Skripsi Liza Evia 2022
Skripsi Liza Evia 2022
Skripsi Liza Evia 2022
DISUSUN OLEH :
LIZA EVIA
NIM: P05170018070
Disusun Oleh :
Liza Evia
NIM. P05170018070
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
Penderita hipertensi sebagian besar memiliki tingkat kepatuhan gaya hidup sehat
yang relatif rendah. Hal ini terjadi disebabkan oleh petugas kesehatan yang selama ini masih
berfokus pada pengobatan dan kurang optimal memberikan penyuluhan terkait gaya hidup
sehat (Purwanto dan Sari, 2014). Pasien yang tidak patuh terhadap gaya hidup sehat justru akan
memperparah hipertensi itu sendiri karena tekanan darah tidak dikontrol. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan pencegahan komplikasi hipertensi
dengan tekanan darah pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Jembatan Kecil Kota
Bengkulu tahun 2022.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional,
pengumpulan data menggunakan kuesioner tentang kepatuhan pencegahan komplikasi dan
lembar observasi pengukuran tekanan darah dengan jumlah sampel 60 responden pasien
hipertensi. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Variabel
Independent dalam penelitian ini kepatuhan pencegahan komplikasi dan variabel dependen
dalam penelitian ini adalah tekanan darah sedangkan proses analisis data menggunakan uji
statistik chi square.
Hasil penelitan diketahui sebagian besar penderita hipertensi mengalami hipertensi
sedang dengan tingkat kepatuhan pencegahan komplikasi sebagian besar patuh (68.3%),
sebagian kecil penderita hipertensi mengalami hipertensi berat dan hampir sebagian tidak patuh
terhadap kepatuhan pencegahan komplikasi (31.7%). Hasil uji chi square menunjukan ada
hubungan antara kepatuhan pencegahan komplikasi dengan tekanan darah pada penderita
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Jembatan Kecil Kota Bengkulu.
Sebagai tenaga kesehatan selalu memberikan motivasi dan dorongan kepada
masyarakat bahwa pentingnya menjaga kesehatan dimulai dengan perubahan gaya hidup yang
lebih sehat untuk mencegah terjadinya hipertensi maupun komplikasi lainnya.
v
ABSTRACT
vi
BIODATA
A. Biodata Diri
1. Nama : Liza Evia
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Tempat, Tanggal Lahir : Datar Lebar, 30 November 1999
4. Kebangsaan : Indonesia
5. Status : Belum menikah
6. Tinggi, Berat Badan : 151 cm, 50 kg
7. Agama : Islam
8. Alamat : Ds. Datar Lebar Kec. Lungkang Kule Kab.
Kaur Prov. Bengkulu
9. Anak Ke : 1 (Satu)
10. Jumlah Saudara : 3 (Tiga)
11. No. Handphone : 082178961897
12. Email : lizaevia1130@gmail.com
13. Institusi : Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Bengkulu
14. Jurusan : Promosi Kesehatan
15. Prodi : Promosi Kesehatan Program Sarjana Terapan
16. Nama Orang Tua :
1) Ayah : Dasrin
2) Ibu : Unismawati
B. Riwayat Pendidikan
1. SD : SD Negeri 04 Lungkang Kule
2. SMP : SMP Negeri 13 Bengkulu Selatan
3. SMA : SMA Negeri 2 Bengkulu Selatan
vii
MOTTO
viii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, Alhamdulillahirabbil’alamin
1. Sembah sujud serta syukur kepada Alllah SWT. Taburan cita dan kasih sayang-Mu telah
memberikan kekuatan, membekali dengan limu memperkenalkanku dengan cinta. Atas
karunia serta kemudahaan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat
terselesaikan. Shalawat dan salam selalu terlimpahkan kepada Rasullah Muhammad SAW.
2. Kepada Mak dan Bapak Tercinta
Sumber kekuatanku, yang selalu mendoakan dan menyemangatiku. Sebagai tanda bakti,
hormat, dan rasa terimakasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada
Mak tersayang (Unismawati) dan Bapak tercinta (Dasrin) yang tak pernah bosan
mendengarkan keluh kesahku, yang selalu mendukung dan mendoakanku, terimakasih
sudah menjadi penyemangat disaat aku ingin menyerah, terimakasih juga selalu mencukupi
kebutuhanku, terimakasih telah bekerja keras sehingga aku dapat menyelesaikan kuliah ini.
Bapak Mak… mungkin anakmu belum bisa memberikan kebahagiaan kepada mu dan tiada
mungkin dapat dibalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata persembahan.
Tapi anakmu akan selalu berusaha untuk membahagiakanmu walaupun tak dapat
terbalaskan semua jerih payahmu. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat
Bapak dan Mak bahagia Aamiin. Love you so much my parents.
3. Kepada Kakak dan Adik Terkasih
Untuk kakak dan adikku (ayuk Sutri, dang Rinsi dan adik Olivia). Terimakasih telah
memberikan doa, semangat, inspirasi, kasih sayang, bantuan dan dukungan yang tak
terhingga sampai saat ini. Semogah kita selalu menjadi anak yang berbakti kepada kedua
orang tua dan semoga Allah SWT memberikan kita kesuksesan dan keberkahan dalam
hidup. Aamiin… “Pesan ayuk untuk Oliv sekolah rajin-rajin ya dek, tingkatkan terus
prestasinya, kita bahagiakan mak bapak”.
4. Kepada Keluarga Besarku
Terimakasih banyak untuk seluruh keluarga besar. Terimakasih selalu mendukung,
memberikan suport moril dan material sampai saat ini. Terimakasih banyak keluarga
besarku.
ix
5. Kepada Dosen Pembimbing
Kepada bapak Dr. Darwis, S.Kp, M.Kes terimakasih selalu menjadi pembimbing yang
terbaik, terimakasih selalu memberi ruang nyaman selama proses bimbingan, terimakasih
yang selalu mengajarkanku sebuah proses yang perfeksionis dalam proses penyelesaian
skripsi ini. Teruntuk bunda Reka Lagora Marsofely, SST., M.Kes terimakasih telah
menjadi pembimbing yang baik dan sabar menghadapi sikap kami. Terimakasih banyak
bapak dan bunda semoga selalu diberikan rezeki, dimudahkan dalam urusan dan selalu
diberikan kesehatan dan kebahagiaan... Amiiin
6. Seluruh Dosen dan staf di jurusan Promosi Kesehatan, terimakasih banyak untuk semua
ilmu, didikan, pengalaman yang sangat berarti yang telah kalian berikan kepada kami dan
terimakasih telah banyak membantu dalam masa perkuliahan.
7. People Who Are Always There For Me
Teruntuk lelaki terkasih Faisal Khotami, S.H terimakasih telah menemani selama 3 tahun
ini. Terimakasih selalu ada dalam setiap perjalanan dan proses panjang ini. Terimakasih
selalu mendengarkan keluhan, memberikan masukan, memahami kondisi dikalau kondisi
sedang susah. Denganmu aku mengerti arti cinta, inspirasi dan syukur. Semogah nanti kita
tetap sama-sama berjuang..... Amiiiiinnnn. Thank You very much for support, prayer, love
and loyalty
8. Untuk Sahabat Terbaiku
(Tiara, Yolanda, Veni, Inggi, Mutiara, Vina, Khairunnisa, Mita, Suci, Dian, Jikri)
terimakasih telah ada dalam proses perjalanan selama 4 tahun ini. Terimakasih banyak
untuk semangat, inspirasi, dorongan dan dukungan yang telah kalian berikan kepada saya
demi terselesaikannya skripsi ini. Kalian selalu memberikan ruang dikalah saya
membutuhkan bantuan, suport moril dan materil.
9. Teman-teman jurusan promosi kesehatan angkatan 2018. Terimakasih banyak atas bantuan
dan kerja samanya selama ini, semogah kesuksesan selalu berpihak kepada kita semua.
Aamiin…….
10. Terimakasih kepada Keluarga Asuh (Kak Sisil, kak Wenti, deksuh Chika, deksuh Ega,
deksuh Bembi) yang mensupport dan menjadi keluarga selama empat tahun berada di
kampus tercinta.
11. Terimakasih kepada Kampusku dan Almamater tercinta Poltekkes Kemenkes Bengkulu
yang menjadi tempat menimba ilmu setinggi-tingginya. Tetaplah menghasilkan tenaga
kesehatan yang bermartabat dan unggul dibidang kesehatan.
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin. Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Kepatuhan Pencegahan Komplikasi
dengan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Jembatan Kecil
Kota Bengkulu Tahun 2022”. Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbingan pengarahan maupun nasehat dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Oleh karena itu saya ucapkan terimakasih
kepada :
1. Ibu Eliana, SKM., MPH, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Bengkulu.
2. Ibu Reka Lagora Marsofely, SST., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Promosi Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
3. Bapak Dr. Darwis, S.Kp.,M.Kes, selaku pembimbing I dan Ibu Reka Lagora M.,
SST.,M.Kes, selaku pembimbing II dalam penyusunan proposal ini yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, dan masukan sehingga proposal dapat
terselesaikan dengan baik.
4. Ibu Lissa Ervina, S. Kep., MKM selaku ketua dewan penguji (KDP), yang memberi arahan
dan saran kepada penulis.
5. Ibu Lisma Ningsih, SKM., MKM selaku penguji I, yang memberi arahan dan saran kepada
penulis.
6. Seluruh dosen dan staf jurusan Promosi Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
7. Kedua orang tua yang sangat penulis sayangi yang selalu memberikan do’a, motivasi,
semangat kepada penulis dalam menggapa semua cita-cita.
8. Sahabat, teman-teman mahasiswa/mahasiswi DIV Promosi Kesehatan yang sudah berjuang
bersama hingga hari ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik isi maupun
susunannya, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk
kemajuan penulis di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat bagi
peneliti dan bagi yang lainnya.
Liza Evia
xi
DAFTAR ISI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ...................................................................................................... 5
Tabel 2.1 Tabel Klasifikasi Tekanan Darah ................................................................................ 9
Tabel 3.2 Definisi Operasional ................................................................................................... 23
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Penderita Hipertensi ............................................ 31
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepatuhan Pencegahan Komplikasi ........................... 32
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tekanan Darah .......................................................................... 32
Tabel 4.4 Distribusi Persentase Kepatuhan Pencegahan Komplikasi ........................................ 33
Tabel 4.4 Hasil Uji Chi-Square .................................................................................................. 34
xiv
DAFTAR BAGAN
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penyebab kematian terbesar yang tercatat di dunia pada beberapa
tahun terakhir ini ialah penyakit kardiovaskular salah satunya adalah hipertensi.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah keadaan seseorang yang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal atau lebih dari 120/80 mmHg dengan tekanan
sistolik sama dengan/lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik sama dengan/lebih dari
90 mmHg (Ramadhan dan Setyowati, 2021). Menurut World Health Organizaton (WHO)
(2018) prevalensi hipertensi diperkirakan pada tahun 2025 hipertensi salah satu penyebab
kematian dini di seluruh dunia. Jumlah 1,56 miliar orang dewasa akan mengalami
hipertensi. Hipertensi juga menyebabkan hampir 8 juta orang meninggal diseluruh dunia,
dan hampir 1,5 juta orang meninggal di Wilayah Asia Tenggara pada setiap tahun
(Hasanah, 2019).
Kemenkes RI, 2018 Indonesia menyatakan bahwa pencegahan dan pengendalian
tekanan darah tinggi pada tahun 2018 menunjukkan target RPJMN tahun 2019 sebesar
23,4%, Sedangkan data survei nasional indikator kesehatan menunjukkan bahwa
prevalensi tekanan darah pada usia 18 tahun adalah 32,4% diagnosis dibuat oleh petugas
kesehatan, peningkatan kasus hipertensi di Indonesia di atas 18 tahun di Indonesia telah
terdiagnosis oleh tenaga kesehatan sebesar 9,4%, terdiagnosis gangguan kesehatan atau
sedang mengkonsumsi obat darah tinggi sebesar 9,5%, dan prevalensi hipertensi di
Indonesia berdasarkan output pengukuran tekanan darah dengan umur lebih dari 18 tahun
sebanyak 25% penduduk Indonesia menderita penyakit hipertensi. Apabila ketika ini
penduduk Indonesia sebanyak 252.124.458 jiwa maka ada 65.048.110 jiwa yang
menderita hipertensi (Kemenkes RI, 2018).
Data Riskesdas tahun 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia pada penduduk
berusia ≥18 tahun adalah 34,1%, lebih tinggi dari prevalensi pada tahun 2013 sebesar
25,8%. Prevalensi hipertensi tertinggi sebanyak 44,1% di Kalimantan Selatan, sedangkan
paling sedikit 22,2% di Papua. Prevalensi gaya hidup penduduk hipertensi tahun 2018 di
Indonesia yaitu 9,1% merokok, 3,3% konsumsi alkohol, 33,5% kurang aktivitas fisik
serta 95,5% kurang konsumsi buah dan sayur. Proporsi obesitas sentral 31% dan 21,8%
proporsi obesitas umum. Proporsi riwayat minum obat dan alasan tidak minum obat pada
penduduk hipertensi berdasarkan diagnosis dokter atau minum obat tahun 2018 meliputi,
54,4% minum obat rutin, 32,3% tidak rutin, dan 13,3% tidak minum obat. Sedangkan
1
2
proporsi alasan tidak minum obat karena merasa sudah sehat 59,8%, tidak rutin ke
fasilitas pelayanan kesehatan 31,3%, sering lupa 11,5%, tidak mampu beli obat rutin
8,1%, tidak tahan efek samping obat 4,5% dan 2,0% obat tidak ada difasilitas pelayanan
kesehatan (Riskesdas, 2018).
Sebagian besar penderita hipertensi memiliki tingkat kepatuhan gaya hidup sehat
yang relatif rendah. Hal ini terjadi disebabkan oleh petugas kesehatan yang selama ini
masih berfokus pada pengobatan dan kurang optimal memberikan penyuluhan terkait
gaya hidup sehat (Purwanto dan Sari, 2014). Gaya hidup merupakan faktor terpenting
yang memiliki dampak besar pada kehidupan masyarakat, dan gaya hidup yang tidak
sehat dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Faktor gaya hidup seperti obesitas,
kurang aktivitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, konsumsi garam berlebih
dan stres merupakan faktor risiko yang dapat memicu berkembangnya penyakit tidak
menular seperti tekanan darah tinggi dan komplikasinya (Purba, 2021).
Data Dinas Kesehatan provinsi Bengkulu tahun 2020 jumlah kejadian hipertensi
pada umur ≥ 15 tahun sebanyak 343,210 orang. Menurut data Dinas Kesehatan Kota
Bengkulu pada tahun 2020, melalui pengukuran tekanan darah penduduk ≥15 tahun
menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas Kota Bengkulu di dapatkan total
jumlah penduduk yang menderita hipertensi sebanyak 82.320 orang. Dari 20 Puskesmas
yang ada di Kota Bengkulu, Puskesmas Jembatan Kecil merupakan urutan tertinggi kasus
hipertensi di Kota Bengkulu pada tahun 2020, yaitu sebanyak 7.007 orang (Dinas
Kesehatan Kota Bengkulu, 2020).
Prevalensi kasus hipertensi yang semakin meningkat, maka penderita hipertensi
harus segera diobati dan dicegah karena dapat menimbulkan berbagai komplikasi.
Komplikasi pembuluh darah terkait hipertensi dapat menyebabkan penyakit jantung
koroner, stroke, dan gagal ginjal. Adanya komplikasi pada organ tubuh tersebut
menyebabkan angka kematian yang tinggi. Kerusakan organ tidak hanya meningkatkan
biaya terapi dan perawatan pasien, keluarga, dan pemerintah, tetapi juga menurunkan
kualitas hidup pasien dan akan menjadi masalah yang lebih besar jika tidak ditangani
sejak dini (Herawati et al., 2020).
Upaya untuk mencegah tingkat keparahan hipertensi ini dapat dilakukan
pasiennya dengan cara patuh mengendalikan faktor berisikonya, diantaranya dengan
memonitoring tekanan darah secara teratur, menghindari merokok, menghindari diet yang
tidak sehat (kurang konsumsi sayur dan buah serta konsumsi gula, garam dan lemak
berlebih), obesitas, kurang aktifitas fisik, konsumsi alkohol berlebihan dan stress
3
(Vestabilivy dan Rukayah, 2014). Hal ini dimaksudkan agar keadaan tekanan darah
penderita hipertensi tetap terkontrol sehingga dapat terhindar dari penyakit hipertensi dan
komplikasinya. Karena masing-masing mempunyai efek penurunan tekanan darah yang
berperan dalam pencegahan hipertensi dan bila dilakukan secara bersamaan akan
mempunyai efek penurunan tekanan darah yang lebih nyata (Risca et al., 2019).
Pencegahan hipertensi tidak semudah yang diperkirakan. Menurut Maryanti
(2017) upaya untuk mengefektifkan pencegahan komplikasi hipertensi tersebut tidak
dapat ditempuh tanpa didukung kepatuhan pasien hipertensi itu sendiri (Wijayanti, 2020).
Kepatuhan pasien mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kesadaran dan
perilaku pasien hipertensi dalam mengontrol tekanan darah secara rutin dan patuh
menjalankan gaya hidup sehat sebagai salah satu upaya meminimalkan komplikasi akibat
hipertensi, karena hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan tetapi
harus selalu dikontrol atau dikendalikan agar tidak terjadi komplikasi yang dapat
berujung pada kematian (Hairunisa, 2014).
Modifikasi gaya hidup non-farmakologis telah terbukti efektif dapat
menurunkan tekanan darah dan mengurangi komplikasi hipertensi tanpa efek samping.
Menurut penelitian sebelumnya, diet sehat (mengurangi garam) dapat menurunkan
tekanan sistolik sebesar 3 mmHg, menurunkan risiko kematian akibat stroke sebesar 8%
dan menurunkan risiko kerusakan pembuluh darah sebesar 5%. Makan buah dan sayuran
menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 5 mmHg, menurunkan konsumsi alkohol
sebesar 5 mmHg. Perilaku kepatuhan gaya hidup sehat pasien hipertensi sangat
diperlukan, karena kepatuhan yang rendah merupakan faktor penghambat kontrol yang
baik (Khotimah, 2016). Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang, “Hubungan Kepatuhan Pencegahan Komplikasi Dengan Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Jembatan Kecil Kota
Bengkulu Tahun 2022”.
B. Rumusan Masalah
Data Dinas Kesehatan Kota Bengkulu (2020), yaitu jumlah penduduk yang
menderita hipertensi sebanyak 82.320 orang dan dari 20 Puskesmas yang ada di Kota
Bengkulu, Puskesmas Jembatan Kecil merupakan urutan tertinggi kasus hipertensi di
Kota Bengkulu pada tahun 2020, yaitu sebanyak 7.007 orang. Berdasarkan uraian
tersebut, maka rumusan permasalahannya adalah apakah Ada hubungan kepatuhan
pencegahan komplikasi dengan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Jembatan Kecil Kota Bengkulu tahun 2022?
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahui hubungan kepatuhan pencegahan komplikasi dengan tekanan
darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Jembatan Kecil Kota
Bengkulu tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui karakteristik penderita hipertensi (umur, jenis kelamin dan pendidikan)
di wilayah kerja Puskesmas Jembatan Kecil Kota Bengkulu.
b. Diketahui kepatuhan pencegahan komplikasi pada penderita hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Jembatan Kecil Kota Bengkulu.
c. Diketahui tekanan darah penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Jembatan Kecil Kota Bengkulu.
d. Diketahui hubungan antara kepatuhan pencegahan komplikasi dengan tekanan
darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Jembatan Kecil Kota
Bengkulu.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Instansi dan Pelayanan Kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi tambahan sehingga dapat
digunakan sebagai landasan untuk membuka dan memberikan pelayanan kesehatan
untuk penderita hipertensi.
2. Bagi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi ilmu pengetahuan
atau sebagai sumber kepustakaan guna memperkaya pustaka yang telah ada, sehingga
dapat dimanfaatkan oleh peserta didik selanjutnya dalam proses pendidikan khususnya
dalam bidang kesehatan.
3. Penelitian Selanjutnya
Dapat menjadi masukan dan referensi peneliti lainnya dalam melakukan penelitian
tentang hubungan kepatuhan pencegahan komplikasi dengan tekanan darah pada
penderita hipetensi.
5
E. Keaslian Penelitian
3 Purwanto Tingkat Kepatuhan Penelitian ini Dari hasil analisis Perbedaan pada
dan Sari Pengobatandan menggunakan didapatkan 87,8% penelitian ini terletak
(2014). Perubahan Gaya rancangan memiliki tingkat pada metode, analisis
Hidup Sehat, Pasien Penelitian kepatuhan yang data, variabel
Hipertensi Di cross sectional rendah, 12,2% dependen, populasi
Wilayah Kerja deskriptif. memiliki tingkat dan jumlah sampel 41
Puskesmas kepatuhan sedang, responden.
Tegallalang I, Bali dan tidak
Tahun 2014. didapatkan tingkat Persamaan penelitian
kepatuhan yang ini terletak pada
tinggi. Sebagian variabel indevenden
besar subyek
penelitian
memiliki tingkat
kepatuhan gaya
hidup sehat yang
rendah.
7
8
e. Meletakkan bagian bell stetoskop di atas arteri brakialis yang terletak tepat di
batas bawah manset. Bagian diafragma stetoskop juga dapat digunakan untuk
mengukur tekanan darah sebagai alternatif bell stetoskop.
f. Memompa manset sampai 180 mmHg atau 30 mmmHg setelah suara nadi
menghilang. Lepaskan udara dari manset dengan kecepatan sedang
(3mmHg/detik). Pengukuran tekanan darah 3 kali dengan selang waktu 1-2
menit. Lakukan pengukuran tambahan bila hasil pengukuran pertama dan kedua
berbeda >10 mmHg. Catat rerata tekanan darah, minimal dua dari hasil
pengukuran terakhir.
B. Konsep Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Menurut Joint National Committe on Prevention Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure VII/ JNC 2003 hipertensi adalah suatu keadaan
dimana tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan diastolik ≥90 mmHg
(Puspita, 2016). Tekanan darah dibedakan menjadi tekanan darah sistolik dan
tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah maksimal yang
ditimbulkan pada arteri sewaktu darah disemprotkan kedalam pembuluh, rerata
tekanan sistolik ditunjukan (saat jantung berdetak atau bekerja ) yaitu 120 mmHg.
Tekanan diastolik adalah tekanan minimal didalam arteri ketika darah mengalir
keluar menuju ke pembuluh yang lebih kecil dihilir waktu, rerata diastolik (saat
rileksasi) yaitu 80 mmHg (Gunawan, 2020).
2. Penyebab/Etiologi Hipertensi
Berdasarkan etiologinya hipertensi dapat dibedakan menjadi hipertensi
primer/essensial yang dimana pada hipertensi jenis ini tidak diketahui penyebabnya.
Selain itu terdapat pula hipertensi sekunder akibat adanya suatu penyakit lain yang
mendasari seperti stenosis arteri renalis, penyakit parenkim ginjal, feokromositoma,
hiperaldosteronism, dan lain sebagainya (Krisnanda, 2017).
3. Klasifikasi Tekanan Darah
Menurut JNC VII, memberikan klasifikasi tekanan darah bagi dewasa usia
18 tahun ke atas yang tidak sedang dalam pengobatan tekanan darah tinggi dan tidak
menderita penyakit serius dalam jangka waktu tertentu (Kristiawani, 2017).
9
6. Komplikasi Hipertensi
Tekanan darah tinggi dalam jangka waktu lama akan merusak endothel
arteri dan mempercepat atherosklerosis. Komplikasi dari hipertensi termasuk
rusaknya organ tubuh seperti jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah besar.
Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk penyakit kardiovaskular (stroke,
transient ischemic attack), penyakit arteri koroner (infark miokard, angina), gagal
ginjal, dan atrial fibrilasi. Bila penderita hipertensi memiliki faktor-faktor resiko
kardiovaskular maka akan meningkatkan mortalitas dan morbiditas akibat gangguan
kardiovaskularnya tersebut Williams, dkk (2018) dalam (Huseini, 2021).
7. Penatalaksanaan Hipertensi
Tujuan dari pengobatan hipertensi yaitu mengendalikan tekanan darah untuk
mencegah terjadinya komplikasi (Irwan, 2016). Adapun penatalaksanaan pada
penderita hipertensi yaitu:
a. Non Farmakologi
Lukito dan Harmeiwaty (2019) Pentalaksanaan hipertensi secara non
farmakologi dapat dilakukan dengan mengintervensi gaya hidup sehat karena
12
pada pasien asma, dan lebih cocok pada penderita diabetes dan penyakit
vaskuler perifer (Supriati, 2020).
3) CCB (Calsium channel blocker), cara kerja dari obat ini yaitu memblok atau
mencegah masuknya ion kalsium kedalam sel yang mengakibatkan
terjadinya dilatasi koroner dan penurunan tahanan perifer dan koroner
(Huseini, 2021).
4) Angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor, dengan menghambat sistem
renin-angiotensin-aldosteron menyebabkan tekanan darah turun. Inhibitor
ACE dapat menghambat enzim dengan mengubah angiontensin I menjadi
angiotensin II ( Vasokonstriktor kuat) (Supriati, 2020).
C. Konsep Kepatuhan
1. Pengertian Kepatuhan
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kepatuhan memiliki
makna sifat patuh, ketaatan. Kepatuhan adalah suatu bentuk perilaku yang timbul
akibat adanya interaksi anatara petugas kesehatan dan pasien sehingga pasien
mengerti rencana dengan segala konsekuensinya dan menyetujui rencana tersebut
serta melaksanakannya (Kemenkes.RI, 2014).
Contoh ketidakpatuhan terhadap pengobatan antara lain ketidakpatuhan
terhadap resep yang diberikan dokter, pengabaian pengobatan, penghentian obat
lebih awal, dan pemberian obat yang salah. Ketidakpatuhan untuk mengikuti
pengobatan dapat mengurangi penggunaan suatu obat. Oleh karena itu, pasien
kehilangan manfaat pengobatan dan kondisinya dapat memburuk secara bertahap.
Jika dosis obat yang dikonsumsi terlalu tinggi, risiko efek samping meningkat
(Padila, 2012).
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan
a. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan Menurut Feuerstein ada beberapa faktor
yang mendukung sikap patuh, diantaranya : (Faktul, 2009)
1) Pendidikan
Pendidikan adalah usaha manusia untuk meningkatkan kepribadian
seseorang atau proses mengubah perilaku seseorang menuju kedewasaan
dan kesempurnaan dalam hidup seseorang dengan memelihara dan
menumbuhkan kepribadian spiritual (ciptaan, rasa, karsa) dan potensi fisik
seseorang.
14
2) Akomodasi
Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian pasien yang
dapat mempengaruhi kepatuhan.
3) Modifikasi faktor lingkungan dan sosial.
Membangun dukungan sosial dari keluarga dan teman.
4) Perubahan model terapi
Program-program dapat dibuat sesederhana mungkin dan penderita terlibat
aktif dalam pembuatan program tersebut.
5) Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan pasien.
Petugas kesehatan memberikan umpan balik setelah klien mendapatkan
informasi tentang pencegahan hipertensi.
b. Menurut Lawrance Green, 1980 dalam Notoadmojo, 2003 perilaku patuh
dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yang meliputi:
1) Faktor predisposisi (predisposingfactors)
Faktor predisposisi faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap
masyarakat terhadap kesehatan, kepercayaan, nilai, keyakinan, niat dan
sebagainya. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi perilaku seseorang
termasuk dalam perilaku kesehatan.
2) Faktor pemungkin (enabling factors)
Faktor pemungkin adalah faktor anteseden terhadap perilaku yang
memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana, yang termasuk dalam
faktor ini meliputi lingkungan fisik, tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana
kesehatan yang mendukung.
3) Faktor pendorong (reinforcing factors)
Faktor yang memperkuat terjadinya perubahan perilaku. Faktor ini
adalah dukungan keluarga dan petugas kesehatan.
c. Sementara menurut Notoatmodjo (2007) faktor yang mempengaruhi
kepatuhan terbagi menjadi :
1) Faktor predisposisi (faktor pendorong)
a) Kepercayaan atau agama yang dianut
Kepercayaan atau agama merupakan dimensi spiritual yang dapat
menjalani kehidupan. Penderita yang berpegang teguh terhadap
agamanya akan memiliki jiwa yang tabah dan tidak mudah putus asa
serta menerima keadaanya, demikian juga cara akan lebih baik.
15
garam saat memasak, menambah cita rasa pada makanan kecuali garam,
memperhatikan kadar garam dalam makanan olahan, menghindari makanan
dengan kadar natrium tinggi seperti keripik, daging olahan, keju, dan lain
sebagainya (Mukti, 2019).
d. Berhenti Merokok
Merokok adalah kebiasaan atau gaya hidup yang buruk. Penggunaan
tembakau akan mengakibatkan setidaknya tiga masalah kesehatan:
perkembangan penyakit paru-paru, perkembangan kanker, dan perkembangan
penyakit kardiovaskular. Rokok pada dasarnya merupakan pabrik bahan kimia
yang berbahaya. Saat batang rokok terbakar, maka asapnya menguraikan sekitar
4000 bahan kimia dengan 3 komponen utama, yaitu nikotin, tar dan karbon
monoksida. Merokok memberikan dampak negatif bagi kesehatan tidak hanya
bagi perokok aktif, tetapi juga bagi orang-orang yang berada dekat dengan
perokok yang dikenal sebagai perokok pasif. Pada penelitian yang telah banyak
dilakukan, dijelaskan efek jangka panjang dari merokok adalah peningkatan
tekanan darah karena adanya peningkatan zat inflamasi, disfungsi endotel,
pembentukan plak, dan kerusakan vaskular (modifikasi dari JNC dalam Harpeni,
2018).
e. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik didefinisikan sebagai setiap gerakan tubuh yang
disebabkan oleh kontraksi otot rangka yang mengakibatkan peningkatan
pengeluaran energi. Aktivitas di tempat kerja, aktivitas saat bepergian, aktivitas
di rumah, dan aktivitas di waktu luang adalah contoh latihan fisik (Quarino,
2014). Terkontrolnya tekanan darah sangat dipengaruhi oleh latihan fisik.
Kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung,
sehingga menyebabkan jantung bekerja lebih keras dalam memompa darah yang
pada akhirnya mengakibatkan naiknya tekanan darah.Aktivitas fisik membantu
seseorang mengontrol berat badan.Tekanan darah dapat dikontrol dengan
melakukan aktivitas fisik secara teratur selama 30-45 menit setiap hari. Jalan
pagi, jalan kaki, senam, bersepeda, dan berenang merupakan contoh latihan fisik
(olahraga) yang dapat membantu menurunkan tekanan darah. Disarankan agar
tugas-tugas ini dilakukan (Eriana, 2017).
18
f. Pengendalian Stress
Stres adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh adanya stressor dan
adanya tujuan untuk membangun kembali keseimbangan tubuh yang optimal
(Tsigos, 2016). Teknik relaksasi yang mampu mengatasi stres seperti meditasi,
relaksasi otot progresif, latihan pernafasan dalam, dan lain-lain. Contoh kegiatan
santai sederhana lainnya antara lain membaca buku, menonton tv, duduk atau
berbaring santai (Cahyati, 2021).
g. Tidak Minum Alkohol
D. Konsep Pencegahan
1. Pengertian Pencegahan
Pencegahan adalah suatu bentuk usaha atau tindakan yang dilakukan secara
dini sebelum suatu kejadian terjadi untuk mencegah terjadinya suatu hal yang tidak
diinginkan (Noor, 2008). Menurut Leavell dan Clark (1965) upaya preventif adalah
sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak
diinginkan. Preventif secara etimologi berasal dari bahasa latin pravenire yang
artinya datang sebelum/antisipasi/mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam
pengertian yang luas preventif diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan
untuk mencegah terjadinyan gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang.
2. Tahap-Tahap Pencegahan
Teori Leavell and Clark (1965), ada 5 tingkatan pencegahan antara lain
yaitu : Health Promotion (peningkatan kesehatan), General and Specific Protection
(perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu), Early
Diagnosis and Prom Treatment(menegakan diagnosis secara dini dan pengobatan
yang tepat), Disability Limitation (pembatasan kecacatan) dan Rehabilitation
(pemulihan kesehatan) Dalam epidemiologi dikenal ada empat tingkat utama
pencegahan penyakit, yaitu : (Ningga, 2018).
a. Pencegahan Tingkat Awal (Priemodial Prevention)
Pencegahan tingkat awal merupakan usaha mencegah terjadinya risiko
atau mempertahankan keadaan risiko rendah dalam masyarakat terhadap penyakit
secara umum.Tujuan primordial prevention ini adalah untuk menghindari
terbentuknya pola hidup sosial ekonomi dan cultural yang mendorong
peningkatan risiko penyakit. Upaya ini terutama sesuai untuk ditujukan kepada
masalah penyakit tidak menular ini cenderung menunjukan peningkatannya.
19
secara umum atau pada kelompok risiko tinggi. (3) Surveilans epidemiologi yakni
melakukan pencatatan dan pelaporan sacara teratur dan terus-menerus untuk
mendapatkan keterangan tentang proses penyakit yang ada dalam masyarakat,
termasuk keterangan tentang kelompok risiko tinggi.
d. Pencegahan Tingkat Ketiga (Tertiary Prevention)
Pencegahan pada tingkat ketiga ini merupakan pencegahan dengan
sasaran utamanya adalah penderita penyakit tertentu, dalam usaha mencegah
bertambah beratnya penyakit atau mencegah terjadinya cacat serta program
rehabilitasi. Tujuan utamanya adalah mencegah proses penyakit lebih lanjut,
seperti pengobatan dan perawatan khusus penderita kencing manis, tekanan darah
tinggi, gangguan saraf dan lain-lain serta mencegah terjadinya cacat maupun
kematian karena penyebab tertentu, serta usaha rehabilitasi.
Rehabilitasi merupakan usaha pengembalian fungsi fisik, psikologis dan
sosial seoptimal mungkin yang meliputi,rehabilitasi fisik/medis (seperti
pemasangan protese), rehabilitasi mental (psychorehabilitation) dan rehabilitasi
sosial, sehingga setiap individu dapat menjadi anggota masyarakat yang produktif
dan berdaya guna.
3. Pencegahan Hipertensi
Menurut Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation
and Treatment of High Blood Pressure (JNC) menganjurkan modifikasi gaya hidup
untuk mencegah dan menangani tekanandarah tinggi, selain terapi dengan obat.
Termasuk dalam modifikasi gaya hidupadalah penurunan berat badan, penerapan diet
kombinasi Dietary Approach to Stop Hypertension (DASH), reduksi asupan garam,
aktivitas fisik yang teratur dan tidak minum alkohol. Selain itu, berhenti merokok
juga dianjurkan untuk mengurangi resiko kardiovaskular secara keseluruhan.
Masing-masing mempunyai efek penurunan tekanan darah yang berperan dalam
pencegahan komplikasi hipertensi dan bila dijalankan secara bersamaan akan
mempunyai efek penurunan tekanan darah yang lebih nyata (Harpeni, 2018).
Gaya hidup sehat menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Depkes RI (2018) adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam
menciptakan hidup yang sehat dan menghindari kebiasaan yang buruk yang dapat
mengganggu kesehatan. Menurut Purwoastuti (2015) gaya hidup adalah aktivitas dari
manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain:
berjalan, berbicara, bekerja dan sebagainya. Menurut Listyorini (2012) menjelaskan
21
bahwa gaya hidup seringkali digambarkan dengan kegiatan, minat dan opini dari
seseorang (activities, interest, and opinion). Dan lebih menggambarkan perilaku
seseorang, yaitu bagaimana mereka hidup menggunakan uangnya dan memanfaatkan
waktu yang dimilikinya.
E. Kerangka Teori
Bagan 2.2 Kerangka Teori
Faktor Predisposisi
(Predisposing Factors) Kepatuhan Pencegahan
Pasien Hipertensi
1. Pengetahuan
2. Keyakinan
Penatalaksanaan
3. Keinginan
Farmakologi
4. Motivasi
5. Niat
Terapi obat
Hipertensi
antihipertensi
Faktor Pendukung
(Enabling Factors)
1. Keterjangkauan Akses Ke Penatalaksanaan
Pelayanan Kesehatan Non Farmakologi
2. Keterampilan Individu 1. Diet Kombinasi
DASH
2. Pengaturan BB
Faktor Pendorong 3. Pembatasan
(Reinforcing Factors) garam
4. Berhenti merokok
1. Dukungan Keluarga 5. Aktivitas fisik
2. Peran Tenaga Kesehatan teratur
6. Pembatasan
asupan alkohol
7. Pengendalian
stres
Sedang Berat
F. Hipotesis
Ada hubungan kepatuhan pencegahan komplikasi dengan tekanan darah pada
penderita hipertensi diwilayah kerja Puskesmas Jembatan Kecil Kota Bengkulu tahun
2022.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian
yang digunakan adalah Cross Sectional dengan cara pendekatan observasi, atau waktu
pengumpulan data dilakukan sekaligus pada waktu yang sama (Supriati, 2020). Dalam
penelitian ini variabel bebas (variabel independen) yaitu kepatuhan pencegahan
komplikasi dan variabel terikat (variabel dependen) tekanan darah. Penelitian ini
menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi (Notoatdmodjo,
2012).
B. Kerangka Konsep
Pada penelitian ini meliputi dua variable yaitu variabel independen (variabel
bebas) kepatuhan pencegahan komplikasi dan variabel dependen (variabel terikat)
tekanan darah. Berdasarkan kajian teoritis yang ada maka kerangka konsep penelitian ini
adalah :
Kepatuhan Pencegahan
Komplikasi
1. Diet DASH
2. Pengaturan berat badan Tekanan Darah
3. Pembatasan asupan garam
4. Berhenti merokok
5. Aktivitas fisik
6. Pengendalian stress
7. Tidak minum alkohol
22
23
C. Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Oprasional
179
𝑛 =
1 + 179 (0,1)²
179
𝑛=
1 + 179 𝑋 0,01
179
𝑛=
1 + 1,79
179
𝑛= 𝑛 = 60 = 60 Sampel
3
F. Instrumen Penelitian
Instrument atau alat penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner ini
terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Data demografi
Kuesioner ini terkait dengan identitas responden meliputi : umur, jenis kelamin dan
pendidikan.
2. Kepatuhan Pencegahan Komplikasi
Kuesioner kepatuhan pencegahan komplikasi ini terdiri dari 11 pertanyaan terkait
dengan kepatuhan pencegahan yang telah maupun yang belum dilaksanakan dalam
kurun waktu tertentu, meliputi pertanyaan melaksanakan diet DASH, pengaturan
berat badan, pembatasan asupan garam, kebiasaan merokok, aktivitas fisik secara
rutin, pengendalian stres dan tidak minum alkohol.
G. Pengumpulan Data
Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah
dengan menggunakan data primer dan skunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung dari
responden. Data primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara terhadap
masyarakat dengan menggunakan kuesioner yang telah tersedia untuk mendapatkan
26
H. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara bertahap, sebagai berikut:
1. Editing (Pemeriksaan Data)
Kegiatan ini meliputi pemeriksaan secara keseluruhan dan melengkapi serta
memperbaiki data yang diperoleh dari penelitian.
2. Coding (Pengkodean Data)
Pengkodean data dilakukan dengan cara memberikan kode terhadap hasil
yang diperoleh dari data yang ada yaitu menurut jenisnya, kemudian dimasukkan
dalam lembar tabel kerja guna mempermudah melakukan analisis terhadap data yang
diperoleh. Coding dalam penelitian ini yaitu :
a. Jenis kelamin
Laki-laki kode 1
Perempuan kode 2
b. Umur
36-45 tahun kode 1
46-55 tahun kode 2
56-65 tahun kode 3
>65 tahun kode 4
c. Pendidikan
Tidak sekolah kode 1
SD kode 2
SMP kode 3
SMA kode 4
Perguruan tinggi kode 5
27
I. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan yaitu mengelola data dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan serta dapat diuji secara statistik, kebenaran hipotesis
yang telah ditetapkan. Analisa data dapat dilakukan secara bertahap.
1. Analisa Univariat
Analisis ini bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap
variabel penelitian. Variabel yang diteliti meliputi variabel independen dan
dependen. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kategorik
meliputi angka kejadian hipertensi, karakteristik reponden (jenis kelamin, umur dan
pendidikan), kepatuhan pencegahan komplikasi dan tekanan darah. Selanjutnya data
disajikan pada tabel frekuensi dan diinterpretasikan berdasarkan hasil yang
diperoleh. Nilai proposi yang didapat dalam presentase yang diinterprestasikan
dengan menggunakan kategori (Arikunto, 2013):
1) 0% : Tidak satupun kejadian
2) 1%-25% : Sebagian kecil
3) 26%-49% : Hampir sebagian
4) 50% : Setengah dari kejadian
5) 51%-75% : Sebagian besar
6) 76%-99% : Hampir seluruh
7) 100% : Seluruh
28
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel,
dilakukan uji statistik chi square dengan tingkat signifikan p < 0,05 menggunakan
SPSS 16 for windows untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kepatuhan
pencegahan komplikasi dengan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Jembatan Kecil Kota Bengkulu. Kriteria hubungan variabel
ditentukan oleh nilai p value. Apabila nilaip ≤ α 0,05, maka keputusannya berarti ada
hubungan antara variabel kepatuhan pencegahan komplikasi dengan variabel tekanan
darah. Sedangkan apabila nilai p > α 0,05, maka keputusannya berarti tidak ada
hubungan antara variabel kepatuhan pencegahan komplikasi hipertensi dengan
variabel tekanan darah pada pasien hipertensi.
J. Alur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2022 di posbindu wilayah kerja
Puskesmas Jembatan Kecil Kota Bengkulu. Adapun alur penelitian ini digambarkan
sebagai berikut :
Bagan 3.4 Alur Penelitian
K. Etika Penelitian
Peneliti akan mempertimbangkan etika penelitian dan hukum untuk melindungi
responden dari bahaya dan menghindari ketidaknyamanan fisik dan psikologis. Etika
penelitian mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)
Untuk melengkapi prinsip etis dalam penelitian ini maka peneliti perlu
memperhatikan perlindungan hak-hak pasien untuk mengambil keputusan sendiri
yang dijamin oleh formulir persetujuan. Sebelum menyatakan bersedia menjadi
responden, peneliti telah memberikan informasi tentang tujuan, manfaat penelitian
dan cara pengisian kuesioner kemudian responden yang bersedia berpartisipasi dalam
penelitian ini diminta untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi responden
atau responden penelitian. Pada saat penelitian ditemukan responden yang tidak
dapat tanda tangan sehingga diwakili oleh keluarganya.
2. Tanpa Nama (Anonimity)
Nama responden tidak perlu dicantumkan pada lembar observasi. Untuk penggunaan
anonimitas dalam penelitian ini, peneliti menunjukkan pada responden untuk
menjaga kerahasiaan identitas responden dengan cara tidak menuliskan nama
sebenarnya pada lembar kuesioner tetapi dengan inisial atau kode responden
menggunakan angka latin dan alamat responden pada lembar observasi.
3. Kerahasiaan (Confidentialy)
Kerahasiaan diartikan sebagai semua informasi yang diterima dari
responden tidak dibagikan kepada orang lain dan hanya diketahui oleh peneliti.
Informasi yang dikumpulkan dari orang tersebut dijamin kerahasiaannya. Untuk data
tertentu yang disajikan dalam hasil penelitian, peneliti menggunakan nama samaran
(anonymous) sebagai pengganti identitas responden.
4. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan sesuai dengan prinsip kejujuran, keterbukaan, dan kehati-
hatian. Responden harus diperlakukan secara adil dan tanpa diskriminasi dari awal
hingga akhir. Jadi kalau ada yang tidak bersedia maka harus dikeluarkan. Peneliti
memberikan penghargaan kepada seluruh responden jika telah mengikuti penelitian
dengan baik.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Jalannya Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kepatuhan
pencegahan komplikasi dengan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Jembatan Kecil Kota Bengkulu. Tahap ini meliputi beberapa proses
antara lain penetapan judul, pengambilan data sekunder, perumusan masalah
penelitian, persiapan instrumen penelitian, ujian proposal skripsi serta mengurus
surat izin penelitian dan peneliti memberikan surat permohonan layak etik pada tim
layak etik Poltekkes Kemenkes Bengkulu yang di usulkan pada tanggal 13 Juni 2022
dan disetujui layak etik pada tanggal 27 Juli 2022 No.KEPK/333/07/2022. Pada
tahap ini peneliti mengurus surat izin penelitian yang pertama ke Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik Bengkulu pada tanggal 3 Juni 2022 dan ditetapkan waktu
penelitian yaitu 7 Juni - 7 Juli 2022. Setelah itu pada tanggal 3 Juni 2022 mengurus
surat izin penelitian ke Dinas Kesehatan Kota Bengkulu dan dikeluarkan surat
rekomendasi pada tanggal 9 Juni 2022 dan dilanjutkan mengurus suat izin penelitian
ke Puskesmas Jembatan Kecil Kota Bengkulu pada tanggal 9 Juni 2022 dan
menyepakati waktu memulai penelitian.
Sebelum melaksanaan penelitian hal pertama yang dilakukan peneliti
mengidentifikasi calon responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang
telah ditentukan sebanyak 60 orang dengan terlebih dahulu berdiskusi pada bidan
atau petugas kesehatan yaitu penanggung jawab kegiatan posbindu yang bertugas di
Puskesmas Jembatan Kecil Kota Bengkulu. Selanjutnya pada saat penelitian
menjelaskan maksud tujuan penelitian ini kepada responden terlebih dahulu dan
menjelaskan bahwa terjaminnya kerahasiaan identitas responden selama
berlangsungnya penelitian ini, setelah calon responden mendapatkan penjelasan dan
bersedia menjadi responden, kemudian responden diminta untuk mengisi lembar
informed consent (lembar persetujuan berpartisipasi dalam penelitian). Peneliti
mengawali penelitian dengan memberikan kuesioner kepada responden untuk di isi
dengan sungguh-sungguh tanpa adanya manipulasi. Peneliti juga mendampingi serta
memberi penjelasan kepada responden bila ada pertanyaan pada kuesioner yang tidak
dipahami. Namun beberapa responden khususnya responden lansia, dalam pengisian
30
31
2. Hasil Penelitian
a. Analisa Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-
masing variabel penelitian, yaitu karakteristik (umur, jenis kelamin dan
pendidikan), kepatuhan pencegahan dan tekanan darah penderita hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Jembatan Kecil Kota Bengkulu sebagai berikut:
1) Karakteristik Pasien Hipertensi
3 Pendidikan
Perguruan Tinggi 4 6.7%
SMA 37 61.7%
SMP 19 31.7%
b. Analisa Bivariat
Analisis bivariat dilakukan digunakan untuk melihat apakah ada
hubungan antara kepatuhan pencegahan komplikasi dengan tekanan darah pada
penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Jembatan Kecil Kota Bengkulu
tahun 2022 menggunakan uji chi square dapat dilihat pada tabel berikut.
B. Pembahasan
1. Karakteristik Penderita Hipertensi
Hasil distribusi frekuensi karakteristik penderita hipertensi hampir sebagian
berusia lanjut (56-65 tahun) yaitu 35% dengan secara keseluruhan menunjukkan
rentang usia antara 45 sampai 85 tahun. Keadaan ini sejalan dengan proses
perjalanan penyakit dimana kejadian hipertensi primer biasanya di mulai pada usia
akhir 30-an dan pada awal 50-an Smeltzer (2002) dengan bertambahnya usia, itu
mempengaruhi fungsi jantung dan pembuluh darah, mengurangi hormon dan bahkan
meningkatkan tekanan darah. Faktor usia merupakan hal yang tidak dapat diubah
dalam kasus hipertensi. Seiring bertambahnya usia, arteri mereka menjadi kurang
elastis atau fleksibel, yang biasanya terjadi pada orang yang mengalami hipertensi
pada usia empat puluhan dan enam puluhan. Hal ini sesuai dengan penelitian
Ariyanto, (2016) dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi menjadi lebih
besar, dan juga menyebabkan komplikasi, sehingga prevalensi hipertensi dikalangan
usia lanjut cukup tinggi. Hasil penelitian juga sesuai dengan Julianty P (2010) yang
menunjukkan bahwa persentase responden dengan hipertensi meningkat seiring
bertambahnya usia. Untuk orang yang berusia 45 tahun atau lebih, tingkat
peningkatannya 2,7 kali lebih besar daripada orang yang berusia kurang dari 45
tahun.
Jenis kelamin penderita hipertensi terbanyak dalam penelitian ini adalah
sebagian besar perempuan sebanyak 65%. Hasil penelitian ini sejalan dengan
pendapat (Garwahusada, 2020) bahwa dikalangan orang dewasa muda dan setengah
baya, laki-laki cenderung lebih banyak mengalami tekanan darah tinggi daripada
perempuan. Namun hal sebaliknya terjadi setelah usia sekitar 50 tahun ke atas, ketika
sebagian besar perempuan mengalami menopause yaitu terjadinya penurunan
perbandingan estrogen dan enderogen yang menyebabkan peningkatan pelepasan
rennin, sehingga dapat memicu tekanan darah tinggi, maka tekanan darah tinggi
menjadi lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan pada laki-laki. Hal ini
juga sesuai dengan penelitian Vestabilivy dan Rukayah (2014) bahwa karakteristik
pasien hipertensi yang menjadi responden dalam penelitiannya lebih banyak
perempuan yaitu sebesar 67,4%. Selain itu, hasil penelitian lain oleh Caroline (2018)
bahwa karakterisitk reponden pasien hipertensi berdasarkan jenis kelamin terbanyak
adalah perempuan yaitu sebesar 56,9%.
36
rennin, sehingga dapat memicu tekanan darah tinggi, maka tekanan darah tinggi
menjadi lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan pada laki-laki
(Garwahusada, 2020). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Asmita dalam Ariyanto (2016) menunjukkan hubungan yang signifikan antara
umur dengan tekanan darah, dan tekanan darah perempuan cenderung lebih tinggi
daripada laki-laki.
C. Keterbatasan Penelitian
Pengukuran tekanan darah pasien hipertensi pada penelitian ini dilakukan
langsung oleh perawat dan bidan penanggung jawab posbindu puskesmas dengan
menggunakan spigmomanotmeter non raksa (digital) sehingga hasil tekanan darah tidak
dilakukan langsung oleh peneliti.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hubungan kepatuhan
pencegahan komplikasi dengan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Jembatan Kecil, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Karakteristik penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Jembatan Kecil
didapatkan sebagian besar perempuan, sebagian besar berpendidikan SMA dan
hampir sebagian berumur >60 tahun.
2. Kepatuhan pencegahan komplikasi penderita hipertensi sebagian besar dalam
kategori patuh.
3. Tekanan darah penderita hipertensi hampir seluruh mengalami hipertensi sedang.
4. Ada hubungan kepatuhan pencegahan komplikasi dengan tekanan darah pada
penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Jembatan Kecil Kota Bengkulu
tahun 2022.
B. Saran
1. Bagi Instansi dan Pelayanan Kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi tambahan sehingga dapat
digunakan sebagai landasan untuk membuka dan memberikan pelayanan kesehatan
untuk penderita hipertensi.
2. Bagi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi ilmu pengetahuan
atau sebagai sumber kepustakaan guna memperkaya pustaka yang telah ada, sehingga
dapat dimanfaatkan oleh peserta didik selanjutnya dalam proses pendidikan khususnya
dalam bidang kesehatan.
3. Penelitian Selanjutnya
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti
lain khususnya mengenai hubungan kepatuha pencegahan dengan tekanan darah pada
penderita hipetensi.
40
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Ariyanto, Y. N. (2016). Hubungan Kepatuhan Minum Obat dengan Tekanan Darah Pasien
Hipertensi di Puskesmas Banguntapan 1 Bantul. Stikes Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta, 1–47.
Eriana, I. (2017). Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pegawai Negeri
Sipil UIN Alauddin Makasar Tahun 2017. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
UIN Alauddin Makassar, 2(1), 1–109.
Garwahusada, & W. (2020). Hubungan Jenis Kelamin, Perilaku Merokok, Aktifitas Fisik
Dengan Hipertensi Pada Pegawai Kantor. Media Gizi Indonesia, 15(1), 60–65. https://e-
journal.unair.ac.id/MGI/article/view/12314/9068
Hairunisa. (2014). Hubungan Tingkat Kepatuhan Minum Obat Dan Diet Dengan Tekanan
Darah Terkontrol Pada Penderita Hipertensi Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas
Perumnas I Kecamatan Pontianak Barat. Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura
Pontianak, 1, 25.
Harpeni. (2018). Hubungan Self Care Agency dengan Kepatuhan Memodifikasi Gaya Hidup
Pasien Hipertensi di Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman Tahun 2018. Sekolah Ilmu
Kesehatan Perintis.
Hasanah, F. (2019). Gambaran Gaya Hidup Dan Tingkat Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi
Obat Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Wonopringgo Kabupaten
Pekalongan Tahun 2019. Jurnal Kesehatan Keperawatan, 52(1), 2.
Herawati, N.T Alamsyah, D. Hernawan, A. . (2020). Hubungan antara Asupan Gula, Lemak,
Garam, dan Aktifitas Fisik dengan Kejadian Hipertensi pada Usia 20 – 44 Tahun Studi
Kasus Posbindu PTM di Desa Secapah Sengkubang Wilayah Kerja Puskesmas
Mempawah Hilir. Jurnal Mahasiswa Dan Penelitian Kesehatan, 7(1), 34–43.
Huseini, D. O. (2021). Hubungan Kepatuhan Minum Obat dengan Tekanan Darah pada
Pasien Hipertensi di Puskemas Sentosa Baru. Skripsi, 1(3), 82–91.
41
42
Kemenkes RI. (2018). Manajemen Program Pencegahan dan Pengendalian Hipertensi dan
Perhitungan Pencapaian SPM Hipertensi. Subdit Penyakit Jantung Dan Pembuluh Darah
Direktorat P2PTM Ditjen Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit, April, 11, 17, 20.
Khotimah, N. K. (2016). Model Peningkatan Kepatuhan Gaya Hidup Sehat Pada Pasien
Hipertensi Berbasis Social Cognitive Theory Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Bima.
Tesis. Surabaya: Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya., ilmu Perilaku
Kesehatan, 1–210.
Kumala. (2014). Peran Diet Dalam Pencegahan Dan Terapi Hipertensi Role Of Dietary In
The Prevention And Treatment Of Hypertension Damianus Journal of Medicine. 13(1
Februari 2014), 50–61.
Mukti, B. (2019). Penerapan DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) pada Penderita
Hipertensi. Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition,
Midwivery, Environment, Dentist), 14(2), 17–22.
https://doi.org/10.36911/pannmed.v14i2.610
Notoatdmodjo, S. (2012). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. PT. Rineka Cipta.
Padila. (2012). Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah. In Yogyakarta: Nuha Medika.
Purba, E. J. . (2021). Literatur Review : Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi
Pada Lansia.
Purwandari, K. P., & Nugroho, Y. W. (2018). Hubungan Tingkat Kepatuhan Diet terhadap
Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Desa Nambangan. Hubungan Tingkat
Kepatuhan Diet Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Desa
Nambangan, 482–486.
Purwanto dan Sari. (2014). Tingkat Kepatuhan Pengobatandan Perubahan Gaya Hidup Sehat,
Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Tegallalang I, Bali Tahun 2014. Intisari
Sains Medis, 5(1), 21–30. https://doi.org/10.15562/ism.v5i1.31
43
Quarino, A. (2014). Perbandingan Rerata Jumlah Langkah Sebagai Penanda Aktivitas Fisik
antara Pekerja dengan Sindroma Metabolik dan Tanpa Sindroma Metabolik. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Risca, J.F. Wahyuningsih, B.D Windartik, E. (2019). Hubungan Kepatuhan Diet Dengan
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi. Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes
Bina Sehat PPNIMojokerto.
Riskesdas. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementerian Kesehatan RI,
53(9), 1689–1699.
Smeltzer. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Sudarth. (Agung
Waluyo Dkk, Penerjemah). Jakarta: EGC., 2(8).
Supratman, A. (2019). Hubungan gaya hidup dengan kejadian Hipertensi pada usia dewasa
muda (20-44) diwilayah kerja puskesmas kampung dalam pontianak timur.
Supriati. (2020). Hubungan Gaya Hidup Sehat Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di
Desa Natai Kondang Kecamatan Permata Kecubung Kabupaten Sukamara Provinsi
Kalimantan Tengah Tahun 2020. Borneo Cendekia Medika Pangkalabun, 5(1), 1–125.
Yazid, N. (2015). Kepatuhan Diet Pada Lansia Hipertensi Di Desa Gayaman Kecamatan
Mojoanyar Kab. Mojokerto.
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1
ORGANISASI PENELITIAN
A. Pembimbing
Nama : Dr. Darwis, S.Kp.,M.Kes
NIP : 19630133198312002
Pekerjaan : Dosen Jurusan DIV Promosi Kesehatan
Jabatan : Pembimbing I
B. Peneliti
Nama : Liza Evia
NIM : P05170018070
Pekerjaan : Mahasiswa DIV Promosi Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Alamat : Ds. Datar Lebar I Kec. Lungkang Kule Kab.Kaur Prov. Bengkulu
Lampiran 2
JADWAL PENELITIAN
Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agu
I Mengidentifikasi
Masalah
Pengambilan
Judul
Pembuatan
Proposal
Ujian Proposal
Perbaikan
Proposal
Pengurusan Surat
Izin
II Pelaksanaan
Penelitian
Pengolahan Data
Penyusunan
Laporan
Seminar Hasil
Perbaikan
Seminar Hasil
Lampiran 3
(.......................................)
Lampiran 4 No.Responden:........................
Tanggal wawancara: ..........................
4. Tingkat pendidikan :
Tidak Sekolah SMA/Sederajat
SD/Sederajat Perguruan Tinggi
SMP/Sederajat
B. KUESIONER KEPATUHAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI HIPERTENSI
Petunjuk pengisian :
Dimohon dapat mengemukakan pendapat secara jujur untuk menyatakan perilaku
kepatuhan saudara terhadap pernyataan dengan memberikan tanda Check list (√) pada
jawaban yang anda anggap anda lakukan Ya untuk Tidak jika tidak anda lakukan.
No. Item Pertanyaan Jawaban Skor
Ya Tidak
1 Apakah anda mengurangi konsumsi garam seperti makan
makanan yang asin-asin (ikan asin, telur asin dan lainnya)
< 1 sendok teh setiap hari?
Sumber : (Vestabilivy, 2014), (Huseini, 2021), (Supriati, 2020), (Maryanti, 2017) dan
(Susriwenti, 2019)
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI
DOKUMENTASI PENELITIAN
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 21 35.0 35.0 35.0
Perempuan 39 65.0 65.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Perguruan Tinggi 4 6.7 6.7 6.7
Tekanan_Darah
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Sedang ≥ 140/90 mmHg 45 75.0 75.0 75.0
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 27.959a 1 .000
b
Continuity Correction 24.673 1 .000
Likelihood Ratio 27.799 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
27.493 1 .000
Association
N of Valid Casesb 60
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.75.
b. Computed only for a 2x2 table
Lampiran 11
Uji validitas dilakukan terhadap 11 item pernyataan kepatuhan didapatkan hasil uji
r hitung > r tabel (corrected item total correlation > 0,0,3809) maka 11 item pernyataan
seluruhnya valid. Uji reabilitas dilakukan pada 11 item pernyataan kepatuhan didapatkan
0,885 > r tabel maka dinyatakan reabilitas sangat tinggi karena berada ada rentang
0,81<r>1,00.