-


topik tersebut penting bagi saya? Mengapa?
Strategi yang diimplementasikan dalam topik ini sangat penting bagi saya,
sebab dalam mempelajari topik ini dapat membantu saya untuk meningkatkan
keterampilan manajemen proyek, meningkatkan efisiensi proyek,
meningkatkan hasil proyek, dan meningkatkan profesionalisme dan kinerja
organisasi .
Analisis pemetaan yang kemudian akan dijadikan sebagai dasaruntuk menentukan
artefak langkah eksekusi proyek meliputi pembagian anggaran
pembelajaran serta membagi tugas dengan anggota kelompok.
https://drive.google.com/drive/folders/1n4dMweu1TZwScolIE2wYR__qiJD7ULOY?
usp=sharing
Pembelajaran Pembelajaran bermakna yang saya dapat dari mata kuliah ini adalah setiap
bermakna orang mempunyai pemikiran maring-masing dan tentu saja berbeda-beda.
(good Banyak saran dan kritik dari orang lain bukan menjadi penghalang akan tetapi
practices) menjadi sebuah potensi untuk mengembangkan ide-ide kreatif dalam
mengimplementasikannya. Dari pembelajari mata kuliah ini, kami akan
memiliki keterampilan kepemimpinan yang dapat membantu guru untuk
memimpin dan mengarahkan siswa dalam pengajaran mereka. Dengan
pembelajaran mata kuliah Proyek Kepemimpinan, juga dapat memiliki
wawasan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk membimbing peserta didik
kearah yang lebih baik melalui kegiatan service learning dalam bentukproyek.
Melalui proyek ini, saya banyak belajar untuk mengasah kepekaan akan
kebutuhan dan tantangan pembuatan proyek yang harus memiliki inisiatif dan
strategi yang dibutuhkan seperti gotong royong dalammemenuhi kebutuhan
dan melampui tantangan dalam pengimplementasian sebuah proyek.
SEMINAR PPG
JURNAL REFLEKSI
PROYEK KEPEMIMPINAN II

Nama Mata Proyek Kepemimpinan II


Kuliah
Review Topik 1 Revisi dan Konfirmasi Rencana :
pengalaman Fokus utama fase ini adalah menghasilkan rencana bersama yang dapat
belajar. mendatangkan sebesar mungkin manfaat bagi peningkatan kualitas belajar anak.
Diharapkan kelompok mahasiswa dapat menggunakan model pengelolaan Inkuiri
Apresiatif (5D atau BAGJA) untuk merevisi dan menguatkan rencana aksi nyata
yang sudah disusun oleh kelompok, serta berkoordinasi dengan Dosen pendamping
untuk mengkonfirmasi program yang akan dilaksanakan serta melakukan revisi yang
diperlukan. Kelompok telah mentransformasikan rencana yang telah dibuat dalam
Proyek Kepemimpinan I menjadi rencana milik bersama dengan sekolah/komunitas
sasaran. Kelompok mahasiswa juga telah memaparkan kemudian mendiskusikan
tujuan dan langkah prakarsa perubahan agar apat menggalang kontribusi bersama
demi meningkatkan manfaat atau pencapaian projek sekaligus mengelola resikonya
sehingga menghasilkan rencana bersama yang dapat mendatangkan sebesar
mungkin manfaat bagi peningkatan kualitas belajar anak.

Topik 2 Prosedur Pelaksanaan Projek Kepemimpinan II :

Pada topik ini calon Guru bersama kelompoknya melakukan Persiapan, yaitu :
1. Rencana Proyek Kepemimpinan II (Sosialisasi Pendidikan Seks dan Moral Bagi
Siswa Sekolah Dasar di Tawangrejeni, Kabupaten Malang)
2. Peta peran/tanggung jawab Proyek Kepemimpinan II (Rencana Rencana Proyek
Kepemimpinan II yang telah dipetakan peran serta tanggung jawab dari kelompok
dan para pemangku kepentingan di sekolah/komunitas sasaran).
Adapun tahapan tahapan rencana kegiatannya secara garis besar yaitu :
1. Penggalangan komitmen, dukungan, dan kontribusi aktif dari pemangku
kepentingan disekolah/komunitas sasaran.
2. Eksekusi Rencana PK-II, dan dokumentasi proses/hasil/dampak PK-II terhadap
peningkatan kualitas pembelajaran peserta didik.
Dari proyek kepemimpinan ini diharapkan mampu membantu sekolah guna
menguatkan pendidikan seks dan moral pada peserta didik jenjang sekolah dasar yang
dan diharapkan memberikan dampak yang besar bagi siswa dalam pencegahan
kekerasan seksual di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat itu sendiri
dan siswa dapat menjadi generasi penerus bangsa yang berpendidikan, bermoral dan
berbudi pekerti. Serta kelompok dapat menghasilkan laporan proses dan pencapaian
Proyek Kepemimpinan II yang akan dikumpulkan sebagai tagihan tugas LMS.
Topik 3 Prosedur Penilaian Projek Kepemimpinan II :

Topik ini membahas bagaimana mahasiswa sebagai calon Guru harus menyerahkan
laporan progress dan jurnal refleksi individu yang menerapkan kerangka reflektif 5M,
yaitu :
1. Mendeskripsikan (Reporting) Menggambarkan secara umum kemajuan dan
tantangan proyek.
2. Merespon (Responding) Menjabarkan tanggapan yang diberikan dalam
menghadapi peristiwa yang diceritakan.
3. Mengaitkan (Relating) Menghubungkan antara peristiwa dengan pengetahuan,
keterampilan, keyakinan atau informasi lain dalam lingkup Proyek
Kepemimpinan II yang dikerjakan.
4. Menganalisis (Reasoning) Menganalisis dengan detail alasan terjadinya peristiwa,
lalu mengambil beberapa perspektif lain, seperti teori atau peristiwa sejarah.
5. Merancang ulang (Reconstructing) Menuliskan rencana tindak lanjut atau
alternatif merespon peristiwa tersebut.
Laporan progress/perkembangan proyek akan direspon oleh Dosen pendamping
dengan sesi konsultasi, dialog dan diskusi, yang selalu akan ditutup dengan tindakan
nyata apa yang akan dilakukan kelompok.

Refleksi Refleksi Pengalaman belajar yang saya pilih yaitu ketika saya mempelajari topik 2,
pengalaman Topik 2 membahas tentang Prosedur Pelaksanaan Projek Kepemimpinan II.
belajar yang
dipilih
Pada topik ini calon Guru memahami bahwa Tujuan Proyek Kepemimpinan II adalah
mengimplementasikan dan mengkomunikasikan proses serta hasil proyek dengan
menerapkan prinsip:
1. Keputusan dan inovasi berbasis data/fakta/kenyataan tentang potensi sekolah /
komunitas.
2. Perencanaan pengelolaan proyek yang komprehensif, relevan, dan kontekstual.
3. Pemaparan laporan yang efektif dan efisien.
4. Story Telling dan rasa syukur (apresiatif) dalam refleksi setiap anggota terkait
proses dan hasil kerja kelompok.

Pada topik ini diharapkan dapat menyamakan pemahaman dengan harapan


mahasiswa mampu menempatkan diri sebagai bagian dari sekolah atau komunitas
agar dapat melakukan tindakan yang diperlukan untuk menjaga dan mengembangkan
manfaat dari proyek kepemimpinan yang berkelanjutan. Dalam fase ini tiap
kelompok harus terus melakukan refleksi serta dokumentasi sehingga proses
sekaligus hasil dari proyek dapat dikemukakan dan digunakan ketika merumuskan
pembelajaran yang telah didapatkan.
Analisis
artefak https://drive.google.com/drive/folders/12tG8swMv8chN-
pembelajaran fwl34hQysOKQxmNoi2w?usp=drive_link
Pada tampilan artefak dapat dilihat tentang pembagian tugas, peran dan tanggungjawab
mahasiswa sebagai anggota kelompok dalam pelaksanaan proyek kepemimpinan yang
akan dilaksanakan dengan Sosialisasi Pendidikan Seks dan Moral Bagi Siswa Sekolah
Dasar di Tawangrejeni, Kabupaten Malang. Setiap anggota kelimpok dengan peran,
tugas dan tanggungjawab masing-masing diharapkan saling mendukung serta memberi
masukan yang membangun demi terselenggaranya dan lancarnya proyek yang akan
dilaksanakan.
Pembelajaran Pembelajaran bermakna yang diperoleh dari mata perkuliahan Projek Kepemimpinan
bermakna ialah membuat sebuah tulisan reflektif tentang pengalaman pribadi di masa sekolah
(good yang berkesan dan berdampak positif hingga saat ini. Pembelajaran bermakna yang
practices) diperoleh lainnya yaitu kompetensi sosial tiap mahasiswa lebih diasah lagi dengan
membangun komunikasi yang baik dengan semua pihak yang terkait dalam
mengsukseskan seminar kepemimpinan yang dilakukan. Sebagai calon Guru perlu
memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sekitar, bersosialisasi dengan
orang baru serta dapat berkomunikasi secara baik dengan pihak yang terkait dengan
proyek ini.
SEMINAR PPG
JURNAL REFLEKSI
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 1

Nama Mata Kuliah Praktik Pengalaman Lapangan 1


Review Pengalaman Pada mata kuliah praktik pengalaman lapangan 1, saya melakukan
belajar praktik langsung di sekolah mitra (SD Muhammadiyah 8 K.H. Mas
Mansur). Program PPL ini terdiri dari berbagai kegiatan diantaranya
observasi selama 1 minggu, asistensi mengajar sebanyak 1 siklus.
Praktik pembelajaran terbimbing mengajar sebanyak 3 siklus. Siklus
pembelajaran terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Program PPL memiliki beberapa tahapan seperti persiapan,
pelaksanaan dan analisis serta membuat rencana tindak lanjut.
Topik 1 : Orientasi PPL 1
Topik 2 : Observasi PPL 1
Topik 3 : Asistensi Mengajar PPL 1
Topik 4 : Praktik Pembelajaran Terbimbing PPL 1
Topik 5 : Diskusi Refleksi AKhir PPL 1

Pada topik 4 : topic tersebut penting untuk dipelajari karena sebagai


calon guru perlu memiliki kemampuan dalam melakukan praktik
mengajar. Seorang pendidik tidak akan terlepas dari kegiatan belajar
dan mengajar dalam suatu pembelajaran. Pada praktik pembelajaran
terbimbing, saya dapat menerapkan ilmu yang telah didapat dalam
bidang pendidikan pada suatu kelas.
Refleksi 1. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman
Pengalaman Belajar mengajar secara langsung. Selain itu, saya dapat menerapkan
Yang Dipilih ilmu dan melatih keterampilan yang telah didapatkan selama
melaksanakan perkuliahan kepada peserta didik. Saya juga
dapat belajar mengembangkan kompetensi mengajar mulai dari
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
2. Saya belajar pada topik ini antara lain :
a. Koordinasi
Koordinasi dengan guru pamong (GP), dosen pembimbing
lapangan (DPL). Dan teman sekelompok terkait dengan
teknis pelaksanaan praktik pembelajaran terbimbing
b. Ruang kolaborasi
Berdiskusi dengan DPL dan teman sekelompok terkait
kesulitan, hambatan, tantangan, dan solusi dalam mengatasi
tantangan pada saat praktik pembelajaran terbimbing
c. Praktik Pembelajaran Terbimbing
Praktik pembelajaran di bawah bimbingan intensif guru
pamong (GP) dan dosen pembimbing lapangan (DPL).
Praktik pembelajaran terbimbing dilakukan sebanyak 3
siklus.
d. Refleksi
Refleksi berdasarkan praktik pembelajaran terbimbing yang
telah dilakukan. Hasil refleksi digunakan sebagai masukan
untuk perbaikan/ peningkatan.
3. Strategi pembelajaran
Strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik ini
yaitu secara daring melalui LMS (Learning Management
System) dan luring melalui praktik langsung di sekolah tempat
PPL strategi yang digunakan sangat penting bagi saya untuk
memahami bagaimana pelaksanaan praktik pembelajaran
terbimbing yang baik sehingga dapat memberikan pengalaman
dan pengetahuan yang berharga.
Pembelajaran secara daring melalui LMS yaitu berupa forum
diskusi pada tahap ruang kolaborasi. Pada forum tersebut saya
berdiskusi dengan dosen pembimbing lapangan (DPL) dan
teman sekelompok terkait kesulitan, hambatan, tantangan dan
solusi dalam mengatasi tantangan pada saat praktik
pembelajaran terbimbing. Sedangkan pembelajaran secara
luring melalui praktik langsung dilakukan di sekolah mitra yaitu
SD Muhammadiyah 8 K.H. Mas Mansur .
Analisis Artefak Pembelajaran Siklus 1 :
Artefak - RPP
Pembelaja - Media Pembelajaran
ran - Perangkat Pembelajaran
- Format lembar Observasi Lesson Stady (Guru Pamong dan Mahasiswa)
- Hasil refleksi dan rencana tindak lanjut Siklus 2 :
- RPP
- Media Pembelajaran
- Perangkat Pembelajaran
- Format lembar Observasi Lesson Stady (Guru Pamong dan Mahasiswa)
- Hasil refleksi dan rencana tindak lanjut Siklus 3 :
- RPP
- Media Pembelajaran
- Perangkat Pembelajaran
- Format lembar Observasi Lesson Stady (Guru Pamong dan Mahasiswa)
- Hasil refleksi dan rencana tindak lanjut

https://drive.google.com/drive/folders/1v79t29qyCp18ILZlK8lMwmvFwHplVxq
4?usp=drive_link
Pembelaja Praktik pembelajaran terbimbing memberikan saya pengalaman berharga dalam
ran melakukan koordinasi guru. Bagaimana cara menyusun rencana pembelajaran
bermakna yang baik yang menyesuaikan karakteristik peserta didik, serta penerapan model
(good dan metode yang cocok digunakan di kelas. Saya dapat mengetahui kelebihan dan
practices) kekurangan saat proses pembelajaran berlangsung sebagai bagian dari evaluasi.
Evaluasi tersebut dapat dijadikan sebagai bahan refleksi dan tindak lanjut dalam
praktik pembelajaran terbimbing selanjutnya sehingga kedepannya praktik akan
berjalan lebih baik serta optimal dengan tercapainya tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan.
Berdasarkan pelaksanaan praktik pengalaman lapangan (PPL) maka dapat
disimpulkan bahwa kegiatan PPL dapat mengembangkan kemampuan setiap
mahasiswa pendidikan dalam kompetensi kepribadian, profesionalisme,
pedagogik, dan sosialnya. Mahasiswa dapat memiliki pengetahuan dan
pengalaman dalam praktik mengajar di sekolah. Mahasiswa dapat menerapkan
ilmu yang dimiliki dan meningkatkan hubungan yang baik antara pihak perguruan
tinggi dengan sekolah mitra yang di tunjuk.
SEMINAR PPG
JURNAL REFLEKSI
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2
Nama
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2
Matakuliah
Review Pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru, sebagaimana
pengalaman tercantum dalam penjelasan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005
belajar. tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu pedagogis, kepribadian, sosial
dan profesional. Sebagai calon guru, mahasiswa PPL harus memiliki
seperangkat pengetahuan, sikap, dan ketrampilan untuk menunjang
tercapainya penguasaan kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional.

Praktik Pengalaman Lapangan 2 (PPL 2) adalah kegiatan mahasiswa peserta


program pendidikan profesi guru (PPG) untuk mempraktikkan
kemampuannya dalam pembelajaran di sekolah mitra. Praktik Pengalaman
Lapangan 2 (PPL 2 ) adalah serangkaian kegiatan yang diprogramkan bagi
mahasiswa LPTK, yang meliputi latihan mengajar maupun latihan
nonmengajar. Kegiatan ini merupakan salah satu bagian yang bertujuan
untuk membentuk dan membina kompetensi keprofesionalan yang dimiliki
oleh seorang mahasiswa. Dalam hal ini penulis melakukan kegiatan PPL 2
ini untuk menyelesaikan salah satu tugas pembelajaran dalam mengikuti
Pendidikan Profesi Guru (PPG).

Pada PPL 2, mahasiswa akan melakukan praktik pembelajaran mandiri


dengan menggunakan format Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif
(PTKK). Melalui PTKK, Mahasiswa dapat melakukan inovasi pembelajaran
dengan mengimplementasikan PBL dan PjBL . Lesson Study juga masih
dilaksanakan pada awal kegiatan PPL II. Selain itu, mahasiswa PPG juga
melakukan kegiatan non mengajar sebagai bagian dari tugas
seorang guru profesional.

Pada kegiatan observasi dilakukan untuk mencapai Ruang lingkup observasi


adalah lingkungan sekolah dan kelas. Tujuan observasi mencakuptiga fokus:
(1) keterampilan melakukan observasi, (2) keterampilan untukmemahami,
mengidentifikasi karakteristik lingkungan sekolah dan kelas,
dan (3) keterampilan menginterpretasikan fenomena kognitif, afektif, dan
psikomotorik siswa, sebagai bahan untuk mengembangkan rencana
pembelajaran beserta perangkatnya.

Mahasiswa diawal diberikan kesempatan untuk mengobservasi lingkungan


sekolah beserta guru-guru disekolah dan managemen terkait sekolah. Hal
tersebut menjadi hal dasar yang dilakukan untuk mengenal sekolah sebelum
melakukan pembelajaran.. Hal tersebut juga berkaitan dengan penyusunan
modul ajar yang akan disusun. Karena penyusunan modul ajar akan sangat
terbantu jika penyusun telah mengenal iklim disekolah lokasi PPL2 ini

Setelah kegiatan orientasi, mahasiswa melakukan observasi terbatas pada


kelas yang akan digunakan untuk mengajar. Mahasiswa mengobservasi
karakteristik peserta didik serta lingkungan belajarnya. Hasil observasi
digunakan untuk membuat rencana pembelajaran di bawah bimbingan GP
dan DPL. Setiap mahasiswa wajib melaksanakan 1 (satu) siklus praktik
pembelajaran terbimbing. Praktik pembelajaran terbimbing dilakukan
dengan menggunakan format lesson study dengan siklus Plan, Do & See,
Refleksi & tindak lanjut, seperti telah dijelaskan pada PPL I. Hasil
pelaksanaan siklus pembelajaran terbimbing ini (yang tergambarkan dari
hasil refleksi dan RTL) wajib digunakan mahasiswa sebagai bahan untuk
mengembangkan siklus pembelajaran pada praktik pembelajaran mandiri.

Pada kesempatan ppl 2 ini mahasiswa PPG dibimbing untuk menyusun 4


modul ajar sebagai landasan mengajar dikelas lokasi ppl secara mandiri.
Mahasiswa didampingi oleh DPL menyusun modul dengan hasil akhir akan
mempresentasikannya pada dosen dan guru pamong sebagai tindaklanjut
penyusunan modul ajar yang tepat dan baik digunakan didalam kelas.
Mahasiswa juga akan melakukan revisi modul ajar jika dirasa ketika
penyampaianmodul ajar kurang tepat dan memerlukan perbaikan guna
memperlancar dan tercapainyasuatu tujuan pembelajaran.

Pada tahap praktik pembelajaran mandiri, mahasiswa diberi kesempatan


mengajar secara mandiri sebanyak lima siklus. Dalam hal ini GP dan DPL
berperan mengecek kesiapan dan kebenaran seluruh perangkat pembelajaran
yang akan digunakan untuk mengajar oleh mahasiswa.
Sewaktu-waktu GP dan DPL masuk kelas untuk melihat praktik
pembelajaran mandiri yang dilakukan mahasiswa. Diharapkan, setiap
praktik pembelajaran mandiri dapat dilaksanakan dalam kerangka Lesson
Study. Setiap open class diamati oleh teman sejawat dari bidang studi yang
sama dan atau serumpun, dilanjutkan dilakukan diskusi refleksi hingga
ditemukan lesson learned bagi peserta. GP dan DPL diharapkan dapat
mendampingi pelaksanaan Lesson Study minimal dua kali untuk tiap
mahasiswa.

Pada saat melakukan pembelajaran mandiri, mahasiswa dapat mengambil


siklus pembelajaran untuk digunakan sebagai PTK Kolaboratif. Mahasiswa
mendokumentasikan semua usaha memecahkan berbagai permasalahan di
dalam pembelajaran berbasis penelitian.

Pada pelaksanaan PPL 2 ini mahasiswa juga dituntut untu mampu membuat
sebuah proyek yang berimbas pada sekolah mitra dan berdampak
lingkungan.

Sehingga selain beban mengajar yang lebih banyak dibebankan pada


mahasiswa mereka juga dibekali dengan ketrampilan bermasyarakat lebih
luas baik kepada lingkungan warga sekolah maupun lingkungan luar sekolah
sendiri. Hal tersebut akan bertujuan membentuk jiwaprofesionalisme pada
seorang guru tidak hanya pada bidang akademis saja namun juga dibidang
non akademis. Mahasiswa disini akan dibimbing oleh dosen proyek guna
menjalankan sebuah tindakan yang memiliki nilai guna dan dampak yang
positif bagi sekitarnya.

Refleksi Pada pelaksanaan PPL 2 ini penulis berfokus pada peningkatan kemampuan
pengalaman berpikir kritis peserta didik di kelas 4 yang diajarnya dengan menggunakan
belajar yang model pendekatan TPACK. TPACK (Technological Pedagogical Content
dipilih Knowledge) merupakan kerangka kerja guru dalam mengintegrasikan TIK
dalam pembelajaran. Konsep TPACK muncul dalam teknologi pembelajaran
didasarkan pada model Pedagogy Content Knowledge (PCK). Peserta didik
akan terlatih untuk berpikir kritis dan kreatif dalam memberikan
pendapatnya baik tulisan maupun lisan. Tujuan dari kegiatan refleksi diri
ini adalah untuk mendeskripsikan proses pendekatan TPACK dalam
meningkatkan kemampuan peserta didik berpikir kritis, menyajikan diagram
batang dan mendeskripsikan kendala-kendala yang ditemui dalam
penggunaan TPACK serta solusi untuk mengatasinya.
Adapun manfaat dari kegiatan refleksi diri ini adalah

1. Memungkinkan peserta didik menjadi aktif untuk terlibat dalam


pembelajaran pengalaman dan belajar melalui proses kritis dan kreatif
dalam membaca data pada diagram batang dan menyajikan data pada
diagram batang

2. Memperoleh pengalaman tentang keterampilan praktik dalam proses


pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik
dalam pembelajaran terhadap materi pelajaran.

Namun ketrampilan ini belum dapat diadaptasi secara penuh dilokasi PPL
karena masih terkendala oleh terbatasnya waktu dikarenakan bulan
ramadhan.

Sementara kegiatan non pembelajaran yang terakhir dilakukan pada masa


PPL 2 ini adalah refleksi di sekolah dimana refleksi ini kebetulan secara
terprogra diadakan setiap hari Sabtu untuk mengupdate sistem pelaksanaan
PPL Bersama DPL.
Analisis artefak
pembelajaran https://drive.google.com/drive/folders/1WYjJXVt__emlvNFGAQfM9h
WIfcH0DsbH?usp=drive_link
Pembelajaran Dalam pelaksanaan PPL 2 pada siklus pembelajaran yang
berlangsung penulis menggunakan pendekatan TPACK. Pendekatan
bermakna
TPACK merupakan hal yang baru bagi penulis karena belum pernah
(Good menerapkan pendekatan tersebut dalam pembelajaran sebelumnya.
Pendekatan TPACK menekankan pada penggunaan teknologi pada
Practices)
pembelajaran.
Dalam pembelajaran TPACK memungkinkan pemberian stimulus
kepada eserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis
melalui pemecahan masalah atau membuat keputusan. penerapan sintak
dalam pendekatan TPACK yaitu observasi, menanya, eksperimen,
pengolahan informasi, kemudian mengkomunikasikan. Pada kegiatan
awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Sebelum memulai praktik
pembelajaran, penulis melakukan koordinasi dengan kepala sekolah dan
rekan sejawat sebagai observer tentang rencana pelaksanaan kegiatan.
Ketika pelaksanaan pembelajaran penulis membagikan LKPD dan
bahan ajar dalam bentuk fotokopian sehingga dapat dipelajari terlebih
dahulu. Pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dengan
pemanfaatan teknologi mulai dari pemanfaatan video pembelajaran, lcd,
ppt. Karena produk yang diminta sebagai tagihan yang harus diunggah
pada LMS adalah link video, maka saat pelaksanaan pembelajaran secara
luring, penulis melakukan perekaman. Setelah direkam, kemudian penulis
mengedit video tersebut hingga berdurasi antara 10-15 menit. Dimana
dalam video tersebut memuat langkah-langkah pembelajaran mulai dari
kegiatan pendahuluan, inti, sampai penutup.

Anda mungkin juga menyukai