ASUHAN KEPERAWATAN JIWA SEHAT REMAJA Kel. 6
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA SEHAT REMAJA Kel. 6
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA SEHAT REMAJA Kel. 6
PADA REMAJA
Dosen Pengampu :
Ns. Slametiningsih, M. Kep., Sp. Kep. Jiwa
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
Amanda Sasqia Putri ( 2019720111 )
Devi Indriyani ( 2019720118 )
Dewi Kencana Fitria ( 2019720102 )
Dinda Rahma Idda Chatami ( 2019720122 )
Fanny Kurniawan ( 2019720126 )
Putri Shafira Azzahra ( 2019720007 )
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................................23
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................................23
4.2 Saran...........................................................................................................................................23
LAMPIRAN ................................................................................................................................... 25
i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami pujikan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan masalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Keperawatan Jiwa dengan judul : “Asuhan
Keperawatan Jiwa Sehat Pada Remaja.“
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa,saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dan pendidikan.
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang indvidu dapat berkembang secara fisik,
mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat
mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan konstribusi untuk
komunitasnya (UU RI nomor 18 tentang kesehatan jiwa).
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, kesehatan jiwa yang baik adalah
dimana ketika kondisi batin kita berada dalam ketenangan dan ketentraman sehingga
memungkinkan kita untuk bisa lebih menikmati hidup dan lebih menghargai orang di sekitar.
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut
peraturan menteri kesehatan RI nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang
usia 10-18 tahun. Menurut WHO diperkirakan jumlah remaja didunia sebanyak 1,2 milyar atau
18% dari jumlah penduduk dunia. Menurut data Statistik Indonesia tahun 2014 jumlah remaja di
Indonesia sebanyak 14.392.649 jiwa sedangkan jumlah remaja di Sumatera Barat sebanyak
443.014 jiwa. Jumlah remaja di Kota Padang sebanyak 107.565 jiwa. Jumlah remaja di
Kecamatan Parak Gadang Timur sebanyak 6.374 jiwa, dan jumlah remaja di Kelurahan Parak
Gadang Timur sebanyak 663 jiwa (BKKBN, 2011).
1
Potter & Perry (2012) memaparkan bahwa semua tugas perkembangan pada masa remaja
dipusatkan pada penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-kanakan dan
mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa.
Seorang remaja tidak lagi dapat disebut sebagai anak kecil, tetapi belum juga dapat
dianggap sebagai orang dewasa. Disatu sisi ia ingin bebas dan mandiri, lepas dari pengaruh
orang tua tetapi disisi lain pada dasarnya tetap membutuhkan bantuan, dukngan dan
perlindungan orang tuanya. Orang tua sering tidak mengetahui atau memahami perubahan yang
terjadi sehingga tidak menyadari bahwa mereka telah tumbuh menjadi seorang remaja, bukan
lagi anak yang selalu dibantu.
Dasar memahami gangguan jiwa yang terjadi pada remaja adalah dengan menggunakan
teori perkembangan. Penyimpangan dari norma perkembangan merupakan tanda adanya suatu
masalah.
2
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui perkembangan dan
proses asuhan keperawatan jiwa sehat pada remaja. Dimulai dari pengkajian sampai dengan
evaluasi.
Penulisan dari makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan terhadap pembaca
tentang perkembangan dan proses asuhan keperawatan jiwa sehat pada remaja.
3
BAB II
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini
sering disebut dengan masa pubertas. Menurut beberapa ahli, selain istilah pubertas digunakan
juga istilah adolesens. Para ahli mengemukakan bahwa istilah pubertas digunakan untuk
menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisologis yang terjadi dengan cepat dari
masa anak-anak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi. Istilah adolesens lebih
ditekankan pada perubahan psikososial atau kematangan yang menyertai masa pubertas.
Masa remaja merupakan tahap kedua kehidupan di mana terjadi perubahan fisik dan
psikologis yang besar. Hal ini juga membawa perubahan dalam interaksi sosial. Masa remaja
sebagai kesempatan untuk menata ke tahap usia dewasa yang sehat dan produktif serta
mengurangi kemungkinan terjadinya masalah kesehatan dimasa yang akan datang. Masa remaja
berlangsung antara umur 10-19 tahun. Pada fase tersebut terjadi perubahan yang amat pesat baik
dalam fase biologis dan hormonal, maupun bidang psikologis dan sosial.
Masa remaja ini akan banyak kita jumpai diberbagai permasalahan yang ada karena masa
ini merupakan proses menuju kedewasaan dan anak ingin mencoba bahwa dirinya sudah mampu
sendiri, masalah yang dapat dijumpai adalah perubahan bentuk tubuh, adanya jerawat atau acne
yang dapat menunjukkan gangguan emosional, penyakit infeksi, defensiasi khususnya pada
remaja perempuan, obesitas, kenakalan remaja, dan lain-lain.
Remaja adalah masa di mana individu berkembang dari pertama kali ia menunjukkan
tanda-tanda seksual sekunder hingga saat mencapai kematangan seksual (Sarwono, 2011). Masa
remaja disebut juga sebagai masa perubahan, termasuk perubahan dalam sikap dan fisik (Pratiwi,
2013). Remaja pada tahap tersebut mengalami banyak perubahan baik perubahan secara emosi,
tubuh, minat, pola perilaku dan juga penuh dengan masalah-masalah pada masa remaja (Hurlock,
2011). Dari beberapa pendapat yang telah dijelaskan para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa
4
remaja adalah individu yang berada pada masa peralihan dari masa anak- anak menuju masa
dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspek fisik, psikis dan sosial.
a. Tidak terdapat gangguan jiwa yang jelas atau sakit fisik yang parah.
b. Dapat menerima perubahan yang dialami baik fisik maupun mental dan sosial.
c. Mampu mengekspresikan perasaannya dengan luwes serta mencari penyelesaian terhadap
masalahnya.
Sarwono (2011) terdapat 3 tahap perkembangan remaja dalam proses penyesuaian diri
menuju dewasa, yaitu:
5
2) Ego mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam
pengalaman-pengalaman baru.
3) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
4) Egosentrisme, yaitu terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri yang berganti
dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
5) Terbentuknya dinding yang memisahkan diri pribadinya (private self) dengan
masyarakat umum (the public).
6
sadar diri introspeksi
Keluarga Menawar untuk Berusaha terus untuk Kebebasan praktis;
penambahan mendapat autonomi keluarga tetap
kebebasan; yang lebih besar tempat yang aman
ambivalensi
Teman sebaya Kelompok jenis Janji; kelompok Keakraban;
kelamin yang sama; sebaya kurang membuat janji
keselarasan; penting (commitment)
kelompok kecil
Lingkungan Penyesuaian sekolah Keterampilan Keputusan karir
pada menengah mengukur dan (berhenti sekolah:
masyarakat kesempatan dropout, perguruan
tinggi, bekerja)
Menurut (Depkes RI, 2010) karakteristik perkembangan remaja yang normal dalam
menjalankan tugas perkembangannya mencapai identitas diri, antara lain: menilai diri secara
objektif dan merencanakan untuk mengaktualisasikan kemampuannnya. Dengan demikian, pada
fase ini seorang remaja akan:
Karakteristik sekunder ditandai seperti perubahan suara pada laki-laki dan pertumbuhan
payudara pada perempuan. Pada usia remaja tengah, pertumbuhan melambat pada anak
perempuan. Bentuk tubuh mencapai 95% tinggi orang dewasa. Pada remaja akhir, diri mereka
sudah matang secara fisik, struktur dan pertumbuhan organ reproduksi sudah hampir lengkap.
Pada usia ini identitas diri sangat penting termasuk didalamnya citra diri dan citra tubuh. Pada
usia ini, mereka sangat berfokus pada diri sendiri, narsisme (kecintaan pada diri sendiri)
meningkat. Mampu memandang masalah dengan berbagai perspektif. Mulai menjalin hubungan
dengan lawan jenis dan status emosi biasanya lebih stabil.
7
Masa remaja memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelum
dan sesudahnya, yaitu:
Masalah remaja sering menjadi masalah yang sulit teratasi. Hal ini terjadi karena
masa remaja belum terbiasa menyelesaikan masalahnya sendiri, akibatnya terkadang
masalah teratasi namun tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Identitas diri yang dicari remaja seperti kejelasan siapa dirinya dan apa peran
dirinya di masyarakat. Remaja tidak puas dirinya sama dengan kebanyakan orang, ia
ingin memperlihatkan dirinya sebagai individu, sementara pada saat yang sama ia ingin
mempertahankan dirinya terhadap kelompok sebaya.
Terdapat stigma dari masyarakat bahwa remaja adalah anak yang tidak rapi, tidak
dapat dipercaya, dan berperilaku seenaknya. Stigma tersebut akan membuat masa
peralihan remaja ke dewasa menjadi sulit karena orang tua yang memiliki pandangan
seperti itu akan mencurigai remaja, sehingga menimbulkan pertentangan dan tercipta
jarak antara orang tua dengan remaja.
8
Remaja cenderung memandang kehidupan melalui pandangannya sendiri, baik
dalam melihat dirinya maupun melihat orang lain, mereka belum melihat secara realistis,
tetapi menginginkan seperti yang ia harapkan.
Semua tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan untuk perubahan sikap dan
pola perilaku untuk menghadapi masa dewasa. Menurut William Kay (Jahja, 2011: 283) tugas-
tugas perkembangan remaja adalah sebagai berikut:
9
2.5 Ciri Tahap Perkembangan Berdasarkan Aspek Perkembangan Remaja
a) Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik meliputi perkembangan motorik kasar dan halus. Motorik
kasar merupakan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antar
anggota tubuh. Motorik kasar juga melibatkan otot-otot besar seperti otot tangan dan
kaki. Untuk meningkatkan perkembangan motorik kasar remaja disarankan untuk
melakukan aktivitas seperti menari, berlari, berolahraga dan kegiatan lain yang disukai
oleh remaja. Contoh lain seperti kemampuan duduk, menendang, naik turun tangga dan
sebagainya.
Motorik halus adalah kemampuan anak dalam beraktivitas dengan menggunakan
otot-otot kecil dan membutuhkan koordinasi mata dan tangan atau koordinasi yang
cermat dan teliti (Suriati, dkk., 2020: 211-223). Pada perkembangan motorik halus akan
terjadi beberapa perubahan yang terjadi pada tubuh remaja, otak, kapasitas sensorik dan
keterampilan motorik. Perkembangan motorik halus remaja dapat distimulasi dengan
menulis dan membuat kerajinan tangan yang disukainya.
b) Perkembangan Biologis
Papalia & Olds (dalam Jahja, 2012) merumuskan bahwa perkembangan fisik
merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh, otak, kapasitas sensoris, dan
keterampilan motorik. Piaget (dalam Jahja, 2012) menjelaskan bahwa perubahan pada
tubuh ditandai dengan adanya pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang
dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Perubahan dari tubuh
kanak-kanak menjadi tubuh orang dewasa mempunyai ciri kematangan pada sistem
organnya. Perubahan fisik otak strukturnya semakin sempurna untuk meningkatkan
kemampuan kognitif.
c) Perkembangan Psikososial
Pada teori psikososial tradisional, menjelaskan bahwa krisis perkembangan yang
terjadi pada masa remaja membuat terbentuknya identitas. Pada masa remaja, mereka
mulai melihat dirinya sebagai individu yag berbeda, unik dan terpisah dari setiap
individu yang lain. Periode remaja awal dimulai dengan puberitas dari berkembangnya
10
kestabilan emosional dan fisik yang relatif pada saat sekolah tingkat atas. Pada saat
tersebut remaja dihadapkan pada krisis identias kelompok dengan pengasingan diri. pada
periode selanjutnya, individu berharap untuk memperoleh otonomi dari keluarga dan
mengembangkan identitas diri sebagai lawan terhadap difungsi peran. Identitas
kelompok menjadi sangat penting untuk permulaan pembentukan identitas pribadi.
Remaja pada tahap awal diharuskan untuk mampu memecahkan masalah tentang
hubungan dengan teman sebaya sebelum mampu menjawab pertanyaan mengenai siapa
diri mereka dalam posisinnya dengan keluarga dan masyrakat.
Perkembangan psikoseksual anak dikemukakan pertama kali oleh Sigmund Freud
yang menyatakan bahwa perkembangan psikoseksual merupakan proses dalam
perkembangan anak dengan pematangan fungsi struktur serta jiwa yang dapat
menimbulkan dorongan untuk mencari rangsangan dan kesenangan secara umum untuk
menjadikan diri anak menjadi pribadi yang lebih dewasa.
Freud menyebutkan terdapat 5 tahap dalam perkembangan psikoseksual anak,
perkembangan pada usia remaja termasuk ke dalam tahap ke lima, yaitu:
· Tahap genital, terjadi pada umur lebih dari 12 tahun. Pada fase ini anak akan
mengarah pada perasaan cinta yang matang terhadap lawan jenis.
d) Perkembangan Emosional
Pada aspek ini perawat akan memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga
untuk memberikan stimulus kepada remaja dengan cara menstimulasi remaja untuk
dapat mengenali perasaannya, mengungkapkan perasaan baik senang, sedih, cemas,
takut, marah dan emosional lainnya. Dengan menganjurkan remaja untuk tidak
memaksakan kehendaknya, mampu mengontrol diri, dan menstabilkan emosi dapat
meningkatkan perkembangan emosional pada remaja.
Santrock (2007) menjelaskan bahwa dari cara orang tua membicarakan mengenai
emosi, terdapat dua pendekatan yang sering dilakukan orang tua, yaitu emotion coaching
(pelatihan emosi) dan emotion dismissing (penghilangan emosi).
Perkembangan emosional pada usia remaja sangat perlu diperhatikan, karena pada
masa ini terjadi perubahan emosi yang meliputi perasaan malu, kesadaran diri, kesepian,
11
depresi khususnya pada usia 12- 15 tahun. Keluarga mempunyai peran penting terhadap
suasana psikis anggotanya termasuk dalam kematangan emosi remaja.
Beberapa masalah dalam emosional pada remaja akan mengalami kesulitan
belajar, bergaul, tidak dapat mengontrol emosi, dan mudah terjerumus dalam dalam hal-
hal negatif. Hal negatif tersebut berupa kenakalan kenakalan remaja seperti membolos
sekolah, merokok, perkelahian, pencurian, dan perilaku penyimpangan lainnya
(Nasrudin, 2013).
e) Perkembangan Bahasa
Pada perkembangan aspek bahasa perawat akan memberikan pendidikan
kesehatan kepada keluarga untuk dapat menstimulasi remaja dengan meningkatkan
keterampilan berhabahasa dengan menggunakan kata-kata yang lebih variatif,
meningkatkan kosa kata baru, tata bahasa, pengucapan bahasa yang baik, berbagi ide-ide
yang dimiliki, menggunakan istilah-istilah khusus dan meningkatkan pola komunikasi.
Menurut Santrock (2007), remaja menunjukan perkembagan bahasa yang meliputi
peningkatan penguasaan dalam penggunaan kata-kata yang kompleks, meningkatkan
kemampuan memahami literatur yang rumit, berbicara dalam variasi bahasa. Semakin
sering didorong untuk berbicara dan didorong menanggapinya, akan semakin cepat
mereka belajar berbicara dan semakin baik kualitas bicaranya.
f) Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar,
memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget berpandangan bahwa remaja secara aktif
membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapat tidak langsung
diterima ke dalam skema kognitif mereka. Remaja telah mampu membedakan antara hal-
hal atau ide-ide yang lebih prioritas, lalu remaja juga mengembangkan ide-ide tersebut.
Remaja juga mampu mengholah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide
baru.
g) Perkembangan Moral
12
Anak yang masih dini biasanya hanya dapat menerima keputusan orang dewasa,
sedangkan pada remaja untuk memperoleh autonomi dari orang dewasa, mereka harus
memposisikan moral dan nilai mereka sendiri. Ketika prinsip yang lama ditantang tetapi
nilai yang baru/mandiri belum muncul, dalam menghadapi tekanan yang kuat untuk
melanggar keyakinan yang lama maka remaja akan mencari peraturan moral yang
memelihara pribadi mereka dan membimbing tingkah laku mereka. Keputusan mereka
yang melibatkan dilema moral harus berdasarkan pada prinsip-prinsip moral yang
memberi mereka sumber-sumber untuk mengevaluasi tuntutan situasi dan merencanakan
serangkaian tindakan yang konsisten dengan ide ide mereka.
h) Perkembangan Spiritual
Spiritualitas merupakan salah satu aspek yang berpengaruh dalam perkembangan
remaja. Terdapat tingkatan dalam diri invididu yang dapat mengatur dan memberikan
kenyamanan juga memotivasi diri untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kaidahnya
disebut dengan spiritual (Baihaqi et all 2010); Alexis & Gowri 2014). Remaja yang
memiliki spiritual baik akan menjalani kehidupannya dengan optimis, jiwa, dan pikiran
bersih serta tidak menjatuhkan diri kepada hal-hal negatif yang terjadi lingkungan
sekitarnya. Perkembangan kecerdasan juga turut berkembang dengan perkembangan
agama yang dialami remaja. Pemikiran-pemikiran yang abstrak seperti keberadaan
akhirat, surga, dan neraka baru dapat dipahami apabila pertumbuhan kecerdasannya telah
memungkinkan.
Remaja mungkin menolak aktifitas ibadah yang formal tetapi melakuka ibadah
secara individual dengan privasi dalam kamar mereka sendiri. Eksplorasi terhadap
konsep keberadaan Tuhan, membandingkan agama mereka dengan orang lain mungkin
diperlukan bagi remaja dan hal tersebut dapat menyebabkan mereka mempertanyakan
kepercayaan mereka sendiri tetapi pada akhirnya hal tersebut menghasilkan permusuhan
dan penguatan spitual mereka.
13
i) Perkembangan Sosial
Dalam proses kematangan pribadinya, remaja harus membebaskan diri mereka
dari dominasi keluarga dan menetapkan sebuah identitas yang mandiri dari wewenang
orang tua, namun proses ini penuh dengan situasi yang bertentangan dari remaja maupun
orang tua. Remaja ingin dewasa dan bebas dari kendali orang tua, tetapi mereka takut
ketika mereka mencoba untuk memahami tanggung jawab yang terkait dengan
kemandirian.
Menurut Keliat et.al (2011) perilaku psikososial remaja dibedakan menjadi 2 bagian,
yaitu:
14
BAB III
Format Pengkajian:
15
Halus membuat kerajinan
tangan?
Apakah anak dapat
menulis dengan tulisan
yang rapi?
4 Aspek Apakah anak sering
Psikososial menyendiri?
Apakah anak mudah
beradaptasi dengan
lingkungan baru di
sekolah?
Apakah anak
menceritakan mengenai
kegiatan-kegiatan yang
mereka jalani kepada
orang tua?
Apakah anak terbuka
dengan orang tua?
Apakah hubungan anak
dengan temannya baik?
Apakah lingkungan
pergaulan anak baik?
5 Aspek Apakah anak sudah
Psikoseksual memahami cara
menjaga kesehatan
tubuh dengan benar?
Apakah anak sudah
mengetahui cara hidup
bersih dan sehat?
Apakah anak mulai
menunjukkan
16
ketertarikan kepada
lawan jenis?
Apakah anak tau cara
mengontrol hasrat
psikoseksualnya?
Apakah anak
mengetahui tentang
edukasi seksual?
6 Aspek Kognitif Apakah anak dapat
mengolah cara
berfikir?
Apakah anak dapat
mengolah ide sehingga
mendapat ide yang
baru?
Apakah anak dapat
memecahkan suatu
masalah dengan cepat?
7 Aspek Moral Apakah anak dapat
menerima keputusan?
Apakah anak dapat
membuat
keputusannya sendiri?
8 Aspek Spiritual Apakah anak
percaya bahwa Tuhan
itu ada?
Apakah anak rajin
melakukan ibadah?
Apakah anak patuh
terhadap kewajibannya
sebagai umat
beragama?
17
Apakah anak jika
memecahkan masalah
sendiri meminta
pertolongan kepada
Tuhan?
Apakah dalam
setiap tindakan yang
anak lakukan sudah
sesuai dengan yang
diajarkan dalam
kepercayaannya?
9 Aspek Sosial Apakah anak mandiri?
Apakah anak masih
bergantung dengan
orang tua?
Apakah anak dapat
bertanggung jawab
mengenai apa yang
telah dikerjakannya?
10 Aspek Bahasa · Apakah anak dapat
mengucapkan kosa
kata baru?
· Apakah anak
menguasai kata-kata
yang kompleks?
· Apakah anak mampu
memahami literatur
yang rumit?
· Apakah anak
menguasai lebih dari
satu bahasa?
18
· Apakah anak
menggunakan kosa
kata yang baik?
· Apakah dalam
pengucapan kalimat
sudah tepat?
11 Aspek Emosi Apakah saat ini anak
sedang merasa dirinya
dalam suasana hati
yang baik?
Apakah saat ini anak
sedang merasa dirinya
dalam suasana hati
yang buruk?
Apakah jika anak
merasa sedang senang
ia menceritakan kepada
orang tua/teman?
Apakah jika anak
merasa sedang sedih ia
menceritakan kepada
orang tua/teman?
Bagaimana cara anak
mengatasi dirinya jika
sedang emosi?
Apa hal-hal yang bisa
membuat anak merasa
senang?
Apa hal-hal yang bisa
membuat anak merasa
marah?
19
3.2 Diagnosa Keperawatan
Kesiapan peningkatan perkembangan usia remaja.
3.3 Intervensi Keperawatan
Tujuan:
1. Kognitif, remaja mampu:
a. Mengetahui aspek positif dan kekurangan diri.
b. Mengetahui identitas diri, tujuan, dan cita-cita masa depan.
c. Memahami norma dan peraturan yang berlaku.
d. Berprestasi dalam bidang akademik.
2. Psikomotor, remaja mampu:
a. Mengembangkan kemampuan diri.
b. Meraih prestasi pada kegiatan positif.
c. Beraktivitas dengan aktif.
3. Afektif, remaja mampu:
a. Menyampaikan pendapat dengan tegas dan tetap menghormati orang lain.
b. Mengendalikan emosi.
20
· Intervensi Pada Keluarga
Tindakan keperawatan ners: tindakan keperawatan ners pada keluarga di berikan
kepada orang tua dan pengasuh (care giver) dari remaja, kegiatannya yaitu:
1. Jelaskan perkembangan yang harus dicapai remaja
2. Latih cara memfasilitasi remaja untuk mengembangkan identitas dan kekhasannya.
3. Latih keluarga mendampingi remaja:
a. Diskusi tentang keberhasilan yang dicapai dan memberi pujian
b. Mendorong pengembangan bakat yang menjadi identitas dari remaja
c. Memfasilitasi persahabatan dengan teman sebaya
d. Menjadi teman diskusi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi
e. Menyediakan waktu bersama keluarga, kelompok sosial dan kegiatan sosial
lainnya
f. Perhatikan dan mendampingi agar terhindar dari pergaulan bebas, narkoba dan
kekerasan
g. Menyepakati waktu penggunaan smartphone dan media sosial dengan bijaksana
dan terhindar dari ketergantungan gadget
h. Ciptakan suasana keluarga yang melibatkan remaja
i. Diskusikan penyimpangan dan cara mengatasinya serta pelayanan kesehatan
21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini
sering disebut dengan masa pubertas. Masa remaja merupakan tahap kedua kehidupan dimana
terjadi perubahan fisik dan psikologis yang besar. Hal ini juga membawa perubahan dalam
interaksi sosial. . Masa remaja berlangsung antara umur 10-19 tahun. Pada fase tersebut terjadi
perubahan yang amat pesat baik dalam fase biologis dan hormonal, maupun bidang psikologis
dan sosial. Berdasarkan beberapa pendapat remaja yang telah dikemukakan para ahli, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa remaja adalah individu yang sedang berada pada masa peralihan dari
masa anak- anak menuju masa dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat
dari aspek fisik, psikis dan sosial.
4.2 Saran
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, dalam
proses perkembangan masa remaja merupakan suatu perjalanan yang bisa mempengaruhi
kehidupannya sampai dewasa. Oleh karena itu remaja sangat butuh arahan serta didikan agar bisa
melewati masa-masa transisi ini dengan baik (baik aspek fisik, psikis, dan sosial) sehingga
dengan mudah bisa mengatasi perubahan-perubahan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
22
DAFTAR PUSTAKA
Sutini, Titin. 2018. Modul Ajar Konsep Keperawatan Anak. Jakarta : Asosiasi Institusi
Pendidikan Vokasi Keperawatan Indonesia (AAIPViKI).
23
LAMPIRAN
Tindakan keperawatan :
1. Memberi stimulus perkembangan aspek biologis dan psikoseksual pada usia remaja
2. Menilai perkembangan aspek biologis dan psikoseksual pada usia remaja
B. Strategi Komunikasi
Fase orientasi
b. Evaluasi validasi
Perawat 2 : “Gimana kabarnya adik-adik hari ini? Sehat semua?”
c. Kontrak
Perawat 3
Topik : “hari ini kakak mau berdiskusi sama adik-adik ya“
Waktu: “kakak minta waktunya adik-adik sebentar ya kurang lebih 45 menit”
Tempat : “untuk tempatnya disini saja ya, bagaimana menurut adik-adik?”
24
Tujuan : “tujuannya kakak mau tau bagaimana jawaban dan pendapat dari adik-adik
mengenai hal yang akan kita diskusikan mengenai perkembangan kalian yang akan
kakak tanyakan“
Fase kerja
Perawat 1 : “Sebelum kita mulai, mari bersama-sama kita baca bismillah dulu yuk!
"MaasyaAllah semangat banget nih temen-temen, bagus deh kakak suka"
"Baiklah untuk menghemat waktu, langsung saja saya persilahkan kak ......
untuk mengambil alih memimpin acara diskusi. Tepuk tangan semuanya yuk"
Perawat 2 : "Terimakasih kak ....... yang cantik, cantik kan ya teman-teman kakaknya?"
"Oke tanpa salam teman-teman ya. Oh iya kita kan tidak beda jauh nih usianya,
jadi kakak izin panggil kalian teman-teman aja ya agar lebih seperti teman sebaya
oke yaa"
"Oke teman-teman kita langsung mulai yaa, pertama kita akan berdiskusi
mengenai bagaimana cara menjaga kesehatan badan, kebiasanan hidup sehat
dan bersih dan olah raga teratur. Namun kakak akan menjelaskan terlebih
dahulu bagaimana caranya sesuai leaflet yang sudah kita pegang ya"
"Setelah kita mengetahui caranya, teman-teman disini ada yang mau cerita tidak
mengenai cara menjaga kesehatan badan atau olahraga kalian yang biasa
lakuin ? Atau mungkin ada yang ingin berpendapat atau bertanya mengenai hal
yang sudah kakak jelasin"
(Remaja menceritakan pengalamannya mengenai hal tersebut)
"Wah bagus sekali ya hal yang dilakuinnya dan bisa menjadi contoh buat teman-
teman yang lainnya, teman-teman boleh tepuk tangan yuk"
"Baik kita lanjut ya teman-teman ke diskusi selanjutnya yaitu kita bakal
ngomongin cara mengontrol hasrat psikoseksual dan akibatnya bila
mengabaikan"
25
"Setelah kakak cerita sedikit cara mengontrol hasrat psikoseksual dan akibatnya
bila mengabaikan, teman-teman ada yang mau bercerita mungkin mengenai hal
tersebut, silahkan"
"Wah bagus nih, teman-teman semua sangat berpastisipasi dalam diskusi ini"
"Setelah kita berdiskusi mengenai hal-hal tersebut, kalau kakak minta kalian
untuk berkomitmen mengaplikasikan cara-cara tersebut setuju tidak nih?"
"Oke setuju ya di usahakan di aplikasikan ya mengenai diskusi kita pada
kesempatan ini"
"Nah teman-teman agar tetap semangat kita melakukan kegiatan gerak yuk,
kakak punya pilihan nih mau main badminton senam sore atau teman-teman ada
ide kegiatan gerak lain boleh banget disampaikan, ada ide tidak nih atau mau
pilih aja?"
"Oke pada setuju tidak nih sama yang di pilih oleh ...... ?"
"Baik karena ada yang tidak setuju, bagaimana kita voting aja yaa"
"Dari hasil voting paling banyak terpilih adalah badminton"
"Sekarang untuk kelompoknya kakak yang pilih ya di acak"
"Iya kamu kenapa tunjuk tangan, silahkan sampaikan jika ada hal yang ingin
disampaikan"
"Oke kamu ingin kelompoknya milih sendiri ya, kalau boleh tau emang kamu
mau sama siapa sekelompoknya?"
"Sama dia kak (menunjuk ke arah lawan jenis)"
"Oke kita tanya dulu ya semua mau pilih sendiri atau di acak, dan bagus kok
kamu mau berpendapat"
"Setelah kita melakukan olahraga, ternyata teman-teman mainnya pada bagus
semua nih, dan karena sama rata point nya jadi reward nya kakak kasih kedua
kelompok ya"
"Hebat kalian semua maasyaAllah"
"Alhamdulillah diskusi sudah selesai, sekarang Saya kembalikan ke kak ...... lagi
acara ini. Silahkan kak ......"
26
Perawat 3 : "Wah baik kak ......., yuk teman-teman ucap terimakasih bersama"
Fase Terminasi
27