Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Skripsi Yohana Perbaikan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 89

i

SKRIPSI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATA N TERHADAP


PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG DAMPAK ABORSI
PADA MAHASISWA STIK FAMIKA MAKASSAR

diajukan untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) dalam program


Studi Ilmu Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan (STIK) Famika
Makassar

OLEH:

YOHANA LOLOLUAN

NIM : 119531712

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN (STIK) FAMIKA

MAKASSAR

2021
ii

SURAT PERNYATAAN

Saya bersumpah bahwa skripsi atau hasil penelitian ini adalah hasil karya

sendiri dan belum pernah dibuat dan dikumpulkan oleh orang lain untuk

memperoleh gelar dari berbagai jenjang pendidikan di Perguruan Tinggi

manapun.

Sungguminasa, Juni 2021

Yang menyatakan,

YOHANA LOLOLUAN

NIM : 119531712
iii

HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATA N TERHADAP


PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG DAMPAK
ABORSI PADA MAHASISWA STIK FAMIKA
MAKASSAR
Disusun dan diajukan oleh :

YOHANA LOLOLUAN

NIM : 119531712

Dinyatakan telah memenuhi syarat dan disetujui untuk di


ajukan dalam seminar proposal.

Disetujui oleh :

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Ns. Wiwiek Hidayati Jaya,S.Kep.,M.Kes Dr.Yudit Patiku,S.Si,S.Kep.Ns.,M.Kes

NIDN : 0915129001 NIDN : 0916096903


iv

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATA N TERHADAP


PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG DAMPAK
ABORSI PADA MAHASISWA STIK FAMIKA
MAKASSAR
Disusun dan diajukan oleh :

YOHANA LOLOLUAN

NIM : 119531712

Telah di pertahankan dihadapan tim penguji dalam seminar proposal

Pada hari : Selasa

Tanggal : 09 Maret 2021

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk seminar Proposal

Tim pembimbing

1. Ns. Wiwiek Hidayati Jaya,S.Kep.,M.Kes ( )

2. Dr. Yudit Patiku,S.Si,S.Kep.Ns.,M.Kes ( )

Tim penguji

3. Ns. Sriwahyuni,S.Kep.,M.Kep ( )

4. Ns. Wahyuni Wahab,S.Kep ( )

Mengetahui

Ketua STIK Famika Makassar Ketua Program S1 Keperawatan

Dr. Yudit Patiku,S.Si,S.Kep.Ns.,M.Kes Ns. Ambo Anto,S.Kep.,M.Mkep


v

NIDN : 0916096903 NIDN : 0913029103


MOTTO
vi

KATA PENGANTAR

Segala Puji Dan Syukur Serta Hormat Kemulian Bagi Tuhan Yesus

Kristus dan Bunda Maria karena sungguh besar anugerah, berkat dan

kebaikanNya sehingga segala sesuatu yang berkaitan dengan persiapan,

peyusunan serta pelaksanaan proposal ini dapat terselesaikan dengan

baik.

Proposal dengan judul “PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN

TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG DAMPAK

ABORSI PADA MAHASISWA STIK FAMIKA MAKASSAR” dibuat untuk

memenuhi syarat dalam melakukan penelitian guna menyelesaikan studi

pada program studi S1 Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu

Keperawatan Famika Makassar.

Penulis menyadari bahwa penulisan proposal ini dapat selesai

karena adanya bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih tak

terhingga kepada kedua orang tua yang senantiasa memberikan

dorongan, bantuan serta doa dan dukungannya, serta penghormatan yang

sebesar-besarnya kepada :

1. DR. Oichida selaku KetuaYayasan Fani Mitra Karya Makassar.


vii

2. Dr.Ns. Yudit Patiku, S.Si, S.Kep., M.Kes., selaku Ketua STIK

FAMIKA beserta seluruh stafnya.

3. Ns. Ambo Anto S.Kep., M.Mkep., selaku Ketua Program Studi S-1

Keperawatan STIK FAMIKA Makassar.

4. Ns. Wiwiek Hidayati Jaya,S.Kep.,M.Kes, selaku pembiming I dan

Dr.Ns. Yudit Patiku, S.Si, S.Kep., M.Kes , selaku pembimbing II

yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam

membimbing penulis selama penyusunan proposal ini.

5. Ns. Sriwahyuni,S.Kep.,M.Kep, selaku penguji I dan, Ns.Wahyuni

Wahab,S.Kep selaku penguji II yang telah meluangkan waktunya

demi kesempurnaan proposal ini.

6. Seluruh dosen dan staf STIK Famika Makassar, selaku pendidik

dan pembimbing dalam penyelesaian tugas dan kewajiban baik

teori maupun praktek selama pendidikan di STIK Famika Makassar

7. Teman-teman angkatan 2017 yang telah membantu dalam

penyusunan proposal ini baik bantuan materi maupun non materi

dan semua pihak yang telah turut berpartisipasi dalam penyusunan

proposal ini yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu

persatu.

Dalam penulisan proposal ini penulis menyadari bahwa

proposal ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

dengan lapang dada penulis menerima kritikan dan saran yang

konstruktif demi sempurnanya proposal ini.


viii

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas segala

kebaikan dan bantuan yang diberikan semoga mendapat balasan

dari Tuhan Yang Maha Esa.

Sungguminasa, 8Maret 2021

Penulis

YOHANA LOLOLUAN
NIM : 119531712
ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL---------------------------------------------------------------------------- i

SURAT PERNYATAAN---------------------------------------------------------------------- ii

HALAMAN PERSETUJUAN----------------------------------------------------------------iii

HALAMAN PENGESAHAN-----------------------------------------------------------------iv

MOTTO ------------------------------------------------------------------------------------------ v

KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------- vi

DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------ ix

DAFTAR GAMBAR/SKEMA----------------------------------------------------------------xi

DAFTAR TABEL------------------------------------------------------------------------------- xii

DAFTAR LAMPIRAN ------------------------------------------------------------------------ xiii

ABSTRAK -------------------------------------------------------------------------------------- xiv

BAB I PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------1

A. Latar Belakang--------------------------------------------------------------1
B. Rumusan Masalah---------------------------------------------------------5
C. Tujuan Penelitian-----------------------------------------------------------5
D. Manfaat Penelitian----------------------------------------------------------6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA --------------------------------------------------------8

A. Tinjauan Umum Tentang Penyuluhan kesehatan------------------8


B. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan-------------------------------16
C. Tinjauan Umum Tentang Aborsi----------------------------------------25
BAB III KERANGKA KONSEP --------------------------------------------------------30

A. Kerangka Konseptual Penelitian----------------------------------------30


B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional------------------------31
x

C. Rumusan Hipotesis Penelitian-------------------------------------------32


BAB IV METODE PENELITIAN -------------------------------------------------------33

A. Kerangka Penelitian--------------------------------------------------------33

B. Populasi dan Sampel------------------------------------------------------33

C. Pengumpulan Data dan Analisa Data---------------------------------34

D. Etika Penelitian--------------------------------------------------------------37

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN -------------------------------39

A. Hasil Penelitian -------------------------------------------------------------39

B. Pembahasan----------------------------------------------------------------- 45

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN -------------------------------------------------51

A. Kesimpulan-------------------------------------------------------------------51

B. Saran ------------------------------------------------------------------------- 52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
xi

DAFTAR GAMBAR/SKEMA

Skema 3.1 : Kerangka Konseptual Penelitian----------------------------------------------------

31
xii

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 :Rerata Nilai Tingkat Pengetahuan Pre-Test dan Pro Test Tentang

Dampak Aborsi Pada Mahasiswa Stik Famika Makassar-------------------

42

Tabel 5.2 :Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Pre-Test dan Pro Test

Tentang Dampak Aborsi Pada Mahasiswa Stik Famika Makassar-------

43

Tabel 5.3 :Hasil Uji Normalitas Tingkat Pengetahuan Pre-Test dan Pro Test

Tentang Dampak Aborsi Pada Mahasiswa Stik Famika Makassar-------

44

Tabel 5.4 :Hasil Uji Wilcoxon Test Tingkat Pengetahuan Pre-Test dan Pro Test

Tentang Dampak Aborsi Pada Mahasiswa Stik Famika Makassar-------

45
xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 3 : SAP ( Satuan Acara Penyuluhan)

Lampiran 4 : Instrumen Penelitian

Lampiran 5 : Leaflet Aborsi

Lampiran 6 : Master Tabel Hasil Penelitian

Lampiran 7 : Hasil Pengolahan Data Penelitian

Lampiran 8 : Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Institusi

Lampiran 10 :

Lampiran 11 :

Lampiran 9 :
xiv

ABSTRAK

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATA N TERHADAP


PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG DAMPAK ABORSI
PADA MAHASISWA STIK FAMIKA MAKASSAR

TAHUN 2021

Oleh : Yohana Lololuan, NIM. 119531712

(xiii + 1 Gambar/Skema + 5 Tabel + 9 Lampiran + 42 Halaman)

Dampak dari bahaya aborsi ilegal bagi kesehatan kandungan bagi si


wanita bisa menyebabkan kerusakan rahim dan pendarahan hebat
bahkan bisa berujung kematian.Perbuatan aborsi di kalangan remaja
bermula dari prilaku seks bebas dan mereka cenderung mengabaikan
bahayanya bagi kesehatan para remaja. Tujuan dari penelitian ini Untuk
mengetahui Pengaruh penyuluhan kesehatan tentang dampak aborsi
terhadap peningkatan pengetahuan pada Mahasiswa STIK Famika
Makassar. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pra eksperimen
dengan pendekatan Pre-Post test design Pengambilan sampel
menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah responden
35 orang. Penelitian ini dilakukan di Stik Famika Makassar pada tanggal
26 April – 15 Mei 2021. Pengambilan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan rerata nilai
pengetahuan saat pre-test adalah 1,89 dan rerata nilai pengetahuan saat
post-test meningkat menjadi 2,00. Tingkat pengetahuan (Pre-Test) 4
orang (11.4%) kurang dan baik 31 orang (88.6%). Tingkat pengetahuan
(Post-Test) meningkat menjadi35 orang (100%) dengan kategori baik.
Hasil analisis dengan uji statistic Wilcoxon didapatkan ada pengaruh
pemberian penyuluhan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan tentang
dampak aborsi yaitu dengan nilai p value = 0,000 atau p< 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian, ada peningkatan pengetahuan Mahasiswa
Stik Makassar sesudah diberikan penyuluhan kesehatan. Berdasarkan
xv

hasil yang diperoleh, penyuluhan kesehatan dapat meningkatkan


pengetahuan.

Kata Kunci : penyuluhan Kesehatan, Dampak Aborsi

Pustaka : (2011 – 2020)


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara terminology aborsi didefinisikan sebagai tindakan

mengugurkan kehamilan sebelum janin dapat hidup diluar

kandungan (sebelum usia kehamilan 20 minggu), bukan semata

untuk menyelamatkan jiwa ibu dalam keadaan darurat tetapi juga

bisa karena ibu tidak menginginkan kehamilan itu (Yurika Fauzia

Wardhani,2019).

Berdasarkan penelitian WHO, sejak awal 2010 hingga kini,

di Indonesia diperkirakan ada sekitar 20-60% kasus aborsi yang

disengaja (induced abortion). Penelitian di 10 kota besar dan enam

kabupaten di Indonesia juga memperkirakan sekitar 2 juta kasus

aborsi, dengan 50% terjadi di perkotaan. Jurnalis memaparkan,dari

hasil penelitian di beberapa fasilitas kesehatan seperti rumah sakit

dan lembaga kesehatan lain, fenomena aborsi di Indonesia perlu

mendapat perhatian serius.( Abd. Hakim Husen,2014)

Dari World Health Organization (WHO) di tahun 2012,

terdapat sekitar 210 juta yang hamil 46 juta wanita diantaranya

melakukan aborsi dan hampir setengahnya (sekitar 20 juta) melalui

cara yang tidak aman. Menurut data WHO pada tahun 2010,

diperkirakan 15 juta remaja setiap tahunnya hamil, 60%


2

diantaranya tidak dikehendaki. Di Indonesia 11% dari kematian

maternal akibat aborsi yang tidak aman (unsafe abortion) (Oktarina,

2019)

Pada tahun 2009 Perkumpulan Keluarga Berencana

Indonesia (PKBI, Jateng) memiliki data yang menunjukkan terdapat

166 remaja datang berkonsultasi dalam keadaan hamil dan

memutuskan untuk melakukan aborsi. Pada tahun 2010 turun

menjadi 78 remaja dan pada tahun 2011 terjadi peningkatan lagi

dimana remaja yang datang untuk berkonsultasi dengan kehamilan

diluar nikah tercatat sebanyak 142 remaja dan memutuskan untuk

melakukan aborsi (PKBI Jateng, 2011). Sedangkan hasil penelitian

PKBI DIY tahun 2015, sebanyak 53-55 orang perempuan Indonesia

meninggal karena unsafe abortion, yang menyumbang 11-14% AKI

di Indonesia. AKI merupakan indikator kualitas kesehatan ibu di

suatu negara. Indonesia gagal mencapai target AKI MDGs sebesar

102/100.000 kelahiran. (Yurika Fauzia Wardhani,2019).

Di Indonesia melakukan aborsi menurut Undang-Undang

Hukum Pidana (KUHP) dikategorikan sebagai tindakan kriminal dan

yang menerima hukuman adalah ibu yang melakukan aborsi,

dokter atau bidan atau dukun dan orang-orang yang mendukung

terlaksananya aborsi (Langie 2014). Pasal 349 ayat c berbunyi,

“Orang-orang yang terlibat secara langsung dan menjadi penyebab

terjadinya aborsi itu dihukum dengan hukuman bervariasi”. Tidak


3

ada penjelasan hukum yang jelas bagi suami atau pasangan

pelaku aborsi. Terlebih apabila tindakan aborsi dilakukan tanpa

sepengetahuan pasangan atau suami. Sehingga dapat saja

pasangan atau suami tidak dikenai hukuman atau dianggap tidak

bersalah ketika pelaku aborsi melakukan tindakan aborsi tanpa ijin

atau sepengetahuan pasangan atau suami. (Oktarina, 2019)

Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) tahun 1997, pada perempuan kawin usia 15-49

menunjukkan perkiraan tingkat aborsi 12% dari seluruh kehamilan

yang terjadi. 30% di antara kasus aborsi itu dilakukan oleh

penduduk usia 15-24 tahun. Data SDKI tersebut cakupannya relatif

terbatas, karena data kejadian aborsi yang komprehensif di

Indonesia tidak tersedia. Angka tersebut tidak jauh berbeda dengan

hasil analisis data SDKI pada 2002-2003. (Yurika Fauzia

Wardhani,2019).

Penelitian yang dilakukan di 10 kota besar dan enam

kabupaten di Indonesia menemukan bahwa insiden aborsi lebih

tinggi di perkotaan dibandingkan dengan di perdesaan. Setiap

tahun lebih dari dua juta kasus aborsi terjadi, lebih dari satu juta

kasus atau 53% terjadi di perkotaan. Penelitian itu juga

menemukan pola yang berbeda pada provider aborsi. Di daerah

perkotaan, 73% kasus aborsi dilakukan oleh ahli kebidanan, bidan,

rumah bersalin, danklinik keluarga berencana. Di daerah pedesaan,


4

dukun mempunyai peran yang dominan dalam memberikan

pelayanan aborsi, kasus aborsi yang ditangani mencapai 84%.

Klien terbanyak berada di kisaran usia 20-29 tahun. Di perkotaan

sekitar 45,4%, sedangkan di perdesaan 51,5%. Organisasi

Kesehatan Dunia (WHO) menentukan bahwa aborsi termasuk

dalam masalah kesehatan reproduksi yang perlu mendapatkan

perhatian dan merupakan penyebab penderitaan wanita di seluruh

dunia(Yurika Fauzia Wardhani,2019).

Berdasarkan data yang diambil dari keadaan peserta didik

program S1 Keperawatan Stik Famika Makassar, mahasiswa tahun

angkatan 2015-2020 berjumlah 224 orang. Diantaranya mahasiswa

yang aktif berjumlah 148 orang dan mahasiswa semester 8

berjumlah 42 orang, mahasiswa semester 6 berjumlah 41,

mahasiswa semester 4 berjumlah 57, mahasiswa semester 2

berjumlah 48

Dampak dari bahaya aborsi ilegal bagi kesehatan

kandungan bagi si wanita bisa menyebabkan kerusakan rahim dan

pendarahan hebat bahkan bisa berujung kematian.

Perbuatan aborsi di kalangan remaja bermula dari prilaku

seks bebas dan mereka cenderung mengabaikan bahayanya bagi

kesehatan para remaja. Prilaku ini bisa menyebabkan penularan

berbagai penyakit berbahaya.( Indriana Alfiyah M. 2018)


5

Upaya pecegahan dan pelayanan tersebut Memberikan

edukasi seks di kalangan remaja. Hal ini dikarenakan masih

banyaknya para remaja kita yang mempelajari fungsi reproduksi

para sudut “kenikmatan” nya saja tanpa memandang efek-efek

negatif di kemudian hari. Maka harapannya dengan pemahaman

yang tepat dan lengkap, maka remaja akan dapat membuat

keputusan yang tepat untuk menjaga kesucian dirinya masing-

masing (Indriana Alfiyah M, 2018)

Dari uraian di atas calon peneliti ingin meneliti dengan judul

penelitian “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan terhadap

peningkatan pengetahuan tentang dampak Aborsi Pada

Mahasiswa STIK Famika Makassar”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latarbelakang di atas, maka

dirumuskan pertanyaan peneliti “Apakah adaPengaruh

Penyuluhan Kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan

tentang dampak Aborsi Pada Mahasiswa STIK Famika

Makassar?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengaruh penyuluhan kesehatan tentang

dampak aborsi terhadap peningkatan pengetahuan dan


6

perilaku pencegahan tindakan aborsi pada MahasiswaSTIK

Famika Makassar

2. Tujuan Khusus

a. Mengukur pengetahuan mahasiswa sebelum di

lakukan penyuluah kesehatan tentang dampak aborsi

terhadap peningkatan pengetahuan Mahasiswa STIK

Famika Makassar

b. Mengukur pengetahuan mahasiswa sesudah di

lakukan penyuluhan kesehatan tentang dampak

aborsi terhadap peningkatan pengetahuan

Mahasiswa STIK Famika Makassar

c. Menganalisa pengaruh penyuluhan kesehatan

terhadap peningkatan pengetahuan tentang dampak

aborsi sebelum dan sesudah pada mahasiswa STIK

Famika Makassar

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapakan dapat menambah ilmu

kesehatan terkait perilaku pencegahan terhadap tindakan

aborsi

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat Bagi Peneliti


7

Hasil penelitian ini dapat menjadi pengalaman yang

berharga bagi peneliti khususnya dalam peningkatan

wawasan dalam bidang penelitian serta menambah

pengetahuan tentang hal-hal yang menyangkut

kesehatan reproduksi dan dampak aborsi

b. Manfaat Bagi Responden

Diharapkan mampu mengetahui dan menambah

pengetahuan terhadap dampak aborsi

c. Manfaat Bagi Instansi

Dapat digunakan sebagai acuan serta masukan bagi

kampus untuk meningkatkan dan mengetahui dampak

dari aborsi
8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Penyuluhan Kesehatan

1. Pengertian

Penyuluhan mempunyai dua pengertian Penyuluhan

kesehatan yang pertama adalah sebagai bagian dari tingkat

pencegahan penyakit. Sedangkan yang kedua penyuluhan

diartikan sebagai upaya memasarkan, menyebarluaskan,

mengenal atau menjual pesan-pesan kesehatan sehingga

masyarakat mau menerima perilaku kesehatan yang pada

akhirnya mau berprilaku sehat. Penyuluhan Seksualitas

merupakan cara penyebaran pesan mengenai kesehatan

reproduksi dalam hal ini pendidikan seks yang didalam nya

merupakan pesan penting nya bahaya

seks(Benita,R.Nydia.2017).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan

penyuluhan kesehatan sebagai peluang sadar yang

dibangun untuk pembelajaran yang melibatkan beberapa

bentuk komunikasi yang dirancang untuk meningkatkan

kesehatan, termasuk meningkatkan pengetahuan, dan

mengembangkan keterampilan hidup yang kondusif untuk

kesehatan individu dan masyarakat (Wikipedia, 2016).


9

Komite Bersama Pendidikan Kesehatan dan Promosi

Terminologi mendefinisikan Pendidikan Kesehatan sebagai

kombinasi dari pengalaman belajar yang direncanakan

berdasarkan teori suara yang memberikan individu,

kelompok, dan masyarakat kesempatan untuk memperoleh

informasi dan keterampilan yang dibutuhkan untuk membuat

keputusan kesehatan yang berkualitas (Wikipedia, 2016).

Penyuluhan kesehatan adalah upaya untuk

mempengaruhi, dan atau mempengaruhi orang lain, baik

individu, kelompok, atau masyarakat, agar melaksanakan

perilaku hidup sehat. Sedangkan secara operasional,

penyuluhan kesehatan merupakan suatu kegiatan untuk

memberikan dan atau meningkatkan pengetahuan, sikap,

dan praktek masyarakat dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo,

2010).

2. Tujuan Penyuluhan Kesehatan

Tujuan Penyuluhan kesehatan merupakan domain

yang akan dituju dari pendidikan kesehatan. Penyuluhan

kesehatan memiliki beberapa tujuan antara lain pertama,

tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan

masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat

dan lingkungan sehat, serta peran aktif dalam upaya


10

mewujudkan derajat kesehatan yag optimal. Kedua,

terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga dan

masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik

fisik, mental dan social sehingga dapat menurunkan angka

kesakitan dan kematian. Ketiga, menurut WHO tujuan

penyuluhan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku

perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan

(Notoatmodjo, 2010).

Jadi tujuan Penyuluhan kesehatan adalah untuk

memperoleh pengetahuan dan pemahaman pentingnya

kesehatan untuk tercapainya perilaku kesehatan sehingga

dapat meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan

sosial, sehingga produktif secara ekonomi maupun

sosial(Notoatmodjo, 2010).

3. Ruang Lingkup Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan

lima tingkat pencegahan, yaitu :

a. Promosi kesehatan (Health Promotion)

Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan

misalnya dalam kebersihan perorangan, perbaikan

sanitasi lingkungan, pemeriksaan kesehatan berkala,

peningkatan gizi dan kebiasaan hidup sehat.

b. Perlindungan khusus (Specific Protection)


11

Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan

untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Misalnya

tentang pentingnya imunisasi sebagai cara perlindungan

terhadap penyakit pada anak maupun orang dewasa.

Program imunisasi merupakan bentuk pelayanan

perlindungan khusus.

c. Diagnosa dini dan pengobatan segera (Early Diagnosis

and Prompt Treatment)

Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan

karena rendahnya tingkat pengetahuan dan kesadaran

masyarakat akan kesehatan dan penyakit yang terjadi di

masyarakat. Keadaan ini menimbulkan kesulitan

mendeteksi penyakit yang terjadi di masyarakat,

masyarakat tidak mau periksa dan diobati penyakitnya.

Kegiatan pada tingkat pencegahan ini meliputi pencarian

kasus, penyembuhan dan pencegahan berlanjutnya

proses penyakit, pencegahan penyebaran penyakit

menular, dan pencegahan komplikasi.

d. Pembatasan cacat (Disability Limititato)

Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan

karena masyarakat sering didapat tidak mau melanjutkan

pengobatannya sampai tuntas aau tidak mau melakukan

pemeriksaan dan pengobatan penyakit secara tuntas


12

atau tidak mau melakukan pemeriksaan dan pengobatan

penyakit secara tuntas. Hal ini terjadi karena kurangnya

pengertian dan kesadaran masyarakat akan kesehatan

dan penyakitnya. Pada tingkat ini kegiatan meliputi

perawatan untuk menghentikan penyakit, pencegahan

komplikasi lebih lanjut, mengatasi kecacatan dan

mencegah kematian.

e. Rehabilitasi (Rehabilitation)

Pada tingkat pendidikan kesehatan diperlukan

karena setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu,

seseorang mungkin menjadi cacat. Untuk memulihkan

kecacatannya itu diperlukan latihan-latihan. Untuk

melakukan suatu latihan yang baik dan benar sesuai

program yang ditentukan, diperlukan adanya pengertian

dan kesadaran dari masyarakat yang bersangkutan.

Disamping itu, ada rasa malu dan takut tidak diterima

untuk kembali ke masyarakat setelah sembuh dari suatu

penyakit atau mungkin masyarakat tidak mau menerima

anggota masyarakat lainnya yang baru sembuh dari

suatu penyakit(Ayustri, 2014).

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyuluhan Kesehatan

Faktor-faktor yang mempengaruhi Penyuluhan

kesehatan, yaitu :
13

a. Input adalah sasaran Penyuluhan (individu, kelompok,

masyarakat) dan pendidik (pelaku pendidikan).

b. Proses adalah upaya yang direncanakan untuk

mempengaruhi orang lain.

c. Output adalah melakukan apa yang diharapkan atau

perilaku (Ayustri, 2014).

5. Faktor-Faktor Yang Menghambat Penyuluhan Kesehatan

Faktor-faktor yang menghambat Penyuluhan

kesehatan, yaitu :

a. Faktor internal, seperti diri sendiri, keluarga, dan

motivasi.

b. Faktor eksternal, seperti pengaruh lingkungan, pengaruh

iptek, dan pengaruh budaya (Ayustri, 2014).

6. Prinsip Penyuluhan Kesehatan

a. Penyuluhan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas,

tetapi merupakan kumpulan pengalaman dimana saja

dan kapan saja sepanjang dapat mempengaruhi

pengetahuan sikap dan kebiasaan sasaran pendidikan.

b. Penyuluhan kesehatan tidak dapat secara mudah

diberikan oleh seseorang kepada orang lain, karena pada

akhirnya sasaran pendidikan itu sendiri yang dapat

mengubah kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri.


14

c. Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah

menciptakan sasaran agar individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat dapat mengubah sikap dan tingkah

lakunya sendiri.

d. Penyuluhan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran

pendidikan (individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat) sudah mengubah sikap dan tingkah lakunya

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (Fatmala

Handayani, 2018).

7. Aspek Sosial Budaya Dalam Penyuluhan Kesehatan

Aspek budaya yang mempengaruhi perilaku

kesehatan, yaitu :

a. Persepsi masyarakat terhadap sehat dan sakit

Masyarakat mempunyai batasan sehat atau sakit

yang berbeda dengan konsep sehat dan sakit versi

sistem medis modern (penyakit disebabkan oleh makhluk

halus, guna-guna, dan dosa

b. Kepercayaan

Kepercayaan dalam masyarakat sangat

dipengaruhi tingkah laku kesehatan,  beberapa

pandangan yang berasal dari agama tertentu kadang-

kadang memberi pengaruh negatif terhadap program


15

kesehatan. Sifat fatalistik atau fatalisme adalah ajaran

atau paham bahwa manusia dikuasai oleh nasib.

c. Pendidikan

Masih banyaknya penduduk yang berpendidikan

rendah. Petunjuk-petunjuk kesehatan sering sulit

ditangkap apabila cara menyampaikannya tidak

disesuaikan dengan tingkat pendidikan khayalaknya.

d. Nilai Kebudayaan

Masyarakat Indonesia terdiri dari macam-macam

suku bangsa yang mempunyai perbedaan dalam

memberikan nilai pada satu obyek tertentu. Nilai

kebudayaan ini memberikan arti dan arah pada cara

hidup, persepsi masyarakat terhadap kebutuhan dan

pilihan mereka untuk bertindak.

e. Norma

Merupakan aturan atau ketentuan yang mengikat

warga atau kelompok dalam masyarakat, dipakai sebagai

panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yg sesuai

dan diterima oleh masyarakat. Terjadi perbedaan norma

(sebagai standar untuk menilai perilaku) antara satu

kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Masyarakat

menetapkan perilaku yang normal (normatif) serta

perilaku yang tidak normatif.


16

f. Inovasi Kesehatan

Tidak ada kehidupan sosial masyarakat tanpa

perubahan, dan sesuatu  perubahan selalu dinamis.

artinya setiap perubahan akan diikuti perubahan kedua,

ketiga dan seterusnya. Seorang petugas kesehatan jika

akan melakukan perubahan perilaku kesehatan harus

mampu menjadi contoh dalam perilakukanya sehari-hari.

Ada anggapan bahwa petugas kesehatan merupakan

contoh rujukan perilaku hidup bersih dan sehat, bahkan

diyakini bahwa  perilaku kesehatan yang baik adalah

kepunyaan/hanya petugas kesehatan yang benar

(Fatmala Handayani, 2018).

B. Tujuan Umum Tentang Pengetahuan

1) Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan informasi dan penemuan yang

bersifat kreatif untuk mempertahankan pengetahuan baru,

dimana perawat dapat menggunakan kemampuan rasional

logis dan pemikiran kritis untuk menganalisis informasi yang

diperoleh melalui pembelajaran tradisional, pencar1ian

informasi, belajar dari pengalaman, penelitian ide terhadap

disiplin ilmu lain, dan pemecahan masalah untuk

menentukan terminologi tindakan keperawatan. Selain itu,

perawat dapat menggunakan kemampuan penyelidikan


17

ilmiah untuk mengidentifikasi dan menyelidiki masalah klinis,

profesional atau pendidikan (Potter, 2015).

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang

diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan

muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk

mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah

dilihat atau dirasakan sebelumnya. Pengetahuan adalah

informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman

dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak

seseorang (Wikipedia, 2019).

Kesimpulan definisi pengetahuan adalah pemahaman

yang dibangun oleh analisis informasi. Pengetahuan sering

tertanam di dalam orang dan dapat ditingkatkan melalui

informasi yang didapat serta hasil interaksi dengan orang

lain (Admin, 2019).

2) Tingkatan Pengetahuan

Menurut Bloom, secara garis besar pengetahuan dibagi

dalam 6 (enam) tingkatan, yaitu :

a) Tahu (know)

Berisikan kemampuan untuk mengenali dan

mengingat peristilahan, definisi, kata-kata, gagasan,

pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dan

sebagainya. Misalnya seorang perawat diminta untuk


18

menjelaskan tentang imunisasi campak, orang yang

berada pada tahapan ini dapat menguraikan dengan

baik dari definisi, manfaat imunisasi campak, waktu

pemberian imunisasi campak.

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang

diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar.

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi tersebut secara benar.

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi /suatu objek ke dalam komponen-komponen,

tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan

masih ada kaitannya satu sama lain.

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis merujuk pada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghub-ungkan bagian-bagian di

dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.


19

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu

materi atau objek (Agus Riyanto, 2013).

3) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

1. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk

mengembangkan kepribadian dan kemampuan di

dalam dan di luar sekolah (baik formal maupun

formal) dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan

adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata

laku seseorang atau kelompok dan juga usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran

dan pelatihan.Pengetahuan sangat erat kaitannya

dengan pendidikan dimana seseorang dengan

pendidikan tinggi, orang tersebut akan semakin luas

pula penge-tahuannya. Namun seseorang dengan

pendidikan rendah tidak berarti mutlak

berpengetahuan rendah pula, karena pengetahuan

tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan

tetapi dapat juga diperoleh dari pendidikan nonformal.


20

2. Informasi atau media massa

Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui.

Informasi tersebut dapat dijumpai dalam kehidupan

sehari-hari, baik itu melalui media elektronik maupun

media cetak.

3. Sosial budaya dan ekonomi

Status ekonomi seseorang akan menentukan

tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk

kegiatan tertentu sehingga status social ekonomi

akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

4. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar

individu, baik ling-kungan fisik, biologis, maupun

sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses

masuknya pengetahuan ke dalam individu yang

berada dalam ling-kungan tersebut.

5. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah

suatu cara untuk mem-peroleh kebenaran

pengetahuan dengan cara mengulang kembali penge-

tahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah

yang dihadapi masa lalu.


21

6. Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola piker

seseorang. Semakin ber-tambah usia akan semakin

berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya

sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin

membaik (Agus Riyanto, 2013).

4) Pengukuran Tingkat Pengetahuan.

Menurut Skinner, bila seseorang mampu menjawab

mengenai materi tertentu baik secara lisan maupun tulisan,

maka dikatakan orang tersebut mengetahui bidang tersebut.

Pengukuran bobot pengetahuan seseorang ditetapkan

menurut hal-hal se-bagai berikut :

Bobot I : tahap tahu dan pemahaman.

a. Tahu (know)

Berisikan kemampuan untuk mengenali dan

mengingat peristilahan, definisi, kata-kata,

gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar,

dan sebagainya. Misalnya seorang perawat

diminta untuk menjelaskan tentang imunisasi

campak, orang yang berada pada tahapan ini

dapat menguraikan dengan baik dari definisi,


22

manfaat imunisasi campak, waktu pemberian

imunisasi campak.

d. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui,

dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara

benar (Agus Riyanto, 2013).

Bobot II : tahap tahu, paham, aplikasi dan analisis.

a) Tahu (know)

Berisikan kemampuan untuk mengenali dan

mengingat peristilahan, definisi, kata-kata, gagasan,

pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dan

sebagainya. Misalnya seorang perawat diminta untuk

menjelaskan tentang imunisasi campak, orang yang

berada pada tahapan ini dapat menguraikan dengan

baik dari definisi, manfaat imunisasi campak, waktu

pemberian imunisasi campak.

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang

diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar.

c) Aplikasi (aplication)
23

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi tersebut secara benar.

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi /suatu objek ke dalam komponen-komponen,

tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan

masih ada kaitannya satu sama lain (Agus Riyanto,

2013)

Bobot III : tahap tahu, paham, aplikasi, analisis,

sintesis, evaluasi.

a) Tahu (know)

Berisikan kemampuan untuk mengenali dan

mengingat peristilahan, definisi, kata-kata,

gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar,

dan sebagainya. Misalnya seorang perawat

diminta untuk menjelaskan tentang imunisasi

campak, orang yang berada pada tahapan ini

dapat menguraikan dengan baik dari definisi,

manfaat imunisasi campak, waktu pemberian

imunisasi campak.

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan

untuk menjelaskan secara benar tentang objek


24

yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar.

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi tersebut secara benar.

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk

menjabarkan materi /suatu objek ke dalam

komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu

struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu

sama lain.

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis merujuk pada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghub-ungkan bagian-bagian

di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap

suatu materi atau objek (Agus Riyanto, 2013).

Menurut Arikunto (2006) dalam bukunya Agus Riyanto

(2013),kategori ting-kat pengetahuan seseorang dibagi

menjadi tiga tingkatan yang didasarkan pada nilai persentase

yaitu :
25

a. Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilainya >

75%.

b. Tingkat pengetahuan kategori sedang jika nilainya

56-74%.

c. Tingkat pengetahuan kategori kurang jika nilainya

<55%.

C. Tujuan Umum Tentang Aborsi

a. Pengertian Aborsi

Kata aborsi berasal dari bahasa Inggris yaitu abortion dan

bahasa Latin abortus. secara etimologis berarti, gugur

kandungan atau keguguran (M. Ali Hasan, 1998).Dari

berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa aborsi

adalah tindakan yang disengaja untuk menggugurkan

kandungan yang belum cukup waktuuntuk hidup atau

pengguguran janin yang dikandung perempuan dengan

tindakan tertentu sebelum sempurna masa kehamilannya,

baik dalam keadaan hidup atau mati sebelum si janin bisa

hidup di luar kandungan.

Dengan merujuk pada definisi yang terdapat dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia, maka di dunia kedokteran dikenal

tiga macam bentuk aborsi yakni:


26

a. Abortus Spontaneous

Aborsi spontan atau aborsi alamiah,yakni aborsi yang

terjadi dengan sendirinya, tidak disengaja dan tanpa

pengaruh dari luar atau tanpa tindakan apapun.

Aborsi spontan ini bisa terjadi disebabkan karena

kurang baiknya kualitas sel telur dan sperma, atau

bisa juga sebab lain seperti karena kecelakaan,

penyakit syphilis, dan sebagainya.

d. Abortus Therapeuticus

b. Abortus Therapeuticus (aborsi medis)

yakni aborsi yang dilakukan dengan pertimbangan

medis yang sungguh-sungguh, matang dan tidak

tergesa-gesa dan biasanya ini dilakukan umumnya

untuk menyelamatkan jiwa si ibu.

c. Abortus Provocatus

Abortus Provocatus (aborsi buatan atau sengaja),

aborsi yang dilakukan dengan sengaja dan sadar oleh

si ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini

dokter, bidan atau dukun beranak) dan dilakukan

tanpa indikasi medis apapun. Aborsi macam ini

dianggap sebagai tindak pidana (Harkristutu

Harkrisnowo, 2000). Aborsi terakhir inilah yang sering

disebut dengan aborsi illegal dan diancam hukuman,


27

baik pidana maupun hukum Islam. Sedangkan untuk

dua macam aborsi yang lain (abortus spontaneous

dan abortus therapeuticus) hukum pidana dan hukum

Islam memberikan kualifikasi dan ketentuan yang

berbeda-beda menurut faktor penyebabnya, ringan

dan beratnya serta jenis dan sifatnya.

b. Dampak aborsi

Menurut ( Moh.saiful 2017) mengatakan dampak dari aborsi

sebagai berikut :

a. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik

Pada saat dan setelah melakukan aborsi, maka

wanita ada kemungkinan besar mengalami resiko

kesehatan dan keselamatan terhadap tubuh atau

fisiknya diantaranya berupa :

a) Kematian mendadak karena pendarahan

hebat,

b) Kematian mendadak karena pembiusan yang

gagal,

c) Kematian secara lambat akibat infeksi serius

disekitar kandungan,

d) Rahim yang sobek (uterine perforation),


28

e) Kerusakan leher rahim (carvical lacerations)

yang akan menyebabkan cacat pada anak

berikutnya,

f) Kanker payudara (karena ketidak seimbangan

hormon estrogen pada wanita),

g) Kanker indung telur ( ovarian cancer)

h) Kanker leher rahim (cervical cancer),

i) Kanker hati (Liver cancer),

j) Kelainan pada plasenta atau ari-ari yang akan

menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan

pendarahan hebat pada saat kehamilan

berikutnya,

k) Menjadi mandul atau tidak mampu memiliki

keturunan lagi,

l) Infeksi rongga panggul,

m) Infeksi pada lapisan rahim.

b. Resiko gangguan psikologis atau kejiwaan

Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki

resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan

seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki

dampak yang sangat hebat terhadap mental atau

kejiwaan seorang wanita. Gejala ini di kenal di dunia

psikologi sebagai Post abortion syindrome (sindrom


29

pasca aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat

dalam Psychological Reactions Reported After

Abortion yang diterbitkan oleh The Post Abortion

Review (1994).
30

BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Kerangka Konsep Penelitian

Penyuluhan kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi,

dan atau mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau

masyarakat, agar melaksanakan perilaku hidup sehat. Sedangkan

secara operasional, penyuluhan kesehatan merupakan suatu

kegiatan untuk memberikan dan atau meningkatkan pengetahuan,

sikap, dan praktek masyarakat dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatan mereka sendiri

Tindakan pencegahan aborsi yang dapat di lakukan adalah

dengan Memberikan penyulahan dampak di kalangan remaja.

Menanamkan kembali nilai-nilai moral sosial dan juga keagamaan

akan penting dan mulianya untuk menjaga kehormatan diri.

Kebanyakan, para remaja ini karena memang semenjak kecil

sudah dijauhkan oleh norma-norma


31

Sebelum Sesudah

Pengetahuan Penyuluhan
pengetahuan
Dampak aborsi

Keterangan :

: Intervensi

: Variabel Yang Diteliti

: Penghubung Antar Variabel

B. Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel Yang Diteliti adalah penyuluhan kesehatan dan

peningkatan pengetahuan terkait dampak aborsi

2. Defenisi Operasional

a) Penyuluhan kesehatan adalah penyuluhan kesehatan yang

di berikan terhadap mahasiswa stik famika makassar terkait

dampak aborsi

Kriteria objektif:

Berpengaruh =jika mahasiswa mengerti dengan apa yang

di jelaskan
32

Tidak ada pengaru =jika mahasiswa tidak mengerti apa

yang di jelaskan

b) Peningkatan Pengetahuan mahasiswa tentang dampak

aborsi sebelum dan sesudah dilakukan kegiatan

penyuluhan kesehatan

Kriteria Objektif:

Baik : Jika skor responden menjawab > 5

Kurang: jika skor responden menjawab ≤ 5

C. Rumusan Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis Alternative (Ha)

Ada pengaruh Penyuluhan kesehatan terhadap peningkatan

pengetahuan tentang dampak aborsi pada Mahasiswa STIK

Famika Makassar

2. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak adapengaruh Penyuluhan kesehatan terhadap

peningkatan pengetahuan tentang dampak aborsi pada

Mahasiswa STIK Famika Makassar


33

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian pra

eksperimen dengan pendekatan pre-post test design yaitu, menilai

reponden sebelum dilakukan tindakan dan menilai responden

setelah dilakukan tindakan, dapat dilihat pada tabel berikut

Pre test X Post test

Keterangan :

Pre test : penilaian sebelum dilakukan tindakan penyuluhan

X : edukasi dampak aborsi

Post test : penilaian sesudah tindakan penyuluhan

B. Populasi Dan Sampel


1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Stik

Famika Makassardengan jumlah keseluruhan 224 orang.

2. Sampel

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswa

semester 8, semester 6, semester 4, dan semester 2. dengan

teknik pengambilan sampel random sampling.

a) Kriteria Inklusi
34

a. Mahasiswa yang ada ditempat saat penelitian

berlangsung

b. Mahasiswa yang bersedia menjadi responden

c. Mahasiswa semster 8, 6, 4, 2.

b) Kriteria Eksklusi

A. Mahasiswa yang tidak hadir saat penelitian berlangsung

B. Mahasiswa yang tidak bersedia menjadi responden

C. Pengumpulan Data Dan Analisa Data

1. Instrumen Pengumpulan Data

Instrument yang digunakan dalam penelitian adalah kuesoner

sebagai instrument pengumpulan data yang dikembangkan

dengan berdasarkan referensi dan literatur tentang penyuluhan

kesehatan dampak aborsi terhadap perilaku pencegahan

tindakan aborsi yang dilakukan sebelum dan sesudah

dilakukan tindakan penyuluhan dengan mengunakan leaflet

yang materi leaflet nya tentang dampak aborsi dan perilaku

pencegahan penilaian variabel dependen diukur melalui

pernyataan sebanyak 10 nomor dengan pengkuran skala

guttman berdasarkan jawaban “ benar” diberikan skor 1 dan

jawaban “salah” diberikan skor 0. Penilaian responden baik jika

dikatakan pengetahuan responden >5 dan pengetahuan kurang

jika nilai atau jawaban responden < 5


35

2. Lokasi dan waktu penelitian

a) Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di Stik Famika Makassar

b) Waktu

Penelitian ini dilaksanakan dari 26 april - 15 mei 2021

c) Prosedur Pengumpulan Data

a. Data Primer

Data yang diambil secara langsung dari responden

dengan mengunakan instrument penelitian yaitu

kuesoner untuk penilaian atau pengukuran setelah itu

dilakukan tindakan penyuluhan, kemudian diedarkan

lembar kuesoner kedua untuk menilai atau

mengukur respon setelah dilakukan penyuluhan

kesehatan

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari peneliti melalui dokumentasi

dari Stik Famika Makassar

d) Pengolahan Data Dan Analisa Data

a. Pengolahan Data

Adapun pengolahan data melalui tahap sebagai

berikut :
36

1) Data diambil atau diedit kembali serta dikoreksi

untuk melengkapi data yang mungkin masih

kurang atau tiidak lengkap

2) Data yang dikoding atau diberikan kode-kode

pada option- option yang sudah lengkap untuk

memudahkan dalam proses analisa data

3) Data ditabulasi atau dikelompokan dalam bentuk

tabel kemudian dilanjutkan dengan analisa data

b. Analisa Data

1) Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan dalam tiap variabel

dari hasil penelitian. Analisa ini menghasilkan

frekuensi dan presentase dari setiap variabel yang

diteliti

2) Analisa Bivariat

Analisa bavariat dilakukan untuk melihat

pengaruh Penyuluhan kesehatan dampak aborsi

terhadap perilaku pencegahan tindakan aborsi

dengan mengunakan uji statistik diolah dalam

komputer dengan menggunakan program SPSS

versi 20

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui

pengaruh variabel independen (penyuluhan


37

kesehatan) dengan variabel dependen ( perilaku

pencegahan tindakan aborsi) ditunjukkan dengan

nilai p < 0,05. Selanjutnya untuk mengetahui

apakah data penelitian terdistribusi normal pada

data tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah

diberikan intervensi penyuluhan, maka digunakan

uji wilcoxon test. Setelah dilakukan uji normalitas

dengan menggunakan uji wilcoxon menunjukkan

bahwa semua data tidak terdistribusi secara

normal. Sehingga uji perbandingan tingkat

pengetahuan pre-test dan post-test untuk

kelompok intervensi dan kontrol yang digunakan

adalah uji alternatif (Uji Wilcoxon Test)

D. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti mendapat perlu adanya

rekomendasi dri institusinya aatas pihak dengan mengajukan

permohonan izin kepada institusi atau lembaga tempat penelitian

setelah mendapat persetujuan barulah melakukan peneltian

dengan menekankan masalah etika yang meliputi :

a) Informen Concent ( Lembar Persetujuan)

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan

diteliti yang memenuhi kriteria inklusi disertai judul penelitian.


38

Bila subjek menolak, maka peneliti tidak akan memaksakan

kehendak dan tetap menghormati hak-hak subjek

b) Anonymity( Tanpa nama )Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti

tidak akan mencantumkan nama responden, tetapi lembar

tersebut diberikan kode,

c) Confodentiality ( kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan

hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai

hasik peneliti
39

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

a) Pengantar

Penelitian ini telah dilaksanakan di kampus Stik Famika

Makassar Kab. Gowa, pada tanggal 24 mei – 25 mei 2021 desain

penelitian yang digunakan adalah pra-eksperimen dengan

pendekatan pre-post test yang bertujuan untuk mengetahui

pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap peningkatan

pengetahuan tentang dampak aborsi pada mahasiswa Stik Famika

Makassar, populasi dalam penelitian ini adalah 224 orang sampel

adalah 35 responden dengan teknik pengambilan sampel random

sampling. Instrumen yang digunakan adalah kusioner dengan

menggunakan skala gutman. Selanjutnya data dianalisis dengan

komputer menggunakan program SPSS versi 6.0 untuk

mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan dengan peningkatan

tingkat pengetahuan tentang dampak aborsi pada mahasiswa

ditunjukkan dengan nilai p < 0,05. Selanjutnya untuk mengetahui

apakah data penelitian terdistribusi normal pada data tingkat

pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan intervensi

penyuluhan kesehatan, maka digunakan uji Shapiro-Wilk test.

Setelah dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Shapiro-


40

Wilk test menunjukkan bahwa semua data tidak terdistribusi secara

normal, Sehingga uji perbandingan tingkat pengetahuan pre-test

dan post-test untuk kelompok intervensi dan kontrol yang

digunakan adalah uji alternatif Uji Wilcoxon Test dengan tingkat

kemaknaan 5%. Berdasarkan uji statistik dengan uji Wilcoxon Test

pada responden pre-test dan post-test didapatkan p = 0.000 atau p

< 0,05 berarti berarti terdapat perbedaan signifikan tingkat

pengetahuan dampak abori sebelum dan sesudah diberikan

penyuluhan kesehatan.Sehingga didapat kesimpulan adapengaruh

penyuluhan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan tentang

dampak aborsi pada mahasiswa Stik Famika Makassar.

b) Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Stik famika makassar berada di jl. Matahari sungguminasa kab.

Gowa berdiri pada tahun 2001. Saat ini kampus stik famika memiliki

ruangan sebanyak 24 ruangan dengan jumlah dosen sebanyak 24

orang.

Adapun batas-batas kampus STIK FAMIKA Makassar yaitu :

a. Sebelah utara : SMA Hasanuddin Gowa

b. Sebelah timur : Terdapat RSUD Syekh

Yusuf Kabupaten Gowa dan Pekuburan Islam

c. Sebelah Selatan : Jl.Poros Sungguminasa-

Malino
41

d. Sebelah barat : Terdapat Polsek Somba

Opu dan Perpustakaan

c) Data Khusus

1. Analisa Univariat

a. Rerata nilai tingkat pengetahuan mahasiswa tentang

dampak aborsi Pre-test dan Post-Test

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa dari

35 responden diperoleh bahwa nilai rerata sebelum

dilakukan penuluhan kesehatan (Pre-Test) adalah

1,89 dengan nilai minimal 1 dan nilai maksimal 2

sedangkan nilai rerata setelah dilakukan penyuluhan

kesehatan (Post-Test) adalah 2,00 dengan nilai

minimal 2 dan nilai maksimal 2.

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat rerata

pengetahuan mahasiswa tentang dampak aborsi Pre-

test dan Post-Test pada table dibawah ini :

Tabel V.1

rerata nilai pengetahuan mahasiswa tentang dampak aborsi

Min Max Mean Standar Devisiasi


Pre-test 1 2 1.89 .323
Post-Test 2 2 2.00 .000
42

b. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan Pre-test dan

Post-Test pada Mahasiswa tentang dampak aborsi

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa dari

35 responden sebelum diberikan penyuluhan

kesehatan (Pre-Test) terdapat 4 responden memiliki

pengetahuan yang kurang dan 31 responden memiliki

pengetahuan yang baik. Sedangkan setelah diberikan

penyuluhan kesehatan (Post-Test), 31 responden

pengetahuannya meningkat atau baik.

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat distribusi

frekuensi tingkat pengetahuan Pre-test dan Post-Test

Mahasiswa tentang dampak Aborsi pada table

dibawah ini :

Table V.2
Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan pre-test dan post-test
Mahasiswa tentang dampak aborsi

Pre-test Post-test
Tingkat
pengetahua Frekuansi presentase Frekuensi presentase
n
Baik 31 88.6 35 100
Kurang 4 11.4 0 0
Total 35 100 35 100
43

2. Bivariat

Analisa bivariate dilakukan untuk mengetahui pengaruh

variable independen (penyuluhan kesehatan) dengan

variable dependen (pengetahuan mahasiswa tentang

dampak Aborsi) ditunjukan dengan nilai p < 0,005

selanjutnya untuk mengetahui apakah data penelitian

terdistribusi normal pada data tingkat pengetahuan sebelum

dan sesudah diberikan intervensi penyuluhan kesehatan

maka digunakan uji Shapiro-Wilk test.. setelah dilakukan uji

normalitas dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk test.

menunjukan bahwa semua data tidak terdisitribusi secara

normal sehingga uji perbandingan tingkat pengetahuan pre-

test dan poet-test untuk kelompok intervensi dan control

yang digunakan adalah uji alternative Uji Wilcoxon Test.

a. Hasil Uji Normalitas tingkat pengetahuan Mahasiswa

tentang dampak aborsi


44

Table V.3

Hasil uji normalitas tentang pengetahuan

mahasiswa tentang dampak aborsi


Kelompok Shapiro-Wilk.
Pre test
0,000

Post test
0,000

b. Hasil Uji Wilcoxon Test

Berdasarkan uji stasitik dengan Uji Wilcoxon Test

pada responden pre-test dan post-test didapatkan

P=0.000 atau P < 0.005 berarti terdapat perbedaan

signifikan tingkat pengetahuan dampak aborsi

sebelum dan sesdudah diberikan penyuluhan

kesehatan

Table V.4

Hasil Uji Wilcoxon Test tentang pengetahuan

mahasiswa tentang dampak aborsi


45

Tingkat Std. Nilai

pengetahuan Min Max Mean Devisiasi P


Pre-test 1 2 1.89 .323
Post-Test 2 2 2.00 .000 0.000

B. Pembahasan

1. Perbedaan Peningkatan Pengetahuan Remaja Putri

Sebelum Dan Setelah Penyuluhan Kesehatan Tentang

Dampak Aborsi:

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan ditunjukan

bahwa dari 35 responden sebelum diberikan penyuluhan

kesehatan (Pre-Test) terdapat 4 (11.4 %) responden

memiliki pengetahuan yang kurang dan 31 (88.6%)

responden memiliki pengetahuan yang baik. Setelah

diberikan kesehatan (Post-Test), 35 (100%) responden

pengetahuannya meningkat atau baik.

Ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan saat belum

diberikan penyuluhan kesehatan dan setelah diberikan

penyuluhan kesehatan.artinya bahwa pada saat diberikan

penyuluhan kesehatan tentang dampak aborsi para

responden mendengar dan menyimak dengan baik

pengetahuan yang di bagikan oleh peneliti sehingga mereka

dapat memahami dan mengingat materi apa yang diberikan


46

pada penyuluhan kesehatan, dengan demikian pengetahuan

para responden tentang dampak aborsi dapat di jadikan ilmu

untuk kedepannya nanti, sehingga dapat diterapkan atau di

bagi kepada setiap orang.

Efendi dkk (2009) mengatakan bahwa pengetahuan

merupakan dari hasil tahu, dan ini terjadi setalah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni

indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga seperti poster, majalah, atau

sumber informasi yang berbentuk tulisan dan informasi yang

berbentuk suara seperti seminar, penyuluhan, atau

pembicaraan dari orang lain melalui percakapan sehari- hari.

Pengetahuan kesehatan dapat ditingkatkan dengan cara

memberikan edukasi tentang kesehatan melalui penyuluhan

atau promosi kesehatan. Artinya bahwa penyuluhan

kesehatan bukan saja dilakukan dengan ceramah tetapi kita

bisa memanfaatkan media yang ada untuk penyuluhan

kesehatan agar penyampaian materi yang kita bawa bisa

masuk dan dipahami oleh para pendengar. Media

penyuluhan juga dipakai untuk dapat membangkitkan

semangat dan pemahaman karena terkadang orang yang


47

mendengar ceramah atau penyuluhan cepat bosan dan

kurang memahami materi yang di bawakan dalam

penyuluhan kesehatan sehingga pengetahuan yang

diharapkan dapat ditingkatkan tidak dapat menunjukan

hasilnya. Penyuluhan kesehatan adalah suatu kegiatan

pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan

pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak

hanya tahu dan mengerti tetapi juga dapat melakukan suatu

anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Effendi,

2012).

2. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Peningkatan

Pengetahuan tentang Dampak aborsi :

Hasil uji bivariat menggunakan Test Wilcoxon didapatkan

nilai p = 0,000 atau p < 0,05 yang artinya terdapat

perbedaan signifikan antara tingkat pengetahuan

mahasiwasebelum dan sesudah diberikan penyuluhan.Ini

menunjukkan bahwa penyampaian informasi tentang

dampak aborsi penyuluhan kesehatan dapat merubah

tingkat pengetahuan dari mahasiwa STIK Famika Makasar.

Hal ini menunjukan bahwa penyuluhan kesehatan yang

dilakukan berdampak positif bagi peningkatan pengetahuan

setiap orang.
48

Fanny Asfany Imran (2017) dalam penelitiannya yang

berjudul “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Melalui Media

Video Terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja Putri

Tentang Dampak Abortus Provokatus Kriminalis Di Kelas X

SMAN 2 GOWA” menunjukan bahwa ada pengaruh

penyuluhan kesehatan terhadap Peningkatan Pengetahuan

Remaja Putri Tentang Dampak Abortus Provokatus

Kriminalis Di Kelas X SMAN 2 GOWAberdasarkan uji

statistik dengan Wilcoxon T-Test pada responden pre-test

dan post-test didapatkan p = 0.000 atau p < 0,05 .

Pada dasarnya penyuluhan kesehatan sebagai bagian

dalam promosi kesehatan memang diperlukan sebagai

upaya meningkatkan kesadaran dan pengetahuan. Oleh

karena itu, tentu diperlukan upaya penyediaan dan

penyampaian informasi yang merupakan bidang garapan

penyuluhan kesehatan. Makna asli penyuluhan adalah

pemberian penerangan dan informasi, maka setelah

dilakukan penyuluhan kesehatan seharusnya akan terjadi

peningkatan pengetahuan oleh masyarakat.

Dengan adanya penyuluhan kesehatan maka pengetahuan

dapat ditingkatkan. Penyuluhan kesehatan bertujuan

mengubah perilaku kurang sehat menjadi sehat yang artinya

dapat mengubah pengetahuan responden yang kurang baik


49

menjadi baik. Effendy (2012) juga mengungkapkan bahwa

tujuan dari pemberian penyuluhan kesehatan adalah agar

tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga, dan

masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat

dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

Media promosi kesehatan merupakan salah satu sarana

atau upaya yang dapat digunakan untuk menampilkan pesan

atau informasi kesehatan yang ingin disampaikan kepada

setiap orang sehingga dapat meningkatkan pengetahuannya

yang akhirnya diharapkan dapat merubah perilakunya

kearah positif atau mendukung terhadap kesehatan mereka.

Kegiatan penyuluhan kesehatan yang dilakukan diharapkan

dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman bagi

setiap orang tentang dampak dari aborsi sendiri, khususnya

untuk remaja dan pemuda sehingga kedepannya dapat

menerapkan ilmu pengetahuan dan mencegah terjadinya

hal- hal yang tidak di inginkan kedepannya.

Dengan demikian diharapkan bahwa penyuluhan kesehatan

dapat memberikan dampak yang positif kepada setiap orang

yang mengikutinya dan ilmu yang didapatkan bisa

diterapkan dan dibagi untuk sesama yang belum mengetahui

tentang dampak dari aborsi , sehingga semakin banyak


50

masyarakat yang tahu dan dapat meningkatkan kesehatan

yang lebih baik.


51

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Rerata nilai tingkat

pengetahuan mahasiswa tentang dampak aborsi Pre-test

dan Post-Testdari 35 responden diperoleh bahwa nilai rerata

sebelum dilakukan penuluhan kesehatan (Pre-Test) adalah

5,23 dengan nilai minimal 3 dan nilai maksimal 7 sedangkan

nilai rerata setelah dilakukan penyuluhan keseshatan (Post-

Test) adalah 5,23 dengan nilai minimal 3 dan nilai maksimal

7.

2. Berdasarkan hasil penelitian dari 35 responden sebelum

diberikan penyuluhan kesehatan (Pre-Test) terdapat 4

responden memiliki pengetahuan yang kurang dan 31

responden memiliki pengetahuan yang baik. Sedangkan

setelah diberikan penyuluhan kesehatan (Post-Test), 31

responden pengetahuannya meningkat atau baik.

3. Berdasarkan hasil uji stasitik dengan Uji Wilcoxon Test pada

responden pre-test dan post-test didapatkan P=0.000 atau P

< 0.005 yang berarti terdapat perbedaan signifikan tingkat


52

pengetahuan dampak aborsi sebelum dan sesudah

diberikan penyuluhan kesehatan

B. Saran

1. Bagi Peneliti

Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai dasar atau referensi untuk penelitian selanjutnya

terkait dengan penyuluhan kesehatan dan pengetahuan

tentangdampak aborsi, sehingga penelitian ini dapat di

tingkatkan lagi.

2. Bagi Institusi

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat Memberikan

penambahan referensi dan pelajaran kesehatan reproduksi

tentang dampak aborsi secara kontinyu dan komprehensif

sehingga dapat di pakai untuk menambah ilmu dan

meningkatkan pengetahuan serta membaginya kepada

setiap orang yang ingin mempelajari tentang ilmu

pengetahuan tersebut.

3. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

dasar pemahaman pengetahuan dan informasi bagi

masyarakat terkhusus remaja dan pemuda mengenai

dampak dari aborsiyang dapat merugikan diri sendiri

maupun orang lain


53

DAFTAR PUSTAKA

Abd,H.,Husein, Sewang, N., & Muzakkir, H. (2014). HUBUNGAN

PENGETAHUAN SIKAP DAN LINGKUNGAN KELAS 2 SMA NEGERI

21 MAKASSAR TERHADAP PENCEGAHAN ABORSI DI KOTA

MAKASSAR, 4.

Ayustri,.Maulida, H., Jatimi, A., Junnatul, M., Heru, A., Munir, Z., &

Rahman, H. F. (2014) (n.d.). Jurnal Sains dan Kesehatan, x(x).

Benita.R.Nydia,(2017 ) penyuluhan kesehatan reproduksi. dapur naskah

bandung.

Ghozali, I., Kunci, K., Upm, D., & Its, S. (2011). ABORSI DAN

RESIKONYA BAGI PEREMPUAN (Dalam Pandangan Hukum Islam)

Moh. Saifullah * Abstrak, 4(1), 13–25.

Indriyani., Alfiyah, , Kediri, I. I. K. S., Aborsi, A., Ibu, A. K., Aborsi, T., &

Masa, L. B. (n.d.). Pencegahan Aborsi dan Resiko Bahaya Kesehatan

di Kalangan Remaja.

Ii, B. A. B., & Aborsi, A. P. (1994). Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2. 21,

19–39.

Jumrana ( 2016 ) pengaruh penyuluhan tehdapat pengetahuan dan sikap

siswa dalam pencegahan HIV/AIDS Di Makassar kabupaten

gowa( skripsi)
54

Kairupan B (2019) penyuluhan kesehatan reproduksi dan pengetahuan

seks pranikah.manado ekpress, manado

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Notoatmojo. (2010). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta :

Rineka Cipta

Oktariana,.., & Kesehatan, B. L. (2019). PENCEGAHAN KASUS ABORSI

DI INDONESIA Maslow ’ s Needs Theory as Justi fi cation for

Preventing Abortion Cases in Indonesia, 200–207.

Saifulloh, M. (2011). Aborsi dan resikonya bagi perempuan (dalam

pandangan hukum Islam). Jurnal Sosial Humaniora (JSH), 4(1), 13-

25.

Wikipedia, 2016. Pengetahuan. Diakses melalui https://id.wikipedia.org/

wiki/Pengetahuan. Pada tanggal 27 Oktober 2020.

Yurika,.Fausia.,Wardhani,.., & Kesehatan, B. L. (2019). PENCEGAHAN

KASUS ABORSI DI INDONESIA Maslow ’ s Needs Theory as Justi fi

cation for Preventing Abortion Cases in Indonesia, 200–207.


54

Lampiran I

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN


55

Lampiran II

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN


56

Lampiran III

KUESIONER PENELITIAN

JUDUL PENELITIAN

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN

PENGETAHUAN TENTANG DAMPAK ABORSI PADA MAHASISWA

STIK FAMIKA MAKASSAR

A. Petunjuk Pengisian

1. Isilah terlebih dahulu identitas responden pada tempat yang telah

disediakan.

2. Pililah salah satu jawaban yang dianggap paling benar dan tepat

dengan memberi tanda () atau tanda pada kolom yang telah

disediakan

B. Identitas Responden

Hari / Tanggal :

No. Responden :

Nama ( Insial ) :

Umur ( Tahun) :

Pekerjaan :
57

Semester :

C. Pengetahuan tentang dampak aborsi

1. Pencegahan aborsi dapat dilakukan dengan cara……

a) Memberikan edukasi seks di kalangan mahasiswa

b) Membantu proses aborsi

c) Melakukan seks bebas

2. Apa bahaya yang timbul bila melakukan abortus pada

dukun?

a) Shock/pinsan karena kesakitan berlebihan saat

melakukan aborsi dan berdampak kematian

b) Perdarahan hebat saat melakukan kusut

c) Infeksi karena alat yang dipakai melakukan aborsi tidak

steril

3. Apa bahaya yang timbul bila melakukan abortus dengan

cara memakan obat-obatan atau jamu -jamuan?

a). infeksi (Rahim busuk karena janin mati)

b). perdarahan hebat dari Rahim karena demam

c. kematian si wanita yang melakukan abortus

4. Jenis penyakit berbahaya apa yang dapat tertular dari anak-

anak medis saat melakukan abortus kepada petugas

kesehatan?

a). HIV/AIDS
58

b. TBC paru

c). kudis-kudis

5. Abortus dapat merusak alat reproduksi wanita yaitu dapat

mengakibatkan?

a). kemandulan

b). kegemukan

c). kecacatan anak yang lahir

6. Abortus yang di perbolehkan oleh undang-undang ialah?

a). aborsi terapeutik medis (oleh karena suatu penyakit,

demi kemanusiaan)

b). aborsi spontan (tanpa di ganggu oleh siapapun)

c). aborsi yang di sengaja untuk menutup aip

7. Apabila aparat hukum mengetahui tindakan aborsi telah di

lakukan maka:

a). ditangkap pihak berwajib (polisi) dijatuhi hukuman

penjara sesuai undang-undang yang berlaku

b). diterlantarkan pacar yang tidak bertanggung jawab

c). didiskriminasikan masyarakat

8. Apakah risiko besar setelah tertular HIV/AIDS saat

melakukan abortus?

a).dapat menularkan kepada suami dan anak setelah

menikah kelak

b). kematian bayi yang dilahirkan


59

c). seluruh badan koreangan karena HIV/AIDSlampiran


59

Lampiran IV

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENGARUH PENYULUHAN

KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG

DAMPAK ABORSI PADA MAHASISWA STIK FAMIKA MAKASSAR

1. Defenisi

Penyuluhan mempunyai dua pengertian penyuluhan kesehatan

yang pertama adalah sebagai bagian dari tingkat pencegahan

penyakit. Sedangkan yang kedua penyuluhan diartikan sebagai

upaya memasarkan, menyebarluaskan, mengenal atau menjual

pesan-pesan kesehatan sehingga masyarakat mau menerima

perilaku kesehatan yang pada akhirnya mau berprilaku sehat.

2. Tujuan

Penyuluhan kesehatan memiliki berapa tujuan antara pertama,

tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat

dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan

sehat, serta peran aktif dalam upaya mewujudkan derajat

kesehatan yang optimal. Kedua, terbentuknya perilaku sehat pada

individu, keluarga dan masyarakat yang sesuai dengan konsep

hidup sehat baik fisik, mental dan social sehingga dapat

menurunkan angka kesakitan dsn kematian. Ketiga, menurut WHO

tujuan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku perseorangan

dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan


59

3. waktu dan tempat

Hari/Tanggal : senin24-25 mei 2021

Pukul :10.00 Wita

Sasaran : mahasiswa

Tempat :Kampus stik famika makassar

4. Prosedur kerja

a. Mengucapkan salam kepada responden

b. Memperkenalkan diri sebagai peneliti

c. Menjelaskan tujuan penyuluhan

d. Informed consent

e. Mengajukan kontrak waktu dengan responden

f. Pengisian kuesioner pre-test mengenai dampak abortus

g. Evaluasi dengan pengisian kuesionerpost-test mengenai

dampak abortus
Nama : Yohana Lololuan

NIM : 119531712
59

Dampak Aborsi

Menurut (Moh.Saifus 2017) :

Resiko kesehatan secara fisik


Resiko gangguan psikologis atau kejiwaan

Pengertian

STIK FAMIKA MAKASSAR Aborsi adalah tindakan yang disengaja untuk


2021 menggugurkan kandungan yang belum cukup
waktu untuk hidup atau menggugurkan janin
yang dikandung perempuan dengan tindakan
tertentu sebelum sempurna
Resiko
Macam-macam aborsi secara fisik
kesehatan dan keselamatan
Resiko gangguan psikologis atau kejiwaan
59

Proses -aborsi
- Kematian
Abortus Spontaneus
mendadak
bukan saja karenayang
suatu proses perdarahan
memlikihebat
resio tinggi
-- kesehatan
dari segi Abortusdan
Kematian Theraupeticus
mendadak (aborsi
karena
keselamatan medis)
pembiusan
seorang wanitayang
secara fisik,
- memiliki
tetapi juga Abortusdampak
gagal Provocatus
yang sangat hebat terhadap mental
- Rahim
atau kejiwaan yangwanita.
seorang sobek
- Kanker indung telur
61

Lampiran V

Master table Pengetahuan Mahasiswa

pengetahuan mahasiswa tentang dampak pengetahuan mahasiswa tentang dampak


aborsi aborsi
          (Pre-Test)   (Post-Test)  
SE S K S K
PEKE ME K E K E
N NA UM RJAA STE soa soa soa soa soa soa soa soa O T soa soa soa soa soa soa soa soa O T
O MA UR N R l.1 l.2 l.3 l.4 l.5 l.6 l.7 l.8 R l.1 l.2 l.3 l.4 l.5 l.6 l.7 l.8 R
Nn.  19 maha 2 1 1 0 1 1 1 1 0 6 baik 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik
1 B siswa
Nn. 19 maha 2 1 1 0 1 0 0 1 0 4 Kura 1 1 0 1 1 1 1 0 6 Baik
2 A siswa ng
Nn. 21 maha 6 1 1 0 1 0 1 1 0 5 Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik
3 p siswa
Nn. maha 6 1 0 1 1 0 1 1 1 6 Baik 1 1 1 1 1 0 1 1 7 Baik
4 L 21 siswa
Nn. 22 maha 8 1 1 0 1 1 1 1 1 7 Baik 1 1 0 1 1 1 1 1 7 Baik
5 F siswa
Nn. 22 maha 8 1 0 0 1 1 1 1 1 6 Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik
6 I siswa
Nn. 20 maha 4 1 0 1 1 0 0 1 0 4 kura 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik
7 A siswa ng
61

Nn. 19 maha 2 1 1 0 1 1 1 1 0 6 Baik 1 1 1 0 1 1 1 1 7 Baik


8 C siswa
Nn. 19 maha 2 1 1 0 1 1 1 1 0 6 Baik 1 1 1 0 1 1 1 1 7 Baik
9 S siswa
1 Nn. 19 maha 2 1 1 0 1 1 1 1 0 6 Baik 1 1 1 0 1 1 1 1 7 Baik
0 D siswa
1 Nn. 20 maha 4 1 0 1 0 0 1 1 0 4 Kura 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik
1 F siswa ng
1 Nn. 20 maha 4 1 0 1 1 0 1 1 0 5 Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik
2 N siswa
1 Nn. 20 maha 4 1 0 1 1 0 1 1 0 5 Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik
3 M siswa
1 Nn. 20 maha 4 1 0 1 1 0 1 1 0 5 Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik
4 P siswa
1 Nn. 20 maha 4 1 0 1 1 0 1 1 0 5 Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik
5 O siswa
1 Nn. 20 maha 4 1 0 1 1 0 1 1 0 5 Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik
6 Z siswa
1 Nn. 20 maha 4 1 0 1 1 0 1 1 0 5 Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik
7 E siswa
1 Nn. 21 maha 6 1 1 0 1 0 1 1 0 5 Baik 1 1 0 1 1 1 1 1 7 Baik
8 R siswa
1 Nn. 21 maha 6 1 1 0 1 0 1 1 0 5 Baik 1 1 0 1 1 1 1 1 7 Baik
9 T siswa
2 Nn. 21 maha 6 1 1 0 1 0 1 1 0 5 Baik 1 1 0 1 1 1 1 1 7 Baik
0 U siswa
2 Nn. 21 maha 6 1 1 0 1 0 1 1 0 5 Baik 1 1 0 1 1 1 1 1 7 Baik
1 P siswa
61

2 Nn. 21 maha 6 1 1 0 1 0 1 1 0 5 Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik


2 L siswa
2 Nn. 21 maha 6 1 1 0 1 0 1 1 0 5 Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik
3 V siswa
2 Nn. 22 maha 8 1 1 0 1 1 1 1 0 6 Baik 1 1 1 0 1 0 1 1 6 Baik
4 S siswa
2 Nn. 22 maha 8 1 1 0 1 1 1 1 0 6 Baik 1 1 1 0 1 0 1 1 6 Baik
5 F siswa
2 Nn. 22 maha 8 1 1 0 1 1 1 1 0 6 Baik 1 1 1 0 1 1 1 1 7 Baik
6 G siswa
2 Nn.  19 maha 2 1 1 0 1 1 1 1 0 6 Baik 1 1 1 0 1 1 1 1 7 Baik
7 B siswa
2 Nn. 22 maha 8 1 1 0 1 1 1 1 0 6 Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik
8 H siswa
2 Nn. maha 6 1 0 1 1 0 1 1 1 6 Baik 1 1 1 1 0 0 1 1 6 Baik
9 L 21 siswa
3 Nn. 19 maha 2 1 1 0 1 1 1 1 0 6 Baik 1 1 1 1 1 0 1 1 7 Baik
0 S siswa
3 Nn- 19 maha 2 1 1 0 1 1 1 1 0 6 Baik 1 1 1 0 1 0 1 1 6 Baik
1 D siswa
3 Nn. 21 maha 6 1 1 0 1 0 1 1 0 5 Baik 1 1 0 1 1 0 1 1 6 Baik
2 U siswa
3 Nn. 22 maha 8 1 1 0 1 1 1 1 0 6 Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik
3 F siswa
3 Nn. 19 maha 2 1 1 0 0 0 1 1 0 4 kura 1 1 1 0 1 0 1 1 6 Baik
4 c siswa ng
Nn. 20 maha 4 1 0 1 1 1 1 1 0 5 Baik 1 1 1 1 1 0 1 1 7 Baik
3
61

5 N siswa
64

Lampiran VI

Karakteristik responden
Statistics

Pre.test Post.test

N Valid 35 35

Missing 0 0

Mean 1.89 2.00

Median 2.00 2.00

Std. Deviation .323 .000

Variance 1.005 .341

Range 1 0

Minimum 1 2

Maximum 2 2

pre.test

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 4 11.4 11.4 11.4

Baik 31 88.6 88.6 100.0

Total 35 100.0 100.0

post.test

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 35 100.0 100.0 100.0


65

Case Processing Summary

kelaspenyuluhandanpengetahuan
Cases

Valid
Missing
Total

N
Percent
N
Percent
N
Percent

pengetahuandanpenyuluhan
pre-test
35
100.0%
0
.0%
35
100.0%
66

post-test
35
100.0%
0
.0%
35
100.0%

Tests of Normality

kelaspenyuluhandanpengetahuan
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk

Statistic
Df
Sig.
Statistic
df
Sig.
Pengetahuandanpenyuluhan
pre-test
.301
35
.000
.780
35
.000

post-test
.348
35
.000
.748
67

35
.000
a. Lilliefors Significance Correction

Uji perbandingan

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

post-test - pre-test Negative Ranks 0a .00 .00

Positive Ranks 35b 18.00 630.00

Ties 0c

Total 35

a. post-test < pre-test

b. post-test > pre-test

c. post-test = pre-test
68

Test Statisticsb

post-test - pre-
test

Z -5.217a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran VII

Dokumentasi
69

Anda mungkin juga menyukai