Arsitektur Romanesque (Kelompok 6)
Arsitektur Romanesque (Kelompok 6)
Arsitektur Romanesque (Kelompok 6)
DISUSUN OLEH :
Kelompok 6
SRI WAHYU NINGSIH SOFYAN
ABD MUAFID MUSA
NOVITA SARI SENEN MUHAMMAD
IKSAN LAUHIN
M FARHAN HAIKAL ALBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
KESIMPULAN
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu gaya arsitektur dapat menyebar ke wilayah lainnya, terutama ke daerah di sekitar tempat
gaya tersebut berasal. Hal ini memungkinkannya untuk terus berkembang dengan cara baru dan
unik sesuai dengan kondisi sosial, budaya, dan geografi wilayah yang bersangkutan. Misalnya,
gagasan Renaisans yang lahir di Italia pada awal abad ke-15 menyebar ke seluruh Eropa selama
200 tahun lamanya memunculkan Renaisans Prancis, Jerman, Inggris, dan Spanyol dengan
karakteristik yang unik dan tersendiri. Selain itu, gaya arsitektur juga disebarkan melalui
kolonialisme, baik oleh para kolonis dan pendatang, maupun para penduduk setempat yang telah
belajar atau bekerja di tempat gaya tersebut lahir. Salah satu contohnya adalah gaya arsitektur
pada Misi Spanyol di California yang dibawa oleh para kolonis Spanyol pada akhir abad ke-18.
Arsitektur Romanesque adalah gaya arsitektur dari Eropa. Abad Pertengahan (tahun 1517M),
ditandai oleh pelengkung setengah lingkaran, dan berkembang menjadi gaya arsitektur Goth,
ditandai dengan pelengkung berujung, yang dimulai pada abad ke-12. Tidak ada kesepakatan
mengenai waktu berawalnya gaya romanesque, dan pengusulan waktunya beragam mulai dari
abad ke-6 sampai abad kesepuluh, namun contoh-contohnya dapat ditemukan di seluruh penjuru
eropa, sehingga menjadikan arsitektur romanesque sebagai gaya arsitektur pan-eropa pertama
sejak Arsitektur imperial romawi Gaya romanesque di inggris disebut sebagai arsitektur norman
1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui sejarah arsitektur Romanesque
2. Untuk mengetahui karakteristik dari arsitektur Romanesque
3. Untuk mengetahui contoh bangunan dari romanesque
BAB II
PEMBAHASAN
Arsitektur Romanesque adalah gaya arsitektur Eropa abad pertengahan yang ditandai dengan
semi-circular arches. Tidak ada konsensus untuk tanggal awal dari gaya ini, tapi diperkirakan
sekitar abad ke-8 sampai ke-12 dimana kemudian beralih ke arsitektur Gothic yang ditandai
dengan pointed arches. Menggabungkan fitur bangunan Romawi Kuno dengan Byzantium dan
tradisi setempat, gaya arsitektur Romanesque dikenal dengan bentuknya yang masif, tembok-
tembok tebal, round arches, pilar yang kokoh, groin vaults, menara-menara besar dan arkade
yang dekoratif.
Bangunan Romanesque memiliki bentuk yang tegas, teratur, dan denah simetris. Secara
keseluruhan tampilan bangunan terlihat sederhana jika dibandingkan dengan era Gothik yang
muncul kemudian Contoh bangunan Romanesque dapat diketemukan di seluruh penjuru Eropa
walaupun setiap daerah mungkin memiliki karakter dan material yang berbeda
1. Dinding
Dinding bangunan Romanesque umumnya memiliki ketebalan yang masif dengan bukaan yang
relatif kecil. Materialnya berbeda antara satu daerah dengan daerah lain. Karena sifat dinding
romantik, penopang tidak fitur yang sangat signifikan, karena mereka dalam arsitektur Gothic.
Romantik penopang profil persegi panjang umumnya datar dan tidak banyak proyek luar tembok.
Dalam kasus gereja aisled, kubah, atau kubah setengah barel selama gang nave membantu untuk
mendukung, apakah itu kubah. Dalam kasus di mana sebuah kubah setengah-barel yang
digunakan, mereka secara efektif menjadi seperti terbang penopang. Seringkali diperpanjang
melalui lorong lantai dua, bukan dari biasanya dalam arsitektur Gothic, sehingga dukungan yang
lebih baik berat badan seorang nave berkubah. Dalam kasus Durham Cathedral, terbang
penopang telah bekerja, tetapi tersembunyi dalam triforium galeri.
(Gambar 2.1. Dinding)
2. Busur (Arches)
Arch yang digunakan hampir selalu berbentuk setengah lingkaran, dan dipergunakan pada bukaan
(pintu dan jendela), pada vault dan arkade. Di atas pintu yang lebar biasanya terdapat semi
circular arch, terkecuali jika di ambang pintu terdapat lintel dengan ukiran dekoratif.
3. Arkade (Arcade)
deretan busur lengkungdengan kolom sebagai penopangstruktur. Muncul baik di interior maupun eksterior
4. Pier
Pada arsitektur Romanesque, pier sering digunakan untuk mendukung arch. Pier dibuat dari batu,
berbetuk kotak atau persegi panjang. Umumnya memiliki moulding horisontal membentuk
capital pada awal arch. Kadang-kadang pier memiliki poros vertikal yang melekat padanya dan
kadang memiliki moulding horisontal pada bagian base-nya.
5. Kolom
Kolom adalah fitur struktural penting pada arsitektur Romanesque. Collonettes dan shaft
merupakan bagian dari struktur bangunan sekaligus dekorasi. Di sebagian besar wilayah Eropa,
kolom Romanesque berbentuk masif karena mendukung dinding atas yang tebal dengan jendela-
jendela kecil dan kadang kubah yang berat. Di sebagian besar wilayah Eropa, kolom Romanesque
berbentuk masif karena mendukung dinding atas yang tebal dengan jendela-jendela kecil dan
kadang kubah yang berat. Metode konstruksi yang paling umum adalah dengan membangunnya
dari silinder batu yang disebut dengan drum. Bentuk capital-nya banyak diinspirasi dari gaya
Corinthian.
Mayoritas bangunan memakai atap dari kayu dengan penopang sederhana berbentuk tie beam
atau king post. Dalam kasus atap kasau terikat, kadang dilapisi dengan langit-langit kayu. Di
bangunan gereja, biasanya lorongnya memiliki kubah dan atapnya dari kayu. Tipikal kubah
Romanesque bisanya berdenah oktagonal dan menggunakan corner squinch untuk
menerjemahkan bentuk persegi menjadi dasar segi delapan yang cocok.
Hal ini bertujuan agar dinding tidak roboh apabila jendela terlalu besar. Hal ini sangat
berlawanan dengan gaya Gotik yang memiliki jendela berukuran sangat besar karena adanya
teknologi “flying buttressess” yang menopang dinding.
8. Adanya vault
Vault adalah langit-langit yang berbentuk melengkung. Adanya vault ini memungkinkan
dibuatnya atap dari batu untuk menggantikan atap dari kayu yang mudah terbakar.
* Groin vault, dimana ada rusuk yang membagi langit-langit menjadi empat bagian secara
diagonal.
* Ribbed vault, dimana ada rusuk yang membagi langit-langit menjadi enam bagian (dua
diagonal dan satu horisontal). Ribbed vault sudah merupakan ciri khas gaya gotik.
1. Romansque di Italia
Cattedrale Metropolitana Primaziale di Santa Maria Assunta; Duomo di Pisa adalah sebuah
katedral Katolik dari abad pertengahan yang terletak di Piazza dei Miracoli di kota Pisa, Italia.
Katedral ini dipersembahkan untuk Santa Maria Diangkat ke Surga dan merupakan salah satu
contoh bangunan bergaya Romanesque, khususnya gaya yang disebut "Romanesque Pisa". [1]
Katedral ini merupakan tempat berkedudukannya Keuskupan Agung Pisa.
(Gambar 2.8. Cattedrale Metropolitana Primaziale di Santa Maria Assunta; Duomo di Pisa )
Pembangunan katedral ini dimulai pada tahun 1063 (1064 menurut kalender Pisa pada masa itu)
dan dilaksanakan oleh arsitek Buscheto, dan biaya pembangunannya diperoleh dari rampasan
perang yang diperoleh dalam perang melawan Muslim di Sisilia pada tahun 1063.[2]
Ciri dari Romanesque italia, terlihat pada wajah depan, sangat ramai dengan hiasan, deretan
kolom dengan pelengkung bertingkat tingkat menghias seluruh wajah bagian atas dari wilayah
depan. Kolom kolom yang berfungsi sebagai hiasan tersebut silindris, langsing dan pendek,
kepalanya berpola hiasan korintien. Dinding dinding luar termasuk bagian depan ini dilapis
dengan marmer berwarna putih dan coklat. Disusun dalam pola kotak kotak dan garis garis
sebagai hiasan luar.
Tradisi arsitektur Pra-Romanesque adalah Saxon. Gereja-gereja berdinding tebal yang tak
bertulang memiliki gerbang lengkung yang mengarah ke segi empat. Menara lonceng sering
memiliki menara melingkar yang melingkar. Windows sering melengkung atau memiliki kepala
segitiga.
(Gambar 2.9. St Mary The Virgin, Iffley)
PENUTUP
KESIMPULAN
Karakteristik seacara umum meliputi : Gereja-gereja kecil umumnya tanpa gang, dengan apse
yang memproyeksikan, gereja-gereja besar basilis dengan nave diapit gang dan dibagi oleh
arcade, gereja-gereja biara dan katedral sering memiliki transept, lengkungan bundar di arcade,
jendela, pintu, dan brankas, dinding besar-besaran, menara, piers, kolom kekar, penopang
proyeksi dangkal, selangkangan melengkung, portal dengan patung dan cetakan.