Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Makalah Sia Kel 7

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

SIKLUS PENDAPATAN DALAM SISTEM INFORMASI


AKUNTANSI
Disusun untuk Memenuhi salah satu Tugas dalam
Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi

Dosen Pengampu:

1. Jufri Dharma, SE, M.Si, Ak. CA, Dr.

2. Gaffar Hafiz Sagala, S.Pd, M.Si

Disusun oleh :
KELOMPOK 7
Nama : Syahsabilah Aulia Lutfia (7183142081)
Nurnilam Sari (7182142025)
Elisa Suzanna Harahap (7182142003)
Prodi/Kelas : Pendidikan Akuntansi/C stambuk 2018
Fakultas : Ekonomi

PROGRAM STUDI S1-PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya,
sehingga kami bisa menyelasaikan penyusunan tugas Makalah mata kuliah Sistem Informasi
Akuntansi.
Penulisan Makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi di Universitas Negeri Medan, Fakultas Ekonomi,
Program Studi Pendidikan Akuntansi.
Dalam Penulisan Makalah ini kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini khususnya kepada Dosen
Pengampu selaku pembimbing mata kuliah Sistem Informasi Keuangan telah meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka
penyusunan tugas ini.
Kami juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami
meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan tugas dan kami juga mengharapkan kritik dan
saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.

Medan, April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan dan Manfaat.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Pengertian Siklus Akuntansi....................................................................................3
B. Tujuan Siklus Pendapatan.......................................................................................3
C. Konsep Siklus Pendapatan.......................................................................................3
D. Aktivitas Dasar Bisnis Dalam Siklus Pendapatan...................................................4
E. Fungsi Yang Terkait Dalam Siklus Pendapatan......................................................9
F. Dokumen Yang Digunakan Dalam Siklus Pendapatan...........................................11
G. Catatan Akuntansi Yang Digunakan Dalam Siklus Pendapatan.............................12
H. Aktivitas Siklus Pendapatan Menggunakan Sistem Informasi................................12
I. Ancaman dan Pengendalian Siklus Pendapatan Sistem Informasi Akuntansi........ 14
BAB III PENUTUP.............................................................................................................18
A. Kesimpulan..............................................................................................................18
B. Saran........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pesatnya perkembangan dunia perekonomian berpengaruh pula pada perkembangan
teknologi informasi yang semakin pesat dan membuat perubahan lingkungan bisnis dalam usaha
menjadi semakin tidak terduga. Tuntutan perkembangan zaman kebutuhan akan informasi yang
akurat, tepat waktu, dan relevan menjadi suatu keharusan bagi setiap perusahaan. Sistem
informasi akuntansi (SIA) adalah sebuah subsistem dari sistem informasi manajemen yang
menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, bersama informasi lainnya yang diperoleh
dalam proses transaksi akuntansi yang rutin. Sistem Informasi Akuntansi yang baik dapat
membantu sebuah perusahaan untuk menyediakan kebutuhan perusahaan akan informasi –
informasi akuntansi dan informasi –informasi lainnya yang berkaitan dengan proses bisnis yang
ada dalam perusahaan tersebut. Aadanya Sistem Informasi Akuntansi, akan meningkatkan
kinerja perusahaan terhadap berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Sistem Informasi Akuntansi meliputi berbagai aktivitas yang berkaitan dengan siklus –
siklus pemrosesan transaksi perusahaan. Meskipun tidak ada dua organisasi yang identik, tetapi
sebagian besar mengalami jenis kejadian ekonomi yang serupa. Kejadian – kejadian ini
menghasilkan transaksi – transaksi yang dapat dikelompokan menjadi empat siklus aktivitas
bisnis yang umum, yaitu :
1. Siklus Pendapatan
2. Siklus Pengeluaran
3. Siklus Produksi
4. Siklus Keuangan
Sikus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi
terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih
kas sebagai pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut. Dalam siklus pendapatan terdapat 4
aktivitas utama yaitu pesanan penjualan, pengiriman, penagihan dan penerimaan kas.
Dari penjelasan tersebut, dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai “Siklus
Pendapatan dalam Sistem Informasi Keuangan”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan siklus pendapatan?
2. Apa tujuan dari siklus pendapatan?
3. Bagaimana konsep siklus pendapatan?
4. Apa saja aktivitas dasar dalam siklus pendapatan?
5. Apa fungsi yang terkait dalam siklus pendapatan?
6. Apa dokumen yang digunakan dalam siklus pendapatan?
7. Apa catatan akuntansi yang digunakan dalam siklus pendapatan?
8. Bagaimana aktivitas siklus pendapatan menggunakan Sistem Informasi?

1
9. Apa saja ancaman dalam siklus pendapatan sistem informasi akuntansi dan bagaimana
pengendaliannya?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi.
2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian siklus pendapatan.
3. Untuk mengetahui dan memahami tujuan dari siklus pendapatan.
4. Untuk mengetahui dan memahami konsep siklus pendapatan.
5. Untuk mengetahui dan memahami aktivitas dasar dalam siklus pendapatan.
6. Untuk mengetahui dan memahami fungsi yang terkait dalam siklus pendapatan.
7. Untuk mengetahui dan memahami dokumen yang digunakan dalam siklus pendapatan.
8. Untuk mengetahui dan memahami catatan akuntansi yang digunakan dalam siklus
pendapatan.
9. Untuk mengetahui dan memahami aktivitas siklus pendapatan menggunakan Sistem
Informasi.
10. Untuk mengetahui dan memahami ancaman dalam siklus pendapatan sistem informasi
akuntansi dan bagaimana pengendaliannya.

BAB II

2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Siklus Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi meliputi berbagai aktivitas yang berkaitan dengan siklus –
siklus pemrosesan transaksi perusahaan. Meskipun tidak ada dua organisasi yang identik, tetapi
sebagian besar mengalami jenis kejadian ekonomi yang serupa. Kejadian – kejadian ini
menghasilkan transaksi – transaksi yang dapat dikelompokan menjadi empat siklus aktivitas
bisnis yang umum, yaitu :
1. Siklus Pendapatan
2. Siklus Pengeluaran
3. Siklus Produksi
4. Siklus Keuangan
Siklus pendapatan adalah pertukaran langsung dari produk akhir dan jasa menjadi kas dalam
satu kali transaksi antara penjual dan pembeli. Jadi, suatu rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan
pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para
pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut.
Menurut Romney dan Steinbart (2016:413) siklus pendapatan (revenue cycle) adalah
serangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan informasi terkait yang terus menerus dengan
menyediakan barang dan jasa kepada pelanggan dan menerima kas sebagai pembayaran atas
penjualan tersebut.

B. Tujuan Siklus Pendapatan


Tujuan dari siklus pendapatan yaitu:
1. Mencatat order penjualan dengan cepat & akurat.
2. Memeriksa kelayakan kredit pelanggan.
3. Mengirimkan produk atau jasa sesuai hari yang ditentukan.
4. Melakukan penagihan dengan tepat waktu dan akurat.
5. Mencatat dan mengklasifikasikan penerimaan kas dengan cepat dan akurat.
6. Posting penjualan dan penerimaan kas pada buku pembantu piutang yang sesuai.
7. Mengamankan produk sampai barang dikirim
8. Mengamankan kas sampai didepositokan.

C. Konsep Siklus Pendapatan


1. Sales order processing
Sales order processing adalah  kegiatan  menerima dan memproses order dari customer,
mengisi pesanan, dan mengirim produk ke customer , customer membayar pada waktu
tertentu , dan dengan benar memasukan transaksi. Bagian penjualan mencatat detail
pemesanan di order form. Transaksi akan disetujui bagian kredit.Setelah itu akan diantar
oleh bagian gudang. Barang, slip pengiriman, serta bon akan disiapkan oleh bagian
pengirim dan diterima oleh customer.

3
2. Sales return procedures
Sales return procedures merupakan bagian siklus pendapatan yang memperkirakan
berapa persen penjualan dikembalikan oleh customer. Dengan alasan seperti, mengirim
produk yang salah, produk cacat, pada saat pengiriman terjadi kerusakan, produk tidak
sampai tepat waktu sehingga customer menolak barang tersebut.

3. Cash receipts processes


Cash receipts procedures menjelaskan transaksi kredit yang muncul di penegakan
di account receivable. Pembayaran akan dilakukan pada masa yang akan datang, sesuai
dengan peraturan yang ada. Prosedur Cash receipts akan dilakukan pada kejadian
berikutnya. Hal ini termasuk menerima dan mengamankan cash, mendepositkan kas di
bank, menyamakan pembayaran dengan customer dan menyesuaikan
dengan account yang sesuai, dan mencatat ke akun dan merekonsiliasi detail keuangan
dari transaksi.

D. Aktivitas Dasar Bisnis Dalam Siklus Pendapatan


Ada empat aktivitas dasar bisnis yang dilakukan dalam siklus pendapatan antara lain yaitu :
1. Penerimaan pesanan dari para pelanggan
Siklus pendapatan dimulai dengan menerima pesanan dari para pelanggan. Departemen
penjualan, yang melaporkan kepada wakil presiden pemasaran, biasanya menjalankan
proses entri pesanan penjualan, tetapi dengan meningkatnya para pelanggan dengan
sendirinya memasukkan banyak data melalui formulir dalam sebuah etalase sebuah
perusahaan.
Proses entri pesanan penjualan mengharuskan tiga langkah mengambil pesanan
pelanggan, mengecek dan menyetujui kredit pelanggan, dan mengecek ketersediaan
persediaan.
a. Mengambil pesanan pelanggan
Data pesanan pelanggan dicatat dalam sebuah dokumen pesanan penjualan. Di masa
lalu organisasi menggunakan dokumen kertas, saat ini, dokumen pesanan penjualan
(sales order) biasanya sebuah formulir elektronik yang ditarnpilkan dalam sebuah
layar monitor computer. Pemeriksaan mengungkapkan bahwa pesanan penjualan
berisi informasi mengenai nomor barang, kuantitas, harga, dan syarat penjualan
lainnya.
Di masa lalu, pesana pelanggan dimasukkan ke dalam system oleh para pegawai.
Organisasi semakin berusaha memanfaatkan TI agar pelanggan melakukan lebih
banyak entri data sendiri. Salah satu cara untuk melakukannya adalah membuat para
pelanggan melengkapi sebuah formulir dalam situs perusahaan tersebut. Cara lain
bagi pelanggan adalah menggunakan electronic data interchange (EDI) untuk
mengirimkan pesanan secara elektronik dalam format yang kompatibel dengan
sistem pemrosesan pesanan penjualan perusahaan. Kedua teknik tersebut
meningkatkan efisiensi dan memotong biaya dengan mengeliminasi kebutuhan

4
keterlibatan manusia dalam proses entri pesanan penjualan Perkembangan TI
terbaru lainnya, kode QR, dapat lebih meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam
berinteraksi dengan para pelanggan
Selain memotong biaya, situs juga menyediakan peluang untuk meningkatkan
penjualan. Salah satu teknik yang digunakan oleh banyak pengecer Internet adalah
menggunakan informasi sejarah penjualan untuk membuat pesan pemasaran yang
disesuaikan dengan pelanggan individu.

b. Persetujuan kredit
Untuk pelanggan yang sudah ada dengan sejarah pembayaran yang baik,
pemeriksaan kredit formal bagi setiap penjualan biasanya tidak diperlukan
Sebaliknya, manajemen memberikan staf penjualan otorisasi umum untuk
menyetujui peranan dari para pelanggan dengan kinerja yang baik, berarti mereka
tanpa saldo melewati jatuh tempo, dengan ketentuan bahwa penjualan tersebut tidak
meningkatkan total saldo rekening pelanggan melampaui batas kreditnya. Batas
kredit (credit limit) adalah saldo rekening maksimum yang dizinkan manajemen
untuk seorang pelanggan berdasarkan sejarah kredit masa lahanya dan kemampuan
untuk membayar:
Untuk menjadi efektif, persetujuan kredit harus dilakukan sebelum barang
dikeluarkan dari persedian dan dikırimkan ke pelanggan. Meskipun demikian,
masalah akan terjadi, dan beberapa pelanggan akhirnya tidak membayar utangnya
Oleh karena itu pengawasan cermat atas piutang sangat penting. Sebuah laporan
yang berguna untuk melakukan hal ini adalah Laporan unur piutang (accounts
receivable aging report), di mana laponarı tersebut mencantumkan saldo rekening
pelanggan berdasarkan lamanya waktu yang beredar.

c. Memeriksa ketersediaan persediaan


Jika persediaan cukup tersedia untuk mengisi pesanan, maka pesanan penjualan
tersebut terpenuhi, dan kolom kuantitas yang tersedia dalam file persediaan untuk
tiap-tiap barang yang dipesan mengurangi dengan jumlah yang dipesan..
Departemen pengiriman, pengendalian persediaan, dan penagihan kemudian
diberitahu atas penjualan tersebut, dan sebuah tanda terima akan dikirimkan ke
pelanggan. Jika tidak ada persediaan di tangan yang cukup untuk mengisi pesanan,
pemesanan kembali (back order) akan dilakukan untuk mengotorisasi pembelian
atau produksi dari barang-barang yang harus dibuat. Dalam perusahaan
manufaktur, membuat back order melibatkan pemberitahuan departemen produksi
untuk memulai produksi atas barang-barang yang diminta. Dalam perusahaan ritel,
departemen pembelian akan diberitahu mengenai kebutuhan untuk memesan barang
yang diperlukan.
Sekalipun ketersediaan persediaan telah ditentukan, sistem kemudian
menghasilkan sebuah kartu pengambilan (picking ticket) yang mencantumkan

5
barang dan kuantitas dari tiap-tiap barang yang dipesan oleh. Kartu pengambilan
mengotorisasi fungsi pengendalian persediaan untuk mengeluarkan barang ke
departemen pengiriman.

d. Menjawab permintaan pelanggan


Layanan pelanggan sangat penting sehingga banyak perusahaan menggunakan
paket perangkat lunak khusus, disebut sistem manajemen hubungan pelanggan
(customer relationship management system-CRM), untuk mendukung proses
penting ini. Sistem CRM membantu organisasi menjelaskan Informasi mengenai
para pelanggan untuk memfasilitasi layanan yang lebih efisien dan lebih personal
Layanan pelanggan dapat ditingkatkan lebih lanjut dengan menggunakan data
seperti penjualan kumulatif selama beberapa periode waktu untuk mengidentifikasi
pelanggan "prioritas”. Sistem CRM juga membantu menghasilkan penjualan
tambahan. Sebagai contoh, setelah merespons permintaan pelanggan, seorang
perwakilan layanan pelanggan dapat menggunakan informasi mengenal preferensi
pelanggan dan sejarah transaksi untuk menyarankan produk-produk lain yang
mungkin menarik bagi pelanggan tersebut. Data terperinci mengenai persyaratan
pelanggan dan praktik bisnis juga dapat digunakan untuk secara proaktif
menghubungi pelanggan mengenai kebutuhan untuk memesan kembali.
Meskipun demikian, banyak permintaan pelanggan yang bersifat rutin. Akibatnya,
perusahaan dapat dan harus menggunakan TI untuk mengotomatiskan respons
terhadap permintaan u mum, seperti pertanyaan mengenai saldo rekening dan status
pesanan, sehingga perwakilan pesanan penjualan dan layanan pelanggan dapat
mengonsentrasikan waktu dan upayanya untuk menangani permintaan yang lebih
rumit dan tidak rutin. Sebagai contoh, situs menyediakan sebuah alternatif yang
hemat biaya untuk dukungan pelanggan telepon bebas pulsa, mengotomatiskan
proses tersebut dengan sebuah daftar pertanyaan yang sering ditanyakan (frequently
asked questions atau FAQ). Alat-alat media sosial lainnya seperti blog dan papan
diskusi juga dapat digunakan untuk menciptakan komunitas virtual yang mana para
pelanggan dapat membagikan informasi dan saran-saran berguna satu sama lain.

2. Pengiriman barang
a. Ambil dan pak pesanan
Seperti kebanyakan perusahaan, telah membuat investasi signifikan dalam sistem
gudang otomatis yang terdiri atas komputer. pemindai kode batang, sabuk konveyor,
dan teknologi komunikasi. Tujuan dari investasi tersebut adalah untuk mengurangi
waktu dan biaya dari memindahkan persediaan masuk dan keluar gudang, sementara
juga meningkatkan ketepatan dari sistem persediaan perpetual. Teknologi nirkabel,
secara khusus, meningkatkan produktivitas gudang dengan mengeliminasi
kebutuhan bagi pekerja untuk berulang kali kembali ke pusat pengiriman
tersentralisasi untuk menerima perintah tercetak.

6
b. Kirim pesanan
Satu keputusan penting yang perlu dibuat ketika mengisi dan mengirimkan pesanan
pelanggan yang berkaitan dengan pilihan metode pengiriman. Secara tradisional,
banyak perusahaan telah memiliki armada truknya sendiri untuk pengiriman.
Meskipun demikian, semakin bertambah banyak perusahaan yang mengalihdayakan
(outsourcing) fungsi ini ke kurir komersial seperti DHL, Federal Express, Ryder
System, Inc., Schneider Logistics, UPS, dan YRC. Pengiriman dengan outsourcing
mengurangi biaya dan memungkinkan produsen berkonsentrasi pada aktivitas bisnis
intinya (produksi barang). Memilih kurir yang tepat, meskipun demikian,
mensyaratkan pengumpulan dan pengawasan informasi mengenai kinerja kurir
(misalnya, persentase pengiriman tepat waktu dan klaim kerusakan) karena
pelanggan akan menyalahkan perusahaan, bukannya kurir, untuk masalah
pengiriman.

3. Penagihan dan piutang usaha


a. Penagihan faktur
Dokumen dasar yang dibuat dalam proses penagihan adalah faktur penjualan (sales
invoice) , yang memberitahu pelanggan mengenai jumlah yang harus dibayar dan ke
mana harus mengirimkan pembayaran.
Para pelanggan yang lebih besar, meskipun demikian, menerima faktur melalui EDI.
EDI tidak hanya mengeliminasi biaya cetak dan kirim, tetapi juga tenaga kerja yang
terlibat dalam menjalankan pekerjaan tersebut. Bagi perusahaan yang menghasilkan
ratusan ribu faktur penjualan setiap tahun, menghemat bahkan hanya beberapa detik
per faktur dapat menghasilkan pengurangan biaya yang signifikan. Faktur EDI dan
pembayaran tagihan online juga memberi manfaat bagi pelanggan dengan
mengurangi waktu dan biaya, yang harus meningkatkan kepuasan dan loyalitas.

b. Pemeliharaan data piutang usaha


Dua cara dasar untuk memelihara piutang adalah metode faktur terbuka dan saldo
maju. Dua metode tersebut berbeda dalam persyaratan pada saat pelanggan
mengirimkan nang pembayaran, bagaimana pembayaran tersebut diterapkan untuk
memperbarui file induk piutang, dan format dari laporan bulanan yang dikirim ke
pelanggan. Dalam metode faktur terbuka (open-invoice method), pelanggan biasanya
membayar berdasarkan setiap faktur. Biasanya, dua salinan faktur dikirimkan ke
pelanggan yang diminta untuk mengembalikan satu salinan dengan pembayaran.
Salinan ini adalah dokumen yang dapat dikembalikan kembali (turnaround
document) yang disebut sebagai nota pengiriman uang (remittance advice).
Pembayaran dari pelanggan kemudian diterapkan dengan faktur-faktur tertentu.
Sebaliknya, dalam metode saldo maju (balance-forward method), para pelanggan
biasanya membayar berdasarkan jumlah yang ditunjukkan dalam laporan bulanan,

7
bukannya berdasarkan pada setiap faktur. Laporan bulanan (monthly statement)
mencantumkan seluruh transaksi, termasuk penjualan dan pembayaran, yang terjadi
selama sebulan yang lalu dan informasi atas saldo piutang terakhir pelanggan.

c. Pengecualian : Penyesuaian rekening dan penghapusan


Penyesuaian rekening pelanggan terkadang diperlukan. Sebagai contoh, rekening
pelanggan mungkin dikreditkan untuk merefleksikan baik retur barang atau potongan
yang diberikan untuk barang rusak Untuk mengkredit rekening pelanggan atas barang
yang diretur, manajer kredit harus mendapatkan informasi dari bagian penerimaan
bahwa barang tersebut benar-benar diretur dan ditempatkan kembali dalam
persediaan Dengan adanya pemberitahuan dari departemen penerimaan bahwa
barang telah diretur, manajer kredit menerbitkan sebuah memo kredit (credit memo),
yang mengotorisasi kredit atas rekening pelanggan. Jika kerusakan barang tersebut
sedikit, pelanggan mangkin setuju untuk menerimanya dengan pengurangan harga
Pada kasus semacam ini, manajer akan menerbitkan sebuah memo kredit untuk
merefleksikan jumlah yang harus dikaredit ke rekening pelanggan, Sebuah salinan
memo kredit dikirim ke piutang untuk mengotorihas penyesuaian terhadap saldo
rekening pelanggan salinan lainnya dikirimkan ke pelanggan.
Setelah beberapa kali upaya untuk menagih pembayaran mengalami kegagalan,
mungkin perlu dilakukan penghapusan rekening pelanggan. Pada kasus tersebut,
manajer kredit menerbitkan sebuah memo kredit untuk mengotorisasi penghapusan
tersebut. Meskipun demikian, tidak seperti kam kasus yang melibatkan barang yang
rusak atau diretut, sebuah salinan memo kredit digunaan untuk mengotori
perghapusan alas sebuah rekening yang tidak dikirimkan ke pelanggan.

4. Penagihan kas
Salah satu cara untuk melakukan penagihan kas ini adalah pelanggan yang mengirimkan
pembayaran langsung ke perusahaan dengan menggunakan perangkat lunak Remote
Deposit Capture untuk memindai cek pelanggan dan kemudian mentransmisikan sebuah
file digital yang dienkripsi ke bank. Dengan melakukan hal tersebut, dapat
mengeliminasi waktu dan biaya untuk melakukan setoran fisik ke bank.
Cara lain untuk mempercepat pemrosesan pembayaran pelanggan melibatkan
penggunaan sebuah pengaturan peti uang dengan sebuah bank. Peti uang (lockbox)
adalah sebuah alamat pos yang dituju oleh pelanggan ketika mereka mengirimkan
uangnya.
Teknologi informasi dapat menyediakan efisiensi tambahan dalam penggunaan peti
uang. Dalam sebuah pengaturan peti uang elektronik (electronic lockbox), bank secara
elektronis mengirimkan informasi pada perusahaan mengenai nomor rekening
pelanggan dan jumlah yang dikirimkan segera setelah bank menerima dan memindai
cek-cek tersebut. Metode ini memungkinkan perusahaan untuk mulai menerapkan
pengiriman uang ke rekening pelanggan sebelum fotokopi cek diterima perusahaan.

8
Pengaturan peti uang meskipun demikian, hanya dapat mengeliminasi penundaan yang
terkait dengan pemrosesan internal kiriman uang yang dikirimkan secara langsung ke
perusahaan. Dengan electronic funds transfer (EFT-transfer dana elektronik), pelanggan
dapat mengirim kiriman uangnya secara elektronik ke bank perusahaan dan dengan
demikian mengeliminasi penundaan yang terkait dengan waktu pembayaran di dalam
sistem surat. EFT juga mengurangi ketertinggalan waktu sebelum bank membuat dann
yang disetorkan tersedia untuk perusahaan. EFT biasanya dicapai melalui jaringan
Automated Clearing House (ACH) sistem perbankan.
Meskipun demikian, EFT hanya melibatkan transfer dana. Untuk mengkredit rekening
pelanggan secara benar, perusahaan juga perlu dana tambahan untuk tiap-tiap
pengiriman uang, seperti nomor faktur dan diskon yang diambil. Meskipun setiap bank
dapat melakukan EFT melalui sistem ACH, tidak setiap bank memiliki kemampuan EDI
yang diperlukan untuk mengolah data pengiriman uang yang terkait.

Financial electronic data interchange (FEDI) mengatasi masalah tersebut dengan


mengintegrasikan pertukaran dana (EFT) dengan pertukaran data pengiriman uang
(EDI). Pelanggan mengirimkan baik data pengiriman uang maupun instruksi transfer
dana secara bersamaan. Sama halnya, penjual menerima kedua potongan informasi
secara bersamaan. Jadi, FEDI melengkapi otomatisasi kedua proses penagihan dan
penerimaan kas. Meskipun demikian, untuk mendapatkan sepenuhnya manfaat dari
FEDI, baik perusahaan penjual maupun pelanggannya perlu menggunakan bank yang
mampu menyediakan layanan EDI.

E. Fungsi Yang Terkait Dalam Siklus Pendapatan


Terdapat beberapa fungsi yang terkait dalam siklus pendapatan terdiri dari:
1. Fungsi Penjualan.
Dalam transaksi penjualan, fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima surat order
dari pembeli, mengedit order dari pelanggan untuk menambahkan informasi yang belum
ada pada surat order tersebut (seperti spesifikasi barang dan rute pengiriman), meminta
otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dan dari gudang mana barang akan
dikirim, dan mengisi surat pengiriman. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk
membuat “back order” pada saat diketahui tidak tersedianya persediaan untuk
memenuhi order dari pelanggan. Fungsi ini berada di tangan Bagian Order Penjualan.

2. Fungsi Kredit.
Fungsi ini bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan
otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan. Karena sebagian besar penjualan yang
terjadi dalam perusahaan adalah penjualan kredit, maka sebelum order dari pelanggan
dipenuhi, harus lebih dahulu diperoleh otorisasi penjualan kredit dari fungsi kredit. Jika
penolakan pemberian kredit seringkali terjadi, pengecekan status kredit perlu dilakukan

9
sebelum fungsi penjualan mengisi surat order penjualan. Untuk mempercepat pelayanan
kepada pelanggan, surat order pengiriman dikirim langsung ke fungsi pengiriman
sebelum fungsi penjualan memperoleh otorisasi kredit dari fungsi kredit. Namun,
tembusan kredit harus dikirimkan ke fungsi kredit untuk mendapatkan persetujuan kredit
dari fungsi tersebut. Dalam hal otorisasi kredit tidak dapat diberikan, fungsi penjualan
memberitahu fungsi pengiriman untuk membatalkan pengiriman barang kepada
pelanggan. Fungsi ini berada di tangan Bagian Kredit.

3. Fungsi Gudang.
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan barang yang
dipesan oleh pelanggan, serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman. Fungsi ini
berada di tangan Bagian Gudang.

4. Fungsi Pengiriman.
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order
pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan. Fungsi ini bertanggung jawab untuk
menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari perusahaan tanpa ada otorisasi dari
yang berwenang. Otorisasi ini dapat berupa surat order pengiriman yang telah
ditandatangani oleh fungsi penjualan, memo debit yang ditandatangani oleh fungsi
pembelian untuk barang yang dikirimkan kembali kepada pemasok (retur pembelian),
surat perintah kerja dari fungsi produksi mengenai penjualan/ pembuangan aktiva tetap
yang sudah tidak dipakai lagi. Fungsi ini berada di tangan Bagian Pengiriman.

5. Fungsi Penagihan.
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada
pelanggan, serta menyediakan salinan faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi
penjualan oleh fungsi akuntansi. Fungsi ini berada di tangan Bagian Penagihan.

6. Fungsi Akuntansi.
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi
penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada para
debitur, serta membuat laporan penjualan. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk
mencatat harga pokok persediaan yang dijual ke dalam kartu persediaan. Fungsi ini
berada di tangan Bagian Piutang (sebagai penyelenggara kartu piutang), Bagian Jurnal
(sebagai penyelenggara jurnal penjualan dan pembuatan laporan penjualan), dan Bagian
Kartu Persediaan (sebagai penyelenggara kartu persediaan).

F. Dokumen Yang Digunakan Dalam Siklus Pendapatan


Ada beberapa dokumen yang digunakan dalam siklus pendapatan antara lain adalah:

10
1. Surat order pengiriman dan tembusannya
Surat order pengiriman merupakan dokumen pokok untuk memproses penjualan kredit
kepada pelanggan. Berbagai tembusan surat order pengiriman terdiri dari:
 Surat Order Pengiriman
 Tembusan Kredit (Credit Copy)
 Surat Pengakuan (Acknowledgement Copy)
 Surat Muat (Bill of Lading)
 Slip Pembungkus (Packing Slip)
 Tembusan Gudang (Warehouse Copy)
 Arsip Pengendalian Pengiriman (Sales Order Follow-up Copy)
 Arsip Indeks Silang (Cross-index File Copy)

2. Faktur dan tembusannya


Faktur penjualan merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk mencatat
timbulnya piutang. Berbagai tembusan dari faktur penjualan terdiri dari:
 Faktur Penjualan (Customer’s Copies)
 Tembusan Piutang (Account Receivable Copy)
 Tembusan Jurnal Penjualan (Sales Journal Copy)
 Tembusan Analisis (Analysis Copy)
 Tembusan Wiraniaga (Salesperson Copy)

3. Rekapitulasi harga pokok penjualan


Rekapitulasi harga pokok penjualan merupakan dokumen pendukung yang digunakan
untuk menghitung total harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi
tertentu. Data yang dicantumkan dalam rekapitulasi harga pokok penjualan berasal dari
kartu persediaan. Secara periodik harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu
tertentu dihitung dalam harga pokok penjualan dan kemudian dibuatkan dokumen
sumber berupa bukti memorial untuk mencatat harga pokok produk ysng dijual dalam
periode akuntansi tertentu.

4. Bukti memorial.
Bukti memorial merupakan dokumen sumber untuk dasar pencatatan ke dalam jurnal
umum. Dalam sistem penjualan kredit, bukti memorial merupakan dokumen sumber
untuk mencatat harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu.

G. Catatan Akuntansi Yang Digunakan Dalam Siklus Pendapatan


1. Jurnal Penjualan.
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan, baik secara tunai
maupun kredit. Jika perusahaan menjual beberapa macam produk dan manajemen

11
memerlukan informasi penjualan menurut jenis produk, dalam jurnal penjualan dapat
disediakan kolom-kolom untuk mencatat penjualan menurut jenis produk tertentu.

2. Kartu Piutang.
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi piutang
perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya.

3. Kartu Persediaan.
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi setiap jenis
persediaan

4. Kartu Gudang.
Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan
fisik barang yang disimpan di gudang. e. Jurnal Umum. Catatan akuntansi ini digunakan
untuk mencatat harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu.

H. Aktivitas Siklus Pendapatan Menggunakan Sistem Informasi


Siklus pendapatan terdiri dari empat aktivitas dasar. Keempat aktivitas dasar bisnis yaitu
entri pesanan penjualan (sales order entry), pengiriman (shipping), penagihan (billing), dan
penagihan kas (cash collections).
1. Entri Pesanan Penjualan (Sales Order Entry)
Proses entri pesanan penjualan mencakup tiga tahap. Ketiga tahap tersebut adalah
mengambil pesanan dari pelanggan, memeriksa dan menyetujui kredit pelanggan, serta
memeriksa ketersediaan persediaan.Selain itu, proses entri pesanan juga memasukkan
kegiatan terkait yang mungkin ditangani oleh bagian pesanan penjualan ataupun oleh
departemen terpisah untuk pelayanan pelanggan yaitu menjawab pertanyaan pelanggan.

12
2. Pengiriman (Shipping)
Proses pengiriman mencakup dua tahap yang dapat dilihat pada gambar.Kedua tahap
dalam proses pengiriman adalah mengambil dan mengepak pesanan dan mengirim
pesanan tersebut. Departemen bagian penggudangan dan pengiriman yang melakukan
aktivitas tersebut.

3. Penagihan (Billing)
Aktivitas dasar ketiga siklus pendapatan melibatkan penagihan ke para pelanggan dan
memelihara data piutang usaha. Gambar menunjukkan penagihan dan pembaruan piutang
usaha sebagai proses terpisah dan keduanya dilakukan oleh dua fungsi terpisah dalam
departemen akuntansi.

13
4. Penagihan Kas (Cash Collections)
Penagihan yang akurat dan tepat waktu atas barang dagangan yang dikirimkan adalah hal
yang penting.Aktivitas penagihan hanyalah aktivitas pemrosesan informasi yang
mengemas ulang serta meringkas informasi dari entri pesanan penjualan dan aktivitas
pengiriman.Aktivitas ini membutuhkan informasi dari departemen pengiriman yang
mengidentifikasi barang dan jumlah yang dikirm, serta informasi mengenai harga dan
syarat khusus penjualan lainnya dari departemen penjualan.

I. Ancaman dan Pengendalian Siklus Pendapatan Sistem Informasi Akuntansi

AKTIVITAS ANCAMAN PENGENDALIAN


Masalah-masalah 1. Data induk yang tidak akurat atau tidak 1.1. Pengendalian integritas pemosesan
umum di dalam siklus valid data
pendapatan 1.2. Pembatasan akses ke data induk
1.3. Tinjauan atas seluruh perubahan
terhadap data induk
2. Pengungkapan yang tidak diotorisasi atas 2.1. Pengenalan akses
informasi sensitive 2.2. Enskripsi
3. Kehilangan atau penghancuran data 3.1. Backup dan prosedur pemulihan
bencana
4. Kinerja buruk 4.1. Laporan manajerial
Entri pesanan 5. Pesanan yang tidak lengkap/tidak akurat 5.1. Pengendalian edit entri data
penjualan 5.2. Pembatasan akses ke data induk
6. Pesanan yang tidak valid 6.1. Tanda tangan digital atau tanda tangan
tertulis
7. Piutang yang tidak tertagih 7.1. Batas kredit
7.2. Otorisasi spesifik untuk meryetujui

14
penjualan kepada para pelanggan baru
atau penjualan yang melebihi batas
kredit seorang pelanggan
7.3. Penuaan piutang
8. Kehabisan stok atau kelebihan 8.1. Sistem pengendalian persediaan
persediaan perpetual
8.2. Penggunaan kade batang (bar code)
atau RFID
8.3. Pelatihan
8.4. Perhitungan fisik persediaan secara
periodic
8.5. Prediksi penjualan dan laporan
aktivitas
9. Kehilangan pelanggan 9.1. Sistem CRM, situs swadaya, dan
evaluasi yang tepat atas peringkat
layanan pelanggan
Pengiriman 10. Memilih barang yang salah atau 10.1.Teknologi kode batang dan RFID
kuantitas yang salah 10.2.Rekonsiliasi daftar pemilihan untuk
detail pesanan penjualan
11. Pencurian persediaan 11.1.Pembatasan akses fisik ke persediaan
11.2.Dokumentasi seluruh transfer
persedian
11.3.Teknologi RFID dan kode batang
11.4.Perhitungan fisik persediaan secara
periodik dan rekonsiliasi terhadap
kuantitas tercatat
12. Kesalahan pengiriman (penundaan atau 12.1.Rekonsiliasi dokumen pengiriman
kegagalan untuk mengirim kuantitas dengan pesanan penjualan, daftar
yang salah, barang yang salah, alamat pemilihan dan slip pengepakan
yang salah, duplikasi) 12.2. Menggunakan system RFID untuk
mengidentifikasi penundaan
12.3.Entri data melalui pemindai kode
batang dan RFID
12.4.Pengendalian edit entri data (jka data
pengiriman dimasukkan ke terminal)
12.5.Konfigurasi sistem ERP untuk
mencegah pengiriman duplikat
Penagihan 13. Kegagalan untuk menagih 13.1.Pemisahan fungsi penagihan dan
pengiriman
13.2.Rekonsiliasi secara periodik atas
faktur dengan pesanan penjualan,

15
kartu pengambilan dan dokumen
pengiriman
14. Kesalahan penagihan 14.1.Konfigurasi system untuk
memasukkan data harga secara
otomatis.
14.2.Pembatasan akses ke data induk harga
14.3.Pengendalian edit entri data
14.4.Rekonsiliasi dokumen pengiriman
(kartu pengambilan, bill of lading, dan
daftar pengepakan) untuk pesanan
penjualan
15. Kesalahan posting dalam piutang 15.1.Pengendalian entri data
15.2.Rekonsiliasi total batch
15.3.Pengiriman laporan bulanan kepada
para pelanggan
15.4.Rekonsiliasi buku pembantu piutang
di buku besar umum
16. Memo kredit yang tidak akurat atau tidak 16.1.Pemisahan tugas otorisasi memo
valid kredit baik dari entri pesanan
penjualan maupun pemeliharaan
rekening pelanggan
16.2.Konfigurasi sistem untuk memblokir
memo kredit kecuali ada dokumentasi
yang sesuai dengan pengembalian
barang rusak atau otorisasi yang
spesifik oleh manajemen
Penerimaan Kas 17. Pencurian Kas 17.1.Pemisahan tugas-orang yang
menangani (setoran) pembayaran dan
para pelanggan seharusnya tidak
a. Memposting pengiriman uang ke
rekening pelanggan
b. Membuat atau mengotorisasi
memo kredit
c. Merekonsiliasi rekening bank
17.2.Penggunaan EFT, FEDI, dan peti
uang (lockbox) untuk meminimalkan
penanganan pembayaran pelanggan
oleh pegawai
17.3.Mendapatkan dan menggunakan
sebuah UPIC untuk menerima
pembayaran EFT dan FEDI dari para

16
pelanggan
17.4.Segera setelah membuka surat
membuat daftar seluruh pembayaran
pelanggan yang diterima
17.5.Persetujuan yang segera dan terbatas
atas seluruh pengecekan pelanggan
17.6.Memiliki dua orang yang membuka
seluruh surat yang mungkin berisi
pembayaran pelanggan
17.7.Penggunaan mesin kasir
17.8.Setoran harian dari seluruh
penerimaan kas
18. Masalah Arus Kas 18.1.Pengaturan peti uang, EFT, atau kartu
kredit
18.2.Diskon atas pembayaran segera dari
pelanggan
18.3.Anggaran arus kas

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sikus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi
terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih
kas sebagai pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut.
Konsep siklus pendapatan terdiri atas 3 yaitu: Sales order processing, Sales return
procedures dan Cash receipts processe. Aktivitas dasar siklus pendapatan adalah pesanan
penjualan, pengiriman, penagihan, dan penerimaan kas.
Fungsi yang terkait dalam siklus pendapatan yaitu, fungsi penjualan, fungsi kredit, fungsi
gudang, fungsi pengiriman, fungsi penagihan dan fungsi akuntansi. Serta dalam siklus

17
pendapatan terdapat berbagai ancaman bagi perusahaan dan juga pengendalian yang dapat
dilakukan perusahaan untuk mencegah ancaman tersebut.

B. Saran
Diharapkan kritik dan saran yang membangun penulis dalam memperbaiki makalah ini dan
semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan yang baik

DAFTAR PUSTAKA
Akuntansi News. (2013, Oktober 4). Siklus Pendapatan. Retrieved April 4, 2021, from akuntansi
sangat mudah: http://akuntansisangatmudah.blogspot.com/

Efendi, I. (2012, November 27). Siklus pendapatan. Retrieved April 04, 2021, from ilfen:
http://ilfen.blogspot.com/

Hendarti, H. (2014, Mei 9). Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan. Retrieved April 4,
2021, from Binus University School of Information Systems: https://sis.binus.ac.id/

18
Marifati, I. S., & Ubaidillah. (2019, Juni). Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan Pada
Usaha Bengkel Budi Barokah Sokaraja. IJSE – Indonesian Journal on Software
Engineering, 5(1), 44-51.

Puspitawati, A. (2015). Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Putri, D. (2015, Desember 8). Siklus Pendapatan dalam Sistem Informasi Akuntansi. Retrieved
April 4, 2021, from dhoraputriee: http://dhoraputriee.blogspot.com/

Romney, M. B., & Steinbart, P. J. (2016). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Tresnawati, I. A., Sabijono, H., & Manossoh, H. (2017, Juni). Evaluasi Sistem Informasi
Akuntansi Siklus Pendapatan Pada PT. Manado Sejati Perkasa. EMBA, 5(2), 1163-1170.

19

Anda mungkin juga menyukai