PROPOSAL TESIS Reviw DR - Samsinar
PROPOSAL TESIS Reviw DR - Samsinar
PROPOSAL TESIS Reviw DR - Samsinar
PROPOSAL TESIS
Oleh
BURHANUDDIN
861082019024
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
IAIN BONE
2021
1
PROPOSAL TESIS
Nama : Burhanuddin
NIM : 861082019024
Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam
Judul Tesis : Pembinaan Keagamaan Bagi Narapidana Dalam Mengatasi
Krisis Moral (Studi Deskriptif di Lembaga Pemasyarakatan
Kelas II B Watampone)
diberlakukan agar setiap individu dapat hidup aman dan sejahtera. Akan tetapi pada
zaman modern era globalisasi kemajuan teknologi sangat bertumbuh pesat, kemajuan
teknologi itu memberikan sisi positif yang menjadikan kemajuan hidup lebih efektif
perbuatan kelompok yang mengakibatkan kerugian untuk orang lain, karena adanya
perubahan tata nilai dan tata kehidupan yang serba keras, bahkan tradisi nenek
moyang yang dikenal beradab telah terkikis oleh budaya baru yang serba modern ini,
dan tidak sedikit dari mereka terseret ke dalam penjara atau Lembaga
hukum. Untuk menyikapi hal tersebut manusia dituntut untuk berusaha memegang
teguh nilai-nilai moral. Perubahan tata nilai tersebut dikarenakan lemahnya keyakinan
beragama, sikap individual dan matrealistis. Hal ini karena tuntunan hidup yang
2
manusia, manusia mampu dan dapat dididik karena manusia memiliki potensi untuk
dikembangkan di dalam dirinya. Potensi-potensi di dalam diri manusia itu tidak bisa
di kembangkan jika hanya didiamkan saja atau tidak dilakukan upaya pendidikan dan
memberikan cara berprilaku. Cara ini tidak bisa dibandingkan antara satu lingkungan
dengan lingkungan yang lain. Maka lingkungan dikehendaki menjadi ruang untuk
lingkungannnya di masa depan. Ini berkaitan dengan keberadaan pendidikan hari ini
Berbagai macam kasus menyeret manusia untuk merasakan hidup dijeruji besi
atau penjara hingga disematkan kepada status narapidana. narapidana adalah orang
yang menjalani hukuman karena tindak pidana.3 Permasalahan yang kompleks dialami
hingga hanya mampu beraktifitas dari balik jeruji besi. Adanya permasalahan yang
Chairul Anwar. Hakikat Manusia dan Pendidikan Sebuah Tinjauan Filosofis (Cet. I;
1
masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan dan dapat hidup secara wajar
sebagai warga Negara yang baik dan bertanggung jawab. Pidana berasal dari kata
straf (Belanda), yang adakalanya disebut dengan istilah hukuman, pidana lebih cepat
negara oleh seseorang atau beberapa orang sebagai akibat hukum (sanksi) baginya
atas perbuatannya yang telah melanggar larangan hukum pidana. Secara khusu
ganjaran berupa hukuman pidana, jenis dan beratnya hukuman pidana telah
serius mengingat kerugian dan efek yang sangat besar yang ditimbulkan. Kerugian
tersebut dapat terjadi pada Negara, masyarakat maupun individu sehingga perlu
4
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1 (Cet. I; Jakarta: PT Raja Grafindo,
2011), h. 24.
5
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1, h. 26.
4
diatasi. Oleh sebab itu Negara memberikan reaksi berupa larangan terhadap perbuatan
sehingga agama itu benar-benar menjadi bagian dari pribadinya yang akan menjadi
mencerminkan agama dalam sikap, tingkah laku, gerak-gerik, cara berpakaian, gaya
pembinaan agama akan sukses apabila ajaran agama itu hidup dan tercermin dalam
manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa serta
beraklak mulia mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antar
sekolah.
6
Zakiyah Darajat, Ilmu Jiwa Agama (Cet. I; Jakarta: Bulan Bintang, 1996), h. 107.
7
Amin Haedari, Pembinaan Agama di Indonesia (Cet. I; Jakarta: Puslitbang Pembinaan
Agama dan Keagamaan, 2014), h. 19.
5
Terjemahnya:
Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu
dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. Katakanlah: “Dengan
kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira.
kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan”.8
Dalam ayat ini Allah memberikan pelajaran oleh semua Makhluknya
sekaligus menenangkan hati dari penyakit-penyakit hati yang tercela agar Allah swt
memberikan petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepadanya. Dari ayat ini kita
harus mempunyai orang yang membimbing kita di dunia ini seperti ulama, ustad, dan
penghidupan nanti di akhirat kelak. Hal ini dimaksudkan guna dapat mempengaruhi
perangkat kebijakan yang bernuansa pada hikmah adalah sesuatu proses pembinaan
keagamaan narapidana.
karena agama adalah jalan keselamatan bagi setiap ummatnya. Dengan adanya
8
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: Dipenogoro, 2003),
h. 803.
6
tersebut.9
meliputi berbagai kegiatan pembinaan baik yang bersifat teknis maupun bersifat
mental, spirutal dan lahiriah. Pembinaan yang bersifat teknis ini seperti
pembinaan keagamaan seperti pengajian dan pembinaan dalam hal ibadah lainnya.
tengah masyarakat mempunyai bekal yang cukup untuk kerja supaya dapat
hidup yang lebih layak sebagaimana masyarakat lain yang ada di sekitarnya
sesuai dengan tuntutan agama. Namun pada kenyataannya meski telah dilakukan
B Watampone)” .
B. Rumusan Masalah
9
Wahidin. Pembinaan Mental Narapidana melalui Bimbingan dan Penyuluhan Agama (Cet.
I; Jakarta: Akademi Ilmu Pemasyarakatan (AKIP), 2006), h. 9.
7
Watampone?
Watampone?
1. Definisi Operasional
a. Pembinaan Keagamaan
menjadi kebiasaan.
b. Narapidana
menjalani hukuman karena tindak pidana.11 Namun dalam hal ini petugas
yang telah melanggar hukum dan telah divonis oleh hakim dan
Watampone.
c. Krisis Moral
merupakan perbuatan baik dan perbuatan mana yang buruk adalah hasil
10
Jumhur dan Moh. Suryo, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Cet. I; Bandung: CV.
Ilmu, 1987), h. 25.
11
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Cet. I; Jakarta: Balai Pustaka, 1976), h.
59.
12
El Santoso dan S. Prianto, Kamus Bahasa Indonesia (Cet. I; Surabaya: Bintang Terang,
1997), h. 258
9
seseorang yang telah jauh dari agama dan mengalami kemerosotan akhlak
d. Lembaga Pemasyarakatan
sifat pembinaan yang dilakukan adalah merubah sifat buruk atau jahat
defenisi operasional dalam penelitian ini adalah suatu usaha atau proses dalam
perubahan akhlak atau perbutan yang buruk menjadi baik bagi orang-orang
kemampuan peneliti, baik waktu, materi, fasilitas, dan ilmu yang relatif
terbatas, maka dalam penelitian ini dibutuhkan ruang lingkup penelitian untuk
membatasi masalah pada satu titik fokus, agar pembahasannya bisa jelas dan
13
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Cet. I; Jakarta: Balai Pustaka, 1976), h.
43.
10
tidak melebar, yaitu penelitian ini akan difokuskan pada analisis kajian dan
Watampone.
D. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan salah satu cara untuk mengetahui studi atau
karya terdahulu yang terkait dengan penelitian yang dilakukan, dengan tujuan untuk
menghindari adanya plagiasi serta menjamin keaslian dan keabsahan data penelitian.
Keterkaitan dalam sebuah penelitian merupakan suatu hal yang tidak jarang terjadi.
mengatasi krisis moral, ada beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
diantaranya:
Penelitian yang telah dilakukan oleh Rizky Kurnia Ramadani (2017) dengan
akidah Akhlak, fiqh dan al-Qur’an hadits. Di dalam pelaksanaan pembinaan ini
Disamping itu adanya tahap evaluasi yang dilakukan pembina dalam pembinaan
keagamaan menjadi bahan kegiatan khusus untuk dapat mengetahui atau memantau
dilakukan berfokus pada pembinaan keagamaan dalam mengatasi krisis moral bagi
narapidana.
Sungguminasa yakni faktor internal maupun eksternal dari narapidana. faktor internal
14
Rizky Kurnia Ramadani. “Pembinaan Keagamaan Bagi Narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan Klas II B Cilacap” (Skripsi IAIN Purwokerto, 2017), h. 1-78.
12
antara lain sarana dan prasarana yang belum memadai dalam pelaksanaan pembinaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Angga Perdana Putra Sari (2015) dengan judul
pembinaan adalah membuat tahanan merubah diri, baik dari pola pikir maupun
buruknya.16
15
Nurlihana. “Pembinaan Moral Narapidana Narkotika di Lembaga Pemasyarakatan
Narkotika Klas II A Sungguminasa Kabupaten Gowa” (Thesis Universitas Negeri Makassar, 2018), h.
1-89.
Angga Perdana Putra Sari. “Pembinaan Mental Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan
16
Anak Kelas II A Blitar” (Thesis UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2015), h. 1-2016.
13
dalam penulisan tesis ini. Dengan cara mengelolah data-data yang memuat dan
E. Landasan Teoretis
berfikir deduktif dalam rangka menghasilkan beberapa konsep dan proposisi baru
Karangka teoretis berguna untuk mempertegas hubungan antar variabel serta untuk
17
Tim Penyusun Penulisan Karya Ilmiah. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Makalah dan
Tesis), h. 7-8.
18
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa edii ke 4
(Cet. I; Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2014), h. 193.
14
kualitas ke taqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa, narapidana dan anak
didik pemasyarakatan.22
19
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet. I; Jakarta:
Balai Pustaka, 2005), h. 152.
Masdar Helmi. Peranan Dakwah dalam Pembinaan Umat (Cet. I; Semarang: IAIN
20
ghaib yang menguasai manusia; (c) menikatkan diri pada suatu bentuk
(d) Kepercayaan pada suatu kekuatan ghaib yang menimbulkan cara hidup
tertentu; (e) suatu sistem tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari
kekuatan ghaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut
seseorang Rasul.23
telah ada sesuai dengan yang diharapkan pada sifat-sifat yang terdapat
23
Ngainun Naim. Islam dan Pluralisme Agama (Cet. I; Yogyakarta: Aura Pustaka, 2014), h. 2
16
a) Al-Qur’an
yang terkandung dalam al-Qu’an itu terdiri dari dua prinsip, yaitu
maupun istilah.
24
Heru Juabdin Sada, Manusia Sebagai Perspektif Agama Islam (Al-Tadzkiyyah: Jurnal
Pendidikan Islam, Vol 7, Mei 2016), h.8.
17
ialah:
Allah swt;
swt;
b) As-Sunnah
25
Zakiah Darajat. Ilmu Pendidikan Islam (Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 20.
18
c) Ijtihad
26
Abudin Nata. Metodologi Studi Islam (Cet. I; Jakarta : Rajawali Pers, 2013), h. 72.
19
oleh al-Qur’an dan Sunnah. Ijtihad dalam hal ini dapat saja
Qur’an dan Sunnah yang diolah oleh akal yang sehat dari para ahli
27
UUD 1945 Sebelum dan Setalah Amandemen (Cet. V; Bandung : Nuansa Aulia, 2009), h.
29.
20
Tuhan.28
yaitu:
bekal hidup sebagai warga negara yang baik dan berguna dalam
masyrakat.
memberikan pembinaan.
daripadanya.
28
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995
21
pemasyarakatan.
(akhlakul karimah).29
29
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Cet. I; Jakarta: Amzah, 2013), h. 89.
30
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, h. 90.
22
awal dari mad’u. dengan demikian saja tidak cukup, maka harus
seorang muslim.
erat dengan amal lahit (nyata), dalam rangka mentaati semua peraturan
ibadah atau yang dikenal dengan istilah Hablu Minallah dan hubungan
31
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, h. 90.
23
dua, yaitu individu dan lingkungan. Sumber masalah dari individu terbagi
menjadi dua pula, yaitu internal dan eksternal individu. Sedangkan sumber
32
Zakiyah Daradjat, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental (Cet. I; Jakarta: Gunung
Agung, 1989), h. 17.
24
kecendrugan disuatu saat untuk mengikuti agama yang lain lagi. Selain
berbuat.
di Lembaga Pemasyarakatan.33
tetap.34
33
Nurhamidah. Pembinaan Narapidana Anak di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 2 B
Padangsisimpuan (Jurnal Ilmu-ilmu Sosial dan Keislaman Al-Muaddib.Vol. 2. No. 1, 2017), h. 168.
34
Ari Astuti. “Pembinaan Mental Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan
Yogyakarta” (Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan.
Laboratorium Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FKIP Universitas Ahmad Dahlan. Vol. 1.
No. 1, 2014), h. 32.
26
Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan dan
Tahanan.35
5) Menyampaikan keluhan.
lainnya.
keluarga
35
Citra Anggraeni Puspitasari. Tanggung Jawab Pemerintah Dalam Pelanggaran Hak
Narapidana Dan Tahanan Pada Lembaga Pemasyarakatan/Rumah Tahanan Negar (Jurnal Panorama
Hukum. Vol. 3. No. 1, 2018), h. 38.
27
tekhnologi, semakin jauh pula orang dari pegangan agama dan semakin
mudah orang melakukan hal-hal yang dahulunya berat sekali bagi mereka
dengan ukuran nilai-nilai masyarakat yang timbul dari hati dan bukan
datang dari luar, yang disertai pula oleh rasa tanggung jawab atas
36
Citra Anggraeni Puspitasari. Tanggung Jawab Pemerintah Dalam Pelanggaran Hak
Narapidana Dan Tahanan Pada Lembaga Pemasyarakatan/Rumah Tahanan Negar, h. 38.
37
Prabowo, Alan. Pembinaan Keagamaan Bagi Narapidana (Studi Deskriptif di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas I Rajabasa, Bandar Lampung) (Skripsi. Lampung: UIN Raden Intan Lampung,
2018), h. 68.
28
jauh dari agama, kemerosotan moral orang dewasa memang sering terjadi.
Tingkah laku yang baik adalah merupakan contoh yang baik bagi remaja.
sebagai krisis yang menimpa moral dan merampas moralitas dan etika
ini. krisis moral dapat ditandai oleh dua gejala, yakni Tirani dan
38
H.A. Rahman Getteng, Pendidikan Islam dalam Pembangunan (Cet. I; Ujungpandang: Al-
Ahkam, 1997), h. 59.
39
El Santoso dan S. Prianto, Kamus Bahasa Indonesia (Surabaya: Bintang Terang, t.th), h.258
40
Kees Bartens, Keprihatinan Moral: Telaah Atas Masalah Etika (Cet. I; Kanisius:
Yogyakarta, 2007), h. 33.
29
hukum tersebut akibat atau dilatar belakangi oleh krisisnya moral bangsa
seperti yang saat ini terjadi di JIS, kenakalan remaja yang sering kali kita
seseorang terhadap orang lain sudah menurun bahkan hilang sama sekali.
Kontrol diri maupaun emosi pun lemah. Jika kesadaran diri dari hati
nurani akan rasa empati terhadap orang lain setiap individu itu ada
41
Kees Bartens, Keprihatinan Moral: Telaah Atas Masalah Etika, h. 34.
30
pelanggran tersebut.
42
Kees Bartens, Keprihatinan Moral: Telaah Atas Masalah Etika, h. 35.
31
kasus suap wisma atlet sea games, sang mafia pajak, dan sebagainya. Para
kembali kepada masalah moral, jika moral bangsa masih berada di titik
nadir seperti saat ini, siapapun pemimpinnya dan apapun sistemnya tidak
seksual tersebut dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. Bisa terjadi di
narkoba, dan pelanggaran etika yang dapat dilakukan baik dari kalangan
kecil hingga kalangan menengah keatas. Seperti kasus video mesum yang
32
moral tersebut tidak bisa diberantas jika korupsi tetap berjalan. Jika
mereka pun dapat berjalan lagi seperti biasa. Ini adalah bukti bahwa
dunia. Apabila citra sudah buruk di mata dunia, sulit untuk memperbaiki
seperti hubungan bebas dan materialisme menjadi hal yang biasa. Hal
43
El Santoso dan S. Prianto, Kamus Bahasa Indonesia, h. 259
33
dibiarkan tentu hal ini akan semakin merusak moral bangsa karena
yang buruk dan demikian pula sebaliknya. Salah satu bagian dari
televisi yang tidak mendidik ke arah yang benar yang dapat merusak
menyadari akan bahaya tayangan yang tidak baik dan bahayanya ini
yang nakal adalah salah satu akibat karena kurangnya kontrol dari
orang tua dan masyarakat. Anak yang nakal biasanya tidak malu-malu
lagi rasa malu dan rasa takut baik pada manusia maupun pada Tuhan.
44
El Santoso dan S. Prianto, Kamus Bahasa Indonesia, h. 259
35
kondisinya kita akan selalu merasa diawasi oleh Tuhan. Dengan hal
demikian, maka akan membuat diri kita tidak berani menyimpang dari
jalan-Nya.
dengan terus berusaha untuk menjadi yang terbaik dalam bersikap dan
dan berbangsa.
45
Undang-Undang No. 12 Tahun 1995 Bab 1 Pasal 1 Ayat 2
36
berbudi luhur.46
46
Sri Wulandari, Efektifitas Sistem Pembinaan Narapidan di Lembaga Pemasyarakatan
Terhadap Tujuan Pemidanaan (Jurnal Ilmiah Serat Acitya, UNTAG, 2013), h. 3.
37
kerja
didik
Pemasyarakatan
47
Disampaikan dalam prasaran pada Konferensi Kerja Direktorat Pemasyarakatan yang
dilaksanakan di Bandung tanggal 27 April – 9 Mei 1964 dengan judul “Pelaksanaan Teknis
Pemasyarakatan”.
48
Disampaikan dalam prasaran pada Konferensi Kerja Direktorat Pemasyarakatan yang
dilaksanakan di Bandung tanggal 27 April – 9 Mei 1964 dengan judul “Pelaksanaan Teknis
Pemasyarakatan”.
38
pidana.
anak pidana.
Lembaga Pemasyarakatan Pakjo Palembang, (Jurnal Tadrib, Vol. III, No. 1, Juni 2017) h. 174.
Pembinaan Keagamaan
Narapidana
Keagamaan Narapidana: Keagamaan Narapidana:
Keimanan (Akidah) Metode interview
Keislaman (Syariat) (wawancara)
Budi Pekerti (Akhlakul Group Guidance (Bimbingan39
Karimah) Kelompok)
Client Centered Method
(Metode yang dipusatkan
pada keadaan klien)
Directive Conseling
Educative Method (Metode
Pencerahan)
Psychoanalysys Method
Dampak Pembinaan:
Akhlak
Tingkah Laku
F. Metode Penelitian
merumuskan dan menganalisa sampai menyusun laporan guna mencapai suatu tujuan.
dan menganalisa sampai laporan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode
sebgai berikut:50
1. Jenis Penelitian
c. Untuk meneliti latar belakang fenomena yang tidak dapat diteliti melalui
penelitian kuantitatif;
diketahui;
subyek penelitian;
50
Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian (Cet: II; Jakarta: Bumi Aksara
Pustaka, 1997), h. 1.
51
Nana Syaodih Sukmandinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Cet. I; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), h. 60.
52
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 7.
41
landasan teori sebagai acuan ketika peneliti akan menggali suatu hal yang
melakukan wawancara, dan ketika menggali data dari sumber lain yang
Pemasyarakatan.
2. Pendekatan Penelitian
yang bersumber dari kitab suci al-Qur’an dan Sunnah Nabi menjadi.
Hadari Nawawi dan Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial (Cet. II;
53
b. Pendekatan Paedagogik
dan arah sasaran dalam usaha mendidik atau membentuk individu menjadi
theisis ini.55
c. Pendekatan Psikologis
pembinaan.
3. Lokasi Penelitian
55
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Cet. VIII; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2003), h. 49.
43
Bone dan berdekatan dengan wilayah tempat tinggal peneliti sehingga dalam
menggunakan dua jenis data, yaitu primer dan sekunder. Data primer
1) Observasi
Watampone.
2) Wawancara (interview)
56
Nasution, Metodologi Research Penelitian Ilmiah, (Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara,
2000), h. 10.
44
Watampone.
3) Dokumentasi
seperti gambar serta konsep teori yang berkaitan dengan variabel yang
Watampone.
b. Sumber Data
57
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Cet. II; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2004), h. 189.
58
Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, (Cet. I; Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2012), h. 165.
45
primer dan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1) Data primer adalah data yang diperoleh langsung pada subjek sebagai
sumber informasi yang ingin dicapai. Data primer dalam penelitian ini
tulis ilmiah serta surat kabar dan majalah yang berhubungan dengan
penelitian ini
5. Analisis Data
Dalam hal ini Nasution dalam Sugiyono menyatakan bahwa analisis telah
data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong adalah Upaya
59
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif (Cet. I; Bandung: ALFABETA, 2002), h. 225
60
Husein Umar. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis (Cet. I; Jakarta: Rajawali 2013),
h. 42.
61
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h.336.
46
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.62
statistik yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman. Analisis data dalam
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu
62
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h.248.
63
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 337.
47
mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai.
memiliki pola, justru itula yang harus diperhatikan peneliti dalam mereduksi
data.
memilah mana data yang dianggap bermanfaat dan membuang data maupun
dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan
64
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 341.
48
yang yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan
1. Tujuan Penelitian
65
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 345.
49
tertentu, demikian juga halnya dengan penelitian ini memiliki tujuan sebagai
berikut:
Kelas II B Watampone.
2. Manfaat Penelitian
bersifat teoritis dan praktis, adapun manfaat teoritis dan praktis tersebut
adalah:
berikut:
penulisan sebagai pedoman dalam menyusun tesis. Tesis ini disusun dengan
sistematika penulisan yang terdiri dari Bagian Pendahuluan, Bagian Isi dan Bagian
Akhir.
Pada BAB I pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, definisi
operasional, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penelitian terkait, serta
sistematika pembahasan.
Pemasyarakatan
BAB III berisi tentang metode penelitian yang meliputi jenis penelitian,
BAB IV berisi tentang bab yang menguraikan hasil penelitian yang meliputi
BAB V merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Bagian Akhir
dari skripsi ini terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup
peneliti.
52
DAFTAR PUSTAKA
Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara
Pustaka, 1997.
Hadari Nawawi dan Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press, 1995.
Heru Juabdin Sada, Manusia Sebagai Perspektif Agama Islam. Al-Tadzkiyyah: Jurnal
Pendidikan Islam, Vol 7, Mei 2016.
Jumhur dan Moh. Suryo, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV.
Ilmu, 1987.
Naim, Ngainun. Islam dan Pluralisme Agama. Yogyakarta: Aura Pustaka, 2014.
Umar, Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta: Rajawali 2013.
UUD 1945 Sebelum dan Setalah Amandemen. Bandung : Nuansa Aulia, 2009.
OUTLINE
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Defenisi Operasional dan Ruang Lingkup Pembahasan
D. Penelitian Terdahulu
E. Landasan Teoretis
F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
G. Garis Besar Isi
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Konsep Tentang Pembinaan Keagamaan
B. Konsep Tentang Narapidana
C. Konsep Tentang Krisis Moral
D. Konsep Tentang Lembaga Pemasyarakatan.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Pendekatan Penelitian
C. Lokasi Penelitian
D. Metode dan Sumber Pengumpulan Data
E. Metode Pengolahan dan Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
B. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan krisis moral Narapidana di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Watampone.
C. Metode pembinan keagamaan yang diajarkan kepada narapidana sebagai
upaya mengatasi krisis moral di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B
Watampone.
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Desain Pembelajaran
Oleh:
ANDI MULIANA
D. Dampak dari pelaksanaan pembinaan keagamaan bagi narapidana dalam
NIM.861082019025
mengatasi krisis moral di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B
Watampone. NURHAENI
BAB V PENUTUP
NIM: 861082019018
A. Simpulan
B. Saran-Saran Dosen Pemandu:
C. Implikasi Penelitian
DR. HERMAN SUNUSI, S. Ag., M. Pd., M. Ag
DAFTAR PUSTAKA
LMPIRAN-LAMPIRAN PASCASARJANA PROGRAM MAGISTER
2020