Persiapan Seminar Proposal
Persiapan Seminar Proposal
Persiapan Seminar Proposal
Berdasarkan literatur dan beberapa jurnal yang saya baca masih rendahnya kepatuhan
pasien DM terhadap pengobatan, pasien DM harus patuh terhadap pengobatan untuk
menghindari komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Jika pasien DM tidak
patuh terhadap pengobatan akan mengalami masalah pada kualitas hidup pasien akan
mempengaruhi kualitas hidup pasien dan memperburuk penyakitnya. Seperti
hipoglekemia, hiperglikemia, non ketotic, retinopati diabetic, neuropati diabetic, penyakit
makropaskuler (Stroke, penyakit pemnbuluh darah, perifer, dan infacmiokardial).
2. Alasan Memilih tempat penelitian
Berdasarkan data yang didapatkan dari dinas kesehatan kota banjarbaru tahun 2019
kejadian DM sebanyak 6.548 orang dengan data tertinggi yaitu di puskesmas rawat inap
cempaka sebesar 1,408 orang sedangkan data terendah di puskesmas landasan ulin timur
sebesar 53 orang sehingga menjadi dasar saya memilih puskesmas rawat inap cempaka
sebagai tempat penelitian dikarenakan angka kejadian DM tertinggi
3. Tujuan penelitian
Yaitu menganalisis kepatuhan terapi pada pasien DM tipe 2 menggunakan metode (Pill-
Count) di Puskesmas Rawat Inap Cempaka Kota Banjarbaru.
4. Alasan memilih metode pill-count
Berdasarkan pertimbangan yang saya dapat dari literatur bahwa metode untuk mengukur
kepatuhan dengan metode pill-count (perhitungan pill) lebih akurat dalam mengukur
kepatuhan mudah penggunaan nya, objectivitas dan kuantitatif ( dapat di hitung dalam
bentuk angka)
Bab 2
(Total pil−sisa pil)
5. Rumus menghitung Hasil= x 100 %
( Pil yang harus diminum)
Tingkat kepatuhan pasien diabetes mellitus tipe 2 yang menjalani pengobatan rawat jalan
di Puskesmas Rawat Inap Cempaka Kota Banjarbaru menggunakan metode pill-count.
Kepatuhan pasien dapat dikategorikan menjadi dua kategori yaitu jika hasil perhitungan
<80% termasuk kategori tidak patuh dan jika hasil perhitungan 80-100% termasuk
kategori patuh.
6. Kerangka pikir
Faktor faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien DM tipe 2 salah satunya faktor
pasien seperti : usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, lama pengobatan, dan jenis
pengobatan antidiabetik dinilai kepatuhan terapi pasien DM tipe 2 menggunakan metode
pill-count dengan menganalisis ketepatan jumlah sisa obat yang diminum, dengan
katagori patuh dan tidak patuh.
7. Hipotesis (kesimpulan sementara)
Ha (hipotesis alternatif)
Ho ( hipotesis no)
Ha : Terdapat hubungan antara karakteristik pasien seperti (usia, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, lama pengobatan, dan jenis
antidiabetik) dengan kepatuhan terapi pada pasien Diabetes Mellitus
tipe 2 di Puskesmas Rawat Inap Cempaka Kota Banjarbaru.
Ho : Tidak ada hubungan antara karakteristik pasien seperti (usia, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, lama pengobatan, dan jenis
antidiabetik) dengan kepatuhan terapi pada pasien Diabetes Mellitus
tipe 2 di Puskesmas Rawat Inap Cempaka Kota Banjarbaru.
8. Teori DM
Diabetes tipe II (DMT II) merupakan kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan
hiperglikemia, akibat sekresi insulin yang tidak normal, kerja insulin yang tidak normal
atau keduanya (Decroli, 2019). Munculnya penyakit ini pada usia dewasa disebabkan
oleh berbagai faktor seperti obesitas dan genetik. Jika dibiarkan, diabetes tipe 2 bisa
menyebabkan komplikasi.
9. Teori Kepatuhan
Kepatuhan dalam pengobatan didefinisikan sebagai sikap perilaku minum obat pasien
bertepatan dengan maksud saran kesehatan yang telah diberikan kepadanya. Kepatuhan
menjadi faktor terpenting yang menetukan hasil terapeutik, terutama pada pasien yang
menderita penyakit kronis (Inamdar dkk, 2016). Tingkat kepatuhan pasien digambarkan
oleh jumlah obat yang diminum setiap hari dan persentase waktu yang diminum selama
periode waktu tertentu (Jannah, 2018).
10. Klasifikasi Dm
a. Diabetes Tipe 1 (Diabetes Insulin Dependent)
Penyebab penyakitnya bukan faktor keturunan, melainkan faktor autoimun.
Penderita diabetes tipe ini membutuhkan insulin setiap hari untuk mengontrol kadar
glukosa dalam darah.
b. Diabetes Tipe 2 ( Diabetes Non Insulin Dependent)
Diabetes tipe 2 terjadi karena berbagai alasan, dari posisi dominan yang relatif kurang
resistensi insulin hingga defek sekresi insulin utama yang menyertai resistensi insulin.
Munculnya penyakit ini pada usia dewasa disebabkan oleh berbagai faktor seperti
obesitas dan genetik. Jika dibiarkan, diabetes tipe 2 bisa menyebabkan komplikasi.
c. Diabetes Gestasional
Diabetes yang terjadi selama kehamilan. Faktor penyebab DM pada kehamilan antara
lain riwayat keluarga DM, obesitas atau pertambahan berat badan saat hamil, usia ibu,
riwayat melahirkan bayi (> 4000 gram), dan riwayat penyakit lain (hipertensi,
keguguran). Gejala dan tanda diabetes gestasional sama dengan diabetes klinis, yaitu
poliuria (sering buang air kecil), polifagia (kelelahan), dan polipirasi (sering haus).
11. Diagnosis DM
Diabeetes : Glukosa darah Puasa (GDP): > 126mg/dL
Glukosa darah sewaktu (GDS) : > 200mg/dL
Prediabetes : GDP : 100-125
GDS : 126-140
Normal : GDP <100
GDS < 140
a. Poliuria, polifagia, polidipsia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan, ditambah tes glukosa darah (GDS) ≥200 mg / dl, dapat memastikan
diagnosis DM.
b. Hasil tes glukosa darah puasa (GDP) ≥126mg / dl juga dapat digunakan untuk
memandu diagnosis DM.
c. Kadar glukosa darah 2 jam TTGO ≥200 mg / dL (kadar glukosa plasma 2 jam
TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral) ≥200 mg / dL).
12. Terapi Farmakologi
1. Terapi Antihiperglikemia Oral
2. Terapi Insulin
a. Terapi Antihiperglikemia Oral
Golongan sulfonilurea
Mekanisme kerja : mengikat reseptor pada beta pankreas, membentuk
membran depolaeisasi dengan stimulasi sekresi insulin
Generasi pertama : tolbutamide, chlopropamide
Generasi kedua : gliburid, glimepirid dan glibenklamide
Golongan Meglitinid
Mekanisme kerja : meningkatkan sekresi insulin dari pankreas tetapi onset
nya lebih cepat dan waktu durasi lama.
Contoh : Refaglinid dan Nateglinid
Golongan Biguanid Metformin
Mekanisme Kerja : Mereduksi glukoneogenesis hati, juga menimbulkan
efek yang menguntungkan sehingga meningkatkan sensitivitas insulin.
Contoh : metformin
Golongan Tiazolidindion
Mekanisme kerja : Proliferator peroksisom mengaktifkan reseptor gamma
antagonis, meningkatkan sensitivitas insulin dan produksi metbolisme
glukosa
Contoh : Pioglitazon dan Rosiglitazon
Penghambat Enzim a-Glikosidase
Mekanisme kerja : Memperlambat absropsi polisakarida, dekstrin, dan
disakarida di insetin.
Contoh : akarbose dan miglitol
Inhibitor Dipeptidyl Peptidase-4 (DPP IV)
Mekanisme kerja : menghambat kerusakan glukagon-like peptide-1 (GLP
1), dapat meningkatkan sekresi insulin 1
Contoh: Sitagliptin dan saxagliptin
Bab 3
14. Rancangan Penelitian
Menggunakan survey cohort atau yang disebut dengan prospektif adalah suatu penelitian
survei (noneksperimen) dalam mengakaji hubungan antara faktor risiko dengan efek
dengan pendekatan longitudinal kedepan atau prospektif
Faktor resiko (Karakterisktik Pasien)
Efek : Kepatuhan terapi
15. Populasi
Populasi adalah seluruh objek penelitian
Populasi yang digunakan pada penelitian ini seluruh pasien DM yang berobat yang
berobat di Puskesmas Rawat Inap Cempaka Kota Banjarbaru. Hasil data setiap bulan
sebanyak 118 orang.
16. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang akan diteliti
rumus slovin sebagai berikut:
N
n=
1+ N . d 2
Keterangan :
n : Besar sampel
N : Besar populasi
d : tingkat signifikasi (0,05)
118
n= 2
1+118. 0,05
118
n= ❑
1+118. 0,0025
118
n=
1+0,295
118
n=
1,295
n=92
n=92 orang
Jadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 92 orang. Dengan kriteria inklusi dan
eksklusi sebagai berikut :
1) Kriteria inklusi (yang dimasukkan sebagai sampel)
a) Pasien yang menggunakan terapi Diabetes Mellitus tipe 2 dengan atau tanpa
komplikasi.
b) Berusia > 17 tahun
c) Pasien lama yang telah menjalani pengobatan antidiabetik oral dan bersedia
dilakukan kunjungan rumah pada saat penelitian.
d) Pasien Diabetes Mellitus yang bersedia berpartisipasi dan menjadi
responden penelitian.