Bab 3 Liabilitas PDF
Bab 3 Liabilitas PDF
Bab 3 Liabilitas PDF
LIABILITAS KEUANGAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah membaca dan mengkaji topik ini, pembaca akan mampu:
1. menjelaskan pengertian liabilitas keuangan;
2. menjelaskan pengertian dan mengklasifikasikan liabilitas jangka pendek, provisi dan
kontinjensi;
3. menentukan pengakuan dan pengukuran liabilitas jangka pendek, provisi dan
kontinjensi;
4. menentukan penyajian dan pengungkapan liabilitas jangka pendek, provisi dan
kontinjensi;
5. memahami analisis rasio keuangan atas liabilitas jangka pendek, provisi dan
kontinjensi;
6. menjelaskan pengertian dan mengklasifikasikan liabilitas jangka panjang;
7. menentukan pengakuan dan pengukuran liabilitas jangka panjang;
8. menentukan penyajian dan pengungkapan liabilitas jangka panjang;dan
9. memahami analisis rasio keuangan atas liabilitas jangka panjang.
2.1 PENDAHULUAN
Pengakuan
PSAK 57 paragraf 14 menetapkan pengakuan beban dan liabilitas terhadap
provisi, jika syarat berikut terpenuhi (IAI, 2018:57.4):
1. entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat
konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu;
2. kemungkinan besar penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar
sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik; dan
3. estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.
Jika kondisi di atas tidak terpenuhi, maka provisi tidak diakui. Ketika tidak
memenuhi ketiga persyaratan tersebut, kemungkinan liabilitas tersebut cukup
diungkapkan sebagai kewajiban kontinjensi tergantung materialitas dan kemungkinan
terjadinya (Martani, et al., 2015:32).
Pengukuran
Jumlah yang diakui harus merupakan perkiraan terbaik (best estimate) dari
pengeluaran yang dibutuhkan untuk penyelesaian kewajiban tersebut (Kieso,et al.,
2014:612 dan IAI, 2018:57.7). Untuk menentukan perkiraan terbaik (best estimate),
manajemen harus menggunakan kebijakan (judgement), berdasarkan transaksi yang
sejenis di masa lalu, tenaga ahli, kemajuan teknologi, dan informasi lain yang berkaitan
dengan hal tersebut.Provisi diukur sebelum memperhitungkan pajak karena dampak
pajak dari provisi.
Entitas menentukan estimasi terbaik suatu provisi, harus mempertimbangkan
berbagai risiko dan ketidakpastian yang selalu mempengaruhi berbagai peristiwa dan
keadaan (IAI, 2018: 57.8). Lebih lanjut dijelaskan dalam PSAK 57 (IAI, 2018: 57.8),
bahwa risiko akan menimbulkan hasil yang bervariasi dan dapat menyebabkan kenaikan
nilai liabilitas yang diukur. Jika terdapat unsur ketidakpastian, maka entitas perlu
berhati-hati sehingga pendapatan atau aset tidak menjadi terlalu besar dan beban atau
liabilitas tidak menjadi terlalu kecil (IAI, 2018: 57.8).
Jika dampak nilai waktu dari uang cukup material, maka jumlah provisi adalah
nilai kini dari perkiraan pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban;
jadi provisi harus didiskontokan. Tingkat diskonto yang digunakan adalah tingkat
diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar atas nilai waktu uang dan
risiko yang terkait dengan kewajiban yang bersangkutan. Tingkat diskonto tidak boleh
mencerminkan risiko yang sudah diperhitungkan dalam estimasi arus kas masa depan
(IAI, 2018: 57.9).
Peristiwa masa depan juga dapat memengaruhi jumlah yang diperlukan untuk
menyelesaikan kewajiban harus tercermin dalam jumlah provisi, jika terdapat bukti
objektif bahwa peristiwa itu akan terjadi (IAI, 2018: 57.9). Misalnya, entitas
berkeyakinan bahwa pembersihan lokasi tambang pada akhir masa manfaat tambang
dapat dikurangi karena perkembangan teknologi (Martani, et al., 2015:33).
2.2.3 Kontinjensi
Menurut PSAK 57 paragraf 10, liabilitas kontinjensi adalah:
1. kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya
menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya peristiwa di masa depan yang
tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas; atau
2. Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui
karena:
a. tidak terdapat kemungkinan entitas mengeluarkan sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan kewajibannya, atau
b. jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal
Standar menetapkan bahwa perusahaan tidak diperkenankan mengakui liabilitas
kontinjensi, tetapi pengungkapan pada catatan atas laporan keuangan harus dilakukan
jika terdapat kemungkinan besar terjadinya arus keluar sumber daya (IAI, 2018: 57.6).
Liabilitas kontijensi harus terus dikaji ulang untuk menentukan apakah tingkat
kemungkinan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik bertambah
sehingga menjadi kemungkinan besar. Jika hal ini terjadi berarti liabilitas kontinjensi
dapat berubah menjadi provisi.
Aset Kontinjensi
Aset kontinjensi adalah aset potensial yang berasal dari peristiwa masa lalu,
dimana keberadaannya menjadi pasti tergantung pada terjadinya atau tidak terjadinya
peristiwa di masa depan yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas (IAI,
2018: 57.2). Contoh:
1. Kemungkinan penerimaan uang dari hadiah, donasi, bonus.
2. Perkara pengadilan, dengan kemungkinan hasil yang menguntungkan
3. Kemungkinan pengembalian pajak dari pemerintah
Standar menetapkan bahwa perusahaan tidak diperkenankan mengakui aset
kontinjensi, tetapi pengungkapan pada catatan atas laporan keuangan harus dilakukan
jika terdapat kemungkinan besar arus masuk sumber daya diperoleh perusahaan (IAI,
2018: 57.7). Jika realisasi penghasilan sudah dapat dipastikan, aset tersebut bukan lagi
merupakan aset kontinjensi, melainkan diakui sebagai aset.
Provisi diakui oleh entitas Provisi tidak diakui Provisi tidak diakui
Dilakukan pengungkapan
Dilakukan pengungkapan Tidak diperlukan
mengenai liabilitas
mengenai provisi tersebut pengungkapan
kontinjensi tersebut
Liabilitas kontinjensi juga timbul dalam kasus yang sangat jarang terjadi yaitu pada saat
terdapat liabilitas yang tidak dapat diakui karena liabilitas tersebut tidak dapat diukur
dengan andal. Pengungkapan disyaratkan untuk liabilitas kontinjensi.
2.2.5 Penyajian
2.2.6 Pengungkapan
Pengungkapan liabilitas jangka pendek berisikan rincian dan tambahan
penjelasan lebih detil di dalam catatan atas laporan keuangan. Misalnya untuk hutang
usaha, yang diungkapkan biasanya rincian dari hutang usaha tersebut berdasarkan
pemasok dengan nilai material, klasifikasi berdasarkan umur hutang, dan pengungkapan
hutang berdasarkan mata uang asing (Martani, et al., 2015: 42).
Untuk setiap jenis provisi, entitas mengungkapkan (IAI, 2018: 57.13):
a. nilai tercatat pada awal dan akhir periode;
b. provisi tambahan yang dibuat dalam periode bersangkutan, termasuk
peningkatan jumlah provisi yang ada;
c. jumlah yang digunakan, (yaitu jumlah yang terjadi dan dibebankan pada provisi)
selama periode bersangkutan;
d. jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan selama periode bersangkutan;
dan
e. peningkatan, selama periode yang bersangkutan, dalam nilai kini yang timbul
karena berlalunya waktu dan dampak dari setiap perubahan tingkat diskonto.
Kasus litigasi yang dihadapi perusahaan jika sifatnya kontinjensi harus
diungkapkan dalam laporan keuangan. Namun jika memenuhi persyaratan pengakuan
harus disajikan dalam laporan keuangan dan diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan (Martani, et al., 2015: 42).
Berikut adalah contoh pengungkapan hutang jangka pendek milik PT. Hanjaya
Mandala Sampoerna, Tbk.
2.3. Analisis Rasio Keuangan Atas Liabilitas Jangka Pendek, Provisi dan
Kontinjensi
Analisis liabilitas jangka pendek dilakukan untuk menilai kemampuan
perushaaan membayar hutang yang akan jatuh tempo. Rasio yang digunakan
adalah rasio lancar (current ratio), rasio kas (cash ratio), atau rasio cepat (quick
ratio). Semakin besar jumlah hutang lancar akan memperbesar risiko perusahaan
(Martani, et.al., 2015:43).
− −
=
=
Keterangan :
FV = Future Value
PVF = Present Value Factor
PVF-OA = Present Value Factor of an Ordinary Annuity
R = Periodic Rent
Jurnal untuk mencatat beban bunga akrual 31 Desember 2010 dan amortisasi diskonto:
Beban Bunga Obligasi Rp 4.000
Hutang Bunga Obligasi Rp 4.000
Catatan: jika obligasi dijual pada diskonto atau premi, maka amortisasi diskonto atau
premi dilakukan terhitung mulai tanggal penjualan obligasi.
Dua tahun setelah penerbitan, obligasi tersebut dilunasi per 1 Januari 2012 pada
kurs 101. Berikut adalah perhitungan laba rugi pelunasan lebih awal dan diskonto yang
belum diamortisasi.
Perhitungan laba/rugi pelunasan sebagai berikut:
Harga pelunasan (Rp 100.000 x 101%) Rp 101.000
Nilai Buku (lihat tabel) (94.925)
Rugi pelunasan Rp 6.075
Misalnya pada 1 Januari 2020, PT Aneka Media menerbitkan surat hutang dengan
nominal $30.000, bunga 5%, jangka waktu 3 tahun. Suku bunga efektif adalah 5 %.
Surat utang akan ditebus sebesar nominal. Liabilitas diklasifikasikan sebagai FVTPL.
Pada akhir tahun pertama, suku bunga pasar adalah 6%. Liabilitas diklasifikasikan
sebagai FVTPL karena diperdagangkan atau merupakan opsi manajemen sebagai
FVTPL.
Bunga obligasi dan bunga efektif sama sebesar 5%, maka nilai buku pada 31
Desember 2020 adalah senilai $30.000. Karena diklasifikasikan ke FVTPL, maka
liabilitas ini harus disesuaikan. Nilai wajar dengan menggunakan suku bunga pasar
senilai 6% adalah sebagai berikut:
Nilai sekarang (present value) obligasi :
Nilai sekarang nominal obligasi Rp 30.000, jatuh tempo 2 tahun yang akan datang.
FV (PVF 2, 6 %)
$30.000 x PVIF, 2, 6%= $26.700
Nilai sekarang dari pembayaran bunga 2 kali lagi:
$1.500 x PVIFA, 2, 6%= 2.750
Nilai sekarang (present value) obligasi $29.450
2.4.4 Pengungkapan
Pengungkapan disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.Beberapa
persyaratan pengungkapan liabilitas jangka panjang yang diatur dalam PSAK 60 (Revisi
2014) adalah:
1. Menyediakan informasi yang cukup untuk memungkinkan rekonsiliasi terhadap
setiap baris pos liabilitas jangka panjang yang disajikan dalam laporan posisi
keuangan.
2. Nilai tercatat liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi.
3. Mengungkapkan dalam ikhtisar kebijakan akuntansi yang signifikan, kebijakan
akuntansi yang digunakan.
4. Analisis jatuh tempo untuk liabilitas keuangan jangka panjang yang
menunjukkan sisa jatuh tempo kontraktual.
Berikut adalah contoh pengungkapan liabilitas jangka panjang milik PT. HM
Sampoerna, Tbk.
Gambar 2.4 Pengungkapan Liabilitas Jangka Panjang
ℎ
=
Total hutang mencakup hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Rasio
hutang yang lebih besar dibandingkan ekuitas maupun aset meningkatkan risiko suatu
perusahaan.
Rasio keuangan lain yang terkait dengan hutang jangka panjang yaitu times
interest earned. Rasio ini mengukur sejauhmana laba tersedia untuk menutupi beban
bunga, yang mencerminkan perlindungan bagi kreditur. Semakin tinggi rasio ini berarti
semakin tinggi perlindungan bagi kreditur terkait pembayaran bunga.
=
SOAL LATIHAN
SOAL 1
Berikut ini transaksi yang terjadi selama tahun 2018 pada PT Intan.
a. Tgl 1 Agustus, perusahaan menandatangani sebuah wesel 6 bulan, 12%, untuk
pembelian mesin seharga Rp 14.000.000.
b. Tanggal 31 Oktober, perusahaan menerima pembayaran sewa gedung Rp 2.000.000
untuk 4 bulan mendatang.
c. Penjualan bulan Desember berjumlah Rp 63.000.000 dan perusahaan memungut
PPN 10% yang akan disetorkan ke kantor pajak bulan Januari.
d. Perusahaan memiliki utang wesel jangka panjang sejumlah Rp 75.000.000. Dari
jumlah tersebut pada tanggal 31 Desember dilunasi sebesar Rp 25.000.000 ditambah
bunga Rp 900.000 yang baru akan dibayarkan bulan Januari.
DIMINTA:
1. Buat jurnal yang diperlukan!
2. Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan pada 31 Desember 2018
3. Hitung jumlah liabilitas jangka pendek yangg akan dilaporkan dalam
liabilitasjangka pendekpada Neraca PT Intan per 31 Desember 2018.
SOAL 2
PT. BUANA menjual produk dengan memberikan garansi perbaikan selama satu tahun.
Berdasarkan hasil analisis dan pengalaman industri, diketahui hanya3% pelanggan yang
datang meminta garansi. Rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk memberikan garansi
tiap produk sebesar Rp. 100.000. Pada tahun 2018 penjualan produk sebanyak 55.000
unit dengan total garansi aktual yang dikeluarkan sebesar Rp. 84.000.000. Buatlah
pencatatan pengakuan beban dan pemberian garansi tahun 2018!
SOAL 3
PT GUGUS melakukan penutupan buku setiap tanggal 30 Juni. Informasi saldo
rekening yang berhasil dikumpulkan pada tanggal 30 Juni 2018 sbb:
Hutang wesel jangka pendek Rp 21.000.000
Hutang Dagang 105.520.000
Hutang PPN 738.000
Pendapatan Diterima Dimuka 4.800.000
Hutang Jaminan 6.950.000
Hutang Jangka Panjang 120.000.000
SOAL 5
PT SINAR SURYA menerbitkan obligasi dengan nominal Rp 300.000.000 pada tanggal
1 Januari 2018, jangka waktu 5 tahun dan tingkat suku bunganya 8%. Tingkat bunga
efektif saat penjualan adalah 10%. Berapa kas yang diterima oleh PT Sinar Surya pada
saat penerbitan obligasi tersebut?
SOAL 6
Pada tanggal 1 Mei 2018 PT BENTARA mengeluarkan obligasi 15% berjangka 5 tahun
dengan nominal Rp 400.000.000. Bunga obligasi dibayar setiap tanggal 30 September.
Pada tanggal dikeluarkannya obligasi ini tingkat bunga pasar 12%. Obligasi dimiliki
sampai jatuh tempo.
DIMINTA:
a. Buat jurnal untuk mencatat pengeluaran obligasi
b. Buat jurnal untuk mencatat pembayaran bunga pada tanggal 30September 2018
c. Buat jurnal untuk mencatat amortisasi pada tanggal 31 Desember 2018
d. Hitunglah biaya bunga obligasi yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi
tahun 2019
SOAL 7
Untuk setiap situasi di bawah ini memiliki tahun tutup buku per 31 Desember.
a. PT SANGO menjual obligasi 10% nominal Rp 5.000.000 pada 1 Maret 2015.
Tanggal bunga 1 Maret dan 1 September. Obligasi jatuh tempo pada tanggal 1
September 2018. Tingkat bunga efektif saat penjualan terjadi sebesar 12%. Buatlah
jurnal sampai dengan tanggal 31 Desember 2016.
b. PT MAYDA menjual obligasi 12% nominal Rp 4.000.000 pada tanggal 1 Juli 2014.
Tanggal bunga obligasi 1 Juli dan 1 Januari. Obligasi jatuh tempo pada 30 Juni 2018.
Bunga efektif saat tanggal penjualan sebesar 10%. Tanggal 1 Oktober 2016 PT
MAYDA membeli kembali obligasi senilai Rp 4.000.000 seharga Rp 4.260.000
(termasuk bunga akrual). Buat jurnal sampai dengan 1 Oktober 2016.
SOAL 8
Pada tanggal 1 Januari 2014, PT Sakura menerbitkan obligasi dengan nominal Rp
300.000.000 dengan jangka waktu 5 tahun dan bunga 8%. Bunga dibayar setiap tanggal
1 Januari dan 1 Juli. Tingkat suku bunga efektif 6%. Pada tanggal 1 Maret 2018, PT
Sakura melunasi sepertiga dari obligasi tersebut dengan membayar sebesar Rp
220.000.000. Bunga efektif tanggal 31 Desember 2014, 2015, 2016 dan 2017 adalah
7%, 5%, 4% dan 9%.
DIMINTA:
a. Hitung harga jual obligasi jika obligasi diklasifikasikan sebagai amortised cost.
b. Buatlah tabel amortisasi.
c. Catatlah jurnal pada saat penerbitan obligasi, serta pada tanggal 1 Juli 2017 dan
31 Desember 2017.
d. Buatlah jurnal untuk mencatat pelunasan sebagian obligasi tanggal 1 Maret
2018.
e. Catatlah jurnal pada saat penerbitan obligasi, serta jurnal lain yang dibutuhkan
selama tahun 2014-2017 jika klasifikasinya FVTPL.
SOAL 9
Pada tanggal 1 Maret 2015 PT Mayapada mengeluarkan obligasi 15% jatuh tempo
tanggal 1 maret 2021 dengan nilai nominal sebesar Rp 500.000.000. Bunga obligasi
dibayar setiap tanggal 1 September. Pada tanggal dikeluarkannya obligasi ini, tingkat
bunga pasar sebesar 12%. Pada tanggal 1 Desember 2020, obligasi dilunasi dengan
kurs 95%
DIMINTA:
a. Buat jurnal untuk mencatat pengeluaran obligasi
b. Buat jurnal untuk mencatat pembayaran bunga pada tanggal 1 September 2015
c. Buat jurnal untuk mencatat amortisasi per tanggal 31 Desember 2015
d. Hitunglah biaya bunga obligasi yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi
tahun 2015
e. Hitung dan buatlah jurnal untuk transaksi tanggal 1 Desember 2020
SOAL 10
Pada tanggal 1 Mei 2013 PT MENTARI mengeluarkan obligasi 12% jatuh tempo
tanggal 1 mei 2019 dengan nilai nominal sebesar Rp 300.000.000. Bunga obligasi
dibayar setiap tanggal 1 Mei dan 1 Nopember. Pada tanggal dikeluarkannya obligasi ini
tingkat bunga pasar sebesar 15%. Pada tanggal 1 Desember 2018, Setengah dari
keseluruhan nominal obligasi dilunasi dengan kurs 65%
DIMINTA:
a. Buat jurnal untuk mencatat pengeluaran obligasi
b. Buat jurnal untuk mencatat pembayaran bunga pada tanggal 1 Nopember 2015
c. Buat jurnal untuk mencatat amortisasi per tanggal 31 Desember 2015
d. Hitunglah biaya bunga obligasi yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi
tahun 2015
e. Hitung dan buatlah jurnal untuk transaksi tanggal 1 Desember 2018
SOAL 11
Pada tanggal 1 Pebruari 2014 PT Blood Moon mengeluarkan obligasi 11% jatuh tempo
tanggal 1 pebruari 2019 dengan nilai nominal sebesar Rp 500.000.000. Bunga obligasi
dibayar setiap tanggal 1 Pebruari dan 1 Agustus. Pada tanggal dikeluarkannya obligasi
ini tingkat bunga pasar sebesar 14%. Pada tanggal 1 Desember 2018, setengah obligasi
dilunasi dengan kurs 56%
DIMINTA:
a. Buat jurnal untuk mencatat pengeluaran obligasi
b. Buat jurnal untuk mencatat pembayaran bunga pada tanggal 1 Agustus 2015
c. Buat jurnal untuk mencatat amortisasi pada tanggal 31 Desember 2015
d. Hitunglah biaya bunga obligasi yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi
tahun 2015
e. Hitung dan buatlah jurnal untuk transaksi tanggal 1 Desember 2018