Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Persiapan Seminar Proposal

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

1.

Alasan mengambil judul


Berdasarkan Literatur yang saya baca dan saya temukan masih tinggi nya prevalensi Dm
dari data dunia menempati peringkat ke 6 sebagai penyebab kematian, dan diperkirakan
pada tahun 2030 menempati urutan ke7 penyebab kematian di dunia. Berdasarkan data
kemenkes RI terjadi peningkatan prevalensi DM pada penduduk usia > 15 tahun. Pada
tahun 2013 sebesar 1,5% mengalami peningkatkan pada tahun 2018 sbesar 2,0% dg
provinsi tertinggi yaitu DKI sebesar 3,4% sedangkan provinsi terendah yaitu NTT
sebesar 0,9%. Sedangkan provinsi Kalimantan Selatan menempati urutan ke-17 sebesar
1,4%.

Berdasarkan literatur dan beberapa jurnal yang saya baca masih rendahnya kepatuhan
pasien DM terhadap pengobatan, pasien DM harus patuh terhadap pengobatan untuk
menghindari komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Jika pasien DM tidak
patuh terhadap pengobatan akan mengalami masalah pada kualitas hidup pasien akan
mempengaruhi kualitas hidup pasien dan memperburuk penyakitnya. Seperti
hipoglekemia, hiperglikemia, non ketotic, retinopati diabetic, neuropati diabetic, penyakit
makropaskuler (Stroke, penyakit pemnbuluh darah, perifer, dan infacmiokardial).
2. Alasan Memilih tempat penelitian
Berdasarkan data yang didapatkan dari dinas kesehatan kota banjarbaru tahun 2019
kejadian DM sebanyak 6.548 orang dengan data tertinggi yaitu di puskesmas rawat inap
cempaka sebesar 1,408 orang sedangkan data terendah di puskesmas landasan ulin timur
sebesar 53 orang sehingga menjadi dasar saya memilih puskesmas rawat inap cempaka
sebagai tempat penelitian dikarenakan angka kejadian DM tertinggi
3. Tujuan penelitian
Yaitu menganalisis kepatuhan terapi pada pasien DM tipe 2 menggunakan metode (Pill-
Count) di Puskesmas Rawat Inap Cempaka Kota Banjarbaru.
4. Alasan memilih metode pill-count
Berdasarkan pertimbangan yang saya dapat dari literatur bahwa metode untuk mengukur
kepatuhan dengan metode pill-count (perhitungan pill) lebih akurat dalam mengukur
kepatuhan mudah penggunaan nya, objectivitas dan kuantitatif ( dapat di hitung dalam
bentuk angka)

Kerugiannya dapat dengan mudah diubah oleh pasien (pill Dumping).

Bab 2
(Total pil−sisa pil)
5. Rumus menghitung Hasil= x 100 %
( Pil yang harus diminum)
Tingkat kepatuhan pasien diabetes mellitus tipe 2 yang menjalani pengobatan rawat jalan
di Puskesmas Rawat Inap Cempaka Kota Banjarbaru menggunakan metode pill-count.
Kepatuhan pasien dapat dikategorikan menjadi dua kategori yaitu jika hasil perhitungan
<80% termasuk kategori tidak patuh dan jika hasil perhitungan 80-100% termasuk
kategori patuh.
6. Kerangka pikir
Faktor faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien DM tipe 2 salah satunya faktor
pasien seperti : usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, lama pengobatan, dan jenis
pengobatan antidiabetik dinilai kepatuhan terapi pasien DM tipe 2 menggunakan metode
pill-count dengan menganalisis ketepatan jumlah sisa obat yang diminum, dengan
katagori patuh dan tidak patuh.
7. Hipotesis (kesimpulan sementara)
Ha (hipotesis alternatif)
Ho ( hipotesis no)
Ha : Terdapat hubungan antara karakteristik pasien seperti (usia, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, lama pengobatan, dan jenis
antidiabetik) dengan kepatuhan terapi pada pasien Diabetes Mellitus
tipe 2 di Puskesmas Rawat Inap Cempaka Kota Banjarbaru.
Ho : Tidak ada hubungan antara karakteristik pasien seperti (usia, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, lama pengobatan, dan jenis
antidiabetik) dengan kepatuhan terapi pada pasien Diabetes Mellitus
tipe 2 di Puskesmas Rawat Inap Cempaka Kota Banjarbaru.

8. Teori DM
Diabetes tipe II (DMT II) merupakan kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan
hiperglikemia, akibat sekresi insulin yang tidak normal, kerja insulin yang tidak normal
atau keduanya (Decroli, 2019). Munculnya penyakit ini pada usia dewasa disebabkan
oleh berbagai faktor seperti obesitas dan genetik. Jika dibiarkan, diabetes tipe 2 bisa
menyebabkan komplikasi.
9. Teori Kepatuhan
Kepatuhan dalam pengobatan didefinisikan sebagai sikap perilaku minum obat pasien
bertepatan dengan maksud saran kesehatan yang telah diberikan kepadanya. Kepatuhan
menjadi faktor terpenting yang menetukan hasil terapeutik, terutama pada pasien yang
menderita penyakit kronis (Inamdar dkk, 2016). Tingkat kepatuhan pasien digambarkan
oleh jumlah obat yang diminum setiap hari dan persentase waktu yang diminum selama
periode waktu tertentu (Jannah, 2018).
10. Klasifikasi Dm
a. Diabetes Tipe 1 (Diabetes Insulin Dependent)
Penyebab penyakitnya bukan faktor keturunan, melainkan faktor autoimun.
Penderita diabetes tipe ini membutuhkan insulin setiap hari untuk mengontrol kadar
glukosa dalam darah.
b. Diabetes Tipe 2 ( Diabetes Non Insulin Dependent)
Diabetes tipe 2 terjadi karena berbagai alasan, dari posisi dominan yang relatif kurang
resistensi insulin hingga defek sekresi insulin utama yang menyertai resistensi insulin.
Munculnya penyakit ini pada usia dewasa disebabkan oleh berbagai faktor seperti
obesitas dan genetik. Jika dibiarkan, diabetes tipe 2 bisa menyebabkan komplikasi.
c. Diabetes Gestasional
Diabetes yang terjadi selama kehamilan. Faktor penyebab DM pada kehamilan antara
lain riwayat keluarga DM, obesitas atau pertambahan berat badan saat hamil, usia ibu,
riwayat melahirkan bayi (> 4000 gram), dan riwayat penyakit lain (hipertensi,
keguguran). Gejala dan tanda diabetes gestasional sama dengan diabetes klinis, yaitu
poliuria (sering buang air kecil), polifagia (kelelahan), dan polipirasi (sering haus).

11. Diagnosis DM
Diabeetes : Glukosa darah Puasa (GDP): > 126mg/dL
Glukosa darah sewaktu (GDS) : > 200mg/dL
Prediabetes : GDP : 100-125
GDS : 126-140
Normal : GDP <100
GDS < 140
a. Poliuria, polifagia, polidipsia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan, ditambah tes glukosa darah (GDS) ≥200 mg / dl, dapat memastikan
diagnosis DM.
b. Hasil tes glukosa darah puasa (GDP) ≥126mg / dl juga dapat digunakan untuk
memandu diagnosis DM.
c. Kadar glukosa darah 2 jam TTGO ≥200 mg / dL (kadar glukosa plasma 2 jam
TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral) ≥200 mg / dL).
12. Terapi Farmakologi
1. Terapi Antihiperglikemia Oral
2. Terapi Insulin
a. Terapi Antihiperglikemia Oral
 Golongan sulfonilurea
Mekanisme kerja : mengikat reseptor pada beta pankreas, membentuk
membran depolaeisasi dengan stimulasi sekresi insulin
Generasi pertama : tolbutamide, chlopropamide
Generasi kedua : gliburid, glimepirid dan glibenklamide
 Golongan Meglitinid
Mekanisme kerja : meningkatkan sekresi insulin dari pankreas tetapi onset
nya lebih cepat dan waktu durasi lama.
Contoh : Refaglinid dan Nateglinid
 Golongan Biguanid Metformin
Mekanisme Kerja : Mereduksi glukoneogenesis hati, juga menimbulkan
efek yang menguntungkan sehingga meningkatkan sensitivitas insulin.
Contoh : metformin
 Golongan Tiazolidindion
Mekanisme kerja : Proliferator peroksisom mengaktifkan reseptor gamma
antagonis, meningkatkan sensitivitas insulin dan produksi metbolisme
glukosa
Contoh : Pioglitazon dan Rosiglitazon
 Penghambat Enzim a-Glikosidase
Mekanisme kerja : Memperlambat absropsi polisakarida, dekstrin, dan
disakarida di insetin.
Contoh : akarbose dan miglitol
 Inhibitor Dipeptidyl Peptidase-4 (DPP IV)
Mekanisme kerja : menghambat kerusakan glukagon-like peptide-1 (GLP
1), dapat meningkatkan sekresi insulin 1
Contoh: Sitagliptin dan saxagliptin

13. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan


WHO merekomendasikan untuk membagi faktor ketidakpatuhan menjadi lima dimensi,
yaitu: faktor sosial ekonomi, faktor tim dan sistem kesehatan, faktor status penyakit,
faktor pengobatan dan faktor pasien (Kardas dkk, 2013).
1) Faktor sosial ekonomi
Kurangnya dukungan sosial dan kehidupan yang tidak stabil menciptakan lingkungan
yang tidak mendukung dalam rencana, yang membuat kepatuhan pasien tidak mungkin
tercapai.
2) Faktor pasien
Usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan pendidikan terkait dengan kepatuhan pasien.
Pengetahuan tentang diabetes dan keyakinan akan kemanjuran obat akan mempengaruhi
keputusan pasien untuk menyelesaikan pengobatan.
3) Faktor kondisi penyakit
Jenis penyakit, tipe keparahan penyakit DM dan kondisi kronis/akut.
4) Faktor terapi
Jumlah obat yang harus diminum, toksisitas dan efek samping obat, lamanya pengobatan,
dan jenis pengobatan antidiabetes.
5) Faktor tim dan sistem kesehatan
Sistem pelayanan medis yang terintegrasi harus mampu memberikan pelayanan yang
mendukung pasien dalam memenuhi keinginan pengobatan. Dalam sistem ini harus ada
tenaga kesehatan yang kompeten, melibatkan berbagai disiplin ilmu, dan jam pelayanan
yang fleksibel.

Bab 3
14. Rancangan Penelitian
Menggunakan survey cohort atau yang disebut dengan prospektif adalah suatu penelitian
survei (noneksperimen) dalam mengakaji hubungan antara faktor risiko dengan efek
dengan pendekatan longitudinal kedepan atau prospektif
Faktor resiko (Karakterisktik Pasien)
Efek : Kepatuhan terapi
15. Populasi
Populasi adalah seluruh objek penelitian
Populasi yang digunakan pada penelitian ini seluruh pasien DM yang berobat yang
berobat di Puskesmas Rawat Inap Cempaka Kota Banjarbaru. Hasil data setiap bulan
sebanyak 118 orang.
16. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang akan diteliti
rumus slovin sebagai berikut:
N
n=
1+ N . d 2
Keterangan :
n : Besar sampel
N : Besar populasi
d : tingkat signifikasi (0,05)
118
n= 2
1+118. 0,05
118
n= ❑
1+118. 0,0025
118
n=
1+0,295
118
n=
1,295
n=92
n=92 orang
Jadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 92 orang. Dengan kriteria inklusi dan
eksklusi sebagai berikut :
1) Kriteria inklusi (yang dimasukkan sebagai sampel)
a) Pasien yang menggunakan terapi Diabetes Mellitus tipe 2 dengan atau tanpa
komplikasi.
b) Berusia > 17 tahun
c) Pasien lama yang telah menjalani pengobatan antidiabetik oral dan bersedia
dilakukan kunjungan rumah pada saat penelitian.
d) Pasien Diabetes Mellitus yang bersedia berpartisipasi dan menjadi
responden penelitian.

2) Kriteria eksklusi (yang bukan sampel)


a) Pasien yang masuk kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah pasien
Diabetes Mellitus tipe 1.
b) Pasien yang baru didiagnosa Diabetes Mellitus dan melakukan pengobatan.

17. Teknik sampling


Menggunakan purposive sampling sesuai kriteria yang di tentukan peneliti (inklusi)
18. Jenis data
Jenis data ada 2 : yaitu data primer dan sekunder
 Data primer : Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer tentang usia, jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, lama
pengobatan, jenis pengobatan antidiabetik serta jumlah obat yang
diminum serta berapa total obat yang dikonsumsi dan berapa sisa obat.
 Data sekunder : diperoleh pihak Puskesmas Rawat Inap Cempaka tentang
jumlah pasien diabetes mellitus tipe 2.
19. Variabel
Variabel ada 2 : variabel bebas dan terikat
Vaaribel bebas : karakteristik pasien meliputi : usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
lama pengobatan, dan jenis pengobatan antidiabetik.
Variabel terikat : kepatuhan terapi diabetes mellitus tipe 2.

20. Definisi Operational


3.6.1 Pasien Diabetes Mellitus tipe 2
Pasien diabetes mellitus tipe 2 adalah pasien diabetes mellitus tipe 2 yang menjalani
pengobatan rawat jalan dan pernah menjalani pengobatan sebelumnya di Puskesmas
Rawat Inap Cempaka Kota Banjarbaru.
3.6.2 Karakteristik Pasien
Karakteristik pasien diabetes mellitus tipe 2 adalah karakteristik yang meliputi usia,
jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, lama pengobatan dan jenis pengobatan
antidiabetik.
3.6.3 Usia Pasien
Usia pasien adalah usia pasien diabetes melitus tipe 2 yang menjalani
pengobatan rawat jalan di Puskemas Rawat Inap Cempaka Kota Banjarbaru yang
berusia ≥ 17 tahun.
3.6.3 Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah jenis kelamin pasien diabetes melitus tipe 2 yang menjalani
pengobatan rawat jalan di Puskesmas Rawat Inap Cempaka Kota Banjarbaru, jenis
kelamin yaitu laki-laki dan perempuan.
3.6.4 Pendidikan
Pendidikan adalah jenjang pendidikan terakhir yang telah diselesaikan oleh pasien
diabetes melitus tipe 2 yang menjalani pengobatan rawat jalan di Puskesmas Rawat
Inap Cempaka Kota Banjarbaru seperti tamat SD, SLTP, SLTA dan perguruan tinggi.
3.6.5 Pekerjaan
Pekerjaan adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan untuk mendapatkan gaji atau
upah oleh pasien diabetes melitus tipe 2 yang menjalani pengobatan rawat jalan di
Puskesmas Rawat Inap Cempaka Kota Banjarbaru seperti IRT, petani, pedagang,
wiraswasta, honor, PNS dll.
3.6.6 Jenis Pengobatan Antidiabetik
Jenis pengobatan antidiabetik adalah karakteristik pasien diabetes mellitus tipe 2 yang
menjalani pengobatan rawat jalan di Puskesmas Rawat Inap Cempaka Kota
Banjarbaru yang merujuk pada pasien menjalani perawatan secara monoterapi atau
kombinasi.
3.6.7 Lama Pengobatan
Lama pengobatan adalah karakteristik pasien diabetes melitus tipe 2 yang menjalani
pengobatan rawat jalan di Puskesmas Rawat Inap Cempaka Kota Banjarbaru yang
merujuk pada lama pengobatan yang dijalani oleh pasien. Lama pengobatan
dibedakan atas < 5 tahun dan ≥ 5 tahun.
3.6.8 Tingkat Kepatuhan Pasien
Tingkat kepatuhan pasien diabetes mellitus tipe 2 yang menjalani pengobatan rawat
jalan di Puskesmas Rawat Inap Cempaka Kota Banjarbaru menggunakan metode pill-
count. Kepatuhan pasien dapat dikategorikan menjadi dua kategori yaitu jika hasil
perhitungan <80% termasuk kategori tidak patuh dan jika hasil perhitungan 80-100%
termasuk kategori patuh.
21. Analisis Data
Analisis data ada 2 : univariat dan bivariat
Univariat : mencari presentasi setiap variabel
Bivariat : menggunakan uji statistik untuk menghubungkan variabel bebas dan variabel
terikat dengan menggunakan uji chi square
Alasan menggunakan uji chi square karena bentuk data adalah kategori
Kategori adalah : hasil ukur di masukkan dalam kelompok misalnya patuh atau tidak
patuh
Syarat uji chi square :
a. data berbentuk kategori (nominal/ordinal)
b. bentuk tabel (2x2) (2x3)
c. tidak ada nilai ekpektasi <5
Tabel (2x2) yang dibaca kuntiniti corection
Alpha : nilai signifikan atau nilai kepercayaan (0,05)
Ha : Hipotesis alternatif (ada hubungan)
Ho : Hipotesis nol (tidak ada hubungan)
Syarat : alpha < 0,05 bila Ha di terima Ho ditolak
Alpha > 0,05 Ho diterima Ha ditolak

22. Jalannya Penelitian


a. Peneliti melakukan seleksi terhadap pasien yang memenuhi persyaratan penelitian.
b. Pasien yang datang berobat ke Puskesmas Rawat Inap Cempaka Banjarbaru, setelah
diperiksa oleh dokter kemudian diarahkan untuk bertemu apoteker untuk menyerahkan
resep dan mengambil obat.
c. Pada saat bertemu apoteker, pasien diberi penjelasan mengenai tujuan pertemuan dan
ditawarkan kesediaannya untuk terlibat dalam penelitian.
d. Pasien yang bersedia diberikan inform consent dan meminta alamat serta nomor telpon
yang bisa dihubungi untuk melakukan kunjungan rumah.
e. Peneliti meminta izin untuk menghitung jumlah obat yang didapat pasien.
f. Peneliti membuat jadwal kunjungan rumah.
g. Peneliti melakukan kunjungan rumah sesuai dengan jadwal yang telah buat dan
disetujui.
h. Peneliti memeriksa jumlah obat pasien yang tersisa dengan menggunakan metode pill-
count.
i. Keseluruhan pengambilan data ini dilakukan selama 1 bulan dari bulan April-Mei tahun
2021.
j. Setelah 1 bulan pengumpulan, data diidentifikasi dan dianalisis gambaran karakteristik
pasien dan kepatuhan terapi, pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di Puskesmas Rawat
Inap Cempaka Kota Banjarbaru. Selain itu juga dianalisis hubungan karakteristik pasien
terhadap kepatuhan terapi pasien Diabetes Mellitus tipe 2 dengan smenggunakan
metode pill-count di di Puskesmas Rawat Inap Cempaka Kota Banjarbaru.
23. Diagram Alir

Persiapan Penelitian : 24.


1.Pengajuan judul kepada dosen pembimbing
2.Peninjauan ke Puskesmas Rawat Inap Cempaka Kota Banjarbaru
3.Perizinan Puskesmas Rawat Inap Cempaka Kota Banjarbaru
4.Penelusuran pustaka dan pencarian jurnal
5.Penentuan populasi dan sampel Pembuatan Proposal

Penyerahan Proposal ke dosen pembimbing

Pengambilan data di Puskesmas Rawat Inap Cempaka Kota


Banjarbaru sesuai kriteria inklusi penelitian

Pengolahan data hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan

23. Etika penelitian

Etika ada 3 : a. Lembar Persetujuan (Informed Consent),


b. Tanpa Nama (Anonimity),
c. Kerahasiaan (Confidentiality)

Anda mungkin juga menyukai