Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perubahan Konsep Diri Pada Klien Pasca Stroke Di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum Daerah DR M Haulussy Ambon

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERUBAHAN KONSEP DIRIPADA

PASIEN PASCA STROKE DI POLIKLINIK SARAF RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. M.
HAULUSSY AMBON
STEVY LENAHATU S.Kep
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan
Universitas Kristen Indonesia Maluku
Jln. Ot. Pattimaipauw, Ambon-Maluku

ABSTRAK
Stroke merupakan penyakit yang menyerang jaringan otak yang disebabkan berkurangnya aliran
darah dan oksigen kedalam otak. Pasien pasca stroke mengalami berbagai perubahan fungsi tubuh dan
konsep diri. Di Indonesia penyakit ini menduduki posisi ketiga setelah jantung dan kanker. Seringkali
stroke diikuti oleh gangguan psikologis termasuk gangguan konsep diri. Dukungan keluarga berperan
penting dalam menentukan proses penyembuhan seseorang termasuk pada pasien stroke.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan perubahan konsep
diri pada klien pasca stroke di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy Ambon.
Desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik cross sectional study. Penelitian ini
dilakukan di poliklinik saraf Rumah Sakit Umum dr M Haulussy Ambon yang berlangsung tanggal 22
april sampai dengan 02 mei 2015dengan teknik sampling aksidental sampling dan menggunakan
kuesioner sebagai instrument penelitian. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 89 orang. Uji statistik
yang digunakan adalah uji Chi Square.
Hasil analisa univariat berdasarkan dukungan keluarga pada pasien pasca stroke didapatkan hasil
bahwa responden yang memiliki dukungan keluarga baik sebanyak 61 orang (68,5%) dan yang memiliki
dukungan keluarga kurang sebanyak 28 orang (31,5%). Hasil analisa univariat berdasarkan perubahan
konsep diri pada pasien pasca stroke didapatkan hasil bahwa responden dengan perubahan konsep diri
yang positif lebih besar yaitu 52 orang (58,4%) dan responden dengan perubahan konsep diri yang negatif
sebanyak 37 orang (41,6%). Dengan nilai p = 0,001
Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perubahan konsep diri pada pasien pasca stroke di
Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy Ambon.

Kata kunci: Dukungan Keluarga, Perubahan Konsep Diri, Pasca Stroke.

PENDAHULUAN Depression Scale (HADS) mengidentifikasi 36%


Menurut taksiran World Health mengalami kecemasan dan 28% mengalami
Organization (WHO), stroke menempati posisi depresi.
ketiga sebagai penyakit utama penyebab kematian Angka kematian akibat PTM (Penyakit
di dunia. Sementara di Eropa dijumpai 650.000 Tidak Menular) di Indonesia terus meningkat dari
kasus stroke setiap tahunnya (Sutrisno, 2007). 41,7% pada tahun 1995 menjadi 49,9% pada tahun
Jumlah penderita stroke terus meningkat setiap 2001 dan 59,5% pada tahun 2007. Penyebab
tahunnya, bukan hanya menyerang mereka yang kematian tertinggi dari seluruh penyebab kematian
berusia tua, tetapi juga orang-orang muda pada yang ada adalah stroke yaitu sebesar 15,4%
usia produktif (Anderson, 2008). Penelitian yang (Riskesdas, 2007). Survei yang dilakukan di
dilakukan oleh Bergersen (2010) di Norwegia Indonesia pada tahun 2004, menunjukkan bahwa
yang meneliti tentang kecemasan dan depresi 2 stroke merupakan serangan yang mematikan
sampai 5 tahun pasca stroke menemukan bahwa nomor satu di rumah sakit pemerintah yang ada di
dengan menggunakan The Hospital and hampir seluruh Indonesia, diperkirakan terdapat

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perubahan Konsep Diripada Pasien Pasca Stroke Di Poliklinik 1
Saraf Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Haulussy Ambon / Jurnal Kesehatan UKIM, 2015
500.000 penduduk yang terserang stroke (Medica, termasuk psikologisnya. Berdassarkan uraian
2013). Depkes RI (2013) menyebutkan bahwa di diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
perkotaan, besar kematian akibat stroke pada tentang “Hubungan dukungan keluarga dengan
kelompok usia 45-54 tahun sebesar 15,9 %, perubahan konsep diri pada klien pasca stroke di
sedangkan di pedesaan sebesar 11,5 %. Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum dr. M.
Data penelitian mengenai pengobatan stroke Haulussy Ambon”.
hingga kini masih belum memuaskan walaupun Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
telah banyak yang dicapai, hasil akhir pengobatan hubungan dukungan keluarga dengan perubahan
kalau tidak meninggal hampir selalu meninggalkan konsep diri pada klien pasca stroke di Poliklinik
kecacatan. Agaknya pengobatan awal/dini serta Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy
pencegahan sangat bermanfaat, akan tetapi harus Ambon.
disertai dengan pengenalan dan pemahaman stroke
pada semua lapisan dan komunitas dalam TINJAUAN PUSTAKA
masyarakat (Anderson, 2008). A. Stroke
Dukungan keluarga mempengaruhi Stroke merupakan penyakit yang menyerang
kesehatan dengan melindungi diri penderita stroke jaringan otak yang disebabkan berkurangnya aliran
terhadap efek negatif dari stres yang berat. Peran darah dan oksigen ke dalam otak. Berkurangnya
keluarga mempunyai pengaruh yang sangat tinggi aliran darah dan oksigen ini disebabkan karena
dalam perubahan konsep diri, suatu keluarga yang adanya sumbatan, penyempitan, atau pecahnya
kurang adanya dukungan keluarga tidak pembuluh darah di dalam otak tersebut (Iskandar,
mempunyai kemampuan dalam membangun harga 2011).
diri anggota keluarganya dengan baik, mengarah B. Konsep Diri
pada perubahan konsep diri yang negatif, keluarga Dalam kamus besar bahasa Indonesia istilah
akan memberikan umpan balik yang negatif dan konsep memiliki arti gambaran, proses atau hal-hal
berulang-ulang akan merusak harga diri bagi yang digunakan oleh akal budi untuk memahami
penderita, harga dirinya akan terganggu jika sesuatu. Istilah diri berarti bagian-bagian dari
kemampuannya menyelesaikan masalahnya tidak individu yang terpisah dari yang lain. Konsep diri
adekuat. Akhirnya penderita mempunyai dapat diartikan sebagai gambaran seseorang
pandangan negatif terhadap penyakitnya dan mengenai dirinya sendiri atau penilaian terhadap
kemampuan bersosialisasi dengan lingkungannya dirinya sendiri (KBBI, 2000)
(Anonimus, 2011). Menurut Fitts dalam Mega (2013), konsep
Studi pendahuluan yang dilakukan pada diri berpengaruh kuat pada tingkah laku seseorang.
RSUD dr. M. Haulussy Ambon, didapatkan data Konsep diri yang positif akan menghasilkan
dari Rekaman Medik tentang klien pasca stroke penilaian diri yang positif yang akan menghasilkan
pada tahun 2012 sebanyak 1938 penderita, tahun bentuk-bentuk tingkah laku yang positif pula.
2013 sebanyak 1393 penderita, dan tahun 2014 Tingkah laku yang positif akan dapat mengurangi
sebanyak 1031 orang. Hasil wawancara penulis sifat rendah diri, takut, kecemasan yang berlebihan
dengan beberapa pasien di poliklinik saraf RSUD dan sebagainya.
dr M Haulussy ambon ditemukan keluhan dimana C. Dukungan Keluarga
pasien merasa kurang dihargai didalam keluarga, Friedman (1998) dalam Murniasih (2007)
kurang menyukai bentuk tubuhnya yang saat ini, menyatakan dukungan keluarga adalah sikap,
keadaan fisik pasien yang sekarang tidak sesuai tindakan dan penerimaan keluarga terhadap
yang diinginkan, merasa tidak berguna lagi dan anggotanya. Anggota keluarga dipandang sebagai
tidak dibutuhkan oleh keluarganya, itulah yang bagian yang tidak terpisahkan dalam lingkungan
menjadi cikal bakal timbulnya gangguan konsep keluarga. Anggota keluarga memandang bahwa
diri pada diri pasien. Dukungan keluarga bagi orang yang bersifat mendukung selalu siap
pasien seperti ini sangat dibutuhkan dalam rangka memberikan pertolongan dan bantuan jika
membantu memenuhi kebutuhan dasar klien diperlukan.

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perubahan Konsep Diripada Pasien Pasca Stroke Di Poliklinik 2
Saraf Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Haulussy Ambon / Jurnal Kesehatan UKIM, 2015
Pengambilan sampel pada penelitian ini
METODE PENELITIAN menggunakan aksidental sampling. Adapun cara
Desain penelitian yang digunakan adalah pengambilan sampel yang dilakukan oleh peneliti,
penelitian survey analitik dengan menggunakan yaitu dengan melihat kriteria subjek penelitian
pendekatan “cross sectional study” yaitu yaitu pasien pasca stroke yang sedang melakukan
identifikasi semua karakter atau variabel yang kontrol perawatan selama periode penelitian di
melekat pada subjek berdasarkan tujuan penelitian Poliklinik Saraf RSUD dr. M. Haulussy Ambon,
yang telah ditetapkan sebelumnya pada satu dan bertemu dengan peneliti, maka peneliti
waktu. mengambil orang tersebut sebagai sampel dengan
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 April memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi.
s/d 02 Mei 2015 di Poloklinik Saraf RSUD dr. M. Selanjutnya peneliti memberikan kuesioner kepada
Haulussy Ambon. responden untuk diisi.
Populasi pada penelitian ini adalah semua Dengan kriteria inklusi dalam penelitian ini
pasien stroke yang melakukan kontrol pengobatan yaitu : a. pasien pasca stroke yang melakukan
di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. kontrol di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum
M. Haulussy Ambon tahun 2014 dengan rata-rata Daerah dr. M. Haulussy Ambon; b. mampu
kunjungan 115 orang setiap bulannya. berkomunikasi dengan koheren dan kooperatif; d.
Perhitungan besar sampel dalam penelitian Pasien yang ditemukan selama periode penelitian.
ini adalah dengan menggunakan rumus Slovin Sedangkan kriteria eksklusinya meliputi : a. Pasien
(2009) sebagai berikut: dengan komplikasi.
Dalam penelitian ini instrumen yang
digunakan adalah kuesioner (daftar pertanyaan)
yang akan diolah dengan menggunakan komputer
yaitu menggunakan program Statistical Product
Keterangan : and Service Solution (SPSS), sebagai alat bantu
n = jumlah sampel dalam mengumpul data serta mengolah data hasil
N = jumlah populasi penelitian.
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena Analisis univariat digunakan untuk melihat
kesalahan pengambilan sampel karakteristik dan distribusi setiap variabel
independen maupun variabel dependen yang
Hasil perhitungan sampel sebagai berikut : meliputi dukungan keluarga dan perubahan konsep
diri.
115 Analisis bivariat digunakan untuk
n= mengetahui hubungan antara variabel independen
1  115(0,05) 2
(bebas) dengan variabel dependen (terikat).
115 Analisis ini dilakukan dengan menggunakan uji
=
1  115(0,0025) Chi–Square pada tingkat kepercayaan 95% (α =
115 0,05), sehingga apabila ditemukan hasil analisis
statistik p ≤ 0,05 maka variabel tersebut
= 1  0.2875 dinyatakan berhubungan secara signifikan.
115
HASIL DAN PEMBAHASAN
= 1.2875 A. HASIL
 Karakteristik Responden
= 89.320
Karakteristik responden dalam penelitian ini
= 89 meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan dan
Jumlah sampel yang diperoleh dari pekerjaan. Responden dalam penelitian ini
perhitungan dibulatkan menjadi 89 orang. Teknik

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perubahan Konsep Diripada Pasien Pasca Stroke Di Poliklinik 3
Saraf Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Haulussy Ambon / Jurnal Kesehatan UKIM, 2015
berjumlah 89 orang, data demografi responden Tabel 4.3 menggambarkan bahwa responden
dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini : pada penelitian ini sebagian besar memiliki
Tabel 4.1 Karakteristik Responden pendidikan SMA sebanyak 42 orang (47,2%),
Berdasarkan Usia Pasien Pasca Stroke di diikuti pendidikan SMP sebanyak 25 tahun
Poliklinik Saraf RSUD dr. M. Haulussy (28,1%), pendidikan SD sebanyak 17 orang
Ambon (19,1%), dan pendidikan perguruan tinggi
Usia Jumlah Persentase sebanyak 5 orang (5,6%).
(tahun) (n) (%) Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden
(orang) Berdasarkan Pekerjaan Pasien Pasca
25-40 30 33,7 Stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr. M.
41-70 47 52,8 Haulussy Ambon
>70 12 13,5 Pekerjaan Jumlah Persentase
Total 89 100 (n) (%)
Sumber: Data Primer 2015 Bekerja 34 38,2
Tabel 4.1 menggambarkan bahwa responden Tidak Bekerja 55 61,8
pada penelitian ini sebagian besar berusia 41-70 Total 89 100
tahun adalah sebanyak 47 orang (52,8%) diikuti Sumber: Data Primer, 2015
responden yang berumur 25-40 tahun sebanyak 30 Tabel 4.4 menggambarkan bahwa responden
orang (33,7%) dan responden yang berusia >70 pada penelitian ini sebagian besar tidak bekerja
tahun sebanyak 12 orang (13,5%). sebanyak 55 orang (61,8%), sedangkan responden
Tabel 4.2 Karakteristik Responden yang bekerja sebanyak 34 orang (38,2%).
Berdasarkan Jenis Kelamin Pasien Pasca
Stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr. M
Haulussy Ambon  Analisis Univariat
Jenis kelamin Jumlah Persentase a. Dukungan Keluarga Pasien Pasca Stroke
(n) (%) Hasil penelitian dukungan keluarga pada
Laki-laki 33 37,1 pasien pasca stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr.
Perempuan 56 62,9 M. Haulussy Ambon terhadap 89 responden, dapat
Total 89 100 dilihat pada tabel berikut ini
Sumber: Data Primer 2015 Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan
Tabel 4.2 menggambarkan bahwa responden Dukungan Keluarga Pada Pasien Pasca
pada penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin Stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr. M.
perempuan sebanyak 56 orang (62,9%) sedangkan Haulussy Ambon
responden yang berjenis kelamin laki-laki Dukungan Persentase
n
sebanyak 33 orang (37,1%). Keluarga (%)
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Baik 61 68,5
Berdasarkan Pendidikan Pasien Pasca Tidak Baik 28 31,5
Stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr. M. Total 89 100
Haulussy Ambon Tahun 2015 Sumber : Data Primer, 2015
Pendidikan Jumlah Persentase Berdasarkan tabel 4.5 responden yang
(n) (%) memiliki dukungan keluarga baik sebanyak 61
SD 17 19,1 orang (68,5%) dan yang memiliki dukungan
SMP 25 28,1 keluarga tidak baiksebanyak 28 orang (31,5%).
SMA 42 47,2 b. Perubahan Konsep Diri
PT 5 5,6 Hasil penelitian perubahan konsep diri pada
Total 89 100 pasien pasca stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr.
Sumber: Data Primer, 2015 M. Haulussy Ambon terhadap 89 responden, dapat
dilihat pada tabel berikut ini

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perubahan Konsep Diripada Pasien Pasca Stroke Di Poliklinik 4
Saraf Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Haulussy Ambon / Jurnal Kesehatan UKIM, 2015
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan responden dengan
Perubahan Konsep Diri pada Pasien perubahan konsep diri yang positif sebanyak 52
Pasca Stroke di Poliklinik Saraf RSUD orang (58,4%), dan responden dengan konsep diri
dr. M. Haulussy Ambon yang negatif sebanyak 37 orang (41,6%).
Perubahan
Persentase  Analisis Bivariat
No. Konsep n
(%) Analisis bivariat dalam penelitian ini
Diri
1. Positif 52 58,4 digunakan untuk mengetahui hubungan dukungan
2. Negatif 37 41,6 keluarga dengan perubahan konsep diri pada
Total 89 100 pasien pasca stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr.
Sumber : Data Primer, 2015. M. Haulussy Ambon.

Tabel 4.6 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perubahan Konsep Diri pada Pasien Pasca
Stroke di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. M Haulussy Ambon
Perubahan Konsep Diri
Dukungan Total ρ value
No. Positif Negatif
Keluarga
n % n % n %
1 Baik 43 70,5 18 29,5 61 100
2 Tidak Baik 9 32,1 19 67,9 28 100 0,001
Total 52 58,4 37 41,6 89 100
Sumber: Data Primer, 2015

Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa 1. Dukungan Keluarga pada Pasien Pasca
responden yang memiliki dukungan keluarga yang Stroke
baik dan memiliki perubahan konsep diri yang Dukungan keluarga merupakan suatu proses
positif lebih besar sebanyak 43 orang (70,5%), yang terjadi sepanjang kehidupan dimana sifat dan
sedangkan responden yang memiliki dukungan jenis dukungan keluarga berbeda-beda dalam
keluarga baik tapi memiliki perubahan konsep diri berbagai tahap siklus kehidupan. Dukungan
yang negatif sebanyak 18 orang (29,5%). keluarga terhadap pasien adalah sikap keluarga
Responden yang memiliki dukungan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit yang
kurang baik tapi memiliki perubahan konsep diri ditunjukkan melalui interaksi dan reaksi keluarga
yang positif lebih kecil sebanyak 9 orang (32,1%), terhadap anggota keluarga yang sakit. Dalam
dibandingkan responden yang memiliki dukungan semua tahap siklus kehidupan dukungan keluarga
keluarga yang tidak baik dan memiliki perubahan membuat keluarga mampu berfungsi untuk
konsep diri yang negatif sebanyak 19 orang meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga
(67,9%). (Friedman, 2008).
Hasil uji statistik hubungan dukungan Penelitian ini menunjukkan responden yang
keluarga dengan perubahan konsep diri pada memiliki dukungan keluarga baik sebanyak 61
pasien pasca stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr. orang (68,5%) dan yang memiliki dukungan
M Haulussy Ambon menggunakan uji Chi-square keluarga kurang sebanyak 28 orang (31,5%).
diperoleh nilai p = 0,001, artinya hipotesis Ho 2. Perubahan Konsep Diri pada Pasien Pasca
ditolak dan hipotesis Ha diterima. Sehingga Stroke
disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan Dalam penelitian ini, responden dengan
antara dukungan keluarga dengan perubahan perubahan konsep diri yang positif lebih besar
konsep diri pada pasien pasca stroke di Poliklinik yaitu 52 orang (58,4%), dan responden dengan
Saraf RSUD dr. M Haulussy Ambon. konsep diri yang negatif sebanyak 37 orang
(41,6%). Penelitian yang dilakukan oleh Bergersen
B. PEMBAHASAN (2010) di Norwegia yang meneliti tentang

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perubahan Konsep Diripada Pasien Pasca Stroke Di Poliklinik 5
Saraf Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Haulussy Ambon / Jurnal Kesehatan UKIM, 2015
kecemasan dan depresi 2 sampai 5 tahun pasca perubahan konsep diri pada pasien pasca stroke di
stroke menemukan bahwa dengan menggunakan poliklinik saraf rumah sakit khusus daerah
The Hospital and Depression Scale (HADS) Provinsi Sulawesi Selatan Dimana hasil uji pada
mengidentifikasi 36% mengalami kecemasan dan variabel dukungan keluarga dengan perubahan
28% mengalami depresi. Adanya stres atau konsep diri didapatkan nilai p= 0.013.
ancaman terhadap keutuhan seseorang, keamanan, Penelitian yang dilakukan oleh Patandean
dan pengendalian akan menyebabkan ansietas. (2007) menemukan bahwa sebagian besar pasien
Untuk kebanyakan pasien, rasa takut bahwa hidup stroke mengalami tingkat kecemasan (73,6%) dan
terancam dibenarkan, seperti perasaan menjadi ada hubungan dukungan psikososial dengan
orang asing dalam lingkungan yang asing dimana tingkat kecemasan pada pasien yang dirawat di
hidupnya ada pada genggaman orang asing. Ruang Perawatan Neurologi RSUP DR Wahidin
Rasa tidak adekuat dan inferioritas terjadi Sudirohusodo Makassar.
jika pasien tidak mampu untuk memahami apa Dukungan sosial dari keluarga merupakan
yang terjadi secara fisik dan apakah petugas serta segala bentuk perilaku dan sikap positif yang
mesin sekitarnya akan mengembalikan kesehatan diberikan keluarga pada pasien stroke. Dukungan
mereka. Hal ini penting bahwa perawat keluarga memegang peranan penting dalam
mengetahui tentang dinamika psikososial karena menentukan proses penyembuhan seseorang
dalam proses rehabilitasi, bukan hanya unsur fisik termasuk pada pasien stroke. Adanya dukungan
saja yang mendapat perhatian, tapi juga faktor keluarga dapat membantu penderita menghadapi
psikologis pasien juga perlu mendapat perhatian masalahnya. Tidak efektifnya koping individu
(intervensi). Salah satu bentuk terapi yang dapat disertai kurangnya dukungan keluarga dapat
membantu mempercepat proses pemulihan adalah memicu tmbulnya perasaan yang bersifat depresi
melalui dukungan keluarga (Keliat, 2008). (ringan, sedang, berat) yang dapat berkembang
3. Hubungan Dukungan Keluarga dengan menjadi gangguan konsep diri (Kartini dkk, 2013).
Perubahan Konsep Diri pada Pasien Pasca Menurut Fitts dalam Mega (2013), konsep
Stroke di Poliklinik Saraf Rumah Sakit diri berpengaruh kuat pada tingkah laku seseorang.
Umum Daerah dr. M Hauluss y Ambon Konsep diri yang positif akan menghasilkan
Pada penelitian ini ditemukan bahwa dari 61 penilaian diri yang positif yang akan menghasilkan
responden yang memiliki dukungan keluarga baik bentuk-bentuk tingkah laku yang positif pula.
sebagian besar memiliki perubahan konsep diri Tingkah laku yang positif akan dapat mengurangi
positif yaitu sebanyak 43 orang (70,5%), sifat rendah diri, takut, kecemasan yang berlebihan
sedangkan 18 orang lainnya memiliki perubahan dan sebagainya. Rogers dalam Mega (2013)
konsep diri yang negatif. Responden yang mengatakan orang yang memiliki konsep diri yang
memiliki dukungan keluarga kurang baik sebagian positif berarti memiliki penerimaan diri dan harga
besar memiliki perubahan konsep diri negatif diri yang positif pula.
sebanyak 19 orang (67,9%), sedangkan yang Bentuk dukungan yang tidak kalah
memiliki perubahan konsep diri positif hanya pentingnya yang harus diberikan oleh keluarga
sebanyak 9 orang (32,1%). Berdasarkan hasil uji adalah dukungan harga diri dimana dukungan ini
chi square menunjukkan bahwa nilai probabilitas berupa penghargaan positif terhadap pasien,
0,001 (ρ<0,05), artinya bahwa ada hubungan yang pemberian semangat, persetujuan terhadap
signifikan antara hubungan dukungan keluarga pendapat pasien, perbandingan yang positif dengan
dengan perubahan konsep diri pada pasien pasca individu lain. Hal ini dinyatakan pada hasil
stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr. M. Haulussy penelitian yang menunjukkan bahwa dukungan
Ambon dengan demikian H0 di tolak dan Ha keluarga yang baik, memberi pengaruh pada
diterima. konsep diri yang positif, keluarga memberi
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dukungan sehingga meningkatkan harga diri dan
yang pernah dilakukan oleh Kartini (2013) yang semangat dari pasien. Mereka menganggap dirinya
berjudul hubungan dukungan keluarga dengan berharga dan cenderung menerima diri sendiri

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perubahan Konsep Diripada Pasien Pasca Stroke Di Poliklinik 6
Saraf Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Haulussy Ambon / Jurnal Kesehatan UKIM, 2015
sebagaimana adanya. Sebaliknya, orang yang Menurut Asumsi Penulis, Adanya stres atau
memiliki konsep diri negatif akan menunjukkan ancaman terhadap keutuhan seseorang, keamanan,
penerimaan diri yang negatif pula, hal ini dapat dan pengendalian akan menyebabkan ansietas.
dilihat pada dukungan keluarga yang kurang Rasa tidak adekuat dan inferioritas terjadi jika
menimbulkan perubahan konsep diri yang negatif. pasien tidak mampu untuk memahami apa yang
Mereka memiliki perasaan kurang berharga, yang terjadi secara fisik dan apakah petugas serta mesin
menyebabkan perasaan benci atau penolakan sekitarnya akan mengembalikan kesehatan
terhadap diri sendiri. Hasil penelitian juga mereka. Hal ini penting bahwa perawat
menunjukkan dukungan keluarga yang baik namun mengetahui tentang dinamika psikososial karena
masih menunjukkan konsep diri yang negatif yaitu dalam proses rehabilitasi, bukan hanya unsur fisik
sebanyak 18 orang (29,5%), ini artinya sekalipun saja yang mendapat perhatian, tapi juga faktor
keluarga telah memberikan dukungan yang baik, psikologis pasien juga perlu mendapat perhatian
namun bila secara pribadi ressponden tidak ada (intervensi). Salah satu bentuk terapi yang dapat
kemauan positif maka akan mengarah pada membantu mempercepat proses pemulihan adalah
perubahan konsep diri yang negatif. Perubahan melalui dukungan keluarga untuk pasien pasca
atau kemunduran yang dihadapi oleh pasien pasca strok yang dapat memberikan subangsi pikiran dan
stroke akan mengakibatkan tidak stabilnya konsep moril kepada pasien untuk dapat menjalani proses
diri (Romadlani, 2013). perawatan maupun pengobatan. Bentuk dukungan
Konsep diri merupakan pandangan, lain yang dapat diberikan oleh keluarga adalah
penilaian dan perasaan mengenai dirinya sendiri dukungan lewat komunikasi verbal dimana
(Brooks dalam Mega, 2013). Centi dalam Mega keluarga memberikan informasi tentang kondisi
(2013) mendefinisikan konsep diri sebagai kesehatan pasien dan keadaan di rumah, saran
gagasan tentang diri yang berisikan mengenai tentang apa yang harus dilakukan oleh pasien atau
bagaimana individu melihat tentang dirinya sendiri umpan balik tentang situasi dan kondisi pasien.
sebagai pribadi, bagaimana merasakan dirinya
sendiri, dan bagaimana menginginkan dirinya PENUTUP
sebagaimana yang diharapkannya. Selain itu, A. KESIMPULAN
bentuk dukungan yang tidak kalah pentingnya Berdasarkan hasil penelitian tentang
yang harus diberikan oleh keluarga adalah hubungan dukungan keluarga terhadap perubahan
dukungan harga diri dimana dukungan ini berupa konsep diri pada pasien pasca stroke di Poliklinik
penghargaan positif terhadap pasien, pemberian Saraf RSUD dr. M. Haulussy Ambon, dapat ditarik
semangat, persetujuan terhadap pendapat pasien, kesimpulan sebagai berikut :
perbandingan yang positif dengan individu lain. 1. Responden yang memiliki dukungan keluarga
Blasi & Glodis dalam Mega (2013), para baik lebih besar yaitu 61 orang
ahli psikologi perkembangan menyebut (68,5%), dibandingkan responden yang
pemahaman terhadap keberadaan diri sendiri memiliki dukungan keluarga tidak baik
sebagai self-existential. Pemahaman keberadaan sebanyak 28 orang (31,5%).
diri sendiri berhubungan erat dengan pemahaman 2. Responden yang memiliki perubahan konsep
terhadap karakteristik pribadi secara objektif diri positif lebih besar yaitu 52 orang (58,4%),
terhadap diri sendiri, atau yang disebut sebagai dibandingkan responden yang memiliki
kategori diri (self-categorial. Selain itu, bentuk perubahan konsep diri yang negatif yaitu 37
dukungan yang tidak kalah pentingnya yang harus orang (41,6%).
diberikan oleh keluarga adalah dukungan harga 3. Ada hubungan yang signifikan antara
diri dimana dukungan ini berupa penghargaan dukungan keluarga dengan perubahan konsep
positif terhadap pasien, pemberian semangat, diri pada pasien pasca stroke di Poliklinik
persetujuan terhadap pendapat pasien, Saraf RSUD dr. M. Haulussy Ambon dengan
perbandingan yang positif dengan individu lain. nilai p = 0,001.

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perubahan Konsep Diripada Pasien Pasca Stroke Di Poliklinik 7
Saraf Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Haulussy Ambon / Jurnal Kesehatan UKIM, 2015
B. SARAN Hadinoto S, Setiawan, Soetedjo. (2006). Stroke
1. Bagi perawat Non Hemoragis. Dalam: Pengelolaan
Bagi perawat pelaksana agar dapat Mutakhir Stroke, Badan Penerbit Universitas
memberikan motivasi bagi pasien dan Diponegoro: Semarang.
keluarganya untuk meningkatkan dukungan Harsono, (2006). Kapita Selekta Neurologi, Edisi
bagi pasien agar tidak terjadi perubahan 2, Gadjah Mada University Press:
konsep diri bagi pasien. Yogyakarta.
2. Bagi institusi terkait Hawari, D. (2008). Manajemen Stres Cemas dan
Bagi institusi terkait dalam hal ini Depresi, FKUI: Jakarta.
Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Hidayat, A. A. (2007). Riset Keperawatan dan
Haulussy Ambon, untuk lebih meningkatkan Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba Medika:
pelayanan pada pasien pasca stroke seperti Jakarta.
menyediakan ruangan konseling khusus Iskandar, J. (2011). Stroke, Waspadai
terkait kondisi psikologis pasien agar dapat Ancamannya. Jakarta: Andi Publisher.
meningkatkan rasa percaya diri pasien Kartini dkk., (2013). Hubungan Dukungan
sehingga terjadi perubahan konsep diri yang Keluarga Dengan Perubahan Konsep Diri
positif. Pada Pasien Pasca Stroke Di Poliklinik Saraf
3. Bagi peneliti selanjutnya Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi
Bagi peneliti selanjutnya perlu Sulawesi Selatan, Volume 3 Nomor 1.
melakukan penelitian dengan menggunakan Keliat A & Akemat, (2005). Keperawatan Jiwa,
metode yang lain dan memiliki sampel yang Terapi Aktivitas Kelompok , EGC: Jakarta.
lebih banyak. Keliat, Budi A. (2008). Gangguan Konsep Diri,
4. Bagi Pasien EGC: Jakarta.
Perlu memiliki percaya rasa percaya Kuntjoro, Z.S. (2002). Dukungan Sosial Pada
diri yang tinggi, agar dapat menjadi Pasien, www.e-psikologi.com, Diakses
motivator bagi dirinya sendiri. Diakses 15 November 2012 Lumbantobing,
SM. (2010) Stroke. Dalam: Neurogeriatri.
FKUI: Jakarta
DAFTAR PUSTAKA Lumbantobing. (2003). Stroke Bencana Peredaran
Anderson (2008). Gejala Stroke dan Cara Darah di Otak , Jakarta: FKUI.
Pencegahannya, www.vibizlife.com, Diakses Mega, A ., (2013). Peran Konsep Diri Dan
30 Oktober 2012. Dukungan Sosial Terhadap Depresi Pada
Bergersen, et all (2010). Anxiety, Depression and Penderita Gagal Ginjal Yang Menjalani
Psychological Well Being Two to Five Years Terapi Hemodialisis, vol 2, 4
Post Stroke, Sunnaas Rehabilitation Hospital Murniasih, E., & Rahmawati, A. (2007).
and Medical Faculty, University of Oslo, Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat
Norway. kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia
Departemen Kesehatan Indonesia (2013). Penyakit prasekolah di bangsal L RSUP Dr. Soeradji
Tidak Menular (PTM) Penyebab Kematian Tirtonegoro Klaten 2007. Jurnal Kesehatan
Terbanyak di Indonesia. Depkes RI [on-line]. Surya Medika Yogyakarta.
Diakses pada 20 Juni 2013 dari: National Safety Council. (2004). Konsep Imajinasi
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/pre Terbimbing. Diakses 30 Oktober 2012.
ss release/1637penyakit-tidak-menular-ptm Marilyn M, (2008) Keperawatan Keluarga, Teori
Effendi,F & Mahfudi (2009), Keperawatan dan Praktik, Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Kesehatan Komunitas. Cetakan Pertama, Medica Store. (2013). Stroke Pembunuh No.3 di
Salemba Medika, Jakarta. Indonesia. Medica [on-line], Diakses Pada
Friedman, Marylin (1998). Keperawatan Tanggal 23 Oktober 2012 dari:
Keluarga, Teori dan Praktik . Jakarta : EGC.

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perubahan Konsep Diripada Pasien Pasca Stroke Di Poliklinik 8
Saraf Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Haulussy Ambon / Jurnal Kesehatan UKIM, 2015
http://medicastore.com/stroke/Stroke_Pembun Smeltzer C.S & Bare G.B, (2002). Buku Ajar
uh_No_3_di_ Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8
Notoatmodjo, (2010), Metodologi Penelitian Volume 2, EGC: Jakarta.
Kesehatan, Rineka Cipta: Jakarta. Stuart & Sundeen (2008). Buku Saku Keperawatan
Nursalam. (2008). Konsep & Penerapan Jiwa, EGC: Jakarta.
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Sugiyono. (2008). Statistika Untuk Penelitian.
Pedoman Skripsi, tesis dan Instrumen Alfabeta: Bandung.
Penelitian Keperawatan. Salemba Medika: Suliswati, dkk., (2005). Konsep Dasar
Jakarta. Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC: Jakarta.
Price SA., Wilson L.M., (2005) Patofisiologi Suprajitno (2004), Asuhan Keperawatan Keluarga
Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit, Aplikasi dalam Praktik, Cetakan Pertama.
Buku I, Edisi 4, Buku Kedokteran EGC: EGC, Jakarta.
Jakarta. Sutrisno, Alfred (2007) Stroke; You Must Know
Ratna, W (2010), Sosiologi dan Antropologi dalam Before You Get, Gramedia: Jakarta.
Perspektif Ilmu Keperawatan, Pustaka
Rihana, Jogjakarta. Patandean, H. (2007). Hubungan Dukungan
Romadlani. R., Nurhidayati, T., Syamsianah, A. Psikososial Dengan Tingkat Kecemasan Pada
(2013). Hubungan Dukungan Keluarga dan Pasien Yang Dirawat Di Ruang Perawatan
Kemandirian Lansia dengan Konsep Diri Neurologi RSUP DR Wahidin Sudirohusodo
Lansia di Kelurahan Bambankerep Makassar. Unhas: Makassar.
Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang. Prodi Price & Wilson, (2006), Patofisiologi. Buku
S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah kedokteran, EGC: Jakarta.
Semarang: Semarang. Yosep, I. (2010). Keperawatan Jiwa. Refiko
Shindy, O, W., 2014. Hubungan Antara Dukungan Aditama: Bandung.
Sosial Keluarga Terhadap Tingkat Self Yurisa, W. (2008). Etika Penelitian Kesehatan,
Esteem Pada Penderita Pasca Stroke. Vol 3, Fakultas Kedokteran Universitas Riau:
2. Pekanbaru.
Sastroasmoro, S. & Ismael, S. (2011) Dasar-Dasar Zusanne, L. B. (2007). Depression And Anxiety 3
Metodologi Penelitian Klinis. Sagung Seto, Months Post Stroke: Prevalence And
Jakarta. Correlates,
http://acn.oxfordjournals.org/content/22/4/519
.abstract, Diakses 15 November 2012.

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perubahan Konsep Diripada Pasien Pasca Stroke Di Poliklinik 9
Saraf Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Haulussy Ambon / Jurnal Kesehatan UKIM, 2015

Anda mungkin juga menyukai