Makalah Ulama Tafsir Alquran Beserta Karyanya
Makalah Ulama Tafsir Alquran Beserta Karyanya
Makalah Ulama Tafsir Alquran Beserta Karyanya
Disusun
Nim : 162032005
FAKULTAS SYARIAH
2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan hidayahnya kepada
seluruh manusia. Shalawat dan salam sepantasnya kita ucapkan kepada nabi kita Muhammad saw
yang telah memberikan suri tauladan yang baik kepada seluruh umat Islam di dunia.
Alhamdulillah, atas karunia Allah, akhirnya saya dapat menyelasaikan makalah ini yang berjudul
“ ULAMA TAFSIR AL-QURAN DAN KARYANYA “ dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Alquran dan Hadits. Dalam pembuatan makalah ini, saya berupaya sebaik mungkin untuk
menjelaskan ulama-ulama tafsir alquran beserta karyanya. Saya menyadari betul keterbatasan
dalam makalah ini, sehingga saya akan sangat menghargai kritik dan saran yang membangun,
demi penulisan yang lebih baik lagi dikemudian hari. Akhirnya, mudah-mudahan makalah ini
dapat bermanfaat sebagaimana mestinya. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………...………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………... 1
3.1 Kesimpulan……………....................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tafsir menurut bahasa adalah penjelasan atau keterangan, seperti yang bisa dipahami dari Quran
S. Al-Furqan: 33. ucapan yang telah ditafsirkan berarti ucapan yang tegas dan jelas. Dalam
menafsirkan Quran, ada cara Ibnu Taimiyyah yang dikutip Buya Hamka dalam Tafsir al-Azhar-
nya. Pertama ayat dengan ayat, kalau meragu akan makna suatu ayat, sambungkan dengan ayat
lainnya. Buya Hamka mengambil contoh Surat Thaha ayat 67, dan merincikannya dengan Surat
al-A'raf ayat 116. Sehingga, ayat yang mujmal (atau umum) dirincikan dengan ayat lain
yang mufashshal (atau merinci).[1] Dilanjutkan oleh Sunnah. Kemudian kepada tafsiran para
sahabat Rasulullah, kemudian kalau tidak ada, kepada pendapat tabiin —itupun harus dengan
disaring dulu, dicari mana yang paling dekat dengan Quran dan Sunnah.
Tafsir secara akar kata berasal dari kata ر-س-( فfa-sa-ra) atau ( فَ َّس َرfassara) yang bermakna
َ َبيَن bayana (menjelaskan), dan ض َح
َّ و waddhaha (menerangkan). Dari sisi istilah, ada dua definisi:
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ulama Tafsir Terkenal beserta Karyanya
2
5. Al-Baidhawi
Nama lengkapnya, Nashir bin Nashiruddin Abu Said Abdullah bin Umar. Meninggal pada
tahun 685 H/1286 M. Seorang ahli tafsir yang sangat luas pengetahuannya. Sebagian
susunannya ialah Anwarut Tanzil, yang terkenal dengan Tafsir Al-Baidhawi.
6. Muhammad Rasyid Ridha
Nama lengkapnya, Sayyid Muhammad Rasyid Ridha. Lahir di Kalmun, suatu kampung di
Libanon, pada bulan Jumadil Awal tahun 1282 H/1865 M, dan wafat pada bulan Jumadil Awal
tahun 1354 H/1953 M. seorang mujtahid dunia islam abad ke-XX, seorang ahli ilmu yang sulit
dicari saingannya, yang mempusakai ilmu Muhammad Abduh. Karyanya yang sangat berharga
ialah Tafsir Al-Manar.
7. Ibnul ‘Arabi
Nama lengkapnya, Muhammad bin Abdillah bin Muhammad Al-Mu’arifi Al-Isbili Al-Maliki.
Lahir pada tahun 486 H/1076 M, dan wafat tahun 543 H/1148 M. Seorang Gubernur yang
termasuk penghapal hadis dan mencapai tingkatan mujtahid. Termasuk ulama yang produktif
sehingga banyak susunannya dalam berbagai fan ilmu, diantaranya Ahkamul Quran dalam
bidang tafsir.
8. As-Suyuti
Nama lengkapnya, Jalaludin Abdurrahman bin Abu Bakar bin Muhammad As-Suyuti. Lahir
pada tahun 849 H/1445 M dan wafat tahun 911 H/1505 M. termasuk pakar sejarah dan ahli
ilmu bahasa arab. Kitab susunannya lebih dari 500 buah dalam berbagai bidang keilmuan
termasuk tafsir.
9. Ibnu Katsir
Nama lengkapnya, Imaduddin Abul Fida Ismail bin Umar bin Katsir Al Qurasyi Ad Dimasqi.
Lahir pada tahun 701 H/1302 M, Wafat Tahun 744 h/1373 M. seorang ahli hadis yang sangat
terkemuka dalam urusan fiqih. Diantara kitab susunan yang sangat berharga dalam tafsir,
adalah Tafsir Al Quranul Adhim atau yang terkenal dengan sebutan Tafsir Ibnu Katsir
sebanyak 4 jilid.
10. Ar-Raghib Al Asfahani
Nama lengkapnya, Abul Qasim Al-Husain bin Muhammad bin Al Mufadal. Wafat tahun 502
H/1108. seorang ahli kebudayaan dan ahli ilmu yang terkenal. Diantara buah penanya yang
yang sangat berharga, adalam Mu’jam Mufradat Li Alfadzil Quran.
3
2.2 Tokoh Mufasir Indonesia yang Diakui hingga Keluar Negeri
Tokoh mufasir Indonesia ternyata diakui sampai ke luar negeri. Mufasir merupakan seorang yang
ahli dalam bidang tafsir ayat-ayat suci Al-Quran. Dalam buku Tafsir Al-Quran di
Medsos, Nadirsyah Hosen menyebutkan beberapa tokoh mufasir Indonesia. Berikut sedikit
penjelasan mengenai mereka.
Ulama besar asal Aceh, Syaikh Abdurrauf As-Sinkili (1615—1693) adalah pelopor tafsir di
Nusantara. As-Sinkili merupakan ulama Nusantara yang memiliki reputasi internasional. Adapun
karya As-Sinkili yang paling tersohor adalah Tarjuman al-Mustafid, sebuah kitab tafsir berbahasa
Melayu-Jawi atau Arab-Pegon. Pada saat itu, bahasa Melayu dipakai dalam birokrasi
pemerintahan, intelektual, hubungan diplomatik antarnegara, hingga perdagangan.
Pada masa yang lebih modern, ada juga K.H. Muhammad Soleh bin Umar As-Samarani. Dia
adalah guru para ulama di pengujung abad 19. Kiai Soleh, sapaan akrabnya, menulis sebuah kitab
tafsir berjudul Faidh al-Rahman fi Tafsir Al-Qur’an, berkat dorongan R.A. Kartini yang juga
merupakan muridnya. Awalnya, Kiai Soleh enggan untuk menafsirkan Al-Quran. Ia paham syarat
menjadi seorang mufasir sangatlah berat. Namun, setelah dibujuk oleh muridnya tersebut, Kiai
Soleh akhirnya luluh dan bersedia menuliskan kitab tafsir berbahasa Jawa. Kitab tersebut kali
pertama dicetak di Singapura pada 1894. Kiai Soleh Darat yang merupakan guru K.H. Hasyim
Asy’ari dan K.H. Ahmad Dahlan telah menandai salah satu fase perkembangan tafsir Al-Quran di
Nusantara.
Pada 1930-an, ulama asal Sukabumi, K.H. Abdul Sanusi juga menulis kitab tafsir lengkap 30 juz
yang berjudul Raudlatul Irfan fi Ma’rifat Al-Qur’an. Kitab tafsir itu ditulis dalam bahasa Sunda.
Kiai Sanusi menulis 75 kitab dengan beragam perspektif keilmuan.
4
Buya Hamka
Sosok Buya Hamka muncul sebagai mufasir Indonesia pada masa setelah kemerdekaan. Buya
Hamka menulis beberapa kitab tafsir. Salah satu yang paling tersohor adalah Tafsir al-Azhar. Ia
mulai rintis penulisannya melalui pengajian subuh di Masjid al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta
pada 1958. Karya monumentalnya itu ia terbitkan pada 1967.
Ayahanda K.H. Mustofa Bisri, K.H. Bisri Mustofa, juga turut menandai perkembangan tafsir
Nusantara. Bisri Mustofa, mufasir asal Rembang, Jawa Tengah tersebut sebenarnya bukan nama
asli. Nama aslinya adalah Mashadi, baru pada 1923 setelah pulang dari Mekah menunaikan
ibadah haji, ia mengganti namanya menjadi Bisri Mustofa.
Kitab ini juga mendapat pujian dari beberapa ulama seperti Habsy Ash-Shiddiqi, Khadijah
Nasution, serta sarjana Belanda, Martin van Bruinessen. Seorang profesor muda ahli tafsir dan
hadis keturunan India, Muhammad Shahab Ahmed, juga tertarik mempelajari Tafsir al-Ibriz. Ia
bahkan merekomendasikan kitab tersebut sebagai salah satu koleksi di perpustakaan Universitas
Harvard.
Saat ini, Indonesia juga memiliki ulama dengan reputasi internasional, yakni Muhammad Quraish
Shihab. Ia dikenal sebagai seorang pakar tafsir kontemporer yang merupakan jebolan Universitas
Al-Azhar, Mesir. Dari beberapa karyanya di bidang tafsir, Tafsir Al-Misbah yang terdiri atas 15
judul bisa dikatakan sebagai karyanya yang paling monumental. Dalam menafsirkan Al-Quran,
K.H. Quraish Shihab selalu membandingkan pendapat dari pakar yang satu dengan lainnya.
Beberapa pakar yang kerap menjadi rujukan K.H. Quraish Shihab ketika menafsirkan Al-Quran
di antaranya Ibnu Faris, Tabatabai, serta beberapa Syaikh dari Al-Azhar.
Itulah beberapa tokoh mufasir Indonesia dalam Tafsir Al-Quran di Medsos. Sebenarnya masih
banyak tokoh lain yang juga memiliki kontribusi besar. Misalnya, di Minangkabau tercatat ada
lima ulama yang menuliskan kitab tafsir berbahasa lokal. Hal tersebut menunjukkan adanya
orientasi pragmatis di antara mereka, yaitu agar tafsir lebih mudah dipahami oleh masyarakat
lokal.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Maka dari penjelasan diatas maka sangatlah penting bagi seorang mufassir untuk menguasai
beberapa ilmu-ilmu yang berhubungan dan bersangkutan langsung dengan masalah tafsir,
diantaranya:
1. Mengetahui dan menguasai tata bahasa arab yang meliputi ilmu nahwu, ilmu sharrof dan ilmu
isytiqoq
2. Mengetahui dan menguasai ilmu balaghah yang meliputi ilmu Ma’ani, ilmu Bayan dan ilmu
Badi’
3. Mengetahui dan menguasai usul fiqh yang berupa khas,Aam dan Mujmal
4. Mengetahui dan menguasai sebab-sebab turunnya ayat (asbabun nuzul)
5. Mengetahu dan menguasai Nasikh dan mansukh, Mengetahui ilmu Qiro’at dan ilmu Ladunni
6
DAFTAR PUSTAKA
https://bentangpustaka.com/mengenal-tokoh-mufasir-indonesia/
http://www.jadipintar.com/2015/11/biografi-10-ulama-tafsir-terkenal-dan-karya-karyanya.html