Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
siswa dan guru, atas hubungan timbal balik yang berlangsung dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa
merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Untuk itu guru
terbatas pada angka-angka prestasi belajar saja, akan tetapi harus terkait dengan
serangkaian aktifitas yang selektif dan efektif. Dalam prestasi yang demikian
itu,maka kita dapat memahami bahwa aspek nilai yang ditransfer dalam dunia
pendidikan dan pengajaran harus selalu terkait dengan unsur pengetahuan, sikap
dan keterampilan. Untuk mengetahui hal ini maka seorang guru harus banyak
berinteraksi dengan siswa baik pada saat proses belajar mengajar maupun diluar
1
2
adalah sejumlah kompetensi guru yang kinerjanya secara profesional. Untuk itu
seorang guru yang bertugas mengajar dan mendidik harus mempunyai keterampilan
mengajar yang memadai agar situasi belajar mengajar lancar dan tujuan yang telah
oleh seorang guru adalah keterampilan memilih metode pembelajaran yang tepat.
siswa belum menunjukkan adanya respon yang baik dalam mengikuti pelajaran
Biologi. Dalam proses pembelajaran siswa terlihat pasif siswa hanya mendengar
guru mata pelajaran Biologi kelas XI IPA 3 SMAN 1 Delima Kabupaten Pidie,
bahwa masalah yang melatarbelakangi rendahnya hasil belajar Biologi antara lain;
Biologi yang monoton (kurang menarik), siswa kurang menghargai guru, siswa
kurang disiplin pada saat proses pembelajaran, siswa belum dilibatkan secara aktif
Tabel 1.1 Data UAS Kelas IX IPA 3 Mata Pelajaran Biologi SMAN 1 Delima
Kriteria tuntas dan belum tuntas tersebut didasarkan atas penetapan kriteria
Delima Kabupaten Pidie adalah 65. Dari data di atas, diketahui sebanyak 12 siswa
belum tuntas dalam mata pelajaran Biologi yakni mencapai 63% dan 7 siswa (37%)
tuntas. Berdasarkan masalah yang terjadi pada saat proses pembelajaran Biologi di
SMAN 1 Delima yaitu: metode yang di gunakan kurang bervariasi, siswa kurang
pembelajaran, siswa kurang disiplin saat proses pembelajaran dan hasil belajar
diharapk an yaitu: untuk perbaikan dan peningkatan hasil belajar siswa pada mata
pembelajaran yang menerapkan keaktifan siswa, agar siswa lebih tertarik dalam
adanya metode ini pembelajaran akan lebih menarik dan siswa dilatih untuk lebih
4
media tongkat sebagai alat bantu dalam pelaksanaan metode Talking Stick. Dan
diharapakan dengan pergantian metode pembelajaran ini hasil belajar siswa akan
lebih memuaskan.
B. Identifikasi Masalah
bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah pada mata
C. Batasan Masalah
membatasi ruang lingkup yang akan diteliti yakni sebagai berikut: Meningkatkan
hasil belajar siswa mata pelajaran Biologi materi resparasi dengan menggunakan
metode Talking Stick pada kelas XI IPA 3 di SMAN 1 Delima semester I Tahun
Pelajaran 2018/2019.
D. Rumusan Masalah
metode pembelajaran Talking Stick akan meningkatkan hasil belaja siswa pada
siswa menggunakan metode Talking Stick pada mata pelajaran Biologi pada siswa
antaranya:
1. Bagi siswa
2. Bagi guru
pelajaran.
siswa.
3. Bagi sekolah
yang diharapkan.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
suatu perilaku pada saat orang belajar maka responnya menjadi lebih baik, sehingga
perubahan tingkah laku yang akan memberikan suatu pengalaman baik bersifat
belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar
manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Menurut Benyamin Bloom,
seperti yang dikutip oleh Nana Sudjana, bahwa hasil belajar secara garis besar
membaginya menjadi 3 ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotor. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
7
8
dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 aspek yakni
Hasil belajar adalah hasil baik yang diperoleh atau dicapai oleh seseorang,
pada saat menuntut ilmu, di dalam proses belajar selalu menghasilkan hasil belajar.
1. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
petunjuk.
metode, materi.
7) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek
yaitu:
dan stimulus.
nilai.
berikut.
a. Faktor Internal
1) Faktor jasmaniah
2) Faktor Psikologi
3) Faktor Kelelahan
b. Faktor Eksternal
1) Faktor Keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara
2) Faktor Sekolah
3) Faktor masyarakat
faktor ekstern. Faktor intern yaitu berkenaan dengan faktor yang ada dalam diri
siswa yang sedang belajar. Sedangkan faktor ekstern adalah segala faktor yang ada
12
Biologi perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap
belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan proses dan sikap
ilmiah.
Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan
c. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainya.
13
alam semesta.
sebagai berikut:
tubuh. Menusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan
dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru- paru beserta pembungkusnya
(pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalam rongga dada terdapat juga
jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut oleh diafragma.
Di dalam tubuh manusia dan hewan, energi kimia dalam makanan dapat digunakan
bahan makanan di dalam sel-sel tubuh disebut respirasi sel. Respirasi sel terdiri
atas respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob adalah proses
udara (ekspirasi) Saat udara memasuki paru-paru, terjadi pertukaran gas O2 dan
CO2 yang disebut respirasi eksternal. Darah yang mengandung banyak O2 akan
15
menuju jaringan tubuh. Pertukatan gas yang terjadi antara darah dengan cairan
jaringan disebut respirasi internal. Gas O2 yang sampai pada sel akan
b. Alat-Alat Respirasi
trakea, paru-paru, bronkus, bronkiolus, dan alveolus. Di dalam sel-sel tersebut gas
membutuhkan glukosa dan oksigen sehingga mampu menghasilkan energi, air, dan
alat-alat pernafasan. Alat pernafasan manusia terdiri dari rongga hidung, faring,
trakea, bronkus, dan paru-paru. Bila salah satu organ pernafasan tidak mampu
berfungsi secara normal maka bisa mempengaruhi kerja sistem pernafasan secara
umum. Berikut ini penjelasan daftar nama alat pernafasan beserta fungsinya.
1. Rongga Hidung
dalam rongga hidung terdapat selaput lendir dan rambut yang berfungsi untuk
menahan kontaminasi benda-benda asing, misalnya debu dan kuman, yang ikut
masuk ke dalam rongga hidung. Selain itu, rongga mulut manusia juga
belakang. Saluran nafas akan terbuka ketika manusia berbicara, oleh karena itu
saluran pernafasan.
farings terdapat laring (tekak). Pada laring terdapat pita suara (pita vocalis).
Bila pita suara bergetar karena masuknya udara pada faring, maka akan
menimbulkan suara.
Sebagian trakea terletak di leher dan sebagian lagi terletak di rongga dada.
4. Paru-paru (Pulmo)
tulang rusuk. Diafragma adalah pembatas antara rongga perut dengan rongga
dada. Paru-paru kanan (pulmo dekster) terdiri dari 3 lobus. Sedangkan paru-
(pleura visceralis) dan pleura luar (pleura parietalis). Pleura dalam langsung
rusuk. Antara kedua pleura tersebut terdapat rongga tulang rusuk. Antara kedua
pleura tersebut terdapat rongga yang berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai
pelumas paru-paru.
terdapat muara kapiler darah, oleh karena itu dapat berlangsung pertukaran gas
4. Bronkus
menjadi dua, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa
bronkus hampir sama dengan trakea. Bronkus kanan dan bronkus kiri masing-
bagian paru-paru.
5. Bronkiolus
6. Alveolus
18
pertukaran gas antaraudara dan darah. Luas permukaan alveolus pada orang
Mekanisme Pernapasan
a. Pernapasan Dada
Sistem pernapasan dada adalah sistem pernapasan yang terjadi akibat aktivitas
kontraksi dan relaksasi otot antar tulang rusuk. Sistem pernafasan dada terdiri dari
2 tahap, yaitu:
lebih kecil dari tekanan atsmosfer sehingga udara yang kaya okan oksigen
Tahap Ekspirasi, tahap eskpirasi disebut juga fase relaksasi, yaitu kondisi
dimana otot antara tulang rusuk kembali ke posisi semula, rongga dada
tekanan rongga dada meningkat dan lebih tinggi dari tekanan atsmosfer
pernafasan.
udara turun sehingga udara dari luar dapat masuk kedalam paru-paru melalu
saluran pernafasan.
Tahap Ekspirasi adalah kondisi dimana otot diafragma berelaksasi dan otot
udara dalam paru-paru meningkat sehingga udara dalam rongga dada yang
1500 cc. yang disebut volume cadangan inspirasi dan menghembuskan udara
sebanyak ± 1000 cc yang disebut sebagai volume residu. Jumlah keseluruhan udara
yang tertampung secara maksimal dalm paru-paru disebut kapasitas total paru-
20
paru.
Frekuensi Pernapasan
Pada orang dewasa normal, frekuensi pernapasan berkisar antara 15-18 tiap
1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Suhu Tubuh
Manusia memiliki suhu tubuh yang konstan berkisar antara 36-37˚C karena
4. Posisi Tubuh
pada saat berdiri, otot akan berkontraksi, sehingga oksigen yang dibutuhkan
lebih banyak dan laju pernapasan pun akan meningkat dibandingkan pada
melainkan juga di jaringan tubuh. Pertukaran gas terjadi karena perbedaan tekanan
pernapasan melalui paru-paru. Tetapi arti yang lebih khusus yaitu pertukaran gas
dihirup masuk ke dalam tubuh makhluk hidup melalui dua cara, yakni pernapasan
tubuh dan pada pernapasan tidak langsung melalui saluran pernapasan. Sedangkan
melalui seluruh permukaan kulit. Selaput tipis tempat berlangsungnya difusi gas
1. Respirasi Eksternal
kata lain, pernapasan luar merupakan pertukaran gas (O2 dan CO2) antara udara
dan darah. Pada pernapasan luar, darah akan masuk ke dalam kapiler paru-paru
yang mengangkut sebagian besar karbon dioksida sebagai ion bikarbonat (HCO3–)
Sisa karbon dioksida berdifusi keluar dari dalam darah dan melakukan reaksi
sebagai berikut.
yaitu CO2 meninggalkan darah dan O2 masuk ke dalam darah secara difusi.
Terjadinya difusi O2 dan CO2 ini karena adanya perbedaan tekanan parsial.
Tekanan udara luar sebesar 1 atm (760 mmHg), sedangkan tekanan parsial O2 di
paru-paru sebesar ± 160 mmHg. Tekanan parsial pada kapiler darah arteri ± 100
mmHg, dan di vena ± 40 mmHg. Hal ini menyebabkan O 2 dari udara berdifusi ke
dalam darah. Sementara itu, tekanan parsial CO2 dalam vena ± 47 mmHg, tekanan
parsial CO2 dalam arteri ± 41 mmHg, dan tekanan parsial CO2 dalam alveolus ±
2. Respirasi Internal
Reaksinya sebagai berikut, HbO2 => Hb + O2. Difusi oksigen keluar dari darah
dan masuk ke dalam cairan jaringan dapat terjadi, karena tekanan oksigen di dalam
cairan jaringan lebih rendah dibandingkan di dalam darah. Hal ini disebabkan
karena sel-sel secara terus menerus menggunakan oksigen dalam respirasi selular.
Tekanan parsial O2 pada kapiler darah nadi ± 100 mmHg dan tekanan
parsial O2 dalam jaringan tubuh kurang dari 40 mmHg. Sebaliknya tekanan karbon
dioksida tinggi, karena karbon dioksida secara terus menerus dihasilkan oleh sel-sel
tubuh. Tekanan parsial CO2 dalam jaringan ± 60 mmHg dan dalam kapiler darah ±
23
41 mmHg. Hal inilah yang menyebabkan O2 dapat berdifusi ke dalam jaringan dan
CO2 berdifusi ke luar jaringan. Dalam keadaan biasa, tubuh kita menghasilkan 200
Pengangkutan CO2 di dalam darah dapat dilakukan dengan tiga cara berikut.
· Sekitar 60–70% CO2 diangkut dalam bentuk ion bikarbonat (HCO3–) oleh
plasma darah, setelah asam karbonat yang terbentuk dalam darah terurai menjadi
ion hidrogen (H+) dan ion bikarbonat (HCO3–).Ion H+ bersifat racun, oleh sebab
itu ion ini segera diikat Hb, sedangkan ion HCO3– meninggalkan eritrosit masuk
berikut,
· Sekitar 6–10% CO2 diangkut plasma darah dalam bentuk senyawa asam
karbonat (H2CO3). Tidak semua CO2 yang diangkut darah melalui paru-paru
10% CO2. Sisanya sebesar 90% tetap bertahan di dalam darah dalam bentuk ion-
ion bikarbonat. Ion-ion bikarbonat dalam darah ini sebagai buffer atau penyangga
24
Apabila terjadi gangguan pengangkutan CO2 dalam darah, kadar asam karbonat
(H2CO3) akan meningkat sehingga akan menyebabkan turunnya kadar alkali darah
yang berperan sebagai larutan buffer. Hal ini akan menyebabkan terjadinya
1. Sinusitis, yaitu infeksi pada bagian sinus. Infeksi ini terjadi ketika saluran
pangkal faring disebut amandel. jika terjadi pada nasofaring disebut adenoid.
3. Laringitis, yaitu infeksi pada daerah laring yang menyebabkan suara parau atau
serak.
4. Bronkitis akut, yaitu infeksi pada daerah bronkus yang biasanya didahului oleh
infeksi saluran respirasi bagian atas oleh virus yang diikuti dengan infeksi
bakteri.
5. Pneumonia, yaitu infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh virus dan
bakteri sehingga bronkus dan alveolus berisi banyak cairan. Kondisi ini
6. Tuberkulosis atau TBC, yaitu infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh
7. Bronkitis kronis, yaitu tersumbatnya saluran udara oleh cairan mukus sehingga
25
berkurang
berulang berupa mengi (nafas berbunyi ngik-ngik), sesak nafas, dada terasa
berat dan batuk-batuk terutama malam menjelang dini hari. Gejala tersebut
terjadi berhubungan dengan obstruksi jalan nafas yang luas, bervariasi dan
saluran napas manusia bermula dari mulut dan hidung, lalu bersatu di daerah
leher menjadi trakea (tenggorok) yang akan masuk ke paru. Di dalam paru, satu
saluran napas trakea itu akan bercabang dua, satu ke paru kiri dan satu lagi ke
lama tentu makin kecil sampai 23 kali dan berujung di alveoli, tempat terjadi
pertukaran gas, oksigen (O2 ) masuk ke pembuluh darah, dan karbon dioksida
(CO2 ) dikeluarkan.
10. Kanker paru-paru, lebih banyak dialami pria dibandingkan wanita. Penyebab
kanker ini salah satunya dipicu oleh kebiasaan merokok dalam jangka waktu
11. Flu, yaitu penyakit yang ditandai dengan rongga hidung berlendir, batuk, dan
sistem respirasi adalah suatu alat respirasi yang disebut dengan respirator Emerson
atau paru-paru besi. Paru-paru besi merupakan suatu alat berupa lemari logam
kedap udara yang di dalamnya menempel sebuah pompa yang dapat mengubah
kuantitas dan tekanan udara. Alat tersebut berfungsi sebagai alat pernapasan buatan
tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari insang
berhubungan dengan air, sedang bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-
kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen dan tiap filamen
mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah
insangnya tidak mempunyai tutup insang. Selain bernapas dengan insang, ada pula
kelompok ikan yang bernapas dengan gelembung udara (pulmosis), yaitu ikan
paru-paru (Dipnoi). Insang tidak hanya berfungsi sebagai alat pernapasan, tetapi
Contoh ikan bertulang sejati adalah ikan mas. Insang ikan mas tersimpan dalam
rongga insang yang terlindung oleh (operkulum). Insang ikan mas terdiri dari
lengkung insang yang tersusun atas tulang rawan berwarna putih, rigi-rigi insang
yang berfungsi untuk menyaring air pernapasan yang melalui insang, dan filamen
atau lembaran insang. Filamen insang tersusun atas jaringan lunak, berbentuk sisir
dan berwarna merah muda karena mempunyai banyak pembuluh kapiler darah dan
merupakan cabang dari arteri insang. Di tempat inilah pertukaran gas CO2 dan O2
berlangsung.
Gas O2 diambil dari gas O2 yang larut dalam air melalui insang secara difusi.
Dari insang, O2 diangkut darah melalui pembuluh darah ke seluruh jaringan tubuh.
Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung. Dari jantung menuju
insang untuk melakukan pertukaran gas. Proses ini terjadi secara terus-menerus dan
berulang-ulang.
a) Fase inspirasi ikan Gerakan tutup insang ke samping dan selaput tutup insang
b) Fase ekspirasi ikan Setelah air masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut
Ada fase inspirasi, O2 dan air masuk ke dalam insang, kemudian O2 diikat
Sebaliknya pada fase ekspirasi, CO2 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan
hiu. Masuk dan keluarnya udara dari rongga mulut, disebabkan oleh perubahan
tekanan pada rongga mulut yang ditimbulkan oleh perubahan volume rongga mulut
akibat gerakan naik turun rongga mulut. Bila dasar mulut bergerak ke bawah,
volume rongga mulut bertambah, sehingga tekanannya lebih kecil dari tekanan air
di sekitarnya. Akibatnya, air mengalir ke rongga mulut melalui celah mulut yang
pada akhirnya terjadilah proses inspirasi. Bila dasar mulut bergerak ke atas, volume
rongga mulut mengecil, tekanannya naik, celah mulut tertutup, sehingga air
mengalir ke luar melalui celah insang dan terjadilah proses ekspirasi CO2. Pada
mempunyai insang, ikan paru paru mempunyai satu atau sepasang gelembung
udara seperti paru-paru yang dapat digunakan untuk membantu pernapasan, yaitu
kerongkongan oleh duktus pneumatikus. Saluran ini merupakan jalan masuk dan
29
Ikan paru-paru hidup di rawa-rawa dan di sungai. Ikan ini mampu bertahan
hidup walaupun airnya kering dan insangnya tidak berfungsi, karena ia bernapas
menggunakan gelembung udara. Ada tiga jenis ikan paru-paru di dunia, yaitu ikan
paru-paru afrika, ikan paru paru amerika selatan, dan ikan paru - paru queensland
(Australia). Pada beberapa jenis ikan, seperti ikan lele, gabus, gurami, dan betok
memiliki alat bantu pernapasan yang disebut labirin. Labirin merupakan perluasan
sehingga ikan-ikan tersebut dapat bertahan hidup pada perairan yang kandungan
oksigennya rendah. Selain dengan labirin, udara (O2) juga disimpan di gelembung
digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara
sebagai alat menyimak secara adil dan tidak memihak. Talking Stick termasuk
Peserta didik betanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha
dihadapkan pada mereka dan guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Metode
materi belajarnya.
yang diberikan dari satu siswa kesiswa yang lain pada saat guru menjelaskan materi
tersebut. Hal ini dilakuakan hingga semua siswa berkesempatan mendapat giliran
dengan cara pemberi kebebasan pada peserta didik untuk dapat bergerak dan
tidak ada unsur paksaan yang merugikan bagi pesrta didik dengan maksud untuk
b. Memberikan apersepsi
komitmen.
dewasa.
dan agama.
C. Hipotesis Tindakan
33
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi pada materi respirasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Hasil Belajar
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Biologi yang diperoleh dari hasil semester siswa. Hasil belajar
adalah hasil baik yang diperoleh atau dicapai oleh seseorang, pada saat menuntut
ilmu di dalam proses belajar selalu menghasilkan hasil belajar. Untuk indikator
hasil belajar apabila siswa sudah mencapai KKM yang sudah ditetapkan di SMAN
1 Delima mata pelajaran Biologi yaitu 65. Adapun indikator-indikator yang akan
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah metode Talking
tongkat yang menekankan pada keaktifan siswa.19 Bertujuan untuk melatih peseta
Talking Stick.
2. Memberikan apersepsi
34
35
Provinsi Aceh .
D. Subjek Penelitian
berjumlah 29 siswa,
E. Prosedur Penelitian
1. Tahap-Tahap Penelitian
pertemuan ke-2 diadakan evaluasi atau tes formatif. Setiap siklus ini
Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan hal yang perlu dipersiapkan yaitu meliputi kegiatan-
1) Rencana pembelajaran
2) Desain pembelajaran
3) Bahan Materi
4) Tes
5) Lembar observasi
b. Pelaksanaan Tindakan
dicapai pada materi ini yaitu siswa dapat menimbulkan minat belajar dengan
dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus meliputi tahap- tahap sebagai
berikut:
38
Tahap-Tahap Penelitian
Siklus I
c. Tahap Perencanaan
1) Rencana pembelajaran
2) Desain pembelajaran
3) Bahan Materi
4) Tes
5) Lembar observasi
d. Pelaksanaan Tindakan
dicapai pada materi ini yaitu siswa dapat menimbulkan minat belajar
bukunya masing-masing.
e. Observasi
Talking Stick yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti
f. Refleksi
kelas pada siklus II. Pelaksanaan siklus II ini untuk memperbaiki hal-hal
yang belum dicapai pada siklus I. Prosedur pelaksanaan siklus II ini sama
1. Observasi
atau bila dengan pengecapan. Instrumen yang digunakan dalam observasi dapat
berupa pedoman pengamatan, tes, kuesioner, rekaman gambar dan rekaman suara.
2. Tes
topik bahasan yang menggunakan metode Talking Stick. Tes pada umumnya
digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar
nilai belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode Talking Stick. Tes
yang digunakan yaitu berupa esay. Tes dilakukan pada setiap awal dan akhir
pertemuan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan sejauh mana daya serap
siswa terhadap materi yang telah diberikan oleh guru selama proses pembelajaran
berlangsung
.
41
3. Dokumentasi
peneliti untuk mendapatkan data tentang profil sekolah, jumlah guru, jumlah
siswa, sarana prasarana sekolah dan semua data yang berhubungan dengan
sekolah.
G. Instrumen Penelitian
Tabel 3.1 kisi-kisi lembar observasi aktivitas guru dalam proses Pembelajaran
Biologi pada siswa kelas XI IPA 3 SMAN 1 Delima dengan diterapkan metode
Talking Stick.
Tabel 3.2 Tabel kisi-kisi lembar observasi aktivitas siswa dalam proses Pembelajaran
Biologi pada siswa kelas XI IPA 3 SMAN 1 Delima dengan diterapkan metode Talking
Stick.
Dalam penelitian ini digunakan tes untuk memperoleh data hasil belajar siswa. Tes
ini menggunakan butir soal/instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa yang disusun
mengacu pada indikator dan kompetensi dasar yang diterapkan. Adapun kisi-kisi soal
I. Indikator Keberhasilan
belajar siswa dalam pembelajaran Biologi dari siklus ke siklus yaitu hasil belajar
siswa. Peningkatan hasil belajar siswa yang ditandai dengan tercapainya kriteria
krtuntasan minimum (KKM) mata pelajarn Biologi yang memperoleh nilai ≥65 dan
BAB IV
a. Hasil Penelitian
metode Talking Stick pada siswa kelas XI IPA 3 di SMAN 1 Delima, beberapa
siswa tidak memperhatikan saat guru menjelaskan materi yang diajarkan, kemauan
siswa untuk belajar kurang, siswa kurang disiplin dalam belajar, beberapa siswa
tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, mata pelajaran Biologi dianggap
membosankan bagi siswa karena cakupan materinya yang cukup luas. Kurangnya
materi dan hasil belajar siswa, masih banyak yang belum mencapak KKM yaitu
sebesar ≥ 65.
b. Siklus I
1) Tahap Perencanaan
Stick dalam proses pembelajaran dan setiap siklus terdiri dari 2 kali
soal ( Lampiran 3) yang akan diteskan pada awal siklus (pretest) dan
44
45
pembelajaran.
pembelajaran berlangsung.
2) Pelaksanaan Tindakan
belajar pretest berupa nilai mata pelajaran Biologi siswa kelas XI IPA 3
a) Pertemuan ke 1
pertama ini guru sebelumnya memberikan tes soal untuk mendapatkan nilai
awal siswa (pretest). Adapun pada pertemuan pertama ini kegiatan yang
46
1. Kegiatan awal
memperkenalkan diri,
percaya diri sehingga takut akan salah. Dari hal ini guru dapat
rendah.
2. Kegiatan inti.
3. Kegiatan akhir
kesimpulan dan memberi penguatan tentang materi yang telah dibahas. Dan
1. Kegiatan Awal
memberikan pertanyaan
2. Kegiatan Inti
3. Kegiatan Akhir
bersama siswa dan siswa mengerjakan soal postest yang berjumlah 5 soal
3) Observasi
pelaksaaan belajar mengajar. Ada beberapa hal yang diamati dari kegiatan
Tabel 4.5 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran dengan metode Talking Stick
Siklus I
82
80
78
76
74
Pertemuan I
72 Pertemuan II
70
68
66
64
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Skor nilai dari pertemuan pertama yaitu 78 pada pertemuan kedua yakni 79,
sehingga diperoleh rata-rata 78. Dari semua aspek mendapatkan kriteria baik,
sehingga pembelajaran yang terjadi pada siklus I sudah berjalan dengan baik tetapi
belum maksimal. Dari hasil evaluasi di atas tentunya akan dijadikan bahan kajian
untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II.
( Lampiran 7) dari tiap pertemuan dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:
Keterangan :
Berdasarkan data aktivitas belajar siswa pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa
dengan menggunakan metode Talking Stick aktivitas siswa pada siklus I mengalami
Stick kelas XI IPA 3 SMAN 1 Delima. Dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut:
90
84 84
79
80 76
74
71 69
70 68
63 63 63
60 58 58
53
50 47
Pertemuan I
Pertemuan II
40
Rata-rata
30
20
10
0
1 2 3 4 5
Berdasarkan Gambar 4.4 dan Tabel 4.6 dapat dilihat setiap aktivitas
menerangkan pada pertemuan pertama yaitu 58%, pertemuan kedua 84% dengan
rata-rata 71%. Aktivitas kedua yaitu siswa berani menjawab pertanyaan dari guru
pada pertemuan pertama 47%, pertemuan kedua 79% dengan rata-rata 63%.
Aktivitas ketiga yaitu siswa berani bertanya, pada pertemuan pertama yaitu 53%,
pada pertemuan kedua 63% dengan rata-rata 58%. Aktivitas keempat yaitu siswa
63% sedangkan pertemuan kedua naik menjadi 74% dengan hasil rata-rata 69%.
Aktivitas kelima yaitu siswa mencatat materi yang diberikan guru, pada pertemuan
pertama aktivitas siswa mencapai 68% dan pada pertemuan kedua 84% dengan
rata-rata 76%.
yang diamati dari setiap pertemuan meningkat, karena proses pembelajaran dari
guru memberikan reward bagi anak-anak yang berani bertanya dan juga menjawab.
rata keseluruhan dari seluruh aktivitas siswa pada siklus I yaitu 68% dengan kriteria
cukup. Hal tersebut yang manjadi dasar perlunya diadakan perbaikan guna
melihat rata-rata dari pretest dan posttest yang sudah diberikan guru kepada siswa
kelas XI IPA 3 dengan jumlah siswa 19 siswa. Data hasil siswa dapat dilihat pada
No Indikator Siklus I
Pre-test Post-test
1 Rata-rata 59 67
2 Skor tertinggi 75 80
3 Skor terendah 40 50
4 Tingkat ketuntasan 42 58
90
80
80 75
70 67
59 58
60
50
50
40 42 Pre Test
40 Post Test
30
20
10
0
1 2 3 4
Dari Gambar 4.5 dan Tabel 4.7 terlihat bahwa setelah pelaksanaan
berjumlah 58%.
4) Refleksi Siklus I
siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk
kurang kondusif.
b) Guru belum mampu mengelola waktu dengan baik, karena waktu yang
c) Aktivitas yang dilakukan oleh beberapa siswa ada yang mengobrol dengan
teman.
55
d) Masih ada siswa yang tidak berani ketika menjawab pertanyaan, malu
a) Guru harus memberi teguran atau bertindak tegas kepada siswa yang
mengikuti pembelajaran.
c. Siklus II
Setelah diadakan refleksi maka dilaksanakan siklus II. Adapun tahapan pada
siklus II sama dengan siklus I yaitu terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan tindakan,
1) Perencanaan
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Pertemuan ke 1
1. Kegiatan Awal
tangan guru secara cepat hal ini untuk menarik perhatian siswa
pelajaran.
indikator.
2. Kegiatan Inti
(1) Guru menjelaskan materi. Pada pertemuan pertama ini yang dijelaskan
selama 10 menit.
3. Kegiatan Akhir
berikutnya
a) Pertemuan ke II
2018 dilakukan selama 2 x 35 menit. Materi sub pokok bahasan yaitu “alat-
1. Kegiatan Awal
diberikan guru.
b. Kegiatan Inti
c. Kegiatan Akhir
tersebut terdiri dari 5 soal essay, dan dikerjakan secara individu dengan
2. Observasi
4.8 berikut:
Tabel 4.8 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran dengan metode Talking Stick
Siklus II
Skor Skor
No. Aspek yang diamati Pertemuan Rata Kriteria
-
rata
I II
Kegiatan
Pendahuluan
1. Mempersiapkan siswa dalam 80 82 81 Baik
kondisi masuk pada pembelajaran
2. Melakukan apersepsi dan 80 81 80,5 Baik
memotivasi
3. Memberikan pertanyaan yang 82 82 82 Sangat
dapat merangsang siswa dalam Baik
pembelajaran
4. Menyampaikan tujuan 78 82 80 Baik
pembelajaran
5. Memberikan penjelasan 81 81 81 Sangat
tentang kompetensi yang Baik
akan dicapai
60
Kegiatan inti
6. Guru memberikan 82 82 82 Sangat
penjelaskan tentang materi Baik
pembelajaran
7. Memfasilitasi siswa dengan 80 81 80,5 Baik
media yang telah disiapkan
8. Guru membagi siswa 82 81 81,5 Sangat
menjadi beberapa Baik
kelompok
9. Guru memberikan penjelasan 81 82 80,5 Baik
aturan dalam metode Talking
Stick
Guru memberi tongkat dan
10. siswa diberikan kesempatan 81 82 81,5 Sangat
untuk menjawab pertanyaan Baik
yang telah di berikan secara
bergiliran
11. Guru bertanya jawab tentang hal- 80 81 81,5 Sangat
hal yang belum diketahui siswa Baik
Kegiatan Penutup
Membuat kesimpulan bersama-
12. sama dengan siswa dan memberi 81 81 81 Sangat
penguatan terhadap materi yang Baik
telah disampaikan
13. Menutup pelajaran dan berdo’a 80 80 80 Baik
Keterangan:
Skor Maksimal = 100
Sangat Baik = 81 – 100
Baik = 71 – 80
Cukup = 61 – 70
Kurang = 50 – 60
Stick Siklus II
100
90
80
70
60
50 Pertemuan I
Pertemuan II
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Skor nilai dari pertemuan pertama yaitu 81, pada pertemuan kedua yakni 81,
observasi yang telah disiapkan oleh observer yang berkerjasama dengan guru
kelas XI IPA 3 SMAN 1 Delima. Presentase aktivitas belajar siswa dari tiap
Berdasarkan data aktivitas belajar siswa pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa
Talking Stick kelas XI IPA 3 SMAN 1 Delima. Dapat dilihat pada Gambar 4.7
berikut:
100 95
89
90 84 84 84 84
79
80 74
70 68 68
60
Pertemuan I
50
Pertemuan II
40 Rata-rata
30
20
10
0
1 2 3 4 5
Berdasarkan Gambar 4.7 dan Tabel 4.9 dapat dilihat setiap aktivitas
63
dengan rata-rata 76%. Aktivitas kedua yaitu siswa berani menjawab pertanyaan
dari guru pada pertemuan pertama 68%, pertemuan kedua 89% dengan rata-rata
79%. Aktivitas ketiga yaitu siswa berani bertanya, pada pertemuan pertama
yaitu 74%, pada pertemuan kedua 84% dengan rata-rata 79%. Aktivitas
pertama aktivitas siswa sebesar 79% sedangkan pertemuan kedua sama 84%
dengan hasil rata-rata 82%. Aktivitas kelima yaitu siswa mencatat materi yang
diberikan guru, pada pertemuan pertama aktivitas siswa mencapai 84% dan
sebesar 12%. Presentase rata-rata keseluruhan dari seluruh aktivitas siswa pada
Berikut ini hasil belajar terkait penggunaan metode Talking Stick pada
pelajaran Biologi kelas XI IPA 3 SMAN 1 Delima tentang materi Ciri Khusus
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian
Pertemuan
No Indikato Pre-test Post-test
r
1 Rata-rata 67 76
2 Skor tertinggi 80 100
3 Skor terendah 50 60
4 Tingkat ketuntasan 63 84
Biologi dengan metode Talking Stick kelas XI IPA 3 SMAN 1 Delima dilihat pada
120
100
100
84
80
80 76
67
63
60
60 Pre- Test
50 Post Tes
40
20
0
1 2 3 4
Berdasarkan Tabel 4.10 terlihat bahwa setelah pelaksanaan pembelajaran
selama 1 siklus dengan 2 kali pertemuan, siswa yang tuntas berjumlah 84% pada
Hasil ini menunjukan bahwa pada siklus II ini ketuntasan hasil belajar pada
peningkatan ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran
akan selalu diadakan tes tertulis sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih
3. Refleksi Siklus II
pembelajaran pada siklus II, masih ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
a. Pengelolaan kelas sudah baik, namun siswa perlu selalu dimotivasi agar
c. Pada saat proses pembelajaran masih ada beberapa siswa yang mengobrol,
e. Guru selalu memberikan bimbingan secara khusus kepada siswa yang masih
B. Pembahasan
disiplin dalam belajar, beberapa siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan
66
oleh guru. Kurangnya kedisiplinan siswa dalam belajar tersebut berakibat pada
kurangnya pemahaman materi dan hasil belajar siswa, masih banyak yang
menggunakan metode Talking Stick pada siklus I da siklus II, dapat dilihat pada
Tabel 4.11 Rata-rata Presentase Aktivitas Guru Dengan metode Talking Stick
pada siklus I dan siklus II
Skor
No. Aspek yang diamati Pertemua Rata Peningkat
n - an
siklu siklu
rata
sI sII
Kegiatan Pendahuluan
1. Mempersiapkan siswa dalam 77 81 79 4%
kondisi
masuk pada pembelajaran
2. Melakukan apersepsi dan 77 80,5 78,7 3,5%
memotivasi 5
3. Memberikan pertanyaan yang 76 82 79 8%
dapat
merangsang siswa
dalam pembelajaran
4. Menyampaikan tujuan 77 80 78,5 3%
pembelajaran
5. Memberikan penjelasan 78 81 79,5 3%
tentang kompetensi yang
akan dicapai
Kegiatan inti
6. Guru memberikan 79 82 80,5 3,5%
penjelaskan tentang materi
pembelajaran
7. Memfasilitasi siswa dengan 79,5 80,5 80 1%
media yang telah disiapkan
67
Gambar 4.9 Grafik Rata-rata Presentase Aktivitas Guru dalam metode Talking
Stick Pada Siklus I dan Siklus II.
68
100
90
80
70
60
50 Pertemuan I
Pertemuan II
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
metode Talking Stick Aktivitas yang dilakukan guru dapat berjalan dengan baik,
potensi yang dimiliki siswa secara mandiri dalam rangka meningkatkan hasil
pembelajaran yang baik. Dilihat dari peningkatan pada saat guru memberikan
materi kepada siswa pada siklus 1 dan 2 mengalami peningkatan sebesar 3,5%.
dengan strategi pembelajaran inkuiri sosial pada siklus I dan II dapat dilihat pada
Tabel 4.12 Rata-rata Presentase Aktivitas Belajar Siswa dengan metode Talking
Stick pada Siklus I dan II
Gambar 4.10 Grafik Rata-rata Presentase Aktivitas Siswa dalam metode Talking
Stick Pada Siklus I dan Siklus II.
90
90 82
79 79
76 76
80
71 69
70 63
58
60
50 Siklus I
Siklus II
40
Peningkatan
30
21
16 14
20 13
10 5
0
1 2 3 4 5
Berdasarkan Tabel 4.12 dan Gambar 4.10 pembahasan aktivitas siswa pada
saat pembelajaran pada siklus I dan siklus II tiap-tiap indikator sebagai berikut:
pada siklus I sebesar 71%, sedangkan siswa yang lain tidak memperdulikan
peningkatan 5%.
dari guru 63%, hal ini disebabkan ada beberapa siswa yang tidak
Pada siklus I aktivitas belajar siswa tersebut sebesar 58%, hal ini
penjelasan dan perintah dari guru, dan masih ada beberapa siswa yang
kurang faham dengan materi yang diberikan, sehingga siswa tidak berani
bertanya tentang materi yang belum faham tersebut. Dan pada siklus II
untuk kegiatan belajar siswa ini sebesar 79% dengan peningkatan 21%.
71
Kegiatan belajar siswa ini pada siklus I mencapai 69%, hal tersebut
sehingga tidak terfokus kepada guru, untuk mengatasi masalah tersebut guru
memberi teguran supaya siswa lebih tefokus kepada penjelasan guru dan
lebih bersemangat. Pada siklus II untuk aktivitas belajar siswa ini sekitar
Kegiatan belajar siswa ini pada siklus I mencapai 76%, hal tersebut
disebabkan masih ada beberapa siswa yang malas untuk menulis dan tidak
memperhatikan perintah dari guru, untuk mengatasi masalah tersebut guru banyak
memotivasi siswa, guru lebih banyak mengarahkan dan membimbing siswa. Pada
siklus II untuk aktivitas belajar siswa ini sekitar 90%, dengan peningkatan 14%.
Hasil penelitian diperoleh data hasil Belajar Biologi dengan metode Talking
Stick pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut:
90 84
80
70 63
58
60
50 42 Pre Test
40 Post Tes
30
20
10
0
Siklus I Siklus II
Menurut Tabel 4.13 dan Gambar 4.11 di atas tersebut diketahui bahwa hasil
belajar siswa yang tuntas pada siklus I sebesar 58% dan yang tidak tuntas belajar
sebesar 42%. Sedangkan pada siklus I belum tuntas karena masih di bawah target
Kemudian peneliti melakukan tindakan siklus II, pada siklus II ini hasil
belajar siswa yang tuntas sebesar 84% dan tidak tuntas sebesar 16% dengan
peningkatan sebesar 26% pada siklus II, siklus II sudah memenuhi target
ketuntasan yaitu 70% siswa yang memperoleh nilai lebih dari 65. Peningkatan ini
73
lain: Menekankan penjelasan materi, memotivasi siswa untuk lebih giat lagi
memberikan umpan balik dan menimbulkan rasa percaya diri kepada siswa untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Hal ini sesuai dengan langkah-
langkah yang ada pada metode Talking Stick yaitu dengan mengilirkan tongkat
menerapkan metode Talking Stick terjadi peningkatan hasil belajar siswa, terlihat
dari peningkatan dari siklus I dan siklus II. Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak
BAB V
A. Kesimpulan
siklus, dan berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
penggunaan metode Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Biologi Kelas XI IPA. Metode Talking Stick dengan presentase
siswa yang tuntas belajar pada siklus I sebesar 58% dan siklus II sebesar 84% atau
rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 68% dan siklus II
81% atau mengalami peningkatan sebesar 13%. Serta rata-rata presentase Aktivitas
guru dalam penerapan metode Talking Stick pada siklus I sebesar 78% dan pada
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar mata pelajaran Biologi lebih efektif dan lebih memberikan hasil
1. Untuk Guru
74
75
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Ramayana Pers dan STAIN
Metro,2008.
Iqbal Hasan, Pokok pokok Materi Statistik (Statistik Deskriptif), Jakarta: Bumi
Aksara, 2003.
Pustaka Pelajar Cetakan 1, 2009. Slameto, Belajar dan Faktor faktor yang
Mempengaruhinya, Jakarta: RinekaCipta, 2003.
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Tayar Yusuf, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1997.
I. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
mempunyai kemampuan
mengikat hemoglobin (Hb) yang
terdapat dalam sel darah merah
(eritrosit) lebih kuat dibanding
oksigen, sehingga setiap ada asap
rokok disamping kadar oksigen
udara yang sudah berkurang,
ditambah lagi sel darah merah
akan semakin kekurangan
oksigen, oleh karena yang
diangkut adalah CO dan bukan
O2 (oksigen).
2. Nikotin yang terkandung di
dalam asap rokok antara 0.5 – 3
mg, dan semuanya diserap,
sehingga di dalam cairan darah
atau plasma antara 40 – 50 ng/ml.
Nikotin bukan merupakan
komponen karsinogenik. Hasil
pembusukan panas dari nikotin
seperti dibensakridin,
dibensokarbasol, dan nitrosamin-
lah yang bersifat karsinogenik.
Pada paru, nikotin dapat
menghambat aktivitas silia.
3. Tar Tar adalah sejenis cairan
kental berwarna coklat tua atau
hitam yang merupakan substansi
hidrokarbon yang bersifat lengket
dan menempel pada paru-paru.
Kadar tar pada rokok antara 0,5-
35 mg per batang. Tar merupakan
suatu zat karsinogen yang dapat
menimbulkan kanker pada jalan
nafas dan paru-paru.
menghembuskan
nafas?”
“Apakah kalian “Pernah, Bu”
pernah keluar rumah
ketika pagi hari?”
“Apakah kalian “Pernah, Bu”
pernah berada
disekitar perokok?”
“Bagaimanakah “Ketika pagi hari udara
kondisi pada kedua segar, sedangkan
keadaan tersebut?” ketika berada di
sekitar perokok terasa
sesak”
Motivasi Guru menampilkan Siswa mengamati video
video mengenai yang ditampilkan oleh
perokok dan orang guru.
sekelilingnya
menderita sesak nafas.
Guru membimbing Siswa menentukan topic
siswa untuk pembelajaran,
menentukan topik Perokok aktif
pembelajaran. dan perokok
pasif dapat
menyebabkan
kelainan pada
sistem respirasi.
2. Kegiatan 65 menit
Inti
Step 1 : Guru menampilkan Mengamati:
Goal video tentang organ Siswa mengamati video
Description pernapasan pada yang ditampilkan
perokok dan bukan Menanya:
perokok Siswa bertanya
Guru meminta siswa “Mengapa organ
mendiskusikan pernapasan pada
gangguan fungsi perokok dan bukan
sistem respirasi pada perokok berbeda?”
manusia akibat asap Menalar:
rokok. Siswa diharapkan
mendiskusikan
gangguan fungsi sistem
respirasi pada manusia
akibat asap rokok di
tinjau dari :
- Zat yang
terkandung
83
dalam rokok
- Akibat merokok
- Bahaya
merokok
Step 2 : Guru membagi siswa Siswa diharapkan
Specify dalam 3 kelompok. mampu melakukan
Criteria Guru meminta setiap penyelidikan berkaitan
kelompok dengan dampak dari
menentukan salah satu asap rokok terhadap
produk pencegahan sistem respirasi
terjadinya gangguan berdasarkan berbagai
fungsi sistem respirasi sumber.
pada manusia akibat Siswa diharapkan
pencemaran udara. mampu menentukan
proyek berupa:
- Brosur anti
rokok
- Poster anti
rokok
- Video himbauan
bahaya merokok
Step 3 : Guru menanyakan Siswa diharapkan
Background pada siswa mengenai menjawab :
Knowledge pengetahuan awal, - Menyebabkan
“Apa yang kalian gigi menjadi
ketahui dari akibat hitam
merokok?” - Kanker mulut
- Gangguan
kehamilan dan
janin
- Udara menjadi
pengap
- Kanker paru-
paru
Siswa menjawab bahwa
perokok pasif juga
dapat menderita
gangguan sistem
respirasi.
Step 4 : Guru meminta setiap Siswa diharapkan dapat
Generated kelompok untuk membuat proyek :
Ideas membuat proyek - Brosur anti
untuk mencegah rokok
akibat negative dari - Poster anti
merokok rokok
- Video himbauan
84
bahaya merokok
Mencoba:
Siswa membuat
rancangan proyek yang
akan dilakukan
3. Kegiatan Guru memberikan Siswa mengerjakan tes 10 Menit
Penutup evaluasi kepada siswa yang diberikan guru
dengan tes tertulis
Guru memberikan Siswa mencatat tugas
tugas untuk yang diberikan guru
melaksanakan proyek.
Guru mengakhiri Siswa menjawab salam
pembelajaran dengan dari guru
mengucapkan salam
2. Kegiatan 65 menit
Inti
Step 5: Guru meminta siswa Mengkomunikasikan:
Implement untuk menyampaikan Siswa menyampaikan
Solution hasil proyek hasil proyek melalui
presentasi
Step 6: Guru memberikan Siswa menanggapi
Reflect kesempatan kepada atau mengajukan
kelompok lainnya pertanyaan kepada
untuk menanggapi kelompok yang
atau mengajukan presentasi..
pertanyaan.
Generalize Guru memberikan Siswa memperhatikan
konfirmasi terhadap tambahan dari guru atas
presentasi siswa. pertanyaan dari siswa
yang masih kurang jelas
dan dari pembahasan
presentasi tiap
kelompok yang kurang
jelas.
3. Kegiatan Guru memberikan Siswa mengerjakan tes 10 menit
Penutup evaluasi kepada siswa yang diberikan guru
dengan tes tertulis
Guru memberikan Siswa mencatat tugas
tugas berupa resume yang diberikan guru
materi sistem
pencernaan.
Guru mengakhiri Siswa menjawab salam
pembelajaran dengan dari guru
mengucapkan salam
VI. Lampiran
1. Metode dan Bentuk Instrumen
Ranah Metode Bentuk
Sikap Observasi dan Tes Lembar Observasi dan
Penilaian antar Teman
Keterampilan Observasi Lembar Observasi
Psikomotor
Lembar Penilaian
Produk
Pengetahuan Tes Tes Uraian
pembelajaran.
Keterangan
Nilai 4, apabila memenuhi 4 deskriptor
Nilai 3, apabila memenuhi 3 deskriptor
Nilai 2, apabila memenuhi 2 deskriptor
Nilai 1, apabila memenuhi 1 deskriptor
Keterangan
Nilai 4, apabila memenuhi 4 deskriptor
Nilai 3, apabila memenuhi 3 deskriptor
Nilai 2, apabila memenuhi 2 deskriptor
Nilai 1, apabila memenuhi 1 deskriptor
b. Instrumen Kognitif
Soal:
1. Sebutkan penyebab gangguan fungsi sistem respirasi pada manusia!
2. Bagaimanakah cara pencegahan terjadinya gangguan fungsi sistem
respirasi?
3. Bagaimanakah keterkaitan antara penyebab dengan pencegahan terhadap
gangguan sistem respirasi sehingga dapat menimbulkan kesadaran
masyarakat mengenai bahaya merokok? Berikan contoh produk yang dapat
diterapkan kepada masyarakat dan pemanfaatannya!
No Indikator C1 C2 C3 C4 C5 C6
.
1 Menyebutkan penyebab gangguan fungsi
sistem respirasi pada manusia
2 Mengimplementasikan pencegahan
terjadinya gangguan fungsi sistem respirasi
pada manusia
3 Menganalisis keterkaitan antara penyebab
gangguan fungsi dan pencegahan
terjadinya gangguan fungsi sistem respirasi
pada manusia
Jumlah 1 1 1
Kelompok :
Jenis Produk :
N SKOR
ASPEK PENILAIAN
O 1 2 3 4 5
1 Perencanaan Proyek
2 Rancangan Pembuatan Produk
3 Persiapan Pembuatan Produk
4 Pembuatan Produk
5 Presentasi Produk
Kelompok :
Anggota :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………
e. Estimasi Biaya
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
………………………………………………………………
f. Cara membuat
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
………………………………………………………………
g. Hasil Proyek
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
………………………………………………………………
4. Kesimpulan
…………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………
…………………………....
………………………………………………………………………………………
………………………....
93
………………………………………………………………………………………
……
94
HUSNA, SE
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SMAN 1 DELIMA
95
HUSNA, SE
DATA HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS I
96
mempunyai kemampuan
mengikat hemoglobin (Hb) yang
terdapat dalam sel darah merah
(eritrosit) lebih kuat dibanding
oksigen, sehingga setiap ada asap
rokok disamping kadar oksigen
udara yang sudah berkurang,
ditambah lagi sel darah merah
akan semakin kekurangan
oksigen, oleh karena yang
diangkut adalah CO dan bukan
O2 (oksigen).
5. Nikotin yang terkandung di
dalam asap rokok antara 0.5 – 3
mg, dan semuanya diserap,
sehingga di dalam cairan darah
atau plasma antara 40 – 50 ng/ml.
Nikotin bukan merupakan
komponen karsinogenik. Hasil
pembusukan panas dari nikotin
seperti dibensakridin,
dibensokarbasol, dan nitrosamin-
lah yang bersifat karsinogenik.
Pada paru, nikotin dapat
menghambat aktivitas silia.
6. Tar Tar adalah sejenis cairan
kental berwarna coklat tua atau
hitam yang merupakan substansi
hidrokarbon yang bersifat lengket
dan menempel pada paru-paru.
Kadar tar pada rokok antara 0,5-
35 mg per batang. Tar merupakan
suatu zat karsinogen yang dapat
menimbulkan kanker pada jalan
nafas dan paru-paru.
dapat
menghembuskan
nafas?”
“Apakah kalian “Pernah, Bu”
pernah keluar rumah
ketika pagi hari?”
“Apakah kalian “Pernah, Bu”
pernah berada
disekitar perokok?”
“Bagaimanakah “Ketika pagi hari udara
kondisi pada kedua segar, sedangkan
keadaan tersebut?” ketika berada di
sekitar perokok terasa
sesak”
Motivasi Guru menampilkan Siswa mengamati video
video mengenai yang ditampilkan oleh
perokok dan orang guru.
sekelilingnya
menderita sesak nafas.
Guru membimbing Siswa menentukan topic
siswa untuk pembelajaran,
menentukan topik Perokok aktif
pembelajaran. dan perokok
pasif dapat
menyebabkan
kelainan pada
sistem respirasi.
2. Kegiatan 65 menit
Inti
Step 1 : Guru menampilkan Mengamati:
Goal video tentang organ Siswa mengamati video
Description pernapasan pada yang ditampilkan
perokok dan bukan Menanya:
perokok Siswa bertanya
Guru meminta siswa “Mengapa organ
mendiskusikan pernapasan pada
gangguan fungsi perokok dan bukan
sistem respirasi pada perokok berbeda?”
manusia akibat asap Menalar:
rokok. Siswa diharapkan
mendiskusikan
gangguan fungsi sistem
respirasi pada manusia
akibat asap rokok di
tinjau dari :
- Zat yang
102
terkandung
dalam rokok
- Akibat merokok
- Bahaya
merokok
Step 2 : Guru membagi siswa Siswa diharapkan
Specify dalam 3 kelompok. mampu melakukan
Criteria Guru meminta setiap penyelidikan berkaitan
kelompok dengan dampak dari
menentukan salah satu asap rokok terhadap
produk pencegahan sistem respirasi
terjadinya gangguan berdasarkan berbagai
fungsi sistem respirasi sumber.
pada manusia akibat Siswa diharapkan
pencemaran udara. mampu menentukan
proyek berupa:
- Brosur anti
rokok
- Poster anti
rokok
- Video himbauan
bahaya merokok
Step 3 : Guru menanyakan Siswa diharapkan
Background pada siswa mengenai menjawab :
Knowledge pengetahuan awal, - Menyebabkan
“Apa yang kalian gigi menjadi
ketahui dari akibat hitam
merokok?” - Kanker mulut
- Gangguan
kehamilan dan
janin
- Udara menjadi
pengap
- Kanker paru-
paru
Siswa menjawab bahwa
perokok pasif juga
dapat menderita
gangguan sistem
respirasi.
Step 4 : Guru meminta setiap Siswa diharapkan dapat
Generated kelompok untuk membuat proyek :
Ideas membuat proyek - Brosur anti
untuk mencegah rokok
akibat negative dari - Poster anti
merokok rokok
103
- Video himbauan
bahaya merokok
Mencoba:
Siswa membuat
rancangan proyek yang
akan dilakukan
3. Kegiatan Guru memberikan Siswa mengerjakan tes 11 Menit
Penutup evaluasi kepada siswa yang diberikan guru
dengan tes tertulis
Guru memberikan Siswa mencatat tugas
tugas untuk yang diberikan guru
melaksanakan proyek.
Guru mengakhiri Siswa menjawab salam
pembelajaran dengan dari guru
mengucapkan salam
XII. Lampiran
1. Metode dan Bentuk Instrumen
Ranah Metode Bentuk
Sikap Observasi dan Tes Lembar Observasi dan
Penilaian antar Teman
Keterampilan Observasi Lembar Observasi
105
Psikomotor
Lembar Penilaian
Produk
Pengetahuan Tes Tes Uraian
Keterangan
Nilai 4, apabila memenuhi 4 deskriptor
Nilai 3, apabila memenuhi 3 deskriptor
Nilai 2, apabila memenuhi 2 deskriptor
Nilai 1, apabila memenuhi 1 deskriptor
106
Keterangan
Nilai 4, apabila memenuhi 4 deskriptor
Nilai 3, apabila memenuhi 3 deskriptor
Nilai 2, apabila memenuhi 2 deskriptor
Nilai 1, apabila memenuhi 1 deskriptor
d. Instrumen Kognitif
Soal:
4. Sebutkan penyebab gangguan fungsi sistem respirasi pada manusia!
5. Bagaimanakah cara pencegahan terjadinya gangguan fungsi sistem
respirasi?
6. Bagaimanakah keterkaitan antara penyebab dengan pencegahan terhadap
gangguan sistem respirasi sehingga dapat menimbulkan kesadaran
masyarakat mengenai bahaya merokok? Berikan contoh produk yang dapat
diterapkan kepada masyarakat dan pemanfaatannya!
No Indikator C1 C2 C3 C4 C5 C6
.
1 Menyebutkan penyebab gangguan fungsi
sistem respirasi pada manusia
2 Mengimplementasikan pencegahan
terjadinya gangguan fungsi sistem respirasi
107
pada manusia
3 Menganalisis keterkaitan antara penyebab
gangguan fungsi dan pencegahan
terjadinya gangguan fungsi sistem respirasi
pada manusia
Jumlah 1 1 1
Kelompok :
Anggota :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………
e. Estimasi Biaya
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
………………………………………………………………
f. Cara membuat
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
………………………………………………………………
g. Hasil Proyek
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
………………………………………………………………
4. Kesimpulan
…………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………
…………………………....
………………………………………………………………………………………
111
………………………....…………………………………………………
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SMAN 1 DELIMA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Mata Pelajaran : IPA
Kelas : XI IPA 3
Siklus/Pertemuan: II/1
HUSNA, SE
112
SIKLUS II PERTEMUAN I